Arifin
SKRIPSI
Oleh:
ANA BI’AUNIKA
NIM: 11113048
2017
i
Konsep Pendidikan Islam Perspektif H. M. Arifin
SKRIPSI
Oleh:
ANA BI’AUNIKA
NIM: 11113048
2017
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
Di Salatiga
Dapat diajukan kepada fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan
sebagaiman mestinya.
iii
iv
v
MOTTO
ٍم
ْوَق
ِّرَماِب
ُ
َغياَّلل الُي
َََّّن
ِإ
ْم
ِهِس
ُفْن
َأِّرواَماِب
ُ
َغيَّتىُي
َح
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah SWT, skripsi ini dapat terselenggara dengan
baik. Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu
mewujudkan mimpiku:
kasih sayangnya kepadaku sejak diriku kecil tidak mengerti apa-apa hingga
kini aku mengerti makna hidup. Semoga kalian selalu diberi kesehatan,
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag., dan Bapak Sutrisno, M.Pd., selaku
3. Kakak dan adik-adikku tercinta Ifa Da’waty, M. Bariq Firizqina, Tuba Nazlul
Huda, yang senantiasa mendukung dan memberi semangat, semoga apa yang
sehingga aku menjadi manusia pembelajar dan semakin mengerti banyak hal.
5. Sahabat-sahabat PAI Angkatan 2013, terima kasih untuk semua kisah yang
telah kita bagi bersama selama 4 tahun ini. Semoga di manapun kalian berada,
selalu mengamalkan ilmu yang kalian punya dengan hati yang tulus dan ikhlas.
vii
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada jujungan kita Nabi
penyempurna akhlak mulia, dan pemimpin yang bijaksana bagi seluruh alam
semesta.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa ada
bantuan, dorongan, serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait, yang
dibutuhkan.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Bapak Prof. H. Dr. Mansur, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang
penyesesaian skripsi.
5. Bapak Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang
viii
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan
mahasiswanya.
7. Keluarga tercinta yang telah membesarkan peneliti dengan penuh kasih sayang
8. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan, semoga segala bantuan yang
diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah SWT, serta tercatat dalam bentuk
Semoga semua jasa baik yang diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan
yang lebih berarti dari Allah SWT, peneliti menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, karenanya kritik dan saran yang
Ana Bi’aunika
NIM. 11113048
ix
ABSTRAK
x
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. x
BAB I Pendahuluan
xi
BAB III Konsep Pendidikan Islam Kontemporer
A. Analisis ........................................................................................ 60
BAB V Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................. 75
B. Saran ............................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
DAFTARLAMPIRAN
Lembar Konsultasi
SKK
xii
BAB I
Pendahuluan
Di era sekarang dunia telah dilanda perubahan nilai yang cenderung untuk
meninggalkan sistem tradisional. Apakah hal ini disebabkan oleh naluri manusia
yang cenderung untuk meninggalkan sistem nilai tradisional ataukah memang naluri
manusia yang cenderung untuk menyukai hal-hal yang baru dan ada pressure power
suatu masyarakat atau seseorang, semakin kompleks pula kehidupan jiwanya. Dan
semakin kompleks jiwa seseorang, semakin rigid terhadap penerimaan ajaran agama
yang dibawakan oleh juru dakwah/ penerang agama/ penyuluh agama. Asumsi
demikian berlaku bagi semua orang dewasa yang hidup dalam masyarakat modern
إِ َّن اللَّهَ ال يُغَيِّ ُر َما بَِق ْوٍم َحتَّى يُغَيِّ ُروا َما بِأَنْ ُف ِس ِه ْم
Ayat ini mengingatkan bahwa manusia sebagai anggota masyarakat janganlah statis
dan jumud dalam hidupnya, melainkan harus dinamis dan konstruktif dalam
hendaknya jangan latah mengikuti ide orang lain yang tidak diketahui arah
1
Menurut Arifin (1994: 36), Masyarakat Indonesia yang berfalsafah Pancasila
mengambil sikap dan pendirian “tetap mempertahankan sistem nilai lama yang
terbukti baik dan mengambil sistem nilai baru yang paling baik”. Dengan sikap
alternatif kehidupan dalam bidang yang dianggap sesuai dengan bakat dan
dan teknologi dimasa mendatang akan semakin berat. Pada dasawarsa terakhir
muslim tidak hanya berhadapan dengan hambatan internal, tetapi juga eksternal
yang tak kunjung usai. Berbagai wacana dan tawaran yang muncul, baik dari
untuk menyelesaikan masalah krusial ini. Berbagai tawaran tentang proses, prosedur,
metodologi dan pendekatan diajukan dan diwacanakan oleh para pakar guna
membangun suatu kerangka pendidikan Islam yang kokoh, dari yang normatif hingga
yang historis ( Idi dan Suharto,2006: xv). Untuk itulah perlu dirumuskan lagi
2
Pandangan dasar tentang keberhasilan suatu pendidikan Islam merupakan prasyarat
yang perlu dipenuhi melalui berbagai daya dan upaya ilmiah. Prasyarat demikian
perlu diwujudkan dalam bentuk pemikiran-pemikiran teoritis dan praktis yang harus
ditindak lanjuti dengan pembentukan sistem keilmuan kependidikan Islam yang bulat
(Arifin, 2014: 7). Pendidikan Islam sendiri perlu memiliki pandangan yang sesuai
kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal maupun non
formal.
Inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk mengkaji dan menelaah tentang konsep
pendidikan Islam perspektif H. M. Arifn baik secara teoritis maupun secara praktis,
untuk dijadikan alternatif pemikiran intelektual dan nilai-nilai yang berbeda untuk
Islam.
Sasaran pendidikan Islam secara teori maupun praktik harus mampu memberikan
pandangan yang tepat dan terarah tentang kemungkinan yang objektif dari proses
H.M. Arifin baik teoritis maupun praktis dapat menetapkan kaidah atau pedoman
Aspek inilah yang ingin ditonjolkan peneliti dalam skripsi yang berkaitan dengan
pendidikan Islam. Dengan kata lain, sejauh mana posisi, sikap, dan peran pemikiran
H.M. Arifin tentang konsep pendidikan Islam. Dan bagaimana relevansi konsep
3
pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam kontemporer.
Oleh karena itu skripsi ini peneliti beri judulKONSEP PENDIDIKAN ISLAM
PERSPEKTIF H. M. ARIFIN.
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
3. Sejauh mana relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui:
3. Untuk mengetahui konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin dan relevansi
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
H.M. Arifin.
E. Penegasan Istilah
yang berbeda antara pembaca dengan peneliti mengenai istilah-istilah yang terdapat
dalam judul penelitian. Istilah yang perlu diberi penegasan adalah istilah-istilah yang
Kriteria bahwa suatu istilah mengandung konsep pokok adalah jika istilah
tersebut terkait erat dengan masalah yang diteliti atau variabel penelitian. Definisi
5
istilah disampaikan secara langsung, dalam arti tidak diuraikan asal-usulnya.
1. Konsep
Konsep adalah ide umum, pengertian, pemikiran, renungan, dan rencana dasar
(Jumali, 2004: 132). Konsep adalah ide abstrak dari peristiwa konkret yang
umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata (KBBI, 2007:
588).
suatu hal dan memiliki fungsi sebagai penyederhana tentang suatu hal sehingga
2. Pendidikan Islam
Menurut UU no. 20 th. 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan diartikan juga sebagai proses timbal
balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian diri dengan alam, dengan
Menurut Uyoh Sadulloh (2014: 5), prinsip dasar pendidikan dari arti luas yaitu:
6
Pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan
dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya
Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan
dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan belajar
3. Kontemporer
Kontemporer artinya pada waktu yang sama; semasa; sewaktu; pada masa kini;
Dari pengertian di atas maka dapat dipahami bahwa kontemporer adalah masa
7
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
pustaka di sini adalah studi teks yang seluruh substansinya diolah secara
2011: 11).
hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, dan
Arifin.
8
maka peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai konsep pendidikan
kontemporer.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006: 129). Dalam penulisan skripsi ini sumber data yang
Bintang; 1977).
1994).
Press;1991).
9
10. Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Dan Penyuluhan Agama(Golden
lima sumber buku saja yang dijadikan sebagai sumber data primer, karena
Maka yang dijadikan sebagai sumber data primer dalam penelitian skripsi
ini adalah:
Bintang; 1977).
Press;1991).
10
2. Pendidikan Islam Tradisi Dan Modernisasi Di Tengah Tantangan
pengetahuan umum dimana kita hendak menilai suatu kejadian yang khusus
(Hadi, 1990: 42). Dalam penelitian ini metode analisis deduktif digunakan
Metode analisis induktif adalah metode berfikir yang berangat dari fakta-fakta
bersifat umum (Hadi, 1990: 42). Metode ini digunakan untuk mengkaji data
yang telah didapat dan terkait dengan konsep pendidikan Islam yang telah
dipaparkan oleh H.M. Arifin dan dikaitkan dengan relevansi kekinian, atau
teratur seluruh konsepsi dari tokoh yang dibahas dengan lengkap tetapi ketat
(Sudarto, 1997: 100). Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk
11
mendeskripsikan pemikiran pendidikan H.M. Arifin dalam konteks pendidikan
menyelami karya tokoh, agar dapat menangkap arti dan nuansa yang dimaksud
tokoh secara khas (Bakker dan Zubair, 1990: 64). Metode ini digunakan untuk
Islam.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi yang disusun terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul,
Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab
BAB I Pendahuluan, pada bab ini akan dibahas mengenai: latar belakang
BAB II Konsep Pendidikan Islam Perspektif Muzayyin Arifin, Pada bab ini akan
diuraikan biografi H.M. Arifin, dan konsep pendidikan Islam perspekif H. M. Arifin
BAB III Konsep Pendidikan Islam Konemporer, Pada bab ini akan diuraikan
12
BAB IV relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap
pendidikan Islam kontemporer, pada bab ini akan dibahas tentang analsis dan
relevansi konsep pendidikan Islam perspektif H.M. Arifin terhadap pendidikan Islam
kontemporer.
BAB V Penutup, pada bab ini akan dibahas kesimpulan peneliti dari pembahasan
skripsi, saran-saran, kalimat penutup yang sekiranya dianggap penting dan daftar
pustaka.
Bagian akhir yaitu daftar lampiran yang terdiri dari daftar riwayat hidup peneliti,
13
BAB II
Prof. Dr. H. M. Arifin, M.ed., lahir di Bogor pada tanggal 2 Agustus 1954.
Guru Agama (PGA) 4 tahun. Sambil bersekolah beliau tinggal dan menginap
Jauharatun Naqiyah Cibeber Cilegon Serang Jawa Barat, dan tamat tahun
1974. Setelah itu beliau memperoleh gelar Sarjana Muda (BA) pada tahun
1979, dan Sarjana Lengkap (baca: Drs) pada Jurusan Pendidikan Agama
dan tamat tahun 1981. Gelar Magister bidang Studi Islam diperolehnya tahun
1991, sedangkan gelar Doktor bidang Studi Islam diperoleh pada tahun 1993
Karir H.M. Arifin dimulai sebagai tenaga peneliti lepas pada Lembaga Studi
14
pada Himpunan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (HP2M). Kemudian
menjadi instruktur pada Lembaga Bahasa dan Ilmu Al Qur’an (LBIQ) Daerah
Setelah itu akhirnya bertugas sebagai dosen Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mulai tahun
1985. Tahun 1990 bertugas pula sebagai dosen Fakultas Pascasarjana UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada bidang mata kuliah Sejarah Sosial dan
Filsafat Pendidikan Islam. Namun, H.M. Arifin wafat pada tahun 2003.
Meski beliau sudah wafat, pemikiran serta peran dan perjuangan beliau bisa
pantura/ index. php/ qura/ article/ view/ 2047. Di akses pada 05 Juni 2017).
lembaga yang menjadi pilar utama kemajuan peradaban umat manusia. Hal
ini bukan hanya terlihat dari berbagai karya tulis di bidang pendidikan,
lembaga pendidikan.
13. Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner)
15
15. Kapita Selekta Pendidikan (Islam Dan Umum)
16
dirumuskan pandangan hidup Islam yang mengarahkan tujuan dan
Jika Islam disebut agama yang benar di sisi Allah, maka bila manusia
menaati ajaran Islam, menjaga agar rahmat Allah tetap berada pada
7).
17
maupun tuntunan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniah. Kebutuhan itu
adalah realisasi dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi
18
bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di
standar yang hendak dicapai, serta pedoman yang harus dipakai tatkala
dikehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batin. Hidup
negara dengan berbekal ilmu dan ketrampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai
agama. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi
41).
19
Sifat yang demikian membuat pendidikan Islam benar-benar berbeda dari
pendidikan lainnya, baik dari segi tujuan, watak, isi, karakteristik maupun
Islam berjalan di atas jalur yang telah digariskan agama Islam dalam arti
luas seperti yang dijelaskan di atas yaitu sebagai agama bagi kehidupan di
dunia dan di akhirat yang meliputi segala persoalan hidup, berbagai hajat
transendental dengan setiap cabang ilmu menjadi hal yang tak terelakkan.
Sebab jika kedua hal tersebut tidak terintegrasi dengan baik, maka akan
20
menimbulkan bias pemikiran yang pada gilirannya akan mengakibatkan
tujuan pendidikan Islam menurut H.M. Arifin (2010: 86) adalah yang
Oleh karena itu, kurikulum harus besifat dinamis dan konstruktif dalam
dilebur menjadi satu bentuk ilmu yang identik, melainkan karakter, corak
dan hakikat antara ilmu tersebut terpadu dalam kesatuan dimensi material
spiritual, akal wahyu, ilmu umum dan ilmu agama, jasmani rohani, dan
pengetahuan dan teknologi saat ini yang membawa dampak negatif dan
positif itu, peserta didik yang berupa generasi muda kita tergolong
kelompok usia yang rawan dan peka terhadap pengaruh tersebut, semakin
21
jelas menduduki tempat strategis dalam perjuangan tersebut (Arifin,
1994: 116).
dan dengan seni budaya itulah mereka dididik untuk berbuat sesuatu
2010: 79).
22
c. Kurikulum diproses melalui metode yang sesuai tujuan pendidikan.
agama Islam.
Dalam pengertian letterjik, kata “metode” berasal dari bahasa Greek yang
terdiri dari meta yang berarti “melalui” dan hodos yang berarti jalan, jadi,
berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan
23
menerapkan berbagai metode pendidikan atau pengajaran. Metode-
dari para pendidik, melainkan juga metode belajar yang harus digunakan
secara efektif dan efisien, juga untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
yang tepat.
24
b. Keyakinan potensi fitrah itu mendorong guru berikhtiar sebaik
efisien.
d. Prinsip pra-syarat.
25
i. Prinsip kasih sayang dan pembinaan kepada anak didik dan lain
sebagainya.
(Arifin, 2016: 80). Tujuan akan lebih mudah dicapai melalui proses
agama secara aktif, di kota Mekah telah didirikan lembaga di mana Nabi
gurunya yang terdiri dari para sahabat Nabi (Arifin, 2016: 80). Kemudian
huruf Al-Qur’an serta pengajaran ilmu agama dan ilmu Al-Qur’an (Arifin,
2016: 80).
26
keluarga, di mana pendidikan berproses lebih banyak melalui sistem
bawah dalam arti masyarakat (umat) yang didasari rasa tanggung jawab
sarana dan prasarana, kurikulum dan tenaga guru (Arifin, 2016: 160).
27
Arifin (1987: 41-45) memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi
a. Politik
tersebut.
b. Kebudayaan
28
c. IPTEK
dan kebudayaan manusia, sebagai suatu ciri khas dari zaman modern
d. Ekonomi
29
masyarakat selalu diukur sejauh mana dapat menunjang kehidupan
pendidikan yang demikian itu adalah suatu hal yang terlalu realistis
ditetapkan.
e. Kemasyarakatan
30
yang berfungsi sebagai agent of social change. Maka tantangan dalam
kependidikan.
f. Sistem nilai
menyukai hal-hal yang baru dan ada pressure power dari luar. Hal
31
interpretasi baru yang berfokus kepada tiga kemampuan dasar
32
Untuk itu kerja sama antara pelaksana pendidikan di sekolah perlu
ciri-ciri kejuruannya.
tanpa meninggalkan nilai fitah yang ada dalam diri setiap manusia.
33
Menurut Arifin (2016: 162) sasaran evaluasi pendidikan Islam secara
sekitar.
bumi.
Aspek ini berwujud dalam bentuk tingkah laku yang merujuk kepada
menahan amarah.
34
orang lain, misalnya ketepatan memenuhi janji, menunaikan amanat,
yang telah dilaksanakan oleh pendidik. Ada tiga tujuan pedagogis dari
163):
35
a. Untuk menguji daya kemampuan manusia beriman terhadap berbagai
ajaran Islam.
didik diberi bimbingan belajar secara lebih intensif (Arifin, 2016: 167).
BAB III
36
A. Pengertian Pendidikan Islam Kontemporer
Menurut UU no. 20 th. 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian diri dengan
Menurut Uyoh Sadulloh (2014: 5), prinsip dasar pendidikan dari arti luas
tanggung jawab orang tua, tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab
pemerintah.
cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak
Menurut Tafsir (2014: 32) pendidikan Islam ialah bimbingan yang diberikan
dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan Islam ialah bimbingan belajar
37
derajat kemanusiaannya, sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan
berdasarkan syariat Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis untuk menjadi muslim
1. Tujuan
38
Tujuan pendidikan Islam perlu dirumuskan secara tepat karena
39
Untuk menghindari model formulasi dikotomik tersebut, pendidikan
Islam dengan persoalan zaman adalah pilihan strategis dan rasional yang
relevan dengan semangat dan spirit doktrin Islam. Pendidikan Islam harus
kehidupan manusia yang tidak tebatas oleh ruang dan waktu. Pendidikan
sebanding lurus dengan tujuan utama hidup manusia (Mujtahid, 2011: 26-
27).
40
fungsionalisasi niai-nilai ilahiyah dalam kehidupan manusia. Adapun
2. Kurikulum
pendidikan tertentu.
Pandangan ini bertolak dari sesuatu yang aktual dan nyata yaitu di
Menurut darajat (2011: 122) ada dua jenis tujuan yang terkandug di dalam
kurikulum:
41
a. Tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan.
Sumber materi pendidikan Islam yang diajukan Darajat (2011: 19) yang
a. Al-Qur’an
42
untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran
b. Sunnah Rasul
ilahiyah. Sunnah mereka dalam arti sikap dan tingkah laku dalam
43
Sunnah para Rasul sampai kapanpun akan tetap menjadi landasan
44
tauladan sangat berpengaruh dalam pembentukan watak dan
c. Ijtihad
1992: 22).
45
Untuk dapat mengorganisasikan materi secara tepat, kita dapat melihat
pola organisasi (design) dari kurikulum, salah satunya adalah usulan dari
b. Correlated curriculum
tertentu.
c. Integrated curriculum
46
kepada masalah berati merangsangnya untuk berpikir dan ia tidak
3. Metode
secara luas. Karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik,
Metode artinya jalan untuk mencapai tujuan, jalan untuk mencapai tujuan
yang terbaik untuk segala mata pelajaran. Mungkin ada metode yang baik
untuk pelajaran tertentu atau oleh guru tertentu (Langgung, 1980: 183).
Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk
47
(amal) guna mendapatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dunia
akhirat.
yang bijak.
kepribadiannya).
dan mencari alternatif emenggali metode yang lebih baik (Roqib, 2009:
95).
48
berbagai pendekatan dan metode. Penggunaan pendekatan tidak terpaku
serta merangsng siwa untuk aktif dan bisa berfikit kritis (Zainuddin,
2008: 58).
4. Lembaga
49
Lembaga pendidikan juga dapat berarti sebuah institusi yang memang
Kehidupan manusia saat ini dtandai oleh kemajuan sains dan teknologi,
seperti penggunaan komputer atau alat teknologi lain, karena bagi lulusan
pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan merupakan sesuatu yang asing.
2005: 192).
50
1. Visi
Islam yang ungul dan paripurna dalam segala aspek hidup dan
bernegara.
2. Misi
muttaqien paripurna.
3. Strategi
11 Juli 2017).
51
melakukan kegiatan pendidikan formal saja, tetapi mesti serentak dan
5. Evaluasi
Pengertian evaluasi yaitu: 1.) Sebagai suatu tindakan atau proses untuk
menghilangkan yang tidak diingikan. Suatu tingkah laku boleh kekal sebab
ia diteguhkan. Jika akhlak yang diharapkan itu adalah akhlak yang baik
dalam diri peserta didik. Salah satu caranya yaitu dengan melalui
52
Karena apabila tidak dikuatkan akhlak akan hilang dan pendidikan dinilai
nasional (UN) atau indeks prestasi (IP) yang tertinggi saja, tetapi juga
adalah:
a. Nilai physical values yaitu yang bersifat fisik/ jasmaniah yang perlu
jasmaniah manusia.
b. Nilai etika yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan moral budi pekerti
normatif Islam baik kepada dirinya, kepada orang lain, terhadap alam,
c. Nilai logikal yaitu kemampuan daya nalar yang harus dikuasai oleh
53
1.) Nilai estetika yaitu nilai yang berhubungan dengan mengapresiasikan
Islami.
Juli 2017).
Evaluasi tidak hanya dilakukan di sekolah (kelas) oleh guru, tetapi juga
54
macam bentuk itu dilaksanakan secara terpadu, dengan prinsip
Islam adalah agama paripurna. Dalam pendidikan pun, Islam sungguh unggul
dan tidak ada yang dapat mengunggulinya. Siapapun yang menelaah sistem
kaum Muslim saat menuntut ilmu baik yang fardhu kifayah maupun
ilmu adalah perintah Allah dan dalam rangka beribadah kepada-Nya. Ilmu
yang diajarkan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, bukan hanya di dunia,
Bukan sekedar itu, pengaruh akidah ini nampak didalam tujuan dan arah
55
harus menjadi dasar penentuan arah dan tujuan pendidikan, penyusunan
akan dikembangkan.
harus memiliki pola berpikir islami (aqliyyah islamiyyah) dan pola jiwa
rupa sehingga peserta didik bukan sekedar hafal melainkan juga mengerti
IPA, dll. Juga, ilmu kehidupan mencakup life skill (keahlian hidup)
56
Peserta didik juga diarahkan untuk menjadi orang-orang yang
merekapun akan taat kepada Allah SWT dan memiliki perhatian dan
didik seperti ini bukan hanya akan menjadi buah hati orang tua, melainkan
Mereka paham ilmu agama sekaligus punya keahlian dalam sains dan
teknologi.
3. Tolok ukur bukan sekedar nilai. Konsekuensi dari tujuan di atas, penilaian
bukan hanya didasarkan pada nilai melainkan juga ketaatan kepada Allah
sekuleristik ketiga unsur tersebut terpisah satu sama lain dan diposisikan
57
berbeda dimensi (agama – non agama) dengan proporsi sangat tidak
energi (minyak, batu bara, bensin, dll) ditegaskan bahwa itu semua adalah
antara peran guru (sekolah), orang tua, dan lingkungan. Karenanya, perlu
BAB IV
A. Analisis
1. Persamaan
58
Dari konsep pendidikan Islam H. M. Arifin dan konsep pendidikan Islam
persamaan yaitu:
masyarakat dan negara dengan ilmu yang dijiwai dengan nilai agama.
dikemas secara modern yang tidak ada pemisahan antara ilmu agama
59
d. Ditemukan persamaan dalam hal metode yaitu dari segi pengertian,
yaitu jalan untuk mencapai tujuan atau dapat disebut jalan utuk
yang sudah ada pada diri setiap peserta didik yang mencakup ranah
formal yang bermakna luas yaitu semua hal yang dapat mendatangkan
pendidikan Islam saat ini lebih kompleks yaitu untuk mencetak manusia
penguasaan ilmu agama, ilmu umum dan skill atau kompetensi yang
60
2. Perbedaan
perbedaan yaitu:
fisik, nilai etika (kepada diri sendiri, orang lain, alam dan Tuhan) dan
B. Relevansi
61
Di sini peneliti mencoba memahami hakikat dari pendidikan Islam
perspektif H. M. Arifin. Hal ini menarik untuk dikaji karena tidak sedikit
dengan cita-cita dan nilai-nilai Islam yang telah menjiwai dan mewarnai
masa kini.
62
Arifin (1994: 115) berpendapat bahwa manusia baru Indonesia yang kita
kehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batin. Hidup duniawi
agama. Tujuan terakhir dari pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi
41).
Maka ditemukan relevansi dari kedua konsep tersebut yaitu, bahwa tujuan
63
Menurut sifatnya, kurikulum pendidikan Islam dipandang sebagai cermin
pendidikan Islam menurut H.M. Arifin (2010: 86) adalah yang besifat
karena itu, kurikulum harus bersifat dinamis dan konstruktif dalam arus
materi pendidikan Islam yang diajukan Darajat (2011: 19) yang dianggap
tepat untuk pendidikan Islam di masa modern ini adalah; Al-Qur’an, Hadis
dan ijtihad. Hal ini berhubungan dan keduanya sama-sama setuju bahwa
Al-Qur’an sebagai sumber ilmu yang ideal dan sesuai dengan modernisasi.
64
h. Kurikulum, metode, dan tujuan pendidikan Islam harus saling menjiwai
Islam.
nama semesta (Arifin, 2016: 142). Sehingga dikotomi ilmu akan hilang
65
Belanda yang berusaha utuk memisahkan secara tegas antara ilmu agama
dan ilmu modern (umum). Seperti yang disampaikan Ahmad Tafsir (1994:
akhlak saja. Akan tetapi termasuk semua aspek kehidupan yang ada.
3. Relevansi Metode
Islami. Selain itu metode dapat pula membawa arti sebagai cara untuk
diinginkan, baik sarana tersebut bersifat fisik maupun non fisik (Arifin,
1994: 43).
diri manusia.
66
Hal ini selaras dengan metode yang digunakan dalam pendidikan Islam
dimensi dan potensi peserta didik untuk menjadi kreatif, aktif, dan dapat
didasarkan pada basis berpusat pada siswa (student active learning). Posisi
guru lebih berfungsi sebagai fasilitator, serta merangsng siwa untuk aktif
tetapi juga ilmu dan teknologi. Metode pendidikan Islam adalah jalan yang
67
i. Guru berikhtiar terhadap perkembangan fitrah malalui program
Tidak ada satu metode apa pun yang dapat dipandang paling efektif tanpa
ketrampilan yang kurang siap pakai dalam dunia kerja. Umat Islam
iman dan ilmu serta teknologi modern. Bagaimana agar iman dan takwa
anak didik kita menjadi teladan yang lain (Arifin, 2014: 77-78).
68
dan pendidikan Islam di Indonesia yaitu tidak hanya pada masalah
masa ini. Kehidupan saat ini ditandai oleh kemajuan sains dan teknologi,
seperti penggunaan komputer atau alat teknologi lain, karena bagi lulusan
pendidikan Islam diharapkan hal itu bukan merupakan sesuatu yang asing.
2005: 192).
69
Sistem pengelolaan pendidikan dalam bentuk formal adalah yang disebut
Islam agar anaknya dididik menjadi manusia yang beriman dan berilmu
70
Indonesia, memiliki orientasi ke arah faktor idiil tersebut di atas. Ia
kualitas pendidikan saat ini semakin kompleks dan tinggi senada dengan
segi penguasaan teknologi, maupun dari segi persiapan mentalnya. Hal ini
71
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masayrakat, sehingga
pendidikan baik formal maupun non formal untuk lebih berinovasi dan
5. Relevansi Evaluasi
Pengertian evaluasi yaitu: 1.) Sebagai suatu tindakan atau proses untuk
merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah laku anak didik
manusia bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersikap religius,
72
Untuk mengetahui keberhasilan proses kependidikan Islam diperlukan
sistem evaluasi pendidikan Islam yang tepat sasaran dan tepat guna
atau indeks prestasi (IP) yang tertinggi saja, tetapi juga harus berorientasi
(SQ) dan ketrampilan kerja yang tercermin secara total dalam diri
tidak boleh hanya terpaku pada satu aspek ranah kognitif saja tetapi juga
ranah afektif dan spikomotor sebagai manifestasi ilmu dalam segi tingkah
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
73
Berdasarkan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan:
Islam. (2) Tujuan pendidikan Islam adalah realisasi dari cita-cita ajaran
hamba Allah lahir dan batin, di dunia dan akhirat. (3) Kurikulum yang
74
2. Konsep pendidikan Islam kontemporer: (1) Pendidikan Islam
wahiyah (3). Kurikulum ialah semua yang secara nyata terjadi dalam
masa ini (6) Evaluasi yang digunakan harus secara terpadu antara
75
korelasi karena saling menekankan aspek kecerdasan intelektual dan
B. Saran
1. Bagi Pendidik
2. Bagi Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA
76
Arifin, H.M.. 1977. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Di Lingkunagn
Sekolah Dan Agama (Sebagai Pengembangan Metodologi). Jakarta: Bumi
Aksara.
Arifin, H.M.. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M.. 1991. Pendidikan Islam Dalam Arus Dinamika Masyarakat Suatu
Pendekatan Filosofis, Pedagogis, Psikologis Dan kontekstual. Jakarta:
Golden Terayon Press.
Arifin, H.M.. 1991. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arifin, H.M.. 1994. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M.. 2014. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M.. 2014. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
Arifin, H.M.. 2016. Ilmu Pendidikan Islam: Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azizy, Qodri. 2004. Melawan Globalisasi Reinterpretasi Ajaran Islam (
Persiapan Sdm Dan Terciptanya Masayrakat Madani). Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azra, Azyumardi. 2012. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi di Tengah
Tantangan Milenium III. Jakarta: Kencana.
Bakker, Anton Dan Ahmad Chairis Zubair. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat.
Yogyakarta: Kanisius.
Darajat, Zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
77
Daulay, Haidar Putra. 2007. Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional
Di Indonesia. Jakarta: Kencana.
Djohar. 2003. Pendidikan Strategik: Alternatif Pendidikan Masa Depan.
Yogyakarta: Lesfi.
Gunawan, Hari. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teoritis Dan Pemikiran Tokoh.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadi, Sutrisno. 1990. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.
Haris, Muhammad. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Prof. H.M. Arifin. Dalam
Jurnal Ummul Qura Vol VI No 2 September 2015.
http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/qura/article/view/2047.
https://fahdamjad.files.wordpress.com/2007/09/pendidikan-islam-
kontemporer.pdf.
http://journal.iainbengkulu.ac.id/wp-content/uploads/2016/10/14-SUPARNIS-
PENDIDIKAN-ISLAM-KONTEMPORER.pdf.
https://muhammadsugiono.wordpress.com/2009/05/02/keunggulan-pendidikan-
islam/.
Idi, Abdullah, Toto Suharto. 2006. Revitalisasi Pendidikan Islam. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Indra, Hasbi. 2005. Pendidikan Islam Melawan Gobalisasi. Jakarta: Ridamulia.
Jumali. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Kuswaya, Adang. 2011. Metode Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: Orbittust Corp.
Langgung, Hasan. 1980. Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam.
Bandung: Al Ma’arif.
Muhadjir, Noeng. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakata: Rake
Sarasin.
Mujtahid. 2011. Reformasi Pendidikan Islam Meretas Mindet Baru, Meraih
Peradaban Unggul. Malang: UIN Maliki Press.
Muliawan, Jasa Ungguh. 2005. Pendidikan Islam Integratif Upaya
Mengintegrasikan Kembali Dikotomi Ilmu dan Pendidikan Islam.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution, S.. 1982. Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Nata, Abuddin. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
78
Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif
Di Sekolah, Keluarga Dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS Printing
Cemerlang.
Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
79
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
A. Identitas Diri
2. NIM : 111-13-048
8. Agama : Islam
B. Pendidikan
Peneliti,
Ana Bi’aunika
DAFTAR NILAI
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Ana Bi’aunika
NIM : 111-13-048
Jurusan : PAI
Dosen pembimbing : Prof. Dr. Mansur, M. Ag.