PERUBAHAN PERILAKU
DISUSUN OLEH
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas kasihNya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Perubaha Perilaku" dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Humaniora.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan faktor faktor apa saja yang
mempengaruhi perubahan perilaku bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Anita Rahmawati, SsiT,MPH, Ibu
DR Heni Puji Wahyuningsih, SsiT, M.Keb selaku dosen Mata Kuliah Humaniora.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1 Latar Belakang.................................................................................................4
2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
3 Tujuan...............................................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................6
1. Pengertian Perilaku.........................................................................................6
2. Perilaku Kesehatan.......................................................................................10
3. Domain Perilaku.............................................................................................13
4. Tindakan atau Praktik (Practive).................................................................16
BAB III IMPLEMENTASI.............................................................................................17
1. Pengetahuan..................................................................................................17
2. Sikap................................................................................................................18
3. Praktik (Tindakan).........................................................................................18
Bentuk – Bentuk Perubahan Perilaku.........................................................19
1. Karena terpaksa (complience).....................................................................19
2. Karena meniru (identification)......................................................................20
3. Karena menghayati (internalization)...........................................................21
Proses Perubahan Perilaku..........................................................................21
1. Menyadari.......................................................................................................22
2. Mengganti.......................................................................................................22
3. Mengintrospeksi.............................................................................................23
BAB IV PENUTUP........................................................................................................25
Kesimpulan.................................................................................................................25
Saran...........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dimuka, maka saya menulis
rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perubahan?
2. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perilaku?
3. Apa sajakah yang menjadi tinjauan dari perubahan perilaku?
1.3 Tujuan
Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan
2. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perilaku
3. Untuk mengetahui tinjauan mengenai perubahan perilaku
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Perilaku
Prilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang
dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan
kebijakan karena adanya nilai yang diyakini. Prilaku adalah sesuatu
kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup yang
bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup
termasuk binatang dan manusia mempunyai aktivitas masing – masing.
Prilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat dilihat dari pihak luar. Prilaku
manusia antara satu dengan yang lain tidak sama baik dengan
kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri
manusia, sedangkan dorongan merupakan usaha ugntuk memenuhi
kebutuhan yang ada dalam diri manusia. Prilaku adalah respons individu
terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
dirinya. Prilaku merupakan respons, yang terdiri dari respons motorik :
berbicara, berjalan, dan sebagainya. Respons fisiologik reaksi hormonal
aktivitas system syaraf otonomik dan sebagainya. Respons kognitif
pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya. Respons
afektif rasa benci, kecewa, marah dan sebagainya.
Aktivitas manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya : berjalan,
menulis, menyuntik, merawat orang sakit, menolong persalinan dan
sebagainya.
2. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain (dari luar) misalnya :
berpikir, bersikap, berfantasi dan sebagainya. Banyak teoti – teori
tentang prilaku yang dikemukakan antara lain adalah sebagai berikut
a. Teori Stimulus – Organisme – Respons (SOR)
Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan
(psikomotor) atau tindakan.
6
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia.
Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan terus
bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan
mendapatkan proses pengalaman atau mengalami. Proses
pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan tiga aspek,
yaitu :
1. Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali
informasi baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang
telah diperoleh sebelumnya atau merupakan
penyempurnaan informasi sebelumnya.
2. Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi
pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru.
3. Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara
mengolah informasi telah memadai (Brunner dalam
Suparno, 2001).
7
untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya
meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan
fungsi mental yang bersifat kognitif. Pemaknaan keterampilan
dalam hal ini kemampuan sebagai level of competence, terdapat
dua penggunaan istilah competence (y), yakni:
1. Digunakan untuk merujuk pada area pekerjaan atas peranan
yang mampu dilakukan oleh seseorang dengan kompeten
jadi fokusnya mendeskripsikan tugas-tugas pekerjaan dan
output jabatan, kemudian disebut kompeten (competence).
2. Digunakan untuk merujuk pada dimensi-dimensi perilaku
yang berada di balik kinerja yang kompeten jadi fokusnya
mendeskripsikan mengenai perilaku, sikap, dan karakteristik
orang dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk
menghasilkan outputjabatan yang efektif, outstanding, atau
superior, kemudian disebut kompetensi (competency).
8
paru minum obat anti TB secara teratur, seorang anak
menggosok gigi setelah makan. Contoh – contoh tersebut
adalah berbentuk nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam
bentuk praktik (practice)
b. Teori Lawrence Green
Menurut Lawrence Green (1980) factor – factor yang
menentukan prilaku sehingga menimbulkan prilaku yang positif
adalah sebagai berikut.
a. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Factor predisposisi merupakan factor anteseden
terhadap prilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi
prilaku, yang termasuk dalam factor ini adalah pengetahuan,
sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan pengalaman.
Sebagai contoh : prilaku ibu hamil dalam meminum tablet Fe
akan termotifasi apabila ibu hamil tersebut tahu manfaat dari
tablet Fe. Kepercayaan ibu hamil terhadap tablet Fe dapat
mencegah terjadinya anemia akan bertambah apabila ibu
tersebut sudah punya pengalaman dari kehamilan pertama.
b. Factor pemungkin atau pendukung (Enabling Factors)
Factor pemungkin adalah factor antaseden terhadap
prilaku yang memungkinkan motivasi atau aspirasi
terlaksana, yang termasuk dalam factor ini adalah
keterampilan, fasilitas, sarana, atau prasarana yang
mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya prilaku
seseorang atau masyarakat. Sebagai contoh : ibu hamil akan
mudah mendapatkan tablet Fe apabila tersedianya tablet Fe
dipuskesmas atau rumah sakit.
c. Factor penguat (reinforcing factors)
Factor penguat merupakan factor penyerta prilaku
atau yang datang sesudah prilaku itu ada. Hal – hal yang
termasuk dalam factor ini adalah keluarga, teman, petugas
kesehatan dan sebagainya. Sebagai contoh : ibu hamil akan
teratur minum tablet Fe apabila dia didukung atau diingatkan
oleh keluarga, suami dan sebagainya.
9
Tiap – tiap perilaku kesehatan dapat dilihat dari sebagai
fungsi dari pengaruh ketiga factor yang dapat memengaruhi
prilaku tersebut (predisposisi, pendukung dan penguat). Dengan
kata lain, program penyebaran informasi kesehatan tanpa
memperhatikan pengaruh dari factor ppredisposisi, factor
pendukung, dan factor penguat tidak akan berhasil
mempengaruhi perilaku.
Berdasarkan tiga factor determinan prilaku tersebut,
maka kegiatan promosi kesehatan sebagai pendekatan perilaku
hendaknya diarahkan kepada tiga factor tersebut :
1. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada factor
predisposisi adalah dalam bentuk pemberian informasi atau
pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan. Tujuan
kegiatan ini memberikan pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan. Tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan
dan sikap tentang kesehatan yang diperlukan oleh seseorang
atau masyarakat sehingga akan mempermudah terjadinya
prilaku sehat mereka. Upaya ini dimaksudkan untuk
meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai – nilai, dan sebagainya
yang tidak kondusif bagi prilaku sehat.
2. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan untuk factor
pendukung/pemungkin adalah memberdayakan masyarakat
melalui pengembangan masyarakat, diharapkan masyarakat
mampu memfasilitasi diri mereka atau masyarakat sendiri
untuk berprilaku sehat.
3. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor
penguat adalah dengan pelatihan – pelatihan kepada
keluarga, tokoh, masyarakat untuk menguatkan prilaku yang
sudah terbentuk.
2. Perilaku Kesehatan
Berdasarkan teori perilaku dan Skiner (1983), perilaku kesehatan
adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,
10
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu
sebagai berikut :
1. Prilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Perilaku atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan
jika sakit. Perilaku ini terdiri atas dua aspek yaitu sebagai berikut.
a. Prilaku pencegahan penyakit, misalnya : pemberian imunisasi TT
pada ibu hamil, mencuci tangan dan sebagainnya.
b. Prilaku peningkatan kesehatan dan penyembuhan akibat sakit
kesehatan itu dinamis dan relative, maka perlu upaya bagi yang
sudah sehat untuk meningkatkan kembali kesehatannya seoptimal
mungkin, misalnya : pemberian antibiotic makan dan minuman
yang bergizi, pemberian tablet Fe dan sebagainya.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau prilaku pencarian pengobatan. Prilaku yang
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat sakit atau
kecelakaan. Prilaku ini dimulai dari yang sederhana yaitu mengobati
sendiri (self treatmen) sampai ke cara modern (teknologi) dengan
pergi keluar negeri, misalnya : pada saat ibu akan bersain dia mencari
tenaga kesehatan (bidan, dokter,perawat) untuk menolong
persalianannya, penderita sakit jantung akan pergi keluar negeri
untuk melakukan pengobatan dan sebagainya.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Menurut Hendrik L.Blum, factor lingkungan mempunyai
kontribusi besar yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik, sosial budaya
dan sebagainya. Apabila individu bisa mengelola lingkungan dengan
baik, maka lingkungan tidak akan mengganggu kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat, misalnya : pengelolaan sampah, air minum,
pembuangan tinja, pembangunan limbah dan sebagainya.
Sebagai ahli prilaku lain, Becker (1979) membuat klasifikasi
lain tentang prilaku kesehatan yaitu sebagai berikut :
11
1. Perilaku Hidup Sehat
Prilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya. Prilakunya antara lain sebagai berikut :
a. Makan dengan menu seimbang. Menu seimbang disini berarti
memenuhhi unsur kualitas dan kuantitas dari makanan. Di
Indonesia dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna.
b. Olahraga secara teratur, juga mencakup segi kualitas dan
kuantitas. Dalam satu minggu minimal 2 kali melakukan olah
raga selama lebih kurang satu jam. Hal yang perlu
dipertimbangkan adalah dari segi umur dan status kesehatan
yang bersangkutan.
c. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan yang jelek yang
dapat mengakibatkan berbagai penyakit. Di Indonesia hampir
50% penduduk usia dewasa merokok, begitu juga remaja
hampir 15% sudah merokok.
d. Tidak minum – minuman keras
e. Tidak menggunakan narkoba
f. Istirahat yang cukup
g. Hindari stress. Stress adalah ketegangan dalam prilaku dan
bentuk perasaan yang bergejolak menekan – nekan berupa
ketegangan. Setiap orang bisa mengalami stress dan
akibatnya dapat bermacam – macam bagi kesehatan.
h. Gaya hidup yang sehat : tidak berganti – ganti pasangan
dalam hubungan seks, penyesuain diri dengan lingkungan
sekitar, dan sebagainya..
2. Perilaku Sakit (illness behavior)
Prilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap
sakit dan penyakit, persepsinya terhadap penyakit, pengetahuan
tentang : penyebab, gejala, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Dari segi sosiologi, orang sakit mempunyai peran yang
mencakup hak – hak orang sakit dan kewajiban sebagai orang
sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit
12
sendiri dan juga orang lain. Perilaku peran sakit ini meliputi hal –
hal sebagai berikut :
a. Tindakan untuk memperoleh tindakan
b. Mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan yang
layak
c. Hak – hak pasien yang lain, misalnya hak memperoleh
perawatan, memperoleh pelayanan kesehatan, dan
sebagainya. Kewajiban orang sakit adalah tidak menularkan
penyakit pada orang lain dan sebagainya.
3. Domain Perilaku
Meskipun perilaku dibedakan antara prilaku tertutup (covert), dan
perilaku terbuka (overt) seperti telah diuraikan sebelumnya, tetapi
sebenarnya prilaku adalah totalitas yang terjadi pada orang yang
bersangkutan. Dengan perkataan lain, perilaku adalah keseluruhan
(totalitas) pemahaman dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil
bersama antara factor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908)
seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga area
wilayah, ranah atau domain prilaku ini, yakni kognitif (cognitive), afektif
(affective), dan psikomotor (psychomotor).
Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian
domain oleh Bloom ini, dan untuk kepentingan pendidikan praktis,
dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah prilaku sebagai berikut :
1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar penngetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
13
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori
yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
Misalnya : tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin
C, jawabannya adalah tempat membuang air besar, penyakit
demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang
tersebut harus dapat menginterprestasiikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen – komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis
dari komponen – komponen pengetahuanyang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang
unhhtuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap objek
tertentu.
2. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap
stimulus atau objek tertentu , yang sudah melibatkan factor pendapat
dan emosi yang bersangkutan (senang – tidak senang, setuju – tidak
setuju dan sebagainya) jadi jelas, disini di katakana bahwa sikap itu
suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau
14
objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
kejiwaan yang lain.
15
d. Bertanggung jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung
jawag terhadap apa yang diyakininya.
16
BAB III
IMPLEMENTASI
17
Pencahayaan dan penerangan bagi rumah sehat, dan
sebagainya
2. Sikap
Sikap merupakan prilaku tertutup Setelah seseorang diberi
stimulus atau objek, proses selanjutnya dia akan menilai atau bersikap
terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Indicator untuk sikap
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan yaitu sebagai
berikut :
1. Sikap terhadap sakit dan penyakit : bagaimana penilaian atau
pendapat seseorang terhadap gejala atau tanda – tanda penyakit,
penyebab penyakit, cara penularannya, dan sebaainya
2. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat . penilaian atau
pendapat seseorang tentang cara – cara (berperilaku) hidup sehat
3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan . penilaian atau pendapat
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan. Misalnya : penilaian terhadap air bersih, polusi,
pembuangan limbah dan sebagainya.
3. Praktik (Tindakan)
Praktik (tindakan) dalam prilaku terjadi apabila seseorang telah
melewati dua domain terlebih dahulu yaitu pengetahuan dan sikap.
Setelah melewati dua tahapan sebelumnya, maka seseorang akan
mempraktikkan atau melaksanakan apa yang diketahui dan disikapinya
(dinilai baik). Indicator praktik kesehatan sama seperti kedua domain
sebelumnya yaitu sebagai berikut :
1. Tindakan (praktik) sehubungan dengan penmyakit
Tindakan atau prilaku pencegahan penyakit : Imunisasi TT
pada ibu hamil, menggunakan masker pada saat bekerja di tempat
berdebu dan sebagainya. Tindakan penyembuhan penyakit misalnya :
minum obat, berobat kefasilitas pelayanan kesehatan dan
sebagainya.
18
2. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan ini mencakup mengkonsumsi makanan yang bergizi,
melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak narkoba dan
minuman keras dan sebagainya.
3. Tindakan kesehatan lingkungan
Tindakan ini terdiri atas membuangan sampah pada
tempatnya, menggunakan air bersih untuk mandi, mencuci, masak,
membuat saluran air yang baik dan sebagainya.
Secara teori memang perubahan prilaku atau mengadopsi
prilaku yang baru mengikuti tahap – tahap yang telah disebutkan yaitu
melalui proses perubahan pengetahuan (knowledge) – sikap (afektif)
– praktik (practice) atau KAP.
19
dipaksa untuk mau melakukannya dan akhirnya ia mau melakukan
aborsi.
Seorang ibu yang telah mempunyai banyak anak dengan jarak anak
yang terlalu dekat. Lalu hamil lagi pada usia 45 tahun, dan tenaga
kesehatan menyarankan dan memaksa ibu tersebut untuk
menjalani program kb dan suaminya juga memaksa. Beberapa
upaya telah dilakukan dan tenaga kesehatan juga sudah
mengatakan resiko hamil dan melahirkan pada usia tersebut agar si
istri mau KB tapi si ibu tersebut tidak mau karena si ibu berpendapat
bahwa banyak anak banyak rezeki tapi setelah mendengar
pemberitahuan dari si bidan, si ibu jadi mau untuk menjadi aseptor
KB.
20
3. Karena menghayati (internalization)
Manusia adalah makhluk yang sempurna di antara makhluk
ciptaan Tuhan yang lain, karena hanya manusia yang mampu berpikir
tentang hidup, pandai memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan
dengan arif, dan mempertajam pengalaman-pengalaman baru. Biasanya
perubahan perilaku karena penghayatan ini cenderung dari pengalaman
pribadi individu tersebut atau bahkan mengadopsi dari pengalaman
orang lain. Seseorang yang merasa perilaku tersebut pantas dan harus
ada pada dirinya, maka dengan terbuka dia akan melakukan perubahan
perilaku dalam dirinya.
Contoh:
Seorang ibu rumah tangga yang kurang peduli akan kebersihan
rumahnya. Suatu ketika anaknya menderita demam berdarah dan
ini memmbuat ibu tersebut menyadari bahwa perilakunya yang tidak
mau peduli dengan kebersihan rumahnyalah yang membuat
anaknya menderita demam berdarah. Dan inilah yang membuat ibu
tersebut sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan rumahnya
agar kesehatan keluarga tetap terjaga.
Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda
menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah
beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut
meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan tetapi
bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap
mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan
stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan
saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak tersebut
menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu
perlahan-lahan bapak tersebut mencoba untuk berhenti merokok
dan akhirnya berhasil dan penyakitnya mulai berkurang.
21
1. Menyadari.
Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat
identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan
mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat
bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan
ketakutan.
Contoh:
- Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya
tidak peduli akan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah
belajar tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta
penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene,
maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya,
kemudian dia akan mengaplikasikan bagaimana cara merawat
kesehatan dirinya
- Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang meneliti tentang
penyakit kista, menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah
pola makan yang tidak sehat. Dalam penelitiannya mahasiswa ini
benar-benar menghayati betapa pentingnya pola makan yang sehat
dan seimbang bagi kesehatan seseorang. Karena itu, mahasiswa
tersebut mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang.
2. Mengganti
Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka
proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti
merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan
yang diyakini salah.
Contoh:
- Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat
dengan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alkohol.
Kemudian bidan atau perawat juga membungkus tali pusat. Ini
dimaksudkan agar bayi terhindar dari adanya infeks pada tali pusat.
Akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka diketahui hal ini
sebenarnya hal ini yang justru meningkatkan kemungkinan infeksi.
22
Betadhine dan alkohol akan menyebabkan tali pusat lembab
bahkan basah. Apalagi ditambah dengan pembungkusan tali pusat
yang membuat tali pusat semakin basah dan tidak adanya
pertukaran udara. Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk
merupakan lingkungan yang baik bagi bakteri dan kuman untuk
berkembang biak dan berpeluang besar menghakibatkan infeksi.
Oleh karena itu kebiasaan merawat tali pusat dengan membungkus
dan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alcohol diganti
dengan perawatan tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi
tali pusat dengan betadhine ataupun alcohol. Kini perawatan tali
pusat cukup dengan hanya membersihkan dengan air DTT dan
mengeringkannya.
- Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan
Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya
pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi
tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang melelahkan.
Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga
kesehatan lain yang menolong persalinan akan berusaha untuk
terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena
sangat penting terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan
bayi segera setelah persalinan dan juga menginngat betapa
besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.
3. Mengintrospeksi
Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat
penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk
dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi
kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang
hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam
memahami dan melaksanakan.
Contoh:
- Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung
mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan mencoba
memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini sama
dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya.
Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi
23
prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan
mencari penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat
kehamilan ini agar anaknya lahir dengan keadaaan aterm.
- Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan
tujuan membantu proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal
ini tidak efektif. Penghisapan lendir bahkan dapat membahayakan
jiwa bayi bila tidak dilakukan dengan benar.
24
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu
atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya
(Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa teori perubahan yaitu
Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori Havelock dan
Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian
terletak di dalam individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan
dan motif. Sedangkan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor
ekstern, yaitu faktor lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek
fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus)
dan respon Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi
dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan (ketrampilan).
Dalam perubahan perilaku terdapat teori-teori yang membahas
menegenai perubahan perilaku yakni Teori S-O-R, Teori “Dissonance” :
Festinger, Teori fungsi: Katz, Teori “Driving forces”: Kurt Lewin dan Health
Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan).
Sedangkan bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan
alamiah (natural change) , Perubahan terencana (planned change) ,
dan Kesiapan berubah (Readiness to change). Untuk melakukan perubahan
maka harus memiliki strategi, maka strategi perubahan perilaku berupa
Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education.
25
Untuk mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bisa
ditempuh, yaitu :
1. Dengan Paksaaan.
2. Dengan memberi imbalan.
3. Dengan membina hubungan baik.
4. Dengan menunjukkan contoh-contoh.
5. Dengan memberikan kemudahan.
6. Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://panthom-zone.blogspot.com/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-
perilaku.html
27