Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tenaga kesehatan sebagai bagian internal dan pembangunan


kesehatan secara nasional adalah salah satu elemen penting dalam mewujudkan
masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan telah ditetapkan misi dan strategi
yang meliputi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk swasta dan
masyarakat, melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, menjamin
ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.
Dalam rangka mempersiapkan tenaga bidan yang terampil dan bermutu
dalam melaksanakan tugas seperti yang diharapkan maka perlu kiranya memberi
kesempatan serta pengalaman yang terarah dan terpadu kepada mahasiswa
Kebidanan tidak hanya di Rumah Sakit tetapi juga di Puskesmas maupun di
masyarakat.
Praktik Kebidanan Lapangan adalah pengalaman ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) melalui metode ilmiah langsung kepada masyarakat yang
membutuhkan, dalam upaya mensukseskan program kesehatan dan
mengembangkan kompetensi yang telah dikuasai di bangku kuliah yang
dilaksanakan secara bersama. PKL menuntun mahasiswa menerapkan pola kerja
interdisiplin dan terpadu yang dilandasi upaya penanggulangan masalah kesehatan
yang ada di masyarakat. Dalam hal ini praktik kerja lapangan komunitas
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem program pembelajaran serta
merupakan wadah yang tepat untuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan
keterampilan (KAP) yang diperoleh pada Proses Belajar Mengajar. Praktek Kerja
Lapangan ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melaksanakan
pelayanan kebidanan secara aktif, akurat dan aman dibawah bimbingan.
Praktik Kebidanan Lapangan Komunitas ini merupakan kesempatan bagi
peserta didik untuk menerapkan seluruh teori-teori yang telah didapat seperti :
konsep Kebidanan Komunitas serta masalah dan alternatif pemecahannya dengan
memperhatikan sosial budaya setempat yang berfokus pada upaya promotif,

1
preventif, deteksi dini dan rujukan sepanjang daur kehidupan wanita serta
berorientasi pada pemberdayaan masyarakat dalam memberikan pelayanan
kebidanan dengan didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Adapun masalah-masalah yang terdapat di RT 13 Rawa Makmur Permai
yang telah dianalisa yaitu 55,6% ditemukan penderita hipertensi yang tidak
berobat secara teratur saat dilakukan survey, kebiasaan masyarakat merokok yaitu
55,5% dan 98,1% kurangnya kepatuhan masyarakat dalam mematuhi protokol
kesehatan dan PUS yang tidak akseptor KB 50%.
Pendidikan tenaga kesehatan mempunyai misi antara lain meningkatkan
mutu lulusan tenaga kesehatan, mutu institusi pendidikan tenaga kesehatan dan
meningkatkan kemitraan serta kemandirian institusi dalam melaksanakan
pendidikan tenaga kesehatan Undang-Undang 12 Tahun 2012 tentang pendidikan
tinggi, yang tujuan pendidikan dimaksud adalah menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemmampuan akademik dan profesional yang
dapat menrapkan mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, teknilogi dan keseniqan.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembengunan sumber
daya, sebagai intervensi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara ekonomis.
Berdasarkan uraian diatas Poltekkes memandang perlu untuk
melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa jurusan
Kebidanan untuk membantu mengatasi berbagai permasalahan kesehatan sesuai
dengan spesifikasi.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu sehingga dapat membantu
masyarakat menemukan dan memecahkan masalah kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pendataan Indeks Keluarga Sehat

2
b. Mahasiswa mampu menganalisis pendataan Indeks Keluarga Sehat
c. Mahasiswa mampu melakukan intervensi kepada individu, keluarga dan
komunitas
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi kepada individu, keluarga dan
komunitas sesuai dengan permasalahan yang ada
e. Mahasiswa mampu mendokumentasikan setiap tindakan kesehatan yang
diberikan kepada masyarakat
f. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan komunitas

C. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Komunitas dilakukan pada tanggal 22 Maret
2021-10 April 2021.

D. Lokasi
Lokasi kegiatan PKL Komunitas di RT.13 Kelurahan Rawa Makmur Permai Kota
Bengkulu.

3
BAB II

HASIL PENGUMPULAN DATA

A. Hasil Pengkajian Data Umum


1. Penelusuran Sejarah Wilayah
Sejarah terbentuknya RT di wilayah Rawa Makmur dimulai dengan
nama Talang Tinggal sebelum tahun 1970, kemudian setelah tahun 1970-an
diberi nama Jl.Baru selama 2-3 tahun dan diubah kembali namanya menjadi
Rawa Makmur hingga tahun-tahun berikutnya Rawa Makmur menjadi
berkembang sehingga perlu dipecah bagian wilayah menjadi 2 yaitu Rawa
Makmur dari bagian jembatan sampai Jl.Bandaraya dan Rawa Makmur Permai
mulai dari Jl.Bandaraya sampai ke bagian SPBU. Di wilayah Jl. Kalimantan
terbagi kembali menjadi beberapa gang yang diberi nama Jl.Merpati disetiap
gangnya, mulai dari Jl.Merpati 2 sampai Jl.Merpati 24. Di kelurahan Rawa
Makmur Permai terbagi menjadi 5 RW dan 15 RT. RT 13 berada di RW 04
terletak di Jl.Merpati 24 Kelurahan Rawa Makmur Permai Kecamatan Muara
Bangkahulu Kota Bengkulu.

2. Gambaran Geografis

Luas wilayah Keadaan geografi RT 13 Rawa Makmur Permai mempunyai batas


sebagai berikut:
Sebelah Utara : Perbatasan dengan Kandang Limun
Sebelah Selatan : Perbatasan dengan RT. 12
Sebelah Timur : Perbatasan dengan RT. 8
Sebelah Barat : Perbatasan dengan Jl. Kalimantan

4
3. Gambaran Demografis
RT 13 Rawa Makmur Permai mempunyai penduduk sebanyak 209 jiwa
dengan jumlah KK sebanyak 54 KK. Dan terdiri dari 24 KK PUS, terdiri dari
100 jiwa laki-laki dan 109 jiwa perempuan.

No Jenis Pekerjaan Jumlah % KET

1. PNS/TNI/BUMN/BUMD 27 31
2. Pegawai swasta 17 19,5
3. Wiraswasta/pedagang/jasa 22 25,3
4. Petani 5 5,7
5. Nelayan 0 0
6. Buruh 10 11,5
7. Lainnya 6 6,9
8. Jumlah 87 100

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar


pekerjaan masyarakat RT 13 adalah Pegawai Negeri Sipil yaitu 27 orang (31%).

5
4. Gambaran, Fasilitas Sarana dan Prasarana Umum
RT 13 Rawa Makmur Permai mempunyai :
a. Sarana pendidikan :-
b. Sarana ibadah : Mesjid/mushala 1 buah
c. Sarana kesehatan : PMB 1 buah

5. Kalender Musim Tahun 2020

Masalah /
Keadaan / Pancaroba Kemarau Hujan
Kegiatan
Jan Fe Mar Apr Mei Ju Ju Ags Sept Ok Nov Des
b n l t
Kesehatan ♦♦♦ ♦♦♦ ♦♦♦                 ♦♦♦
Terganggu
Masa Panen       ♦♦♦       ♦♦♦        ♦♦♦ 

Banjir

Penyakit                        
Malaria
Penyakit                     ♦♦♦ ♦♦♦ 
Diare
Penyakit                        
Campak
Kekuranga                        
n Pangan
Kekuranga                        
n Air

Keterangan:
- : Tidak Ada
♦ : Sedikit
♦♦ : Sedang
♦♦♦ : Banyak

6
6. Bagan Perubahan dan Kecenderungan

Fasilitas Kesehatan 1980-1990 1991-2000 2001-2010 2011-sekarang

Dukun Bayi ♦♦♦ ♦♦ - -


Dukun Patah Tulang ♦ - - -
Bidan ♦♦ ♦♦ ♦♦♦
Puskesmas Pembantu - - - -
Puskesmas - - ♦♦
Dokter Praktik - - - ♦♦
Keterangan:
- : Tidak Ada
♦ : Sedikit
♦♦ : Sedang
♦♦♦ : Banyak

7. Bagan Lembaga Wilayah

Posyandu

Ketua RT Masyarakat RT.13

Bidan

7
8. Rangking/Peringkat Kesejahteraan

Indikator Mampu Sederhana Tidak Analisis


Mampu
Pendapatan 39 15 Peringkat kesejahteraan
berdasarkan indikator
pendapatan yang termasuk ke
dalam kategori mampu
sebanyak 39 keluarga (71,7%)
dan kategori sederhana
sebanyak 15 keluarga (28,3%)
Rumah 39 13 2 Peringkat kesejahteraan
berdasarkan indikator rumah
yang termasuk ke dalam
kategori mampu sebanyak 39
keluarga (71,7%), kategori
sederhana sebanyak 13
keluarga (24,5%), dan tidak
mampu 2 keluarga (3,8%)
Pendidikan 39 13 2 Peringkat kesejahteraan
berdasarkan indikator
pendidikan yang termasuk ke
dalam kategori mampu
sebanyak 39 keluarga
(71,7%), kategori sederhana
sebanyak 13 keluarga
(24,5%), dan tidak mampu 2
keluarga (3,8%)
Sarana 54 Peringkat kesejahteraan
Transportasi berdasarkan indikator sarana
transportasi yang termasuk ke
dalam kategori mampu yaitu
semua keluarga sebanyak 54
keluarga (100%)

8
9. Hasil Pengkajian Data Dasar
2.1 Distribusi Keluarga Sehat
DATA PENGAMATAN Jumlah
(jumlahkan
N KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54 saja
PARAMETER
O Nominal)
ΣNomina ΣNomina ΣNomina ΣNomina
% % % %
l l l l
INDEKS KELUARGA SEHAT
Jumlah KK Yang diamati 13 KK 14 KK 13 KK 13 KK  
13,
1 Keluarga mengikuti KB 1 20 4 57,1 5 71 2 12
4
2 Ibu bersalin di faskes 0 0 1 100 0 0 1 100 2
Bayi mendapat imunisasi
3 0 0 1 100 0 0 1 100 2
dasar lengkap
Bayi diberi ASI eksklusif
4 0 0 1 100 0 0 1 100 2
selama 6 bulan
Balita yang pertumbuhannya
5 1 100 3 100 5 100 2 100 11
dipantau tiap bulan
Penderita TB Paru berobat
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sesuai standar
Penderita hipertensi berobat
7 1 25 1 50 1 33,3 1 50 4
teratur
Gangguan jiwa berat yang
8 0 0 0 0 0 0 0 0 0
diobati / tidak ditelantarkan
53,
9 Keluarga yang tidak merokok 5 38,5 7 50 5 38 6 24
9
Keluarga memiliki/memakai
10 13 100 14 100 13 100 14 100 54
air bersih
Keluarga memiliki/memakai
11 13 100 14 100 13 100 14 100 54
jamban sehat
Sekeluarga menjadi anggota 92,
12 12 92,3 14 100 10 77 13 48
JKN/askes 3

2.2 Distribusi Penilaian Keluarga Sehat

Jumlah
(jumlahkan
DATA PENGAMATAN
NO PARAMETER saja
Nominal)
KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54
ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %
INDEKS KELUARGA SEHAT
∑ Keluarga yang
13 termasuk kategori 5 38,5 6 42,9 6 46 3 15,4 20
keluarga sehat
14 ∑ Keluarga yang 8 61,5 8 57,1 7 54 10 76,9 33

9
termasuk kategori
keluarga pra sehat
∑ Keluarga yang
termasuk kategori
15 0 0 0 0 0 0 1 7,7 1
keluarga tidak
sehat

2.3 Distribusi Upaya Pelayanan Kesehatan

Jumlah
(jumlahkan
DATA PENGAMATAN
saja
NO PARAMETER
Nominal)
KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54
ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
Distribusi Penduduk
yang belum 0, 0,
1 5 15 15 23 17 38 52
mengetahui 1 3
Golongan Darah

2.4 Distribusi Frekuensi Kehamilan

DATA PENGAMATAN Jumlah


(jumlahka
N KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54 n saja
PARAMETER
O Nominal)
ΣNomin ΣNomin ΣNomi ΣNomin
% % % %
al al nal al
KEHAMILAN
2 ∑ Ibu hamil :  0 orang  0 orang  0 orang 1 orang 1
3 Distribusi ibu hamil
berdasarkan frekuensi                  
kehamilan :
a. 1  0 0  0  0  0  0  0  0  0
b
2  0  0  0  0  0 0  1 100 1
.
c. 3  0 0  0  0   0 0   0  0 0
d
lebih dari 3  0  0  0  0  0  0  0 0  0
.
4 Distribusi ibu hamil
berdasarkan frekuensi                  
partus / melahirkan
a. 1  0 0  0  0  0  0  1 100 1
b 2  0 0  0   0  0 0   0 0  0

10
.
c. 3  0 0   0  0 0   0 0  0  0
d
lebih dari 3 0   0 0  0   0 0   0 0  0
.
5 Distribusi ibu hamil
berdasarkan frekuensi                  
kejadian abortus :
a. 1 0  0   0  0  0  0 0  0  0
b. 2  0 0 0  0  0   0 0   0 0
c. 3 0  0  0  0  0  0  0  0 0
d. lebih dari 3  0 0   0  0  0 0   0  0 0
6 Distribusi ibu hamil
berdasarkan usia                  
kehamilan
a. < 20 th 0  0   0 0   0 0   0 0  0
b. 20 – 35 thn  0  0  0  0  0  0 1 100 1
c. Lebih dari 35 thn  0  0 0   0 0   0 0   0 0
7 Distribusi frekuensi ibu
hamil berdasarkan
                 
tempat pemeriksaan
kesehatan selama hamil :
a. Nakes  0 0   0  0  0  0 1 100 1
b. Dukun  0  0  0  0  0  0  0  0 0
8 Distribusi frekuensi ibu
hamil berdasarkan
                 
frekuensi pemeriksaan
kehamilan
a Trisemester I                  
. 1) 1 kali  0  0 0   0 0   0  0  0 0
2) 2 kali  0  0  0  0  0  0 0   0 0
3) 3 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
4) 4 kali  0  0  0  0  0  0 1 100 1
5) Lebih dari 4 kali  0 0   0 0   0 0   0 0  0
b Trisemester II                  
. 1) 1 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
2) 2 kali  0  0 0   0  0  0  0  0 0
3) 3 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
4) 4 kali  0  0  0  0  0  0 1 100 1
5) Lebih dari 4 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
c Trisemester III                  
. 1) 1 kali 0   0 0   0 0   0 1 100 1
2) 2 kali  0  0  0  0  0  0 0   0 0
3) 3 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
4) 4 kali  0  0  0  0  0  0  0  0 0
5) Lebih dari 4 kali  0 0   0 0   0  0  0  0 0
9 Distribusi Frekuensi Ibu 0  0  0  0   0 0   0 0  0

11
hamil yang mengalami
anemia

2.5 Distribusi Frekuensi Persalinan dan Nifas

Jumlah (jumlahkan
DATA PENGAMATAN
saja Nominal)
NO PARAMETER KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54

ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %


10 Distribusi
frekuensi ibu
bersalin
               
berdasarkan
penolong
persalinan
a. Nakes 0 0  1 100  0 0  1  100 2
b. Dukun  0  0 0 0 0   0  0 0  0

2.6 Distribusi Frekuensi Lansia

DATA PENGAMATAN Jumlah

KK 1-13 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54 (jumlahkan


NO PARAMETER
ΣNomina saja
% ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %
l Nominal)
LANSIA
oran oran
Jumlah LANSIA = 11 5 orang 10 orang 7 33
g g
1 Distribusi frekuensi
2 Lansia berdasarkan
                 
kondisi kesehatan saat
di data :
a. Sehat 8 72,7 3 60 9 90 5 71,4 25
b
Sakit 3 27,3 2 40 1 10 2 28,4 8
.
1 Distribusi frekuensi
3 Lansia berdasarkan
kemampuan                  
pemenuhuan
kebutuhan sehari-hari
a. Mandiri 11 100 5 100 10 100 7 100 33
b
Dibantu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.
1 Distribusi frekuensi
                 
4 Lansia berdasarkan

12
Kepemilikan kartu
KMS lansia :
a. Ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
Tidak ada 11 100 5 100 10 100 7 100 33
.
1 Distribusi frekuensi
5 Lansia berdasarkan
Tempat                  
Memeriksakan
Kesehatan :
a. Puskesmas 6 54,5 2 40 10 100 7 100 25
b
Dokter 5 45,5 3 60 0 0 0 0 8
.
c. Posyandu Lansia 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 Distribusi frekuensi
6 Lansia berdasarkan
                 
Kegiatan social yang
diikuti lansia :
a. Pengajian 4 40 0 0 0 0 0 0 4
b
Arisan 4 40 0 0 0 0 0 0 4
.
c. Olahraga 0 0 0 0 0 0 0 0 0
d
Wirausaha 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.

2.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi

DATA PENGAMATAN Jumlah

KK 1-8 KK 14-27 KK 28-40 KK 41-54 (jumlahkan


NO PARAMETER
ΣNomina saja
ΣNominal % ΣNominal % % ΣNominal % Nominal)
l
STATUS GIZI
1 Distribusi frekuensi
8 berdasarkan komposisi\                  
makanan yang diberikan :
a. Nasi + sayur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b Nasi + lauk (proten
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. hewani/nabati)
c. Nasi + sayur + lauk protein 6 46,2 9 64 2 15,4 1 7,7 18
d Nasi + sayur + lauk protein 92,
7 53,8 5 36 11 84,6 13 36
. + buah 3
1 Distribusi frekuensi
9 berdasarkan tersedianya                  
sayuran dalam menu keluarga
84,
a. Ya 13 100 14 100 13 100 12 52
6
b Tidak 0 0 0 0 0 0 2 15, 2

13
. 4
2 Distribusi frekuensi
0 berdasarkan tersedianya buah                  
dalam menu keluarga
15,
a. Ya 5 38,5 5 36 11 84,6 2 23
4
b 84,
Tidak 8 61,5 9 64 2 15,4 12 31
. 6
2 Distribusi frekuensi
1 berdasarkan tersedianya                  
sayuran setiap kali makan
84,
a. Ya 13 100 14 100 13 100 12 52
6
b 15,
Tidak 0 0 0 0 0 0 2 2
. 4
2 Distribusi frekuensi
2 berdasarkan tersedianya buah                  
setiap kali makan
15,
a. Ya 5 38,5 5 36 5 38,5 2 17
4
b 84,
Tidak 8 61,5 9 64 8 61,5 12 37
. 6

2.8 Distribusi Frekuensi Lingkungan Rumah

Jumlah
(jumlahk
DATA PENGAMATAN an saja
NO PARAMETER Nominal
)
KK 1-13 KK 14-27 KK 27-40 KK 41-54
ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %
LINGKUNGAN PERUMAHAN
1. KOMPONEN RUMAH
rum rum
Σ Responden= 13 14 rumah 13 rumah 14  
ah ah
1 Distribusi frekuensi
berdasarkan kondisi Langit-                  
langit
a. Tidak Ada 2 15 0 0 0 0 0 0 2
Ada, Kotor, Sulit
b
dibersihkan, dan rawan 0 0 2 14 0 0 0 0 2
.
kecelakan
Ada, bersih dan tidak
c. 11 85 12 86 13 100 14 100 50
rawan kecelakaan

14
2 Distribusi frekuensi
                 
berdasarkan kondisi dinding
Bukan tembok (terbuat
a. dari anyaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0
bambu/ilalang)
Semi permanen/setengah
tembok/pasangan batu
b
bata atau batu yang tidak 2 15 0 0 1 8 1 8 4
.
diplester/papan yang tidak
kedap air
Permanen
(tembok/pasangan batu
c. 11 85 14 100 12 92 13 92 50
bata yang diplester) papan
kedap air
3 Distribusi frekuensi
                 
berdasarkan kondisi lantai
a. Tanah 1 8 0 0 0 0 0 0 1
Papan/anyaman bambu
dekat dengan
b. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tanah/plesteran yang retak
dan berdebu
Diplester/ubin/keramik/pa
c. 12 92 14 100 13 100 14 100 53
pan (rumah panggung)
4 Distribusi frekuensi
berdasarkan ada tidaknya                  
jendela kamar
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Ada 13 100 14 100 13 100 14 100 54
5 Distribusi frekuensi
berdasarkan ada tidaknya                  
jendela ruang keluarga
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Ada 13 100 14 100 13 100 14 100 54
6 Distribusi frekuensi
                 
berdasarkan kondisi ventilasi
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0  0   0
Ada, lubang ventilasi
b. dapur < 10% dari luas 2 15 2 14 4 31  0 0  8
lantai
Ada, lubang ventilasi >
c. 11 85 12 86 9 69 14 100 46
10% dari luas lantai
7 Distribusi frekuensi
berdasarkan lubang asap                  
dapur
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ada, lubang ventilasi
b. 2 15 2 14 6 46 1 8 11
dapur < 10% dari luas

15
lantai dapur
Ada, lubang ventilasi
dapur > 10% dari luas
lantai dapur (asap keluar
c. 11 85 12 86 7 54 13 92 43
dengan sempurna) atau
ada exhaust fan atau ada
peralatan lain yang sejenis
8 Distribusi frekuensi
berdasarkan kondisi                  
pencahayaan
Tidak terang, tidak dapat
a. dipergunakan untuk 0 0 0 0 0 0 0 0 0
membaca
Kurang terang, sehingga
b. kurang jelas untuk 1 8 0 0 0 0 0 0 1
membaca dengan normal
Terang dan tidak silau
sehingga dapat digunakan
c. 12 92 14 100 13 100 14 100 53
untuk membaca dengan
normal

2.9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sarana Sanitasi

Jumlah
(jumlahkan
DATA PENGAMATAN
saja
N
PARAMETER Nominal)
O
KK 1-13 KK 14-27 KK 27-40 KK 41-53
ΣNomina
ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % %
l
2. SARANA SANITASI
9 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kondisi
                 
Sarana air bersih
(SGL/SPT/PP/KU/PAH)
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ada, bukan milik sendiri
b
dan tidak memenuhi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
.
syarat kesehatan
Ada, milik sendiri dan
c. tidak memenuhi syarat 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kesehatan
Ada, bukan milik sendiri
d
dan memenuhi syarat 0 0 0 0 1 8 0 0 1
.
kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan 13 100 14 100 12 92 14 100 53

16
memenuhi syarat
kesehatan
10 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kondisi
                 
Jamban (sarana
pembuangan kotoran)
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Ada, bukan leher angsa,
b tidak ada tutup,
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. disalurkan ke
sungai/kolam
Ada, bukan leher angsa,
c. ada tutup, disalurkan ke 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sungai/kolam
d Ada, bukan leher angsa,
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. ada tutup, septi tank
Ada, leher angsa, ada
e. 13 100 14 100 13 100 14 100 54
tutup, septi tank
11 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kondisi
                 
Sarana Pembuangan Air
Limbah (SPAL)
Tidak ada, sehingga
a. tergenang tidak teratur 0 0 0 0 0 0 0 0 0
di halaman
Ada, diresapkan tetapi
b mencemari sumber air
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. (jarak dengan sumber air
< 10 m)
Ada, dialirkan ke
c. 1 8 0 0 0 0 0 0 1
selokan terbuka
Ada, diresapkan dan
d tidak mencemari sumber
12 92 14 100 13 100 14 100 53
. air (jarak dengan sumber
air > 10 m)
Ada, dialirkan ke
selokan tertutup (saluran
e. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
kota) untuk diolah lebih
lanjut
12 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kondisi
                 
Sarana Pembuangan
Sampah / Tempat Sampah
a. Tidak ada 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b Ada, tetapi tidak kedap
0 0 0 0 0 0 0 0 0
. air dan tidak ada tutup
c. Ada, kedap air dan tidak 1 8 0 0 0 0 14 100 15
bertutup

17
d Ada, kedap air dan
12 92 14 100 13 100 0 0 39
. bertutup

2.10 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perilaku

DATA PENGAMATAN Jumlah


(jumlahkan
N
PARAMETER KK 1-13 KK 14-27 KK 27-40 KK 41-53 saja
O
Nominal)
ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal % ΣNominal %
3. Perilaku
13 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kebiasaan
                 
Membuka Jendela
Kamar Tidur
a. Tidak pernah dibuka 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Kadang-kadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10
c. Setiap hari dibuka 13 100 14 13 100 14 100 54
0
14 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kebiasaan
                 
Membuka Jendela
Ruang Keluarga
a. Tidak pernah dibuka 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Kadang-kadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10
c. Setiap hari dibuka 13 100 14 13 100 14 100 54
0
15 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kebiasaan
                 
Membersihkan rumah
dan halaman
a. Tidak pernah 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Kadang-kadang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10
c. Setiap hari 13 100 14 13 100 14 100 54
0
16 Distribusi frekuensi
berdasarkan Kebiasaan
                 
Membuang tinja bayi
dan balita ke jamban
Dibuang ke
a. sungai/kebun/kolam 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sembarangan
Kadang-kadang ke
b. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jamban
Setiap hari dibuang 10
c. 1 100 3 5 100 3 100 12
ke jamban 0
17 Distribusi frekuensi                  
berdasarkan Kebiasaan
Membuang sampah

18
pada tempat sampah
Dibuang ke
a. sungai/kebun/kolam 0 0 0 0 0 0 0 0 0
sembarangan
Kadang-kadang ke
b. 0 0 0 0 0 0 0 0 0
tempat sampah
Setiap hari dibuang 10
c. 13 100 14 13 100 14 100 54
ke tempat sampah 0
2.11 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Rumah Sehat

Jumlah
(jumlahkan
DATA PENGAMATAN
saja
N
PARAMETER Nominal)
O
KK 1-13 KK 14-27 KK 27-40 KK 41-53
ΣNomina ΣNomina ΣNomina
% % % ΣNominal %
l l l
Rumah Sehat
18 Distribusi frekuensi
                 
berdasarkan kategori :
a. Rumah Sehat 11 85 14 100 13 100 14 100 52
b
Rumah Tidak Sehat 2 15 0 0 0 0 0 0 2
.

BAB III

MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS

A. Rumusan Masalah Komunitas


Dari hasil pengolahan data didapatkan masalah-masalah kesehatan yaitu :
1) Resiko terjadinya penambahan jumlah kasus Covid-19 sehubungan dengan
ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan (98,1%)
Jumlah KK yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan 53 dari 54 KK.
2) Resiko terjadinya penyakit gagal ginjal, stroke, kebutaan dan kerusakan hati
sehubungan dengan penyakit hipertensi (55,6%)
Jumlah penduduk yang menderita hipertensi 9 orang dan yang tidak berobat
secara teratur 5 orang dari (55,6%).
3) Resiko terjadinya penyakit paru-paru dan gangguan kardiovaskuler sehubungan
dengan perilaku merokok yang merugikan masyarakat (55,5%)
Jumlah penduduk yang merokok yaitu 30 orang (55,5%)

19
4) Resiko terjadinya penambahan jumlah penduduk sehubungan dengan PUS tidak
akseptor KB (50%)
Jumlah PUS yang tidak akseptor KB yaitu 12 PUS (50%)
5) Penduduk yang belum mengetahui golongan darah 52 orang (24,9%)
6) Keluarga yang tidak menjadi anggota JKN/askes
B. Analisa Masalah
Setelah dilakukan rumusan masalah, maka didapatkan analisa masalah sebagai
berikut

N Masalah Data
o
1 Ketidakpatuhan terhadap protokol Dari 53 KK, 52 KK (98,1%) yang tidak patuh
kesehatan terhadap protokol kesehatan
2 Penderita hipertensi yang tidak berobat Dari 9 orang penderita hipertensi, 5 orang
secara teratur (55,6%) tidak berobat secara teratur
3 Perilaku merokok yang merugikan Keluarga yang merokok sebanyak 30 (55,5%)
masyarakat
4 PUS tidak akseptor KB Dari 24 PUS, 12 PUS (50%) tidak akseptor KB
C. Pohon Masalah

1. Penyakit Paru-Paru
2. Gangguan Kardiovaskuler

1. Gagal Ginjal
2. Stroke
3. Kebutaan dan Kerusakan Hati

1. Penambahan anggota
keluarga dan jumlah
penduduk

1. Penularan COVID-19

20
1. Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan
2. Penderita Hipertensi yang tidak berobat teratur
3. Merokok
4. PUS tidak akseptor KB

1. PUS takut dengan efek


1. Masyarakat kurang
samping KB
memiliki pemahaman
2. PUS kurang tahu jenis KB
tentang COVID-19

1. Kurangnya kepatuhan
penderita hipertensi
untuk meminum obat
secara teratur 1. Kebiasaan
2. Anggapan bahwa
hipertensi merupakan
penyakit biasa dan dapat
sembuh tanpa meminum
D. Prioritas Masalah obat
Setelah dilakukan pembobotan pada semua rumusan masalah maka didapatkan
prioritas masalah sebagai berikut :
No Masalah Kriteria Skore Bobot Nilai Hasil
1 Ketidakpatuhan Sifat masalah 1 2/3 5
terhadap protokol - tidak/ kurang sehat 2
3 6
kesehatan (98,1%) - Ancaman Kesehatan 2
-Krisis atau keadaan 1
Dari 53 KK, 52 KK sejahtera
yang tidak patuh Kemungkinan masalah dapat 2 1
protokol kesehatan diubah
(%) - Dengan Mudah 2
- Hanya Sebagian 1
- Tidak dapat diubah 0
Potensial Masalah dapat 1 2/3
dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- rendah 1
Menonjolnya masalah 1 1/2
- masalah berat harus 2
segera ditangani
- ada masalah, tetapi
tidak perlu 1
penangan segera
- masalah telah
dirasakan 0

21
2 Penderita hipertensi Sifat masalah 1 1 1
yang tidak berobat - tidak/ kurang sehat 3
3 6
secara teratur - Ancaman Kesehatan 2
-Krisis atau keadaan 1
Dari 9 penderita sejahtera
hipertensi, 5 orang
(55,6%) tidak
berobat secara
teratur
Kemungkinan masalah dapat 2 1
diubah
- Dengan Mudah 2
- Hanya Sebagian 1
- Tidak dapat diubah 0

Potensial Masalah dapat 1 2/3


dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- rendah 1
Menonjolnya masalah 1 1/2
- masalah berat harus 2
segera ditangani
- ada masalah, tetapi
tidak perlu 1
penangan segera
- masalah telah
dirasakan 0
3 Perilaku merokok Sifat masalah 1 2/3 5
yang merugikan - tidak/ kurang sehat 2
3 6
masyarakat - Ancaman Kesehatan 2
-Krisis atau keadaan 1
Jumlah penduduk sejahtera
yang merokok 29
orang (54,7%)
Kemungkinan masalah dapat 2 1
diubah
- Dengan Mudah 2
- Hanya Sebagian 1
- Tidak dapat diubah 0

Potensial Masalah dapat 1 2/3


dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- rendah 1
Menonjolnya masalah 1 1/2
- masalah berat harus 2
segera ditangani
- ada masalah, tetapi
tidak perlu 1
penangan segera
- masalah telah
dirasakan 0
4 PUS yang tidak Sifat masalah 1 1/3 3
akseptor KB - tidak/ kurang sehat 2
3 6

22
Jumlah PUS yang - Ancaman Kesehatan 2
tidak akseptor yaitu -Krisis atau keadaan 1
12 PUS (50%) dari sejahtera
24 PUS
Kemungkinan masalah dapat 2 1
diubah
- Dengan Mudah 2
- Hanya Sebagian 1
- Tidak dapat diubah 0
Potensial Masalah dapat 1 2/3
dicegah
- Tinggi 3
- Cukup 2
- rendah 1
Menonjolnya masalah 1 1/2
- masalah berat harus 2
segera ditangani
- ada masalah, tetapi
tidak perlu 1
penangan segera
- masalah telah
dirasakan 0

1. Penderita hipertensi yang tidak berobat secara teratur (55,6%)


1
Skor : 3
6
2. Ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan (98,1%)
5
Skor : 2
6
3. Perilaku merokok yang merugikan masyarakat (55,5%)
5
Skor : 2
6
4. PUS yang tidak akseptor KB (50%)
3
Skor : 2
6

23
BAB IV
PERENCANAAN

A. Tujuan dan Indikator Hasil


1. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi
b. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mematuhi
protokol kesehatan
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bahaya merokok
d. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya KB
2. Indikator Hasil
a. Masyarakat mengetahui pengetahuan tentang hipertensi
b. Masyarakat mengetahui pengetahuan pentingnya mematuhi protokol
kesehatan
c. Masyarakat mengetahui pengetahuan tentang bahaya merokok
d. Bertambahnya jumlah akseptor KB

B. Rencana Kegiatan

24
1. Penyuluhan tentang hipertensi dan pengukuran tekanan darah
2. Pembagian leaflet tentang pentibgnya mematuhi protokol kesehatan
3. Pembagian leaflet tentang PHBS bahaya merokok
4. Penyuluhan tentang KB

25
C. Plain Of Action (POA)

N Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu dan Kriteria Hasil


o Kesehatan Tempat
1 Ditemukan 1. Penyuluhan 1. Meningkatkan Masyarakat Senin, 05  Meningkatkan
penyakit tentang pengetahuan yang April 2021 pengetahuan
hipertensi saat hipertensi masyarakat mengalami Pukul : masyarakat
dilakukan 2. Pengukuran 2. Mengetahui hipertensi 14.00 WIB tentang
survey tekanan tekanan darah hipertensi
(55,6%) darah  Masyarakat
mengetahui
pentingnya
menjaga
tekanan darah
 Pentingnya
berobat secara
teratur untuk
menrunkan
tekanan darah
tinggi.
2 Kurangnya Pembagian Meningkatnya Masyarakat Senin, 05  Masyarakat
kepatuhan leaflet kesadaran RT 13 April 2021 mengetahui
masyarakat tentang masyarakat Pukul : pentingnya
dalam pentingnya dalam 14.00 WIB mematuhi
mematuhi mematuhi mematuhi protokol
protokol protokol protokol kesehatan
kesehatan kesehatan kesehatan  Kesadaran
(98,1%) masyarakat
untuk mematuhi
protocol
kesehatan tinggi
3 Pembagian Masyarakat Masyarakat Selasa, 06  Masyarakat
Kebiasaan leaflet mulai yang April 2021 mengetahui
masyarat tentang mengerti merokok Pukul : bahaya merokok
merokok bahaya bahaya 14.00 WIB  Kesadaran
(55,5%) merokok merokok masyarakat
untuk tisak
merokok lagi

4 Penyuluha Masyarakat PUS yang Selasa, 06  Masyarakat


PUS tidak n tentang mengetahui tidak April 2021 mengetahui
akseptor KB pentingnya pentingnya akseptor Pukul : pentingnya KB
(50%) KB KB KB 14.00 WIB  Bertambahnya
jumlah akseptor
KB

26
27

BAB V
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Tempat Evaluasi


Pukul Dilakukan
1 Senin, 05 April 2021 1. Penyuluhan tentang Rumah a. Evaluasi Struktur :
Pukul : 14.00 WIB hipertensi penderita 1. Peseta
2.Pengukuran tekanan hipertensi Memperhatikan materi
darah penyuluhan tentang
hipertensi dan dilakukan
pengukuran tekanan darah
b. Evaluasi Proses :
1. Peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat
selama kegiatan
berlangsung
2. Peserta berperan aktif
selama kegiatan
berlangsung
3. Peserta dapat bertanya
jawab dengan penyaji
c. Evaluasi hasil :
1. Peserta memahami materi
yang diberikan tentang
hipertensi

2 Senin, 05 April 2021 Pembagian leaflet tentang Rumah a. Evaluasi Struktur :


Pukul : 14.00 WIB pentingnya mematuhi masyarakat 1. Peseta
protokol kesehatan RT 13 Memperhatikan materi
penyuluhan tentang
pentingnya mematuhi
protokol kesehatan.
b. Evaluasi Proses :
1. Peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat
selama kegiatan
berlangsung
2. Peserta berperan aktif
selama kegiatan
berlangsung
3. Peserta dapat bertanya
jawab dengan penyaji
c. Evaluasi hasil :
3 Selasa, 06 April 2021 Rumah a. Evaluasi Struktur :
Pukul : 14.00 WIB Pembagian leaflet tentang masyarakat 1. Peseta
bahaya merokok yang Memperhatikan materi
merokok penyuluhan tentang PHBS
bahaya merokok

27
b. Evaluasi Proses :
1. Peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat
selama kegiatan
berlangsung
2. Peserta berperan aktif
selama kegiatan
berlangsung
3. Peserta dapat bertanya
jawab dengan penyaji
c. Evaluasi hasil :
1. Peserta memahami materi
yang diberikan tentang
bahaya merokok

4 Selasa, 06 April 2021 Rumah a. Evaluasi Struktur :


Pukul : 14.00 WIB Penyuluhan tentang PUS tidak 1. Peseta
pentingnya KB akseptor Memperhatikan materi
KB penyuluhan tentang KB
b. Evaluasi Proses :
1. Peserta tidak ada yang
meninggalkan tempat
selama kegiatan
berlangsung
4. Peserta berperan aktif
selama kegiatan
berlangsung
5. Peserta dapat bertanya
jawab dengan penyaji
c. Evaluasi hasil :
1. Peserta memahami materi
yang diberikan tentang KB

28
BAB VI

RENCANA TINDAK LANJUT

No Masalah Kegiatan Sasaran Waktu DanTempat Penanggung


Jawab
1 Penderita 1. Penyuluhan Masyarakat Senin, 05 April 2021 Mahasiswa
hipertensi yang tentang RT 13 yang Pukul : 14.00 WIB
tidak berobat hipertensi menderita
secara teratur 2. Pengukuran hipertensi
(55,6%) tekanan
darah

2 Ketidakpatuhan Pembagian Masyarakat Senin, 05 April 2021 Mahasiswa


terhadap leaflet tentang RT 13 Pukul : 14.00 WIB
protokol protokol
kesehatan kesehatan
(98,1%)

3 Perilaku Pembagian Masyarakat Selasa, 06 April 2021 Mahasiswa


merokok leaflet tentang RT 13 Pukul : 14.00 WIB
(54,7%) bahaya
merokok

4 PUS yang tidak Penyuluhan PUS yang Selasa, 06 April 2021 Mahasiswa
akseptor KB tentang KB tidak Pukul : 14.00 WIB
(50%) akseptor KB

29
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan Praktik Kerja lapangan (PKL) Komunitas
mahasiswa DIV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu di RT 13 Kelurahan
Rawa Makmur Permai Kota Bengkulu yang berlangsung dari tanggal 22 Maret-
10 April 2021. Berdasarkan data pengkajian kesehatan komunitas RT 13
Kelurahan Rawa Makmur Permai diperoleh beberapa masalah yaitu masih
banyaknya penderita hipertensi yang tidak berobat teratur (55,6%),
ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan (98,1%), perilaku merokok yang
merugikan masyarakat (55,5%) dan PUS yang tidak akseptor KB (50%). Untuk
mengatasi masalah yang ditemukan dalam pengkajian komunitas maka
diperlukan rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan.
Adapun Pelaksanaan kegiatan yang berlangsung adalah :
1. Penyuluhan hipertensi
2. Pembagian leaflet tentang covid-19
3. Pembagian leaflet bahaya merokok
4. Penyuluhan KB

B. Saran
Dalam Pelaksanaan kegiatan PKL Komunitas ini tentunya tidak terlepas dari
interaksi dengan pengelola, pembimbing, tokoh masyarakat, masyarakat,
maupun instansi-instansi terkait untuk itu kami menyimpulkan beberapa saran
yang diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
1. Saran kepada tokoh masyarakat
Kami mengaharapkan sepenuhnnya dari tokoh masyarakat dalam bentuk
kerja sama dan dukungan positif dalam bentu kerja sama dan dukungan
positif dalam setiap kegiatan implementasi yang akan kami laksanakan.
2. Saran Kepada Masyarakat
Pada saat pelaksanaan program diharapkan peran serta masyarakat yang
lebih aktif agar tujuan bersama yang ingin dicapai dapat terwujud

30
sebagaimana yang diharapkan, karena tanpa dukungan masyarakat program
implementasi yang akan dilakukan tidak akan berjalan dengan baik
3. Saran kepada instansi terkait
Kami mengharapkan dukungan sepenuhnya dari instansi terkait dalam
bentuk kerja sama yang baik sehingga program yang dilaksanakan terlaksana 25
dengan baik.

31
L
A
M
P
I
R
A
N

32
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan Indragiri Nomor 03 Padang harapan Kota Bengkulu 38225
Telepon : (0736)341212 Faksimile : (21514 25343)
Website : www.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id , Email :
poltekkes26bengkulu@gmail.com

Bengkulu, 03 April 2021


No :
Perihal : Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Kepada Yth
Bapak/ Ibu
Di Tempat

Assalamualaikum Wr.Wb

Segala Puja dan Puji hanya milik Allah yang memberi Rahmad dan Taufiknya kepada
kita.
Sholawat serta salam kita sampaikan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW ,
beserta sahabatnya, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT, Aamiin.
Bersama ini kami mengundang Bapak/ibu dalam acara Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD)
Yang Insya Allah dilaksanakan pada :

Hari/ Tanggal : Minggu, 04 April 2021


Pukul : 15.00 WIB s/d Selesai
Tempat : Rumah Ketua RT 13 Rawa Makmur Permai

Demikian Undangan ini kami sampaikan, dimohon untuk kehadirannya.


Atas kehadirannya kami mengucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Ketua RT 13

Darwan

33
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan Indragiri Nomor 03 Padang harapan Kota Bengkulu 38225
Telepon : (0736)341212 Faksimile : (21514 25343)
Website : www.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id , Email :
poltekkes26bengkulu@gmail.com

Daftar Hadir Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


RT.13 Kelurahan Rawa Makmur Permai

Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :

No Nama No Handphone Tanda Tangan

1      

2      

3      

4      

5      

6      

7      

8      

9      

10      

11      

12      

13      

14      

34
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan Indragiri Nomor 03 Padang harapan Kota Bengkulu 38225
Telepon : (0736)341212 Faksimile : (21514 25343)
Website : www.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id , Email :
poltekkes26bengkulu@gmail.com

BERITA ACARA
Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )

Dalam rangka pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa di RT 13 Kelurahan


Rawa Makmur Permai Kota Bengkulu, maka pada hari ini :
Hari dan tanggal : Minggu , 4 April 2021
Jam : 15.00 s/d selesai WIB
Tempat : Rumah Ketua RT 13
Telah diselenggarakan pertemuan Musyawarah Masyarakat Desa, yang dihadiri
oleh ketua RT ,dosen, bidan serta masyarakat sebagaimana tercantum dalam daftar
hadir terlampir.
Materi atau topik yang dibahas dalam forum ini serta yang bertindak selaku
unsur pimpinan musyawarah dan narasumber adalah :
A. Persiapan
1. Mahasiswa menyiapkan hasil analisis yang ditulis
2. Mahasiswa membantu ketua RT menyiapkan acara, tata ruang dan
perlengkapan
3. Ketua RT serta perwakilan masyarakat yang ada di desa untuk hadir dalam
MMD agar dapat membantu memecahkan masalah bersama-sama
4. Mengajak masyarakat yang lain nya untuk ikut hadir
B. Proses
1. Pembukaan dengan menyampaikan maksud dan tujuan MMD di pimpin oleh
ketua RT
2. Pengenalan masalah kesehatan di pimpin oleh Mahasiswa
3. Penyajian hasil MMD oleh mahasiswa
4. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan
masalah dan hasil mmd oleh mahasiswa

35
Permasalahan di RT 13 Rawa Makmur Permai

Aspek Persentase Rangking


Hipertensi 55,6% 1
Protokol kesehatan 98,1% 2
Rokok 54,7% 3
PUS tidak Kb 50% 4

Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa 3 masalah utama yang terjadi di


Desa
Langonsari adalah :
a. Hipertensi
b. Protokol kesehatan
c. Rokok
d. PUS KB
5. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dipimpin oleh ketua RT

C. Unsur pimpinan Rapat dan Narasumber


Pimpinan musyawarah : Ketua RT 13
Notulen : Yuriska Verina

Setelah dilakukan pembahasan dan diskusi terhadap materi atau topik


diatas selanjutnya seluruh peserta memutuskan dan menyepakati beberapa hal
yang berketetapan menjadi Keputusan akhir dari acara musyawarah masyarakat
desa, yaitu;

HASIL MMD RT 13 KELURAHAN RAWA MAKMUR PERMAI

No Identifikasi Rencana Sumber Waktu Penanggung


Masalah Kegiatan Dana Jawab

1 Penderita 1. Penyuluhan Pribadi Senin, 05 Mahasiswa


hipertensi yang tentang April
tidak berobat hipertensi 2021
teratur 2. Pengukuran Pukul :
tekanan darah 14.00
WIB

2 Ketidakpatuhan Pembagian Pribadi Senin, 05 Mahasiswa


terhadap protokol leaflet tentang April
kesehatan protokol 2021
kesehatan Pukul :
14.00
WIB

36
3 Perilaku Pembagian Pribadi Selasa, 06 Mahasisa
Merokok leaflet tentang April
bahaya 2021
merokok Pukul :
14.00
WIB

4 PUS yang tidak Penyuluhan Pribadi Selasa, 06 Mahasiswa


akseptor KB tentang KB April
2021
Pukul :
14.00
WIB

Demikianlah berita acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab
agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bengkulu 04,April 2021


Mengetahui,
Ketua RT 13 Bidan

Darwan Komariyah STr.Keb

37
DOKUMENTASI

38
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

       I.      IDENTIFIKASI MASALAH

39
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan
persepsi masyarakat yang hanya mengkonsumsi obat darah tinggi hanya pada saat
hasil pemeriksaan tekanan darah diketahui tinggi atau hipertensi dan tidak
mengkonsumsi secara teratur.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya hipertensi berpengaruh
terhadap tingkat kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat darah tinggi
secara teratur.

    II.      PENGANTAR


Bidang Studi      : PKL Komunitas
Topik                  : Hipertensi
Subtopik             : Bahaya Hipertensi
Sasaran               : Masyarakat yang menderita hipertensi
Jam                     : 14.00 WIB
Hari/Tanggal      : Senin, 5 April 2021
Waktu                : 15 menit
Tempat               : Rumah masyarakat yang menderita hipertensi

 III.      TUJUAN UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat dapat mengerti tentang bahaya hipertensi.

 IV.      TUJUAN KHUSUS


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat yang menderita hipertensi akan dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian hipertensi

40
2. Etiologi hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Manifestasi klinis hipertensi
5. Faktor-faktor risiko hipertensi
6. Komplikasi hipertensi
    V.      MATERI
Terlampir
 VI.      MEDIA
3. Materi SAP
4. Leaflet
VII.      METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan
a. Memberi salam dan memperhatikan
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan
c. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
2. 8 menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur.
Materi :
a. Pengertian hipertensi
b. Etiologi hipertensi
c. Klasifikasi hipertensi
d. Manifestasi klinis hipertensi
e. Faktor-faktor risiko hipertensi
Komplikasi hipertensi
3. 3 menit Evaluasi Menyimak dan mendengarkan
a. Menyimpulkan inti penyuluhan
b. Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada responden
untuk bertanya
d. Memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab pertantanyaan yang
dilontarkan
4. 2 menit Penutup Menjawab salam
a. Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
b. Menyampaikan terima kasih atas perhatian
dan waktu yanga telah dibarikan kepada
peserta
c. Mengucapkan salam

41
IX.      EVALUASI
Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab
X. LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg
(Elizabeth dalam Ardiansyah M., 2012).
Menurut Price (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah
sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolik sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Sedangkan menurut Hananta I.P.Y., & Freitag H. (2011),Hipertensi adalah
suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara
terus-menerus lebih dari suatu periode. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko
ganda, baik yang bersifat endogen seperti usia, jenis kelamin dan genetik/keturunan,
maupun yang bersifat eksogen seperti obesitas, konsumsi garam, rokok dan kopi.
Menurut American Heart Associationatau AHA dalam Kemenkes (2018),
hipertensi merupakan silent killerdimana gejalanya sangat bermacam-macam pada
setiap individu dan hampir sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah
sakit kepalaatau rasa berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah,
penglihatan kabur, telinga berdengingatau tinnitus dan mimisan

B. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Ardiansyah M.,
2012) :
1. Hipertensi primer (esensial)

42
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hiperetnsi yang 90%
tidak diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial diantaranya :
a. GenetikIndividu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih tinggi
mendapatkan penyakit hipertensi.
b. Jenis kelamin dan usiaLelaki berusia 35-50 tahun dan wanita yang telah
menopause berisiko tinggi mengalami penyakit hipertensi.
c. Diet konsumsi tinggi garam atau kandungan lemak.Konsumsi garam yang
tinggi atau konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi secara
langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
d. Berat badanobesitasBerat badan yang 25% melebihi berat badan ideal sering
dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup merokok dan konsumsialkoholMerokok dan konsumsi alkohol
sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi karena reaksi bahan atau
zat yang terkandung dalam keduanya.

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang diketahui penyebabnya.
Hipertensi sekunder disebabkan oleh beberapa penyakit, yaitu :
a. Coarctationaorta,yaitu penyempitan aorta congenital yang mungkin terjadi
beberapa tingkat pada aorta toraksi atau aorta abdominal. Penyembitan pada
aorta tersebut dapat menghambat aliran darah sehingga terjadi peningkatan
tekanan darah diatas area kontriksi.
b. Penyakit parenkim dan vaskular ginjal.
Penyakit ini merupakan penyakit utama penyebab hipertensi sekunder.
Hipertensi renovaskuler berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih
arteri besar, yang secara langsung membawa darah ke ginjal.Sekitar 90% lesi
arteri renal pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis
atau fibrous dyplasia(pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit
parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur
serta fungsi ginjal.
c. Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen).

43
Kontrasepsi secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-aldosteron-
mediate volume expantion. Pada hipertensi ini, tekanan darah akan kembali
normal setelah beberapa bulan penghentian oral kontrasepsi.
d. Gangguan endokrin.
Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat menyebabkan
hipertensi sekunder. Adrenal-mediate hypertension disebabkan kelebihan
primer aldosteron, kortisol, dan katekolamin.
e. Kegemukan (obesitas) dan malas berolahraga.
f. Stres, yang cenderung menyebabkan peningkatan tekanan darah untuk
sementara waktu.
g. Kehamilani
h. Luka bakar
i. Peningkatan tekanan vaskuler
j. Merokok.
Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin. Peningkatan
katekolamin mengakibatkan iritabilitas miokardial, peningkatan denyut
jantung serta menyebabkan vasokortison yang kemudian menyebabkan
kenaikan tekanan darah.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016) :
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan distolik lebih besar dari 160
mmHg da tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
perubahan pada (Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016)
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya

44
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

C. Klasifikasi Hipertensi
Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.2016), klasifikasi
hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :

No. Kategorik Diastolik Sistolik


1. Optimal < 120 < 80
2. Normal 120-129 80-84
3. High normal 130-139 85-89
4. Hipertensi >140 >90
5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
7. Grade 3(berat) 180-209 100-119
8. Grade 4 (sangat berat) ≥ 210 ≥ 210

D. Manifestasi Klinis Hipertensi


Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H.,2016), tanda dan
gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal
ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
darahtidak teratur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim
yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. Beberapa
pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah

45
g. Epistaksis
h. Kesadaran menurun

E. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi


Menurut Aulia, R. (2017), faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu :
1. Faktor yang tidak dapat diubah
a. Riwayat Keluarga Seseorang yang memiliki keluarga seperti, ayah, ibu, kakak
kandung/saudara kandung, kakek dan nenek dengan hipertensi lebih berisiko
untuk terkena hipertensi.
b. UsiaTekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya usia. Pada
laki-laki meningkat pada usia lebih dari 45 tahun sedangkan pada wanita
meningkat pada usia lebih dari 55 tahun.
c. Jenis KelaminDewasa ini hipertensi banyak ditemukan pada pria daripada
wanita.
d. Ras/etnikHipertensi menyerang segala ras dan etnik namun di luar negeri
hipertensi banyak ditemukan pada ras Afrika Amerika daripada Kaukasia atau
Amerika Hispanik.
2. Faktor yang dapat diubah
a. Merokok
Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi karena dalam
rokok terdapat kandungan nikotin. Nikotin terserap oleh pembuluh darah kecil
dalam paru-paru dan diedarkan ke otak. Di dalam otak, nikotin memberikan
sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin atau adrenalin yang akan
menyemptkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena
tekanan darah yang lebih tinggi (Murni dalam Andrea, G.Y., 2013).
b. Kurang aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot
rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Kurangnya aktifitas fisik
merupakan faktorrisiko independen untuk penyakit kronis dan secara
keseluruhan diperkirakan dapat menyebabkan kematian secara global
(Iswahyuni, S., 2017).

46
c. Konsumsi Alkohol
Alkohol memiliki efek yang hampir sama dengan karbon monoksida,
yaitu dapat meningkatkan keasaman darah. Darah menjadi lebih kental dan
jantung dipaksa memompa darah lebih kuat lagi agar darah sampai ke jaringan
mencukupi (Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., 2013). Maka dapat
disimpulkan bahwa konsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.
d. Kebiasaan minum kopi
Kopi seringkali dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, termasuk
peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol darah karena kopi mempunyai
kandungan polifenol, kalium, dan kafein. Salah satu zat yang dikatakan
meningkatkan tekanan darah adalah kafein. Kafein didalam tubuh manusia
bekerja dengan cara memicu produksi hormon adrenalin yang berasal dari
reseptor adinosa didalam sel saraf yang mengakibatkan peningkatan tekanan
darah, pengaruh dari konsumsi kafein dapat dirasakan dalam 5-30 menit dan
bertahan hingga 12 jam (Indriyani dalam Bistara D.N., & Kartini Y.,2018).
e. Kebiasaan konsumsi makanan banyak mengandung garam
Garam merupakan bumbu dapur yang biasa digunakan untuk memasak.
Konsumsi garam secara berlebih dapat meningkatkan tekanan darah. Menurut
Sarlina, Palimbong, S., Kurniasari, M.D., Kiha, R.R.(2018), natrium merupakan
kation utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan. Natrium yang berlebih dapat mengganggu keseimbangan
cairan tubuh sehingga menyebabkan edema atau asites, dan hipertensi.
f. Kebiasaan konsumsi makanan lemak
Menurut Jauhari (dalam Manawan A.A., Rattu A.J.M., Punuh M.I,
2016), lemak didalam makanan atau hidangan memberikan kecenderungan
meningkatkan kholesterol darah, terutama lemak hewani yang mengandung
lemak jenuh. Kolesterol yang tinggi bertalian dengan peningkatan prevalensi
penyakit hipertensi.

F. Komplikasi Hipertensi
Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :
1. Stoke

47
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah dan
meningkatkan terbentuknya aneurisma.
2. Infark Miokardium
Infark miokardiumterjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak
pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk thrombus
yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi
hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan okigen miokardioum
tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark.
3. Gagal Ginjal
Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-
kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unti
fungsionla ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine dan
terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi edema
pada penderita hipertensi kronik.
4. Ensefalopati
Ensefalopati (kerusakan otak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi
yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi
disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.
Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M., (2012). Medikel Bedah Untuk Mahasiswa. Jogjakarta: DIVA Press.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H., (2016). Asuhan Keperawatan Praktis. Yogyakarta:
Mediaction

48
Hananta, I.P.Y., & Freitag, H. (2011). Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan
Stroke.Yogyakarta : MedPress.
Kemenkes (2018). Hipertensi Membunuh Diam-Diam Ketahui Tekanan Darah Anda.
Diakses tanggal 30 Maret 2021 dari http://www.depkes.go.id.
Aulia, R., (2018). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kepatuhan Pasien Hipertensi Di
Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr.Moewardi Surakarta Periode Februari-April
2018. Journal of Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diunduh tanggal 13
November 2018 dari http://www.enprints.ums.ac.id.
Andrea, G.Y.,(2013). Kolerasi Hipertensi Dengan Penyakit Ginjal Kronik Di RSUP
DR. Kariadi Semarang. Diunduh tanggal 30 Maret 2021 dari
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/artecle/.
Iswahyuni, S., (2017). Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dan Hipertensi Pada Lansia,
vol 14(2). Journal of ResearchgateAKPER Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.Diunduh
tanggal 30 Maret 2021 dari
http://www.researchgate.net/publication/319171385_Hubungan_Antara_Aktifita
s_Fisik_Dan_Hipertensi_Pada_Lansia.
Komaling, J.K., Suba, B., Wongkar, D., (2013). Hubungan Mengonsumsi Alkohol
Dengan Kejadian Hipertensi Pada Laki-Laki Di Desa Tompasobaru II
Kecamatan Tompasobaru Kabupaten Minahasa Selatan, vol 1 (1). Journal of
Jurnal KeperawatanUniversitas Sam Ratulangi.Diunduh tanggal 30 Maret 2021
dari http://www.ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2194.

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan Indragiri Nomor 03 Padang harapan Kota Bengkulu 38225
Telepon : (0736)341212 Faksimile : (21514 25343)

49
Website : www.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id , Email :
poltekkes26bengkulu@gmail.com

Daftar Hadir Penyuluhan Hipertensi


RT.13 Kelurahan Rawa Makmur Permai

Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :

No Nama Tanda Tangan

1    

2    

3    

4    

5    

6    

7    

8    

9    

10    

11    

12    

13    

14    

DOKUMENTASI

50
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN

       I.      IDENTIFIKASI MASALAH

51
Coronavirus (Covid-19) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusiabiasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat/
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di
antara orang-orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin. Menjadi
masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini dengan presepsi masyarakat yang
bermacam-macam, dan tidak patuh terhadap protokol kesehatan.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya Covid-19 sangat
berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan protokol kesehatan pada masyarakat yang
sangat rendah.
    II.      PENGANTAR
Bidang Studi      : PKL Komunitas
Topik                  : Covid-19
Subtopik             : Kepatuhan protokol kesehatan
Sasaran               : Masyarakat yang merokok
Jam                     : 14.00 WIB
Hari/Tanggal      : Senin, 5 April 2021
Waktu                : 15 menit
Tempat               : Rumah masyarakat RT. 13
 III.      TUJUAN UMUM
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat dapat mengerti tentang pentingnya kepatuhan protokol kesehatan.
 IV.      TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat yang menderita hipertensi akan dapat menjelaskan tentang:
1. Pengertian Covid-19
2. Etiologi Covid-19
3. Karakteristik Covid-19
4. Mekanisme penularan Covid-19
5. Pencegahan penularan Covid-19
    V.      MATERI

52
Terlampir
 VI.      MEDIA
1.      Materi SAP
2.      Leaflet
VII.      METODE
1.      Penyuluhan
2.      Tanya jawab
VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan
d. Memberi salam dan memperhatikan
e. Menjelaskan tujuan penyuluhan
f. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan
disampaikan
2. 8 menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan
Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan
dan teratur.
Materi :
a. Pengertian Covid-19
b. Etiologi Covid-19
c. Karakteristik Covid-19
d. Mekanisme penularan Covid-19
e. Pencegahan penularan Covid-19

3. 3 menit Evaluasi Menyimak dan mendengarkan


e. Menyimpulkan inti penyuluhan
f. Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
g. Memberi kesempatan kepada responden untuk
bertanya
h. Memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab pertantanyaan yang dilontarkan
4. 2 menit Penutup Menjawab salam
d. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
e. Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan
waktu yanga telah dibarikan kepada peserta
f. Mengucapkan salam

IX.      EVALUASI
Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab

X. LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian

53
I. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) saat ini menjadi permasalahan
dunia yang serius dengan jumlah kasus yang terus meningkat setiap harinya.
Bermula di Kota Wuhan, Cina saat ditemukannya wabah pneumoniayang tidak
diketahui penyebabnya (Lu, Stratton and Tang, 2020). WHO menetapkan wabah ini
sebagai kegawatdaruratan kesehatan masyarakat pada tanggal 30 Januari 2020
setelah mendapat laporan kematian dan temuan kasus baru di luar Cina.
II. Wabah penyakit ini kemudian dinamakan Coronavirus Disease 2019 atau
COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 atau (Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2) (World Health Organizaion, 2020). Seperti dua jenis
Coronavirus yang sudah diidentifikasi sebelumnya, yaitu Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), SARS-CoV-
2dapat menyebabkan penyakit pernafasan menular yang berat (Mei et al., 2020).
III. Beberapa gejala klinis umum COVID-19 adalah demam, batuk kering,
dan kelelahan, namun ditemukan bukti bahwa sebagianpasien COVID-19 tidak
menunjukkan gejala (Z. Gao et al., 2020). Sekitar 80% pasien COVID-19 sembuh
dari penyakit tanpa memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.Tingkat
keparahan penyakit meningkat pada lansia dan yang mempunyai penyakit penyerta
seperti hipertensi, penyakit jantung,diabetes,kanker, dan penyakit paru kronis.
Namun, siapapun dapat terinfeksi COVID-19 dan berkembang menjadi penyakit
yang berat (World Health Organizaion, 2020).

B. Etiologi

Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona


2019 (yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan
pada pemahaman sifat fisikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari
penelitian lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak
dapat dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian definisi baru
ditambahkan dalam ed isi keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope,
bentuk bulat dan sering berbentuk pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm.
Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari SARSr- CoV dan MERSr-CoV.
Homologi antara nCoV- 2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika
dikultur in vitro, nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia

54
setelah 96 jam, sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk mengisolasi dan
membiakkan VeroE6 dan jaringan sel Huh-7“, serta ”corona virus sensitif terhadap
sinar ultraviolet” (Safrizal dkk, 2020).

CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti


mahkota di bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota)
karena adanya lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae
dari keluarga Coronaviridae (orde Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen
CoV: Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus
(deltaCoV), dan Gammacoronavirus (deltaCoV). Selanjutnya, genus betaCoV
membelah menjadi lima sub- genera atau garis keturunan10. Karakterisasi genom
telah menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen
alphaCoVs dan betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber
gen deltaCoVs dan gammaCoVs. Anggota keluarga besar virus ini dapat
menyebabkan penyakit pernapasan, enterik, hati, dan neurologis pada berbagai
spesies hewan, termasuk unta, sapi, kucing, dan kelelawar (Safrizal dkk, 2020).

Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) yang mampu menginfeksi manusia
telah diidentifikasi. Beberapa HCoV diidentifikasi pada pertengahan 1960-an,
sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium baru. Dalam istilah genetik,
Chan et al. telah membuktikan bahwa genom HCoV baru, yang diisolasi dari pasien
kluster dengan pneumonia atipikal. Setelah mengunjungi Wuhan diketahui
memiliki 89% identitas nukleotida dengan kelelawar SARS- seperti-CoVZXC21
dan 82% dengan gen manusia SARS- CoV11. Untuk alasan ini, virus baru itu
bernama SARS-CoV-2. Genom RNA untai tunggal-nya mengandung 29891
nukleotida, yang mengkode 9860 asam amino.

Meskipun asalnya tidak sepenuhnya dipahami, analisis genom ini


menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 mungkin berevolusi dari strain yang ditemukan
pada kelelawar. Namun, potensi mamalia yang memperkuat, perantara antara
kelelawar dan manusia, belum diketahui. Karena mutasi pada strain asli bisa secara
langsung memicu virulensi terhadap manusia, maka tidak dipastikan bahwa
perantara ini ada (Safrizal dkk, 2020).

C. Karakteristik Epidemiologi

55
Menurut Safrizal dkk, (2020) karakteristik epidemiologi meliputi:

1) Orang dalam pemantauan

Seseorang yang mengalami gejala demam (≥38°C) atau memiliki riwayat demam
atau ISPA tanpa pneumonia. Selain itu seseorang yang memiliki riwayat
perjalanan ke negara yang terjangkit pada14 hari terakhir sebelum timbul gejala
juga dikategorikan sebagai dalam pemantauan.

2) Pasien dalam pengawasan


a) Seseorang yang mengalami memiliki riwayat perjalanan ke negara yang
terjangkit pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala-gejala COVID-19 dan
seseorang yang mengalami gejala- gejala, antara lain: demam (>38°C); batuk,
pilek, dan radang tenggorokan, pneumonia ringan hingga berat berdasarkan
gejala klinis dan/atau gambaran radiologis; serta pasien dengan gangguan
sistem kekebalan tubuh (immunocompromised) karena gejala dan tanda menjadi
tidak jelas.
b) Seseorang dengan demam >38°C atau ada riwayat demam atau ISPA ringan
sampai berat dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala, memiliki salah
satu dari paparan berikut: Riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19,
bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan dengan pasien
konfirmasi COVID-19, memiliki riwayat perjalanan ke wilayah endemik,
memiliki sejarah kontak dengan orang yang memiliki riwayat perjalanan pada
14 hari terakhir ke wilayah endemic

D. Mekanisme Penularan
COVID-19 paling utama ditransmisikan oleh tetesan aerosol penderita dan
melalui kontak langsung. Aerosol kemungkinan ditransmisikan ketika orang
memiliki kontak langsung dengan penderita dalam jangka waktu yang terlalu
lama. Konsentrasi aerosol di ruang yang relatif tertutup akan semakin tinggi
sehingga penularan akan semakin mudah (Safrizal dkk, 2020).

E. Pencegahan Penularan COVID-19

56
Menurut Kemenkes RI dalam Health Line (2020) pencegahan penularan
COVID-19 meliputi

1) Sering-Sering Mencuci Tangan


Sekitar 98 % penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga
bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan
virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat
memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.

2) Hindari Menyentuh Area Wajah


Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata,
mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau
tanpa disadari. Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan orang lain.

3) Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan


Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran
virus Corona. Untuk saat ini saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik.

4) Jangan Berbagi Barang Pribadi


Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak
berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri
demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.

5) Etika ketika Bersin dan Batuk


Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika bersin dan batuk,
tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan
kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika
bersin atau batuk. Cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada
kuman, bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan.

6) Bersihkan Perabotan di Rumah


Tidak hanya menjaga kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan tempat tinggal juga
penting. Gunakan disinfektan untuk membersih perabotan yang ada di rumah.

7) Jaga Jarak Sosial

57
Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan atau
tempat umum, sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona.
Jaga jarak dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik tidak hanya berlaku
di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.

8) Hindari Berkumpul dalam Jumlah Banyak


Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia telah
membuat peraturan untuk tidak melakukan aktivitas keramaian selama pandemik
virus Corona. Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di rumah
agar pandemik virus Corona cepat berlalu.

9) Mencuci Bahan Makanan


Selain mencuci tangan, mencuci bahan makanan juga penting dilakukan. Rendam
bahan makanan, seperti buah-buah dan sayur- sayuran menggunakan larutan
hidrogen peroksida atau cuka putih yang aman untuk makan

58
DAFTAR PUSTAKA

Health Line. 2020. 9 Upaya Pencegahan Penularan Corona Covid-


19 https://www.liputan6.com/otomotif/read/4212220/9-upaya-pencegahan-
penularan-corona-covid-19

Lu, Hongzhou., Stratton, Charles W., Tang, Yi Wei. 2020. Outbreak of Pneumonia of
Unknown Etiology in Wuhan, China The Mystery and The Miracle. Journal of
Medical Virology. 92(4). pp. 401-
402.https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/jmv.25678Diakses 1 April
2021.
World Health Organization. 2020. Adviceon the use of masks in the context of COVID-
19: interim guidance-2. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-
coronavirus-2019/advice-for-public/when-and-how-to-use-masks. Diakses 1
April 2021.
Mei, Y., Luo, D., Wei, S., Liao, X., Pan, Y., Yang, X., Lin, Y. 2020. Obstetric
Management of COVID-19 in Pregnant Women.
https://doi.org/10.3389/fmicb.2020.01186, Diakses 1 April 2021.
World Health Organization. 2020. Q&A on coronaviruses (COVID-19).
https://www.who.int/news-room/q-a-detail Diakeses 1April 2021.

59
DOKUMENTASI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEBIASAAN MEROKOK

       I.      IDENTIFIKASI MASALAH

60
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya
bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok pasif)
yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini dengan presepsi oleh
perokok yang bermacam-manam, padahal jelas telah akibat bagi organ-organ tubuh
seperti jalan pernafasan, paru-paru, jantung , ginjal dan mata
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh
terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.

    II.      PENGANTAR

Bidang Studi      : PKL Komunitas

Topik                  : Kebiasaan Merokok

Subtopik             : Bahaya merokok bagi kesehatan masyarakat

Sasaran               : Masyarakat yang merokok

Jam                     : 14.00 WIB

Hari/Tanggal      : Selasa, 6 April 2021

Waktu                : 15 menit

Tempat               : Rumah masyarakat yang merokok

 III.      TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan


masyarakat dapat mengerti tentang bahaya merokok.

 IV.      TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan


masyarakat yang menderita hipertensi akan dapat menjelaskan tentang:

1. Pengertian rokok
2. Sejarah rokok
3. Jenis-jenis rokok
4. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan dan Orang di Sekitarnya
5. Zat-zat yang terkandung dalam rokok

61
6. Tipe-tipe perokok
7. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok
8. Masalah yang ditimbulkan karena rokok

    V.      MATERI

Terlampir

 VI.      MEDIA

1.      Materi SAP

2.      Leaflet

VII.      METODE

1.      Penyuluhan

2.      Tanya jawab

VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan


dan memperhatikan
g. Memberi salam
h. Menjelaskan tujuan penyuluhan
i. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan

2. 8 menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan

Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan


dan teratur.

Materi :

a. Pengertian rokok
b. Sejarah rokok
c. Jenis-jenis rokok
d. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan dan Orang
di Sekitarnya
e. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
f. Tipe-tipe perokok
g. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan
Merokok
h. Masalah yang ditimbulkan karena rokok

3. 3 menit Evaluasi Menyimak dan mendengarkan

i. Menyimpulkan inti penyuluhan


j. Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan

62
k. Memberi kesempatan kepada responden
untuk bertanya
l. Memberi kesempatan kepada responden
untuk menjawab pertantanyaan yang
dilontarkan

4. 2 menit Penutup Menjawab salam

g. Menyimpulkan materi yang telah


disampaikan
h. Menyampaikan terima kasih atas perhatian
dan waktu yanga telah dibarikan kepada
peserta
i. Mengucapkan salam

IX.      EVALUASI

Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab

X. LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti
merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu
terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang
di sekitar perokok yang bukan perokok (Jaya, 2016).
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa rokok adalah
silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun
tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan
dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen, 200 di antaranya
berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan
karbon monoksida. Taradalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Nikotinadalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf
dan peredaran darah. Zat ini bersifat kersinogen, dan mampu memicu kanker
paru-paru yang mematikan. Karbon monok-sida adalah zat yang mengikat
hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (Jaya,
2016).

63
B. Sejarah Rokok
Menurut sejarah, masyarakat di dunia yang merokok untuk pertama
kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti
memuja dewa atau roh. Pada abad 16, ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut-ikutan mencoba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian
kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda
dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang
merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.
Abad 17 Masehi, para pedagang Spanyol masuk ke Turki, dan pada saat
itu, kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Jadi usia rokok
belumlah terlalu lama, sekitar 3 abad lebih. Telah banyak riset yang
membuktikan bahwa rokok dapat menyebabkan kecanduan. Disamping itu
rokok juga dapat menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit
pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Dari segi bahan, rokok mempunyai beberapa istilah, yaitu rokok sigaret
dan rokok kretek. Yang dimaksud dengan rokok atau sigaret adalah terbuat dari
daun tembakau, dan kretek adalah rokok dengan aroma dan rasa cengkeh. Jadi
rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari daun tembakaudan mempunyai
campuran aroma dan rasa cengkeh. Di Indonesia, masyarakat Jawa sebagai
perokok pertama, juga mengenal istilah rokok putih, sebutan untuk rokok tanpa
cengkeh (Joglosemar, 2003 dalam Jaya, 2016).
Ada pula istilah rokok klobatyang terbuat dari daun jagung kering yang
diisi dengan daun tembakau murni dan cengkeh. Haji Jamhari diyakini sebagai
pencipta rokok kretek dan memomulerkannya pada sekitar tahun 1880.
M.Nitisemito yang juga dipercaya sebagai penemu rokok kretek (Joglo Semar,
2003 dalam Jaya, 2016).
Terlepas dari siapa yang menemukan rokok kretek untuk pertama
kalinya, M Nitisetimo adalah orang pertama yang memperdagangkan rokok
kretek dengan kemasan dan diberi merek. Sebelumnya, Nitisetimo hanyalah
seorang priyayi yang senang merokok klobot sekaligus sebagai pedagang
tembakau. Perkenalannya dengan dunia usaha rokok berawal dari pertemuannya

64
dengan Nasilah, seorang pembuat dan penjual rokok klobot. Para pelanggannya
adalah para buruh, penjaja, atau pedagang kaki lima dan sais dokar yang ada di
sekitar rumahnya (Jaya, 2016)
Jalinan kerjasama antara Nitisemito dan Nasilah kemudian menjadi
suami istri. Inilah yang merupakan titik balik sejarah industrialisasi rokok kretek
di Indonesia. Di bawah bendera perusahannya, NV Bal Tiga, Nitisemito menjual
rokok kretek tersebut dengan merk Bal Tiga yang bermoto: “Djangan Loepa
Saja Poenja Nama” (Jawa Pos,Kamis Legi, 28 Agustus 2003 ). Inilah rokok
kretek pertama di Indonesia yang dicetak dengan dan menggunakan merk.
Namun nasib perusahaan Nitisemito tak semulus perkembangan rokok kretek
ciptaannya. Perusahannya mengalami bangkrut pada tahun 1953, disebabkan
karena ketidak mampuannya bersaing dengan para pesaingnya yang semakin
lama semakin banyak menyusul tumbuh pesatnya industri rokok kretek
(Joglosemar, 2003 Jaya, 2016).
Sejarah juga mencatat sejumlah perusahaan yang mengikuti jejak
Nitisemito mendirikan industri rokok. Perusahaan rokok tersebut antara lain
Nojorono yang didirikan tahun 1932. Nojorono dibangun oleh Tjoa Kang Hay
dan dua kakaknya yaitu Tan Tjiep Siang dan TanKong Ping dengan nama
perusahaan Trio. Produk-produk yang dihasilkan antara lain adalah astrokoro,
555, dan Kaki Tiga. Beberap waktu kemudian Tjoa Kang Hay meninggalkan
perusahaan Trio untuk kemudian bekerjasama dengan pengusaha dari Kudus
yaitu Ko Djie Siong dan Tan Djing Dhay untuk mendirikan perusahaan
Nojorono. Produk yang masih terkenal sampai saat ini adalah Minak Djinggo.
Hal ini menunjukkan bahwa rokok merupakan lahan usaha berkembang
pesat dan menjanjikan dalam bidang perekonomian, baik bagi pengusaha,
maupun bagi pemerintah dengan pendapatan dari pajaknya. Namun demikian
banyak pula dampak negatif dari rokok baik bagi kesehatan, pendidikan,
ekonomi, dan budaya.

C. Jenis Rokok

65
Indonesia pada umumnya, rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus
a. Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung.
b. Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
c. Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
d. Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau
2. Rokok berdasarkan bahan baku
a. Rokok Putih :rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
b. Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau
dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
c. Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan
efek rasa dan aroma tertentu.

3. Rokok berdasarkan proses pembuatannya


a. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan
cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat
bantu sederhana.
b. Sigaret Kretek Mesin (SKM): rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin.
4. Rokok berdasarkan penggunaan filter
a. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus.
b. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus.

D. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan dan Orang di Sekitarnya

66
Rokok merupakan benda yang sudah tidak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan meluas di
masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah di teliti dan di
buktikan banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah
diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan risiko
timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh
darah, kanker paru-paru, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat janin.
Kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang
diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi orang yang merokok untuk
mengalihkan diri dari stress dan tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari
kebiasaan ini dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
(Jaya, 2016).
Rokok pada dasarnyamerupakan pabrik bahan kimia. Sekali satu
batang rokok di bakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia
seperti nikotin, gas karbon monoksida, nitrogen oksida, hydrogen cyanida,
ammonia, acrolein, acetilen, benzaldehyde, dan lainnya. Secara umum bahan-
bahan ini dapat di bagi menjadi dua golongan besar yaitu komponen gas dan
komponen padat atau partikel, sedangkan komponen padat atau partikel di bagi
menjadi nikotin dan tar.
Merokok memberi dampak negatif pada kesehatan reproduksi pria dan
wanita. Campuran komponen toksis rokok mempengaruhi kualitas dan kuantitas
spermatozoa, pada pria meliputi disfungsi ereksi, libido, ejakulasi, dan gangguan
organisme (Sari dkk, 2010 dalam Santi 2013).

E. Zat-zat yang Terkandung dalam Rokok


Di dalam rokok banyak sekali zat-zat yang sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh. Rokok yang sedang terbakar menghasilkan lebih dari 4000 zat
kimia; banyak di antaranya yang bersifat toksik dan sekitar 40 zat kimia
menyebabkan kanker. Senyawa-senyawa ini tetap berada di udara sebagai asap
tembakau yang dihirup oleh orang lain di kawasan tersebut. Zat-zat berbahaya
tersebut diantaranya adalah :

67
1. Aceton
2. Naftalen
3. Arsenik
4. Tar
5. Metanol
6. Vinyl chloride
7. Fenol Butane
8. Potassium Nitrat
9. Polonium
10. Amonia
11. DDT
12. Hidrogen sianida
13. Nikotin
14. Cadmium
15. Karbon monoksida (Jaya, 2016)

F. Tipe Perokok
1. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang menghisap rokok secara langsung.
Berdasarkan jumlah rokok yang dihisap, perokok aktif dikategorikan atas
beberapa tipe, antara lain:
a. Perokok berat, yaitu mereka yang merokok sekitar 20 batang sehari
b. Perokok sedang, yaitu mereka yang merokok sekitar 10-19 batang rokok
sehari
c. Perokok ringan, yaitu mereka yang merokok sekitar 1-9 batang rokok
sehari.

2. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah mereka yang sebenarnya tidak merokok tetapi
berada di sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang dihembuskan
oleh perokok (Nasution,2011 dalam Gultom, 2017).
G. Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok

68
1. Pengetahuan
Rokok juga disebut sebagaijendela awal terjadinya penggunaan narkoba.
Akibat kronik yangpaling gawat dari penggunaan nikotinadalah
ketergantungan. Sekalisaja seseorang menjadi perokok, maka ia akan sulit
mengakhirikebiasaan itu, baik secara fisik maupun psikologis.
Nikotinmempunyai sifat mempengaruhi dopamine otak dengan proses
yangsama seperti zat-zat psikoaktif. Hal inilah yang tidak
diketahuimasyarakat pada umumnya.
2. Jenis Kelamin
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang dinilaisangat
merugikan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Hampir
setiap saat dapat disaksikan dan dijumpai orangyang sedang merokok.
Bahkan saat iniperilaku merokok sudah sangat wajar dipandangoleh para
remaja, khususnya remaja laki-laki. Akhirnya timbulsebutan “tidak wajar”
ketika pria dewasa tidak merokok dantanggapan terhadap perilaku merokok
pun bermunculan dariberbagai perspektif.Sebagian pihak berpendapat
bahwa perilaku merokok biasadilakukan oleh siapa saja, bahkan wanita
sekalipun.
Perilaku dinilai wajar dan bisa dilakukan siapa saja, yang tidak dibatasi
oleh jeniskelamin. Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai
moralseorang wanita akan luntur ketika ia merokok. Hal ini yang
menjadititik berat di sini, yakni masih berada pada nilai normatif
seorangwanita, khususnya pandangan budaya Indonesia terhadap wanita.
3. Psikologis
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorangmerokok,
yaitu demi relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau
ketegangan. Pada kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok
dikarenankan adanya kebutuhan untukmengatasi diri sendiri secara mudah
dan efektif. Rokok dibutuhkan sebagai alat keseimbangan.

4. Pekerjaan

69
Selama ini, merokok dianggap bisa meningkatkan daya konsentrasi,
sehingga ketika seseorang sedang mengalami masalah dan bekerja, maka
ia akan merasa lebih tenang dan berkonsentrasi untuk melakukan
pekerjaannya. Padahal, jika ditinjau lebih mendalam, seseorang dianggap
lebih berkonsentrasi ketika ia merokok lantaran di dalam rokok terdapat
bahan-bahan yang dapat menyebabkan kecanduan. Makanya, bagi
seseorang yang telah terbiasa merokok, maka ia akan merasa kurang
bergairah dan tidak dapat berkonsentrasi. Sebab, candu yang terkandung
dalam rokokmulai bereaksi di dalam dirinya.

H. Masalah Yang Ditimbulkan Karena Rokok


1. Kanker
Zat utama pemicu kanker yang terdapat dalam asap rokok adalah tar.
Selain tar, asaprokok juga bertanggung jawab atas kanker paru-paru, dan
berhubungan dengan kanker mulut, bibir, lidah, lambung, dan usus.
2. Penyakit Jantung
Dua zat terpenting dalam rokok yang berkaitan dengan penyakit
jantung adalah nikotin dan karbon monoksida. Dimana nikotin dapat
mengganggu irama jantung dan menyebabkan penyumbatan dalam
pembuluh darah jantung. Sedangkan karbon monoksida berikatan dengan
hemoglobin darah yang menyebabkan pasokan oksigen untuk jantung
berkurang.
3. Penyakit Paru-paru Kronis Menahun
Kebiasaan merokok dapat menyebabkan paru-paru kronis menahun
(Chronic Obstructive Pulmonary Disease /COPD) yaitu penyakit saluran
pernafasan yang bercirikan kesulitan bernafas karena adanya pemblokiran
saluran udara disertai dengan batuk dan sekresi dahak yang berlebihan.4
4. Impotensi
Pada laki-laki berusia 30-40 tahunan, merokok dapat meningkatkan
disfungsi ereksi. Nikotin yang beredar melalui darah dapat menghambat
penyaluran darah ke berbagai organ tubuh termasuk bagian reproduksi.

70
Nikotin dapat menyempitkan pembuluh darah yang menuju penis sehingga
mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis sebagai akibatnya
ereksi tidak dapat terjadi.
5. Gangguan Kehamilan dan Janin
Kesehatan janin dan kandungan sangat ditentukan oleh plasenta karena
plasenta merupakan jalur transportasi zat makanan dan oksigen dari tubuh
ibu ke janin. Wanita hamil yang merokok, plasenta dapat terangsang untuk
melakukan suatu pembekuan darah yang dapat mengecilkan pembuluh
darah, menyebabkan aliran darah yang membawa makanan dan oksigen
yang dibutuhkan janin menjadi tidak lancar masuk ke plasenta, akibatnya
plasenta akan menjadi non aktif lalu rusak sehingga dapat mengakibatkan
terputusnya aliran makan dan oksigen yang disalurkan kepada janin.
Hal ini dapat menyebabkan bayi yang dikandung oleh wanita yang
merokok memiliki resiko lahir dengan berat badan yang rendah, dapat
mengalami keguguran, bahkan bayi dapat meninggal saat dilahirkan
(Nasution,2011 dalam Gultom, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Jaya, M., 2016. Pembunuh Berbahaya Itu Bernama Rokok. Yogyakarta: Riz′ma

71
Sari, dkk. 2010 dalam Santi 2013. Hubungan pengetahuan tentang rokok dengan sikap
terhadap bahaya merokok pada siswa SMK Batik 1 Surakarta.Surakarta:
eprints.ums.ac.id/26192/11/02._Naskah_Publikasi.pdf (diakses pada tanggal 1
April 2021)

Gultom, D., 2017. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bahaya Merokok
di Sekolah Harapan Baru Medan Johor. Medan: Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Medan

Aditama, T.Y., 2017. Rokok dan Kesehatan. Universitas Indonesia. Jakarta

DOKUMENTASI

72
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KELUARGA BERENCANA

73
       I.      IDENTIFIKASI MASALAH

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan


diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga
menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan
makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya.
Yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan
persepsi masyarakat yang hanya mengkonsumsi obat darah tinggi hanya pada saat
hasil pemeriksaan tekanan darah diketahui tinggi atau hipertensi dan tidak
mengkonsumsi secara teratur. Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya
hipertensi berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan masyarakat dalam
mengkonsumsi obat darah tinggi secara teratur.

    II.      PENGANTAR

Bidang Studi      : PKL Komunitas

Topik                  : Keluarga berencana

Subtopik             : PUS tidak akseptor KB

Sasaran               : PUS yang tidak memakai kontrasepsi

Jam                     : 14.00 WIB

Hari/Tanggal      : Selasa, 6 April 2021

Waktu                : 15 menit

Tempat               : Rumah PUS yang tidak memakai kontrasepsi

 III.      TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan PUS


dapat mengerti tentang KB.

 IV.      TUJUAN KHUSUS

74
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat yang menderita hipertensi akan dapat menjelaskan tentang:

1. Pengertian KB
2. Tujuan KB
3. Sasaran program KB
4. Manfaat KB
5. Jenis-jenis KB

    V.      MATERI

Terlampir

 VI.      MEDIA

1.      Materi SAP

2.      Leaflet

VII.      METODE

1.      Penyuluhan

2.      Tanya jawab

VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 2 menit Pembukaan : Menjawab salam, mendengarkan


dan memperhatikan
j. Memberi salam
k. Menjelaskan tujuan penyuluhan
l. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan

2. 8 menit Pelaksanaan : Menyimak dan memperhatikan

Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan


dan teratur.

Materi :

f. Pengertian KB
g. Tujuan KB
h. Sasaran program KB
i. Manfaat KB
j. Jenis-jenis KB

3. 3 menit Evaluasi Menyimak dan mendengarkan

75
m. Menyimpulkan inti penyuluhan
n. Menyampaikan secara singkat  materi
penyuluhan
o. Memberi kesempatan kepada responden untuk
bertanya
p. Memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab pertantanyaan yang dilontarkan

4. 2 menit Penutup Menjawab salam

j. Menyimpulkan materi yang telah disampaikan


k. Menyampaikan terima kasih atas perhatian
dan waktu yanga telah dibarikan kepada
peserta
l. Mengucapkan salam

IX.      EVALUASI

Metode Evaluasi      : Diskusi dan Tanya jawab

X. LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran


serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, peraturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Setya Arum,2017).

2. Tujuan Program Keluarga Berencana (KB)

a. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun kembali dan
melestarikan fondasi yang kokoh bagi pelaksanaan program KB utuk mencapai
keluarga berkualitas.
b. Tujuan Khusus
Untuk memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan
bangsa; mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa; memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB yang berkualitas,

76
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

3. Sasaran Program Keluarga Berencana (KB)


Sasaran Keluarga Berencana dibagi menjadi dua yaitu sasaran secara
langsung dan sasaran tidak langsung. Adapun sasaran secara langsung adalah
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran
dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan untuk sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan
tingkat kelahiran hidup melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. Sedangkan
sasaran strategis BKKBN tahun 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN
2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP),
b. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun),
c. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR),
d. Menurunnya unmet need,
e. Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR 15 – 19
tahun),
f. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49 tahun).

4. Manfaat Program Keluarga Berencana (KB)


Menurut WHO (2018) manfaat KB adalah sebagai berikut:
a. Mencegah Kesehatan Terkait Kehamilan
Kemampuan wanita untuk memilih untuk hamil dan kapan ingin hamil
memiliki dampak langsung pada kesehatan dan kesejahteraannya. KB
memungkinkan jarak kehamilan dan penundaan kehamilan pada wanita muda
yang memiliki risiko masalah kesehatan dan kematian akibat melahirkan anak
usia dini. KB mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk wanita yang
lebih tua dalam menghadapi peningkatan risiko terkait kehamilan. KB
memungkinkan wanita yang ingin membatasi jumlah keluarga mereka. Bukti
menunjukkan bahwa wanita yang memiliki lebih dari 4 anak berisiko mengalami

77
kematian ibu. Dengan mengurangi tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, KB
juga mengurangi kebutuhan akan aborsi yang tidak aman.
b. Mengurangi AKB/ Angka Kematian Bayi
KB dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan
tidak tepat waktu. Hal ini berkontribusi pada beberapa angka kematian bayi
tertinggi di dunia. Bayi dengan ibu yang meninggal akibat melahirkan juga
memiliki risiko kematian yang lebih besar dan kesehatan yang buruk.
c. Membantu Mencegah Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired
Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
KB mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan di antara wanita
yang hidup dengan HIV, mengakibatkan lebih sedikit bayi yang terinfeksi dan
anak yatim. Selain itu, kondom pria dan wanita memberikan perlindungan ganda
terhadap kehamilan yang tidak diinginkan dan terhadap IMS termasuk HIV.
d. Memberdayakan Masyarakat dan Meningkatkan Pendidikan KB memungkinkan
masyarakat untuk membuat pilihan berdasarkan informasi tentang kesehatan
seksual dan reproduksi. KB memberikan peluang bagi perempuan untuk
mengejar pendidikan tambahan dan berpartisipasi dalam kehidupan publik,
termasuk mendapatkan pekerjaan yang dibayar. Selain itu, memiliki keluarga
yang lebih kecil memungkinkan orang tua untuk berinvestasi lebih banyak pada
setiap anak.
e. Anak-anak dengan lebih sedikit saudara kandung cenderung tetap bersekolah
lebih lama daripada mereka yang memiliki banyak saudara kandung
f. Mengurangi Kehamilan Remaja
Remaja hamil lebih cenderung memiliki bayi prematur atau bayi berat lahir
rendah (BBLR). Bayi yang dilahirkan oleh remaja memiliki angka kematian
neonatal yang lebih tinggi. Banyak gadis remaja yang hamil harus meninggalkan
sekolah. Hal ini memiliki dampak jangka panjang bagi mereka sebagai individu,
keluarga dan komunitas.
g. Perlambatan Pertumbuhan Penduduk
KB adalah kunci untuk memperlambat pertumbuhan penduduk yang tidak
berkelanjutan dengan dampak negatif yang dihasilkan pada ekonomi,
lingkungan, dan upaya pembangunan nasional dan regional.

78
5. Jenis Kontrasepsi
Untuk mewujudkan keberhasilan program KB, masyarakat sangat disarankan
untuk memakai alat kontrasepsi. Pemakaian alat konstrasep ini bertujuan mencegah
atau menunda kehamilan. Ada beberapa alat kontrasepsi untuk menunjang KB.
Antaranya kondom, pil KB, IUD, implan/susuk, suntik dan vasektomi serta
tubektomi. Berdasarkan pemakaiannya, Marmi (2015) membedakan jenis
kontrasepsi menjadi dua, yaitu kontrasepsi laki- laki dan perempuan:
a. Kontrasepsi untuk Laki-Laki
1) Kondom
a) Pengertian
Alat KB berbentuk sarung/selubung tipis panjangnya kurang lebih 10-15
cm, berpelumas, dan terbuat dari karet. Kondom digunakan pada penis
ketikamulaiereksi.
b) Cara Kerja
Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita karena sperma
tertampung pada ujung kondom yang berputing sehingga tidak terjadi
kehamilan.
c) Efektivitas
Tingkat Efektivitas dari kondom adalah 80-95%. Angka kegagalannya
sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.
d) Kelebihan
Kelebihan dari kondom yaitu tidak mengganggu produksi ASI, murah
dan tersedia di berbagai tempat, praktis penggunaannya, mencegah IMS,
dan tidak ada efek hormonal.
e) Kelemahan
Kelemahan dari kondom adalah harus selalu tersedia setiap
kaliberhubungan seksual dan masalah pembuangan kondom bekas pakai.
f) Cara Pemakaian
1. Kondom dipasang saat penis ereksi, dan sebelum melakukan
hubungan seksual.

79
2. Buka kemasan kondom secara berhati-hati dari tepi, dan arah robekan
ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat
membuka kemasan.
3. Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari
udara masuk ke dalam kondom. Pastikan gulungan kondom berada di
sisi luar.
4. Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis.
5. Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi.
6. Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman
2. Vasektomi
a. Pengertian
Tindakan memotong dan menutup saluran sperma yang menyalurkan
sperma keluar dari testis.
b. Cara Kerja
Dengan memotong atau mengikat saluran sperma sehingga sperma
tidak bisa keluar bertemu dengan sel telur.
c. Efektivitas
Tingkat Efektivitas vasektomi bisa mencapai 99%. Angka kegagalan
biasanya kurang dari 0-2,2%, umumnya <1%.
d. Kelebihan
1) Tidak mengganggu hubungan seksual
2) Tidak ada efek samping hormonal
3) Teknik operasi kecil dan sederhana, bisa dilakukan kapan saja
4) Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10menit.
e. Kelemahan
1) Terdapat luka bekas operasi
2) Walaupun prinsipnya dapat disambung kembali, namun
kemungkinan mendapat kehamilan sangat kecil.
3) Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti radang namun
tidak berarti.
b. Kontrasepsi untuk Wanita
1. Kondom Wanita

80
Kondom yang dirancang khusus untuk perempuan, berbentuk
silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin wanita. Kondom
wanita memiliki dua ujung dimana ujung yang satu dimasukkan ke
arah rahim tertutup (inner) dan ujung yang lain ke arah luar terbuka
(outer). Cara kerja, kelebihan, dan kelemahan kondom wanita kurang
lebih sama dengan kondom lelaki. Cara pemakaian:
a) Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan
ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat
membuka kemasan
b) Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring
dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan
sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk
inner ring menjadi lonjong. Atur posisi nyaman. Dapat dilakukan
dengan berdiri satu kaki, jongkok, atau berbaring.
c) Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati.
d) Tekan dengan telunjuk agar ring masuk jauh ke dalam vagina.
e) Setelah coitus, keluarkan kondom secara perlahan dengan memutar
outer ring agar air mani yang tertampung tidak tumpah. Buang
bekas kondom ke tempat yang aman.
2. Pil KB
Merupakan alat kontrasepsi hormonal berupa obat dalam bentuk
pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum),berisi hormon esterogen
dan atau progesteron. Berdasarkan kandungannya KB pil dibedakan
menjadi:
a. Pil KB Progestin
Merupakan Pil KB yang hanya mengandung progesteron atau sering
disebut dengan pil menyusui. Diminum satu kali sehari. Cara kerja pil
ini dengan menghambat ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur
wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga
sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan
endometrium. Efektivitas dari pil KB ini bisa mencapai 92-99% dengan
syarat diminum setiap hari pada saat yang sama, tidak boleh lupa

81
minum tiap harinya, dan senggama dilakukan 3-20 jam setelah minum
pil. Pil ini tidak mengganggu produksi ASI, kesuburan cepat kembali,
tidak mempengaruhi menstruasi, dan dapat dihentikan setiap saat. Pil
KB progestin memiliki efek hormonal seperti mempengaruhi nafsu
makan. Kelemahan dari pil ini adalah tidak melindungi dari IMS dan
sedikit ribet.
b. Pil Kombinasi
Merupakan Pil KB yang mengandung esterogen dan progesteron. Cara
kerjanya sama dengan pil KB progestin. Perbedaannya adalah pil
kombinasi mempengaruhi produksi ASI sehingga tidak disarankan
untuk ibu menyusui.
3. Suntik KB
Berdasarkan kandungan hormonnya suntik KB dibedakan menjadi dua:
a. Suntik Progestin
Suntik KB ini hanya mengandung hormon progesteron. Cara kerjanya
yaitu dengan mencegah ovulasi. Efektivitasnya yaitu 0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun. Kelebihan dari KB ini adalah tidak
mengganggu produksi ASI, tidak mengandung esterogen sehingga tidak
memiliki dampak serius terhadap penyakit jantung, tidak mengganggu
hubungan seksual. Sedangkan kelemahannya yaitu terjadi perubahan pola
haid, mempengaruhi nafsu makan, menyebabkan pusing, dan tidak
melindungi dari IMS. Suntik ini dilakukan satu bulan sekali.
b. Suntik KB Kombinasi

Suntik KB yang mengandung hormon progesteron dan esterogen. Cara


kerja dan efektivitas suntik KB kombinasi sama dengan suntik KB
progestin. Perbedaannya dari suntik progestin adalah suntik ini
mempengaruhi produksi ASI dan tidak disarankan pada perempuan yang
memiliki gangguan pada jantung/vaskuler. Kemungkinan terlambatnya
pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

4. Implan/ Susuk KB
a. Pengertian

82
Merupakan alat kontrasepsi berupa kapsul kecil karet terbuat dari silikon
dengan panjang kurang lebih 3cm yang disusukkan di bawah kulit lengan
atas. Implan hanya mengandung hormon progestin.
b. Cara Kerja
Cara kerja implan dengan mencegah ovulasi, mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat pergerakan sperma.
c. Efektivitas
Angka kegagalan implan < 1 per 100 wanita per tahun. Efektivitas
implan berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke-6 kira-kira
2,5-3% akseptor menjadi hamil.
d. Kelebihan
Beberapa kelebihan dari implan adalah tidak mempengaruhi produksi
ASI, pengembalian kesuburan cepat setelah pencabutan, dapat dicabut
setiap saat.
e. Kelemahan
Adapun kelemahan dari implan yaitu menyebabkan perubahan pola haid
sementara, menimbulkan keluhan nyeri, mual, dan tidak mencegah dari
IMS.
5. IUD (Intra Uterine Devices) / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
a. Pengertian
AKDR adalah suatu alat kontrasepsi modern yang dimasukkan ke dalam
rahim yang sangat efektif, reversible dan berjangka panjang. Bentuk dari
AKDR bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang
dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula
yang batangnya hanya berisi hormon progesteron.
b. Cara Kerja
AKDR meninggikan getaran saluran telur sehingga waktu blastokista
sampai ke rahim, endometrium belum siap menerima nidasi dan
menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah
putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi
anti fertilitas.

83
c. Efektivitas
Efektivitas AKDR yaitu 99%. Angka kegagalannya sekitar 0,6-0,8
kehamilan per 100 perempuan dalam tahun pertama.
d. Kelebihan
1. Segera aktif setelah pemasangan
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak memiliki efek samping hormonal
4. Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan keguguran.
e. Kelemahan
1. Perubahan siklus haid, perdarahan menjadi banyak
2. Kram/sakit perut 3-5 hari setelah pemasangan
3. Adanya keluhan suamiTidak mencegah IMS atau HIV/AIDS.
6. Tubektomi
a. Pengertian
Tubektomi adalah metode kontrasepsi mantap dengan mengikat atau
memotong saluran telur. Tindakan ini dilakukan pada kedua saluran telur.
Metode ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memang tidak ingin
memiliki anak lagi.
b. Cara Kerja
Dengan terikatnya saluran telur menyebabkan sel telur tidak dapat melewati
saluran sel telur dengan demikian sel telur tidak bisa bertemu dengan sperma
sehingga tidak terjadi kehamilan.
c. Efektivitas
Indeks efektivitas sterilisasi adalah 0,5-1. Hanya ada satu kehamilan yang
tidak diinginkan per 1000-2000 wanita yang telah ditubektomi.
d. Kelebihan
Kelebihan dari tubektomi adalah tidak mempengaruhi libido seksual, tidak
mempengaruhi produksi ASI, dan tidak ada efek samping hormonal ataupun
efek sampingjangka panjang.
e. Kelemahan
Sedangkan kelemahannya yaitu terdapat luka bekas operasi yang terkadang
terasa nyeri, infeksi mungkin saja terjadi, dan kesuburan sulit kembali.

84
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. “Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan.

85
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
Jalan Indragiri Nomor 03 Padang harapan Kota Bengkulu 38225
Telepon : (0736)341212 Faksimile : (21514 25343)
Website : www.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id , Email :
poltekkes26bengkulu@gmail.com

Daftar Hadir Penyuluhan Keluarga Berencana (KB)


RT.13 Kelurahan Rawa Makmur Permai

Hari/Tanggal :
Pukul :
Tempat :

No Nama Tanda Tangan

1    

2    

3    

4    

5    

6    

7    

8    

9    

10    

11    

12    

13    

86
14    

DOKUMENTASI

87
D
O
K
U
M
E
N
T
A
S
I

88
PENGKAJIAN DATA
22-24 Maret 2021

89
90
91

Anda mungkin juga menyukai