Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


DESA BERMI DUSUN TENGAH KECAMATAN KRUCIL
KABUPATEN PROBOLINGGO

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Anggun Dika P : 14901.07.20002
Anita Widayanti : 14901.07.20003
Dewi Puspitasari : 14901.07.20005
Indri Anita : 14901.07.20011
Kholifatur Rohma : 14901.07.20014
Lisa Sintya : 14901.07.20016
Lu’luul Mukarromah : 14901.07.20018
Lutviatil Lailiyah : 14901.07.20019
Merina Halimatus Z : 14901.07.20021
Mohammad Baydowi : 14901.07.20022
Muslehatun Hasanah : 14901.07.20024
Nabilatur Rodiyah : 14901.07.20026
Nanang Dias A : 14901.07.20028

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HAFSHAWATY PESANTREN ZAINUL HASAN
PROBOLINGGO
2020

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat Taufik

sertahidayah-Nya atas terselesaikannya tugas ini berjudul Perilaku Hidup Bersih

Dan Sehat. laporan ini disusun guna memenuhi persyaratan dalam

menyelesaikan tugas Keperawatan Komunitas Profesi Ners Sarjana

Keperawatan di STIKes Hafshawaty pesantren Zainul Hasan Genggong

Probolinggo.

Pada penyusunan tugas keperawatan komunitas ini tidak lepas dari

kesulitan dan hambatan namun berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari

berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala

hormat penulis sampaikan terima kasih kepada :

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH, MM. selaku Ketua Yayasan

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong.

2. Dr. Nur Hamim, S.KM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku ketua STIKes

Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo

3. Dodik Hartono S.Kep.Ns.,M.Tr.Kep Selaku KaProdi Profesi Ners STIKes

Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo

4. Ro’isah S.KM.,S.Kep.M.Kes selaku koordinator keperawatan komunitas

STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang

diberikan dan semoga tugas ini berguna baik peneliti maupun pihak lain yang

memanfaatkan

ii
iii

DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………. 4

BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………………………….. 7

BAB IV PEMBAHASAN ………………………………………………………… 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………….. 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan cerminan pola
hidup masyarakat yang senantiasa memperhatikan dan menjaga kesehatan
seluruh masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah
sekumpulan perilaku yang dilakukan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, yang menjadikan seseorang keluarga kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat (KEMENKES,
2016).
Upaya preventif untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan
promosi kesehatan, Promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan
terhadap masyarakat atau individu sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi
kesehatan ini mencakup dua dimensi yaitu kemauan dan kemampuan,
tujuan promosi kesehatan yaitu agara individu atau masyarakat mau untuk
menjaga, memelihara, dan mampu untuk meningkatkan kesehatannya
(Ghasemi et al, 2018).
Program PHBS dibentuk untuk meningkatkan manajemen kesehatan
masyarakat. PHBS yang dilakukan di Desa Bermi adalah pengolahan
sampah dan sanitasi lingkungan. Namun, program tersebut tidak jalan
karena kurangnya kesadarann dari masyarakat sendiri.
Oleh karena itu, program tersebut harus terus di promosikan kepada
masyarakat untuk mengingkatkan derajat kesehatan komunitas.
2. Tujuan
a. Mengetahui kesenjangan program nasional dengan program yang
dilaksanakan
b. Mengetahui tingkat keberhasilan dari program yang dilaksanakan
c. Mengetahui target dan sasaran masyarakat di wilayah puskesmas
d. Mengetahui alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi
kesenjangan
3. Manfaat
a. Bagi Institusi
Hasil tugas ini diharapkan dapat dijadikan sebagai upaya
mengembangkan program dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat

1
2

b. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat membantu masyarakat guna mengerti
gambaran status kesehatannya dan menyadari permasalahan
kesehatan yang ada serta berkeinginan menyelesaikan permasalahan
tersebut.
c. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberikan sumbangan / masukan berupa
informasi tentang kondisi kesehatan masyarakat yang termasuk dalam
wilayah kerja Puskesmas guna membantu program kesehatan pada
masyarakat.
BAB II

TINJUAN TEORI

Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2020 adalah


meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya
dapat teruwujud melalui terciptnya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya di seluruh wilyah Republik Indonesia. Pembangunan
kesehatan diprioritaskan pada pemberdayaan upaya promotif dan preventif.

Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan ujung tombak
untuk pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan perilaku hidup
sehat masyarakat. Program PHBS dirumah tangga merupakan upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktikan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperang aktif dalam
gerakan kesehatan dimasyarakat. Program pembinaan PHBS yang dicanamkan
pemerintah sudah berjalan cukup lama, namun pada kenyataannya capaian
keberhasilannya masih jauh dari harapan.

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) merupakan esensi dan hak asasi
manusia untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal ini selaras
dengan yang tercakup dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia tahun 1948
di sepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya adalah hal yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan
ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Derajat kesehatan
yang tinggi tersebut dapat diperoleh apabila setiap orang memiliki perilaku yang
memperhatin

Pembinaan PHBS juga merupakan bagian dari Pengembangan Desa dan


Kelurahan Siaga aktif. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1529/Menkes/SK/X/2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga aktif menyatakan bahwa masyarakat di Desa atau Kelurahan
Siaga Aktif wajib melaksanakan PHBS. DenŐan demikian, maka salah satu
kriteria dalam rangka pentahapan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga

3
4

aktif adalah persentase rumah tangga di desa atau kelurahan yang mendapat
pembinaan PHBS

A. Program Puskesmas Krucil


1) Posyandu lansia
2) UKS
3) Bank sampah
4) PHBS
5) Dll.
B. Kebijakan
Kebijakan yang mengatur tentang PHBS saat ini adalah peraturan
Menkes RI Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang pedoman pembinaan
perilaku hidup bersih dan sehat menetapkan bahwa PHBS sebagaimana
dimaksud pada Pasal 1 ayat 1 agar digunakan sebagai acuan bagi semua
pemangku kepentingan dalam rangka pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ditatanan rumah tangga, tatanan institusi pendidikan, tatanantempat
kerja, tatanan-tempat umum dan tatanan fasilitas kesehatan (Peraturan
Menteri Kesehatan RI, 2011).
Dengan adanya kebijkan tersebut, Puskesmas Krucil sangat antusias
untuk menerapkan program PHBS khususnya di dusun Tengah desa Bermi,
karena dusun Tengah \merupakan salah satu dusun yang masih kurang
dalam segi kesehatan lingkungan khususnya tentang kepemilikan jamban
dan pembuangan sampah yang masih sembarangan.
C. Target, sasaran dan tindakan keberhasilan
Ada 2 kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer,
dan sasaran sekunder.
Sasaran primer berupa sasaran langsung pada individu anggota
masyarakat, kelompok-kelompok dalam masyarakat dan masyarakat secara
keseluruhan, yang diharapkan untuk memprakƟkkan PHBS.
Sasaran sekunder yaitu orang yg memiliki pengaruh terhadap sasaran
primer dalam pengambilan keputusan untuk mempraktekkan PHBS.
Termasuk di sini adalah para pemuka masyarakat atau tokoh masyarakat
contonya Kepala desa, Kepala Dusun, Ketua RT\RW, Kyai, Pemuda yang
aktif dan lain-lain. Pelaksanaan Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) Pada Program Promkes. Tujuan program ini adalah
memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan
5

untuk memelihara, meningkatkan, dan melindungi kesehatannya sendiri dan


lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri, dan produktif. Hali ni
ditempuh melalui peningkatan pengetahuan, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan budaya di susun tengah desa Bermi, agar dusun tengah
dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku hidup bersih dan sehat.
D. Kegiatan / upaya program
Puskesmas Nanggalo memiliki beberapa tahapan dalam penggerakan
dan pelaksanaan PHBS, yaitu adanya koordinasi dengan tokoh masyarakat
terlebih dahulu seperti RT dan RW, kemudian pelaksanaan dilakukan oleh
kader dan pembina wilayah. Bentuk pelaksanaan dilakukan dengan cara
penyuluhan, pencatatan, dan pembinaan terhadap kader setempat.
“Sebelum penggerakan dan pelaksanaan, dilakukan pendekatan terlebih
dahulu kepada masyarakat berkaitan dengan pengetahuan PHBS di
masyarakat. Seperti diawali dengan koordinasi dengan tokoh masyarakat
dan RT, RW, setelah itu baru pembina wilayah dan kader akan bergerak ke
setiap rumah warga yang mana akan dijadikan sampel nantinya untuk satu
RW atau kelurahan itu.”.
“Sebelum berlangsungnya penggerakan dan pelaksanaan kita
melakukan pendekatan kepada masyrakat terlebih dahulu, yaitu dengan cara
kita mengumpulkan masyrakat terlebih dahulu, misalnya kita melakukan
intervensi, jadi masyarakat kita kumpul terlebih dahulu. Dan ini kita lakukan
dimasjid dan dilangsungkan dengan penyuluhan terkait PHBS
Dan untuk rencana pemantauan dan evaluasi program PHBS yaitu setiap
melaksanakan kegiatan dilakukan pemantauan kembali, yang jelas laporan
dari pembina wilayah lewat pemegang programnya nantinya akan di evaluasi
dan di pantau, seberapa persen atau berapa warga yang telah di data, dan
ini akan dilakukan pada setiap laporan bulanan. Pemantauan akan dilakukan
seperti penyuluhan, pembinaan dan pencatatan.
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Masalah Kesehatan Masyarakat di Wilayah Puskesmas


Mayoritas masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Krucil khususnya Desa
Bermi dusun tengah kebanyakan membuang sampah ke Sungai
sebanyak 74 %, ditimbun ke dalam tanah sebanyak 21 %, dan lain lain
sebanyak 5 %. Dan untuk kepemilikan jamban di desa bermi dusun
tengah mayoritas masyarakatnya yang memiliki jamban sebanyak 78 %,
yang tidak memiliki jamban sebanyak 22% dan kebanyakan jamban yang
dimiliki seperti sapti tank sebanyak 92 %, wc cemplung sebanyak 8 %.
Dan mayoritas masyarakat yang BAB kesungai sebanyak 50%, BAB ke
wc umum sebanyak 44 %, dan masyarakat yang BAB ke jamban
tetangga sebanyak 6%.
B. Target dan sasaran
Target dan sasaran PHBS melibatkan beberapa elemen yang
merupakan bagian dari tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut 5 tatanan PHBS yang dapat menjadi simpul – simpul untuk
memulai proses penyadartahuan tentang perilakau hidupbersih sehat :
1) PHBS di rumah tangga
2) PHBS di sekolah
3) PHBS di tempat kerja
4) PHBS di sarana kesehatan
5) PHBS di tempat umum
C. Strategi
Strategi penerapan PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi perorangan, keluarga, kelompok,
dan mayarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan ( advocacy ), bina
suasana ( sosial support) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat
mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah
tangga, agar dapat menerapkan cara – cara hidup sehat dalam rangka
menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan.

6
7

D. Kegiatan
Kegiatan yang dapa dilakukan yaitu melakukan promosi kesehatan :
1) Kegiatan pemberdayaan adalah proses pemberian informasi
secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti
perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar
sasaran tersebut berubah dari tidak tau menjadi tahu atau sadar
(aspek knowledge), dari tau menjadi mau (aspek attitude), dari
mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkanalkan
(aspeck practice)
2) Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang
mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan
perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia
berada menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.
E. Peran serta masyarakat
Dalam pembangunan kesehatan, tenaga kesehatan masyrakat
merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting
perannya guna meningkatkan
Pegawai/ kariawan
a. Petugas kesehatan
1. Sasaran tersier
a. KK
b. Kasek/ pengelola
c. Direksi/ pemilik
d. Pimpinan/ direktur
F. Implementasi : hambatan dan pendukung
a. Hambatan: kurangnya kesadaran oleh masyarakat sekiar dan
kurangnya informasi.
b. Pendukung : melakukan sosialisasi tentang bank sampah,
melakukan penyuluhan tentang penggunaan air bersih dan sehat.
G. Evaluasi
Dari hasil evaluasi Mayoritas masyarakat diwilayah kerja Puskesmas
Krucil khususnya Desa Bermi dusun tengah mengatakan kebiasaan
membuang sampah ke sungai dan belum mengetahui cara pengelolahan
sampah yang tepat dan benar , setelah ditelusuri kebanyakan
8

membuang sampah ke Sungai sebanyak 74 %, ditimbun ke dalam tanah


sebanyak 21 %, dan lain lain sebanyak 5 %. Dan untuk kepemilikan
jamban di desa bermi dusun tengah mayoritas masyarakatnya yang
memiliki jamban sebanyak 78 %, yang tidak memiliki jamban sebanyak
22% dan kebanyakan jamban yang dimiliki seperti sapti tank sebanyak
92 %, wc cemplung sebanyak 8 %..
BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan Di Dusun Tengah


Desa Bermi Kecamatan Krucil Kabupaten Probolinggo dengan gambaran
perilaku hidup bersih dan sehat pada warga masyarakat sekitar sebelum dan
sesudah dilakukan program kerja tentang kesehatan lingkungan. Pengkajian
tersebut dilakukan dengan metode wawancara kepada masyarakat dengan cara
mendatangi rumah masing-masing warga. Berikut hasil pembahasan tentang
pengkajian kesehatan lingkungan yang telah di lakukan :

A. Analisis statistik
Perilaku hidup bersih dan sehat ibu rumah tangga yang telah dilakukan
pengkajian mencakup kesehatan lingkungan rumah dan sekitar rumah.

1. Karakteristik Berdasarkan pembuangan sampah

pembuangan sampah Jumlah Frekuensi (%)


Dikumpulkan dan dibakar 0 0
Ditimbun dalam tanah 40 21
Diangkut petugas 0 0
Sungai 145 74
Sembarang 0 0
Lain-lain 10 5
Total 195 100
Tabel 4.1 tabel distribusi frekuensi berdasarkan pembuangan sampah
di Dusun Tengah Desa Bermi Kecamatan Krucil Kabupaten
Probolinggo, November 2020

Berdasarkan data hasil pengkajian di dapatkan pembuangan


sampah yang di timbun di dalam tanah yaitu 21% dibuang sembarangan
sebanyak 5% dan pembuangansampah disungai di kategorikan tertinggi
sebanyak 74%.

9
10

2. Karakteristik Berdasarkan Tidak Memiliki Jamban

Tidak Memiliki Jamban Jumlah Frekuensi (%)

Wc Umum 64 44
Jamban Tetangga 8 6
Sungai 72 50
Sawah/parit 0 0
Total 144 100
Tabel 4.2 tabel distribusi frekuensi berdasarkan Tidak Memiliki
Jamban di Dusun Tengah Desa Bermi, November 2020

Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan warga desa


bermi khususnya dusun tengah di dapatkan warga yang tidak memiliki
jamban atau memakai WC umum sebanyak 44% kemudian yang BAB di
sungai sebanyak 50%, dan yang menggunakan jamban tetangga
sebanyak 6%.

3. Karakteristik Berdasarkan Pembuangan Air Besar (BAB)

Pembuangan Air Besar (BAB) Jumlah Frekuensi (%)


Memiliki jamban 152 78
Tidak Memiliki jamban 43 22
Total 195 100
Tabel 4.3 tabel distribusi frekuensi berdasarkan Pembuangan Air
Besar (BAB) di Dusun Tengah Desa BermiKecamatan
Krucil Kabupaten Probolinggo, November 2020
Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan
mayoritas masyarakat desa bermi dusun tengah memiliki jamban dengan
presentase 78% dan yang tidak memiliki jamban 22%
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian yang telah dilakukan di desa bermi kecamatan krucil yang
membahas tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan menggunakan
populasi seluruh warga dusun tengah yang mencakup RT 06-RT 09
menggunakan rumus yang di ambil secara acak.

Berdasarkan pengkajian yang di dapatkan dari segi pembuangan


sampah di dapatkan pembuangan sampah yang di timbun di dalam tanah
yaitu 21% dibuang sembarangan sebanyak 5% dan pembuangansampah
disungai di kategorikan tertinggi sebanyak 74%. Hal ini terjadi karena
kurangnya informasi yang didapatkan tentang cara membuang sampah
dengan baik dan benar. Sebelumnya sudah dibentuk program tentang
kesehatan lingkungan ecobrick yaitu pengolahan sampah akan tetapi
program yang telah dibuat tidak berjalan karena tidak tau cara untuk
menjalankan program tersebut.

Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tentang cara


pembuangan sampah yang baik dan benar yaitu dengan memberikan
sosialisasi kepada masyarakat dusun tengah tentang cara cara pembuangan
sampah yang baik agar tidak merusak lingkungan dan tidak menimbulkan
penyakit.

Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan warga desa bermi


khususnya dusun tengah di dapatkan warga yang tidak memiliki jamban atau
memakai WC umum sebanyak 44% kemudian yang BAB di sungai sebanyak
50%, dan yang menggunakan jamban tetangga sebanyak 6%. Hal ini terjadi
karna faktor ekonomi masyarakat yang mayoritas menengah kebawah dan
kebiasaan hidup sehari-hari yang berperilaku kurang sehat yang selalu
membiasakan diri untuk BAB di sungai.

Upaya untuk merubah perilaku kesehatan melalui cara pendidikan


kesehatan atau promosi kesehatan yang di awali dengan cara pemberian
informasi informasi kesehatan. Dengan memberikan informasi tentang cara
cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan dan cara
menghindari penyakit akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
hal tersebut. Dengan pengetahuan-pengetahuan itu akan menimbulkan

11
12

kesadaran mereka dan akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku


sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku
dengan cara ini memakai waktu lama, akan tetapi perubahan yang di capai
akan bersifat langgeng karna didasari oleh kesadaran mereka sendiri.

Berdasarkan data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan


mayoritas masyarakat desa bermi dusun tengah memiliki jamban dengan
presentase 78% dan yang tidak memiliki jamban 22%. Hal ini terjadi karna
faktor ekonomi yang membuat warga tidak memiliki jamban masing masing.

Upaya untuk mengatasi masalah yang terjadi yaitu dengan


menambah kembali wc umum agar masyarakat sekitar tidak selalu
membiasakan diri BAB di sungai dan mensosialisasikan cara BAB yang
benar dan dampak apabila BAB disungai.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Gerakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan

ujung tombak untuk pembangunan kesehatan dalam rangka

meningkatkan perilaku hidup sehat masyarakat. Program PHBS dirumah

tangga merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga

agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih dan

sehat serta berperang aktif dalam gerakan kesehatan dimasyarakat.

Dari hasil evaluasi Mayoritas masyarakat diwilayah kerja

Puskesmas Krucil khususnya Desa Bermi dusun tengah mengatakan

kebiasaan membuang sampah ke sungai dan belum mengetahui cara

pengelolahan sampah yang tepat dan benar , setelah ditelusuri

kebanyakan membuang sampah ke Sungai sebanyak 74 %, ditimbun ke

dalam tanah sebanyak 21 %, dan lain lain sebanyak 5 %. Dan untuk

kepemilikan jamban di desa bermi dusun tengah mayoritas

masyarakatnya yang memiliki jamban sebanyak 78 %, yang tidak memiliki

jamban sebanyak 22% dan kebanyakan jamban yang dimiliki seperti sapti

tank sebanyak 92 %, wc cemplung sebanyak 8 %.

B. SARAN
Dari hasil ini diharapkan masyarakat desa bermi kecamatan krucil mampu

untuk meningktakan serta menjaga kesehatan lingkungan berupa PHBS

(perilaku hidup bersih dan sehat).

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat.

2016. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs). Kementrian

Kesehatan Ri.

Pudjiastuti W. Debu Sebagai Bahan Pencemar yang Membahayakan Kesehatan Kerja

Jakarta. 2012. Kesehatan Republik Indonesia.

Soemirat J. Kesehatan Lingkungan. 2014. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press;.

World.

Sumantri A. Kesehatan Lingkungan. 2013 Jakarta: Kencana Prenada Media Group;.

Sutamihardja. Toksikologi Lingkungan (Buku I). 2016. Jakarta: Program Ilmu Studi

Lingkungan Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai