Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN JIWA TERKAIT RESIKO PRILAKU

KEKERASAN DAN RESIKO BUNUH DIRI

Nama Kelompok :
Khairun Nisya
Lia Irawati
Reza Sri Mulfia
Sun Fredrick

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2018
Contoh kasus Resiko Prilaku Kekerasan
Tn A (38 thn) dibawa ke RSJ oleh keluarganya. Saat datang ke RSJ Tn A marah-marah,
bicara kotor dan kasar, wajah tegang, gelisah, gaduh. Saat ibunya ditanya mengapa
suaminyanya marah-marah, ibu menjawab karena keinginan Tn A tidak dipenuhi, ibu
menyatakan sebelum 2 hari masuk rumah sakit Tn A memukul istri dan memecahkan barang-
barang. Klien juga mengatakan bahwa TN A sering merasa kesal dan kemudian dada
berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan terkepal. Tn A pernah masuk
RSJ selama 3 hari.

A. Pohon Masalah Pada Resiko Prilaku Kekerasan

Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Prilaku kekerasan PPS : Halusinasi

Regimen terapeutik Inefektif HDR Kronis Isolasi Sosial

Koping keluarga tidak efektif Berduka disfungsional

B. SP
1. Membina hubungan saling percaya, pengkajian prilaku kekerasan dan mengajarkan
cara menyalurkan rasa marah

Orientasi :

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya A, saya perawat dari STIKes Payung Negeri
Pekanbaru saya yang akan merawat bapak hari ini. Nama bapak siapa? Senangnya dipanggil
apa? Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan bapak marah?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Dimana enaknya kita berbincang-bincang
pak?”

Kerja :

“Apa yang menyebabkan bapak memukul istri bapak dan memecahkan perabotan di rumah ?
Apa yang bapak rasakan sebelum bapak memukul ibu dan memecahkan barang-barang di
rumah? Apa perubahan yang terjadi pada diri bapak sebelum memukul ibu dan memecahkan
barang-barang dirumah? Apakah bapak merasakan kesan dan kemudian dada bapak berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan terkepal sebelum bapak memukul istri
dan memecahkan barang-barang? Apakah ada tanda atau hal lain yang bapak rasakan
sebelum bapak memukul dan memecahkan barang? Menurut bapak apa kerugiannya bila
bapak memukul istri dan merusak perabotan rumah tangga? Menurut bapak apakah ada cara
lain yang lebih baik untuk mengungkapkan kemarahan bapak agar tidak menimbulkan
kerugian? Maukah bapak belajar cara marah yang baik agar rasa jengkel bapak tersalurkan
tetapi tidak menimbulkan kerugian?”

Terminasi “

“bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana saya


datang kembali kerumah bapak dua hari yang akan datang? Jam berapa sebaiknya saya
datang kembali? Dimana enaknya kita bercakap-cakap nanti? Bagaimana kalau nanti kita
bicarakan tentang cara menyalurkan marah secara fisik? Nah selama 2hari tidak bertemu ini
coba bapak pikirkan bagaimana menurut bapak cara menyalurkan marah secara fisik?”

2. Mengontrol prilaku kekerasan secara fisik

Orientasi :

“Assalamualaikum pak, sesuai janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi.
Apakah bapak sudah memikirkan kira-kira bagaimana caranya menyalurkan marah secara
fisik? Bagaimana kalau kita bicarakan cara tersebut sekarang? Dimana enaknya kita
berbincang-bincang tentang hal tersebut? Berapa lama mau bapak kita berbincang-bincang
tentang hal tersebut?”

Kerja :
“ kalau tanda-tanda marah yang bapak sebutkan dua hari yang lalu seperti melotot, dada
berdebar-debar dan perasaan kesal, hal pertama yang bisa bapak lakukan adalah memukul-
mukul kasur dan bantal. Kedua, bapak bisa menarik napas dalam untuk menyalurkan
perasaan-perasaan tadi. Nah.... coba sekarang kita ke kamar, disana nanti akan saya
peragakan cara memukul bantal dan kasur. Begini caranya pak!” (Perawat
memperagakannhya)

“coba bapak ulangi! Ya... bagus sekali cara bapak memukul kasur dan bantal. Sekarang saya
ajarkan caranya menarik napas dalam. Begini pak, taik napas melalui hidung, tahan sampai
hitungan ketiga lalu hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Lakukan berulang-ulang
sampai perasaan kesal dan dada berdebar-debar tadi hilang atau berkurang. Kurang lebih
selama lima kali pak. Sekarang kita buatkan jadwalnya ya pak, berapa kali dalam sehari
bapak melakukan latihan memukul kasur dan bantal serta tarik napas dalam ini?”

Terminasi :

“bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara menyalurkan marah
secara fisik? Coba bapak sebutkan lagi cara-cara memukul kasur dan bantal serta napas
dalam tadi! Setelah ini coba bapak lakukan latihan memukul kasur bantal dan tarik napas
dalam sesuai dengan jadwal yang kita buat tadi. Dua hari lagi saya akan kembali
mengunjungi bapak ya? Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak setuju?
Nanti kita akan membicarakan tentang cara bicara yang baik bila sedang marah, setuju pak?”

3. Mengontrol prilaku kekerasan secara sosial atau verbal

Orientasi :

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarng saya datang lagi.
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan napas dalam, pukul kasur dan bantal serta bicara
yang baik pak? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

“bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah bapak, yaitu
dengan cara mengungkapkan sesuatu dengan cara yang baik kepada orang yang dianggap
bermasalah dengan bapak? Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”

Kerja :
“pak kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam, jiak tidak
reda juga marahnya bisa pukul bantal atau guling atau jika tidak reda juga dan bapak masih
kesal dengan orang yang menyebabkan bapak marah, coba ketemu dengan yang bersangkutan
kemudian sampaikan dengan kata-kata yang sopan, jels maksudnya dan tidak menyalahkan.
Atau bila bapak merasa dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu padahal bapak tidak
mau maka coba bapak sampaikan juga penolakannya dengan cara yang sopan, tidak
menggurui, dan berikan penjelasan mengapa bapak mengambil sikap demikian?”

“bagaimana pak, bisa bapak coba cara ini? Bagaimana kalau sekarang kita buat jadwal untuk
mengungkapkan kepada seseorang yang telah membuat bapak kesal?”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara menyalurkan marah
dengan mengungkapkan kepada seseorang yang telah membuat bapak kesal?”
“coba bapak sebutkan lagi cara menyalurkan marah dengan mengungkapkan kepada
seseorang yang telah membuat bapak kesal!”

“besok insyaallah saya akan mengunjungi bapak lagi ya”

“bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bapak setuju?”


“ setelah ini coba bapak bertemu dengan seseorang di rumah sakit ini yang pernah membuat
bapak kesal, sesuai jadal yang telah kita buat tadi”

“nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa
marah bapak, setuju pak?”

4. Mengontrol prilaku kekerasan secara spritual

Orientasi :

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan napas dalam, pukul bantal dan kasur serta
bicara yang baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Bagaimana
kalau sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah bapak yaitu dengan ibadah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut? Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
Kerja :

“pak kalu bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam jika tidak
reda juga marahnya rebahkan badan lalu rileks, jika tidak reda juga ambil air wudhu
kemudian shalat. Bagaimana bapak mencoba cara ini? Bagaimana kalau sekarang kita buat
jdwal shalatnya pak?”

Terminasi :

“bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tentang cara menyalurkan marah
melalui melakukan ibadah? Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan
bila bapak merasa marah. Dua hari lagi saya akan mengunjungi bapak lagi ya! Bagaimana
kalau waktunya seperti sekarang ini sayja. Bapak setuju tidak? Setelah ini coa bapak tunaikan
shalat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi? Nanti kita akan membicarakan cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”

5. Mengontrol prilaku kekerasan dengan obat

Orientas :

“Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang
lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara
yang baik serta shalat dan baca doanya? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang
benar? Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang sayaa akan
jelaskan tentang pentingnya minum obat.”

Kerja :

“bapak perlu minum obat ini secara teratur agar pikiran menjadi lebih tenang dan tidurnya
juga tenang. Obatnya ada 3 macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ, yang putih
namanya THP, dan yan merah jambu namanya HLP. Semuanya ini harus bapak minum 3x
sehari yaitu pada jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat
mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu.
Bila terasa berkunang-kunang bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.
Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label dikotak obat apakah benar nama bapak tertulis
disana, berapa dosisi yang harus diminim dan jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar”

6. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien prilaku


kekerasan di rumah

Orientasi :

“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya.... saya perawat dari STIKes Payung Negeri
Pekanbaru saya yang kan merawat bapak hari ini. Nama ibu siapa? Senang dipanggil apa?
Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yng menyebabkan bapak marah dan cara
mengatasinya? Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Dimana enaknya kita
berbincang-bincang bu?”

Kerja :

“bu , marah adalah suatu perasaan yang wajar tetapi bili tidak disalurkan dengan benr akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan. Yang menyebabkan suami ibu
marah dan mengamuk adalah kalau direndahkan. Kalau nanti wajah suami ibu tampak tegang
dan merah, lalu kelihatan gelisah itu artinya bapak sedang marah dan biasanya setelah itu ia
akan melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga. Bila hal trsebut
terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tetapi tegas jangan lupa jaga jarak dan
jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti gelas dan pisau. Jauhkan juga anak-
anak kecil dari bapak. Bila bapak masih marah dan mengamuk juga segera bawa ke
puskesmas atau rumah sakit jiwa setelah sebelumnya difiksasi dulu. Jangan lupa minta
bantuan orang lain saat mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan
jelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Nah bu, ibu sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara
mengontrol marah yang sudah dibuat. Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik
jangan berikan pujian ya bu.”

Terminasi :

“bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentng cara merawat bapak? Coba ibu
sebutkan lagi cara merawat bapak! Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat
untuk bapak ya bu. Kalau bapak marahnya sampai memukul atau merusak barang, segera
hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0812xxxxxxxx karena dalam kondisi seperti itu
bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut.”

Anda mungkin juga menyukai