Anda di halaman 1dari 16

SAATNYA

Saya Tinggalkan Bank Syariah

“Bukan soal memakai dasi,


Tapi ini masalah mencari ridho sang ilahi.
Bukan untuk mencari sensasi,
Tapi ini permasalahan hati.
Bukan untuk memberikan bukti,
Tapi ini permasalahan syar’i.
Bukan kita yang memberikan rezeki,
Tapi sang khalik yang maha memberi.

Kita semua akan kembali,


Kita semua akan merasakan mati,
Kita hidup harus memberi arti,
Karena kesempatan hidup ini hanya sekali.”

Telah tiba saatnya


Saya tinggalkan bank syariah
Perjalanan terjal menemukan hidayah dari ALLAH
‫ ﷻ‬kepada seseorang yang penuh dan berlumur dengan DOSA
‫اﻟرﺣﯾم‬ ِ َ ْ ‫ﺑﺳم ﱠ ِ ﱠ‬
ِ ِ ‫اﻟرﺣﻣن ﱠ‬ ِْ ِ
ِ َ ْ َ ‫ّﺋﺎت أ‬
،‫ﻋﻣﺎﻟﻧَﺎ‬ ِ َ ِ‫ﺳﯾ‬
َ ‫وﻣن‬ ِ ُ ْ َ ‫ﺷرور‬
ْ ِ َ ‫أﻧﻔﺳﻧَﺎ‬ ِ ُ ُ ‫ﻣن‬ ْ ِ ِ ‫ َوﻧ َُﻌوذُ ِﺑﺎ‬،‫َﺳﺗﻐﻔره‬
ُ ُ ِ ْ َ ْ ‫َﺳﺗﻌْﯾﻧُﮫُ َوﻧ‬ ِ َ ْ ‫َـﺣﻣُدهُ َوﻧ‬
َ ْ ‫اﻟـﺣﻣد ِ ّ ِ ﻧ‬
َ ْ َ ‫إن‬ ‫ﱠ‬
َ
،ُ‫ھﺎدي ﻟﮫ‬ َ
َ ِ َ ‫ﺿﻠل ﻓﻼ‬ َ ْ ِ ْ ُ‫وﻣن ﯾ‬ ْ َ
َ َ ،ُ‫ﻣﺿل ﻟﮫ‬‫ﱠ‬ َ َ
ِ ُ ‫ﯾﮭده ﷲُ ﻓﻼ‬ ْ
ِ ِ ْ َ ‫َﻣن‬
ُ ُ َ َ ُ‫ﻋْﺑُده‬
.‫ورﺳوﻟﮫ‬ ً
َ ‫ﻣـﺣﻣدا‬ ‫ﱠ‬ َ
‫وأﺷﮭُد أن ُ َ ﱠ‬ ْ َ
َ َ ُ‫ﯾك ﻟﮫ‬َ َ ْ ‫ﺷر‬ َ
ِ َ ‫وﺣدهُ ﻻ‬ َ ْ َ ‫وأﺷﮭُد َأن ﻻ ِإﻟﮫَ ِإﻻ ﷲ‬
‫ﱠ‬ َ ‫ﱠ‬ َْ َ َ
‫ﺳﻠﻣوَن‬ ْ ُ ْ َ َ ‫ﺗﻣوﺗن ِ ﱠإﻻ‬
ُ ِ ْ ‫وأﻧﺗم ُﻣ‬ ‫وﻻ َ ُ ُ ﱠ‬ ِ ِ َ ُ ‫ﺣﻖ‬
َ َ ‫ﺗﻘﺎﺗﮫ‬ ‫اﺗﻘوا ﱠ َ َ ﱠ‬ ُ َ ‫َﯾﺎ أ َﯾ َﱡﮭﺎ اﻟﱠِذﯾَن‬
ُ ‫آﻣﻧوا ﱠ‬

ً َ ِ ‫ﻣﻧﮭﻣﺎ‬
ً ِ َ ‫رﺟﺎﻻ‬
‫ﻛﺛﯾرا‬ ‫زوﺟﮭﺎ َ َ ﱠ‬
َ ُ ْ ِ ‫وﺑث‬ َ ْ ِ ‫واﺣدةٍ َوَﺧﻠََﻖ‬
َ َ ْ َ ‫ﻣﻧﮭﺎ‬ ٍ ْ ‫ﻣن ﻧ‬
َ ِ َ ‫َﻔس‬ ْ ِ ‫ﺧﻠﻘﻛم‬ ِ ‫ﱠﻛم ﱠ‬
ْ ُ َ َ َ ‫اﻟذي‬ ُ ‫َﯾﺎ أ َﯾ َﱡﮭﺎ ﱠ‬
ُ ‫اﻟﻧﺎس ﱠ‬
ُ ُ ‫اﺗﻘوا َرﺑ‬

‫رﻗﯾﺑﺎ‬ ْ ُ ْ َ‫ﻋﻠ‬
ً ِ َ ‫ﯾﻛم‬ َ َ ْ َ ْ َ ‫ﺑﮫ‬
‫واﻷرﺣﺎم ِ ﱠ‬
َ ‫إن ﱠ َ َﻛﺎَن‬ ِ ِ ‫ﺗﺳﺎءﻟوَن‬ ِ ‫واﺗﻘوا ﱠ َ ﱠ‬
ُ َ َ َ ‫اﻟذي‬ ُ ‫وﻧﺳﺎء َ ﱠ‬
ً َ ِ َ

‫ﺳدﯾًدا‬
ِ َ ‫ﻗوﻻ‬ ُ ُ َ َ ‫اﺗﻘوا ﱠ‬
ً ْ َ ‫وﻗوﻟوا‬ ُ ‫آﻣﻧوا ﱠ‬ ِ ‫َﯾﺎ أ َﯾ َﱡﮭﺎ ﱠ‬
ُ َ ‫اﻟذﯾَن‬
‫ﺑﻌُد‬ ‫ﻋظﯾﻣﺎ َ ﱠ‬
ْ َ ‫أﻣﺎ‬ ْ َ َ ُ‫ورﺳوﻟَﮫ‬
ً ْ َ ‫ﻓﻘد َﻓﺎَز‬
ً ِ َ ‫ﻓوزا‬ ُ َ َ َ ‫ﯾطﻊِ ﱠ‬
ِ ُ ‫وﻣن‬ ْ ُ َ ُ ُ ‫ﻟﻛم‬
ْ َ َ ‫ذﻧوﺑﻛم‬ ْ ُ َ ‫وﯾﻐﻔر‬ ْ ُ َ َ ْ َ ‫ﻟﻛم‬
ْ ِ ْ َ َ ‫أﻋﻣﺎﻟﻛم‬ ْ ُ َ ‫ﯾﺻﻠﺢ‬
ْ ِْ ُ

Segala puji bagi Allah ‫ ﷻ‬, kepadaNya kita memuji, mohon pertolongan,
mohon ampunan, dan mohon perlindungan dari bahaya diri kita dan buruknya
amal-amal perbuatan kita. Barang siapa yang diberi petunjuk Allah ‫ ﷻ‬maka tiada
yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang sesat maka tidak ada yang
dapat memberinya petunjuk kecuali dengan izin Allah ‫ ﷻ‬. Dan bahwasanya saya
bersaksi tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah ‫ ﷻ‬semata, tiada sekutu
bagiNya, dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad ‫ ﷺ‬adalah hamba dan
utusanNya.

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬dengan


sebenar-benarnya taqwa kepadaNya dan janganlah kamu mati kecuali dalam
keadaan muslim.” (QS. Ali imron: 102)

“Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Robbmu yang telah menciptakan


kamu dari diri yang satu (adam), dan (Allah‫ ) ﷻ‬menciptakan pasangannya (hawa)
dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah‫ ﷻ‬memperkembang-biakkan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Bertaqwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬yang dengan nama-Nya
kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya
Allah‫ ﷻ‬selalu menjaga dan mengawasimu. “ (QS. An nisa’: 1)

“Wahai orang-orang yang beriman, Bertaqwalah kamu kepada Allah ‫ ﷻ‬dan


ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah ‫ ﷻ‬akan memperbaiki amal-
amalmu dan mengampuni dosa-dosamu dan barangsiapa menaati Allah ‫ ﷻ‬dan
rasulNya maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung.” (QS. Al
ahzab: 70-71)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Setelah Mengucap Syukur kepada Allah ‫ ﷻ‬, dan Bersolawat kepada Nabi
kita Muhammad ‫ ﷺ‬, penulis mengucapkan Terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak/ibu Pemimpin PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk, teman-teman
karyawan dari ex Legacy BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan BRI Syariah,
serta seluruh stakeholder yang berperan menjadikan perbankan syariah
berkembang pesat di Negara yang kita cintai dan semoga Allah ‫ ﷻ‬berkahi.

Perjalanan karir yang penulis lalui cukup menjadikan pelajaran yang begitu
banyak dan sangat berharga, mulai dari bekerja di Bank Danamon Indonesia divisi
bisnis Mikro memulai karir sebagai Sales Officer sejak bulan April 2008 sampai
berakhir di Januari 2012 dengan karir sebagai Credit Officer Area, kemudian
penulis bergabung dengan Bank BNI Syariah sejak bulan Februari 2012 sebagai
Analis Pembiayaan Mikro, kemudian menjadi Penyelia Pembiayaan Mikro,
kemudian mendapatkan amanah menjadi Pimpinan Unit Mikro pertama kali di
Kantor cabang pembantu Tamalanrea, kemudian di tahun 2018 dipindah tugaskan
untuk memimpin Kantor cabang pembantu Takalar dengan posisi yang sama dan
sampai hari dimana penulis masih bergabung di PT. Bank Syariah Indonesia, Tbk,
penulis mendapatkan amanah sebagai Branch Manager Kantor Cabang
Pembantu Takalar yang merupakan Marger atau penggabungan dari ketiga bank
syariah yang pernah ada di Indonesia (BSM, BNI Syariah, dan BRI Syariah) pada
tahun 2021.

Setelah belajar Al-quran dan Sunnah Nabi ‫ ﷺ‬dengan pemahaman para


sahabat dalam perjalanan yang masih baru dimulai tahun 2015, sampai dengan
hari ini, dan berdoa semoga Allah ‫ ﷻ‬Memanggil ke haribaannya dalam keadaan
menggengam Sunnah Rosulnya ‫ ﷺ‬.

ُ َ ْ َ ‫ﻛﻧﺗم‬
‫ﺗﻌﻣﻠوَن‬ ْ ُ ْ ُ ‫ﺑﻣﺎ‬ ْ ُ ُ ِ‫واﻟﺷﮭﺎدةِ ﻓَﯾُﻧَﺑ‬
َ ِ ‫ّﺋﻛم‬ ِ ْ َ‫ﻋﺎﻟم ْاﻟﻐ‬
َ َ ‫ﯾب َ ﱠ‬ ِ ِ َ ‫ﺗردوَن ِ َإﻟﻰ‬ ‫ﻣﻼﻗﯾﻛم ُ ﱠ‬
‫ﺛم ُ َ ﱡ‬ ْ ُ ِ َ ُ ُ‫ﻓﺈﻧﱠﮫ‬ ْ ِ ‫ﺗﻔرون‬
ِ َ ُ‫ﻣﻧﮫ‬ َ ‫اﻟذي َ ِ ﱡ‬ َ ْ َ ْ ‫إن‬
ِ ‫اﻟﻣوت ﱠ‬ ُْ
‫ﻗل ِ ﱠ‬

“Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka


sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata,
lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Jumu’ah: 8)

َ ‫ﺑروجٍ ُﻣ‬
ٍ‫ﺷﯾ َﱠدة‬ ُ ُ ‫ﻛﻧﺗم ِﻓﻲ‬ َْ َ ‫ت‬
ْ ُ ْ ُ ‫وﻟو‬ ْ َ ْ ‫ﯾدرﻛﻛم‬
ُ ‫اﻟﻣو‬ ُ ُ َ ‫أ َْﯾﻧ ََﻣﺎ‬
ُ ُ ُ ِ ْ ُ ‫ﺗﻛوﻧوا‬
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu,
kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.”
(QS. An Nisa’: 78).

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
َ ْ ُ ْ ‫ﺑﻠك‬
‫اﻟﺧﻠد‬ َ ِ ْ َ‫ﻣن ﻗ‬
ْ ِ ‫ﺷر‬ ْ َ َ ‫وﻣﺎ‬
ٍ َ َ‫ﺟﻌﻠﻧَﺎ ِﻟﺑ‬ َ َ

Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum
kamu (Muhammad).” (QS. Al Anbiya’: 34).

(٢٧) ‫واﻹﻛرام‬ ِ َ ْ ‫وﺟﮫُ َرﺑِ َّك ُذو‬


ِ َ ْ َ ‫اﻟﺟﻼل‬ َ ْ َ‫( َوﯾ‬٢٦) ‫ﻓﺎن‬
ْ َ ‫ﺑﻘﻰ‬ َ ْ َ‫ﻋﻠ‬
ٍ َ ‫ﯾﮭﺎ‬ َ ‫ﻣن‬ ‫ُ ﱡ‬
ْ َ ‫ﻛل‬

Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar Rahman: 26-27)

‫ت‬ ْ َ ْ ُ‫ذاﺋﻘﺔ‬
ِ ‫اﻟﻣو‬ ٍ ْ ‫ﻛل ﻧ‬
َ ِ َ ‫َﻔس‬ ‫ُ ﱡ‬

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS. Ali Imran: 185)

Beberapa ayat di atas merupakan titik nol penulis bahwa setiap kita semua
akan dikembalikan kepada Allah ‫ ﷻ‬, sehingga penulis memiliki kewajiban untuk
mencari dan mengetahui bekal apa yang akan dibawa pulang ketika suatu saat
nanti akan menghadap kepada pemilik jiwa yang menguasai alam semesta ini.

Langkah yang tepat untuk mengetahui bekal apa yang akan kita bawa
kepada sang pemilik semesta ini adalah dengan menuntut ilmu agama. Karena
dengan menuntut ilmu agama, kita akan mengetahui dan mempersiapkan bekal
untuk berjumpa dengan Robbul ‘alamiin.

Rosulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ِ ‫طرﯾﻘﺎ ِ َإﻟﻰ ْ َ ﱠ‬
‫اﻟﺟﻧﺔ‬ ً ِ َ ‫ﺑﮫ‬
ِ ِ ُ‫ﺳﮭل ﱠ ُ ﻟَﮫ‬ ً ْ ِ ‫ﻓﯾﮫ‬
َ ‫ﻋﻠﻣﺎ َ ﱠ‬ ُ ِ َ ْ َ ‫طرﯾﻘﺎ‬
ِ ِ ‫ﯾﻠﺗﻣس‬ ً ِ َ ‫ﺳﻠك‬
َ َ َ ‫وﻣن‬
ْ َ َ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Salah satu jalan mudah untuk meraih surga nya Allah ‫ ﷻ‬yakni dengan
mencari ilmu. Adapun ilmu yang paling pertama dan utama yang dipelajari adalah
ilmu tentang Aqidah yang benar, dan mengetahui tujuan penciptaan manusia.

ِ ُ ُ‫وٱﻹﻧس ِ ﱠإﻻ ِﻟﯾَۡﻌﺑ‬


‫دون‬ ‫ت ۡ ِ ﱠ‬
َ ِ ۡ َ ‫ٱﻟﺟن‬ ۡ َ َ ‫وﻣﺎ‬
ُ ‫ﺧﻠﻘ‬ َ َ

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS. Aadz-Dzariyat : 56)

‫ﺷ ٗۡﯾ ۖٔﺎ‬ ِ ِ ْ‫ﺗﺷرﻛوا‬


َ ‫ﺑﮫۦ‬ َ َ َ ‫وٱﻋﺑُُدواْ ٱ ﱠ‬
ُ ِ ۡ ُ ‫وﻻ‬ ۡ َ

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan


sesuatupun” (QS. An-Nisa: 36)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
ُ َ ‫ﻛﺎﻧواْ ﯾَۡﻌ‬
‫ﻣﻠوَن‬ ُ ۡ َ ‫ﻟﺣﺑط‬
ُ َ ‫ﻋﻧﮭم ﱠﻣﺎ‬ ُ َ ۡ َ ‫وﻟو‬
َ ِ َ َ ْ‫أﺷرﻛوا‬ َۡ َ

“ Dan seandainya mereka itu berbuat syirik pasti akan terhapus apa-apa
yang telah mereka kerjakan.” (QS. Aal-An’am : 88)

ُ َ ‫ﻟﮭم ۡٱﻷ‬
ُ َ ‫ۡﻣن‬
‫وھم ﱡﻣۡﮭﺗ َُدوَن‬ َٓ ٰ ْ ُ ‫ﺑظﻠم‬
ُ ُ َ ‫أوﻟﺋَِك‬ ٍ ۡ ُ ِ ‫إﯾﻣﻧ َُﮭم‬ ٓ ُ ِ ۡ َ ‫وﻟم‬
َ ٰ ِ ْ‫ﯾﻠﺑﺳوا‬ ُ َ َ ‫ٱﻟﱠِذﯾَن‬
ۡ َ َ ْ‫ءاﻣﻧوا‬

“ Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan


kezaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan dan
mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (QS. Aal-An’am : 82)

‫ﻋظﯾم‬ ٌ ۡ ُ َ ‫رك‬
ٞ ِ َ ‫ﻟظﻠم‬ ّ ِ ‫إن‬
َ ۡ ‫ٱﻟﺷ‬ ‫ِ ﱠ‬

“Sesungguhnya syirik itu benar-benar kezaliman yang sangat besar.” (QS.


Luqman : 13)

ۡ ُ ٰ َ ۡ َ َ ‫ﻣﺗﻘﻠﺑﻛم‬
‫وﻣﺛوﯨﻛم‬ ۡ ُ َ ‫ﻌﻠم ُ َ َ ﱠ‬
ُ َ ۡ َ‫ت َوٱ ﱠ ُ ﯾ‬ ِ ۡ ُ ۡ َ ‫وﻟﻠﻣؤﻣﻧﯾَن‬
ِ ۗ َ‫وٱﻟﻣؤﻣ ٰﻧ‬ ِ ِ ۡ ُ ۡ ِ َ ‫ﻟذﻧﺑك‬ ِ ۡ َ ۡ َ ُ ‫ﻻ ِ ٰ َإﻟﮫَ ِ ﱠإﻻ ٱ ﱠ‬
َ ِ ۢ َ ِ ‫وٱﺳﺗﻐﻔۡر‬ ٓ َ ‫ﻓﭑﻋﻠم َأﻧﱠﮫُۥ‬
َۡ ۡ َ

“ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada ilah/sesembahan yang


benar selain Allah dan mintalah ampunan atas segala dosamu.” (QS.
Muhammad : 19)

Setelah mempelajari aqidah yang benar, tentulah pertanyaan selanjutnya


yakni bagaimana kita mengamalkannya. Dalam perkara ini tentulah jawabannya
adalah bagaimana Rosulullah ‫ ﷺ‬mengamalkannya. Karena sebaik-baik petunjuk
adalah yang telah dicontohkan oleh Rosul ‫ ﷺ‬.

‫ﻛﺛﯾرا‬ َ َ َ َ ‫اﻵﺧر‬
ً ِ َ َ ‫وذﻛر ﱠ‬ َ ْ َ ْ َ َ ‫ﯾرﺟو ﱠ‬
َ ِ ْ ‫واﻟﯾوم‬ ْ َ ِ ٌ‫ﺣﺳﻧَﺔ‬
ُ ْ َ ‫ﻟﻣن َﻛﺎَن‬ َ ْ ُ ِ ‫رﺳول ﱠ‬
َ َ ٌ ‫أﺳوة‬ ْ ُ َ ‫ﻟﻘد َﻛﺎَن‬
ِ ُ َ ‫ﻟﻛم ِﻓﻲ‬ ََْ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (al-Ahzab/33:21)

‫ﻋظﯾم‬ ٍ ُ ُ ‫ﻟﻌﻠﻰ‬
ٍ ِ َ ‫ﺧﻠﻖ‬ ٰ َ َ َ ‫وإﻧك‬
َ ‫َ ِﱠ‬
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS.
al-Qalam/68:4)

ٌ‫ﺿﻼﻟﺔ‬
َ َ َ ‫ﺑدﻋٍﺔ‬
َ ْ ِ ‫وﻛل‬ ِ ُ ُ ‫ﺷر‬
َ ُ َ َ ْ ُ ‫اﻷﻣور‬
‫ﻣﺣدﺛﺎﺗﮭﺎ َ ُ ﱡ‬ ‫ﻣﺣﻣٍد َو َ ﱠ‬ َ ُ ْ ‫ﯾر‬
َ ُ ‫اﻟﮭدى‬
‫ھدى ُ َ ﱠ‬ ُ َِ ‫ث‬
َ ْ ‫ﻛﺗﺎب ﱠ ِ َوَﺧ‬ َ ْ ‫ﯾر‬
ِ ‫اﻟﺣِدﯾ‬ ‫َِ ﱠ‬
َ ْ ‫ﻓﺈن َﺧ‬

Sesungguhnya sebaik-baik berita adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk


adalah petunjuk Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah perkara-
perkara baru (dalam agama), dan semua bid’ah adalah kesesatan.
(HR.Muslim no. 864)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Rosulullah ‫ ﷺ‬telah menyampaikan semua risalah, tidak ada satupun yang
ditinggalkan. Beliau telah menunaikan amanah dan menasihati ummatnya.
Kewajiban seluruh ummat mengikuti petunjuk Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ , karena
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad ‫ﷺ‬ dan sejelek-jelek
perkara adalah yang diada-adakan. Wajib bagi seluruh ummat untuk mengikuti
beliau dan tidak berbuat bid’ah serta tidak mengadakan perkara-perkara yang
baru karena setiap yang baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap yang bid’ah
adalah sesat.
َ ْ َ‫ھذا َﻣﺎ ﻟ‬
ْ ِ ‫ﯾس‬
َ ُ َ ُ‫ﻣﻧﮫ‬
‫ﻓﮭو َ ﱞ‬
“ .‫رد‬ َ ِ ْ َ ‫أﺣدث ِﻓﻲ‬
َ َ ‫أﻣرﻧﺎ‬ َ َ ْ َ ‫ﻣن‬
ْ َ

“Barangsiapa yang mengada-ngada dalam urusan (agama) kami ini,


sesuatu yang bukan bagian darinya, maka ia tertolak”

ٌ َ َ َ ‫ﺑدﻋٍﺔ‬
.‫ﺿﻼﻟﺔ‬ ‫ﺑدﻋﺔٌ َ ُ ﱠ‬
َ ْ ِ ‫وﻛل‬ َ ْ ِ ‫ﻣﺣدﺛ ٍَﺔ‬ ‫ﻓﺈن ُ ﱠ‬
َ ْ ُ ‫ﻛل‬ ِ ُُْ ْ ‫ت‬
‫اﻷﻣور َ ِ ﱠ‬ َ َ ْ ُ َ ‫ﱠﺎﻛم‬
ِ ‫وﻣﺣدﺛﺎ‬ ْ ُ ‫ِإﯾ‬

“Hati-hatilah kalian terhadap perkara-perkara yang baru. Setiap perkara-


perkara yang baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah sesat.”
Imam Sufyan ats-Tsaury rahimahullah (wafat th. 161 H) berkata:

َ ْ ِ ْ َ ‫ﻣﻧﮭﺎ‬
ُ َ ُ َ‫واﻟﺑدﻋﺔُ ﻻ‬
َ ْ ِ ‫ﯾﺗﺎب‬
.‫ﻣﻧﮭﺎ‬ َ ِ ْ َ ْ َ ‫اﻟﻣﻌﺻﯾﺔ‬
ُ َ ُ ُ‫واﻟﻣﻌﺻﯾﺔ‬
َ ْ ِ ‫ﯾﺗﺎب‬ ِ َ ِ ْ َ ْ ‫ﯾس ِﻣَن‬
َ ْ ‫أﺣب ِ َإﻟﻰ إِ ْ ِﺑﻠ‬ َ ْ ِ َْ
‫اﻟﺑدﻋﺔُ َ َ ﱡ‬

“Perbuatan bid’ah lebih dicintai oleh iblis daripada kemaksiatan dan pelaku
kemaksiatan masih mungkin ia untuk bertaubat dari kemaksiatannya
sedangkan pelaku kebid’ahan sulit untuk bertaubat dari kebid’ahannya.”
Setelah mengetahui 2 hal yang paling penting, yakni Mengikhlaskan
ibadah hanya kepada Allah ‫ﷻ‬ semata, dan tidak melakukan kesyirikan atau
menyekutukan Allah ‫ ﷻ‬dalam hal peribadatan, kemudian mengetahui tata cara
beribadah kepada Allah ‫ ﷻ‬melalui contoh yang telah dilakukan oleh Rosulnya ‫ﷺ‬
melalui apa yang di ucapkannya, apa yang di lakukannya, dan apa yang menjadi
persetujuan oleh Rosulnya ‫ ﷺ‬yang di lakukan oleh para sahabatnya.
‫ﻋﻧﮫُ َ َ َ ﱠ‬
‫وأﻋد‬ ْ َ ‫ورﺿوا‬ ْ ُ ْ َ ُ ‫رﺿﻲ ﱠ‬
ُ َ َ ‫ﻋﻧﮭم‬ َ ِ َ ‫ﺑﺈﺣﺳﺎن‬ ْ ُ ُ َ ‫واﻷﻧﺻﺎر َواﻟﱠِذﯾَن ﱠ‬
ٍ َ ْ ِ ِ ‫اﺗﺑﻌوھم‬ ِ ِ َ ُ ْ ‫اﻷوﻟوَن ِﻣَن‬
ِ َ ْ َ ْ َ ‫اﻟﻣﮭﺎﺟرﯾَن‬ ُ ‫واﻟﺳﺎﺑﻘوَن ْ َ ﱠ‬
ُِ ‫َ ﱠ‬
ُ ِ َ ْ ‫اﻟﻔوز‬
‫اﻟﻌظﯾم‬ ُ ْ َ ْ ‫ذﻟك‬
َ ِ َ ‫ﻓﯾﮭﺎ َأﺑًَدا‬ ُ َ ْ َ ْ ‫ﺗﺣﺗﮭﺎ‬
ِ َ ‫اﻷﻧﮭﺎر‬
َ ِ ‫ﺧﺎﻟِدﯾَن‬ َ َ ْ َ ‫ﺗﺟري‬ َُْ
ٍ ‫ﻟﮭم َ ﱠ‬
ِ ْ َ ‫ﺟﻧﺎت‬

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari


golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah
dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-
sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang
besar.” (Q.S. At-Taubah: 100)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Dalam hal peribadatan kepada Allah ‫ ﷻ‬cara yang sangat tepat adalah
mencari dalil perintah agar dikerjakan, karena setiap ibadah tanpa ada dalil
perintahnya tentulah cara mendekatkan diri kepada Allah ‫ ﷻ‬akan tertolak, kecuali
melalui jalan Rosulnya ‫ ﷺ‬yang telah dicontohkan, dan dalam hal larangan
peribadatan, Allah ‫ ﷻ‬melarang kesyirikan dan juga melakukan perkara baru dalam
agama atau yang disebut bid’ah.

Untuk hidup juga butuh bersosialisasi, terkait dengan muamalat. Dalam


muamalat hal yang perlu kita perhatikan terkait larangan yang Allah‫ ﷻ‬sudah
sebutkan. Dalam hal muamalat juga tidak terlepas dari Dalil Alquran dan sunnah
Rosulnya ‫ ﷺ‬, dan juga contoh yang dilakukan oleh para sahabat.

َ َ َ ُ‫وﯾﻣْﯾﻧُﮫ‬
ُ‫ﺷﮭﺎدﺗ َﮫ‬ ِ َ َ ُ‫ﯾﻣﯾﻧَﮫ‬ ْ ِ َ َ ُ ‫ﺷﮭﺎدة‬
ِ َ ‫أﺣدھم‬ َ َ َ ‫ﺗﺳﺑﻖ‬ ٌ ْ َ ‫ﯾﺟﻲء‬
ُ ِ َ ‫ﻗوم‬ ‫َﮭم ُ ﱠ‬
ُ ِ َ ‫ﺛم‬ َ ِ ‫ﺛم ﱠ‬
ْ ُ ‫اﻟذﯾن َ ُﯾﻠوﻧ‬ َ ِ ‫ﺛم ﱠ‬
ْ ُ ‫اﻟذﯾن َ ُﯾﻠوﻧ‬
‫َﮭم ُ ﱠ‬ ‫ﻗرﻧﻲ ُ ﱠ‬ ِ ‫ﯾر ﱠ‬
ِ ْ َ ‫اﻟﻧﺎس‬ ُ ْ ‫َﺧ‬

“Sebaik-baik manusia adalah generasiku (para Sahabat), kemudian yang


datang sesudah mereka (Tabi’in), kemudian yang datang sesudah mereka
(pengikut Tabi’in), lalu akan datang suatu kaum yang mana persaksian
salah seorang di antara mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya
mendahului persaksiannya.” (Muttafaqun ‘Alaih)

Sebagaimana telah dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu


‘anhu:

ُ‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬ ‫ﻣﺣﻣٍد َ ﱠ‬ ُ َ ْ َ ‫أوﻟﺋك‬


‫أﺻﺣﺎب ُ َ ﱠ‬ َ ِ َ ْ ُ ،‫اﻟﻔﺗْﻧ َُﺔ‬ ِ ْ ‫ﯾﮫ‬ ِ ْ َ‫ﻋﻠ‬
َ ‫ؤﻣن‬ ُ َ ْ ُ ‫اﻟﺣﻲ َﻻ ﺗ‬‫ﻓﺈن ْ َ ﱠ‬ ‫ َ ِ ﱠ‬،‫ﻣﺎت‬ َ َ ‫ﻗد‬ ْ َ ‫ﺑﻣن‬ ‫ﻣﺳﺗﻧﺎ َ ْ َ ْ ِ ﱠ‬
ْ َ ِ ‫ﻓﻠﯾﺳﺗن‬ َ ْ ُ ‫ﻣﻧﻛم‬ ْ ُ ْ ِ ‫ﻣن َﻛﺎَن‬ ْ َ
‫ﻟﺻﺣﺑﺔ‬
ِ َ ْ ُ ِ ُ‫اﺧﺗﺎرھم ﷲ‬ ُُ َ َ ْ ‫ﻗوم‬ٌ ْ َ ً
،‫ﺗﻛﻠﻔﺎ‬‫ﱡ‬ َ َ ‫ﱠ‬
َ ََ
‫وأﻗﻠﮭﺎ‬ َ ً
،‫ﻋﻠﻣﺎ‬ ْ ِ َ
‫ﻋﻣﻘﮭﺎ‬
َ َ َ ْ َ ‫وأ‬ ً
،‫ﻗﻠوﺑﺎ‬ ْ ُ ُ ‫ھﺎ‬َ ‫وأﺑر‬
‫ﱠ‬ َ
َ َ ‫ﱠ‬ ،‫اﻷﻣﺔ‬
ِ ُ ‫ذه‬
ِ ِ ‫ھ‬
َ ‫أﻓﺿل‬
َ َ ْ َ ‫ﻛﺎﻧوا‬
ْ ُ َ ‫ﱠ‬
،‫وﺳﻠم‬
َ َ َ َ ‫ﯾﮫ‬
ِ ْ َ ‫ﻋﻠ‬
ْ ِ ِ َ ْ َ ‫ﻣن‬
ْ ِ ِ ْ ‫أﺧﻼﻗﮭم َوِد‬
،‫ﯾﻧﮭم‬ ْ ُ ْ َ َ ْ ‫ﺑﻣﺎ‬
ْ ِ ‫اﺳﺗطﻌﺗم‬ ْ ْ ‫ َ َ َ ﱠ‬،‫آﺛﺎرھم‬
َ ِ ‫وﺗﻣﺳﻛوا‬ ْ ِ ِ َ ‫ﻓﻲ‬ ْ ُ ْ ُ ِ ‫ َ ﱠ‬،‫ﺿﻠﮭم‬
ْ ِ ‫واﺗﺑﻌوھم‬ ْ ُ َ ْ َ‫ﻟﮭم ﻓ‬ ْ ُ َ ‫ﻋرﻓوا‬ْ ُ ِ ْ ‫ َﻓﺎ‬،‫ﯾﻧﮫ‬ ِ َ َ ِ َ ،‫ﻧَﺑِﯾِ ِّﮫ‬
ِ ِ ْ ‫وإﻗﺎﻣﺔ ِد‬
ِ َ ْ ُ ْ ‫اﻟﮭدى‬
‫اﻟﻣﺳﺗﻘ ْ ِﯾم‬ َ ُ ْ ‫ﻋﻠﻰ‬ َ َ ‫ﻛﺎﻧوا‬ ْ ُ َ ‫ﻓﺈﻧﮭم‬ْ ُ ‫َِﱠ‬

“Barangsiapa di antara kalian mengikuti suatu jejak (sunnah) hendaklah ia


.
mengikuti jejak orang yang telah meninggal, karena sesungguhnya orang
yang masih hidup tidak dijamin terpelihara dari fitnah. Itulah mereka para
Sahabat Rasulullah ‫ ﷺ‬. Mereka adalah orang-orang yang paling utama di
antara umat ini, hati-hati mereka paling berbakti, ilmu mereka paling
mendalam dan paling sedikit takallufnya (membebani diri dalam beramal).
Mereka adalah suatu kaum yang telah dipilh Allah ‫ ﷻ‬untuk mendampingi
Nabi-Nya ‫ ﷺ‬dan menegakkan agama-Nya, maka kenalilah akan keutamaan
mereka, ikutilah jejak mereka dan berpegang teguhlah pada akhlak serta
agama semampumu, karena sesungguhnya mereka berada di atas
petunjuk yang lurus.” (Sittu Durar Min Ushuli Ahlil Atsar hal. 66-67)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Demikianlah telah jelas bagi kita akan wajibnya untuk mengikuti
pemahaman para Sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam memahami Al-Qur’an dan
As-Sunnah. Masih banyak lagi dalil-dalil dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang
menunjukkan tentang wajibnya dan keutamaan mengikuti mereka.

Permasalahan muamalat kepada seluruh manusia, Allah‫ ﷻ‬menyuruh kita


untuk saling tolong-menolong.
Allah ‫ ﷻ‬berfirman,

ِ َ ِ ۡ ‫ﺷِدﯾُد‬
‫ٱﻟﻌﻘﺎب‬ ‫وٱﺗﻘواْ ٱ ﱠ ۖ َ ِ ﱠ‬
َ َ ‫إن ٱ ﱠ‬ ِ ۚ َ ٰ ۡ ُ ۡ َ ‫ٱﻹﺛم‬
ُ ‫وٱﻟﻌدون َ ﱠ‬ ِ ۡ ِ ۡ ‫ﻋﻠﻰ‬
َ َ ْ‫ﺗﻌﺎوﻧوا‬ َ َ ‫وٱﻟﺗﻘوى‬
ُ َ َ َ ‫وﻻ‬ ّ ِ ِ ۡ ‫ﻋﻠﻰ‬
ٰۖ َ ۡ ‫ٱﻟﺑر َ ﱠ‬ َ َ ْ‫وﺗﻌﺎوﻧوا‬
ُ َ ََ َ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah ‫ﷻ‬, sesungguhnya Allah‫ ﷻ‬amat berat siksa-
Nya.” (al-Maidah: 2)
َ‫ َوﻻ‬،‫ﻏﺿوا‬ُ َ ‫ َوﻻَ َ َﺗﺑﺎ‬،‫َﺎﺟﺷوا‬ َ َ ،‫ﺗﺣﺎﺳُدوا‬
ُ َ ‫وﻻﺗ َﻧ‬ َ َ َ َ‫ »ﻻ‬:‫ﷲ ﷺ‬ ِ ‫رﺳول‬ ُ ُ َ ‫ﻗﺎل‬ َ َ :‫ﻗﺎل‬ َ َ ،ُ‫ﻋﻧﮫ‬ْ َ ُ‫رﺿﻲ ﷲ‬ َ ِ َ َ ‫ﯾرة‬ َ ْ ‫ھر‬َ ُ ‫ﻋن َ ِأﺑﻲ‬
ْ َ
َ‫ َوﻻ‬،ُ‫ﯾظﻠﻣﮫ‬ْ َ
ُ ِ َ ‫ ﻻ‬،‫اﻟﻣﺳﻠم‬ ُ َ
ِ ِ ْ ُ ‫اﻟﻣﺳﻠم أﺧو‬ ً
ُ ِ ْ ُ .‫إﺧواﻧﺎ‬ َ ِ ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻋﺑﺎد‬
َ َ ِ ‫وﻛوﻧوا‬ُ ُ
ْ َ ،‫ﺑﻌض‬ ٍ ْ َ ِ‫ﻋﻠﻰ ﺑَْﯾﻊ‬ َ َ ‫ﺑﻌﺿﻛم‬ُ
ْ ُ ْ َ ‫ﯾﺑﻊ‬ َ
ْ ِ َ ‫ َوﻻ‬،‫ﺗداﺑروا‬ َُ ََ
ْ َ ‫اﻟﺷر‬
‫أن‬ ّ ِ ‫اﻣرىٍء ِﻣَن ﱠ‬ ِ ْ ‫ﺑﺣﺳب‬ ِ ْ َ ِ -‫ت‬ ٍ ‫ﻣرا‬ َ َ َ ‫ﺻدره‬
‫ﺛﻼث َ ﱠ‬ ِ ِ ْ َ ‫ﯾر ِ َإﻟﻰ‬ ُ ْ ‫وﯾﺷ‬- ُ َ ‫اﻟﺗﻘوى‬
ِ ُ َ ‫ھﺎھﻧَﺎ‬ َْ ‫ ﱠ‬.‫وﻻﯾﺣﻘره‬
ُ ُ ِ ْ َ َ َ ،ُ‫ﯾﻛِذﺑُﮫ‬ْ َ ‫وﻻ‬َ َ ،ُ‫ﯾﺧذﻟُﮫ‬
ُ َ
.‫ﻣﺳﻠم‬
ٌ ِ ْ ُ ُ‫رواه‬ ُ ْ ِ َ ُ‫وﻣﺎﻟُﮫ‬
َ َ «ُ‫وﻋرﺿﮫ‬ َ َ ُ‫دﻣﮫ‬
ُ َ :‫ﺣرام‬
ٌ َ َ ‫اﻟﻣﺳﻠم‬
ِ ِ ْ ُ ‫ﻋﻠﻰ‬ َ َ ‫اﻟﻣﺳﻠم‬
ِ ِ ْ ُ ‫ﻛل‬ َ ِ ْ ُ ُ‫ﯾﺣﻘر أ ََﺧﺎه‬
‫ ُ ﱡ‬.‫اﻟﻣﺳﻠم‬ َِْ َ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rosulullah‫ ﷺ‬bersabda,


“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti
dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi
(mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah
hamba Allah ‫ ﷻ‬yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara untuk
muslim lainnya. Karenanya, ia tidak boleh berbuat zalim, menelantarkan,
berdusta, dan menghina yang lain. Takwa itu di sini–beliau memberi isyarat
ke dadanya tiga kali. Cukuplah seseorang berdosa jika ia menghina
saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya itu haram
darahnya, hartanya, dan kehormatannya.’” (HR. Muslim) [HR. Muslim no.
2564]
Dari ayat diatas kita meyakini bahwa setiap muslim adalah bersaudara, dan
haram darah, haram harta dan haram kehormatannya untuk di rusak dan disakiti.
Jadilah hamba Allah yang bersaudara. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin berkata, “Sudah
dimaklumi bersama bahwa namanya saudara itu, ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”

Setiap muslim itu bersaudara. Ada hak-hak yang mesti dijalankan dengan
baik sesama muslim seperti tidak hasad, tidak saling benci, tidak saling
merendahkan, janganlah dusta, dengan ucapan ataupun perbuatan dan lainnya.

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
“Ibnul Mundzir rahimahullah berkata,

َ ْ َ ‫أن‬
َ َ ّ ِ ‫أﺧذ‬
ِ‫اﻟزﯾﺎدة‬ ‫ َ ﱠ‬، ‫ذﻟك‬ َ َ ْ َ َ ، ً‫زﯾﺎدة ً َ ْأو َھِدﯾﱠﺔ‬
َ َ ‫ﻓﺄﺳﻠف‬
َ ِ َ ‫ﻋﻠﻰ‬ ِ ِ ْ َ ْ ُ ْ ‫ﻋﻠﻰ‬
َ َ ِ ‫اﻟﻣﺳﺗﺳﻠف‬ َ َ َ ‫إذا‬
َ َ ‫ﺷرط‬ َ ّ ِ َ ُ ْ ‫أن‬
َ ‫اﻟﻣﺳﻠف‬ ‫ﻋﻠﻰ َ ﱠ‬ ُ َ َْ
َ َ ‫أﺟﻣﻌوا‬
. ‫ذﻟك َرﺑﺎ‬َ ِ َ ‫ﻋﻠﻰ‬ ََ

“Para ulama sepakat bahwa jika orang yang memberikan pinjaman


memberikan syarat kepada yang meminjam supaya memberikan tambahan
atau hadiah, lalu transaksinya terjadi demikian, maka mengambil tambahan
tersebut adalah riba
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab, dari Ibnu ‘Abbas dan Ibnu ‘Abbas
bahwasanya mereka melarang dari utang piutang yang ditarik keuntungan karena
utang piutang adalah bersifat sosial dan ingin cari pahala. Jika di dalamnya
disengaja mencari keuntungan, maka sudah keluar dari konteks tujuannya.
Tambahan tersebut bisa jadi tambahan dana atau manfaat.

Hadirnya Bank Syariah menjadikan solusi bagi kaum muslimin dalam


transaksi muamalatnya dengan berbagai akad yang ditawarkan. Dalam hal jual
beli digunakan akad Murabahah, dalam hal kerja sama digunakan akad
Mudarobah (bagi hasil) dalam hal ini bagi keuntungan dan juga bagi kerugian,
kemudian ada akad Syirkah (bersekutu/konsinyasi) bersama-sama dalam
berbisnis atau bekerja sama, kemudian ada akad ijaroh atau jual beli jasa, dan ada
lagi berbagai produk lainnya, yang secara garis besarnya adalah murabahah,
mudarobah, musyarokah/syirkah, dan ijaroh.

Adapun istilah-istilah dalam perbankan sangatlah banyak. Sebenarnya


mudah memahami konsep kerja suatu perbankan, apakah itu perbankan syariah
ataupun perbankan konvensional atau lembaga ribawi, yakni dengan mengambil
selisih dari pengumpulan dana dari pihak ketiga, berbanding dengan penyaluran
dana kepada nasabah pinjaman atau pembiayaan dalam hal ini perbankan
syariah. Karena hakikatnya lembaga keuangan dalam hal ini perbankan
merupakan lembaga keuangan dengan orientasi profit.

Untuk mencapai profit dalam perbankan adalah berbagai macam


indikatornya, namun secara garis besarnya adalah memperbanyak pendapatan
dan mengurangi biaya-biaya, atau istilah ekonomisnya menjual sebanyak-
banyaknya dan menekan biaya sekecil-kecilnya, sehingga kesimpulannya akan
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
‫ﺑﺣرب‬ ُ َ ْ َ ‫ﺗﻔﻌﻠوا‬
ٍ ْ َ ِ ‫ﻓﺄذﻧوا‬ ُ َ ْ َ ‫ﻓﺈن َ ْﻟم‬
ْ ِ َ ﴾٢٧٨﴿ ‫ؤﻣﻧﯾَن‬ ْ ُ ْ ُ ‫إن‬
ِ ِ ْ ‫ﻛﻧﺗم ُﻣ‬ ْ ِ ‫اﻟرﺑﺎ‬
َ ّ ِ ‫ﺑﻘﻲ ِﻣَن‬ َ ِ َ ‫وذروا َﻣﺎ‬ ُ َ ‫َﯾﺎ أ َﯾ َﱡﮭﺎ اﻟﱠِذﯾَن‬
ُ ‫آﻣﻧوا ﱠ‬
ُ َ َ َ ‫اﺗﻘوا ﱠ‬
‫ﺗظﻠﻣوَن‬ُ َ ْ ُ ‫وﻻ‬ ُ ِ ْ َ ‫أﻣواﻟﻛم َﻻ‬
َ َ ‫ﺗظﻠﻣوَن‬ ْ ُ ِ َ ْ َ ‫رءوس‬
ُ ُ ُ ‫ﻓﻠﻛم‬ ْ ُ َ َ ‫ﺑﺗم‬
ْ ُ ْ ُ ‫وإن ﺗ‬
ْ ِ َ ۖ ‫ورﺳوﻟﮫ‬
ِ ِ ُ َ َ ِ ‫ِﻣَن ﱠ‬

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah ‫ ﷻ‬dan tinggalkan


sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka
jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah
bahwa Allah ‫ﷻ‬ dan Rosulnya ‫ﷺ‬ akan memerangimu. Dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (al-Baqarah/2: 278-279)
.‫ﺳواء‬
ٌ َ َ ‫ھم‬ َ َ َ ‫ﯾﮫ‬
ْ ُ ‫وﻗﺎل‬ ِ َ َ ُ‫وﻣوﻛﻠَﮫ‬
َ ِ َ ‫وﻛﺎﺗﺑَﮫُ َو‬
ِ ْ ‫ﺷﺎھد‬ ِ ُ َ ‫اﻟرﺑﺎ‬
َ ّ ِ ‫آﻛل‬ َ ‫ﯾﮫ َ َ ﱠ‬
َ ِ ‫وﺳﻠم‬ ِ ْ َ‫ﻋﻠ‬ ‫رﺳول ﱠ ِ َ ﱠ‬
َ ُ‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬ ُ ُ َ ‫ﻗﺎل َﻟﻌََن‬
َ َ ‫ﺟﺎﺑر‬ ْ َ
ٍ ِ َ ‫ﻋن‬

Dari Jabir Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rosulullah ‫ﷺ‬ melaknat


pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya dan dua saksinya”, dan
Beliau n bersabda, “Mereka itu sama.” (HR. Muslim, no. 4177)

، ‫أﺗﯾﺎﻧﻰ‬ِ َ َ َ ‫ﯾن‬
ِ ْ َ‫رﺟﻠ‬ُ َ َ‫ﯾت اﻟﻠﱠ ْ َﯾﻠﺔ‬
ُ ْ َ ‫ َرأ‬: ‫وﺳﻠم‬َ ‫ﯾﮫ َ َ ﱠ‬ ِ ْ َ‫ﻋﻠ‬ َ ُ‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬ ‫اﻟﻧﺑﻰ َ ﱠ‬ ‫ﻗﺎل ﱠ ِ ﱡ‬ َ َ ‫ﻗﺎل‬ َ َ ُ‫ﻋﻧﮫ‬ ْ َ ُ‫رﺿﻲ ﷲ‬ َ ِ َ ‫دب‬ ٍ ُ ‫ﺟﻧ‬ ْ ُ ‫ﺑن‬ ِ ْ َ ‫ﺳﻣرة‬َ ُ َ ‫ﻋن‬ ْ َ
ٌ ُ َ ‫اﻟﻧﮭر‬
‫رﺟل‬ ِْ ‫ﱠ‬ ‫وﺳط‬
ِ َ َ َ َ ٌ َ
‫وﻋﻠﻰ‬ ، ‫ﻗﺎﺋم‬
ِ َ ٌ
‫رﺟل‬ ُ َ ‫ﻓﯾﮫ‬
ِ ِ ‫دم‬
ٍ َ ْ
‫ﻣن‬ ِ ‫َﮭر‬
ٍَ ‫ﻧ‬ ‫ﻋﻠﻰ‬ َ َ ‫َﺎ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﯾ‬
ْ َ ‫أﺗ‬َ ‫ﺣﺗﻰ‬‫ﱠ‬ َ ‫َﺎ‬ ‫ﻧ‬ ْ َ َ
‫ﻓﺎﻧطﻠﻘ‬ ْ َ ، ‫ﺔ‬ٍ ‫ﱠ‬ َ
‫ﻣﻘدﺳ‬
َ ُ ‫أرض‬ ٍ ْ َ ‫إﻟﻰ‬َ ِ َ َ ََْ
‫ﻓﺄﺧرﺟﺎﻧﻰ‬
ِ
‫ﻓﯾﮫ َ ﱠ‬
ُ‫ﻓرده‬ َ ِ ِ ‫ﺑﺣﺟر ِﻓﻰ‬ ُ ُ ‫رﻣﻰ ﱠ‬
ٍ َ َ ِ ‫اﻟرﺟل‬ َ َ ‫ﯾﺧرج‬ ْ
َ ُ َ ‫اﻟرﺟل أن‬ْ َ ُ ُ ‫أراد ﱠ‬ َ
َ َ ‫ﻓﺈذا‬ َ َ
ِ ‫اﻟﻧﮭر‬ ‫ﱠ‬
ِ َ ‫اﻟرﺟل اﻟِذى ِﻓﻰ‬ ‫ﱠ‬ ُ ُ ‫ﻓﺄﻗﺑل ﱠ‬ َْ َ
َ َ ، ‫ﺣﺟﺎرة‬ ٌ َ َ ِ ‫ﯾﮫ‬ َ َ ‫ﺑَْﯾَن‬
ِ ْ ‫ﯾد‬
ُ‫ﻓﻘﺎل اﻟﱠِذى َرأ َْﯾﺗ َﮫ‬ َ َ َ ‫ھذا‬َ َ ‫ﻓﻘﻠت َﻣﺎ‬ ُ ْ ُ َ ، ‫ﻛﻣﺎ َﻛﺎَن‬ َ َ ‫ﻓﯾرﺟﻊ‬ ُ ِ ْ َ َ ، ‫ﺑﺣﺟر‬ ٍ َ َ ِ ‫ﻓﯾﮫ‬ ِ ِ ‫رﻣﻰ ِﻓﻰ‬ َ َ ‫ﻟﯾﺧرج‬ َ ُ ْ َ ِ ‫ﺟﺎء‬َ َ ‫ﻛﻠﻣﺎ‬ َ ‫ﻓﺟﻌل ُ ﱠ‬ َ َ َ َ ، ‫ﯾث َﻛﺎَن‬ ُ ْ ‫َﺣ‬
‫اﻟرﺑﺎ‬
َ ِّ ‫ل‬ُ ‫آﻛ‬
ِ ‫اﻟﻧﮭر‬َِ ‫ﱠ‬ ‫ﻓﻰ‬ ِ

Dari Samurah bin Jundub, dia berkata: Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Tadi malam aku
bermimpi ada dua laki-laki yang mendatangiku, keduanya membawaku ke
kota yang disucikan. Kami berangkat sehingga kami mendatangi sungai
darah. Di dalam sungai itu ada seorang laki-laki yang berdiri. Dan di pinggir
sungai ada seorang laki-laki yang di depannya terdapat batu-batu. Laki-laki
yang di sungai itu mendekat, jika dia hendak keluar, laki-laki yang di pinggir
sungai itu melemparkan batu ke dalam mulutnya sehingga dia kembali ke
tempat semula. Setiap kali laki-laki yang di sungai itu datang hendak keluar,
laki-laki yang di pinggir sungai itu melemparkan batu ke dalam mulutnya
sehingga dia kembali ke tempat semula. Aku bertanya, “Apa ini?” Dia
menjawab, “Orang yang engkau lihat di dalam sungai itu adalah pemakan
riba’”. [HR. al-Bukhâri]
Sepakat ulama, setiap utang piutang yang dalamnya adalah keuntungan
atau kemanfaatan, maka itu adalah Riba.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,

‫ف‬ َ ِ ‫ﯾر‬
ٍ ‫ﺧﻼ‬ ِ ْ َ‫ ﺑِﻐ‬، ‫ﺣرام‬ َ ُ َ ، ُ‫ﯾزﯾده‬
ٌ َ َ ‫ﻓﮭو‬ ْ َ ‫ﻓﯾﮫ‬
َ ِ َ ‫أن‬ َ َ َ ‫ﻗرض‬
ِ ِ ‫ﺷرط‬ ‫َ ُ ﱡ‬
ٍ ْ َ ‫وﻛل‬

“Setiap utang yang dipersyaratkan ada tambahan, maka itu adalah haram.
Hal ini tanpa diperselisihkan oleh para ulama.” (Al-Mughni, 6: 436)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Setelah mengetahui itu semua, penulis ingin menggambarkan bagaimana
dan apa yang menjadi latar belakang penulis mengutarakan beberapa system
perbankan syariah yang hari-hari dimana penulis menjalankan aktifitasnya.

Penulis memulai dengan perbedaan bank syariah dengan bank


konvensional atau ribawi.

Kenapa ada bank Syariah? karena setiap yang dilabeli syariah, hukum asalnya
bermasalah. Contoh : Hotel. Hotel dikenal dengan sebuah tempat dimana banyak
terdapat kemaksiatan di dalamnya, dan tidak mengingkari bahwa ada kebaikan di
dalamnya sehingga di berilah label Hotel Syariah untuk menjawab tuntutan
masyarakat akan adanya hotel yang bisa memfasilitasi penginapan, atau tempat
berlibur keluarga sesuai dengan tuntutan syariah. Begitupun pada dunia
perbankan, ditengah maraknya bank ribawi, dan memang merupakan kontribusi
terbesar dalam menggerakkan ekonomi ummat, sehingga dibentuklah dan
bermunculan Bank syariah untuk menjawab keinginan ummat islam untuk
menggerakkan ekonomi yang sesuai menurut ajaran atau keyakinan mayoritas
kaum muslimin yang ada di negera Indonesia yang kita cintai ini.

Bank Konvensional atau Bank Ribawi telah nampak kerusakan terbesarnya


sesuai dengan ayat-ayat Allah‫ ﷻ‬dan Rosulnya ‫ ﷺ‬.
‫اﻟرﺑﺎ‬
َ ّ ِ ‫وﺣرم‬ َ ْ َ‫وأﺣل ﱠ ُ ْاﻟﺑ‬
َ ‫ﯾﻊ َ َ ﱠ‬ ‫َ َ َ ﱠ‬
Allâh menghalalkan jual beli dan mengharamkan RIBA. (al-Baqarah/2:275)
‫رﺳول‬ ُ َ ‫ت‬
َ ُ َ ‫ﻗﺎﻟوا َﯾﺎ‬ َ ِ ُ ْ ‫ﺑﻊ‬
ِ ‫اﻟﻣوﺑﻘﺎ‬ َ ْ ‫اﻟﺳ‬ ُ ِ َ ْ ‫ﻗﺎل‬
‫اﺟﺗﻧﺑوا ﱠ‬ َ ‫ﯾﮫ َ َ ﱠ‬
َ َ ‫وﺳﻠم‬ ِ ْ َ‫ﻋﻠ‬ َ ُ‫ﺻﻠﻰ ﷲ‬ ‫اﻟﻧﺑﻲ ِ َ ﱠ‬
ّ ِ ‫ﻋن ﱠ‬ ْ َ ُ‫رﺿﻲ ﷲ‬
ْ َ ُ‫ﻋﻧﮫ‬ َ ِ َ َ ‫ﯾرة‬ َ ُ ‫ﻋن َ ِأﺑﻲ‬
َ ْ ‫ھر‬ ْ َ
ْ
‫اﻟﯾﺗﯾم‬ ْ َ
ِ َ ‫اﻟرﺑﺎ َوأﻛُل‬
ِ ِ َ ‫ﻣﺎل‬ ْ َ
َ ّ ِ ‫ﺑﺎﻟﺣﻖ َوأﻛُل‬ّ ْ ‫ﱠ‬
ِ َ ِ ‫ﺣرم ﱠ ُ ِإﻻ‬ َ ‫اﻟﺗﻲ َ ﱠ‬ ‫ﱠ‬
ِ ‫اﻟﻧﻔس‬ ِ ْ ‫ﱠ‬ ْ َ
‫واﻟﺳﺣر َوﻗﺗُل‬
ُ ْ ّ ِ َ ِ ‫اﻟﺷرُك ِﺑﺎ ﱠ‬ ّ
ْ ِ ‫ﻗﺎل‬َ ‫ﱠ‬
َ ‫وﻣﺎ ُھن‬ َ َ ِ‫ﱠ‬
‫ت‬
ِ ‫َﺎﻓﻼ‬َ ِ ‫ت ْاﻟﻐ‬
ِ ‫ؤﻣﻧَﺎ‬ ُْ ‫ت‬
ِ ْ ‫اﻟﻣ‬ َ ْ ُ ْ ‫وﻗذف‬
ِ ‫اﻟﻣﺣﺻﻧَﺎ‬ ُ ْ َ َ ‫اﻟزﺣف‬
ِ ْ ‫ﯾوم ﱠ‬ ِّ َ ‫َ ﱠ‬
َْ َ ‫واﻟﺗوﻟﻲ‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu, dari Nabi ‫ ﷺ‬bersabda, “Jauhilah tujuh


(dosa) yang membinasakan!” Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai
Rosulullah! Apakah itu?” Beliau‫ ﷺ‬menjawab, “Syirik kepada Allah‫ ﷻ‬, sihir,
membunuh jiwa yang Allah ‫ ﷻ‬haramkan kecuali dengan haq, memakan riba,
memakan harta anak yatim, berpaling dari perang yang berkecamuk,
menuduh zina terhadap wanita-wanita merdeka yang menjaga kehormatan,
yang beriman, dan yang bersih dari zina”. (HR. al-Bukhâri, no. 3456; Muslim,
no. 2669)
Para Ulama sepakat bahwa riba adalah haram dan termasuk dosa besar.
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Kaum Muslimin telah sepakat akan
haramnya riba, itu termasuk kabair (dosa-dosa besar). Ada yang mengatakan
bahwa riba diharamkan dalam semua syari’at (Nabi-Nabi), di antara yang
menyatakannya adalah al-Mawardi”. (al-Majmû’ Syarhul Muhadzdzab, 9/391)
TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Dalam islam apakah ini dibenarkan, secara hukum asal muamalat dengan
sesama manusia boleh selama tidak ada larangannya. Adapun larangan dalam
islam pada perkara muamalat adalah tidak ada Riba, tidak ada Kedzoliman, dan
tidak ada Ghoror atau ketidak jelasan dalam menjalankan akad atau kesepakatan
kepada kedua belah pihak atau lebih.

Hadirnya bank syariah menjadikan solusi untuk menghindari Riba, Dzolim


dan Ghoror dalam bermuamalat. Selama ini kaum muslimin bertransaksi dengan
transaksi riba, sehingga menjadi kewajiban buat stakeholder bank syariah untuk
memberikan penjelasan kepada khalayak agar terhindar dari dosa besar, yang
hari ini begitu mudahnya orang melakukan riba.

Ketika kita mendengar kabar bahwa ada seseorang menzinai ibu nya atau
orang tua kandungnya, tentulah tidak ada satupun manusia dipermukaan bumi ini
yang akan membenarkan apa yang telah dilakukan orang tersebut.
Rosulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
ِ ِ ْ ُ ْ ‫اﻟرﺟل‬
‫اﻟﻣﺳﻠم‬ ِ ُ ‫ﻋرض ﱠ‬
ُ ْ ِ ‫اﻟرﺑﺎ‬ َ ْ َ ‫وإن‬
َ ّ ِ ‫أرﺑﻰ‬ ‫اﻟرﺟُل ُ ﱠ‬
ْ ِ َ ُ‫أﻣﮫ‬ ُ ‫ﯾﻧﻛﺢ ﱡ‬ ْ َ ‫ﯾﺳرَھﺎ ِﻣﺛُْل‬
َ ِ ْ َ ‫أن‬ ُ َ ْ ‫ﺑﺎﺑﺎ أ‬
ً َ ‫ﺑﻌوَن‬ َ َ ٌ‫ﺛﻼﺛﺔ‬
ْ ُ ْ ‫وﺳ‬ َ َ َ ‫اﻟرﺑﺎ‬
َ ِ

“Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan adalah semisal dosa
seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang
paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan
saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih dilihat dari jalur lainnya)

Rosulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ً‫زﻧﯾﺔ‬ َ َ َ ‫ﺳﺗﺔ‬
َ ْ َ ‫وﺛﻼﺛِْﯾَن‬ ِ ‫ﻣن ِ ﱠ‬ ‫ﯾﻌﻠم أ َ َ ﱡ‬
ْ ِ ‫ﺷد‬ ُ َ ْ َ ‫وھو‬
َ ُ َ ‫اﻟرﺟل‬ ُ ُ ْ َ ‫رﺑﺎ‬
ُ ُ ‫ﯾﺄﻛﻠﮫُ ﱠ‬ ً ِ ‫ھم‬
ُ َ ‫در‬
ِْ

“Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari transaksi riba sedangkan
dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina
sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh
Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Adapun larangan untuk berbuat dzolim yang merupakan lawan dari


keadilan.
ِ ِ ‫ﻋﻠﻰ ﱠ‬
‫اﻟظﺎﻟﻣﯾَن‬ ْ َ َ‫َأﻻ‬
َ َ ِ ّ ُ‫ﻟﻌﻧَﺔ‬

“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” (QS. Hud:
18)

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
ُ َ ْ َ ‫ھو‬
‫أﻗرب‬ ُ ِ ‫دﻟوا اْﻋ‬
َ ُ ‫دﻟوا‬ ْ َ ‫ﻋﻠﻰ َ ﱠأﻻ‬
ُ ِ ‫ﺗﻌ‬ َ َ ‫ﻗوم‬
ٍ ْ َ ‫َﺂن‬
ُ ‫ﺷﻧ‬ ْ ُ ‫وﻻ َ ْ ِ َ ﱠ‬
َ ‫ﯾﺟرﻣﻧﻛم‬ ِ ْ ِ ْ ِ ‫ﺷﮭداء‬
َ َ ‫ﺑﺎﻟﻘﺳط‬ َ َ َ ُ ِ ‫ﻗواﻣﯾَن ِ ﱠ‬ ُ َ ‫َﯾﺎ أ َﯾ َﱡﮭﺎ اﻟﱠِذﯾَن‬
ُ ُ ‫آﻣﻧوا‬
ِ ‫ﻛوﻧوا َ ﱠ‬
َ ْ‫ِ ﱠ‬
‫ﻟﻠﺗﻘوى‬

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang


selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah‫ ﷻ‬, menjadi saksi dengan adil.
Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu
lebih dekat kepada takwa” (QS. Al Maidah: 8)

Salah satu yang menjadikan kita adil adalah dengan memenuhi akad kita,
dan menjadikan akad atau kesepakatan diridhoi oleh kedua belah pihak dengan
berlandaskan asas yang jelas bukan ketidak jelasan pada akad.

Dalam sistem jual beli gharar ini terdapat unsur memakan harta orang lain
dengan cara batil. Padahal Allah ‫ ﷻ‬melarang memakan harta orang lain dengan
cara batil sebagaimana tersebut dalam firmanNya,
ُ َ ْ َ ‫وأﻧﺗم‬
‫ﺗﻌﻠﻣوَن‬ ِ ْ ِ ْ ِ ‫اﻟﻧﺎس‬
ْ ُ ْ َ َ ‫ﺑﺎﻹﺛم‬ ِ َ ْ َ ‫ﻣن‬
ِ ‫أﻣوال ﱠ‬ ُ ُ ْ َ ِ ‫اﻟﺣﻛﺎم‬
ً ِ َ ‫ﻟﺗﺄﻛﻠوا‬
ْ ِ ‫ﻓرﯾﻘﺎ‬ ِ ‫ﺑﮭﺎ ِ َإﻟﻰ ْ ُ ﱠ‬ ِ ِ َ ْ ِ ‫َﻛم‬
ُ ْ ُ َ ‫ﺑﺎﻟﺑﺎطل‬
َ ِ ‫وﺗدﻟوا‬ ْ ُ ‫أﻣواﻟﻛم ﺑَْﯾﻧ‬ ُ ُ ْ َ ‫وﻻ‬
ْ ُ َ َ ْ َ ‫ﺗﺄﻛﻠوا‬ َ َ

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di


antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa
(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian
daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal
kamu mengetahui” (Al-Baqarah / 2 : 188)
Dengan adanya bank syariah, menjadi solusi buat membangkitikan
ekonomi ummat, karena dalam hal muamalatnya mengedepankan prinsip
keadilan, kejelasan akad (tidak ghoror) dan tidak berbuat dzolim.

Dalam syariat islam, terbagi dua jenis transaksi secara umum. Begitupun
transaksi yang ada di perbankan syariah. Ada akad yang sifatnya Komersil
(mencari profit atau keuntungan dunia) dan ada akad yang sifatnya sosial (tabarru
atau tolong menolong). Yang masuk dalam transaksi Komersil dalam muamalat
syariah adalah Murabahah, mudarobah, musyarokah, dan ijaroh secara garis
besarnya, dan yang masuk dalam transaksi sosial adalah utang piutang, zakat,
infaq, dan sedekah.

Dalam transaksi muamalat yang sifatnya komersil salah satu ciri-cirinya


adalah dengan mengharapkan keuntungan dunia, sementara akad sosial itu
hanya mengharapkan imbalan dan ridho dari Allah ‫ ﷻ‬dan tidak mengharapkan
keuntungan dunia.

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Setelah mengetahui beberapa jenis transaksi muamalat, dan juga
mengetahui halal dan haramnya suatu transaksi, dari sinilah penulis mengambil
keputusan untuk meninggalkan bank syariah.
Ÿ Hadirnya bank syariah merupakan angin segar buat kaum muslimin yang
ada di Indonesia.
Ÿ Menjadikan pembeda dalam transaksi atau akad perjanjian, dimana di
bank konvensional telah jelas riba, dan bank syariah menjadi solusinya.
Ÿ Hukum bekerja di bank syariah pada asalnya boleh dan bahkan disana
ada usaha untuk mengalihkan kaum muslimin kepada transaksi
ribawiyah yang ada di konvensional.
Ÿ Dalam beberapa produk bank syariah, penulis memberikan masukan
dan nasehat menasehati terkait produk yang berhubungan dengan
emas.
Ÿ Bahwa penulis meyakini bahwa pada produk yang berhubungan dengan
emas, terdapat kekeliruan dimana transaksinya tidak tunai atau tidak
yadan bi yadin
Rosulullah ‫ ﷺ‬,

ٍ ْ ِ ِ ً‫ﻣﺛﻼ‬
‫ﺑﻣﺛل ﯾًَدا ِﺑﯾٍَد‬ ْ ِ ْ ِ ‫واﻟﻣﻠﺢ‬
ْ ِ ِ‫ﺑﺎﻟﻣﻠﺢ‬ ُ ْ ِ ْ َ ‫ﺑﺎﻟﺗﻣر‬
ِ ْ ‫واﻟﺗﻣر ِ ﱠ‬
ُ ْ ‫ﺑﺎﻟﺷﻌﯾر َ ﱠ‬
ِ ِ ‫واﻟﺷﻌﯾر ِ ﱠ‬
ُ ِ ‫ﺑﺎﻟﺑر َ ﱠ‬ّ ِ ُ ْ ِ ‫واﻟﺑر‬
‫ﺑﺎﻟﻔﺿﺔ َ ْ ُ ﱡ‬
ِ ‫واﻟﻔﺿﺔُ ِ ْ ِ ﱠ‬
‫ھب َ ْ ِ ﱠ‬ ‫ھب ِ ﱠ‬
ِ َ ‫ﺑﺎﻟذ‬ ‫ﱠ‬
ُ َ ‫اﻟذ‬
‫ﺳواء‬
ٌ َ َ ‫ﻓﯾﮫ‬ ِ ْ ُ ْ َ ُ‫اﻵﺧذ‬
ِ ِ ‫واﻟﻣﻌطﻰ‬ ِ ‫أرﺑﻰ‬ َ ْ َ ‫ﻓﻘد‬
ْ َ َ ‫زاد‬
َ َ َ ‫اﺳﺗ‬ْ ‫أو‬ِ َ ‫زاد‬ ْ ََ
َ َ ‫ﻓﻣن‬

“Jika emas dijual dengan emas, perak dijual dengan perak, gandum dijual
dengan gandum, sya’ir (salah satu jenis gandum) dijual dengan sya’ir,
kurma dijual dengan kurma, dan garam dijual dengan garam, maka jumlah
(takaran atau timbangan) harus sama dan dibayar kontan (tunai).
Barangsiapa menambah atau meminta tambahan, maka ia telah berbuat
riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan orang yang
.
memberinya sama-sama berada dalam dosa” (HR. Muslim no. 1584)

Ÿ Sementara bank syariah menggunakan fatwa MUI

FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL
Nomor: 77/DSN-MUI/V/2010
Tentang
JUAL-BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI

MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA JUAL BELI EMAS SECARA TIDAK TUNAI
Pertama : Hukum
Jual beli emas secara tidak tunai, baik melalui jual beli
biasa atau jual beli murabahah, hukumnya boleh (mubah,
ja’iz) selama emas tidak menjadi alat tukar yang resmi
(uang).

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Ÿ Menggabungkan akad Hutang dan Jual beli barang atau jasa dalam satu
jenis transaksi dalam hal ini produk gadai emas.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ﻋﻧدك‬ َ ْ َ‫ﯾﻊ َﻣﺎ ﻟ‬


َ َ ْ ِ ‫ﯾس‬ ْ َ ْ َ ‫ﺑﺢ َﻣﺎ َ ْﻟم ﺗ‬
ُ ْ َ‫ﺿﻣن َوﻻَ ﺑ‬ ِ َ ْ َ َ‫ﯾﻊ َوﻻ‬
ُ ْ ‫ﺷرطﺎن ِﻓﻰ ﺑَْﯾﻊٍ َوﻻَ ِر‬ ٌ َ َ ‫ﯾﺣل‬
ٌ ْ َ‫ﺳﻠف َوﺑ‬ ‫ﻻَ َ ِ ﱡ‬

Tidak halal menggabungkan utang dengan jual beli, tidak pula dua syarat
dalam jual beli, tidak pula keuntungan tanpa ada pengorbanan, dan tidak
pula menjual barang yang tidak kamu miliki. (HR. Ahmad 6671, Abu Daud
3506, Turmudzi 1279 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Ÿ Adanya penambahan biaya termasuk denda keterlambatan, sehingga


nilai akad di awal berubah nilainya karena ada tambahan dari denda
tersebut.
Ÿ Pada produk murabahah emas, sejatinya tidak terjadi jual beli. Karena
Resiko barang yang diperjual belikan tidak berpindah. Dimana
seharusnya ketika terjadi jual beli, maka dengan sendirinya resiko barang
berpindah dari penjual menjadi resiko pembeli.

‫ﻋﻠﻰ‬ َ ‫اﻷﻧﺻﺎر َ َ ﱠ‬
َ َ ‫ﻓﺳﻠم‬ ِ َ ْ َ ‫رﺟل ِﻣَن‬ َ َ َ -‫ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‬- ِ ‫رﺳول ﱠ‬
ٌ ُ َ ُ‫ﻓﺟﺎءه‬ ِ ُ َ ‫ﻣﻊ‬ َ َ ‫ﻛﻧت‬ َ َ ُ‫ﻋﻣر َأﻧﱠﮫ‬
ُ ْ ُ : ‫ﻗﺎل‬ َ َ ُ ‫ﺑن‬ ِ ْ ‫ﻋن ا‬ِ َ
َ
‫ﻓﺄى‬َ
‫ﻗﺎل ﱡ‬ َ ً ُ
َ .« ‫أﺣﺳﻧﮭم ﺧﻠﻘﺎ‬ُ ُ َ
ْ ُ َ ْ » : ‫ﻗﺎل‬ َ
َ ‫أﻓﺿُل‬ َ ْ َ ْ
ِ ِ ْ ‫اﻟﻣ‬
‫ؤﻣﻧﯾَن‬ ُ ‫أى‬ َ
‫رﺳول ﱠ ِ ﱡ‬
َ ُ َ ‫ َﯾﺎ‬: ‫ﻗﺎل‬ َ ‫ﺛم‬ َ ُ
‫ ﱠ‬-‫ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯾﮫ وﺳﻠم‬- ‫اﻟﻧﺑﻰ‬ ِّ ِ ‫ﱠ‬
ُ َ ْ َ ‫أوﻟﺋك‬
.« ‫اﻷﻛﯾﺎس‬ َ ِ َ ُ ‫اﺳﺗﻌداًدا‬
َ ْ ِ ْ ُ‫ﺑﻌده‬
َ ْ َ ‫ﻟﻣﺎ‬ ْ ُ ُ َ ْ َ َ ‫ذﻛرا‬
َ ِ ‫وأﺣﺳﻧﮭم‬ ًْ ِ ‫ت‬ ْ َ ْ ِ ‫أﻛﺛرھم‬
ِ ‫ﻟﻠﻣو‬ ْ ُ ُ َ ْ َ » : ‫ﻗﺎل‬ ُ َ ْ َ ‫ؤﻣﻧﯾَن‬
َ َ ‫أﻛﯾس‬ ُْ
ِ ِ ْ ‫اﻟﻣ‬

Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rosulullah ‫ﷺ‬ , lalu
seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai
Rosulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang
.
paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia
kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat
kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam
berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259.
Hasan kata Syaikh Al Albani)
Demikianlah catatan kecil penulis yang hina dihadapan Allah ‫ﷻ‬ yang
mengharapkan perjumpaan dengan Robb Nya yang memberikan begitu banyak
nikmat sampai dengan hari ini. Semoga catatan ini bisa menjadi bagian dari
nasehat-menasehati kepada kaum muslimin yang bekerja di bank syariah yang
penulis cintai karena Allah. Setiap kita sudah memiliki takdir masing-masing. Tidak
didapatkan dari seorang muslim dua sikap yang sangat menakjubkan, yakni
bersyukur kepada Allah ‫ﷻ‬ atas nikmat yang diberikan, dan Bersabar diatas
perkara-perkara yang tidak disukai yang menimpanya.

TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya buat para pemimpin yang
pernah mengajari penulis arti dari sebuah tanggung jawab, beserta rekan-rekan
yang juga tidak mampu penulis sebutkan satu-persatu namanya atas dedikasi dan
perjuangannya menjadikan bank syariah menjadi pilihan yang utama dan
pertama. Jazakumullahu khoiron wa barokumullahu fiikum jami’an.

Penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh stake


holder yang ada, jika sekiranya terdapat kesalahan baik dalam lisan ataupun
dalam tingkah laku penulis, dan sekiranya dibukanan pintu maaf yang sebesar-
besarnya. Semoga Allah pertemukan kita kelak di dalam Syurganya Aamiiiin
Allohumma Aamiiiin....

Yang benar datangnya dari Allah ‫ ﷻ‬dan setiap kesalahan dalam buku catatan kecil
ini murni kesalahan penulis dan penulis beristigfar dan memohon ampunan
kepada Allah‫ ﷻ‬.

Wallahu a’lam.

Saudara Kalian,

Moh. Nasrun Nasir


. Feb 2012 - Mei 2021
TelahTiba
SAATNYA
SayaTinggalkanBankSyariah

Anda mungkin juga menyukai