Anda di halaman 1dari 57

MAKALAH

KEPERAWATAN PALIATIF

ASUHAN KEPERAWATAN DAN MANAJEMEN KASUS


PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V

1. Maya Denia
2. Yulia Windari
3. Mita Indah Sari
4. Riska Yuniarti
5. Windi Gusmayeni
6. Fitriani
7. Rendi Akmal Herliansyah

Dosen Pembimbing : Ns. Mazidawati, M.Kep

STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan dan Manajemen Kasus Pada Pasien Dengan HIV/AIDS”
yang menurut kami dapat memberikan mafaat yang besar bagi kita untuk
mengetahui bahaya dan penanganan penyakit ini.
Makalah Asuhan keperawatan ini disusun guna memenuhi syarat salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Terima kasih
kepada Ns. Mazidawati, M.Kep selaku dosen pembimbing dan pihak yang telah
membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Melalui pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi maklah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan askep ini dengan penuh rasa
terimakasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah Asuhan Keperawatan
ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Lubuklinggau, 5 November 2020

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. DEFINISI......................................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................7
C. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................7
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................8
E. WOC.............................................................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................10
G. KOMPLIKASI............................................................................................10
H. PENATALAKSANAAN MEDIS...............................................................10
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF.................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS................................12
A. PENGKAJIAN............................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................19
C. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................20
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI........................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................28
A. KESIMPULAN...........................................................................................28
B. SARAN.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai macam penyakit menular diseluh dunia dikaitkan dengan

kesehatan seksual yang buruk. Kesehatan seksual merupakan kebebasan

untuk menikmati dan mengekspresikan seksualitas tanpa memiliki ketakutan

terhadap eksploitas, tekanan, luka fisik atau emosional (Irianto, 2014).

Kesehatan seksual bukan hanya epidemologi infeksi yang didapat melalui

hubungan seksual tetapi mengandung makna yang lebih luas salah satunya

tentang infeksi HIV/AIDS (Bhetsy, 2015).

HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di

dunia saat ini, karena hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia

terdapat penyakit ini 2 (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data dari United

Nations Programme on HIV/AIDS terdapat 42,9 juta orang diseluruh dunia

hidup dengan HIV dan 2,1 juta orang diantaranya merupakan kasus HIV baru,

serta 1,2 juta orang meninggal karena terkait AIDS (UNAIDS, 2016). Di

Indonesia jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun

cenderung meningkat.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang

atau menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan

tubuh manusia (Irianto, 2014). Acquired Immune Deficiency Syndrome

(AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya

kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Irianto, 2014). Menurut

(Nursalam, 2013), HIV adalah retrovirus yang termasuk dalam family

lentivirus. Retrovirus mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya

4
dengan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama

periode inkubasi yang panjang. Seperti retrovirus yang lainnya, HIV

menginfeksi tubuh dengan periode inkubasi yang panjang, dan utamanya

menyebabkan munculnya tanda dan gejala AIDS.

Menurut Nursalam (2013), gejala klinis pada stadium AIDS yaitu

demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari tiga bulan,

penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan, TBC, batuk kronis

lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur

candida albicans.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian HIV/AIDS?

2. Apa Etiologi HIV/AIDS?

3. Apa Patofisiologi HIV/AIDS?

4. Apa Manifestasi Klinis HIV/AIDS?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang HIV/AIDS?

6. Bagaimana Penatalaksanaan HIV/AIDS?

7. Bagaimana Manajemen Kasus Asuhan Keperawatan pada pasien

HIV/AIDS?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian HIV/AIDS.

2. Mengetahui Etiologi HIV/AIDS.

3. Mengetahui Patofisiologi Ktarak.

5
4. Mengetahui Manifestasi Klinis HIV/AIDS.

5. Mengetahui pemeriksaan penunjang HIV/AIDS.

6. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan HIV/AIDS

7. Mengetahui bagaimana Manajemen Kasus Asuhan Keperawatan pada

pasien HIV/AIDS.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang

menyebabkan penyakit AIDS yang termasuk kelompok dari keluarga

retrovirus. Seseorang yang terinfeksi HIV akan mengalami infeksi seumur

hidup. Kebanyakan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tetap asimtomatik

(tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu panjang dan

tidak diketahui terinfeksi. Meski demikian, mereka telah dapat menulari

orang lain. Jadi HIV bukanlah nama penyakit, melainkan virus. Virus HIV ini

hanya menyerang manusia saja. Virus ini menyerang daya tahan tubuh

(sistem kekebalan) manusia sehingga system kekebalan manusia dapat

menurun tajam bahkan hingga tidak berfungsi sama sekali. Orang yang

terinfeksi HIV, cepat atau lambat (sekitar 2 sampai 10 tahun) akan menderita

AIDS (Black &Hawks,2014)

AIDS adalah singkatan dari Acquired Imunodeficiency Syndrome.

Aquired artinya tidak diturunkan, tetapi ditularkan dari satu ke orang lainnya.

Immune adalah system daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit.

Deficiency artinya tidak cukup atau kurang, dan Syndrome adalah kumpulan

tanda dan gejala. Jadi AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV. Penyakit

yang membuat orang tidak berdaya dan membuat kematian yang disebabkan

oleh HIV.

7
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan bentuk

terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirusyang biasanya

menyerang organ-organ vital seperti system kekebalan manusia, seperti CD4

(sejenis sel T), makrofag dan sel dendritic. HIV merusak sel CD 4 secara

langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4 dibutuhkan agar sistem

kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4

hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per microliter (µL)

darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi

yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten

klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS, yang

diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4 dalam darah serta adanya

infeksi tertentu. Tanpa terapi retrovirus, rata-rata lamanya perkembangan

infeksi HIV menjadi AIDS ialah 9 (Sembilan) sampai 10 (sepuluh) tahun, dan

rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.

D. ETIOLOGI

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency

Virus (HIV) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang

ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.

Menurut Manan (2011), penyebab etiologi pada HIV adalah sebagai berikut:

a. Dengan melihat tempat hidup HIV, tentunya bisa diketahui penularan

HIV terjadi kalau ada cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti

hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan

alat-alat penusuk (tato, penindik dan cukur) yang tercemar HIV dan ibu

8
hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusui oleh wanita

pengidap HIV.

b. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular.

c. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus tersebut.

d. Kemungkinan kecil HIV dapat ditemukan dari air liur, air mata, cairan

otak, keringat dan air susu ibu.

Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah:

1) Lelaki homoseksual atau biseks.

2) Orang yang ketagihan obat intravena

3) Partner seks dari penderita AIDS

4) Penerima darah atau produk darah (transfusi)

5) Bayi dari ibu/bapak terinfeksi

E. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Nursalam (2013), gejala klinis AIDS yaitu :

1) Gejala utama/mayor Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan, diare

kronis lebih dari satu bulan berulang ataupun terus menerus, penurunan

berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan dan TBC.

2) Gejala minor Bentuk kronis selama lebih dari satu bulan, infeksi pada

mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Albicans,

pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh dan

munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh

tubuh.

9
F. PATOFISIOLOGI

Penyakit AIDS disebabkan oleh Virus HIV.Masa inkubasi AIDS

diperkirakan antara 10 minggu sampai 10 tahun. Diperkirakan sekitar 50%

orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama

dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Virus masuk

ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit.Materi

genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Didalam sel

virus berkembang biak dan pada akhirnya menghancurkan sel serta

melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian

menginfeksi dan menghancurkan limfosit lainnya (Sylvia,2005).

Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor protein

yang disebut CD4, yang terdapat diselaput bagian luar.CD4 merupakan

sebuah marker atau penanda yang berada dipermukaan sel-sel darah putih

manusia, terutama sel-sel limfosit.Sel-sel yang memiliki reseptor CD4

biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit T penolong.Limfosit T penolong

berfungsi mengaktifkan dan mengatur sel-sel lainnya pada sistem kekebalan

(misalnya limfosit B, makrofag dan limfosit T sitotoksik) yang kesemuanya

membantu menghancurkan sel-sel ganas dan organisme asing.Infeksi HIV 19

menyebabkan hancurnya limfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan

sistem kekebalan tubuh dalam melindungi dirinya terhadap infeksi dan

kanker.

10
G. WOC

11
PPPA

12
13
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ada dua pemeriksaan yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya

antibodi terhadap HIV. Pertama adalah ELISA (enzyme-linked

immunosorbent assay), bereaksi terhadap antibodi yang ada adalam serum

dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus

dalam jumlah besar. Pemeriksaan ELISA mempunyai mempunyai sensitifitas

93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil positif

palsu (negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibatnya sangat

serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika

keduanya menunjukkan hasil positif, dilanjutkan dengan pemeriksaan yang

lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan Western blot juga dilakukan

dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikit memberikan hasil positif palsu atau

negatif palsu. Jika seseorang telah dipastikan sero positif terhadap HIV, maka

dilakukan pemeriksaan klinis dan imunologik untuk menilai keadaan

penyakit, dan mulai dilakukan usaha untuk mengendalikan infeksi.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi pada pasien HIV/AIDS adalah :

a. Kandidiasis bronkus, trakea, atau paru-paru

b. Kandidiasis esophagus

c. Kriptokokosis ekstra paru

d. Kriptosporidiosis intestinal kronis (>1 bulan)

e. Renitis CMV (gangguan penglihatan)

f. Herpes simplek, ulkus kronik (> 1 bulan)

g. Mycobacterium tuberculasis di paru atau ekstra paru

14
h. Ensefalitis toxoplasma.

J. PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Penanganan pasien HV/AIDS meliputi penanganan umum dengan

istirahat yang cukup, dukungan nutrisi, terapi psikososial dengan

konseling serta penanganan khusus pada pasien HIV/AIDS

b. Penanganan khusus terdiri dari :

1) Penanganan pada wasting syndrom mencakup penanganan penyebab

yang mendasari infeksi oportunistik sistemik maupun gastrointestinal.

Diet seimbang merupakan terapi nutrisi yang esensial bagi pasien

HIV/AIDS. 2) Prinsip dasar penanganan pasien HIV/AIDS adalah

menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat AIDS,

memperbaiki/meningkatkan kualitas hidup pasien, mempertahankan serta

memulihkan sistem kekebalan tubuh pasien, menekan dan menghambat

pembelahan virus. HIV/AIDS dapat diatasi dengan pemberian obat ARV,

tetapi obat ini hanya mengontrol replikasi virus pada tubuh penderita

serta memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga infeksi HIV tidak

menjadi lebih parah (Saydam, 2012).

15
K. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS

1. Pengkajian

a. Identitas klien, Merupakan biodata klien yang meliputi : nama, umur,

jenis kelamin, agama, suku bangsa/ras, pendidikan, bahasa yang

dipakai, pekerjaan, penghasilan dan alamat. Serta jenis kelamin pasien

b. Keluhan utama

c. Riwayat

1) Riwayat penyakit sekarang

2) Riwayat penyakit dahulu

3) Riwayat penyakit keluarga

4) Riwayat psikososial

d. Aktivitas dan Istirahat

Gejala:

Mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas biasanya,

progresi kelelahan/malaise, perubahan pola tidur

Tanda:

Kelemahan otot, menurunnya masa otot. Respons fisiologis

terhadap aktivitas seperti perubahan dalam td, frekuensi jantung,

pernapasan.

e. Sirkulasi

Gejala:

Proses penyembuhan luka yang lambat (bila anemia), perdarahan

lama pada cedera (jarang terjadi)

16
Tanda:

Takikardia, perubahan TD postural. Menurunnya volume nadi

perifer. Pucat/sianosis; perpanjangan pengisian kapiler

f. Integritas ego

Gejala:

1) Faktor stres yang berhubungan dengan kehilangan, misal

dukungan keluarga, hubungan dengan orang lain, penghasilan,

gaya hidup tertentu, dan distres spiritual

2) Mengkuatirkan penampilan; alopesia, lesi cacat, dan menurunnya

BB

3) Mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak

berguna, rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, dan depresi

Tanda:

1) Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri

2) Perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, dan kontak

mata yang kurang.

3) Gagal menepati janji atau banyak janji untuk periksa dengan

gejala yang sama

g. Eliminasi

Gejala:

1) Diare yang intermiten, terus menerus, sering dengan/tanpa

disertai keram abdominal.

2) Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.

17
Tanda:

1) Feses encer dengan/tanpa disertai mukus atau darah.

2) Diare pekat yang sering.

3) Nyeri tekan abdominal.

4) Lesi/abses rektal, perianal

5) Perubahan dalam jumlah, warna, dan karakteristik urine.

h. Makanan/cairan

Gejala:

1) Tidak nafsu makan, perubahan dalam kemampuan mengenali

makan, mual/muntah.

2) Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan.

3) Penurunan BB yang cepat atau progresif.

Tanda:

1) dapat menunjukan adanya bising usus hiperaktif

2) Penurunan BB: perawakan kurus, menurunnya lemah

subkutan/masa otot.

3) Turgor kulit buruk.

4) Lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih dan perubahan

warna.

5) Kesehatan gigi/gusi yang buruk, adanya gigi yang tanggal.

6) Edema (umum, dependen)

i. Higiene

Gejala: tidak dapat menyelesaikan AKS

18
Tanda:

1) Memperlihatkan penampilan yang tidak rapi.

2) Kekurangan dalam banyak atau semua perawatan diri,aktivitas

perawatan diri.

j. Neurosensori

Gejala:

1) Pusing/pening,sakit kepala.

2) Perubahan status mental,kehilangan ketajaman atau kemampuan

diri untuk mengatasi masalah,tidak mampu mengingat dan

konsentrasi menurun.

3) Kerusakan sensasi atau indera posisi dan getaran.

4) Kelemahan otot, tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan.

5) Kebas, kesemutan pada ekstremitas (kaki tampak menunjukan

perubahan paling awal).

Tanda:

1) Perubahan status mental dengan rentang antara kacau mental

sampai dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran

menurun, apatis, reterdasi psikomotor/respon melambat.

2) Ide paranoid, ansietas yang berkembang bebas, harapan yang

tidak realistis.

3) Timbul refleks yang tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan

gaya berjalan ataksia.

4) Tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik fokalis;

hemiparesis, kejang.

19
5) Hemoragi retina dan eksudat (renitis cmv)

k. Nyeri/kenyamanan

Gejala:

1) Nyeri umum atao lokal, sakit, rasa terbakar pada kaki.

2) Sakit kepala (keterlibatan ssp)

3) Nyeri pada pleuritis

Tanda:

1) Pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.

2) Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan atau pincang

3) Gerak otot melindungi bagian yang sakit

l. Pernapasan

Gejala:

1) ISK sering, menetap

2) Napas pendek yang progresif

3) Batuk (mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif

sputum (tanda awal dari adanya PCP mungkin batuk spasmodik

saat napas dalam)

4) Bendungan atau sesak pada dada

Tanda:

1) Takipnea, distres pernapasan

2) Perubahan pada bunyi napas/bunyi napas adventisius.

3) Sputum: kuning (pada pneumonia yang menghasilkan sputum)

20
m. Keamanan

Gejala:

1) Riwayat jatuh, terbakar,pingsan, luka yang lambat proses

penyembuhannya.

2) Riwayat menjalani transafusi darah yang sering/berulang (mis.

Hemofilia, operasi vaskuler mayor, insiden traumatis)

3) Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker tahap lanjut.

4) Riwayat atau berulangnya infeksi dengan phs

5) Demam berulang; suhu rendah, peningkatan suhu

intermiten/memuncak; berkeringat malam

Tanda:

1) Perubahan integritas kulit; terpotong, ruam, mis. Eksema,

eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/warna

mola; mudah terjadi memar yang tidak bisa dijelaskan sebabnya.

2) Rektum, luka-luka perianal atau abses

3) Timbulnya nodul-nodul, pelebaran kelenjar limfe pada dua area

tubuh atau lebih (mis. Leher, ketiak, paha)

4) Menurunnya kekuatan umum, tekanan otot, perubahan pada gaya

berjalan.

n. Seksualitas

Gejala:

1) Riwayat perilaku berisiko tinggi yakni mengadakan hubungan

seksual dengan pasangan yang positiv HIV, pasangan seksual

multiple, aktivitas seksual yang tidak terlindungi, dan seks anal.

21
2) Menurunnya libido, terlal sakit untuk melakukan hubungan seks.

3) Penggunaan kondom yang tidak konsisten.

4) Menggunakan pil pencegah kehamilan (meningkatkan kerentanan

terhadap virus pada wanita yang diperkirakan dapat terpajan

karena peningkatan kekeringan/friebilitas vagina)

Tanda:

1) Kehamilan atau resiko terhadp hamil

2) Genital: manifestasi kulit (mis. Herpes, kutil); rabas.

o. Interaksi sosial

Gejala:

1) Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, mis. Kehilangan

kerabat/orang terdekat, teman, pendukung. Rasa takut untuk

mengungkapkannya pada orang lain, takut akan

penolakkan/kehilangan pendapatan.

2) Isolasi, kesepian, teman dekat ataupun pasangan seksual yang

meninggal karena aids

3) Mempertanyakan kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu

membuat rencana.

Tanda:

1) Perubahan pada interaksi keluaga/orang terdekat

2) Aktivitas yang tak terorganisasi, perubahan penyusunan tujuan.

p. Penyuluhan/pembelajaran

22
Gejala:

1) Kegagalan untuk mengikuti perawatan, melanjutkan perilaku

berisiko tinggi (mis. Seksual ataupun penggunaan obat-obatan iv)

2) Penggunaan/penyalahgunaann obat-obatan iv, saat ini merokok,

penyalahgunaan alkohol.

3) Pertimbangan rencana pemulangan:

4) Drg menunjukan rerata lama dirawat 10,2 hari

5) Memerlukan bantuan keuangan, obat-obatan/tindakan, perawatan

kulit/luka, peralatan/bahan; transportasi, belanja makanan dan

persiapan ; perawatan diri, prosedur keperawatan teknis, tugas

perawatan/pemeliharaan rumah, perawatan anak; perubahan

fasilitas hidup.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah :

1. Hipertermi b/d proses penyakit

2. Diare b/d inflamasi gastrointestinal.

3. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme.

4. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.

(SDKI, 2016)

1. Hipertemi b/d proses penyakit

Setelah dilakukan pengkajian 3X 24 jam diharapkan hipertermia dapat


menurun Dengan Kriteria Hasil :

23
SLKI :Termogulasi

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Menggigil 1 2 3 4 5

Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Keterangan :

1. Meningkat

2. Cukup meningkat

3.Sedang

4. Cukup menurun

5. Menurun

Intervensi :

1. 1dentifikasi peyebab hipertermi

2. Monitor suhu tubuh(teraupetik)

3. Menganjurkan untuk melonggarkan atau melepaskan pakaian klien

4. Berikan cairan oral

5. Lakukan teknik non farmakologis (mis:kompres hangat )

(kolaborasi )

6. kolaborasi dalam pemberian antipiretik

2. Diare b.d inflamasi gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam

diharapakan eliminasi fekal diare dapat membaik. Dengan kriteria hasil

SLKI : Eliminasi fekal

24
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Frekuensi 1 2 3 4 5

defekasi

Konsistensi 1 2 3 4 5

feses

Peristaltik 1 2 3 4 5

usus

Keterangan

1. Memburuk

2.Cukup memburuk

3. Sedang

4. Cukup Membaik

5.Membaik

Intervensi :

1. Identifkasi penyebab diare

2. Monitor jumlah pengeluaran diare Teraupetik

3.Berikan asupan cairan oral (misal:oralit)Edukasi

4.Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap Kolaborasi

5.Kolaborasi dengan timm medis dalam pemberian terapi

3. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme.

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan

kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. Dengan kriteria hasil

SLKI : Status Nutrisi

25
Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Porsi makan 1 2 3 4 5

yangdihabiska

n 1 2 3 4 5

Berat badan

1 2 3 4 5

Frekuensi

makan 1 2 3 4 5

Nafsu makan

Keterangan

1. Memburuk

2.Cukup memburuk

3.Sedang

4. Cukup Membaik

5.Membaik

4. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.

Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 3 X 24 jam diharapakan

kebutuhan cairan dapat terpenuhi. Dengan kriteria hasil

SLKI : Status Cairan

Kriteria hasil 1 2 3 4 5

Turgor kulit 1 2 3 4 5

Membran 1 2 3 4 5

mukosa

26
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

Intake cairan 1 2 3 4 5

Keterangan

1. Menurun

2.Cukup Menurun

3. Sedang

4. Cukup Meningkat

5.Meningkat

27
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ....NY.R..


DENGAN HIV / AIDS
DI ..RSUD SITI AISYAH

A. PENGKAJIAN

1. Data Umum

Identitas Klien

Nama : Ny.R

Umur : 40 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : smp

Pekerjaan : IRT

Suku Bangsa : Indonesia

Alamat : Marga Mulya

Tanggal Masuk : 4 November 2020

Tanggal Pengkajian : 5 November 2020

No. Register : 12345

Diagnosa Medis : Hiv/Aids

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.A

Umur : 42 Tahun

Hub. Dengan Klien : Suami

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Marga Mulya

2. Riwayat Kesehatan

28
Keluhan Utama

klien mengeluh demam tinggi sejak satu bulan ya ng lalu, diare 3 kali

dalam sehari,konsistensi cair

Riwayat Penyakit Sekarang

keluhan demam tinggi sejak satu bulan yang lalu, diare tiga kali dalam sehari

konsistensi cair, berwarna kuning kehitaman, badan terasa lemah, nafsu makan

menurun, berat badan menurun.

Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama

atau penyakit menular.

3. Pola Fungsi Kesehatan Gordon

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

b. Pola Nutrisi-Metabolik

c. Pola Aktivitas dan Latihan

d. Pola koqnitif dan Persepsi sensori

e. Pola Persepsi-Konsep diri

f. Pola Tidur dan Istirahat.

g. Pola Peran-Hubungan

h. Pola Seksual-Reproduksi.

i. Pola Toleransi Stress-Koping

j. Pola Nilai-Kepercayaan

29
4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

Compos mentis

b. Tanda Vital

TD : 120/90 mmhg

RR : 20 x/menit

T : 38 C

P : 80x/menit

c. Kepala

oval............................................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

d. Mata

Normal................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

..............

e. Hidung

Normal tidak ada

sumbatan ............................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

..................

f. Telinga

Simetris kanan dan

kiri ......................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

........

g. Mulut

Tidak ada

infeksi ................................................................................................................................

30
...................................................................................................................................................................

..............

h. Leher

normal ................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

.......

...................................................................................................................................................................

i. Dada dan Punggung

simetris................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

...................................

j. Abdomen

Tidak ada

benjolan .............................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

.......................................

k. Ekstremitas

normal.................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

...................................

l. Genetalia

Tidak

dikaji...................................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

................................

m. Anus

31
Normal ...............................................................................................................................

...................................................................................................................................................................

....................................

5. DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :

-..................................................................................................................................................

………..............................................................................................................................................................

........................

..................................................................................................................................................

………..............................................................................................................................................................

........................

..................................................................................................................................................

………..............................................................................................................................................................

..........................................................................................................................................................................

-.........................................................................................................................................................................

32
ANALISA DATA

No                      Data            Etiologi      Masalah


1.  Ds : Klien mengatakan tubuh Virus Masuk Dalam
Peredaran Darah Dan Hipertermi
terasa panas
Invasi Sel Target Hospes
 Do : Keadaan umum pasien
tampak lemah, ↓
tampak banyak keringat T helper / CD4+, makrofag,
akral teraba hangat sel B
T : 40ºC

Terjadi perubahan pada


struktural sel diatas akibat
transkripsi RNA virus +
DNA sel sehingga
terbentuknya provirus

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

inflamasi

Sintesa dan pelepasan zat


mempengaruhi termoregulasi

Demam

Hipertemi

2.  Ds : Klien mengatakan diare Virus Masuk Dalam

33
sudah satu minggu Peredaran Darah Dan Diare
Invasi Sel Target Hospes
 Do : BAB cair dengan frekuensi
tiga kali sehari konsistensi cair, ↓
berwarna kuning,
T helper / CD4+, makrofag,
bibir tampak kering,
sel B
bising usus 30x/menit.

Terjadi perubahan pada


struktural sel diatas akibat
transkripsi RNA virus +
DNA sel sehingga
terbentuknya provirus

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

Menginvasi mukosa saluran


cerna

Peningkatan peristaltik

Diare

3.  Ds : klien mengatakan nafsu Virus Masuk Dalam


Peredaran Darah Dan Defisit nutrisi
makan berkurang, sering merasa
Invasi Sel Target Hospes
mual dan muntah BAB cair
dengan frekuensi tiga kali sehari ↓
konsistensi cair, berwarna

34
kuning, pasien mengatakan nafsu T helper / CD4+, makrofag,
makan menurun, berat badan sel B

berkurang. ↓
 Do : pasien mendapatkan diet
Terjadi perubahan pada
ML rendah serat, porsi makanan
struktural sel diatas akibat
hanya dihabiskan tiga sendok transkripsi RNA virus +
makan, pasien minum empat DNA sel sehingga
gelas sehari ± 800 cc, adanya terbentuknya provirus
mula dan muntah.

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

Menginvasi mukosa saluran


cerna

Mual, muntah

Nafsu makan menurun

Defisit nutrisi

4.  Ds : Klien mengatakan tubuh Virus Masuk Dalam


Peredaran Darah Dan Defisit volume
terasa lemah, mengeluh haus
Invasi Sel Target Hospes
 Do : Pasien nampak lemah, cairan
- kulit nampak kering ↓
- diare 3x sehari T helper / CD4+, makrofag,
- adanya mual muntah sel B
- membran mukosa nampak

kering dan turgor kulit jelek
- TTV : Terjadi perubahan pada
struktural sel diatas akibat

35
TD: 90/60 mmHg, transkripsi RNA virus +
N: 90x/menit DNA sel sehingga
terbentuknya provirus
RR: 20x/menit
T : 40ºC ↓

Menurunnya sistem
kekebalan tubuh

HIV/AIDS

Virus HIV + kuman


salmonela, clostridium,
candida

Menginvasi mukosa saluran


cerna

Diare

Output cairan meningkat


Turgor kulit ↓, mukosa


kering

hipovolemia

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi b/d proses penyakit

2. Diare b/d inflamasi gastrointestinal.

3. Defisit nutrisi b/d peningkatan kebutuhan metabolisme.

4. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif.

(SDKI, 2016)

36
37
M. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1 Hipertermi b.d proses Setelah dilakukan pengkajian 3X 24 jam Siki : manajemen hipertermi 1.untuk mengetahui penyebab
penyakit diharapkan hipertermia dapat menurun (observasi) peningkatan suhu
Dengan Kriteria Hasil : 1. 1dentifikasi peyebab hipertermi 2.untuk mengetahui
SLKI :Termogulasi 2. Monitor suhu tubuh peningkatan dan penurunan
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 (teraupetik) suhu tubuh
Menggigil 1 2 3 4 5 3. Menganjurkan untuk 3.mengeluarkan suhu tubuh
Takikardi 1 2 3 4 5 melonggarkan atau melepaskan dengan evaporasi
Suhu tubuh 1 2 3 4 5 pakaian klien berkisaran 22% dari
Keterangan : 4. Berikan cairan oral pengeluaran suhu tubuh
Tabel atas 5. Lakukan teknik non farmakologis 4.mengeluarkan panas
1. Meningkat (mis:kompres hangat ) sebabkan banyak
2. Cukup meningkat (kolaborasi ) kehilangan cairan
3.Sedang
4. Cukup menurun 6. kolaborasi dalam pemberian 5.agar dapat merelaksasikan
5. Menurun antipiretik suhu tubuh
6.antipiretik mengatasi
Tabel bawah
kenaikan suhu tubuh
1.Memburuk
2.Cukup memburuk
3.Sedang
4.Cukup membaik
5.Membaik

38
2 Diare b.d inflamasi Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: manajemen diare 1.untuk mengetahui penyebab
gastrointestinal selama 3 X 24 jam diharapakan eliminasi Observasi diare yang dialami pasien
fekal diare dapat membaik. Dengan 1. Identifkasi penyebab diare 2.mengetahui frekuensi dan
kriteria hasil 2. Monitor jumlah pengeluaran diare outpu yang diakibatkan oleh
SLKI : Eliminasi fekal Teraupetik
diare
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3.Berikan asupan cairan oral
3.agar cairan tubuh klien
(misal:oralit)
Frekuensi 1 2 3 4 5 Edukasi tidak berkurang
defekasi 4.Anjurkan makanan porsi kecil dan 4.agar kebutuhan nutrisi klien
Konsistensi 1 2 3 4 5 sering secara bertahap terpenuhi dan tidak berkurang
feses Kolaborasi 5.mengatasi atau mengobati
Peristaltik 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan timm medis dalam diare yang dialami klien
usus pemberian terapi

Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik

39
3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Nutrisi 1. Menyeimbangkan nutrisi
peningkatan kebutuhan selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi yangadekuat untuk memenuhi
metabolisme. kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. 1. Monitor asupan makanan kebutuhan tubuh
Dengan kriteria hasil 2. kaji riwayat intake makanan 2. memantau status nutrisi
SLKI : Status Nutrisi 3. monitor berat badan
pasien
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Edukasi
3. memantau berat badan
4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit
Porsi makan 1 2 3 4 5 tapi sering pasien untuk menghindari
yg dihabiskan Kolaborasi terjadinya penurunan BB
Berat badan 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 4. Nutrisi pasien tetap terjaga
pemenuhan kabutuhan nutrisi pasien walaupun dengan sedikit
Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam energi
makan pemberian terapi. 5. Perlu bantuan dalam
Nafsu makan 1 2 3 4 5 perencanaan diet pasien
6. obat-obatan mampu
Keterangan
mengatasi mual, muntah, dan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk menambah nafsu makan.
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik

4. Defisit volume cairan b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Hipovolemik 1. Mengawasi adanya

40
kehilangan cairan aktif. selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi ketidakseimbangan intake dan
kebutuhan cairan dapat terpenuhi. 1. Monitor intake dan output cairan output cairan
Dengan kriteria hasil 2. Periksa tanda dan gejala kekurangan 2. Mengetahui status hidrasi.
SLKI : Status Cairan cairan Status hidrasi menurun dapat
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3. Hitung kebutuhan cairan
menimbulkan dehidrasi
Edukasi
Turgor kulit 1 2 3 4 5 3. Mengetahui kebutuhan
4. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan per-oral cairan yang tepat untuk
Membran 1 2 3 4 5 Kolaborasi memenuhi kebutuhan
mukosa 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 4. Pemberian asupan cairan
Suhu tubuh 1 2 3 4 5 pemberian terapi cairan per-oral dapat membantu
pemenuhan cairan dengan
Intake cairan 1 2 3 4 5 cepat
5. Pemberian terapi
Keterangan
memenuhi kebutuhan cairan
1. Menurun
yang hilang
2.Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5.Meningkat

41
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd


1. Kamis/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
05 November proses penyakit 1. Mengdentifikasi peyebab hipertermi S:-klien mengatakan tubuhnya masih
2020 2. Memonitor suhu tubuh terasa panas
O:
T : 38.00C -K/U Lemah
3. Menganjurkan untuk melonggarkan -kulit terasa hangat
atau melepaskan pakaian klien - tampak banyak berkeringat
4. Memberikan cairan oral -T= 380C P = 89x/m
-Mukosa bibir kering
Air putih 8 gelas perhari A:Hipertermi belum teratasi
5. Melakukan teknik non farmakologis. Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Melakukan kompres hangat pada pasien
3x Menggigil 1 2 3 4 5
6. Berkolaborasi dalam pemberian Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
antipiretik
- paracetamol 720 mg (IV) P: Intervensi dilanjutkan 1, 4, 5,6

42
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
2. Kamis /05 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 1. Mengdentifkasi penyebab diare S :-klien mengatakan BAB cair 3x
2020 sehari badan terasa lemas
Adanya inflamasi pada gastrointestinal O:
- K/U lemah
2. Memonitor jumlah pengeluaran diare
-defekasi 3x sehari
Frekuensi 3x sehari - peristaltik usus 30x/m
A: Diare belum teratasi
3.Memberikan asupan cairan oral Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Banyak minum air putih (8 gelas sehari)
Frekuensi 1 2 3 4 5
dan diberi cairan oralit defekasi
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
secara bertahap, dengan makan roti dan
Peristaltik 1 2 3 4 5
biskuit 3x sehari usus
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam P: Intervensi dilanjutkan :2,3,4,5
pemberian terapi
- metrodinazole 500 mg (PO)
- ceftriaxone 2 gram (IV)

43
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
3. Kamis /05 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 1. Memonitor asupan makanan S :-klien mengatakan mual muntah 3x
2020 kebutuhan sehari, tidak ada nafsu makan, porsi
Porsi yang dihabiskan pasien 1/4 porsi makan yang dihabiskan ¼ saja, BAB
metabolisme.
cair 3x sehari badan terasa lemas
2. Mengkaji riwayat intake makanan
O:
Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi - BB 55 kg
-K/U lemah
makanan saja. Makan 3x sehari -membran mukosa kering
3.Menimbang BB pasien : 55 kg -adanya diare
A: Defisit nutrisi belum teratasi
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering Kriteria hasil 1 2 3 4 5
secara bertahap, dengan makan roti dan
Porsi makan 1 2 3 4 5
biskuit 3x sehari yg dihabiskan
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam Berat badan 1 2 3 4 5

pemenuhan nutrisi pasien. Frekuensi 1 2 3 4 5


Menu makan : bubur. Diit : Tinggi Kalori makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Tinggi Protein (TKTP)
6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam P: Intervensi dilanjutkan :1,3,4,5,6

pemberian terapi
- Ondancetron 8 mg (IV)
- Sucralfate 10 cc (PO)

44
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4. Kamis /05 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 1. Memonitor intake dan output cairan S :-klien mengatakan terasa lemas,
2020 kehilangan cairan mual, muntah, diare 3x sehari
Balance cairan : 2185-2405 = -220 cc O:
aktif.
- K/U lemah
2. Memeriksa tanda dan gejala kekurangan
-turgor kulit menurun
cairan : turgor kulit menurun, membran - membran mukosa kering
- suhu tubuh 380C
mukosa kering, suhu tubuh 38oC - Balance cairan : -220 cc
3.Menghitung kebutuhan cairan pasien A: Defisit volume cairan belum
teratasi
Total cairan yang dibutuhkan : 2 L/hari Kriteria hasil 1 2 3 4 5
4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan
Turgor kulit 1 2 3 4 5
per-oral.
Pasien minum air putih 8 gelas/hari Membran 1 2 3 4 5
mukosa
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Suhu tubuh 1 2 3 4 5
pemberian terapi cairan
Intake cairan 1 2 3 4 5
- IVFD : RL 500 mL (IV) gtt 20 tpm
P: Intervensi dilanjutkan :1,2,4,5

45
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
1 Jum’at/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
06 November proses penyakit 2. Memonitor suhu tubuh S:-klien mengatakan panas dibadanya
2020 T : 37.7.0 C
0 berkurang
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U membaik
Air putih 8 gelas perhari
-T= 37.30C P = 80x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. -Mukosa bibir kering
Melakukan kompres hangat pada pasien A:Hipertermi teratasi sebagian
3x Kriteria hasil 1 2 3 4 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian
Menggigil 1 2 3 4 5
antipiretik Takikardi 1 2 3 4 5
- paracetamol 720 mg (IV) Suhu tubuh 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan 2, 4, 5,6

46
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
2. Jum’at/06 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 3.Memberikan asupan cairan oral S :-klien mengatakan BAB 2x sehari
2020 O:
Banyak minum air putih (8 gelas sehari) - K/U tampak membaik
-defekasi 2x sehari
dan diberi cairan oralit
- peristaltik usus 20x/m
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering A: Diare teratasi sebagian
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
secara bertahap, dengan makan roti dan
biskuit 3x sehari Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam
Konsistensi 1 2 3 4 5
pemberian terapi feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
- metrodinazole 500 mg (PO)
usus
- ceftriaxone 2 gram (IV)
P: Intervensi dilanjutkan :3,4,5

47
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
3 Jumat /06 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 3.Menimbang BB pasien : 55 kg S :-klien mengatakan sudah mau makan
2020 kebutuhan tetapi hanya sedikit
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering O:
metabolisme.
- BB 55 kg
secara bertahap, dengan makan roti dan
-K/U membaik
biskuit 3x sehari -membran mukosa kering
A: Defisit nutrisi teratasi sebagian
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pemenuhan nutrisi pasien.
Porsi makan 1 2 3 4 5
Menu makan : bubur. Diit : Tinggi Kalori yg dihabiskan
Tinggi Protein (TKTP) Berat badan 1 2 3 4 5

6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam


Frekuensi 1 2 3 4 5
pemberian terapi makan
Nafsu makan 1 2 3 4 5
- Ondancetron 8 mg (IV)
- Sucralfate 10 cc (PO) P: Intervensi dilanjutkan :3,4,5,6

48
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4 Jumat /06 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 1. Memonitor intake dan output cairan S :-klien mengatakan sudah tidak mual
2020 kehilangan cairan muntah
Balance cairan : 2185-2405 = -220 cc O:
aktif.
- K/U membaik
4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan
- suhu tubuh 37,30C
per-oral. - Balance cairan : -220 cc
A: Defisit volume cairan teratasi
Pasien minum air putih 8 gelas/hari sebagian
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5

pemberian terapi cairan Turgor kulit 1 2 3 4 5


- IVFD : RL 500 mL (IV) gtt 20 tpm
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

Intake cairan 1 2 3 4 5

P: Intervensi dilanjutkan :1,4,5

49
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
1 Sabtu/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
07 November proses penyakit 2.Memonitor suhu tubuh S:-klien mengatakan badannya sudah
2020 T : 37.2 C
0 tidak panas lagi
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U baik
Air putih 8 gelas perhari
-T= 37 0C P = 80x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. A:Hipertermi teratasi
Melakukan kompres hangat pada pasien Kriteria hasil 1 2 3 4 5
3x
Menggigil 1 2 3 4 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian
Takikardi 1 2 3 4 5
antipiretik Suhu tubuh 1 2 3 4 5
- paracetamol 720 mg (IV)
P: Intervensi dihentikan

50
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
2 Sabtu/07 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering S :-klien mengatakan bab sudah normal
2020 O:
secara bertahap, dengan makan roti dan - K/U membaik
- peristaltik usus 16x/m
biskuit 3x sehari
A: Diare teratasi
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pemberian terapi
Frekuensi 1 2 3 4 5
- metrodinazole 500 mg (PO) defekasi
- ceftriaxone 2 gram (IV) Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus

P: Intervensi dihentikan

51
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
3. Sabtu /07 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering S :-klien mengatakan sudah mau makan
2020 kebutuhan O:
secara bertahap, dengan makan roti dan -K/U membaik
metabolisme.
A: Defisit nutrisi teratasi
biskuit 3x sehari
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
Porsi makan 1 2 3 4 5
pemenuhan nutrisi pasien.
yg dihabiskan
Menu makan : bubur. Diit : Tinggi Kalori Berat badan 1 2 3 4 5
Tinggi Protein (TKTP)
Frekuensi 1 2 3 4 5
6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam makan
pemberian terapi Nafsu makan 1 2 3 4 5

- Ondancetron 8 mg (IV) P: Intervensi dihentikan


- Sucralfate 10 cc (PO)

52
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4 Sabtu/08 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan S :-klien mengatakan keadaannya
2020 kehilangan cairan sudah membaik
per-oral. O:
aktif.
- K/U membaik
Pasien minum air putih 8 gelas/hari
- suhu tubuh 37,30C
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam A: Defisit volume cairan teratasi
pemberian terapi cairan Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- IVFD : RL 500 mL (IV) gtt 20 tpm
Turgor kulit 1 2 3 4 5

Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Suhu tubuh 1 2 3 4 5

Intake cairan 1 2 3 4 5

P: Intervensi dihentikan

53
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dalam keperawatan tentu saja tidak terlepas dari proses keperawatan

yang berkaitan dengan asuhan keperawatan agar tanggung jawab perawat

terlaksana dengan seksama. Implementasi pada kasus HIV/AIDS harus

dilakukan dan keberhasilan dari pengobatan tergantung dari kerjasama antara

keluarga dan perawat terutama pasien itu sendiri. Terkadang kepercayaan diri

pasien tersebut bisa menjadikan kesehatannya menurun secara tiba akibat dia

masih belum bisa menerima bahwa dia mendapatkan HIV positif. Hal

tersebut membuat pasien merasa down dan tidak memiliki gairah lagi

menjalani hidup. Disitu lah peran perawat dalam asuhan keperawatan,

membangkitkan semangat hidup pasien dengan meyakinkan pasien pasti bisa

sembuh. Agar kesehatan pasien selalu meningkat dan diutamakan untuk

kesembuhan.

B. SARAN

Dengan dibuatnya makalah Keperawatan Paliatif ini diharapkan

mahasiswa untuk lebih bisa memahami, mengetahui dan mengerti tentang

konsep penyakit dan bagaimana perawatannya dalam Asuhan Keperawatan

Pasien dengan HIV/AIDS. Serta diharapkan dapat bermanfaat bagi setiap

orang yang membacanya serta dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-

hari.

54
55
DAFTAR PUSTAKA

Bhetsy, A. (2015). Kesehatan Seksual. Jakarta: Bumi Medika.

Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.


Jakarta : EGC

Debora, O. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Selemba


Medika.

Irianto, K. (2014). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan


Klinis. Bandung: Alfabeta.

Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan berdasarkan diagnosa


medis & NANDA. Yogyakarta : Mediaction.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi Dan


Tindakan Keperawatan Edisi 1 .Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar luaran Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Kriterian


Hasil Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator


Diagnostik Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Wijaya, A.S., & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta :
Nuha Medika.

56

Anda mungkin juga menyukai