Outline
Arah Kebijakan Percepatan Pelaksanaan SPM
dalam RPJMN 2020 – 2024 dan Rancangan RKP
2022
Pasal 18 Ayat 1 :
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana Pendidikan Kesehatan Sosial
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3).
Pasal 18 Ayat 2 :
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Pekerjaan Perumahan Trantibumlinmas
Umum Rakyat
Pasal 298 Ayat 1 :
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib
yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan
minimal
Konstelasi SPM dalam Regulasi
Tingkat Pusat Tingkat Daerah
UU No. 23 Tahun 2014 PP No. 2 Tahun 2018 Dokumen Perencanaan Dokumen Perencanaan
tentang Pemerintahan tentang Standar Jangka Menengah dan Jangka Menengah dan
Daerah Pelayanan Minimal Tahunan tingkat Nasional Tahunan tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota
Slide - 6
Arah Kebijakan Percepatan Pelaksanaan
SPM dalam RPJMN 2020 – 2024 dan
Rancangan RKP 2022
Tema, Prioritas, Pengarusutamaan, dan Kaidah RPJMN 2020-2024
Meningkatnya 3. Optimalisasi pengembangan pusat-pusat pertumbuhan wilayah (KEK, KI, KPBPB, Destinasi
Keunggulan Kompetitif Wisata, dan kawasan lainnya yang telah ditetapkan)
Pusat-pusat 4. Optimalisasi Wilayah Metropolitan (WM) dan kota besar di luar Jawa
Pertumbuhan Wilayah 5. Pengembangan rencana pemindahan Ibukota keluar pulau Jawa ke posisi yang lebih
seimbang secara spasial dan ekonomi;
6. Peningkatan tata kelola dan kapasitas pemerintah daerah dan pemerintah desa
Meningkatnya Kualitas (kelembagaan, keuangan dan SDM Aparatur)
Dan Akses Pelayanan 7. Penataan pola hubungan pusat-daerah, pengembangan kerjasama antar-daerah, pola-
Dasar, Daya Saing serta pola kolaborasi multipihak, dan menghasilkan inovasi daerah;
Kemandirian Daerah
8. Penegakan rencana tata ruang yang berbasis mitigasi bencana melalui peningkatanefektivitas
instrumen pengendalian pemanfaatan ruang,
Meningkatnya Sinergi 9. Penyelesaian tumpang tindih perizinan pemanfaatan ruang melalui pelaksanaan
Pemanfaatan Ruang Kebijakan Satu Peta;
Wilayah 10. Peningkatan kepastian hukum hak atas tanah
11. Penyediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum melalui pembentukan
bank tanah
SPM dalam Indikator dan Target Kegiatan Prioritas RPJMN 2020 - 2024
KP5 : Kelembagaan dan Keuangan Daerah
Pembangunan Target
Program Prioritas Baseline
Wilayah Kebijakan Strategi Indikator RPJMN
2019
Sumatera 2020-2024
Persentase pencapaian SPM di daerah N/A* 100%
Pembangunan Pembangunan Integrasi dan penerapan SPM Jumlah daerah yang melakukan
Wilayah Wilayah N/A 542 daerah
Prioritas Nasional integrasi dan penerapan SPM
Papua Jawa-Bali
Belanja APBD berorientasi Jumlah daerah yang belanja APBD nya
pada pelayanan masyarakat berorientasi pada pelayanan
yang diwujudkan dengan masyarakat yang diwujudkan dengan N/A 540 daerah
PN 2
pemenuhan SPM pemenuhan SPM
Mengembangkan
Wilayah untuk Diklat Percepatan Jumlah aparatur yang mengikuti Diklat
Mengurangi Pelaksanaan SPM di Daerah Percepatan Pelaksanaan SPM di N/A 4.875 aparatur
Pembangunan Kesenjangan dan Pembangunan Daerah
Wilayah Menjamin Wilayah Keterangan:
Pemerataan * Data capaian SPM berdasarkan PP No. 2/2018 belum tersedia, adapun data yang tersedia adalah capaian SPM berdasarkan PP No. 65/2005
Maluku Nusa Tenggara yaitu sebesar 52%
Akses Air Minum Layak Akses Air Minum Aman Akses Perpipaan
11
Capaian dan Target Rumah Tangga memiliki Akses Sanitasi
(Air Limbah Domestik) 2024
6.2 Akses universal • Capaian akses sanitasi layak tahun 2018 adalah 74,58%, termasuk akses
CAPAIAN TARGET sanitasi layak dan aman 7,42%.
stop BABS terbuka • Peningkatan akses terhadap sanitasi layak rata-rata sebesar 1,4% per
100%
7,42% •
tahun (2010-2018).
Penurunan tingkat praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di
20% 6.3 Pengurangan air limbah tempat terbuka rata-rata sebesar 1,2% per tahun (2010-2018)
yang tidak diolah
80%
• Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pencapaian akses layak dan aman sanitasi
ditunjukkan dengan tingginya angka BABS di tempat terbuka dan BABS tertutup
60% 74,58% 90% akses ISU STRATEGIS • Belum optimalnya pendanaan pengembangan sektor sanitasi
akses sanitasi sanitasi • Rendahnya jumlah kab/kota yang memiliki lembaga pengelola air limbah domestik:
layak hanya 13,4% kab/kota yang sudah memiliki lembaga layanan air limbah domestik
layak
(termasuk (termasuk • 3 juta sambungan rumah (SR) yang terhubung IPAL Skala
40%
7,42% aman) 15% aman) Pembangunan Regional/Kota/Permukiman
Infrastruktur • 462 unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang
dibangun
20%
Strategi Penyusunan regulasi di
daerah dan penguatan • 308 kab/kota yang terfasilitasi penyusunan pengaturan
Pencapaian kapasitas untuk layanan bidang sanitasi dan terfasilitasi pembentukan dan penguatan
Target RPJMN pengelolaan air limbah sistem layanan air limbah domestik
0%
2020 - 2024 domestik
2018* 2024
Perubahan perilaku
Akses Aman Akses Belum Layak masyarakat untuk • 83.447 desa/kelurahan yang telah Stop Buang Air Besar
mencapai akses layak Sembarangan (BABS) di tempat terbuka 12
Akses Layak Buang Air Besar Sembarangan dan aman
(BABS) di Tempat Terbuka
Pertumbuhan
40%
• Subsidi perumahan 1.000.000 unit
rumah tangga • Pengembangan iklim kondusif melalui reformasi
baru 3,2 juta perizinan dan administrasi pertanahan di 48 kab/kota
• Pembinaan implementasi pemenuhan standar
keandalan bangunan di 48 kab/kota
2019 2024
• Penanganan Permukiman Kumuh di 20 kawasan
Slide - 13
Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Tahun 2022
Kerangka PN 2
“Mengembangkan Wilayah untuk Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin Pemerataan”
PP Pembangunan
PP Pembangunan Wilayah Maluku
Pengembangan Wilayah Tahun 2022 Wilayah 6
•1 Mempercepat pemulihan dampak pandemi
Kalimantan 4 PP
Covid-19, Pembangunan
7 Wilayah Papua
•2 Melanjutkan transformasi sosial ekonomi untuk
meningkatkan rantai produksi dan rantai nilai
PP Pembangunan
1 5 PP
daerah, Wilayah Sumatera Pembangunan
Wilayah Sulawesi
•3 Mengoptimalkan keunggulan kompetitif wilayah,
dan PP Pembangunan
2
Wilayah Jawa-Bali
•4 Meningkatkan pemerataan kualitas hidup 3 PP Pembangunan
Wilayah Nusa
antarwilayah. Tenggara
Papua 20%
Maluku 27%
Sulawesi 43%
Sumatera 44%
48 % Kalimantan 60%
Jawa-Bali 65%
Rata-rata Capaian SPM
Pekerjaan Umum 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Papua 11%
Sumatera 23%
Kalimantan 27%
30 % Maluku 32%
Sulawesi 33%
Rata-rata Capaian SPM
Perumahan Rakyat Jawa-Bali 45%
Data Sekber SPM belum dapat 0% 10% 20% 30% 40% 50%
menunjukan capaian per masing-masing
Sumber : Sekber SPM, Ditjen Bangda Kemendagri, 2020, diolah Bappenas (data capaian sub urusan 16
tahun 2019 yang dilaporkan tahun 2020)
Skalogram Capaian SPM vs IKF 8
IKF
Daerah Kabupaten/Kota 7
KUADRAN 4 KUADRAN 1
IKF > SPM < 6 IKF > SPM >
1
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
0 SPM
KUADRAN 3 -1 KUADRAN 2
IKF < SPM < IKF < SPM >
Nasional
Papua
Ma luku
Sulawesi
Kalimantan
Nusra
Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat
Jawa Bali
92 daerah 165 daerah 192 daerah 59 daerah
Sumatera
di kuadran 1 di kuadran 2 di kuadran 3 di kuadran 4
0% 10%20%30%40%50%60%70%80%90%100%
Sumber: Sekber SPM Bangda Kemendagri, Kemenkeu (diolah Bappenas) Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Hasil Evaluasi dan Tindak Lanjut Capaian SPM
bidang Pekerjaan Umum Tahun 2020
Hasil Evaluasi Tindak Lanjut
Masih terdapat 17 Provinsi yang memiliki agregasi capaian SPM air minum
dan 12 Provinsi yang memiliki agregasi capaian SPM air air limbah di
bawah rata-rata capaian nasional**
Masih tumpang tindihnya tata kelola kelembagaan OPD pemda yang Perlunya penyusunan rencana strategis Mendorong kebijakan one data policy.
Air Minum dan Air Limbah secara Bagaimana mendorong daerah agar
mengurusi air minum, sanitasi, dan perumahan, termasuk PDAM belum
berjenjang, tingkat Nasional, Provinsi, fokus terhadap substansi, tidak dibebani
menunjukan kinerja optimal (59,6%).
dan Kabupaten/Kota. oleh hal-hal administratif.
Tingkat Pemahaman OPD teknis dalam penerapan dan pelaporan SPM Perlunya mendorong pendanaan dari Perlunya percepatan penyusunan sistem
masih rendah. non-government stakeholder pelaporan SPM PUPR yang terintegrasi
(Bappenas, KemenPUPR, dan Sistem
Pelaporan Sekber SPM)