Anda di halaman 1dari 10
PENDAHULUAN SOLASI DAN IDENTIFIKASL ARTEMISININ DARL HERBA Artemisia annua L. Sukmayati Alegantina, Ani Isnawati dan Indri Roosiamiati Puslitbang Biomedis dan Farmasi. Balitbangkes Dep Kes R.1 AND IDENTIFICATION OF ARTEMISININ From Artemisia annua L. ISOLATI Abstract. Malaria is till a major problem in Indonesia, because mortality in patients with severe malaria remains high. Many cases are occurs in endemic areas (e.g, Papua, Kalimantan, Bali and Sulawesi). Chloroquin is the most common antimalarial drug which is widely used since 1934. Plasmodium falciparum resistant to chloroguine was reported in some countries (e.8. Thailand, Viernam, Indonesia, and Bangladesh). To delay the development of resistance. WHO recommended antimalarial combination therapy. Artemisinin and its. derivatives (artesunate, artemether, dihydroartemisiny produce rapid clearance of parasitemia and rapid resolution of symptoms compare with chloroquine, Artemisinin ix obtained from Artemisia annua 1 ‘ven though there are some research produced a chemical synthetic of artemisinin, but itis not efficient and not suble. Our purposes are to conduct a preliminary research to obtain a method of isolation and idemificauion of artemisinin which is the first step to develop a raw material of artemisinin as antimalarial drug in Indonesia The first step of isolation is extraction from herb Artemisia annua L with n-hexane that produced n-hexane extract, this process is well-known as soxhletation. The second step is identification of chemical substances from n-hexane extract. The third step is obtain isolate from n-hexane extract by fractionation with acetonitril and separation with column chromatography. The last step is chemical and physical identification of isolate by TLC (Thin Laver Chromatography) cud PTR. The result from n-hexane extract measurement is 4.33 Ye and from acetonitril fraction is 2. 40% Chemical identification of n-hexan extract found there are terpenoid, phenol, flavonoid, fatty ucid. atsir’ vil and saponin. Organoleptic identification of isolate is white crystal, monosubstrate, odorless and bitter Mdemification of isolate with TLC and FTAR confirmed that the isolate is artemisinin. Keywords: artemisinin, Artemisia annua L, FT-IR and TLC kematian. '' Kinin adalah suatu alkaloid Malaria di Indonesia masih me- yang diisolasi dari kulit batang kina, rupakan masalah kesehatan masyarakat. karena angka kesakitan penyakit ini masih cukup tinggi. Di wilayah luar Jawa dan Bali, masih sering terjadi letusan kejadian luar biasa (KLB) yang menimbulkan merupakan obat malaria tertua dan banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di dunia. Namun, setclah ditemukan obat sintetik_ yang mempunyai_ struktur_kimia mirip dengan kina yaitu 4-aminokinolin, 159 Bul. Penelit. Kesebat, Vol. 38, No.3, 2010:159 - 168 misalnya Klorokuin, maka pemakai obat malaria mulai beralih ke obat_ sintetik tersebut. Klorokuin adalah satu dari be berapa obat yang digunakan untuk malaria yang telah tersedia sejak tahun 1934, tetapi setelah digunakan selama 70 tahun, di laporkan telah banyak mengalami resisten terhadap galur Plasmodium falcifarum. Propinsi_ di Indonesia telah_melaporkan resistensi terhadap klorokuin, sulfadoksin / pirimetamin, kina, dan meflokuin."" Dengan adanya resistensi tersebut_mem- buat para ilmuwan berpaling kembali kepada bahan alam untuk mencari obat malaria baru Tumbuhan Artemisia annua L. di China. secara tradisional sering digunakan untuk mengobati penyakit malaria. Setelah dilakukan penelitian, ternyata Artemisia annua. mengandung senyawa_arte- misinin yang mempunyai akvifitas anti- malaria. Senyawa artemisinin ini memiliki indeks terapi yang lebih tinggi dibanding dengan klorokuin dan aktif terhadap galur Plasmodium falcifarum yang res terhadap klorokuin. Menurut_ WHO artemisinin. me- rupakan obat malaria terbaik saat ini untuk malaria yang telah resisten terhadap kloro- kuin dan kina, Artemisinin diberikan ecara kombinasi dengan obat antimalaria Jain untuk mencegah terjadinya resisten: Obat kombinasi ini disebut terapi_ AC (Artemisinin based Combination Therapy) yang kini merupakan pengobatan terbaik Berdasarkan penelitian sebelum nya menunjukkan bahwa sintesa kimia artemisinin tidak efisien dan tidak eko- nomis maka hingga saat ini produksi artemisinin masih berasal dari hasil isolasi Selama ini Indonesia memperoleh bahan baku artemisinin dari luar negeri dan harganya sangat mahal. Artemisia annua 160 L. berasal dari China tapi dapat tumbuh baik di Indonesia dan telah dibudidayakan di BPTO (Balai Penelitian ‘lanaman Obat) ‘Tawangmangu. Oleh karena itu dalam, rangka pengadaan bahan baku obat malaria di Indonesia, dilakukan penelitian awal untuk mengisolasi_ dan mengidentifikasi senyawa isolat artemisinin yang. berasal dari budidaya tanaman Artemisia annua L. di BPTO Tawangmangu. BAHAN Sampel diambil dari Perkebunan BPTO (Balai Penelitian Tanaman Obat) Tawangmangu — dikumpulkan — sewaktu tanaman berbunga karena pada saat itu konsentrasi Artemisinin tertinggi. berumur 8 bulan (Van Geldre e7 al., 1997). Sampel berupa daun, batang, bunga, dan seluruh bagian di atas tanah (herba). Bahan simplisia yang telah dibersihkan dari Kotoran, dirajang, kemudian dikeringkan dengan cara menjemurnya tetapi_ tidak terkena sinar_ matahari langsung dan. setelah kering simplisia di serbuk dengan menggunakan blender dan diayak. Selama proses ekstraksi digunakan pelarut n- Hexan berderajat teknis yang didestilasi ulang. Selain. itu. digunakan pula, diklormetan, etil asetat, aseton, asetonitril. aquadestilata, —anisaldehid, ammonia, alumunium klorida, asam sulfat pekat, asam_ asetat anhidrat, ammonium hidroksida, asam asetat 10%, asam klorida 2N, alkohol, best (III) klorida, asam Klorida pekat, kalium hidroksida, logam magnesium, iodium. kalium —bromida, Kloroform, metanol, pereaksi mayer, pereaksi dragendorf, pereaksi houchardad, plat silica gel 60 GF sq, silica gel 60. ALAT Peralatan yang digunakan adalah alat soklet, alat destilasi (Pyrex). rotary evaporator (Buchi), beaker glass (Pyrex), corong, erlenmeyer (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), kertas saring, Aapas, kompor listrik. cawan wap (ukuran besar dan kecil), pipet tetes, pinset, plat tetes, tabung reaksi (Pyrex), klem — buret. —statip, oven (Memmert), timbangan analitik (Sartorius). spatel, kolom kromatograti, spektrofoto~ metri FT IR (Shimadzu). vial, alumunium foil. plastik, pipa kupiler. lampu UV 254 nm dan 366 nm (Cama). chamber CARA 1. Determinasi ‘lumbuhan Determinasi tumbuhan dilakukun di herbarium Balai Penelitian ‘Tanaman Oba (BPTO) ‘fawangmangu, Solo, Jawa ‘Tengah dengan menggunakan herba Artemisia annua | 2. Pemeriksaan skrining Pitokimia,“*" 1, Pemeriksaan Alkaloid Alkaloid terdiri dari 2 bentuk, yaitu dalam bentuk basa larut’ dalam pelarut semi polar, sedangkan dalam bentuk garam farut dalam pelarut air Ekstrak kental yang telah diencerkan dengan n-Hexan ditambahkan HCI 2N. Jika penambahan LICL 2N diperolch larutan yang bening, maka dapat langsung diuji dengan pereaksi mayer, dragendort. dan boucharded. Jika tidak bening maka dicambahkan NILOU 4 CHCh lalu dikocok. mbil lapisan— Kloroform — alu ditambahkan HCL 2N talu dikocok dan diambil lupisan air kenmudian dibayi dalam 3 tabung dan diuji dengan percaksi mayer terbentuk endapanputih, dengan pereaksi dragendorf —verbentuk —endapan cokla/jingga, dan dengan pereaksi houchardad — terbentak coklat endapan 6 Isokass dan Hdentitikasi ... ...(Sukma et al) Pemeriksaan Fenol Pkstrak kental yang telah diencerkan dengan n-Ilexnn ditambahkan 3 tetes larutan Besi (III) Klorida Lalu amati perubahan warna, Jika_terbentuk warna ungu tua menunjukkan adanya fenol Pemeriksaan Flavanoid Ekstrak kental yang telah diencerkan dengan n-tlexan ditambahkan HCI pekat dan ditambahkan logam Mg Jika terbentuk busa berwarna merah atau jingga berarti_ positif tanin Kemudian dinginkan dan ditambah amil alkohol, lala dikocok. Jika warna merah dan naik keatas berarti positif flavonoid dan jika warnanya tetap di bawah positif tanin dan flavonoid. Pemeriksaan Minyak Atsiri Ekstrak kental yang telah diencerkan dengan n-Hexan ditambah alkohol, sebagian larutan alkohol diuapkan dan sebagian lagi untuk identifikasi lemak. Jika larutan alkohol yang diuapkan berbau aromatis maka positif mengandung minyak atsiri Pemeriksaan I.emak / asam lemak Larutan alkohol sisa pada identifikasi minyak atsiri diuapkan hingga kering dan dilanjutkan penyabunan dengan 10 mi kalium hidroksida 0.5 N kemudian divapkan. Jika terdapat tetesan-tetesan minyak berarti positif mengandung minyak femak. Pomeriksaan Saponin Vkstrak kental yang diencerkan dengan n-Hexan” dimasukkan ke dalam tabung reaksi__kemudian ditambahkan 10 ml air panas, lalu dikocok kuat-kuat sclama 10 detik. Ferbentuk buih yang mantap selama 161

Anda mungkin juga menyukai