Disusun Oleh:
Kelompok 2
Anggun Dika P : 14901.07.20002
Anita Widayanti : 14901.07.20003
Dewi Puspitasari : 14901.07.20005
Indri Anita : 14901.07.20011
Kholifatur Rohma : 14901.07.20014
Lisa Sintya : 14901.07.20016
Lu’luul Mukarromah : 14901.07.20018
Lutviatil Lailiyah : 14901.07.20019
Merina Halimatus Z : 14901.07.20021
Mohammad Baydowi : 14901.07.20022
Muslehatun Hasanah : 14901.07.20024
Nabilatur Rodiyah : 14901.07.20026
Nanang Dias A : 14901.07.20028
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat Taufik
Probolinggo.
kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Ketua Yayasan
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan dan semoga tugas ini berguna baik peneliti maupun pihak lain yang
memanfaatkan
ii
iii
DAFTAR ISI
JUDUL ……………………………………………………………………………… i
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola
hidup masyarakat yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan
seluruh masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (KEMENKES,
2016).
Upaya preventif untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan
promosi kesehatan, Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat atau individu sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup dua dimensi yaitu kemauan dan kemampuan,
tujuan promosi kesehatan yaitu agara individu atau masyarakat mau untuk
menjaga, memelihara, dan mampu untuk meningkatkan kesehatannya
(Ghasemi et al, 2018).
Program PHBS dibentuk untuk meningkatkan manajemen kesehatan
masyarakat. PHBS yang dilakukan di Desa Bermi adalah pengolahan
sampah dan sanitasi lingkungan. Namun, program tersebut tidak jalan
karena kurangnya kesadarann dari masyarakat sendiri.
Oleh karena itu, program tersebut harus terus di promosikan kepada
masyarakat untuk mengingkatkan derajat kesehatan komunitas.
2. Tujuan
a. Mengetahui kesenjangan program nasional dengan program yang
dilaksanakan
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari program yang dilaksanakan
c. Mengetahui target dan sasaran masyarakat di wilayah puskesmas
d. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi
kesenjangan
3. Manfaat
a. Bagi Institusi
Hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya
mengembangkan program dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat
1
2
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti
gambaran status kesehatannya dan menyadari permasalahan
kesehatan yang ada serta berkeinginan menyelesaikan permasalahan
tersebut.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan / masukan berupa
informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas guna membantu program kesehatan pada
masyarakat.
BAB II
TINJUAN TEORI
Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan ujung tombak
untuk pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup
sehat masyarakat. Program PHBS dirumah tangga merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperang aktif dalam
gerakan kesehatan dimasyarakat. Program pembinaan PHBS yang dicanamkan
pemerintah sudah berjalan cukup lama, namun pada kenyataannya capaian
keberhasilannya masih jauh dari harapan.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) merupakan esensi dan hak asasi
manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras
dengan yang tercakup dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia tahun 1948
di sepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya adalah hal yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan
ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan
yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki perilaku yang
memperhatin
3
4
aktif adalah persentase rumah tangga di desa atau kelurahan yang mendapat
pembinaan PHBS
TINJAUAN KASUS
6
7
D. Kegiatan
Kegiatan yang dapa dilakukan yaitu melakukan promosi kesehatan :
1) Kegiatan pemberdayaan adalah proses pemberian informasi
secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar
sasaran tersebut berubah dari tidak tau menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tau menjadi mau (aspek attitude), dari
mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkanalkan
(aspeck practice)
2) Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia
berada menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.
E. Peran serta masyarakat
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyrakat
merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting
perannya guna meningkatkan
Pegawai/ kariawan
a. Petugas kesehatan
1. Sasaran tersier
a. KK
b. Kasek/ pengelola
c. Direksi/ pemilik
d. Pimpinan/ direktur
F. Implementasi : hambatan dan pendukung
a. Hambatan: kurangnya kesadaran oleh masyarakat sekiar dan
kurangnya informasi.
b. Pendukung : melakukan sosialisasi tentang bank sampah,
melakukan penyuluhan tentang penggunaan air bersih dan sehat.
G. Evaluasi
Dari hasil evaluasi Mayoritas masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Krucil khususnya Desa Bermi dusun tengah mengatakan kebiasaan
membuang sampah ke sungai dan belum mengetahui cara pengelolahan
sampah yang tepat dan benar , setelah ditelusuri kebanyakan
8
PEMBAHASAN
A. Analisis statistik
Perilaku hidup bersih dan sehat ibu rumah tangga yang telah dilakukan
pengkajian mencakup kesehatan lingkungan rumah dan sekitar rumah.
9
10
Wc Umum 64 44
Jamban Tetangga 8 6
Sungai 72 50
Sawah/parit 0 0
Total 144 100
Tabel 4.2 tabel distribusi frekuensi berdasarkan Tidak Memiliki
Jamban di Dusun Tengah Desa Bermi, November 2020
11
12
A. KESIMPULAN
agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan
jamban sebanyak 22% dan kebanyakan jamban yang dimiliki seperti sapti
B. SARAN
Dari hasil ini diharapkan masyarakat desa bermi kecamatan krucil mampu
13
14
DAFTAR PUSTAKA
2016. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs). Kementrian
Kesehatan Ri.
World.
Sutamihardja. Toksikologi Lingkungan (Buku I). 2016. Jakarta: Program Ilmu Studi