PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA - 1 (Aina)
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA - 1 (Aina)
DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH :
Nur’Aina Surya
I4051201023
2021
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. IDENTITAS UMUM
2. Komposisi Keluarga:
No
Nama L/P Hub dg KK Umur Pendidikan Imunisasi KB
Keterangan Genogram:
: Perempuan = Menikah
4. Tipe keluarga : Tipe Nuclear family yaitu keluarga inti yang dalam keluarga terdiri
dari Bapak, Ibu, Anak.
5. Suku bangsa : Keluarga klien berasal dari suku Bugis atau Indonesia, sementara
kebudayaan yang dianut dan dilakukan tidak bertantangan dengan masalah kesehatan,
bahasa sehari-hari digunakan yaitu bahasa bugis dan Daerah Pontianak.
6. Agama : Tn. B beragama islam, istri dan anak Tuan B juga beragama Islam.
Tn. B dan istri menjalankan ibadah solat lima waktu dan sesekali mengikuti pengajian yang
diadakan di Pondok Pesantren di depan rumahnya. Anak Tn. B aktif dalam kegiatan
keagamaan di Pondok Pesantren dan dilingkungan teman temannya.
7. Status social ekonomi keluarga : Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari hasil
kebun dan terkadang Tn. B mendapat upah dari membantu orang lain saat bertani.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja
(families with teenagers). Tahap perkembangan keluarga ini bisa jadi lebih
singkat jika anak pertama yang memutuskan hidup terpisah, tahap perkembangan
keluarga ini jug menantang orangtua untuk membangun komunikasi yang baik
dengan anak.
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak remaja
(families with teenagers). Adapun tahap perkembangan yang belum terpenuhi
adalah orang tua belum memberikan tanggung jawab karena orang tua belum bisa
memberikan kepercayaannya kepada anaknya yang masih remaja, orang tua
menganggap bahwa anaknya masih kecil.
Tn. B mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami sakit yang parah, bila sakit
hanya seperti sakit kepala dan pegal –pegal. Saat sakit, klien biasanya
mengkonsumsi obat obatan warung dan akan berhenti mengkonsumsi obat obatan
tersebut jika sudah sembuh.
a) Tn. B sebagai kepala keluarga jarang sakit, dan saat pengkajian tidak memiliki
keluhan apapun. Klien mengatakan saat sakit, klien akan meminum obat
obatan dari warung, dan akan berhenti minum obat setelah sakitnya hilang
(tidak mendapatkan anjuran atau konsultasi dengan dokter). Klien mengatakan
bahwa ia tidak mau ke pusat pelayanan kesehatan yang ada, karena ia merasa
cukup sehat hanya dengan meminum obat warung.
b) Ny. SR mengatakan bahwa ia sering sakit kepala, dan ia merasa berat dengan
tanggung jawab yang saat ini ia pegang. Suaminya menyerahkan pengasuhan
seutuhnya kepada Ny. SR, sehingga ia sering marah dan belum bisa
memberikan tanggung jawab kepada anaknya. Saat ini anaknya sudah mulai
beranjak remaja, dan mempunyai pergaulan yang sulit untuk dibatasi. Ny.SR
juga jarang berbicara kepada anaknya, karena ia sering bertengkar dengan
anaknya. Saat Ny. SR ingin berdiskusi dengan suaminya, suaminya
menyerahkan semua keputusan dengan alasan bahwa itu adalah tanggung
jawab Ny. SR.
c) An. M.TR adalah seorang remaja yang masih bersekolah, saat pengakjian
klien sedang berada disekolahnya. Ny. SR sebagai ibu klien, menjelaskan
bahwa klien tidak pernah mengeluhkan sakit apapun dan terkadang hanya
demam dan sakit kepala.
3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan: Keluarga Tn. B jarang berobat
ke puskesmas, keluarganya hanya mengkonsumsi obat obatan yang dijual di
warung.
D. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah :
Memiliki sirkulasi udara yang baik dan memiliki sistem penerangan yang baik.
b. Denah rumah:
Dapur
Kamar Utama
Ruang Keluarga
Kamar anak
Ruang Tamu
Teras
Rumah Tn. B berdindingkan semen, kokoh dan lantai dilapisi ubin. Rumah
dalam kondisi cukup bersih, jendela terbuka dan ventilasi ada disetiap jendela.
d. Dapur
Dapur Tn.B tampak gelap, didapur terdapat meja kompor dengan kompor gas,
rak piring dan tempat mencuci piring di lantai.
e. Kamar mandi
Dirumah Tn.B tidak ada kamar mandi, keluarga Tn.B menumpang dirumah
sebelah.
f. Mengkaji pengaturan tempat tidur didalam rumah
Tempat tidur yang digunakan adalah springbed, dan ada di setiap kamar.
Kebersihan rumah Tn.B cukup bersih, lantai sedikit berdebu dan tidak semua
jendela dibuka pada siang hari. Sampah yang bisa didaur ulang dibuang
disamping rumah, untuk makan ayam. Sampah yang tidak bisa diolah, dibakar
didepan rumah.
Rumah terdiri atas teras, ruang tamu, ruang keluarga, dapur, dan 2 kamar.
Rumah tidak mempunyai kamar mandi / wc. Keluarga Tn.B menjelaskan
bahwa mereka biasa berbagi dengan keluarga di sebelah rumah .
Hubungan sesama tetangga baik, Tn. B dan Ny. SR sering berkunjung kerumah
tetangga, saling membantu dan bertoleransi.
Sejak kecil, Tn. B dan Ny. SR adalah warga asli Desa Punggur Besar dan hanya
berbeda RT. Dari awal pernikahan, Tn. B dan Ny. SR sudah tinggal di tempat
tinggal saat ini.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Tn. S mengatakan bahwa ia jarang berumpul dengan keluarga nya, karena sibuk
bekerja dan saat sudah pulang klien langsung istirahat karena sudah lelah
bekerja. Ny. SR mengatakan bahwa ia dan keluarga nya jarang berkumpul,
terkadang hanya saat makan malam. An. M. TR juga jarang dirumah, karena ia
sering mengikuti kegiatan di Pondok Pesantren dan sering keluar bersama teman
temannya. Interaksi dilakukan saat ada kegiatan kerja bakti dan acara
keagamaan, Ny. SR sering berkunjung ke tetangga karena ia merasa kesepian
dirumah.
Ny. SR mengatakan bahwa ia merasakan tidak ada dukungan dari keluarga inti
tentang masalah yang dihadapi nya. Ia pernah bercerita kepada keluarga nya,
tetapi kedua keluarga menganggap bahwa ini memang tanggung jawabnya.
E. STRUKTUR KELUARGA
Anggota keluarga menggunakan bahasa bugis dan bahasa derah Pontianak dan
Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi sehari-harinya, keluarga tidak terlalu
sering mengobrol dan untuk informasi kesehatan didapat dari televisi dan
kepercayaan kepada orang orang terdahulu.
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu
keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn. B mempunyai kepercayaan bahwa istri
mempunyai kontrol penuh atas rumah dan pengasuhan anak.
3. Struktur peran (formal dan informal):
Formal:
Peran Ayah : Tn.B sebagai suami dari istri dan Ayah dari anak anak. Berperan
sebagai pencari nafkah, sebagai kepala keluarga, pelindung dan pemberi rasa
aman. Tn. B juga sebagai anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat dari
lingkungan.
Peran Ibu : Ny. SR sebagai istri dan ibu dari anak anaknya. Berperan sebagai
pengasuh dan pendidik anak anaknya dan mengurus rumah tangga, dan sebagai
anggota kelompok sosial dan anggota masyarakat dari lingkungan.
Peran Anak : An. M.TR sebagai anak, sedang menjalankan peranan psikososial
sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
Informal
Ny. SR sebagai ibu dan istri, mempunyai tanggung jawab dalam mengasuh dan
memberikan kasih sayang kepada anaknya. Tak jarang ia emosi, karena semua
tanggung jawab pengasuhan sepenuhnya diberikan kepada dirinya.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif :
2. Fungsi sosialisasi:
Keluarga Tn. B jarang berkumpul bersama. Tn. B akan bekerja seharian di ladang
dan pulang langsung beristirahat. Ny. SR seagai istri dituntut untuk
membersihkan rumah, emmasak, mencuci dan melakukan kegiatan dirumah serta
mengontrol anak anak mereka. An. M.TR bersekolah hingga sore, dan sering
tidak berada dirumah karena mengikuti kegiatan di pondok pesantren dan
kegiatan bersama teman temannya.
Ny. SR sebagai istri dan ibu, sigap dalam memberikan pengobatan kepada suami
dan anaknya jika sakit, Keluarga Tn. B jarang berobat kerumah sakit dan hanya
menggunakan obat-obatan warung. Ny. SR biasanya memasak masakan kesukaan
suaminya, tanpa memperhatikan komposisi atau pola gizi seimbang.
4. Fungsi reproduksi
Ny. SR mempunyai dua orang anak, yang perta perempuan dan yang kedua
adalah laki laki. Anak Ny. SR yang pertama sudah menikah dan tinggal bersama
suaminya, dan yang masih tinggal bersama adalah anak nomor dua. Ny. SR tidak
menggunakan KB, ia dan suami sepakat hanya mempunyai anak dua orang.
5. Fungsi ekonomi:
Ny. SR saat ini merasa bahwa ia merasa khawatir dengan anaknya, dan ia ingin
agar suami nya bisa bersama sama mendidik anaknya.
Ny. SR mengatakan bahwa tidak ada masalah lain yang memerlukan penyelesaian
lebih dari 6 bulan.
Saat ada maslaah, Tn. B sebagai kepala keluarga mengambil keputusan sesuai
pendapatnya, dan meminta anggota kelurga mematuhi keinginannya.
Keluarga Tn. B mengatakan bahwa berharap agar selalu sehat dan mampu mengatasi masalah
kesehatannya.
Kelurga Tn. B mengatakan bahwa berharap agar petugas kesehatan tetap memberikan
pelayana kesehatan yang optimal untuk masyarakat.
TTD
Nur’Aina Surya
FORMAT DIAGNOSIS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. ANALISA DATA
No Data Penyebab Diagnosa Keperawatan
1. DS : Transisi Gangguan Proses
Ny. SR mengatakan bahwa ia perkembangan, Keluarga
DO : krisis situasional
2. Kurang Pengetahuan
Kriteria Bobot Total Pembenaran
Sifat Masalah: 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sudah nyata atau sedang terjadi.
Aktual (3)
Risiko (3)
Potensial (1)
Kemungkinan diubah: 2 2/2 x 2 = 2 Masalah dapat diubah dengan cara
Mudah (2) memberikan pendidikan kesehatan pada klien
Sebagian (1)
Tidak dapat (0)
Potensial dicegah: 1 2/3 x 1 = Masalah dapat dicegah dengan memberitahu
Tinggi (3) 2/3 tentang pengertian, tanda gejala.
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya masalah: 1 2/2 x 1 = Tn. S mengatakan masalah tidak begitu
Membutuhkan perhatian 1/2 menonjol karena keluarga tidak mengerti
segera (2) tentang penyakit hipertensi
Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 5
4
6
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan
Kriteria Standar Intervensi
keperawatan Umum Khusus
Gangguan Pola Setelah Respon Verbal Keluarga dapat 1. Berikan pendidikan kesehatan.
1 Setelah
tidur dilakukan mengenal 2. Identifikasi penyebab factor
dilakukan
berhubungan kunjungan pengertian, tanda gangguan pola tidur
kunjungan
dengan control rumah 2x dan gejala dan cara 3. Diskusikan pilihan penanganan
keperawatan
tidur selama 45 penanganan. yang cocok pada klien.
diharapkan
menit, keluarga
keluarga dapat
mampu
menerapkan
meningkatkan
jadwal rutin
kenyamanan
tidur.
Beri reinforcement
positif atas hasil yang
dicapai keluarga