Anda di halaman 1dari 5

Nama : Reza Sri Mulfia

NIM : 163010041
Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa 2

KASUS : Waham Kebesaran

Tn. B berusia 32 tahun masuk ke RS Jiwa HB. Sa’anin Padang (17 september 2015)
diantar oleh keluarganya dengan keluhan mengamuk di Gramedia dan berkelahi dengan
tukang parkir dan sejak 4 hari sebelum masuk klien suka gonta ganti baju tanpa alasan yang
jelas. Klien mengatakan bahwa dia adalah nabi, tampak selalu memakai pakaian putih,
tampak bicara banyak, mendominasi pembicaraan. Klien sering keluar masuk rumah, emosi
labil, mengikuti kemauan sendiri, tidur malam tidak nyenyak, sering mandi tengah malam,
marah-marah pada orang lain jika kemauannya tidak dipenuhi. Berkelahi dengan orang lain,
memecahkan perabotan rumah tangga, berbicara dan senyum-senyum sendiri, terkadang
menangis tanpa sebab.

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi

Fase orientasi

a. Salam terapeutik
“Assalamu’alaikum, Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Reza SM, Boleh
dipanggil Ejak. Saya mahasiswa STIKes Payung Negeri Pekanbaru, saya yang akan
merawat bapak selama 1 minggu. Nama bapak siapa ? senangnya dipanggil apa ?”
b. Evaluasi validasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana tidurnya semalam pak? ”
c. Kontrak
“Berapa lama bapak B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, pak? Di sini atau di taman pak?
Baiklah selama 15 menit ke depan kita akan berbincang-bincang tentang apa yang di
rasakan agar kita saling mengenal. Bagaimana pak bersedia?

Fase Kerja
(Bpk B menceritakan semua yang ia rasakan) terlihat ia berhenti berbicara, sesekali
terlihat raut wajah yang kesal dan senyum-senyum sendiri.
“Saya mengerti bapak B merasa bahwa bpk B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya
untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus pak?”
“Tampaknya bapak B gelisah sekali, bisa bpk ceritakan apa yang bpak B rasakan?”
“O... jadi bapak B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri bapak sendiri?”
“Siapa menurut bapak B yang sering mengatur-atur diri pak?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya pak, juga kakak dan adik bapak yang lain?”
  “Kalau bapak sendiri inginnya seperti apa?”
  “O... bagus bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya bapak ingin ada kegiatan diruangan ini ya”

Fase Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang dengan saya?”
b. Evaluasi objektif
“Coba bapak sebutkan lagi kegiatan apa saja yang bapak ingin lakukan?”
c. Kontrak
1. Topik
“Kalau begitu nanti kita berbincang-bincang lagi ya pak tentang kegiatan
apa saja yang mungkin bapak lakukan disini”
2. Tempat
“Mau dimana bapak kita berbincang-bincangnya? Apakah disini lagi
pak?”
3. Waktu
“Mau berapa lama pak? Bagaimana kalau 20 menit?” bapak atur saja
jadwalnya ya pak” Kalau begitu saya pamit dulu, selamat siang pak.”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekkannya

Fase Orientasi
“Selamat pagi pak B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
“Apakah pak B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran bapak?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi pak B tersebut?”
“Berapa lama pak B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal
tersebut?”

Fase Kerja

“Apa saja hobby bapak? Saya catat ya pak, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bapak B pandai main catur ya, tidak semua orang bisa bermain catur
seperti itu  lho pak B”
“Bisakah bapak B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main catur, siapa yang
dulu mengajarkannya kepada bapak B, dimana pak?”
“Bisakah bapak B peragakan kepada saya bagaimana bermain catur yang baik  itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak B ini ya, berapa kali sehari/seminggu
bapak B mau bermain catur?”
“Apa yang bapak B harapkan dari kemampuan bermain catur ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan pak B yang lain selain bermain catur?”

Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan
bapak?”
“Setelah ini coba bapak B lakukan latihan catur sesuai dengan jadwal yang telah kita buat
ya?”
  “Besok kita ketemu lagi ya pak?”
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang pak? Di ruang tamu saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bapak B minum, setuju?”
SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Fase Orientasi
“Selamat pagi pak B.”
“Bagaimana bapak sudah dicoba latihan caturnya? Bagus sekali” 
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan
tentang obat yang bapak B minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di ruang tamu ini saja?”
“Berapa lama bapak B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

Fase Kerja

 “bapak B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ bapak B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam ya pak, yang warnanya oranye  namanya CPZ gunanya agar
tenang,  yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang  merah jambu ini
namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7
pagi, jam 1 siang, dan jam 7  malam”.
  “Bila nanti setelah minum obat mulut bapak B terasa kering, untuk membantu
mengatasinya bapak bisa banyak minum ”.
  “Sebelum minum obat ini bapak B dan keluarga mengecek dulu label di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa
saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bapak B tidak menghentikan sendiri
obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

 Fase Terminasi

“Bagaimana perasaan bapak B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang bapak B
minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan bapak. Jangan lupa minum obatnya dan nanti
saat makan minta sendiri obatnya pada perawat”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya pak!”
“pak, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di sini?”
“Sampai besok ya pak”

Anda mungkin juga menyukai