KEPERAWATAN PALIATIF
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. Maya Denia
2. Yulia Windari
3. Mita Indah Sari
4. Riska Yuniarti
5. Windi Gusmayeni
6. Fitriani
7. Rendi Akmal Herliansyah
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan dan Manajemen Kasus Pada Pasien Dengan HIV/AIDS”
yang menurut kami dapat memberikan mafaat yang besar bagi kita untuk
mengetahui bahaya dan penanganan penyakit ini.
Makalah Asuhan keperawatan ini disusun guna memenuhi syarat salah
satu tugas mata kuliah Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif. Terima kasih
kepada Ns. Mazidawati, M.Kep selaku dosen pembimbing dan pihak yang telah
membantu dan membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Melalui pengantar ini penulis terlebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi maklah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan askep ini dengan penuh rasa
terimakasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah Asuhan Keperawatan
ini sehingga dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................5
C. TUJUAN.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. DEFINISI......................................................................................................6
B. ETIOLOGI....................................................................................................7
C. MANIFESTASI KLINIS..............................................................................7
D. PATOFISIOLOGI.........................................................................................8
E. WOC.............................................................................................................9
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................10
G. KOMPLIKASI............................................................................................10
H. PENATALAKSANAAN MEDIS...............................................................10
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF.................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS................................12
A. PENGKAJIAN............................................................................................12
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN................................................................19
C. RENCANA KEPERAWATAN..................................................................20
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI........................................................24
BAB IV PENUTUP...............................................................................................28
A. KESIMPULAN...........................................................................................28
B. SARAN.......................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbagai macam penyakit menular diseluh dunia dikaitkan dengan
hubungan seksual tetapi mengandung makna yang lebih luas salah satunya
dunia saat ini, karena hampir disemua negara di dunia termasuk Indonesia
terdapat penyakit ini 2 (Kemenkes RI, 2016). Berdasarkan data dari United
hidup dengan HIV dan 2,1 juta orang diantaranya merupakan kasus HIV baru,
serta 1,2 juta orang meninggal karena terkait AIDS (UNAIDS, 2016). Di
Indonesia jumlah kasus baru HIV positif yang dilaporkan dari tahun ke tahun
cenderung meningkat.
kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Irianto, 2014). Menurut
4
dengan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan dikenali selama
demam berkepanjangan lebih dari 3 bulan, diare kronis lebih dari tiga bulan,
penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 3 bulan, TBC, batuk kronis
lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur
candida albicans.
B. RUMUSAN MASALAH
HIV/AIDS?
C. TUJUAN
5
4. Mengetahui Manifestasi Klinis HIV/AIDS.
pasien HIV/AIDS.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
(tanpa tanda dan gejala dari suatu penyakit) untuk jangka waktu panjang dan
orang lain. Jadi HIV bukanlah nama penyakit, melainkan virus. Virus HIV ini
hanya menyerang manusia saja. Virus ini menyerang daya tahan tubuh
menurun tajam bahkan hingga tidak berfungsi sama sekali. Orang yang
terinfeksi HIV, cepat atau lambat (sekitar 2 sampai 10 tahun) akan menderita
Aquired artinya tidak diturunkan, tetapi ditularkan dari satu ke orang lainnya.
Immune adalah system daya tahan atau kekebalan tubuh terhadap penyakit.
Deficiency artinya tidak cukup atau kurang, dan Syndrome adalah kumpulan
tanda dan gejala. Jadi AIDS adalah bentuk lanjut dari infeksi HIV. Penyakit
yang membuat orang tidak berdaya dan membuat kematian yang disebabkan
oleh HIV.
7
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan bentuk
(sejenis sel T), makrofag dan sel dendritic. HIV merusak sel CD 4 secara
langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4 dibutuhkan agar sistem
kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4
hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per microliter (µL)
darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi
yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten
klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS, yang
diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4 dalam darah serta adanya
infeksi HIV menjadi AIDS ialah 9 (Sembilan) sampai 10 (sepuluh) tahun, dan
rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.
D. ETIOLOGI
Virus (HIV) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang
ditularkan oleh darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T.
Menurut Manan (2011), penyebab etiologi pada HIV adalah sebagai berikut:
HIV terjadi kalau ada cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti
hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, jarum suntik dan
alat-alat penusuk (tato, penindik dan cukur) yang tercemar HIV dan ibu
8
hamil yang mengidap HIV kepada janin atau disusui oleh wanita
pengidap HIV.
b. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terkena HIV lebih mungkin tertular.
c. ASI dari ibu yang terinfeksi HIV juga mengandung virus tersebut.
d. Kemungkinan kecil HIV dapat ditemukan dari air liur, air mata, cairan
E. MANIFESTASI KLINIS
kronis lebih dari satu bulan berulang ataupun terus menerus, penurunan
berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan dan TBC.
2) Gejala minor Bentuk kronis selama lebih dari satu bulan, infeksi pada
tubuh.
9
F. PATOFISIOLOGI
orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS dalam 5 tahun pertama
dan mencapai 70% dalam sepuluh tahun akan mendapat AIDS. Virus masuk
ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yang disebut limfosit.Materi
genetik virus dimasukkan ke dalam DNA sel yang terinfeksi. Didalam sel
melepaskan partikel virus yang baru. Partikel virus yang baru kemudian
sebuah marker atau penanda yang berada dipermukaan sel-sel darah putih
kanker.
10
G. WOC
11
PPPA
12
13
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
dengan memperlihatkan warna yang lebih tua jika terdeteksi antibodi virus
93% sampai 98% dan spesifitasnya 98% sampai 99%. Tetapi hasil positif
palsu (negatif palsu) dapat berakibat luar biasa, karena akibatnya sangat
serius. Oleh sebab itu, pemeriksaan ELISA diulang dua kali, dan jika
lebih spesifik, yaitu Western blot. Pemeriksaan Western blot juga dilakukan
dua kali. Pemeriksaan ini lebih sedikit memberikan hasil positif palsu atau
negatif palsu. Jika seseorang telah dipastikan sero positif terhadap HIV, maka
I. KOMPLIKASI
b. Kandidiasis esophagus
14
h. Ensefalitis toxoplasma.
J. PENATALAKSANAAN MEDIS
tetapi obat ini hanya mengontrol replikasi virus pada tubuh penderita
15
K. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HIV/AIDS
1. Pengkajian
b. Keluhan utama
c. Riwayat
4) Riwayat psikososial
Gejala:
Tanda:
pernapasan.
e. Sirkulasi
Gejala:
16
Tanda:
f. Integritas ego
Gejala:
BB
Tanda:
g. Eliminasi
Gejala:
17
Tanda:
h. Makanan/cairan
Gejala:
makan, mual/muntah.
Tanda:
subkutan/masa otot.
warna.
i. Higiene
18
Tanda:
perawatan diri.
j. Neurosensori
Gejala:
1) Pusing/pening,sakit kepala.
konsentrasi menurun.
Tanda:
tidak realistis.
hemiparesis, kejang.
19
5) Hemoragi retina dan eksudat (renitis cmv)
k. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
Tanda:
l. Pernapasan
Gejala:
Tanda:
20
m. Keamanan
Gejala:
penyembuhannya.
Tanda:
berjalan.
n. Seksualitas
Gejala:
21
2) Menurunnya libido, terlal sakit untuk melakukan hubungan seks.
Tanda:
o. Interaksi sosial
Gejala:
penolakkan/kehilangan pendapatan.
membuat rencana.
Tanda:
p. Penyuluhan/pembelajaran
22
Gejala:
penyalahgunaan alkohol.
fasilitas hidup.
2. Diagnosa Keperawatan
(SDKI, 2016)
23
SLKI :Termogulasi
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Menggigil 1 2 3 4 5
Takikardi 1 2 3 4 5
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Keterangan :
1. Meningkat
2. Cukup meningkat
3.Sedang
4. Cukup menurun
5. Menurun
Intervensi :
(kolaborasi )
24
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus
Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
Intervensi :
25
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Porsi makan 1 2 3 4 5
yangdihabiska
n 1 2 3 4 5
Berat badan
1 2 3 4 5
Frekuensi
makan 1 2 3 4 5
Nafsu makan
Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3.Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
26
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
Keterangan
1. Menurun
2.Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5.Meningkat
27
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN HIV/AIDS
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
Identitas Klien
Nama : Ny.R
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : smp
Pekerjaan : IRT
Nama : Tn.A
Umur : 42 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Riwayat Kesehatan
28
Keluhan Utama
klien mengeluh demam tinggi sejak satu bulan ya ng lalu, diare 3 kali
keluhan demam tinggi sejak satu bulan yang lalu, diare tiga kali dalam sehari
konsistensi cair, berwarna kuning kehitaman, badan terasa lemah, nafsu makan
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama
b. Pola Nutrisi-Metabolik
g. Pola Peran-Hubungan
h. Pola Seksual-Reproduksi.
j. Pola Nilai-Kepercayaan
29
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Compos mentis
b. Tanda Vital
TD : 120/90 mmhg
RR : 20 x/menit
T : 38 C
P : 80x/menit
c. Kepala
oval............................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
d. Mata
Normal................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
..............
e. Hidung
sumbatan ............................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
..................
f. Telinga
kiri ......................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
........
g. Mulut
Tidak ada
infeksi ................................................................................................................................
30
...................................................................................................................................................................
..............
h. Leher
normal ................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
.......
...................................................................................................................................................................
simetris................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................
j. Abdomen
Tidak ada
benjolan .............................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
.......................................
k. Ekstremitas
normal.................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
...................................
l. Genetalia
Tidak
dikaji...................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
................................
m. Anus
31
Normal ...............................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
....................................
-..................................................................................................................................................
………..............................................................................................................................................................
........................
..................................................................................................................................................
………..............................................................................................................................................................
........................
..................................................................................................................................................
………..............................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
-.........................................................................................................................................................................
32
ANALISA DATA
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
inflamasi
Demam
↓
Hipertemi
33
sudah satu minggu Peredaran Darah Dan Diare
Invasi Sel Target Hospes
Do : BAB cair dengan frekuensi
tiga kali sehari konsistensi cair, ↓
berwarna kuning,
T helper / CD4+, makrofag,
bibir tampak kering,
sel B
bising usus 30x/menit.
↓
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
Peningkatan peristaltik
Diare
34
kuning, pasien mengatakan nafsu T helper / CD4+, makrofag,
makan menurun, berat badan sel B
berkurang. ↓
Do : pasien mendapatkan diet
Terjadi perubahan pada
ML rendah serat, porsi makanan
struktural sel diatas akibat
hanya dihabiskan tiga sendok transkripsi RNA virus +
makan, pasien minum empat DNA sel sehingga
gelas sehari ± 800 cc, adanya terbentuknya provirus
mula dan muntah.
↓
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
Mual, muntah
↓
Defisit nutrisi
35
TD: 90/60 mmHg, transkripsi RNA virus +
N: 90x/menit DNA sel sehingga
terbentuknya provirus
RR: 20x/menit
T : 40ºC ↓
Menurunnya sistem
kekebalan tubuh
HIV/AIDS
Diare
↓
hipovolemia
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(SDKI, 2016)
36
37
M. RENCANA KEPERAWATAN
38
2 Diare b.d inflamasi Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: manajemen diare 1.untuk mengetahui penyebab
gastrointestinal selama 3 X 24 jam diharapakan eliminasi Observasi diare yang dialami pasien
fekal diare dapat membaik. Dengan 1. Identifkasi penyebab diare 2.mengetahui frekuensi dan
kriteria hasil 2. Monitor jumlah pengeluaran diare outpu yang diakibatkan oleh
SLKI : Eliminasi fekal Teraupetik
diare
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3.Berikan asupan cairan oral
3.agar cairan tubuh klien
(misal:oralit)
Frekuensi 1 2 3 4 5 Edukasi tidak berkurang
defekasi 4.Anjurkan makanan porsi kecil dan 4.agar kebutuhan nutrisi klien
Konsistensi 1 2 3 4 5 sering secara bertahap terpenuhi dan tidak berkurang
feses Kolaborasi 5.mengatasi atau mengobati
Peristaltik 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan timm medis dalam diare yang dialami klien
usus pemberian terapi
Keterangan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
39
3. Defisit nutrisi b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Nutrisi 1. Menyeimbangkan nutrisi
peningkatan kebutuhan selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi yangadekuat untuk memenuhi
metabolisme. kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. 1. Monitor asupan makanan kebutuhan tubuh
Dengan kriteria hasil 2. kaji riwayat intake makanan 2. memantau status nutrisi
SLKI : Status Nutrisi 3. monitor berat badan
pasien
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 Edukasi
3. memantau berat badan
4. Anjurkan pasien untuk makan sedikit
Porsi makan 1 2 3 4 5 tapi sering pasien untuk menghindari
yg dihabiskan Kolaborasi terjadinya penurunan BB
Berat badan 1 2 3 4 5 5.Kolaborasi dengan ahli gizi dalam 4. Nutrisi pasien tetap terjaga
pemenuhan kabutuhan nutrisi pasien walaupun dengan sedikit
Frekuensi 1 2 3 4 5 6. Kolaborasi dengan tim medis dalam energi
makan pemberian terapi. 5. Perlu bantuan dalam
Nafsu makan 1 2 3 4 5 perencanaan diet pasien
6. obat-obatan mampu
Keterangan
mengatasi mual, muntah, dan
1. Memburuk
2.Cukup memburuk menambah nafsu makan.
3. Sedang
4. Cukup Membaik
5.Membaik
4. Defisit volume cairan b/d Setelah dilakukan tindakkan keperawatan SIKI: Manajemen Hipovolemik 1. Mengawasi adanya
40
kehilangan cairan aktif. selama 3 X 24 jam diharapakan Observasi ketidakseimbangan intake dan
kebutuhan cairan dapat terpenuhi. 1. Monitor intake dan output cairan output cairan
Dengan kriteria hasil 2. Periksa tanda dan gejala kekurangan 2. Mengetahui status hidrasi.
SLKI : Status Cairan cairan Status hidrasi menurun dapat
Kriteria hasil 1 2 3 4 5 3. Hitung kebutuhan cairan
menimbulkan dehidrasi
Edukasi
Turgor kulit 1 2 3 4 5 3. Mengetahui kebutuhan
4. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan per-oral cairan yang tepat untuk
Membran 1 2 3 4 5 Kolaborasi memenuhi kebutuhan
mukosa 5. Kolaborasi dengan tim medis dalam 4. Pemberian asupan cairan
Suhu tubuh 1 2 3 4 5 pemberian terapi cairan per-oral dapat membantu
pemenuhan cairan dengan
Intake cairan 1 2 3 4 5 cepat
5. Pemberian terapi
Keterangan
memenuhi kebutuhan cairan
1. Menurun
yang hilang
2.Cukup Menurun
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5.Meningkat
41
N. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
42
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
2. Kamis /05 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 1. Mengdentifkasi penyebab diare S :-klien mengatakan BAB cair 3x
2020 sehari badan terasa lemas
Adanya inflamasi pada gastrointestinal O:
- K/U lemah
2. Memonitor jumlah pengeluaran diare
-defekasi 3x sehari
Frekuensi 3x sehari - peristaltik usus 30x/m
A: Diare belum teratasi
3.Memberikan asupan cairan oral Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Banyak minum air putih (8 gelas sehari)
Frekuensi 1 2 3 4 5
dan diberi cairan oralit defekasi
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
secara bertahap, dengan makan roti dan
Peristaltik 1 2 3 4 5
biskuit 3x sehari usus
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam P: Intervensi dilanjutkan :2,3,4,5
pemberian terapi
- metrodinazole 500 mg (PO)
- ceftriaxone 2 gram (IV)
43
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
3. Kamis /05 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 1. Memonitor asupan makanan S :-klien mengatakan mual muntah 3x
2020 kebutuhan sehari, tidak ada nafsu makan, porsi
Porsi yang dihabiskan pasien 1/4 porsi makan yang dihabiskan ¼ saja, BAB
metabolisme.
cair 3x sehari badan terasa lemas
2. Mengkaji riwayat intake makanan
O:
Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi - BB 55 kg
-K/U lemah
makanan saja. Makan 3x sehari -membran mukosa kering
3.Menimbang BB pasien : 55 kg -adanya diare
A: Defisit nutrisi belum teratasi
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering Kriteria hasil 1 2 3 4 5
secara bertahap, dengan makan roti dan
Porsi makan 1 2 3 4 5
biskuit 3x sehari yg dihabiskan
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam Berat badan 1 2 3 4 5
pemberian terapi
- Ondancetron 8 mg (IV)
- Sucralfate 10 cc (PO)
44
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4. Kamis /05 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 1. Memonitor intake dan output cairan S :-klien mengatakan terasa lemas,
2020 kehilangan cairan mual, muntah, diare 3x sehari
Balance cairan : 2185-2405 = -220 cc O:
aktif.
- K/U lemah
2. Memeriksa tanda dan gejala kekurangan
-turgor kulit menurun
cairan : turgor kulit menurun, membran - membran mukosa kering
- suhu tubuh 380C
mukosa kering, suhu tubuh 38oC - Balance cairan : -220 cc
3.Menghitung kebutuhan cairan pasien A: Defisit volume cairan belum
teratasi
Total cairan yang dibutuhkan : 2 L/hari Kriteria hasil 1 2 3 4 5
4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan
Turgor kulit 1 2 3 4 5
per-oral.
Pasien minum air putih 8 gelas/hari Membran 1 2 3 4 5
mukosa
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Suhu tubuh 1 2 3 4 5
pemberian terapi cairan
Intake cairan 1 2 3 4 5
- IVFD : RL 500 mL (IV) gtt 20 tpm
P: Intervensi dilanjutkan :1,2,4,5
45
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
1 Jum’at/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
06 November proses penyakit 2. Memonitor suhu tubuh S:-klien mengatakan panas dibadanya
2020 T : 37.7.0 C
0 berkurang
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U membaik
Air putih 8 gelas perhari
-T= 37.30C P = 80x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. -Mukosa bibir kering
Melakukan kompres hangat pada pasien A:Hipertermi teratasi sebagian
3x Kriteria hasil 1 2 3 4 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian
Menggigil 1 2 3 4 5
antipiretik Takikardi 1 2 3 4 5
- paracetamol 720 mg (IV) Suhu tubuh 1 2 3 4 5
46
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
2. Jum’at/06 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 3.Memberikan asupan cairan oral S :-klien mengatakan BAB 2x sehari
2020 O:
Banyak minum air putih (8 gelas sehari) - K/U tampak membaik
-defekasi 2x sehari
dan diberi cairan oralit
- peristaltik usus 20x/m
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering A: Diare teratasi sebagian
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
secara bertahap, dengan makan roti dan
biskuit 3x sehari Frekuensi 1 2 3 4 5
defekasi
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam
Konsistensi 1 2 3 4 5
pemberian terapi feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
- metrodinazole 500 mg (PO)
usus
- ceftriaxone 2 gram (IV)
P: Intervensi dilanjutkan :3,4,5
47
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
3 Jumat /06 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 3.Menimbang BB pasien : 55 kg S :-klien mengatakan sudah mau makan
2020 kebutuhan tetapi hanya sedikit
4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering O:
metabolisme.
- BB 55 kg
secara bertahap, dengan makan roti dan
-K/U membaik
biskuit 3x sehari -membran mukosa kering
A: Defisit nutrisi teratasi sebagian
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pemenuhan nutrisi pasien.
Porsi makan 1 2 3 4 5
Menu makan : bubur. Diit : Tinggi Kalori yg dihabiskan
Tinggi Protein (TKTP) Berat badan 1 2 3 4 5
48
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4 Jumat /06 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 1. Memonitor intake dan output cairan S :-klien mengatakan sudah tidak mual
2020 kehilangan cairan muntah
Balance cairan : 2185-2405 = -220 cc O:
aktif.
- K/U membaik
4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan
- suhu tubuh 37,30C
per-oral. - Balance cairan : -220 cc
A: Defisit volume cairan teratasi
Pasien minum air putih 8 gelas/hari sebagian
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
49
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
1 Sabtu/ Hipertermi b.d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
07 November proses penyakit 2.Memonitor suhu tubuh S:-klien mengatakan badannya sudah
2020 T : 37.2 C
0 tidak panas lagi
4.Memberikan cairan oral O:
-K/U baik
Air putih 8 gelas perhari
-T= 37 0C P = 80x/m
5.Melakukan teknik non farmakologis. A:Hipertermi teratasi
Melakukan kompres hangat pada pasien Kriteria hasil 1 2 3 4 5
3x
Menggigil 1 2 3 4 5
6.Berkolaborasi dalam pemberian
Takikardi 1 2 3 4 5
antipiretik Suhu tubuh 1 2 3 4 5
- paracetamol 720 mg (IV)
P: Intervensi dihentikan
50
No Hari/Tangga Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
l
2 Sabtu/07 Diare b.d inflamasi Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November gastrointestinal 4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering S :-klien mengatakan bab sudah normal
2020 O:
secara bertahap, dengan makan roti dan - K/U membaik
- peristaltik usus 16x/m
biskuit 3x sehari
A: Diare teratasi
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam Kriteria hasil 1 2 3 4 5
pemberian terapi
Frekuensi 1 2 3 4 5
- metrodinazole 500 mg (PO) defekasi
- ceftriaxone 2 gram (IV) Konsistensi 1 2 3 4 5
feses
Peristaltik 1 2 3 4 5
usus
P: Intervensi dihentikan
51
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi Ttd
3. Sabtu /07 Defisit nutrisi b/d Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November peningkatan 4.Menjurkan makanan porsi kecil dan sering S :-klien mengatakan sudah mau makan
2020 kebutuhan O:
secara bertahap, dengan makan roti dan -K/U membaik
metabolisme.
A: Defisit nutrisi teratasi
biskuit 3x sehari
Kriteria hasil 1 2 3 4 5
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam
Porsi makan 1 2 3 4 5
pemenuhan nutrisi pasien.
yg dihabiskan
Menu makan : bubur. Diit : Tinggi Kalori Berat badan 1 2 3 4 5
Tinggi Protein (TKTP)
Frekuensi 1 2 3 4 5
6. Berkolaborasi dengan tim medis dalam makan
pemberian terapi Nafsu makan 1 2 3 4 5
52
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi ttd
4 Sabtu/08 Defisit volume Pukul 08:30 WIB Pukul 13:30 WIB
November cairan b/d 4.Menjurkan memperbanyak asupan cairan S :-klien mengatakan keadaannya
2020 kehilangan cairan sudah membaik
per-oral. O:
aktif.
- K/U membaik
Pasien minum air putih 8 gelas/hari
- suhu tubuh 37,30C
5.Berkolaborasi dengan tim medis dalam A: Defisit volume cairan teratasi
pemberian terapi cairan Kriteria hasil 1 2 3 4 5
- IVFD : RL 500 mL (IV) gtt 20 tpm
Turgor kulit 1 2 3 4 5
Membran 1 2 3 4 5
mukosa
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
Intake cairan 1 2 3 4 5
P: Intervensi dihentikan
53
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
keluarga dan perawat terutama pasien itu sendiri. Terkadang kepercayaan diri
pasien tersebut bisa menjadikan kesehatannya menurun secara tiba akibat dia
masih belum bisa menerima bahwa dia mendapatkan HIV positif. Hal
tersebut membuat pasien merasa down dan tidak memiliki gairah lagi
kesembuhan.
B. SARAN
hari.
54
55
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, A.S., & Putri, Y.M. (2013). Keperawatan medikal bedah. Yogyakarta :
Nuha Medika.
56