Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA

DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Berthy Adiningsih, M. Kep

DISUSUN OLEH :
Nur’Aina Surya
I4051201023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2021
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama Mahasiswa : Nur’Aina Surya


Pengkajian diambil tanggal : 21 Juni 2021
Jam : 10 : 57 WIB

A. IDENTITAS UMUM

1. Identitas Kepala Keluarga:

Nama : Tn. B Pendidikan : SD / sederajat

Umur : 58 Tahun Pekerjaan : Petani

Agama : Islam Alamat : Jl.ParitBerkat RT016 Desa


Punggur Besar

Suku : Bugis Nomor Telp : -

2. Komposisi Keluarga:

No
Nama L/P Hub dg KK Umur Pendidikan Imunisasi KB

1 Tn B L Kepala 58 Tahun Tidak - -


Keluarga Bersekolah
2 Ny. SR P Istri 48 Tahun Tidak - -
Bersekolah
3 An. M.TR L Anak 14 Tahun SMP - -
3. Genogram

Keterangan Genogram:

: Laki – laki = Tinggal Serumah

: Perempuan = Menikah

4. Tipe keluarga : Tipe Nuclear family yaitu keluarga inti yang dalam keluarga terdiri
dari Bapak, Ibu, Anak.

5. Suku bangsa : Keluarga klien berasal dari suku Bugis atau Indonesia, sementara
kebudayaan yang dianut dan dilakukan tidak bertantangan dengan masalah kesehatan,
bahasa sehari-hari digunakan yaitu bahasa bugis dan Daerah Pontianak.

6. Agama : Tn. B beragama islam, istri dan anak Tuan B juga beragama Islam.
Tn. B dan istri menjalankan ibadah solat lima waktu dan sesekali mengikuti pengajian yang
diadakan di Pondok Pesantren di depan rumahnya. Anak Tn. B aktif dalam kegiatan
keagamaan di Pondok Pesantren dan dilingkungan teman temannya.

7. Status social ekonomi keluarga : Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari hasil
kebun dan terkadang Tn. B mendapat upah dari membantu orang lain saat bertani.

8. Aktifitas Rekreasi Keluarga : Rekreasi yang digunakan untuk mengisi


kekosongan dengan mengunjungi tetangga, dan keluarga terdekat.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja
(families with teenagers). Tahap perkembangan keluarga ini bisa jadi lebih
singkat jika anak pertama yang memutuskan hidup terpisah, tahap perkembangan
keluarga ini jug menantang orangtua untuk membangun komunikasi yang baik
dengan anak.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja
(families with teenagers). Adapun tahap perkembangan yang belum terpenuhi
adalah orang tua belum memberikan tanggung jawab karena orang tua belum bisa
memberikan kepercayaannya kepada anaknya yang masih remaja, orang tua
menganggap bahwa anaknya masih kecil.

C. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA INTI

1. Riwayat keluarga sebelumnya:

Tn. B mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami sakit yang parah, bila sakit
hanya seperti sakit kepala dan pegal –pegal. Saat sakit, klien biasanya
mengkonsumsi obat obatan warung dan akan berhenti mengkonsumsi obat obatan
tersebut jika sudah sembuh.

2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

a) Tn. B sebagai kepala keluarga jarang sakit, dan saat pengkajian tidak memiliki
keluhan apapun. Klien mengatakan saat sakit, klien akan meminum obat
obatan dari warung, dan akan berhenti minum obat setelah sakitnya hilang
(tidak mendapatkan anjuran atau konsultasi dengan dokter). Klien mengatakan
bahwa ia tidak mau ke pusat pelayanan kesehatan yang ada, karena ia merasa
cukup sehat hanya dengan meminum obat warung.

b) Ny. SR mengatakan bahwa ia sering sakit kepala, dan ia merasa berat dengan
tanggung jawab yang saat ini ia pegang. Suaminya menyerahkan pengasuhan
seutuhnya kepada Ny. SR, sehingga ia sering marah dan belum bisa
memberikan tanggung jawab kepada anaknya. Saat ini anaknya sudah mulai
beranjak remaja, dan mempunyai pergaulan yang sulit untuk dibatasi. Ny.SR
juga jarang berbicara kepada anaknya, karena ia sering bertengkar dengan
anaknya. Saat Ny. SR ingin berdiskusi dengan suaminya, suaminya
menyerahkan semua keputusan dengan alasan bahwa itu adalah tanggung
jawab Ny. SR.

c) An. M.TR adalah seorang remaja yang masih bersekolah, saat pengakjian
klien sedang berada disekolahnya. Ny. SR sebagai ibu klien, menjelaskan
bahwa klien tidak pernah mengeluhkan sakit apapun dan terkadang hanya
demam dan sakit kepala.
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Keluarga Tn. B jarang berobat
ke puskesmas, keluarganya hanya mengkonsumsi obat obatan yang dijual di
warung.

D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah :

a. Gambaran tipe tempat tinggal:

Memiliki sirkulasi udara yang baik dan memiliki sistem penerangan yang baik.
b. Denah rumah:

Dapur

Kamar Utama

Ruang Keluarga
Kamar anak

Ruang Tamu
Teras

Keterangan : : Pintu : Lampu

: Jendela dan vetilasi

c. Gambaran Kondisi Rumah :

Rumah Tn. B berdindingkan semen, kokoh dan lantai dilapisi ubin. Rumah
dalam kondisi cukup bersih, jendela terbuka dan ventilasi ada disetiap jendela.

d. Dapur

Dapur Tn.B tampak gelap, didapur terdapat meja kompor dengan kompor gas,
rak piring dan tempat mencuci piring di lantai.

e. Kamar mandi

Dirumah Tn.B tidak ada kamar mandi, keluarga Tn.B menumpang dirumah
sebelah.
f. Mengkaji pengaturan tempat tidur didalam rumah

Tempat tidur yang digunakan adalah springbed, dan ada di setiap kamar.

g. Mengkaji keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah :

Kebersihan rumah Tn.B cukup bersih, lantai sedikit berdebu dan tidak semua
jendela dibuka pada siang hari. Sampah yang bisa didaur ulang dibuang
disamping rumah, untuk makan ayam. Sampah yang tidak bisa diolah, dibakar
didepan rumah.

h. Mengkaji perasaan – perasaan subjektif keluarga terhadap rumah :

Keluarga Tn.B mengatakan merasa nyaman tinggal dirumah.

i. Evalusi adekuasi pembuangan sampah :

Sampah yang bisa membusuk biasanya dibuang disamping rumah untuk


makan ayam,dan sampah yang tidak bisa di daur ulang biasanya akan dibakar
di depan rumah.

j. Penataan / pengaturan rumah :

Rumah terdiri atas teras, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan 2 kamar.
Rumah tidak mempunyai kamar mandi / wc. Keluarga Tn.B menjelaskan
bahwa mereka biasa berbagi dengan keluarga di sebelah rumah .

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:

Hubungan sesama tetangga baik, Tn. B dan Ny. SR sering berkunjung kerumah
tetangga, saling membantu dan bertoleransi.

3. Mobilitas geografis keluarga:

Sejak kecil, Tn. B dan Ny. SR adalah warga asli Desa Punggur Besar dan hanya
berbeda RT. Dari awal pernikahan, Tn. B dan Ny. SR sudah tinggal di tempat
tinggal saat ini.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Tn. S mengatakan bahwa ia jarang berumpul dengan keluarga nya, karena sibuk
bekerja dan saat sudah pulang klien langsung istirahat karena sudah lelah
bekerja. Ny. SR mengatakan bahwa ia dan keluarga nya jarang berkumpul,
terkadang hanya saat makan malam. An. M. TR juga jarang dirumah, karena ia
sering mengikuti kegiatan di Pondok Pesantren dan sering keluar bersama teman
temannya. Interaksi dilakukan saat ada kegiatan kerja bakti dan acara
keagamaan, Ny. SR sering berkunjung ke tetangga karena ia merasa kesepian
dirumah.

5. Sistem pendukung keluarga:

Ny. SR mengatakan bahwa ia merasakan tidak ada dukungan dari keluarga inti
tentang masalah yang dihadapi nya. Ia pernah bercerita kepada keluarga nya,
tetapi kedua keluarga menganggap bahwa ini memang tanggung jawabnya.

E. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga:

Anggota keluarga menggunakan bahasa bugis dan bahasa derah Pontianak dan
Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-harinya, keluarga tidak terlalu
sering mengobrol dan untuk informasi kesehatan didapat dari televisi dan
kepercayaan kepada orang orang terdahulu.

2. Struktur kekuatan keluarga:

Legimate Power / kekuasaan / hak untuk mengontrol

Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu
keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn. B mempunyai kepercayaan bahwa istri
mempunyai kontrol penuh atas rumah dan pengasuhan anak.
3. Struktur peran (formal dan informal):

Formal:

Peran Ayah : Tn.B sebagai suami dari istri dan Ayah dari anak anak. Berperan
sebagai pencari nafkah, sebagai kepala keluarga, pelindung dan pemberi rasa
aman. Tn. B juga sebagai anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat dari
lingkungan.

Peran Ibu : Ny. SR sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Berperan sebagai
pengasuh dan pendidik anak anaknya dan mengurus rumah tangga, dan sebagai
anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat dari lingkungan.

Peran Anak : An. M.TR sebagai anak, sedang menjalankan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

Informal

Ny. SR sebagai ibu dan istri, mempunyai tanggung jawab dalam mengasuh dan
memberikan kasih sayang kepada anaknya. Tak jarang ia emosi, karena semua
tanggung jawab pengasuhan sepenuhnya diberikan kepada dirinya.

4. Nilai dan norma keluarga:

Keluarga menerapkan bahwa di dalam keluarga, Peran ayah adalah mencari


nafkah dan Ibu adalah pengasuh serta pendidik anak anak. Saat menyelesaikan
masalah di antara keluarga, biasanya Tn. B dan Ny. SR mengobrol berdua
walaupun terkadang tidak menemukan solusinya. Anak di tuntut untuk
menghormati yang lebih tua dan mengikuti kemauan orang tua, tak jarang terjadi
perselisihan diantara anak dan orang tua.

F. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif :

Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, seperti mengasuh, menghargai


dan ikatan keluarga. Pada keluarga Tn. B, dalam pelaksanaan fungsi afektif
semua tertuju pada NY. SR sebagai ibu dan istri. Ny. SR bertanggung jawab
untuk memberikah pengasuhan kepada anak anaknya, sedangkan suaminya
bertanggung jawab dalam mencari nafkah.

2. Fungsi sosialisasi:

Keluarga Tn. B jarang berkumpul bersama. Tn. B akan bekerja seharian di ladang
dan pulang langsung beristirahat. Ny. SR seagai istri dituntut untuk
membersihkan rumah, emmasak, mencuci dan melakukan kegiatan dirumah serta
mengontrol anak anak mereka. An. M.TR bersekolah hingga sore, dan sering
tidak berada dirumah karena mengikuti kegiatan di pondok pesantren dan
kegiatan bersama teman temannya.

3. Fungsi perawatan kesehatan:

Ny. SR sebagai istri dan ibu, sigap dalam memberikan pengobatan kepada suami
dan anaknya jika sakit, Keluarga Tn. B jarang berobat kerumah sakit dan hanya
menggunakan obat-obatan warung. Ny. SR biasanya memasak masakan kesukaan
suaminya, tanpa memperhatikan komposisi atau pola gizi seimbang.

4. Fungsi reproduksi

Ny. SR mempunyai dua orang anak, yang perta perempuan dan yang kedua
adalah laki laki. Anak Ny. SR yang pertama sudah menikah dan tinggal bersama
suaminya, dan yang masih tinggal bersama adalah anak nomor dua. Ny. SR tidak
menggunakan KB, ia dan suami sepakat hanya mempunyai anak dua orang.

5. Fungsi ekonomi:

Tn. B bekerja sebagai petani, cukup memenuhi kebutuhan sehari hari


keluarganya. Kebutuhan akan makan, pakaian dan tempat tinggal dapat dipenuhi
oleh Tn. B sebagai pencari nafkah dan kepala keluarga.
G. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek dan panjang:

Stresor jangka pendek :

Ny. SR saat ini merasa bahwa ia merasa khawatir dengan anaknya, dan ia ingin
agar suami nya bisa bersama sama mendidik anaknya.

Stresor jangka panjang :

Ny. SR mengatakan bahwa tidak ada masalah lain yang memerlukan penyelesaian
lebih dari 6 bulan.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor:

Keluarga kurang mampu berespon terhadap stressor, sehingga terkadnag terjadi


konflik dikeluarga.

3. Strategi koping yang digunakan:

Saat ada maslaah, Tn. B sebagai kepala keluarga mengambil keputusan sesuai
pendapatnya, dan meminta anggota kelurga mematuhi keinginannya.

4. Strategi adaptasi disfungsional: Tn. B menerapkan bahwa semua keluarga wajib


mengikuti keinginannya, jika tidak Tn. B akan marah (Otoriter).
H. PEMERIKSAAN FISIK (Setiap individu anggota keluarga)

NO VARIABEL Nama Anggota Keluarga


Tn. B Ny. SR An. M.TR (Wawancara dengan
Ibu )
1 Keluhan yang Klien tidak memiliki keluhan Klien tidak memiliki keluhan Klien tidak memiliki keluhan
dirasakan
2 Tanda& Gejala - - -
3 BB 55 68 46
4 Tanda-tanda vital TD:110/70 mmHg TD:130/90 mmHg -
N:83 x / menit N: 88 x/ menit
RR: 21 x / menit RR : 20 x/ menit
S: 37 ℃ S:36,8 ℃
5 System Tidak terdengar gallop / murmur , batas Tidak terdengar gallop / murmur, batas -
kardiovaskuler jantung jelas dan tidak terdapat edema jantung jelas dan tidak terdapat edema
6 System respirasi Simetris, suara vesikuler, tidak ada suara Simetris, suara vesikuler, tidak ada suara -
tambahan dan tidak ada dispneu. tambahan dan tidak ada dispneu.
7 System Bising usus terdengar normal 20x/mnt, Bising usus terdengar normal, 22 x/mnt, tidak -
gastrointestinal tidak ada gangguan pencernaan ada gangguan pencernaan
8 System Tidak terdapat gangguan persarafan Tidak terdapat gangguan persarafan -
Persyarafan
9 System Tidak ditemukan kelainan, tidak ada Tidak ditemukan kelainan, tidak ada faktur, -
muskuloskeletal fraktur , tidak ada bekas operasi tidak ada bekas operasi
I. HARAPAN KELUARGA

1. Terhadap masalah kesehatannya :

Keluarga Tn. B mengatakan bahwa berharap agar selalu sehat dan mampu mengatasi masalah
kesehatannya.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada:

Kelurga Tn. B mengatakan bahwa berharap agar petugas kesehatan tetap memberikan
pelayana kesehatan yang optimal untuk masyarakat.

Pontianak , 21 Juni 2021

TTD

Nur’Aina Surya
FORMAT DIAGNOSIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. ANALISA DATA
No Data Penyebab Diagnosa Keperawatan
1. DS : Transisi Gangguan Proses
Ny. SR mengatakan bahwa ia perkembangan, Keluarga
DO : krisis situasional

2. DS : Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan


DS : Informasi
SKLORING DIAGNOSIS
1. Gangguan Pola Tidur
Kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 3 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah nyata atau sedang terjadi.
Aktual (3)
Risiko (3)
Potensial (1)
Kemungkinan diubah: 2 1/2 x 2 = 1 Masalah dapat diubah dengan cara
Mudah (2) menerapkan jadwal tidur rutin.
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Potensial dicegah: 2 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dengan klien rajin
Tinggi (3) 2/3 menerapkan jadwal tidur rutin.
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 2 2/2 x 1 = 1 Tn. S merasakan adanya masalah yang terjadi
Membutuhkan perhatian namun tidak mengetahui cara mengatasinya.
segera (2)
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 2
3
3

2. Kurang Pengetahuan
Kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah nyata atau sedang terjadi.
Aktual (3)
Risiko (3)
Potensial (1)
Kemungkinan diubah: 2 2/2 x 2 = 2 Masalah dapat diubah dengan cara
Mudah (2) memberikan pendidikan kesehatan pada klien
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Potensial dicegah: 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dengan memberitahu
Tinggi (3) 2/3 tentang pengertian, tanda gejala.
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = Tn. S mengatakan masalah tidak begitu
Membutuhkan perhatian 1/2 menonjol karena keluarga tidak mengerti
segera (2) tentang penyakit hipertensi
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5
4
6
RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan
Kriteria Standar Intervensi
keperawatan Umum Khusus
Gangguan Pola Setelah  Respon Verbal  Keluarga dapat 1. Berikan pendidikan kesehatan.
1 Setelah
tidur dilakukan mengenal 2. Identifikasi penyebab factor
dilakukan
berhubungan kunjungan pengertian, tanda gangguan pola tidur
kunjungan
dengan control rumah 2x dan gejala dan cara 3. Diskusikan pilihan penanganan
keperawatan
tidur selama 45 penanganan. yang cocok pada klien.
diharapkan
menit, keluarga
keluarga dapat
mampu
menerapkan
meningkatkan
jadwal rutin
kenyamanan
tidur.

 Respon Verbal.  Keluarga dapat 1. Menginformasi kan mengenai


2 Kurang Setelah Setelah
mengenal pengobatan dan pendidikan
pengetahuan dilakukan dilakukan
pengertian, tanda kesehatan yang dapat diperoleh
berhubungan kunjungan kunjungan 2x
gejala dan cara keluarga di pelayanan
dengan Kurang keperawatan selama 45
penanganan sulit kesehatan
Terpapar diharapkan menit. Keluarga
tidur. 2. Motivasi keluarga untuk
Informasi pengetahuan dapat
menyebutkan kembali hasil
pasien dan mengetahui
diskusi
keluarga klien tentang pola
3. Beri reinforcement positif atas
bertambah. tidur yang baik.
hasil yang dicapai keluarga
IMPLEMENTASI (PELAKSANAAN KEGIATAN)

Diagnosa Tanggal/ Waktu Implementasi TTD


Gangguan Pola tidur Jumat, 2 July 2021 IRMA
 Berikan pendidikan kesehatan.
berhubungan dengan 10.00s/d 10.45 WIB
 Identifikasi penyebab factor gangguan pola
control tidur
tidur

 Diskusikan pilihan penanganan yang cocok


pada klien.
Kurang pengetahuan Jumat, 2 July 2021 IRMA
 Menginformasi kan mengenai pengobatan
berhubungan dengan 10.00s/d 10.45 WIB
dan pendidikan kesehatan yang dapat
Kurang Terpapar
diperoleh keluarga di pelayanan kesehatan
Informasi
 Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali hasil diskusi
 Beri reinforcement positif atas hasil yang
dicapai keluarga
Gangguan Pola tidur Selasa, 6 July 2021 IRMA
 Berikan pendidikan kesehatan.
berhubungan dengan 09.00 s/d 09.45 WIB
 Identifikasi penyebab factor gangguan pola
control tidur
tidur

 Diskusikan pilihan penanganan yang cocok


pada klien.
Kurang pengetahuan Selasa, 6 July 2021 IRMA
 Menginformasi kan mengenai pengobatan
berhubungan dengan 09.00 s/d 09.45 WIB
dan pendidikan kesehatan yang dapat
Kurang Terpapar
diperoleh keluarga di pelayanan kesehatan
Informasi
 Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali hasil diskusi
 Beri reinforcement positif atas hasil yang
dicapai keluarga
EVALUASI KEPERAWATAN
Catatan Perkembangan Keluarga
Diagnosa Tanggal/ Waktu Implementasi Evaluasi TTD
Gangguan Pola Jumat, 2 July S: “Klien mengatakan tadi IRMA
 Berikan pendidikan
tidur berhubungan 2021 malam tidurnya tidak
kesehatan.
dengan control 10.00s/d 10.45 nyenyak”
 Identifikasi penyebab
tidur WIB “klien mengatakan ia sering
factor gangguan pola
mengkonsumsi kopi”
tidur
“klien mengatakan akhir
 Diskusikan pilihan akhir ini tidurnya tidak
penanganan yang teratur”
cocok pada klien. O: - klien tampak lesu
TD: 100/60
A: “Masalah Belum teratasi”
P: “Membuatkan jadwal tidur
rutin”
Kurang Jumat, 2 July S: “Klien mengatakan masih IRMA
 Menginformasi kan
pengetahuan 2021 belum mengatahui factor
mengenai pengobatan
berhubungan 10.00s/d 10.45 yang menyebabkan gangguan
dan pendidikan
dengan Kurang WIB pola tidur”
kesehatan yang dapat
Terpapar O: “klien tampak bingung
diperoleh keluarga di
Informasi saat dijelaskan tentang
pelayanan kesehatan
keluhannya”
 Motivasi keluarga
A: “Masalah Belum teratasi”
untuk menyebutkan
P: “Memberikan Pendidikan
kembali hasil diskusi
kesehatan cara mengatasi
 Beri reinforcement
gangguan pola tidur”
positif atas hasil yang
dicapai keluarga
Gangguan Pola Selasa, 6 July S: “Klien mengatakan hari ini IRMA
 Berikan pendidikan
tidur berhubungan 2021 tidurnya sudah mulai nyenyak
kesehatan.
dengan control 09.00 s/d 09.45 ”
 Identifikasi penyebab
tidur WIB “klien mengatakan sudah
factor gangguan pola
mengurangi konsumsi kopi”
tidur
O: - klien mulai segar
 Diskusikan pilihan
A: “Masalah teratasi”
penanganan yang
P:“Menganjurkan klien untuk
cocok pada klien.
taat jadwal tidur rutin”
Kurang Selasa, 6 July S: “Klien mengatakan sudah IRMA
 Menginformasi kan
pengetahuan 2021 mulai paham mengenai
mengenai pengobatan
berhubungan 09.00 s/d 09.45 penyebab keluhan nya saat ini
dan pendidikan
dengan Kurang WIB atau sekarang”
kesehatan yang dapat
Terpapar O: “klien dapat menjawab
diperoleh keluarga di
Informasi pertanyaan yang sudah
pelayanan kesehatan
diberikan”
 Motivasi keluarga
A: “Masalah teratasi”
untuk menyebutkan
P: -
kembali hasil diskusi

 Beri reinforcement
positif atas hasil yang
dicapai keluarga

Anda mungkin juga menyukai