Anda di halaman 1dari 6

Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6.

ISSN 1693 0010 (print)

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN


BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS
Adhie Thyo Priandika

Teknik Informatika, STMIK Teknokrat


Jl. H.ZA Pagaralam, No 9-11, Labuhanratu,Bandarlampung
E-Mail : thyopriandika919@gmail.com

Abstrak Banyak lulusan jenjang pendidikan menengah


Proses seleksi dalam menentukan penerima beasiswa yang beprestasi dan merupakan calon mahasiswa yang
masih mengalami kendala. Di lapangan masih memiliki potensi tetapi mereka tidak memiliki biaya
ditemukan kurang tepatnya penyaluran beasiswa yang untuk melanjutkan sampai jenjang perguruan tinggi,
di akibatkan oleh sistem yang masih konvensional atau karena berasal dari kalangan keluarga tidak mampu
manual. Selain itu pengambil keputusan tidak dapat secara ekonomi. Menghadapi kendala seperti inilah
melihat kriteria-kriteria dalam beasiswa secara program terbaru yang dikelola DIKTI adalah berupa
bersama-sama. Dalam ilmu komputer terdapat suatu solusi beasiswa bidikmisi. Pemerintah melalui
sistem yang dapat membantu pengambil keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti)
untuk mengatasi masalah yang sifatnya semi struktur Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010
ataupun tidak terstruktur yaitu sistem pendukung meluncurkan program bantuan biaya pendidikan
keputusan. Dalam Sistem Pendukung Keputusan Bidikmisi berupa bantuan biaya penyelenggaraan
terdapat berbagai metode salah satunya yaitu metode pendidikan dan bantuan biaya hidup kepada 20.000
Analytical Hierarchy Process (AHP) yang ditemukan calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik baik
oleh Thomas L.Saaty. AHP sendiri dapat membantu dan tidak mampu secara ekonomi yang
dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria diselenggarakan di 104 perguruan tinggi negeri dan
dengan melakukan analisa perbandingan berpasangan swasta. Program ini merupakan salah satu program 100
dari masing-masing kriteria yang sudah ditentukan. Hari Kerja Menteri Pendidikan Nasional pada tahun
Dengan melihat masalah yang ada dalam pengambilan 2009[9].
keputusan dalam pemilihan penerima beasiswa, sistem Dengan demikian dibutuhkan sistem pendukung
pendukung keputusan dengan menggunakan metode keputusan penyeleksian penerima beasiswa dengan
AHP dirasa tepat untuk digunakan dalam membantu cepat dan tepat, untuk meringankan beban kerja bagian
pengambilan keputusan untuk menentukan penerima panitia tim penyeleksi dalam menentukan penerima
beasiswa. Diharapkan hasil dalam penelitian ini dapat beasiswa.
membantu pengambil keputusan dalam menentukan Pada penelitian-penelitian sebelumnya, SPK
penerima beasiswa. banyak digunakan dalam berbagai bidang, salah
Kata Kunci : Beasiswa, Seleksi, Ilmu Komputer, Sistem satunya adalah pendidikan. Sistem pendukung
Pendukung Keputusan, Metode AHP keputusan yang digunakan dalam pendidikan adalah
pengambilan keputusan penyeleksian pemberian
I. Pendahuluan beasiswa kepada calon mahasiswa diperguruan tinggi.
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer yang Pada penelitian ini penulis memberikan solusi
sejak dini hingga dewasa hendaknya dirasakan oleh yaitu menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchi
seluruh lapisan masyarakat, hal ini sesuai dengan Process), Model pendukung keputusan ini akan
amanat undang-undang dasar (UUD) negara kita, menguraikan masalah multifaktor atau multi kriteria
anjuran agama dan menjadi penentu kemajuan suatu yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki
bangsa. Pendidikan juga merupakan variabel vital didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah
untuk pembangunan suatu bangsa. Bangsa bisa maju permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur
dengan cepat dibandingkan dengan negara lain karena multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang
ilmu pengetahuan (knowledge) yang merata keseluruh diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya
lapisan masyarakatnya. Institusi yang paling ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan
bertanggung jawab untuk penyebaran pengetahuan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan
adalah institusi pendidikan. Dalam upaya ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian
pembangunan bidang pendidikan, pemerintah selaku diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga
institusi utama pendorongnya telah melakukan permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan
sejumlah kebijakan seperti program wajib belajar 9 sistematis[13].
tahun dan pengadaan program beasiswa bidikmisi di A. Sistem
Universitas atau Perguruan Tinggi[18]. Sistem dapat terdiri atas kegiatan-kegiatan
yang berhubungan guna mencapai tujuan-tujuan

1
Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6. ISSN 1693 0010 (print)

perusahaan seperti pengendalian inventaris atau 2,4,6,8


Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan
(Ragu-ragu)
penjadwalan produksi[17]. Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan
B. Informasi Kebalikan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya
dibandingkan dengan i
Informasi adalah data yang diolah menjadi suatu
bentuk yang berguna bagi penerimanya dan memiliki 3) Menentukan prioritas
nilai bagi pengambilan keputusan saat ini atau dimasa Menentukan prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat
yang akan datang[3]. dipandang sebagai bobot/kontribusi elemen tersebut
C. Sistem Pendukung Keputusan terhadap tujuan pengambilan keputusan. Prioritas ini
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan
sistem informasi komputer yang menghasilkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
berbagai alternatif keputusan untuk membantu pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi)
pemimpin dalam menangani berbagai permasalahan maupun secara tidak langsung (kuisioner).
semi terstruktur dengan menggunakan data dan 4) Menghitung Konsistensi Logis
model[7]. Konsistensi memiliki dua makna.Pertama, objek-objek
D. Analytical Hierarchi Process (AHP) yang serupa bisa dikelompokkan sesuai dengan
Analytical Hierarchi Process (AHP) adalah sebuah keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut
model dengan hirarki fungsional dimana input tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada
utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki kriteria tertentu
suatu masalah yang kompleks dan tidak tersetruktur 2. Pembahasan
dipecahkan kedalam kelompok-kelompoknya. Dilihat dari jenis informasi yang dikelola, jenis
Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif.
suatu bentuk hirarki[6]. Penelitian deskriptif merupakan penilaian yang
Dalam menyelesaikan permasalahan dalam AHP ada dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri
beberapa prosedur/langkah-langkah yang harus (independen) tanpa membuat perbandingan atau
dilakukan[6] : membangun hubungan dengan variable yang lain.
1) Menyusun Hierarchy A. Populasi dan Sampel
Penyusunan hirarki yaitu dengan menentukan tujuan Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek atau
yang merupakan sasaran sistem secara keseluruhan obyek yang akan diteliti, populasi dalam ilmu sosial
pada level teratas. Level berikutnya terdiri dari kriteria- adalah manusia dalam suatu masyarakat, besar atau
kriteria untuk menilai atau mempertimbangkan jumlah populasi tersebut ada yang dapat ditetapkan
alternatif-alternatif yang ada dan menentukan secara pasti dan ada pula yang tidak ditetapkan secara
alternatif-alternatif tersebut. Setiap kriteria dapat pasti.
memiliki subkriteria dibawahnya dan setiap kriteria Sampel adalah bagian-bagian dari populasi
dapat memiliki nilai intensitas masing-masing. penelitian yang dipilih sebagai wakil representative
dari keseluruhan untuk di teliti.
Adapun pertimbangan pemilihan sampel yang
berdasarkan kategorisasi atau latar belakang responden
diatas, antara lain agar penyeleksian pemberian
beasiswa bidikmisi sesuai dengan yang diharapkan
lebih variatif dan objektif. Disamping itu para
responden ahli yang dalam hal ini adalah orang-orang
staff ahli dalam dunia pendidikan dan anggota tim
penyeleksi PT Teknokrat Bandar Lampung.
Berikut daftar lengkap para responden ahli :
Gambar 1. Hierarchy Metode AHP Tabel 2. Responden Ahli
2) Penilaian Kriteria dan Alternatif
Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan No Responden Jumlah
1 Ketua Yayasan PT Teknokrat Bandar 1 Orang
berpasangan.Untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai Lampung
9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan 2 Ketua Jurusan PT Teknokrat Bandar 1 Orang
pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari Lampung
skala perbandingan Saaty dapat diukur menggunakan 3 Bidang Kemahasiswaan PT Teknokrat 1 Orang
tabel analisis seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 1. Bandar Lampung
4 Tim Panitia Penyeleksi Beasiswa 3 Orang
Tabel 1. Skala Perbandingan Berpasangan Jumlah 6 orang
Tingkat
Keterangan Berikut ini merupakan grafik hierarki dan keputusan
kepentingan
1
Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama / kedua analisis strategi dengan AHP. Dapat dilihat pada
elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting dari pada elemen gambar 3
3 Penerima

yang lainnya Beasiswa


Bidikmisi

5 Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen lainnya


Satu elemen jelas lebih mutlak penting dari pada elemen Akademik Non Sosial
7
lainnya
9 Satu elemen mutlak penting dari pada elemen lainnya Nilai Ujian Keaktifan Penghasilan
Jumlah
Kepribadian Tanggungan
Nasional Organisasi Orang Tua
Orang Tua

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5

2
Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6. ISSN 1693 0010 (print)

c. Hasil dari penjumlahan baris dibagi


dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
Gambar 2. Struktur Hierarki d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan
B. Standar penilaian dalam menentukan calon banyaknya elemen yang ada, hasilnya
penerima beasiswa. disebut λ maks
Penilaian alternatif pada sistem penunjang 5. Hitung Consistency Index (CI) dengan rumus :
keputusan penyeleksian pemberian beasiswa bidikmisi CI=( λ maks-n)/(n-1)
ini dilakukan dengan membagi 2 (dua) penilaian yaitu Dimana n = banyaknya elemen
penilaian penilaian kuantitatif dan penilaian kulatitatif. 6. Hitung Rasio Konsistensi / Consistency RatioI
Penilaian kuantitatif dilakukan dengan mengambil data (CR) dengan rumus:
dari data form dan pengentrian langsung, sedangkan CR=CI/RC
penilaian kualitatif dilakukan dengan melakukan Dimana CR = Consistency Ratio
perbandingan berpasangan. CI = Consistency Index
Metode analisis dapat berdasarkan hasil kuisioner IR = Indeks Random Consistency
tentang penyeleksian pemberian beasiswa berdasarkan Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih
efektifitas kinerja dan memakai pendekatan proses besar dari 10%, maka penilaian data judgment harus
hirarki yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP). diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR)
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi kurang atau sama dengan 0.1, maka hasil perhitungan
yang di inginkan, lalu menyusun hierarki dari bisa dinyatakan benar.
permasalahan yang dihadapi. a. Penilaian Kuantitatif terdiri dari
Penyusunan hierarki adalah dengan menetapkan 1. Akademik
tujuan yang merupakan sasaran sistem secara Kriteria ini dinilai berdasarkan satu
keseluruhan pada level teratas. subkriteria, yaitu Nilai ujian Nasional. Penilaian
2. Menentukan prioritas elemen subkriteria ini diperoleh dengan melihat prosentase
a. Langkah pertama dalam menentukan nilai ujian nasional yang didapat oleh siswa. Standar
prioritas elemen adalah membuat penilaiannya dapat di lihat pada tabel 3.
perbandingan pasangan, yaitu Tabel 3
membandingkan elemen secara Subkriteria Nilai Ujian Nasional
berpasangan sesuai kriteria yang diberikan. Sub Kriteria Nilai
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi 75.00 – 100.00 100
menggunakan bilangan untuk
merepresentasikan kepentingan relatif dari
b). Non
suatu elemen terhadap elemen lainnya.
Kriteria ini dinilai berdasarkan satu subkriteria,
3. Sintesis
yaitu Keaktifan Organisasi. Penilaian subkriteria ini
Pertimbangan-pertimbangan terhadap
diperoleh dengan melihat prosentase keaktifan
perbandingan berpasangan di sintesis untuk
organisasi yang didapat oleh siswa. Standar
memperoleh keseluruhan perioritas. Hal-hal yang
penilaiannya dapat di lihat pada tabel 4.
dilakukan dalam langkah ini adalah :
Tabel 4
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom
Subkriteria Non
pada matriks. Sub Kriteria Nilai
b.Membagi setiap nilai dari kolom dengan total
Aktif 100
kolom yang bersangkutan untuk memperoleh
normalisasi matriks. Tidak 50
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan c). Sosial
membaginya dengan jumlah elemen untuk Kriteria sosial dinilai berdasarkan 3 subkriteria,
mendapatkan nilai rata-rata. yaitu :
4. Mengukur Konsistensi a. Kepribadian
Dalam pembuatan keputusan, penting untuk Tabel 5
mengetahui seberapa baik konsistensi yang ada karena Subkriteria Kepribadian
kita tidak menginginkan keputusan berdasarkan
pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal Sub Kriteria Nilai
yang dilakukan dalam hal ini adalah : Cukup 50
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama
dengan prioritas relatif elemen pertama, Baik 100
nilai pada kolom kedua dengan prioritas
relatif elemen kedua, dan seterusnya. b. Penghasilan Orangtua
b. Jumlahkan setiap baris. Tabel 6
Subkriteria Penghasilan Orangtua

3
Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6. ISSN 1693 0010 (print)

3. V
a Sub Kriteria Nilai
r 1.5Jt – 3Jt 100
i
a 4Jt – 5Jt 100
b
c. jumlah Tanggungan
el Sosial (Kepribadian, Penghasilan Orang
Tabel 7 Tua, Jumlah Tanggungan Orang Tua)
Subkriteria Jumlah Tanggungan 1) Analisis Kebutuhan Fungsional
Sub Kriteria Nilai Sistem yang dikembangkan harus mempunyai
kebutuhan fungsional sebagai berikut :
1 2 Anak 50 1. User Friendly, Sistem harus dapat
3 – 5 Anak 100 memudahkan user dalam mengelola
laporan keuangan, baik dari segi user
C). Pemodelan Sistem interface maupun kemudahan dalam
Diagram Use Case menggunakan aplikasi.
Use case diagram menggambarkan sebuah 2. Sistem harus dapat login sebelum masuk
fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Hal ke menu utama, pada sistem yang dibuat
yang ditekan kan adalah “apa” yang dikerjakan sistem, login dibedakan menjadi 2 user yaitu
dan bukan “bagaimana” sistem mengerjakannya. admin dan tim, di mana admin yang
a. Use Case diagram Login mengelola data transaksi perhitungan ahp
dan membuat laporan hasil, Sedangkan
login tim hanya dapat melakukan proses
simulasi penyeleksian penerima beasiswa.
3. Sistem harus dapat mengelola data
perhitungan ahp
4. Sistem harus dapat mencetak laporan
dalam format pdf.
Gambar 3. Use Case Diagram Login
2) Analisis Kebutuhan Non Fungsional
Kebutuhan non fungsional pada sistem ini
meliputi :
b. Use Case Input Data
1. Kebutuhan Operasional
a. Kebutuhan Software
b. Kebutuhan Hardware
B. Simulasi dan Pengujian
Pada tahap ini peneliti akan melakukan simulasi
dan pengujian terhadap aplikasi yang sudah
dibuat, tujuan dari simulasi dan pengujian ini
adalah untuk menguji apakah hasil pengujian
dapat menyelesaikan permasalahan yang ada pada
penyeleksian pemberian beasiswa.
C. Prototipe Sistem Penunjang Keputusan
Gambar 4. Use Case Diagram Input Data
1. Tampilan Awal Sistrem (login)
A. Analisis Kebutuhan Sistem Pada tampilan awal menampilkan form login
Model yang akan dikembangkan adalah dimana pengguna terlebih dahulu melakukan login
bagaimana merancang model sistem penunjang dengan memasukan username dan password yang telah
keputusan yang nantinya akan membantu tim panitia didaftarkan kedalam database oleh admin. Dapat dilihat
seleksi menentukan calon mahasiswa yang berhak pada gambar 5
menerima beasiswa bidikmisi. Selain itu memudahkan
pihak manajemen untuk mendapatkan laporan sesuai
dengan kebutuhan. Informasi yang akan ditampilkan
meliputi informasi tentang kriteria yang digunakan
pada saat seleksi dan subkriteria sebagai faktor
penunjang dari keputusan yang akan diambil.
Ada 3 kriteria dan 5 subkriteria yang akan di analisis di
jadikan variabel dalam menentukan penerima beasiswa
bidikmisi
1. Variabel Akademik (Nilai Ujian Nasional) Gambar 5. Tampilan Login Sistem
2. Variabel Non (Keaktifan Organisasi)

4
Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6. ISSN 1693 0010 (print)

2. Tampilan Form Kategori


Pada tampilan menu kategori ini menampilkan
field isi nama kategori yang digunakan untuk
menginputkan kategori/kriteria yang digunakan untuk
seleksi, dan alias kategori yang digunakan untuk
memberikan inisial dari kategori. Dapat dilihat pada
gambar 6.

Gambar 9. Tampilan Form Laporan


6. Tampilan Form Entry Simulasi
Pada form ini menampilakan simulasi yang akan
dilkukan oleh user pada saat proses penyeleksian
berlangsung dengan menginputkan kriteria-kriteria
yang dibutuhkan untuk seleksi dan memberikakn bobot
nilainya. Dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 6. Tampilan Menu Kategori


3. Tampilan Form Sub Kategori
Pada tampilan menu sub kategori ini
menampilkan pilih nama kategori kemudian
menginputkan sub kategori berdasarkan kategori yang
kita gunakan, lalu menginputkan isi nilai sub kategori.
Dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 10. Form Simulasi
D. Penentuan Bobot dan Proses Perhitungan
Proses pengisiannya dengan menganalisa prioritas
antara kriteria baris dibandingkan dengan kriteria
kolom. Mengisinya hanya perlu menganalisa prioritas
kriteria yang terdapat diatas pada garis diagonal atau
kebalikannya.
Hal ini sesuai dengan persamaan yaitu : elemen [i,j] = 1
untuk i = j = 1, 2,…,n (untuk penelitian ini n = 3),
Gambar 7. Tampilan Menu Sub Kategori sehingga elemen [i,j] = 1 / (elemen [j,i]), untuk i > j,
4. Tampilan Form Setting AHP dimana i = baris dan j = kolom. Sebagai contoh untuk
Pada tampilan menu setting AHP ini membuktikan persamaan tersebut yaitu :
menampilkan kriteria berpasangan yang akan 1. Untuk persamaan elemen [i,j] = 1 untuk i = j =
diinputkan berdasarkan nilai perbandingan dan 1, 2,…,n
kemudian akan dilakukan proses perhitungan. Dapat a. Untuk elemen [1,1] = 1
dilihat pada gambar 8. b. Untuk elemen [3,3] = 1
c. Untuk elemen [5,5] = 1
2. Untuk persamaan elemen [i,j] = 1 / (elemen
[j,i]), untuk i > j
a) Untuk elemen [2,1] = 1 / (elemen [1,2])
=1/4
= 0.25
b) Untuk elemen [3,2] = 1 / (elemen [2,3])
=1/5
= 0.2
c) Untuk elemen [5,2] = 1 / (elemen [2,5])
=1/4
Gambar 8. Tampilan Menu Setting AHP = 0.25
5. Tampilan Form Laporan
Pada form ini menampilkan hasil perhitungan
yang telah dilakukan pada saat perhitungan AHP, dan
menjadi acuan pengambilan keputusan. Dapat dilihat
pada gambar 9

5
Jurnal TEKNOINFO, Vol. 10, No. 2, 2016, 1-6. ISSN 1693 0010 (print)

Shafer. Jurnal Pekommas, Vol.17, (April, 2014):


23-32.
[3] Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer,
Edisi Pertama, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2013.
Hasil prioritas masing-masing kriteria yang dapat
[4] Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
dilihat pada tabel 8: Penerima Beasiswa dengan Metode Simple
Kriteria Prioritas Dalam Persentase
Additive Weighting (SAW). Jurnal Pelita
(NU) 75-100 0.227503 22.75%
(KO) TIDAK 0.213229 21.32% Informatika Budi Darma, Vol. 5, (Desember,
(KO) AKTIF 0.144052 14.41% 2013): 133-138.
(KP) CUKUP 0.111756 11.18% [5] Pengenalan Sistem Informasi, Edisi 1, Yogyakarta
(KP)BAIK 0.078272 7.83% : Andi Offset, 2003
(PO) 1.5-3JT 0.0756 7.56% [6] Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung
(PO) 4-5 JT 0.070765 7.08%
(JT) 1-2 ANAK 0.04827 4.83%
Keputusan, Edisi Pertama, Yogyakarta: CV Andi
(JT) 3-5 ANAK 0.030554 3.06% Offset, 2007.
Proses selanjutnya menghitung α maksimal, CI, dan [7] Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan dalam
CR dengan rumus : Manajemen Rantai Pasok, Edisi Keempat, Bogor :
α max = α = 9 = 1 PT Penerbit IPB Press, 2010.
n 9 [8] Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan
CI = α max – n = 1 – 9 = -8 = -1 PHP dan MYSQL, Yogyakarta : Gava Media,
n–1 9–1 8 2004
CR = CI = -1 = -0,6896552 [9] www.bidikmisi.dikti.go.id, (diakses pada 10
RC 1.45 Maret 2015).
Karena CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan [10] Pedoman Beasiswa Dikti
pada matriks kriteria yang diberikan adalah konsisten. http://pojoksatu.id/pojok-news/2015/03/25/6-
Dengan menggunakan persamaan 2.1 dan 2.2 hal yang jenis-beasiswa-dikti-2015/ (diakses pada 25 Maret
sama juga diterapkan pada level subkriteria dan 2015)
alternatif. [11] Sistem Pendukung Keputusan Pemberian
Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru
Hasil perhitungan disajikan pada tabel 9 berikut : Menggunakan Metode TOPSIS. Jurnal Seminar
Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kriteria Nilai CR Keterangan Terapan, (November, 2013): 265-272.
Nilai Ujian -0,6896552 Konsisten [12] Hardiyanti Dinna. “Penentuan Penerima Beasiswa
Keaktifan -0,5766432 Konsisten dengan Menggunakan FUZZY MADM. Jurnal
Organisasi Seminar Nasional Informatika, (Yogyakarta,
Kepribadian -0,6458798 Konsisten 2011): 16-20
Penghasilan -0,7453091 Konsisten [13] Penerapan Analitycal Hierarchy Process (AHP)
Orangtua dalam Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja
Jumlah -0,5936701 Konsisten Guru. Jurnal Pelita Informatika Budi Darma,
Tanggungan Vol.4, (Agustus 2013).
3. Kesimpulan [14] Rekayasa Perangkat Lunak (Terstruktur dan
Dalam penelitian yang telah dilakukan maka Berorientasi Objek), Bandung: Modula.
kesimpulan yang diperoleh untuk menjawab [15] Decision Making For Leaders: The Analytical
pertanyaan dari rumusan masalah bahwa dengan Hierarchy Process For Decision In Complex
dibuatnya sistem penunjang keputusan akan World. RWS Publication, Pittsburgh
mempermudah pihak manajemen dan tim panitia [16] MySQL 5:Dari Pemula Hingga Mahir, Jakarta:
seleksi dalam mendapatkan informasi yang sesuai Achmatim.net.
dengan kebutuhan dengan menggunakan metodelogi [17] Analisis Sistem Informasi, Edisi Pertama,
yanng digunakan pada penelitian ini yang disesuaikan Yogyakarta: CV Andi Offset, 2012.
dengan kebutuhan penggunanya. Dengan sistem
penunjang keputusan ini pihak manajemen dan tim
panitia seleksi akan lebih mudah melihat hasil dari
penyeleksian beasiswa berdasarkan kriteria dan
subkriteria yang telah di tentukan.

Daftar Pustaka
[1] Analisis dan Perancangan Sistem Informasi,
Edisi Pertama, Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007
[2] Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Beasiswa
Menggunakan Teorema Bayes dan Dempster-

Anda mungkin juga menyukai