Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
NAMA PESERTA : ASTO NUGROHO WASITO, SE
NIP : 19800721 201101 1 006
NO. DAFTAR HADIR : 06
JABATAN : KEPALA SUB BIDANG DIKLAT PIM DAN PRAJAB
OPD : BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN KOTA SEMARANG
COACH : SUDIRMAN MUSTAFA, SH. M.Hum
MENTOR : EKO AGUS PADANG H, SSTP, MM
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Disusun oleh :
NAMA PESERTA : ASTO NUGROHO WASITO, SE
NIP : 19800721 201101 1 006
NO. DAFTAR HADIR : 6
JABATAN : KEPALA SUB BIDANG DIKLAT PIM DAN PRAJAB
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 8 Mei 2021
Tempat : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kota Semarang
Semarang, 2021
Menyetujui,
Coach Mentor
Disusun oleh
Nama Peserta : ASTO NUGROHO WASITO, SE
NIP : 19800721 201101 1 006
No. Daftar Hadir : 6
Jabatan/Instansi : Kepala Sub Bidang Diklat Pim Dan Prajab Pada
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kota Semarang
Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 8 Mei 2021
Tempat : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
Kota Semarang
Semarang, 2021
Mengesahkan,
Coach Mentor
ABSTRAKSI
Oleh :
ASTO NUGROHO WASITO, SE
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aksi Perubahan Kinerja Pelayanan Publik
dengan judul PELAYANAN PENYELENGGARAAN DIKLAT MELALUI
APLIKASI “SI PETE” (SISTEM PENGEMBANGAN KOMPETENSI
BERBASIS ELEKTRONIK) dapat diselesaikan tepat waktu.
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iii
PERNYATAAN...........................................................................................iv
PRAKATA...................................................................................................v
ABSTRAKSI..............................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................viii
DAFTAR TABEL.........................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................. 8
A. LATAR BELAKANG
2
sehingga diklat memang dibutuhkan untuk mengembangkan
kompetensi ASN. Institusi diklat sebagai suatu organisasi formal
dalam tugas sehari-harinya menyelenggarakan diklat sebagai bagian
dari penyelenggara kepentingan publik diharapkan secara profesional
secara intensif dan optimal melaksanakan pengembangan aparatur
yang kompetitif.
Seiring perkembangan zaman di era digital ini teknologi informasi
berkembang sangat pesat, menurut Putera dkk (2020) pemanfaatan
teknologi informasi melalui media interaktif merupakan penyampaian
informasi yang mudah menarik perhatian yang terdapat hubungan
timbal balik antara media dan penggunanya. Hal ini membawa
pengaruh pada banyak perkembangan banyak bidang kehidupan
manusia meliputi pendidikan dan pelatihan, ekonomi perdagangan /
bisnis social, kesehatan, transportasi dll. Peningkatan kebutuhan
tersebut mendorong munculnya berbagai inovasi yang memudahkan
manusia dalam belajar.
Dalam bidang pendidikan dan pelatihan, di era serba digital ini
instansi penyelenggara diklat pemerintah dituntut untuk melibatkan
teknologi elektronik dalam pemanfaatan teknologi informasi baik
dalam bentuk media maupun metode untuk meningkatkan efektivitas
dan efisiensi pembelajaran guna meningkatkan kompetensi dan
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Sehubungan dengan hal di atas, Lembaga Administrasi Negara
pada tahun 2018 menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi
Negara Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil
Melalui E- Learning. Harapanya adalah dengan tercapainya tujuan
pembelajaran dan keberhasilan peningkatan kinerja.
Keberhasilan kinerja suatu organisasi dipengaruhi oleh
kualitas sumber daya manusia (pegawai) yang dimilikinya. Untuk
memenuhi kebutuhan pegawai yang kompeten dan berkualitas, maka
3
instansi pemerintah perlu menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan (diklat) yang bermutu, sesuai kebutuhan organisasi dan
dilaksanakan secara berkesinambungan.
4
Didalam memberikan pelayanan tersebut seringkali muncul
kendala dan hambatan kaitannya dengan terbatasnya Sumber Daya
Manusia dan teknologi yang digunakan. Dimana rentang proses
pelayanan pembelajaran Diklat membutuhkan waktu yang lama dan
pengajuannya masih dilakukan dengan cara konvensional / manual.
Tabel 1.1
ALUR PEMBELAJARAN ONLINE KEGIATAN PKP DAN PKA
Tahun 2020 sd sekarang
5
Dimana kendala yang sering dialami selama proses diklat
diantaranya berupa penyampaian materi yang belum tuntas disampaikan
oleh widyaiswara saat pertemuan tatap muka. Adanya tuntutan
pemahaman dan penguasaan materi yang cukup banyak baik secara
teori maupun praktik, dan kurang seimbangnya penguasaan kompetensi
teori dan praktik pada peseta diklat. Diklat yang efektif bukan sekedar
mengatakan atau menunjukkan kepada seseorang bagaimana
melakukan sebuah tugas tetapi upaya untuk mentransfer keterampilan
dan pengetahuan sehingga peserta pelatihan menerima dan melakukan
latihan tersebut pada saat melakukan pekerjaannya. Model
pembelajaran untuk diklat yang diterapkan di Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang masih menggunakan pola
diklat dengan model pembelajaran konvensional/tatap muka. Hal itu
dirasa kurang efektif karena menurut Nadziroh (2017) pendidikan yang
bersifat konvensional hanya dibatasi pada pertemuan di dalam ruang
kelas yang berfokus pada pengajar, sehingga tidak akan
mengembangkan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh
peserta. Selain itu, waktu yang tersedia juga sangat terbatas yang
mengakibatkan penyampaian bahan ajar yang kurang maksimal dan
terlambat yang memungkinkan tidak akan tersampaikan lagi bahan ajar
tersebut di pertemuan selanjutnya.
Melihat perubahan secara aktif, terutama pada intensitas kegiatan
belajar online/ elektronik di masyarakat, dapat dipahami bahwa
kebutuhan belajar saat ini tidak terbatas tempat dan waktu. Maka perlu
adanya inovasi model pembelajaran khususnya dalam pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan pemerintahan sangat diperlukan, karena
peserta diklat keseluruhan adalah Apraratur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki jam kerja padat untuk melayani publik dan masyarakat.
Sehingga Saat ini model pembelajaran blended learning dengan
menggunakan media e- learning telah menjadi tren dan bahkan telah
menjadi nilai jual tersendiri bagi institusi-instusi penyelenggara
6
pendidikan dan pelatihan. E-learning merupakan suatu sistem informasi
dalam dunia pendidikan yang cara pengirimanya sangat mudah diakses
dan hemat biaya, karena sering diselesaikan dalam waktu yang lebih
singkat dan tanpa biaya atau perjalanan tambahan (Lamph dkk, 2018).
Akhir tahun 2020 merupakan tahun pertama dan pertama kali di Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang menerapkan
pendidikan dan pelatihan berbasis e-learning dikarenakan adanya
pandemi Covid 19 yang sampai dengan sekarang masih belum selesai.
Peserta pelatihan berbasis e-learning di Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang berasal dari latar belakang
yang berbeda-beda, sehingga dalam pelaksanaanya, peserta pelatihan
tidak terbiasa dan kurang paham mengenai penggunaan teknologi
informasi dan model pembelajaran berbasis e-learning. Hal awal inilah
yang menjadi pekerjaan rumah bagi bidang diklat Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang untuk mempersiapkan
pembelajaran diklat berbasis e-learning agar tercapai pembelajaran yang
lebih efektif, optimal dan berkualitas.
Menurut Dian & Wahyuningsih (2017:12) e-learning memiliki
fungsi yang berbeda-beda dalam dalam setiap implementasinya. Hal
yang mempengaruhi perbedaan tersebut antara lain karakteristik materi,
peserta, tujuan yang ditetapkan, sarana dan prasarana yang dimiliki,
hingga kebijakan yang diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu,
menurut Meitaningrum (2013) implementasi e-learning di lingkup instansi
atau lembaga pemerintah memiliki karakteristik yang berbeda dengan
lingkup sekolah dan perguruan tinggi. Hal ini berkaitan dengan
karakteristik organisasi, proses bisnis, budaya organisasi dan
karakteristik pelaku dalam organisasi yang berbeda antara lingkup
pemerintah dan perguruan tinggi. Karakteristik organisasi dan proses
bisnis lingkup sekolah dan perguruan tinggi adalah murni di bidang
pendidikan, dimana budaya organisasi yang berkembang adalah budaya
kompetensi dalam menuntut ilmu/belajar dan para pelakunya merupakan
7
para pengajar, pelajar dan pengelola pembelajaran yang setiap saat
berkecimpung dalam proses belajar mengajar secara berkelanjutan.
Sistem e-learning dalam pembelajaran diharapkan memiliki
kualitas yang baik, kualitas tidak hanya dari sistemnya saja tetapi juga
dalam proses pembelajaranya. Menurut Zaheer (2013) kualitas output
(peserta) dari lembaga pendidikan dan pelatihan apa pun dapat
bergantung pada banyak faktor seperti kurikulum, teknologi, infrastruktur,
penilaian, peserta dan penyelenggara. Hal ini senada dengan penelitian
Wagimin dkk (2014) yang menyimpulkana bahwa kesuksesan
pelaksanaan e-learning sangat dipengaruhi oleh persepsi kepuasan
pengguna dan persepsi penggunaan sistem e-learning.
Sebelum e-learning di terapkan secara berkelanjutan, diperlukan sebuah
analisis mengenai uji kelayakan sistem e-learning, agar e-learning
tersebut benar-benar layak untuk digunakan dan juga berkualitas.
Menurut Kasmir & Jakfar (2015:13) sebelum produk diterapkan secara
berkelanjutan, perlu dilakukan sebuah analisis kelayakan untuk
menghindari resiko kerugian/kegagalan, memudahkan perencanaan,
memudahkan pelaksanaan, memudahkan pengawasan, dan
memudahkan pengendalian. Senada dengan hal itu, menurut Putera dkk
(2017) penilaian kelayakan pada media pembelajaran merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan dan peningkatan kualitas
pembelajaran, karena perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan
yang menuntut efektifitas dan efisiensi dalam pembelajaran. Untuk
mencapai tingkat efektifitas dan efisiensi yang optimal dan
penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas, salah satu upaya yang
perlu dilakukan adalah dengan melakukan uji kelayakan pada media
tersebut.
Banyak penelitian terdahulu yang mengkaji mengenai penerapan dan uji
tingkat kelayakan e-learning dalam lingkup sekolah/perguruan tinggi.
Sekolah/perguruan tinggi merupakan instansi murni di bidang pendidikan
yang harus menunjang dan mempersiapkan pembelajaran secara online
8
salah satunya yaitu media e-learning sebagai fungsi pelengkap dalam
pembelajaran konvensional di sekolah. Berbeda dengan hal itu,
penelitian ini akan mengkaji mengenai penerapan dan uji tingkat
kelayakan e-learning pada bidang diklat Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang karena minimnya kajian
mengenai bahasan tersebut. Selain itu, lembaga diklat pemerintah
berbeda dengan lingkup sekolah/perguruan tinggi karena perbedaan
karakteristik materi, tujuan yang ditetapkan, serta perbedaan karakteristik
dan latar belakang peserta diklat yang berasal dari berbagai daerah dan
unit kerjanya masing-masing. Sehingga perbedaan persepsi mengenai
kelayakan e-learning tersebut sangat penting untuk mengetahui
seberapa besar tingkat kelayakanya serta mengetahui hambatan di
dalamnya untuk diberikan solusi.Hasil kelayakan tersebut nantinya akan
berdampak bagi kualitas e-learning dan bagi berbagai pihak baik bagi
kualitas lembaga sebagai penyelenggara, kualitas widyaiswara sebagai
pengajar dan juga kualitas peserta pelatihan sebagai pengguna. Menurut
Winarno (2009:74) media pembelajaran dikatakan layak dilihat dari
mampu tidaknya media tersebut memenuhi standar penilaian kelayakan
yang perlu dilakukan pengujian terhadap beberapa indikator penilaian
baik dari aspek media dan aspek materi. Dalam hal ini media
pembelajaran yang akan diuji kelayakanya adalah media pembelajaran
jarak jauh yaitu e-learning
Berdasarkan pemikiran tersebut, perlu adanya pedoman media
pembelajaran jarak jauh atau aplikasi bagi peserta diklat di lingkungan
Pemerintah Kota Semarang sehingga lebih efisien dan efektif
9
Tabel 1.2
Perbandingan Kondisi Saat ini dan Kondisi Yang Diharapkan
N KONDISI YANG
KONDISI SAAT INI
O DIHARAPKAN
1. Belum tersedianya sistem pelayanan Tersedianya sistem
pembelajaran yang efisien masih pelayanan aplikasi yang
seperti manual dapat mengakomodir
11
N KONDISI YANG
KONDISI SAAT INI
O DIHARAPKAN
tentang pendaftaran Pra Diklat secara mengatur tentang
digital Pendaftaran Pra Diklat
secara digital sehingga
memudahkan Calon Peserta
Diklat dalam proses
pendaftaran
5. Belum tersedianya monitoring dan Tersedianya monitoring dan
evaluasi bagi Penyelenggara dan evaluasi bagi
Pengajar Widya Iswara secara digital Penyelenggara dan
Pengajar Widya Iswara
12
Untuk menggali lebih mendalam untuk mengetahui permasalahan
yang lebih rinci dengan menggunakan analisis Leavitt’s Model.
Metode ini menggunakan pendekatan melalui pembagian 4 (empat)
elemen pada suatu organisasi. Elemen-elemen tersebut adalah Tugas
(Task), Struktur (Structure), Teknologi (Technology),dan Aktor
(People). Dengan membandingkan antara kondisi saat ini dengan
kondisi yang diharapkan, serta memetakan penyebab permasalah
tersebut dan memperkirakan apa yang terjadi apabila permasalahan
tersebut tidak ditangani, maka diperlukan analisis diagnosa organisasi
untuk menentukan langkah terbaik mengatasi permasalahan tersebut.
Structure
Task Technology
People
13
organisasi termasuk tugas rutin dan tugas kunci.
14
teknologi merupakan unsur yang penting dalam suatu struktur untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
4. Task - People : manusia dan tugas sangat berhubungan erat karena
manusia tidak bisa terlepas dengan tugas. Hal ini dikarenakan manusia
sebagai pelaksana dalam suatu tugas.
5. Task – Structure : tugas akan lebih efektif jika adanya struktur, karena
dengan adanya struktur maka pembagian tugas akan menjadi lebih
jelas.
15
Tabel 1.1.
Diagnosa Komponen dengan Leavitt’s Model
DAMPAK PERUBAHAN
KOMPONEN
KOMPONEN YANG
KONDISI SETIAP YANG PALING
KOMPONEN PERLU DIINTERVENSI
KOMPONEN PERLU
TERHADAP
DIINTERVENSI
KOMPONEN LAIN
Task/Tugas Penyelenggaraan Diklat Adanya sistem informasi
belum optimal blended menjadikan sisttem
learning / Full learning masih pembelajaran lebih optimal
bersifat manual dan efisien
16
Berdasar diagnosa organisasi di atas dapat disimpulkan bahwa
komponen yang paling perlu d Intervensi adalah Teknologi. Oleh karena
itu perlu melakukan perubahan pada mekanisme penyelenggaraan Diklat
pada Sub Bidang Diklat PIM dan Prajabatan pada Badan Kepegawaian
Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang, yang semula mekanisme
pembejaran (Widya Iswara mengirimkan materi sehari sebelumnya,
Penyelenggara mengeshare materi ke peserta PKA dan PKP Widya
Iswara baru menyampaikan materi ke peserta PKA dan PKP, Tanya
jawab dan Pemberian Tugas, Peserta PKA dan PKP menyampaikan ke
penyelenggara, Penyelenggara mengirimkan tugas peserta ke Widya
Iswara, dan Widya Iswara memberikan nilai peserta disampaikan ke
penyelenggara) dilaksanakan secara manual akan diubah menjadi
mekanisme pembelajaran berbasis digital yang bisa mengakomodir
semuanya dalam 1 (satu) aplikasi inovasi yang direncanakan terkait
dengan penyelesaian isu aktual adalah pembuatan Learning Managemen
System (LMS) sistem berbasis digital yang mendukung pelaksanaan
pelayanan penyelenggaraan Diklat yaitu SI-PETE (Sistem
Pengembangan Kompetensi Berbasis Elektronik).
17
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. TUJUAN
Dari penjelasan permasalahan tersebut diatas, tujuan dilakukannya aksi
perubahan ini adalah Pemerintah Kota Semarang mempunyai Sistem
Manajemen Pembelajaran / Learning Managemen System (LMS) yang
mengakomodir dalam satu aplikas melalui aplikasi
SI – PETE SISTEM PENGEMBANGAN KOMPETENSI BERBASIS
ELEKTRONIK Adapun tujuan dimaksud dicapai dalam 3 (tiga) tahapan,
yaitu :
1. Tujuan Jangka Pendek
Tersedianya sistem Rancangan /Draft/Aplikasi SI – PETE untuk
memberikan Kemudahan layanan (Pendaftaran Pra Diklat Online, Absensi
Online, Mengakses Materi, Mengelola Aktivitas Pembelajaran,) bagi
penyelenggara, peserta diklat dan Widya Iswara
2. Tujuan Jangka Menengah
Tersedianya penambahan sistem Rancangan /Draft/Aplikasi
SI – PETE untuk memberikan Kemudahan layanan (Memonitoring
Evaluasi Penyelenggara) pelayanan kamar, kebersihan, makan dll
3. Tujuan Jangka Panjang
Tersedianya penambahan sistem Rancangan /Draft/Aplikasi
SI – PETE untuk memberikan Kemudahan layanan yang mengakomodir
menjadi saru aplikasi SI - PETE (Perencanaan kegiatan selama satu tahun,
Pembelajaran dan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat )
2. Manfaat :
Manfaat yang diperoleh dari rencana aksi perubahan ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat bagi organisasi :
a. Semakin meningkatnya kualitas pelayanan Penyelenggaran Diklat
yang diberikan dan dirasakan oleh Pejabat Struktural di Pemerintah
Kota Semarang .
b. Membantu Peserta Diklat, Widya Iswara dan Penyelenggara untuk
mengakses materi yang diberikan dengan cepat dan dapat
mengakomodir semua kebutuhan media pembelajaran dalam
1(satu) aplikasi
c. Meningkatnya kinerja organisasi.
2. Manfaat bagi Pemerintah Kota Semarang
Mewujudkan Program Optimalisasi Teknologi Informasi di Pemerintah
Kota Semarang khususnya dalam hal penyelanggaran Diklat yang
efektif dan efisien.
3. Bagi Stakeholder / Pengguna
a. Memberikan kemudahan bagi ASN di lingkungan Pemerintah Kota
Semarang untuk mendapatkan pelayanan diklat
b. Untuk memperoleh pelayanan pendaftaran diklat secara cepat dan
lebih efisien, Sebagai literasi digital bagi ASN di Pemerintah Kota
Semarang dengan adanya Learning Managemen System (LMS)
yang dapat mengakomodir semua kebutuhan media pembelajaran
dalam 1 aplikasi.
BAB II
DESKRIPSI PROSES
KEPEMIMPINAN KINERJA
PELAYANAN PUBLIK
33
Adapun identifikasi stakeholder dalam Aksi Perubahan ini
adalah sebagai berikut :
34
Tabel 2.3 Identifikasi Stakeholder Utama, Primer dan Sekunder
NO. STAKEHOLDER STAKEHOLDER STAKEHOLDER
UTAMA PRIMER SEKUNDER
1. Kepala Badan Sekretaris Badan Semua OPD
Kepegawaian, Kepegawaian, dilingkungan
Pendidikan dan Pendidikan dan Pemerintah Kota
Pelatihan Pelatihan Semarang
2. Kepala Bidang Dinas Komunikasi,
Diklat Informatika,
Statistik dan
Persandian Kota
Semarang
3 Kabid Badan
Pengembangan Pengembangan
Pegawai Sumber Daya
4 Kabid Disiplin Manusia Daerah
(BPSDMD) Jateng
5 Kepala Sub bidang LAN (Lembaga
Diklat Administrasi Negara)
Pengembangan
6. Kepala Sub Bidang
Diklat Teknis dan
Fungsional
7 Penyusun Laporan Widya Iswara
Hasil Diklat
Pranata Komputer
Terampil Akademisi
Assesor SDM
Aparatur Pertama
Staf Non ASN Audit Eskternal
Walikota
(++)
Sekretaris BKD
(- +) Kepala BKPP (++)
Sekda
(++)
Ka.Bidang Diklat
(-+)
Widya Iswara
Kabid Kesejahteraan dan Disiplin
LAN
Kasubid Diklat Teknis dan Fungsional
Akademisi
Penyedia Jasa Pembuatan Aplikasi
Penyusun Laporan Hasil Diklat
Diskominfo (+-)
Pranata Komputer
Assesor SDM (-+)
INFLUENCE INTEREST
NO STAKEHOLDER JENIS KELOMPOK
(PENGARUH) (KEPENTINGAN)
15 Semua OPD
dilingkungan Sekund
+ - Latens
Pemerintah Kota er
Semarang
INFLUENCE INTEREST
NO STAKEHOLDER JENIS KELOMPOK
(PENGARUH) (KEPENTINGAN)
14 BPSDMD Prov
jateng + - Primer Latens
15 Akademisi
+ - Primer Latens
16 Audit Eksternal
+ - Primer Latens
17 Tim IT
Sekund Apathetics
- -
er
2) Stakeholder Defender
Selalu berkomunikasi dengan intensif dengan berbagi
informasi serta pengetahuan
Diberikan kesempatan untuk berpartisipasi sesering
mungkin
3) Stakeholder Latent
Memberikan informasi berkala mengenai pentingnya
kegiatan
Melakukan koordinasi secara intensif dalam setiap progress
kegiatan
Menyampaikan tingkat kepentingan stakeholder dalam
kegiatan
Menyampaikan manfaat yang akan didapatkan oleh
stakeholder
4) Stakeholder Apathetics
Menyampaikan manfaat yang akan didapatkan jika
mendukung kegiatan
Memberikan motivasi agar terlibat lebih intensif dan
mendukung kegiatan
Memberikan informasi setiap perkembangan kegiatan
2. Project leader
Memimpin jalannya Aksi perubahan mulai sejak merencanakan,
mengkoordinasikan, membentuk tim kerja, membuat
penjadwalan, monitoring dan evaluasi baik dengan mentor
maupun dengan coach;
Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua
stakeholder;
Membentuk tim kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan Aksi
Perubahan dan melakukan kerjasama dengan tim kerja;
Melaksanakan penerapan dari keseluruhan tahapan yang telah
dirancang;
Melaporkan perkembangan hasil kerja kepada mentor dan coach
untuk medapatkan evaluasi dan saran terhadap Aksi
Perubahan;dan
Menyusun laporan akhir Aksi Perubahan.
3. Coach
Memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan persetujuan kepada
project leader dalam penyusunan Aksi Perubahan;
Melakukan monitoring kegiatan project leader selama tahap
Taking ownership dan Leadership Laboratory;
Memberikan feedback terhadap laporan perkembangan
implementasi Aksi Perubahan dari project leader;
Memfasilitasi jika project leader mengalami kesulitan;
Mendukung pelaksanaan Aksi Perubahan;dan
Melakukan koordinasi dengan mentor untuk membantu
project leader apabila mengalami permasalahan.
4. Tim Administrasi
Menyiapkan bahan dan data terkait Aksi perubahan;
Menyiapkan sarana prasarana rapat koordinasi, pelatihan, dan
sosialisasi;
Melaksanakan kegiatan administrasi dalam kegiatan Aksi
perubahan;
Berkoodinasi dengan project leader maupun sesama tim
kerja agar terjalin keterikatan antar tim;
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan Aksi
perubahan;dan
Melaporkan hasil penyelenggaraan kegiatan pada project
leader.
35
2. Koordinasi dengan stakeholders Adanya dukungan dari Project Leader 19-21 April 2021
Eksternal stakeholder Eksternal
3. Membangun Aplikasi SI PETE Tersedianya sistem Project Leader dan 12 April – 26 April 22 April 2021
Aplikasi SI -PETE tim teknis, Tim TI, 2021
Adik adik dari
UDINUS
a. Koordinasi dengan pihak Tersedianya data Gap 26- 28 april 2021 Terlaksana 100%
IT/Tim Teknis Kinerja Foto data gap kinerja
(lampiran 4a)
b. Pelaksanaan Uji Coba Sistem Tersedianya data Gap 26- 28 april 2021 Terlaksana 100%
Aplikasi SI -PETE kompetensi Foto data Gap Kompetensi
(lampiran 4b)
c. Evaluasi Hasil dan Terinputnya data Gap 26- 28 april 2021 Terlaksana 100%
penyempurnaan aplikasi Kinerja dan Gap Data perencanaan bangkom
Kompetensi (lampiran 4c)
5. Petunjuk Teknis / Alur Tersusunnya SOP Project Leader dan 3 – 7 Mei 2021
Pendaftaran Pra Diklat, Sistem Perencanaan Tim Administrasi
Absensi, Sistem Pengembangan
Kompetensi ASN
Pembelajaran SI-PETE
(SI PETE)
a. Rapat Internal Tim Efektif Adanya draf SOP 4 Mei 2021 Terlaksana 100%
Disepakatinya draf Foto/ vidio
SOP (lampiran 5a)
b. Menyusun draft buku panduan Tersedianya peserta 11 Mei 2021 Daftar Peserta
sosialisasi (lampiran 6b)
C. JANGKA PANJANG
Tersedianya penambahan sistem Rancangan/Draft/Aplikasi SI – PETE untuk memberikan Kemudahan layanan yang
mengakomodir menjadi satu aplikasi SI - PETE
(Perencanaan kegiatan selama satu tahun, Pembelajaran dan Evaluasi Penyelenggaraan Diklat)
1. Uraian Singkat Hasil Kegiatan
1) Konsultasi ke Pimpinan
Pada hari Kamis, 8 April 2021, Project Leader
menghadap Kepala BKPP Kota Semarang dalam rangka
memberikan informasi tentang kegiatan off class yang
dimulai tanggal 8 April s.d. 5 Juni 2021. Selain itu juga
dilakukan konsultasi dan permohonan dukungan dalam
pelaksanaan tahapan aksi perubahan mulai dari tahapan
1 – 9, sesuai yang telah disusun pada Rancangan Aksi
Perubahan.
Koordinasi Internal
Project Leader juga melakukan konsultasi kepada
Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan pada BKPP
Kota Semarang selaku mentor pada tanggal 8 April
2021. Konsutasi tentang tahapan kegiatan yang harus
dilakukan dalam pelaksanaan aksi perubahan, antara
lain tentang personil yang ditunjuk dalam tim efektif.
Pada kesempatan tersebut Permohonan dukungan juga
dilakukan baik secara. Selain itu koordinasi juga
dilakukan kepada calon anggota tim untuk agar dapat
membantu pelaksanaan aksi perubahan dari Project
Leader.
2) Penyusunan personil dan tugas Tim Efektif
Penyusunan SK Tim Efektif dimulai dari menyusun
personil dan tugas masing-masing anggota tim yang
merupakan hasil diskusi dengan mentor. Jumlah anggota
Tim Efektif sebanyak 8 orang yang terdiri dari Mentor,
Coach dan Project Leader masing-masing 1 orang dan Tim
Administrasi, Tim Teknis dan Tim Tehnologi Informasi
masing-masing 3 orang. Kegiatan tersebut dilakukan pada
tanggal 8 April 2021.
3) Penyusunan draf SK Tim Efektif
Setelah menentukan personil dan tugas-tugasnya
dalam tim, pada tanggal 3 April 2021 dilakukan
Penyusunan draf SK Tim Efektif secara lengkap, sesuai
pedoman penyusunan SK Tim. Konsep SK dikoreksi secara
berjenjang, mulai dari Mentor, Sekretaris BKPP Kota
Semarang dan di tanda tangani oleh Kepala BKPP Kota
Semarang
1) Menentukan Peserta;
2) Menyusun Materi Bimtek;
3) Menentukan Narasumber.
4) Melakukan Bimtek
Tabel 4.1
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat disampaikan dari pelaksanaan aksi
perubahan ini adalah sebagai berikut :
64
REFERENSI
Literatur
Perundang-Undangan
Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Laporan
Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Kota Semarang Rencana Strategis
Tahun 2016-2021.