Anda di halaman 1dari 57

MODUL EKONOMI

KELAS X (SEMESTER 2)

LEMBAGA JASA KEUANGAN DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA


Kompetensi Dasar :
3.5. Mendeskripsikan lembaga jasa keuangan dalam perekonomian.
4.5 Menyajikan tugas, produk, dan peran lembaga jasa keuangan dalam perekonomian
Indonesia.

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda memahami materi Bank secara lengkap dan
memiliki rasa ingin tahu akan lembaga keuangan yang akan membantu kehidupan kita sehari-hari.

B. Uraian Materi
Anda tentu sering mendengar istilah lembaga keuangan dan akan langsung mengaitkannya
dengan bank. Lebih dari itu, lembaga keuangan sebenarnya tidak hanya terbatas pada bank, tetapi
ada pula berbagai bentuk lainnya. Untuk mendapatkan pemahaman lebih lanjut, berikut ini ulasan
lengkap mengenai institusi ini.

Pengertian Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan merupakan badan usaha atau institusi di bidang jasa keuangan yang
bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya untuk pendanaan
serta dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau persentase. Meski demikian,
kegiatan usaha lembaga ini dapat berupa penghimpunan dana saja, menyalurkan dana saja, atau
keduanya sekaligus.

Jenis-Jenis Lembaga Keuangan


Berdasarkan jenisnya, lembaga keuangan di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu
lembaga keuangan Bank dan non-Bank.
1. Lembaga Keuangan Bank
Yang dimaksud adalah lembaga perantara keuangan yang didirikan dengan wewenang untuk
menerima dan menghimpun simpanan uang, meminjamkan uang, serta menerbitkan promes atau
banknote.
Bank ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu Bank Sentral yang berfungsi untuk menjaga
kestabilan perekonomian masyarakat dan dikendalikan oleh Bank Indonesia, Bank Umum yang
memberikan layanan jasa keuangan serta transaksi, dan Bank Perkreditan Rakyat yang menerima
simpanan dalam bentuk deposito berjangka.
2. Lembaga Keuangan Non-Bank
Sementara itu, lembaga non-Bank memberikan berbagai jasa keuangan dan menarik dana
dari masyarakat secara depository atau tidak langsung. Beberapa contoh lembaga keuangan yang
bukan bank antara lain adalah perusahaan leasing, perusahaan asuransi, perusahaan dana
pensiun, bursa efek, pegadaian, reksadana, dan lain-lain.
Untuk memenuhi kebutuhan keuangan di kemudian hari, sebagian dari pendapatan
masyarakat biasanya disimpan dalam bentuk tabungan di bank. Tabungan merupakan salah satu
produk penghimpunan dana dari bank. Selain bank, Anda juga dapat memanfaatkan produk-
produk Lembaga Keuangan Non-Bank (LKNB) atau Industri Kuuangan Non-Bank (IKNB)
seperti asuransi, leasing, dan dana pensiun. Sejak Januari 2014, pengaturan dan pengawasan
bank dan LKNB dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dalam bab ini, Anda akan mendapatkan penjelasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
bank, LKNB, dan OJK.
1. Bank
a. Pengertian Bank
Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang berarti meja atau bangku. Dalam
kehidupan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima
simpanan dana dari masyarakat baik dalam bentuk tabungan, deposito, maupun giro. Selanjutnya
dana tersebut disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk pinjaman (kredit)
atau dalam istilah bank syariah dikenal dengan pembiayaan. Menurut Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 tentang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidupmasyarakat.
Kegiatan bank pertama kali adalah sebagai tempat penukaran uang. Dalam perkembangan
selanjutnya, kegiatan bank berkembang menjadi tempat penyimpanan atau penitipan emas atau
perak untuk menghindari pencurian. Sebagai bukti bagi seseorang yang menitipkan uang atau emas,
maka ia menerima selembar kertas yang disebut goldsmith notes. Dalam praktik perbankan
sekarang hal tersebut disebut uang giral.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia, perkembangan perbankan semakin pesat
dan peranannya semakin penting. Hal tersebut disebabkan perkembangan perbankan tidak dapat
dipisahkan dari perkembangan perdagangan dunia dan teknologi. Bank berperan sebagai jantungnya
perdagangan, sehingga kehidupan ekonomi dunia tetap berlangsung.
b. Fungsi Bank
Setelah mendapat penjelasan tentangpengertian bank pada pokok bahasan sebelumnya, menurut
Anda apa sesungguhnya fungsi bank itu? Secara umum, bank berfungsi sebagai lembaga
intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito dan giro,
serta menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit). Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi bank adalah sebagai perantara antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana.
Bank memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian, yaitu sebagai salah satu roda
penggerak dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional. Bank dapat mendorong upaya
peningkatan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama suatu bank yaitu sebagai
lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada
masyarakat yang membutuhkan. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut ini:

a. Menghimpun Dana
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana, bank memiliki beberapa sumber dana, di
antaranya sebagai berikut:
1) Dana sendiri berupa setoran modal waktu pendirian dan penjualan saham di bursa efek jika bank
tersebut sudah gopublic.
2) Dana masyarakat yang dikumpulkan melalui usaha perbankan seperti tabungan, giro dan deposito.
3) Dana Pasar Uang Antar Bank (PUAB).
b. Menyalurkan Kredit
Bank menyalurkan kembali dana yang dihimpun dalam bentuk kredit kepada masyarakat yang
memerlukan dana untuk kegiatan usaha (investasi, modal kerja) atau untuk kegiatan konsumsi.
Dengan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan berupa bagi hasil atau
bunga kredit. Dalam menyalurkan dana
kepada masyarakat, bank memegang prinsip kehati-hatian serta memerhatikan prinsip 5 C yakni
sebagai berikut:
1) Character, yaitu tabiat dan kemauan pemohon untuk memenuhi
kewajiban. Perlu diteliti tentang kepribadian, cara hidup dan keadaan keluarga serta moral pemohon
kredit.
2) Capacity, yaitu kemampuan, kepandaian dan keterampilan menggunakan kredit yang diterima,
sehingga memperoleh kemajuan, keuntungan serta mampu melunasi kewajiban atauutangnya.
3) Capital, yaitu modal seseorang atau badan usaha penerima kredit. Tidak semua modal harus
bersumber dari kredit.
4) Collateral, yaitu kepastian berupa jaminan yang dapat diberikan oleh penerima kredit. Agunan atau
jaminan sebagai alat pengaman dari ketidakpastian pada waktu yang akan datang pada saat kredit
harus dilunasi.
5) Condition of economies, yaitu yaitu kondisi ekonomi yang terjadi pada saat proses kredit dilakukan
dan prakiraan kondisi ekonomi di masa depan, baik kondisi ekonomi secara umum maupun kondisi
ekonomi pihak yang mengajukan kredit.
c. Memberikan Pelayanan Jasa
Bank juga berfungsi sebagai “pelayan lalu-lintas pembayaran” berupa transfer
dana, inkaso, cek, kartu kredit, uang elektronik (e-money) dan pelayanan lainnya.

2. Jenis, Prinsip Kegiatan Usaha, dan Produk Bank

a. Jenis-Jenis Bank
Bank dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut:
1) Berdasarkan Kelembagaan
Berdasarkan aspek kelembagaannya, terdapat dua jenis bank yakni bank umumdan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR). Hal tersebutditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan. Untuk lebih jelasnya perhatikan penjelasan sebagai berikut:

a) Bank umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha baik secara konvensional maupun
berdasarkan prinsip- prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
Dalam menjalankan usahanya, bank umum menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
tabungan, deposito, dan giro, serta menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam berbagai
bentuk pinjaman (kredit), seperti kredit produktif yang biasanya terdiri atas kredit modal kerja dan
kredit investasi, serta kredit konsumtif contohnya Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), Kredit
Kepemilikan Kendaraan Bermotor (KKKB) dan sebagainya.
Berdasarkan ruang lingkup usahanya, bank umum dapat dikelompokkan menjadi dua macam
sebagai berikut:
(1) Bank umum devisa, yaitu bank umum yang memiliki izin untuk melakukan transaksi pembayaran
dalam valuta asing. Contohnya Bank BNI, Bank BRI, Bank
Mandiri, Bank BCA dan Bank BII.
(2) Bank umum nondevisa, yaitu bank umum yang tidak memiliki ijin melakukan transaksi dalam
valuta asing. Contohnya BTPN, Bank Jasa Jakarta dan Bank Kesejahteraan Ekonomi.

b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR adalah menghimpun dana dalam bentuk tabungan dan deposito, serta
menyalurkannya dalam bentuk pinjaman (kredit). Dalam menjalankan usahanya, BPR tidak
diperbolehkan menghimpun dana dalam bentuk giro, menjalankan usaha perasuransian dan
mengikuti kliring. Khusus untuk melakukan transaksi valuta asing, tidak semua BPR bisa
melakukannya, kecuali BPR yang sudah memiliki ijin usaha money changer dari Bank Indonesia.
Contoh BPR diantaranya BPR Karyajatnika Sadaya, BPR Eka Bumi Artha dan BPR Sri Artha
Lestari.

2) Berdasarkan Kepemilikan
Berdasarkan kepemilikannya, bank dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu sebagai berikut:
a) Bank persero
Bank persero yaitu bank yang sahamnya (modalnya) seluruhnya atau sebagian dimiliki oleh
pemerintah Indonesia. Contohnya Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI dan Bank BTN.
b) Bank swasta nasional
Bank swasta nasional yaitu bank yang sahamnya (modalnya) seluruhnya atau sebagian besar
dimiliki oleh swasta nasional. Contohnya Bank Mega dan Bank Bukopin.
c) Bank pembangunan daerah
Bank pembangunan daerah yaitu bank yang sahamnya (modalnya) seluruhnya atau sebagian besar
dimiliki oleh pemerintah daerah. Contohnya Bank Jabar Banten (Bank BJB), Bank DKI, Bank
Kaltim, Bank Jatim, Bank Aceh, Bank Sumut, Bank Sulsel dan Sulbar, dan sebagainya.
d) Bank campuran
Bank campuran yaitu bank yang sahamnya (modalnya) dimiliki oleh swasta nasional Indonesia dan
asing. Contoh Bank CIMB Niaga, Bank ANZ Indonesia, Bank BNP Paribas Indonesia, Bank DBS
Indonesia, dan sebagainya.
e) Bank asing
Bank asing yaitu bank yang sahamnya (modalnya) seluruhnya dimiliki oleh asing. Contohnya Bank
of Tokyo-Mitsubishi, Citibank, HSBC, Standard Chartered, dan sebagainya.

b. Prinsip Kegiatan Usaha Bank


Prinsip kegiatan usaha bank yang berkembang di Indonesia terdiri atas prinsip konvensional
dan prinsip syariah.
1) Bank Konvensional
Bank konvensional adalah bank yang dalam menjalankan usahanya berbasis pada prinsip
bunga. Imbalan yang diterima oleh pemilik tabungan, deposito, atau giro dihitung berdasarkan
bunga yang diberikan oleh bank. Baik produk simpanan (misalnya tabungan, deposito atau giro)
maupun pinjaman, keduanya menggunakan bunga. Untuk produk simpanan disebut dengan bunga
simpanan, sedangkan untuk produk pinjaman disebut bunga pinjaman. Umumnya bank
memberlakukan ketentuan bahwa bunga pinjaman harus lebih besar daripada bunga simpanan.
Selisih positif antara bunga pinjaman dan bunga simpanan itulah yang menjadi salah satu sumber
keuntungan bank.
Bunga merupakan suatu prosentase tertentu terhadap besarnya uang yang dipinjamkan atau
disimpan. Besarnya bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa mempertimbangkan apakah
proyek/usaha yang dijalankan oleh nasabah untung atau rugi. Penentuan bunga oleh bank
konvensional mempertimbangkan ketentuan bunga acuan dari Bank Indonesia yang biasa disebut
BI Rate.
2) Bank Syariah
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 1 ayat 1 menjelaskan
bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan usahanya. Adapun Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
Bank Syariah dapat diartikan juga sebagai lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan
yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari unsur bunga
(riba), bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian (maisir), bebas dari hal-
hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan
usaha yang halal.
Bank syariah pada dasarnya sama dengan bank komersial lainnya yang sudah ada di masyarakat,
perbedaannya terletak pada kegiatan operasionalnya. Bank syariah, operasionalnya berdasarkan prinsip,
syariah sedangkan bank komersial lainnya menggunakan prinsip konvensional. Adapun yang dimaksud
dengan prinsip syariah adalah bahwa dalam perjanjian perbankan digunakan hukum Islam antara pihak
bank dengan pihak nasabah untuk penyimpanan dana, pembiayaan, kegiatan usaha dan kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan bahwa
berdasarkan jenisnya, Bank Syariah terbagi menjadi dua, yakni Bank Umum Syariah dan Bank
Pembiayaan Rakyat (BPR) Syariah. Bank Umum Syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Adapun BPR Syariah adalah bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
C. Penugasan Mandiri

Untuk meningkatkan pemahaman Anda akan materi akan Bank, lakukan pengamatan terhadap
lembaga keuangan yang ada di sekitar Anda.

1. Tuliskan sebuah nama bank yang ada di wilayah Anda!


2. Apakah jenis bank tersebut?
3. Sebutkan produk dan layanan bank tersebut!

LEMBAGA KEUANGAN NON BANK

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 2 ini, Anda diharapkan dapat memahami Lembaga Keuangan Non-
Bank dengan lengkap. Anda juga diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk
mempelajari lembaga keuangan nonbank yang kerap Anda temukan dan butuhkan dalam
keseharaian.

B. Uraian Materi

Apakah di sekitar tempat tinggal Anda ada Pegadaian? Pegadaian adalah salah satu contoh
lembaga keuangan non-bank yang memiliki berbagai program dan produk untuk nasabah. Lembaga
keuangan non-bank lainnya yang mungkin Anda kenal adalah leasing, asuransi, lembaga dana
pensiun, dan anjak piutang.
Sebagai sebuah lembaga keuangan, bagaimanakah peran pegadaian dan lembaga keuangan
bukan bank lainnya? Yuk kita simak modul ini dengan baik.
Lembaga Keuangan Non-Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan usaha di bidang
keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk kegiatan produktif.
Secara umum, fungsi dan peranan lembaga keuangan non-bank hampir sama dengan lembaga
keuangan yang berbentuk bank. Berikut merupakan fungsi dan peranan lembaga keuangan non-
bank:
a. Menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana.
b. Membantu dunia usaha dalam meningkatkan produktivitas barang/jasa.
c. Memperlancar distribusi barang/jasa.
d. Mendorong terbukanya lapangan pekerjaan.
Jenis dan Prinsip Kegiatan Usaha dan Produk Lembaga Keuangan Non-Bank

a. Pegadaian
Pegadaian atau usaha gadai diartikan sebagai kegiatan menjaminkan barang-barang berharga
kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus
sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Usaha kegiatan gadai antara lain
sebagai berikut:
a) Melayani jasa penaksiran
b) Melayani jasa titipan barang
c) Memberikan pinjaman dengan jaminan

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 39 Tahun 1971, tugas pokok Pegadaian
adalah sebagai berikut:
1) Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada
para petani, nelayan, pedagang kecil, dan industri kecil yang bersifat produktif, kaum buruh/
pegawai negeri dengan ekonomi lemah dan bersifat konsumtif.
2) Ikutsertamencegahadanya pemberian pinjaman yangtidak wajar, ijon, pegadaian gelap dan praktik
riba lainnya.
3) Menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintah dan
masyarakat
4) Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila perlu memperluas
daerah operasinya.
Pegadaian merupakan lembaga formal di Indonesia yang berdasarkan hukum diperbolehkan
melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas dasar hukum gadai. Tugas pokok
Pegadaian adalah menjembatani kebutuhan dana masyarakat dengan pemberian uang pinjaman
berdasarkan hukum gadai. Tugas tersebut dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar tidak
terjerat dalam praktik-praktik lintah darat.
Dewasa ini, seiring dengan perkembangan produk-produk berbasis syariah di Indonesia, sektor
pegadaian juga ikut mengalaminya. Pegadaian syariah hadir di Indonesia dalam bentuk kerja sama
bank syariah dengan pegadaian membentuk unit layanan gadai syariah di beberapa kota di
indonesia. Di samping itu, ada pula bank syariah yang menjalankan kegiatan pegadaian syariah
sendiri.
Dalam menjalankan operasional usahanya, pegadaian syariah berpegang kepada prinsip
syariah. Sama seperti halnya produk perbankan syariah, produk-produk pegadaian syariah memiliki
karakteristik tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai
alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, serta melakukan bisnis untuk
memperoleh imbalan atas jasa dan/atau bagi hasil.

b. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing)

Salah satu perusahaan pembiayaan yang berkembang pesat di Indonesia adalah sewa guna
usaha (leasing). Istilah leasing berasal dari bahasa Inggris yakni to lease yang berarti menyewakan.
Perusahaan leasing di Indonesia disebut perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha adalah
kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha degan
hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease), untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala. Objek sewa guna usaha adalah barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi
dengan harga berdasarkan nilai sisa.
Berdasarkan pengertian sewa guna usaha di atas dapat diketahui bahwa kegiatan
leasing dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Finance lease, yaitu sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee, dengan ketentuan (a) jumlah
pembayaran sewa guna usaha dan selama masa sewa guna usaha pertama kali, ditambah
dengannilai sisa barang yang di-lease harus dapat menutupi harga perolehan barang modal yang di-
lease-kan dan keuntungan bagi pihak leasor, (b) dalam perjanjian sewa guna usaha memuat
ketentuan mengenai hak opsi bagi lessee.
2) Operating lease, yaitu sewa guna usaha tanpa hak opsi, dengan ketentuan (a) jumlah pembayaran
selama leasing pertama tidak dapat menutupi harga perolehan barang modal ditambah keuntungan
bagi lessor, (b) dalam perjanjian leasing tidak memuat mengenai hak opsi bagi lessee.
Dalam perkembangannya, di Indonesia berkembang pula perusahaan sewa guna usaha (leasing)
dengan prinsip syariah. Menurut Andri Soemitra (2009) bahwa leasing syariah adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh
penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
angsuran sesuai dengan prinsip syariah.

c. Perusahaan Asuransi
Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda yakni assurantie yang dalam bahasa Indonesia
diartikan asuransi. Namun, menurut Andri Soemitra (2009) bahwa istilah assurantie itu sendiri
sebenarnya bukanlah istilah asli bahasa Belanda, melainkan berasal dari bahasa Latin, yaitu
assecurare yang berarti “meyakinkan orang”. Sementara itu, dalam bahasa Belanda istilah asuransi
yang sering diartikan “pertanggungan” dapat diterjemahkan menjadi insurance dan assurance.
Kedua istilah tersebut sebenarnya memiliki pengertian yang berbeda, insurance mengandung arti
segala sesuatu yang mungkin terjadi, sedangkan assurance lebih lanjut dikaitkan dengan
pertanggungan yang berkaitan dengan jiwa seseorang.
Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, asuransi adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu
peristwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme untuk mengalihkan risiko (risk transfer
mechanism), yaitu mengalihkan risiko dari satu pihak (tertanggung) kepada pihak lain
(penanggung). Kegiatan usaha asuransi di Indonesia didasarkan pada Undang-Undang Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Jenis-jenis asuransi diantaranya adalah asuransi jiwa,
asuransi kerugian dan reasuransi. Adapun contoh perusahaan asuransi diantaranya Asuransi
Kesehatan (ASKES), JAMSOSTEK, Prudential, Axa Life, dan lain-lain.
Seseorang yang memanfaatkan produk asuransi biasanya memegang polis asuransi. Polis
asuransi adalah suatu kontrak perjanjian yang sah antara penanggung (dalam hal ini perusahaan
asuransi) dengan tertanggung, pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang
mungkin timbul di masa yang akan datang dengan imbalan pembayaran (premi) tertentu dari
tertanggung.
Terdapat dua bentuk perjanjian dalam menetapkan jumlah pembayaran pada saat jatuh tempo
asuransi yaitu: kontrak nilai (valued contract) dan kontrak indemnitas (contract of indemnity).
Kontrak nilai adalah perjanjian dimana jumlah pembayarannya telah ditetapkan di muka, seperti
nilai Uang Pertanggungan (UP) pada asuransi jiwa. Adapun kontrak indemnitas adalah perjanjian
yang jumlah santunannya didasarkan atas jumlah kerugian finansial yang sesungguhnya, seperti
biaya perawatan rumah sakit.
Seiring dengan perkembangan industri keuangan syariah, di Indonesia berkembang pula perusahaan
asuransi dengan prinsip kegiatan usaha berbasis syariah.

b. Perusahaan Anjak Piutang


Kegiatan anjak piutang (factoring) merupakan jenis perusahaan yang relatif baru di Indonesia.
Dalam operasinya, anjak piutang mengacu kepada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor
1251/ KMK.013/1998. Dalam KMK tersebut, dikatakan bahwa anjak piutang adalah badan usaha
yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan
atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam atau luar negeri.
Anjak piutang adalah transaksi pembelian dan atau penagihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek klien (penjual) kepada perusahaan factoring, yang kemudian akan ditagih
oleh perusahaan anjak piutang kepada pembeli karena adanya pembayaran kepada klien oleh
perusahaan factoring (factor). Istilah klien (client) dan nasabah (customer) dalam mekanisme anjak
piutang memiliki pengertian yang sangat berbeda. Bank biasanya memiliki nasabah atau customer,
sedangkan perusahaan anjak piutang hanya memiliki klien dalam hal ini supplier. Selanjutnya, klien
yang memiliki nasabah atau customer. Mekanisme anjak piutang ini sebenarnya diawali dari adanya
transaksi jual beli barang atau jasa yang pembayarannya secarakredit.
Secara umum, jasa-jasa anjak piutang dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu jasa
pembiayaan (financing services) dan jasa nonpembiayaan (non financing services). Adapun
kegiatan anjak piutang meliputi:
1) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
2) Pembelianpiutangperusahaandalamsuatutransaksiperdagangan dengan harga sesuai kesepakatan.
3) Mengelola usaha penjualan kredit suatu perusahaan, yang berarti perusahaan anjak piutang dapat
mengelola kegiatan administrasi kredit suatu perusahaan sesuai kesepakatan.
Bank pada prinsipnya dapat memberikan jasa anjak piutang sebagai bagian dari produknya
tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Namun demikian, karena volume usaha anjak piutang
yang biasanya relatif besar, maka umumnya bank-bank cenderung memisahkan kegiatan anjak
piutang ini dari operasional sehari-hari dengan membentuk suatu badan hukum terpisah. Perbedaan
anjak piutang dengan kredit bank antara lain sebagai berikut:
1) Kredit bank melibatkan praktik-praktik dalam perkreditan umum termasuk mengenai jaminan.
Sementara itu, anjak piutang pada prinsipnya merupakan transaksi jual beli piutang.
2) Kredit bank dimulai dari timbulnya utang melalui mobilisasi dana kemudian dialihkan menjadi
aktiva produktif, sedangkan anjak piutang berkaitan dengan pengalihan dari suatu aktiva produktif,
yaitu tagihan menjadi kas pada saat jatuh tempo.
3) Kredit bank memberikan tambahan aktiva dalam bentuk kas pada debitor. Anjak piutang tidak
memberikan tambahan kas, akan tetapi hanya memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang
yang belum jatuh tempo.
4) Kredit bank biasanya dalam jumlah tetap dan memiliki syarat pelunasan tetap, sedangkan fasilitas
anjak piutang mengubah penjualan kredit menjadi uang tunai.
5) Kredit bank hampir selalu dikaitkan dengan agunan, sementara bagi anjak piutang agunan bukan
merupakan hal mutlak.
6) Keahlian perusahaan anjak piutang dalam memelihara atau mengurus pembukuan penjualan klien
dan penyediaan informasi manajemen menjadikan anjak piutang lebih sebagai mitra usaha.

e. Perusahaan Modal Ventura


Istilah ventura berasal dari kata venture yang secara bahasa berarti sesuatu yang mengandung
risiko atau dapat juga diartikan sebagai usaha. Dengan demikian, secara bahasa modal ventura
(venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang mengandung risiko. Adapun
definisi perusahaan modal ventura menurut Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 adalah
bisnis pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu dengan tujuan:
1) Menumbuhkan dan merangsang pengusaha-pengusaha kecil dan menengah, serta memberikan
berbagai macam bantuan yang diperlukan dengan tetap mengacu pada
kaidah-kaidah berusaha yang sehat.
2) Membantu pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:
a. Turut serta sebagai penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan
b. Mengidentifikasi proyek dan membantu menyusun feasibility studies perusahaan; dan
c. Menyediakan dana dan SDM serta membantu dalam pemasaran.
Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang memberikan pembiayaan berupa
pinjaman atau kredit. Modal ventura memberikan pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan
langsung ke dalam perusahaan yang dibiayai. Perusahaan yang memperoleh pembiayaan modal
ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company. Jenis pembiayaan modal
ventura diantaranya sebagai berikut:
1) Equity financing, yaitu penyertaan modal langsung pada perusahaan pasangan usaha (PPU) dengan
cara mengambil alih sebagian saham PPU.
2) Semi equity financing, yaitu penyertaan dengan cara membeli obligasi konversi yang diterbitkan
PPU
3) Bagi hasil, yaitu pembiayaan kepada perusahaan kecil yang belum memiliki bentuk badan hukum
Perseroan Terbatas.
Ciri-ciri utama modal ventura adalah pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal saham
(equity financing) dengan jangka waktu tertentu. Dalam perkembangannya, penyertaan modal
tersebut dapat dimodifikasi menjadi semiequity financing. Di samping itu, karakteristik lain modal
ventura adalah tingginya risiko yang mungkin dihadapi oleh pemodal. Modal ventura adalah
kumpulan dana (pool of funds) yang berasal dari investor, dikelola secara profesional untuk
diinvestasikan kepada perusahaan yang membutuhkan modal. Oleh karena itu, dalam mekanisme
modal ventura, paling sedikit ada tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu:
1) Pemilik modal yang menginginkan keuntungan yang tinggi dari modal yang dimilikinya. Modal
dari berbagai sumber atau investor tersebut dihimpun dalam suatu wadah atau lembaga khusus yang
dibentuk untuk itu; atau disebut venture capital funds.
2) Profesional yang mempunyai keahlian dalam mengelola investasi dan mencari jenis investasi
potensial. Profesional ini dapat berupa lembaga yang disebut perusahaan manajemen atau
management venture capital fund company
1) Perusahaan yang membutuhkan modal untuk pengembangan usahanya. Perusahaan yang dibiayai ini
disebut investee company atau perusahaan pasangan usaha.

Sama halnya dengan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) lainnya, prinsip kegiatan usaha
perusahaan modal ventura juga ada yang berbasis syariah. Modal ventura syariah adalah bisnis
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan untuk jangka waktu
tertentu dengan berlandaskan prinsip-prinsip syariah. Praktik modal ventura yang dilakukan
berdasarkan akad syariah dan bergerak di usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
diakui.

f. Dana Pensiun
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun (Undang- Undang
Dana Pensiun) bahwa dana pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian, jelas bahwa yang mengelola dana pensiun
adalah perusahaan yang memiliki badan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Adapun
jenis pensiun yang dapat dipilih oleh karyawan yang akan menghadapi pensiun antara lain:
1) Pensiun normal
2) Pensiun dipercepat
3) Pensiun ditunda
4) Pensiun cacat
Jenis-jenis dana pensiun menurut Pasal 2 Undang- Undang Dana Pensiun digolongkan
menjadi dua, yakni:
1) Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK). Ketentuan tentang DPPK selanjutnya dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992. DPPK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang
atau badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program
pensiun dengan manfaat pasti bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta dan
yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. Dengan demikian, dana pensiun jenis ini
disediakan langsung oleh pemberi kerja. Pendirian DPPK ini harus mendapat pengesahan dari
Menteri Keuangan.
2) Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Ketentuan tentang DPLK selanjutnya dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 77 tahun 1992. DPLK adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank
atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi
perseorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari DPPK bagi karyawan
bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Bagi masyarakat pekerja mandiri seperti
dokter, petani, nelayan, dan sebagainya dimungkinkan untuk memanfaatkan DPLK. Tidak tertutup
kemungkinan pula bagi para karyawan di suatu perusahaan untuk dapat memanfaatkan DPLK
sesuai dengan kemampuannya. Pendirian DPLK oleh bank atau perusahaan asuransi jiwa harus
mendapatkan pengesahan dari Menteri Keuangan.

C. Latihan Soal

1. Bu Ratna membeli motor Honda di Dealer Honda Motor Abadi Tambun. Pembelian dilakukan
secara angsuran namun setelah kontrak ditandatangani, segala fasilitas dan kegunaan motor sudah
bisa dinikmati Bu Ratna. Motor Bu Ratna sudah dibayar oleh Adira secara tunai, sehingga Bu Ratna
membayar angsurannya ke Adira Finance.

Adira Finance merupakan jenis:


A. Modal Ventura
B. Perusahaan Sewa Guna / Leasing
C. Koperasi
D. Asuransi
E. Bursa efek
2. Berikut ini adalah bank dan lembaga keuangan :
1) Bank Central Asia
2) Asuransi Prudential
3) Bank Rakyat Indonesia
4) Adira Finance
5) PT. Pegadaian
Yang merupakan Lembaga Keuangan Non-Bank adalah:
A. 1), 2), dan 3)
B. 2), 4), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 1), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

3. Perhatikan tugas lembaga keuangan berikut ini.


1) Melayani jasa penaksiran
2) Melayani jasa titipan barang
3) Pengambilalihan tagihan suatu perusahaan dengan fee tertentu.
4) Memberikan pinjaman dengan jaminan
5) Pembelian piutang perusahaan dalam suatu transaksi perdagangan dengan harga sesuai kesepakatan.

Yang merupakan tugas anjak piutang adalah nomor ….


A. 1) dan 2)
B. 2) dan 3)
C. 5) dan 4)
D. 2) dan 3)
E. 3) dan 5)

4. Perusahaan Humida adalah melakukan pembiayaan kepada perusahaan kecil yang belum memiliki
bentuk badan hukum Perseroan Terbatas. Usaha yang dilakukannya termasuk dalam:
A. Modal ventura
B. Pegadaian
C. Anjak piutang
D. Asuransi
E. Leasing

5. Jumlah masyarakat yang menggadaikan barang ke pegadaian meningkat. Peningkatan ini diduga
karena kebutuhan mendekati Idul Fitri, serta ekonomi yang sulit akibat pandemi corona.

Berdasarkan wacana di atas, tugas pokok yang diemban pegadaian adalah:


A. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai
B. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap dan
praktik riba lainnya
C. Menyalurkan kredit maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat
D. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat
E. Memberikan pinjaman kepada nasabah
OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran 3 ini, diharapkan Anda dapat memahami dan menyajikan materi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan benar. Diharapkan Anda memiliki rasa ingin tahu tentang
peran OJK dalam kehidupan sehari-hari.

B. Uraian Materi

1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen bebas dari campur tangan pihak
lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan
penyidikan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan, baik dari sektor
perbankan, pasar modal, maupun sektor jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun,
lembaga pembiayaan, Financial Technology (fintech) , dan lembaga jasa keuangan lainnya.

2. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan
kegiatan di sektor jasa keuangan.

3. Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan kesejahteraan umum.

4. Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK):


1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
A. Kompetensi Dasar
3. 6. Mendeskripsikan bank sentral, sistem pembayaran, dan alat pembayaran
dalam perekonomian Indonesia.
4. 6. Menyajikan peran bank sentral, sistem pembayaran, dan alat pembayaran
dalam perekonomian Indonesia

B. Deskripsi Singkat Materi


Halo, modul ini disusun untuk memudahkan Anda mempelajari bahan ajar
Ekonomi materi Bank Sentral, Sistem Pembayaran, dan Alat Pembayaran dalam
Perekonomian Indonesia. Lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini
adalah tiga kali tatap muka atau sama dengan enam jam pelajaran. Modul memuat
subkompetensi bank sentral, sistem pembayaran, dan alat pembayaran dalam
perekonomian Indonesia dilengkapi dengan soal.

BANK SENTRAL

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu
mendeskripsikan dan menyajikan tentang bank sentral dengan tepat. Anda juga
diharapkan memiliki rasa ingin tahu yang besar untuk mencari informasi tentang Bank
Sentral.

B. Uraian Materi

Fungsi Bank Sentral

Bank Indonesia (BI) adalah bank sentral di Indonesia. Sebagai salah satu sumber
belajar dan dalam rangka melaksanakan program edukasi masyarakat mengenai bidang
tugas Bank Indonesia, BI menerima kunjungan masyarakat (lembaga pendidikan,
instansi, perusahaan dll). Hubungi guru Anda untuk dapat mendampingi belajar tentang
bank sentral langsung dari BI.
Dalam struktur moneter, fungsi bank sentral adalah sebagai pengendali
peredaran uang. Fungsi tersebut antara lain:
a. Bank sirkulasi
Bank sentral adalah pemegang hak tunggal (hak oktroasi) dalam pengedaran uang
kertas dan uang logam sebagai alat pembayaran yang sah.
b. Banker’s Bank
Bank sentral adalah bankir dari bank-bank. Dalam hal ini, bank sentral
berkedudukan sebagai salah satu sumber dana bagi bank lain.
c. Lender of last resort
Bank sentral adalah pemberi pinjaman pada tingkat terakhir. Artinya, bank sentral
dapat memberikan pinjaman kepada bank dalam bentuk fasilitas kredit likuiditas
darurat.
Untuk mempelajari fungsi Bank Indonesia lebih lanjut, materi ini dibagi ke dalam
1) Status dan Kedudukan BI, 2) Visi, Misi, dan Nilai Strategis BI, 3) Tujuan dan Tugas
Bank Indonesia.

1) Status dan Kedudukan Bank Indonesia


a. Sebagai lembaga negara yang independen
UU No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17
Mei 1999 dan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 6/2009 ini memberikan status dan kedudukan BI sebagai suatu
lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal
yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan
melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam
undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan
mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun
dari pihak manapun juga.
b. Sebagai badan hukum
Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum
perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank
Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan
pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai
dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank Indonesia
dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar
pengadilan.

2) Visi, Misi, dan Nilai Strategis Bank Indonesia


a. Visi Bank Indonesia
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap
perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk
Indonesia maju.
b. Misi Bank Indonesia
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas
kebijakan moneter dan bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas
kebijakan makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan
kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui
penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi
dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergi bauran Kebijakan Bank
Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain;
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat
efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan
ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional
hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan
kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata
kelola dan sistem informasi yang andal, serta peran internasional yang
proaktif.

3) Nilai Strategis Bank Indonesia


Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and
integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence);

(iv) mengutamakan kepentingan umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja
sama tim (coordination and teamwork) yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama
(religi)

4) Tujuan dan Tugas Bank Indonesia


a. Tujuan Tunggal
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu
tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang
terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.
Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek
kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang
harus dicapai Bank Indonesia serta batas-batas tanggung jawabnya. Dengan
demikian, tercapai atau tidaknya tujuan Bank Indonesia ini kelak akan dapat diukur
dengan mudah.
b. Tiga Pilar Utama
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang
merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut perlu diintegrasi
agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Berikut tugas dan fungsi Bank Indonesia yang telah dituangkan
dalam bentuk gambar berisi tiga pilar.
Buat tugas BI yang ketiga, yakni mengatur dan mengawasi bank sebagaimana disebutkan di atas
bukan merupakan tugas BI lagi karena tugas ini sudah di ambil alih oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), sehingga tugas BI sekarang adalah :
1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter. ...
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran. ...
3. Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)
C. Latihan Soal
Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 1, Anda harus mengukur sejauhmana
pemahaman terhadap materi yang disajikan pada kegiatan tersebut.

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Pernyataan berikut merupakan tugas-tugas bank:


1) Mendorong kelancaran produksi dan pembayaran
2) Mendiskonto wesel
3) Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan rupiah
4) Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran
5) Memberikan kredit jangka pendek
Berdasarkan pernyataan di atas, yang merupakan tugas bank sentral adalah ...
A. 1 dan 2 D. 2 dan 5
B. 1 dan 3 E. 3 dan 4
C. 2 dan 4

2. Kegiatan yang dilakukan oleh bank sentral :

A B
1 Transfer dana (uang ) Mengatur sistem pembayaran
Mencetak dan mengedarkan uang Memberikan kredit kepada
2 Kertas masyarakat
Mencetak dan mengedarkan uang Memberikan pinjaman kepada
3
logam nasabah
4 Menghimpun dana masyarakat Menetapkan kebijakan moneter

A. A1 dan B2 D. A3 dan B2
B. A3 dan B1 E. A4 dan B4
C. A4 dan B4

3. Berikut ini adalah tugas-tugas bank:


(1) Memberikan kredit jangka pendek
(2) Meningkatkan likuiditas uang beredar
(3) Mengusahakan tercapainya sistem perbankan yang sehat
(4) Menerima dan membayar kembali uang dalam rekening koran
(5) Mendiskotokan wesel, surat utang, dan surat berharga lainnya.
(6) Mengatur, menjaga, dan memelihara kestabilan nilai tukar rupiah
Dari pernyataan di atas, yang merupakan tugas Bank Indonesia
adalah ….
(7) A. (1), (2), dan (3)
B. (2), (3), dan (4)
C. (3), (4), dan (5)
D. (4), (5), dan (6)
E. (2), (3), dan (6)

4. Menjaga dan mengatur stabilitas nilai uang merupakan tugas bank ….


A. asing
B. BPR
C. umum
D. sentral
E. tabungan

5. Bank Sentral memiliki fungsi sebagai bank sirkulasi, artinya …..


A. Kekuasaan bank untuk menuntaskan segala permasalahan dengan nasabah
ada di BI
B. Bank sentral memiliki tugas mengedarkan uang kartal kepada masyarakat
C. Bank sentral menjadi pemberi pinjaman terakhir dari bank yang bermasalah
D. Bank sentral bisa memberikan keputusan untuk menentukan tingkat suku
pinjaman
E. Bank sentral merupakan bankir dari bank-bank
SISTEM PEMBAYARAN

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran ini, Anda diharapkan mampu


mendeskripsikan dan menyajikan sistem pembayaran dalam perekonomian
Indonesia dengan sistematis dan tepat.

B. Uraian Materi
1. Pengertian Sistem Pembayaran

Salah satu tugas bank sentral adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Tahukah Anda apa itu sistem pembayaran?
Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan,
lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana
guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
Kelancaran sistem pembayaran dalam suatu perekonomian akan mendukung
pelaksanaan kebijakan moneter yang ditetapkan Bank Indonesia.
Berdasarkan alat yang digunakan dalam sistem pembayaran, secara
umum alat pembayaran dapat terbagi atas:
a. Alat pembayaran tunai, yaitu pembayaran yang menggunakan uang
kartal/uang tunai yang meliputi Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL).
b. Alat pembayaran nontunai, yaitu pembayaran yang menggunakan berbagai
media atau instrumen selain uang tunai, seperti kartu kredit, ATM, kartu debet,
dan uang elektronik.

2. Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran


Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Bank Indonesia bahwa Bank
Indonesia berwenang untuk menetapkan kebijakan, mengatur, melaksanakan, memberi
persetujuan, perizinan dan pengawasan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran.
Untuk lebih jelasnya perhatikan bagan berikut ini:
Gambar 4 Peran Bank Indonesia dalam Sistem Pembayaran
Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebanksentralan

Berdasarkan bagan di atas, dapat diketahui bahwa terdapat lima peranan Bank
Indonesia dalam sistem pembayaran yaknisebagai berikut:
a. Regulator
Bank Indonesia berperan dalam membuat peraturan-peraturan yang mendukung
kelancaran sistem pembayaran. Contohnya Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
14/23/PBI/2012 tentang Transfer Dana dan Surat Edaran (SE) Nomor 15/23/DASP
tanggal 27 Juni 2013 tentang Penyelenggaraan Transfer Dana yang diantaranya
menegaskan bahwa penyelenggaraan transfer dana harus Badan Hukum Indonesia.
b. Perizinan
Bank Indonesia berperan dalam memberikan izin terhadap pihak- pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan sistem pembayaran. Seperti izin terhadap lembaga yang
akan melakukan kegiatan transfer dana, Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK), dan uang elektronik.
c. Pengawasan
Agar kegiatan pembayaran berjalan dengan baik, maka Bank Indonesia perlu
melakukan pengawasan. Kegiatan pengawasan dilakukan terhadap proses
pembayaran maupun terhadap aktivitas para pelaku yang terlibat dalam sistem
pembayaran. Dalam menjalankan fungsi pengawasan sistem pembayaran, Bank
Indonesia berwenang melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan sistem
pembayaran, melalui kegiatan monitoring (pemantauan) penilaian dan melakukan
upaya yang mendorong penyelenggaraan Sistem Pembayaran ke arah yang lebih
baik.
d. Operator
Bank Indonesia menyediakan layanan sistem pembayaran yakni Bank Indonesia Real
Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, mulai 31 Mei 2013 batas nilai nominal
transfer kredit yang dapat dikliringkan melalui kliring kredit dalam penyelenggaraan
SKNBI mengalami peningkatan menjadi maksimal Rp500.000.000,00 Adapun untuk
Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), BI menyediakan
layanan sarana penatausahaan dan setelmen surat berharga.
e. Fasilitator
Agar penyelenggaraan sistem pembayaran semakin aman dan efisien, maka Bank
Indonesia memfasilitasi pengembangan sistem pembayaran oleh industri yang
bergerak dalam bidang jasa keuangan. Selain melaksanakan peran sebagaimana
digambarkan dalam bagan di atas, Bank Indonesia juga melakukan transaksi-
transaksi seperti operasi pasar terbuka, menyelesaikan tagihan-tagihan, serta
transaksi yang terkait dengan rekening Pemerintah dan lembaga keuangan
internasional yang ada di Bank Indonesia. Bank Indonesia juga berperan sebagai
pengguna dan sebagai anggota sistem pembayaran.

3. Penyelenggaraan Sistem Pembayaran oleh Bank Indonesia


Penyelenggaraan sistem pembayaran nontunai oleh Bank Indonesia dilakukan
dengan dua cara, yakni;
Pertama, transaksi yang bernilai besar (high value) diselenggarakan dengan
menggunakan perangkat Bank Indonesia Real Times Gross Settlement (BI-RTGS) dan Bank
Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS);
Kedua, transaksi yang bernilai kecil (retail value) diselenggarakan dengan
menggunakan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Untuk lebih jelasnya
perhatikan bagan berikut:

Gambar 5 Bagan Pelaksanaan Sistem Pembayaran


Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebanksentralan

Berdasarkan bagan di atas, dapat diketahui bahwa penyelenggaraan transaksi oleh


Bank Indonesia terdiri atas BI-RTGS, BI-SSSS dan SKNBI. Untuk lebih jelasnya, simak
penjelasan berikut:
a. Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Transaksi pembayaran bernilai besar merupakan urat nadi sistem pembayaran
suatu negara. Berjalannya kegiatan pasar uang dan pasar modal yang aman dan
efisien bergantung kepada kelancaran sistem pembayaran yang bernilai besar.
Sistem pembayaran bernilai besar yang digunakan oleh banyak negara termasuk
Indonesia adalah Real Time Gross Settlement (RTGS).
Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar pesertadalam
mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi.
Sistem BI-RTGS pertama kali digunakan pada tanggal 17 November 2000. Sistem BI-
RTGS mampu menjadi sumber informasi yang sangat bermanfaat, baik dalam
rangka
pengawasan bank maupun pelaksanaan kebijakan moneter. Pengembangan sistem
BI-RTGS antara lain bertujuan:
1) Menyediakan sarana transfer dana antarbank yang lebih cepat, efisien, andal,
dan aman kepada bank dan nasabahnya.
2) Memberikan kepastian setelmen dan penatausahaan dapat diperoleh dengan
segera.
3) Menyediakan informasi rekening bank secara real time dan menyeluruh.
4) Meningkatkan disiplin dan profesionalisme bank dalam mengelola likuiditasnya.
5) Mengurangi risiko-risiko setelmen dan penatausahaan.
Tersedianya sistem BI-RTGS dapat mendorong bank untuk menjalankan
manajemen likuiditas secara lebih baik. Dengan sistem setelmen/penatausahaan yang
didasarkan pada kecukupan saldo rekening bank di Bank Indonesia, risiko
kemungkinan kegagalan salah satu bank dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh
tempo dapat dihindari, sehingga tidak menimbulkan dampak sistemik terhadap bank
lainnya. Dampak sistemik terjadi jika permasalahan yang terjadi dalam suatu bank
mengakibatkan dampak buruk bagi bank lain yang memiliki keterkaitan usaha
dengan bank tersebut. Contohnya jika bank X mengalami kepailitan usaha, maka bank
Y, bank N, bank M dan bank- bank lainnya terhambat likuiditasnya sehubungan
aktivitas usahanya memiliki keterkaitan dengan aktivitas usaha bank X yang
mengalami masalah.
Penyelenggara sistem BI-RTGS adalah Kantor Pusat Bank Indonesia (KPBI).
Penyelenggara bertugas melakukan pengendalian sistem terhadap semua aktivitas
kegiatan transfer dana yang dilakukan peserta, sedangkan peserta sistem BI-RTGS
adalah seluruh bank umum di Indonesia. Lembaga-lembaga selain bank yang memiliki
rekening giro di Bank Indonesia dapat menjadi peserta sistem BI-RTGS dengan
persetujuan Bank Indonesia, untuk memperlancar sistem pembayaran nasional. Kantor
Pusat Bank Indonesia dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri secara
otomatis menjadi peserta sistem BI- RTGS.
Secara sederhana, alur penyelenggaraan transaksi nontunai melalui BI-RTGS
dapat dilihat dalam bagan 3 berikut:

Gambar 6 Alur Transaksi dengan Menggunakan BI- RTGS


Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebanksentralan

BI-RTGS dapat membantu untuk melakukan cek saldo kecukupan pengirim. Jika
cukup, dana langsung dipindahkan dari rekening peserta pengirim ke rekening
peserta penerima. Jika tidak cukup, transaksi akan ditempatkan pada antrian dan
tidak diproses sampai dananya mencukupi.

b. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)


Selain sistem BI-RTGS, Bank Indonesia memiliki sebuah sarana khusus untuk
mencatat dan menatausahakan transaksi surat berharga secara elektronik yang
dikenal dengan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). BI-
SSSS adalah sarana transaksi Bank Indonesia untuk setelmen dan penatausahaan
surat berharga secara elektronik yang terhubung langsung antara peserta,
penyelenggara, dan sistem BI-RTGS.

c. Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)


Jika sistem pembayaran yang bernilai besar merupakan urat nadi sistem
pembayaran, sistem pembayaran yang bernilai kecil diibaratkan sebagai jaringan
pembuluh darah yang menghubungkan seluruh perekonomian suatu negara. Sistem
kliring adalah pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar peserta
kliring, baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta, yang
perhitungannya diselesaikanpadawaktutertentu.
Transaksi kliring yang dapatdilakukan meliputi:
1) Transfer debet (menggunakan cek, bilyet giro, atau warkat debet lainnya).
2) Transfer kredit (mengisi formulir isian yang disediakan oleh bank) yang
kemudian akan dikirim oleh bank melalui data keuangan elektronik yang
disediakan dalam SKNBI.
UANG
1. Sejarah Uang
Kita mengenal beragam jenis uang dewasa ini. Namun, apakah Anda tahu kapan
uang pertama ditemukan? Uang dikenal pertama kali di Cina lebih kurang 2700 SM
oleh Huang (Kaisar Kuning). Namun, sejarah purba juga telah mencatat bahwa orang
Assyria, Phunisia, dan Mesir juga telah menggunakan uang sebagai alat tukar. Cikal
bakal uang diawali dengan kegiatan tukar menukar barang atau disebut dengan istilah
barter. Namun, seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia, maka barter
mulai mengalami kesulitan.
Di antara faktor yang menyebabkan sulitnya barter, di antaranya adalah:
a) Kesulitan untuk menemukan orang yang memiliki barang yang dibutuhkan dan
mau menukarkan barangnya.
b) Tidak adanya standar nilai untuk dipertukarkan.

Dengan kesulitan tersebut di atas, akhirnya cara barter pun ditinggalkan dan
manusia mulai mencari alternatif benda lain untuk dipergunakan dalam proses
pertukaran. Setidaknya terdapat beberapa syarat agar sebuah benda dapat digunakan
sebagai uang, yakni;
(1) dapat diterima;
(2) setiap waktu dapat ditukar dengan barang apa saja;
(3) sulit mendapatkannya.
Benda-benda yang dijadikan sebagai alat pertukaran berupa kulit binatang,
kerang dari laut, dan benda-benda yang memiliki syarat di atas. Benda itu kemudian
disebut uang barang.
Uang barang tidak dapat terus dipergunakan sebagai alat pertukaran. Hal
tersebut disebabkan karena ada kesulitan dalam ukuran, berat, dan bentuk.
Berdasarkan permasalahan tersebut, orang mulai mencari benda/logam yang
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Tidak mudah rusak.
2) Diterima oleh umum.
3) Mudah disimpan dan mudah dibawa-bawa.
4) Harganya tinggi walaupun dalam jumlah yang kecil.
5) Sifatnya sama dan dapat saling mengganti.
6) Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai.
7) Harganya tetap dalam jangka waktu panjang.

Berdasarkan persyaratan di atas, alternatif benda yang dijadikan alat tukar


adalah emas dan perak. Misalnya mata uang India, Rupee yang artinya perak atau
mata uang Belanda, Gulden yang artinya emas. Uang emas dan perak tersebut
dinamakan uang logam dan disebut full bodied money yang mengandung arti bahwa
nilai uang tersebut dijamin penuh (100%) oleh body-nya, artinya antara nilai nominal
dan nilai bahan sama.
Dalam perkembangannya, sehubungan dengan terbatasnya jumlah logam,
orang mencari benda lain untuk dijadikan uang. Akhirnya, dibuatlah uang dari bahan
kertas, hal tersebut karena beberapa alasan sebagai berikut:
1) Jumlahnya dapat memadai sesuai dengan kebutuhan
2) Biaya pembuatannya tidak terlalu mahal.
3) Mudah disimpan dan dibawa-bawa.
4) Penerimaan uang kertas oleh masyarakat diantaranya karena adanya
kepercayaan.

2. Pengertian Uang
Melalui penjelasan sebelumnya, Anda sudah mengetahui bahwa uang dapat
diartikan sebagai segala benda yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara
dalam melakukan tukar-menukar atau perdagangan. Salah satu definisi mengenai
uangdiungkapkan oleh Rudiger Dornbusch, Stanley Fischer dan Richard Startz
dalam bukunya Macroeconomics (1998) bahwa uang adalah instrumen
pembayaran atau media yang digunakan dalam pertukaran. Batasan mengenai
uang yang lebih kongkrit dijelaskan dalam buku saku Bank Sentral Amerika
(Federal Reserve) yang mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang dapat
diterima secara umum sebagai media pertukaran, standar nilai atau sarana untuk
menabung atau penyimpan daya beli.
Dengan demikian, uang didefinisikan sebagai segala sesuatu (benda) yang
diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran sah dalam melakukan tukar-
menukar atau perdagangan.
Agar masyarakat menerima dan menyetujui penggunaan benda sebagai uang,
maka harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut:
a) Persyaratan psikologis, yaitu benda tersebut harus dapat memuaskan bermacam-
macam keinginan dari orang yang memilikinya, sehingga semua orang mau
mengakui dan menerimanya.
b) Persyaratan teknis, yaitu syarat yang melekat pada uang, di antaranya:
1) Tahan lama dan tidak mudah rusak
2) Mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai.
3) Mudah disimpan dan dibawa.
4) Nilainya relatif stabil.
5) Jumlahnya tidak berlebihan.
6) Terdiri atas berbagai nilai nominal.
7) Harganya tetap dalam jangka Panjang

3. Fungsi Uang
Fungsi uang dibagi atas dua jenis, yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Untuk
lebih jelasnya, perhatikan penjelasan sebagai berikut:
a. Fungsi Asli
Fungsi asli disebut juga fungsi primer dari uang. Fungsi asli ini terdiri atas:
1) Uang sebagai alat tukar (medium of exchange)
Uang digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar
uang dapat berfungsi dengan baik, maka diperlukan kepercayaan
masyarakat, sehingga bersedia dan rela menerimanya.
2) Uang sebagai satuan hitung (a unit of account)
Untuk menentukan harga suatu barang diperlukan satuan hitung. Dengan
adanya uang, seseorang dapat mengadakan perbandingan harga satu
barang dengan barang lain.
b. Fungsi Turunan
Fungsi turunan adalah fungsi uang sebagai akibat dari fungsi
asli. Fungsi tersebut terdiri atas:
1) Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
Uang kartal adalah uang rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia,
sedangkan uang giral dikeluarkan oleh bank umum. Uang tersebut dapat
digunakan sebagai alat pembayaran bagi masyarakat untuk melakukan
transaksi. Contohnya untuk melakukan pembayaran angkutan umum,
pembayaran listrik, pembayaran telepon, pembayaran barang yang
dibeli, pembayaran biaya sekolah, dan sebagainya.
2) Uang sebagai alat penyimpan kekayaan dan pemindah kekayaan.
Masyarakat dapat menyimpan uang sebagai salah satu bentuk kekayaan.
Selain itu, uang juga dapat digunakan sebagai alat pemindah kekayaan.
Contohnya Bambang Suroso ingin membeli tanah, untuk
mendapatkannya ia menjual mobil yang dimilikinya, uang hasil penjualan
mobil ia belikan tanah. Kegiatan yang dilakukan Bambang Suroso
menunjukkan uang berfungsi sebagai alat pemindah kekayaan.
3) Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.
Uang yang beredar di masyarakat dapat mendorong daya beli,
peningkatan daya beli mendorong permintaan terhadap suatu barang di
pasar. Tingginya permintaan dapat memicu produsen untuk
memproduksi barang dan jasa. Kejadian tersebut menunjukkan uang
berfungsi sebagai pendorong kegiatan ekonomi.
4) Uang sebagai standar pencicilan utang.
Uang dapat berfungsi sebagai standar untuk melakukan pembayaran atas
transaksi yang dilakukan secara kredit. Dengan kata lain, uang dapat
digunakan untuk melakukan cicilan utang.

4. Jenis-Jenis Uang
Secara umum, uang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu uang kartal
dan uang giral.
a. Uang Kartal
Pasti semua orang mengenal uang kartal karena kita memang masih
menggunakan uang jenis ini dalam kegiatan transaksi masyarakat. Uang
kartal adalah uang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat
pembayaran yang berbentuk logam dan kertas.
1) Uang Logam
Berdasarkan sejarah perkembangannya, uang logam merupakan
uang yang pertama dibuat. Menurut macamnya mata uang logam dibagi
tiga macam:
a) Mata Uang Standar (Full Bodied Money)
Mata uang standar adalah mata uang yang dapat digunakan sebagai
alat pembayaran yang sah dengan nilai nominal uang sama dengan
nilai intrinsiknya (bahannya). Contohnya uang logam emas atauperak.
b) Mata Uang Tandap (Token Money)
Mata uang tandap (bercap) adalah mata uang yang dapat dipakai
sebagai alat pembayaran yang sah dengan nilai nominal yang tidak
sama dengan nilai intrinsiknya. Contohnya uang logam. Rp100
Rp200 atau Rp500.

Gambar 8 Uang Logam


Sumber: www.bi.go.id

2) Uang Kertas
Uang kertas awalnya merupakan surat tanda penyimpanan yang
serupa dengan deposito emas, perak, atau deposito uang logam.
Pedagang menyerahkan uangnya ke bank dan bank memberikan surat
bukti deposito. Uang kertas pada dasarnya surat pengakuan utang oleh
bank yang sewaktu-waktu selalu dapat ditukar dengan emas.
Dalam perkembangannya, surat pengakuan utang bank ini
beredar sebagai uang. Saat ini uang kertas yang beredar disebut uang
kepercayaan dan terdiri atas beberapa nilai pecahan, seperti Rp1.000,
Rp2000, Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, hingga Rp100.000.
Uang kertas dibuat dengan kertas khusus dan terdapat unsur
pengaman untuk menghindari pemalsuan.

Gambar 9 Uang Kertas


Sumber: www.bi.go.id
b. Uang Giral (Demand Deposit)
Uang giral merupakan saldo rekening koran yang ada di Bank dan
sewaktu-waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah,
namun hanya berlaku pada kalangan tertentu saja. Contoh uang giral
adalah cek dan bilyet giro (BG).

Pengelolaan Uang Rupiah oleh Bank Indonesia


Tahukah Anda, siapa yang bertugas untuk melakukan pengelolaan uang rupiah
kita? Salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran. Kegiatan pengelolaan uang rupiah mencakup perencanaan, pencetakan,
pengeluaran, pengedaran, pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan uang
rupiah.
Dalam menjalankan kegiatan pengelolaan uang rupiah tersebut, Bank Indonesia
merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang melakukan pengeluaran,
pengedaran, serta pencabutan dan penarikan uang rupiah dari peredaran di
masyarakat. Sementara itu, untuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan uang lainnya
yaitu perencanaan, pencetakan dan pemusnahan uang rupiah, dilakukan oleh Bank
Indonesia melalui koordinasi dengan Pemerintah. Uang rusak salah satu target
pemusnahan uang ini.
Kegiatan pengelolaan uang rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menjaga
ketersediaan uang rupiah sebagai alat pembayaran tunai di masyarakat. Untuk itu, agar
uang rupiah tersedia dimasyarakat dalam jumlah nominal yang cukup dan jenis
pecahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, tepat waktu serta dalam kondisi
uang yang layak edar, maka kegiatan pengelolaan uang rupiah harus dilakukan dengan
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.

Gambar 10 Tahap Pengelolaan Uang Rupiah oleh BI


Sumber: Dokumen Bank Indonesia

Unsur Pengaman Uang Rupiah


Bank Indonesia merupakan satu-satunya lembaga yang diberikan kewenangan
untuk mengedarkan uang rupiah kepada masyarakat. Agar uang rupiah aman dari
pemalsuan, maka Bank Indonesia menetapkan unsur-unsur pengaman pada setiap
pecahan uang
rupiah, baik pada bahan uang ataupun pada waktu proses pencetakan. Bank Indonesia
senantiasa melakukan penelitian dalam upaya meningkatan unsur pengaman uang
rupiah agar lebih andal dan sulit dipalsukan.
Pada umumnya pemilihan unsur pengaman mempertimbangkan dua hal sebagai
berikut:
a. Semakin besar nominal uang rupiah, maka diperlukan unsur pengaman yang
semakin komplek dan semakin baik;
b. Untuk uang rupiah nominal besar, diupayakan penerapan satu atau beberapa unsur
pengaman yang canggih yang memungkinkan hasil pemalsuan tidak sempurna.
Secara umum, Bank Indonesia membagi unsur pengaman uang rupiah dalam
tiga tingkatan sebagai berikut:
a. Terbuka(overt) adalah unsurpengaman yangdapatdideteksi tanpa bantuan alat
panca indra. Unsur pengaman ini diperuntukkan bagi masyarakat biasa agar dapat
dengan mudah mengenali keaslian uang rupiah dengan cara 3D (Dilihat, Diraba,
Diterawang). Pernah mendengar istilah ini, kan?

Unsur- unsur pengaman yang bersifat terbuka (overt), yang saat ini terdapat pada
uang rupiah yaitu:
1) Warna Uang terlihat terang dan jelas

Gambar 11 Warna Uang untuk Pecahan Rp50.000,00


Sumber: www.bi.go.id

2) Optically Variable Ink (OVI), yaitu hasil cetak dengan tinta khusus berupa logo
BI dalam bidang tertentu, yang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut
pandangberbeda.

Gambar 12 Optically Variable Ink (OVI) pada Pecahan Rp50.000,00


Sumber: www.bi.go.id
3) Cetak Pelangi (Rainbow Printing), yaitu cetak pelangi dalam bidang
tertentuyang akan berubah warna apabila dilihat dari sudut pandang yang
berbeda.

Gambar 13 Cetak Pelangi pada Pecahan Rp100.000,00


Sumber: www.bi.go.id

4) Benang Pengaman (Security Thread), yaitu bahan tertentu yang ditanam pada
kertas uang dan tampak sebagai suatu garis melintang atau beranyam. Pada
pecahan Rp100.000 dan Rp50.000, benang pengaman akan berubah warna
apabila dilihat dari sudut pandang berbeda.

Gambar 14 Benang Pengaman pada Pecahan Rp100.000,00


Sumber: www.siajun.com

5) Gambar Tersembunyi (Latent Image), yaitu teknik cetak dimana terdapat


tulisan tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.

Gambar 15 Gambar Tersembunyi pada Pecahan Rp20.000,00


Sumber: www.bi.go.id
6) Cetak Intaglio, yaitu hasil cetak berbentuk relief yang terasa kasar bila diraba.
Cetak intaglio terdapat pada angka nominal, huruf terbilang, tulisan Bank
Indonesia, gambar utama dan Lambang Negara Burung Garuda.

Gambar 16 Cetak Intaglio pada Pecahan Rp10.000,00


Sumber: www.bi.go.id

7) Kode Tunanetra (Blind Code), yaitu kode tertentu untuk mengenali jenis
pecahan bagi tunanetra. Pada umumnya, kode tunanerta terletak di bagian
muka uang di atas tulisan Bank Indonesia.

Gambar 17 Blind Code pada Pecahan Rp50.000,00


Sumber: www.bi.go.id

8) Tanda Air (Watermark), yaitu suatu gambar tertentu pada bahan kertas uang
yang akan terlihat bila diterawang ke arah cahaya, umumnya berupa gambar
pahlawan.

Gambar 18 Watermark pada Pecahan Rp50.000,00


Sumber: www.bi.go.id

9) Gambar Saling Isi (Rectoverso), yaitu hasil cetak pada bagian muka dan
belakang uang yang beradu tepat dan saling mengisi, menghasilkan gambar
logo BI secara utuh apabila diterawangkan ke arah cahaya.
Gambar 19 Gambar Saling Isi pada Pecahan Rp50.000,00
Sumber: www.bi.go.id

b. Semi tertutup (semicovert) adalah unsur pengaman yang dapat dideteksi dengan
menggunakan alat bantu yang sederhana seperti kaca pembesar dan lampu
ultraviolet. Unsur pengaman ini diperuntukkan bagi profesional seperti kasir bank,
kasir supermarket dan bendahara, agar dapat dengan mudah mengenali keaslian
uang rupiah dengan menggunakan alat bantu tersebut. Unsur-unsur pengaman yang
bersifat semi tertutup (semicovert) yang saat ini terdapat pada uang rupiah yaitu:
1) Tulisan Mikro (Micro Text), yaitu tulisan berukuran sangat kecil yang
hanya dapat dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.

Gambar 20 Tulisan Mikro pada Pecahan Rp100.000,00


Sumber: www.bi.go.id

2) Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink), yaitu hasil cetak tidak kasat mata
yang akan memendar di bawah sinar ultraviolet.

Gambar 21 Invisible Ink pada Pecahan Rp50.000,00


Sumber: www.bi.go.id

3) Tinta Tampak (Visible Ink), yaitu gambar tertentu yang dicetak dengan
tinta tampak dan akan terlihat memendar apabila disinari dengan lampu
ultraviolet.
Gambar 22 Visible Ink pada Pecahan Rp100.000,00
Sumber: www.bi.go.id

4) Nomor seri (Serial Number), yaitu nomor seri uang yang pada
umumnya dibuat asimetris dan apabila disinari lampu ultraviolet akan
memendar berubah warna dari merah menjadi orange dan hitam
menjadi hijau.

Gambar 23 Nomor Seri


Sumber: www.bi.go.id

c. Tertutup (covert/forensic) adalah unsur pengaman yang hanya dapat dideteksi


dengan menggunakan media peralatan laboratorium/forensik.

2. Alat Pembayaran Nontunai


Alat pembayaran nontunai sudah berkembang dan semakin lazim dipakai
masyarakat. Alat pembayaran secara umum dibagi menjadi dua, yakni alat
pembayaran tunai dan alat pembayaran nontunai. Alat pembayaran tunai tiada lain
adalah uang rupiah sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, sedangkan alat
pembayaran nontunai secara umum dibagi menjadi dua, yakni: 1. Alat Pembayaran
Berbasis Kertas (Paper Based) yaitu cek, bilyet giro, dan nota debet. 2. Alat
Pembayaran Berbasis Elektronik (Electronic Based) yaitu Kartu ATM/Debet, kartu
kredit dan uang elektronik (e-money). Untuk lebih jelasnya, perhatikan bagan
berikut:
Gambar 24 Jenis-Jenis Alat Pembayaran
Sumber: Buku Panduan Guru Ekonomi SMA/MA Muatan Kebanksentralan

Cek merupakan suatu perintah kepada bank untuk membayarkan sejumlah dana.
Cek dikenal ada tiga macam, yaitu cek atas unjuk, cek atas nama, dan cek silang.
Sementara itu, Giro Bilyet adalah surat perintah nasabah bank untuk memindahkan
sejumlah uang dari rekeningnya kepada rekening nasabah yang lain yang ditunjuk. Giro
bilyet tidak dapat ditukarkan dengan uang tunai di bank penerimanya.
AdapunNotaDebet adalahwarkatatausuratyangdigunakanuntuk menagih nasabah bank
lain melalui kliring. Nota debet juga digunakan untuk keperluan transaksi antarkantor,
baik nota debet dengan surat maupun nota debet dengan telegram. Nota debet dengan
surat atau dengantelegram disampaikan melalui kantor pos.

Gambar 25 Contoh Cek


Sumber: Dokumen BI
Gambar 26 Contoh Bilyet Giro Sumber: Dokumen BI

Adapun Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) adalah alat pembayaran berupa kartu
kredit dan kartu ATM/Debet. Kartu Kredit adalah APMK yang dapat digunakan untuk berbelanja
pada pedagang, yang sumber dananya berasal dari pinjaman (kredit) yang diberikan penerbit serta
dikenakan bunga/denda jika membayar setelah jatuh tempo atau angsuran. Kartu kredit dapat
diartikan juga sebagai kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga pembiayaan lainnya yang
diberikan kepada nasabah untuk digunakan sebagai alat pembayaran.
Sementara itu, Kartu ATM adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan tarik tunai, cek
saldo, transfer dana antar dan intra bank. Sumber dana berasal dari simpanan dan saldo simpanan
akan berkurang secara langsung pada saat transaksi. Layanan ATM di Indonesia mulai diperkenalkan
pada awal tahun 1990-an.
Sedangkan Kartu Debet adalah APMK yang dapat digunakan untuk berbelanja pada pedagang
dan debet tunai. Sumber dana berasal dari simpanan dan saldo simpanan akan berkurang secara
langsung pada saat transaksi. Kartu debet dapat diartikan juga sebagai alat pembayaran berbasis
kartu yang pembayarannya dilakukan dengan pendebetan langsung ke rekening nasabah pada bank
penerbit kartu. Beberapa bank penerbit kartu telah mengombinasikan kartu debet dan kartu ATM
dalam satu kartu (kartu debet ATM). Pada saat kartu debet digunakan untuk bertransaksi, maka
secara otomatis akan langsung mengurangi dana yang tersedia pada rekening. Jika kartu debet
digunakan untuk bertransaksi di mesin ATM, maka kartu tersebut dikenal sebagai kartu ATM.
Namun, apabila digunakan untuk transaksi pembayaran dan pembelanjaan nontunai dengan
menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture), maka kartu tersebut dikenal sebagai
kartu debet.
Selain kartu kredit dan kartu ATM/debet, terdapat pula apa yang disebutdengan uang elektronik.
Tahukah Anda apa itu uang elektronik? Uang Elektronik adalah APMK yang diterbitkan atas dasar
nilai uang yang disetor terlebih dahulu kepada penerbit uang elektronik. Nilai Uang disimpan secara
elektronik dalam suatu media server atau chip. Uang elektronik dapat digunakan sebagai alat
pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut. Nilai uang
elektronik yang disetor oleh pemegang kartu bukan simpanan, artinya tidak mendapatkan bunga dan
tidak dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Page 38
A. Kompetensi Dasar
3.8 Mendeskripsikan perkoperasian dalam perekonomian Indonesia
4.8 Mengimplementasikan pengelolaan koperasi sekolah
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KOPERASI

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul pada kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan anak-


anak dapat mendeskripsikan dan mengimplementasikan dalam pengelolaan
koperasi dalam perekonomian Indonesia sehingga dapat menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan kreatif, jujur, dan bertanggung jawab.

B. Uraian Materi

Sejarah Koperasi

Perkembangan koperasi di luar negeri mengalami perjalanan yamg tidak singkat


sampai akhirnya seperti koperasi sekarang ini. Koperasi lahir karena inspirasi tokoh-tokoh
seperti Robert Owen, Francois Charles Fourier, Louis Blanc dan Ferdinand Lassale. Tokoh-
tokoh tersebut memprotes kemiskinan yang terjadi akibat revolusi industri dan sistem
kapitalis.
Koperasi Rochdale merupakan koperasi komsumsi pertama di dunia. Didirikan di
Rochdale Inggris oleh Robert Owen yang selanjutnya dikenal sebagai Bapak Koperasi.
Koperasi ini bermula dari 28 orang pekerja pabrik tekstil merasa perlu mendirikan
perkumpulan dan membuka toko untuk memenuhi kebutuhan sehari hari anggotanya.
Gerakan koperasi ini berhasil baik, karena menggunakan prinsip-prinsip yang memudahkan
anggotanya, tetapi tetap tertib dalam menggunakan kemudahan itu. Prisip-prinsip itu
dikenal dengan prinsip Rochdale, yaitu :

1. Keanggotaan bersifat terbuka untuk umum, netral terhadap agama, politik dan ras.
2. Pembelian barang secara tunai.
3. Mutu barang yang dijual harus baik dan timbangan yang benar
4. Bunga atas modal dibatasi
5. Sisa Hasil Usaha dibagi berdasarkan jasa masing-masing anggota
Page 39
6. Barang dijual dengan harga pasar
7. Sebagian keuntungan untuk memperbesar modal

Pengertian Koperasi
Berdasarkan Undang-undang Koperasi No 25 Tahun 1992 koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.
Asas Koperasi
UU No. 25 tahun 1992 pasal 2 menetapkan kekeluargaan sebagai asas
koperasi. Karena itu, dalam pengembangan koperasi, rasa setiakawan tersebut harus
didukung oleh unsur penting lainnya, yaitu adanya kesadaran akan harga diri dan
kepercayaan pada diri sendiri.
Landasan Koperasi
1. Landasan idiil
Landasan idiil koperasi Indonesia adalah Pancasila didasarkan atas
pertimbangan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup dan ideologi bangsa
Indonesia.
2. Landasan Struktural
UUD 1945 sebagai landasan struktural koperasi Indonesia yang berdasarkan
Pancasila, dan landasan geraknya pasal 33 ayat (1) yang berbunyi “ perekonomian
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
3. Landasan Operasional
Landasan operasional merupakan tata aturan kerja yang harus diikuti dan
ditaati oleh anggota, pengurus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi
dalam melakukan tugas masing-masing di koperasi. Landasan operasional
koperasi Indonesia adalah :
a. UU No 25 tahun 1992.
b. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
4. Landasan Mental
Landasan mental koperasi Indonesia adalah kesetiakawanan dan kesadaran
pribadi. Setiap anggota harus punya rasa setia kawan dengan anggota lainnya,
juga memiliki kesadaran pribadi untuk memajukan koperasi.

Tujuan Koperasi
Dalam UU Koperasi No 25 tahun 1992 pasal 3 disebutkan Koperasi
bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.
Fungsi dan Peran Koperasi
Dalam Bab III, Pasal 4, UU nornor 25 tahun 1992 disebutkan fungsi dan peran
koperasi, antara lain:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan

Page 40
masyarakat dan manusia
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi
ekonomi

Prinsip Koperasi
1. Keanggota bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis
3. Mandiri
4. Pembagian SHU secara adil sebanding dengan besarnya jasa masing-masing
anggota.
5. Pemberian balas jasa terbatas atas modal
6. Koperasi menyelelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota, pengurus
dan pengawas.
7. Kerjasama antar koperasi

Perangkat Organisasi Koperasi


Berdasarkan UU No 25 tahun 1992 pasal 21, sebuah koperasi harus
dilengkapi dengan perangkat organisasi yaitu :
1. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi yang menentukan kebijakan
koperasi. Dalam rapat anggota ditetapkan :
a. anggaran Dasar
b. kebijakan umum di bidang organisasi, majemen, dan usaha koperasi
c. pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas
d. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta
pengesahan laporan keuangan
e. pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya
f. pembagian sisa hasil usahaaa
g. penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran
koperasi Rapat anggota dilaksanakan minimal sekali dalam
setahun.

2. Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh anggota dalam rapat anggota. Masa jabatan
pengurus paling lama 5 tahun.
a. Tugas Pengurus :
1) Mengelola Koperasi dan usahanya;
2) Mengajukan rencana-rencana kerja serta rancangan rencana anggaran
pendapatan dan belanja Koperasi;
3) Menyelenggarakan Rapat Anggota;
4) Mengajukan laboran keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
5) Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;
6) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
b. Wewenang Pengurus
1) mewakili koperasi di dalam dan luar pengadilan
2) memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta pemberhentian
Page 41
anggota sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar;
3) melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan
koperasi sesuai dengan tanggung jawabnya dan keputusan Rapat Anggota.
3. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam rapat anggota dan
bertanggung jawab kepada rapat anggota. Persyaratan dapat dipilih sebagai
pengawas ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
a. Tugas Pengawas :
1) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaa Koperasi;
2) membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
b. Wewenang Pengawas :
1) Meneliti catatan yang ada pada koperasi
2) Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
Penggolongan Koperasi
Penggolongan koperasi berdasarkan :
1. Keanggotaannya.
Dilihat dari keanggotaannya, koperasi di Indonesia dibedakan menjadi :
a. Koperasi Primer
Koperasi primer adalah koperasi yang beranggotakan orang perseorang dengan
jumlah minimal 20 orang. Lingkup kerjanya satu kantor/usaha, satu
kelurahan/desa, satu kecamatan.. contoh koperasi pegawai, KUD
b. Koperasi Sekunder
Koperasi sekunder adalah koperasi yang beranggotakan beberapa koperasi
yang berbadan hukum. Koperasi sekunder terbagi lagi sebagai berikut :
1) Koperasi Pusat
Koperasi pusat adalah koperasi yang anggotanya minimal lima koperasi
primer. Wilayah kerjanya satu Kota/Kabupaten.
2) Koperasi Gabungan
Koperasi Gabungan adalah koperasi yang anggotanya minimal tiga
koperasi pusat. Wilayah kerjanya satu provinsi
3) Koperasi Induk
Koperasi Induk adalah koperasi yang anggotanya minimal tiga koperasi
gabungan. Wilayah kerjanya sekala nasional

Page 42
2. Jenis Usahanya
Dilihat dari kegiatan usaha yang dilakukan koperasi, dikelompokkan menjadi :
a. Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang melakukan kegiatan usaha membantu
proses produksi yang dilakukan anggotanya. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya menyediakan bahan baku, menyediakan alat produksi,
memasarkan hasil produksi.
Contoh koperasi pengrajin anyaman .
b. Koperasi Komsumsi
Koperasi komsumsi ini kegiatannya menyediakan/menjual kebutuhan sehari-
hari anggotanya
c. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi ini kegiatan usahanya menyediakan layanan simpanan dan pinjaman
bagi anggotanya.
d. Koperasi Serba Usaha
Koperasi serba usaha adalah koperasi yang melakukan kegiatan lebih dari satu
jenis, misal selain sebagai koperasi simpan pinjam juga menjual kebutuhan
sehari-hari anggotanya.

Modal Koperasi
Modal koperasi menurut UU No 25 tahun 1992 pasal 41 :
1. Modal Sendiri, dapat berasal dari:
a. Simpanan pokok,
Simpanan pokok ini adalah simpanan wajib dibayar ketika seseorang jadi
anggota. Simpanan ini tidak dapat diambil selama jadi anggota. Jumlahnya
sama untuk setiap anggota
b. Simpanan Wajib
Simpanan ini wajib dibayar anggota secara berkala, misalnya bulanan dengan
jumlah yang sama setiap bulannya
c. Dana cadangan
Dana cadangan ini diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha dengan tujuan
untuk menambah modal atau menutup kerugian.
d. Hibah
Dana hibah adalah sejumlah uang atau barang yang diterima dari pihak lain
dan tidak mengikat.
2. Modal Pinjaman
Modal pinjaman bisa berasal dari :
a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank/lembaga lain
d. Penerbitan obligasi atau surat utang lainnya
.

C. Latihan Soal

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut kamu paling tepat !


1. Landasan hukum berdirinya koperasi adalah ....
A. UU Nomor 22 Tahun 1992
B. UU Nomor 25 Tahun 1992
C. UU Nomor 22 Tahun 1995
D. UU Nomor 25 Tahun 1995
E. UU Nomor 25 Tahun 2005
2. Memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945, hal tersebut merupakan … .
A. prinsip
B. manfaat
C. tujuan
D. asas
E. landasan

3. untuk mendirikan koperasi primer anggotanya paling sedikit … .


A. 10 orang
B. 15 orang
C. 20 orang
D. 25 orang
E. 30 orang
4. Mengacu pada ketentuan Anggaran Dasar dan keputusan rapat anggota, Sisa Hasil
Usaha disisihkan terlebih dahulu untuk … .
A. Dana cadangan
B. Dana pengurus
C. Dana sosial
D. Jasa modal
E. Jasa anggota
5. Berikut adalah tugas dan wewenang pengurus koperasi :
1) Mengelola koperasi
2) Mewakili koperasi di pengadilan
3) Menyelenggarakan rapat anggota
4) Memutuskan menerima atau menolak anggota
5) Melakukan tindakan untuk kemanfaatan koperasi
Yang merupakan wewenang pengurus koperasi adalah
… . A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
KOPERASI SEKOLAH

A. Uraian Materi

Pengertian Koperasi Sekolah

Koperasi sekolah adalah koperasi yang


berada di lingkungan sekolah, baik sekolah dasar
maupun sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas atau yang sederajat. Koperasi ini
anggotanya seluruh siswa di sekolah tersebut.
Koperasi sekolah sering kita kenal dengan nama
koperasi siswa.Koperasi sekolah tidak berbadan
hukum, koperasi ini dibentuk khusus untuk
kepentingan pendidikan.
Gambar 2.1: Contoh Koperasi Sekolah

Landasan Hukum Koperasi Sekolah


Landasan hukum berdirinya koperasi sekolah yaitu :
1. Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.
638/AKPTS/Men/1974 tentang ketentuan pokok mengenai Koperasi Sekolah
2. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
0158/P/1984 dan Menteri Koperasi nomor 51/M/KPTS/III/1984, tertanggal 22
Maret 1984
3. Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5/U/1984, tentang
Pendidikan Perkoperasian
4. UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Tujuan Koperasi Sekolah
Koperasi sekolah didirikan dengan tujuan :
1. Mendidik siswa untuk latihan berkoperasi
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidang perkoperasian
3. Melatih siswa untuk tanggung jawab, disiplin dan bergotong royong
4. Melatih siswa agar punya pengalaman praktis dalam berkoperasi
5. Menumbuhkan jiwa demokratis
Ciri Koperasi Sekolah
1. Koperasi sekolah tidak berbadan hukum
2. Anggotanya adalah siswa sekolah tersebut
3. Keanggotaan berlangsung selama yang bersangkutan terdafar sebagi siswa
sekolah tersebut
4. Koperasi sekolah merupakan koperasi serba usaha
5. Koperasi sekolah mempunyai manfaat baik secara ekonomi maupun pendidikan
Tahap - Tahap Pendirian Koperasi Sekolah
Untuk mendirikan koperasi sekolah perlu melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini kepala sekolah, guru, siswa mengadakan pertemuan untuk
membahas pendirian koperasi sekolah. Selanjutnya membentuk panitia yang akan
melakukan persiapan-persiapan. Persiapan tersebut meliputi :
a. Mengumpulkan informasi tentang koperasi sekolah dan berkoordinasi dengan
kantor koperasi setempat.
b. Menentukan waktu, tempat dan acara rapat pembentukan koperasi sekolah
c. Membuat rancangan AD /ART
d. Membuat rancangan program
e. Mempersiapakan sistem pemilihan pengurus
f. Menyiapkan administrasi rapat seperti undangan, daftar hadir, notulen, tata
tertib, dan akta pendirian koperasi
2. Tahap pembentukan
Setelah tahap persiapan selesai selanjutnya tahap pembentukan. Pada tahap adalah
rapat pembentukan yang dihadiri undangan:
a. Kepala sekolah dan dewan guru
b. Siswa minimal 20 orang
c. Pejabat kantor Koperasi
d. Perwakilan oramg tua siswa
Yang dibahas pada rapat ini adalah
:
a. Pembentukan koperasi sekolah
b. Pemilihan pengurus dan pengawas koperasi
c. Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
d. Penetapan bidang usaha
e. Penetapan rencana kerja dan rencana anggaran
3. Tahap Pengesahan
Setelah pembentukan koperasi sekolah tahap selanjutnya adalah pengajuan
pengesahan ke kantor koperasi setempat dengan melampirkan :
a. Anggaran Dasar/ Akta pendirian koperasi rangkap tiga, yang asli bermaterai
b. Berita acara pembentukan koperasi
c. Neraca awal koperasi
Apabila semuanya memenuhi persyaratan Kantor Dinas Koperasi selambat –
lambatnya 3 bulan sejak pemgajuan, memberikan pengesahan. Bila persyaratan
kurang lengkap bisa ditolak atau dikembalikan
Jenis Usaha Koperasi Sekolah
1. Unit usaha pertokoan,
2. Unit usaha cafetaria/kantin sekolah, unit ini bertujuan menyediakan kebutuhan
makanan dan minuman bagi siswa dengan harga murah, kebersihan dan kesehatan
lebih terjaga, serta siswa tidak perlu ke luar lingkungan sekolah.
3. Unit usaha simpan pinjam, unit ini bertujuan mendidik siswa untuk hemat dan
gemar menabung. Unit ini juga bisa memberikan pinjaman pada siswa yang
membutuhkan.
4. Unit usaha jasa lainnya, unit ini bertujuan memberikan layanan jasa pada para siswa.
Unit ini disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan ekonomi masyarakat.
Unit dapat berupa usaha fotocopy, penjilidan, pengetikan serta lainnya.
Pengelolaan Koperasi Sekolah
Untuk keberlangsungan koperasi sekolah, maka harus dikelola dengan sebaik-
baiknya. Yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan koperasi sekolah adalah :
1. Bidang Keanggotaan
Perlu diatur tentang syarat keanggotaan, masa berakhir, hak dan kewajibannya.
Persayaratan jadi anggota koperasi :
a. Siswa terdaftar aktif di sekolah tersebut
b. Siswa sanggup memenuhi ketentuan yang berlaku
c. Siswa memenuhi kewajiban sebagai anggota koperasi
Keanggotaan siswa pada koperasi sekolah akan berakhir,jika :
a. Siswa meninggal dunia
b. Siswa pindah sekolah
c. Siswa berhenti sekolah baik karena telah lulus dari sekolah tersebut atau karena
alasan lain.

Hak siswa sebagai anggota koperasi sekolah:


a. Memilih dan dipilih sebagai pengurus
b. Memberikan saran baik diminta maupun tidak
c. Mendapatkan SHU sesuai ketentuan
d. Mendapat pelayanan yang sama dengan anggota lainnya
e. Memberikan suara dalam Rapat Anggota
f. Mengetahui perkembangan koperasi
Selain memiliki hak, anggota juga mempunyai kewajiban diantaranya :
a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah ditetapkan
b. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan memajukan koperasi
c. Menjaga nama baik koperasi sekolah
2. Bidang Organisasi
3. Bidang Administrasi
4. Bidang Permodalan
Modal koperasi sekolah bisa dari modal sendiri maupun modal dari luar.
a. Modal sendiri yaitu modal yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib,
dan dana cadangan yang berasal dari SHU yang tidak dibagi
b. Modal dari luar yaitu modal yang berasal dari simpanan sukarela, pinjaman dari
bank, pinjamanan dari koperasi lain, ataupun sumber lainnya.
5. Pembinaan
Kepala sekolah dan guru harus memberikan pembinaan secara kontinu guna
kelancaran dan kelangsungan koperasi sekolah. Pembinaan bisa dalam bentuk :

4
a. Pemberian fasilitas yang diperlukan koperasi sekolah, seperti ruangan, peralatan
dan perlengkapan.
b. Pendidikan perkoperasian baik melalui mata pelajaran ekonomi atau pelatihan
Sisa Hasil Usaha
Menurut UU Perkoperasian No 25 tahun 1992 pasal 45 ayat (1) disebutkan
bahwa Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu
tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, pajak dan kewajiban pada tahun yang
bersangkutan. Ayat (2) Sisa hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan
kepada anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan
perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
SHU yang dibagikan pada anggota dalam bentuk :
1. Jasa modal /jasa simpanan.
Jasa modal ini dibagikan kepada anggota berdasarkan besar kecilnya simpanan
anggota tersebut di koperasi. Semakin besar simpanan maka akan senmakin besar
jasa simpanan yang diterima. Untuk menghitung jasa simpanan dengan rumus :

Simpanan anggota ybs


Jasa modal tiap anggota =-------------------------------------X Bagian SHU untuk
Total simpanan koperasi

2. Jasa anggota/ jasa usaha


Jasa anggota dibagikan kepada anggota berdasarkan kontribusinya pada koperasi
sesuai dengan jenis koperasinya :
a. Koperasi komsumsi
Besarnya jasa anggota pada koperasi ini berdasarkan besar kecilnya anggota
berbelanja di koperasi. Untuk menghitungnya dengan rumus:

Penjualan pada anggota ybs


SHU tiap anggota = -------------------------------------- X Bagian SHU untuk jasa
anggota
Total penjualan

b. Koperasi simpan pinjam


Besarnya jasa anggota pada koperasi simpan pinjam tergantung dari jumlah jasa
pinjaman yang diberikan anggota pada koperasi. Untuk menghitungnya dengan

Pinjaman anggota ybs


SHU tiap anggota = ---------------------------------X Bagian SHU untuk jasa anggota
Total pinjaman di koperasi

rumus
c. Koperasi produksi
Besarnya jasa anggota pada koperasi produksi ditentukan oleh besar kecilnya
anggota menjual hasil produksi ke koperasi. Untuk menghitungnya dengan
rumus
Pembelian pada anggota ybs 4
SHU tiap anggota = ---------------------------------------- X Bagian SHU untuk jasa anggota
Total pembelian koperasi
Cara pembagian SHU

Contoh :
SHU koperasi komsumsi “Maju” pada tahun 2018 memperoleh SHU
Rp50.000.000,00. SHU itu sipa dibagi pada anggota . Dalam AD/ART
pengalokasiannya :
 25% untuk dana cadangan
 20% untuk jasa modal
 20% untuk jasa anggota
 10% dana pengurus
 5 % dana sosial
 5% dana pendidikan
 5% dana pembangunan lingkungan
 10% dana pegawai
Alokasi perhitungannya sebagai berikut :

No Alokasi Perhitungan Jumlah


1 Dana cadangan 20% X Rp50.000.000,00 Rp10.500.000,00
2 Jasa modal 20% X Rp50.000.000,00 Rp10.000.000,00
3 Jasa anggota 25% X Rp50.000.000,00 Rp12.500.000,00
4 Dana pengurus 10% X Rp50.000.000,00 Rp 5.000.000,00
5 Dana sosial 5% X Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00
6 Dana pendidikan 5% X Rp50.000.000,00 Rp2.500.000,00
7 Dana pembangunan daerah 5% X Rp50.000.000,00 Rp2.500.000,00
kerja
8 Dana pegawai 10% X Rp50.000.000,00 Rp5.000.000,00

Jika pak Ibrahim sebagai anggota mempunyai simpanan pokok Rp500.000,00, dan
simpanan wajib Rp2.500.000,00 sedangkan total modal koperasi Rp60.000.000,00. Pak
Ibrahim berbelanja di koperasi senilai Rp1.000.000,00 dan total penjualan koperasi
pada anggota Rp40.000.000,00. Berapakah SHU yang akan diterima pak Ibrahim?
Mari kita hitung :

SHU yang diterima Pak Ibrahim


a. Jasa Modal atau Jasa Simpanan
Rp 3.000.000,00
Jasa modal = --------------------------- x Rp.10.000.000,00
Rp 60.000.000,00
= Rp 500.000,00

b. Jasa anggota
Rp 1.000.000,00
Jasa modal = --------------------------- x Rp.12.500.000,00
Rp 40.000.000,00

4
= Rp 312.500,00
Jadi SHU yang diterima Pak Ibrahim Rp 500.000,00 + Rp 312.500,00
= Rp 812.500,00

5
PENDAHULUAN

A. Identitas Modul
Mata Pelajaran :
Ekonomi Kelas/Semester
:
X/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 3 Jam
Pelajaran Judul Modul :
Manajemen
B. Kompetensi Dasar
3.9 Mendeskripsikan konsep manajemen
4.9 Mengimplementasikan fungsi manajemen dalam kegiatan sekolah
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1
KONSEP MANAJEMEN
A. Materi
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Perancis kuno yaitu management, yang
artinya seni melaksanakan dan mengatur. Berikut pendapat beberapa ahli tentang
pengertian manajemen:
1. Prajudi Atmosudirdjo
Manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakkan orang-
orang, uang, mesin-mesin, dan alat-alat sesuai kebutuhan.
2. Sondang P. Siagian
Manajemen adalah kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka mencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
3. Karnadi Wargasasmita
Manajemen adalah mengatur, mengurus, memimpin, dan mengawasi
pekerjaan-pekerjaan ke arah tujuan usaha.
4. Manullang
Manajemen adalah seni dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, serta pengawasan (pengontrolan) sumber daya manusia dan
sumber daya alam untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. The Liang Gie
Manajemen adalah proses yang menggerakkan Tindakan-tindakan dalam
usaha Kerjasama manusia sehingga tujuan yang telah ditentukan benar-benar
tercapai.
6. Henry Fayol
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan sumber daya manusia, dan mengadakan
pengendalian dalam rangka mencapai tujuan.
7. George R. Terry
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri atas kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengadakan pengendalian melalui

5
kegiatan orang lain dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Prinsip Manajemen
Prinsip manajemen menjadi pedoman kerja dalam melaksanakan manajemen.
Prinsip manajemen yang diterapkan dengan tepat dapat memudahkan perusahaan
dalam mencapai tujuan. Henry Fayol merumuskan prinsip-prinsip manajemen
sebagai berikut:
1. Pembagian kerja (Division of Work)
Pembagian kerja harus dilakukan agar terjadi spesialisasi. Pembagia kerja
harus sesuai dengan kemampuan dan keahlian tenaga kerja agar efektiviatas
dan efisiensi.
2. Wewenang dan tanggung jawab (Authoriryand Responsibility)
Dalam melaksanakan tugasnya seorang pemimpin dilengkapi dengan
wewenang dan tanggung jawab. Wewenang dan tanggung jawab harus
seimbang. Setiap pekerjaan harus memberikan tanggung jawab sesuai
wewenangnya.
3. Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan kepatuhan dan ketaatan pada pekerjaan yang menjadi
tanggung jawabnya.
4. Kesatuan Perintah (Unity of Commmand)
Dalam melaksanakan pekerjaannya, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah. Karyawan menerima petunjuk dari satu orang saja.
Karyawan perlu mengetahui pihak yang harus bertanggung jawab sesuai
wewenangnya.
5. Kesatuan Arah (Unity of Direction)
Kegiatan dalam organisasi sebaiknya diarahkan oleh satu orang saja dengan
menggunakan satu perencanaan. Kesatuan arah berkaitan dengan kesatuan
perintah.
Unsur-Unsur Manajemen
Unsur- unsur itu meliputi:
1. Tenaga Kerja (Man)
Dalam kegiatan manajemen unsur manusia paling menentukan. Manusia
menjadi penggerak dan penentu tercapainya suatu tujuan.
2. Uang (money)
Dalam kegiatan manajemen uang digunakan untuk biaya produksi membeli
bahan baku, menggaji karyawan, dan membiayai kegiatan lainnya.
3. Mesin (Machines)
Pemakaian mesin mempermudah proses kerja, memciptakan efisiensi serta
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas.
4. Bahan (Materials)
etersediaan bahan sangat penting dalam proses produksi.
5. Metode (Methods)
Metode merupakan cara dalam melakukan kegiatan guna mencapai tujuan.
Pemilihan metode yang tepat dapat menentukan keberhasilan.
6. Pasar (Market)
Pasar merupakan tempat menjual hasil produksi. Penguasaan pasar untuk
mendistribusikan hasil produksi meruapakan hal yang menentukan dalam
manajemen.

5
Fungsi Manajemen
NO Ahli Fungsi Manajemen Singkatan
1 Henry Fayol 1. Perencanaan (Planning) POCCC
2. Pengorganisasian (Organizing) (POC3)
3. Pemberian
Komando
(Commanding)
4. Pengkoordinasian (Coordinating)
5. Pengawasan (Controlling)
2 Harold Koontz dan 1. Perencanaan (Planning) POSDC
Cyrill O’Donnel 2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penempatan Tenaga Kerja (Staffing)
4. Pemberian Pengarahan (Directing)
5. Pengawasan (Controlling)
3 Luther M. Gullick 1. Perencanaan (Planning) POSDCRB
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penempatan Kerja (Staffing)
4. Pemberian Pengarahan (Directing)
5. Pengkoordinasian (Coordinating)
6. Penyampaian Laporan (Reporting)
7. Penyusunan Anggaran
Belanja (Budgeting)
4 George Terry 1. Perencanaan (Planning) POAC
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Penggerakkan (Actuating)
4. Pengawasan (Controlling)
5 William Newman 1. Perencanaan (Planning) POAC
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengolahan Sumber
Aalam (Assembling Resources)
4. Pengawasan (Controlling)
6 Sondang P. Siagian 1. Perencanaan (Planning) POMCE
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pemberian Motivasi (Motivating)
4. Pengawasan (Controlling)
5. Penilaian (Evaluating)
7 Prof. Dr. Winardi, 1. Perencanaan (Planning) POCLCC
SE 2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengkoordinasian (Coordinating)
4. Kepemimpinan (Leading)
5. Komunikasi (Communication)
6. Pengawasan (Controlling)
8 Liang Gie 1. Perencanaan (Planning) PDDCC
2. Pembuatan Keputusan
5
(Decision Making)
3. Pembimbingan (Directing)
4. Pengkoordinasian (Coordinating)
5. Pengendalian (Controlling)

5
2. Pengorganisasian (Organizing)
a. Penetapan tujuan yang jelas
b. Pembagian kerja
c. Pelimpahan wewenang
d. Kesatuan komando
e. Rentangan kekuasaan
f. Tingkat kekuasaan serta koordinasi.s
3. Penggerakkan (Actuating)
Penggerakkan adalah tindakkan mengusahakan agar semua anggota mau secara sadar untuk bekerja
mencapai tujuan.
4. Pengawasan (Controlling)
1. Mencegah penyimpangan
2. Memperbaiki kesalahan dan menindak penyelewengan.
3. Mendinamiskan organisasi dan seluruh kegiatan manajemen.
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab.
5. Mendidik pegawai jujur.

Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibagi menjadi tiga tingkatan. Setiap tingkatan dalam
manajemen dipimpin oleh seorang manajer. Berikut Tingkatan manajemen:

Manajemen
Puncak

Manajemen
Menengah

Manajemen Bawah

Gambar 1.2: Tingkatan manajemen


1. Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen puncak adalahh jenjang manajemen tertinggi dalam sebuah organisasi. Manajemen ini
bertanggung jawab secara keseluruhan organisasi. Yang termasuk tingkatan ini adalah anggota
dewan direksi dan presiden perusahaan.
2. Manajemen Menengah (Middle management)
Manajemen menengah adalah tingkatan manajem tengah-tengah. Manajemen ini membawahi dan
mengarahkan manajemen di bawahnya. Manajemen ini bertanggung jawab pada manajemen
puncak. Misal, kepala bagian yang membawahi beberapa kepala seksi atau kepala sub divisi yang
membawahi kepala bagian.
3. Manajemen bawah (Lower Management)
Manajemen ini tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi, sering disebut manajemen lini
pertama. Manajemen ini mengawasi tenaga operasional. Manajemen ini bertanggung jawab pada
manajemen menengah. Contoh mandor, supervisor.

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 IMPLEMENTASI


MANAJEMEN
A. Materi

Bidang -Bidang Manajemen


1. Manajemen Produksi
2. Manajemen Pemasaran
3. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan yang berhubungan dengan langkah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan
untuk operasional dan bagaimana penggunaan dana, serta pengawasannya.
Fungsi utama manajemen keuangan adalah:
a) Sumber dana.
Sumber dana dapat diperoleh baik dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan
b) Penggunaan dana.
Dana yang ada pada perusahaan harus digunakan sebaik mungkin, hal ini bertujuan nilai
perusahaan semakin meningkat pada masa yang akan dating.
c) Pengawasan penggunaan dana.
Dana yang ada harus diawasi penggunaannnya agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Kesalahan penggunaan dana dapat mengakibatkan kerugian.

4. Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
terhadap personalia sehingga efektif dan efisien. Kegiatan manajemen personalia terdiri atas:
a. Pengadaan pegawai
Kegiatan ini menyangkut penentuan tenaga kerja baik secara kualitas maupun kuantitas, analisis
jabatan, dan proses seleksi
b. Pengembangan tenaga kerja
Kegiatan ini menyangkut pengembangan diri tenaga kerja, baik melaui diklat, mutasi, delegasi,
promosi dan konseling.
c. Pemberian kompensasi
Kegiatan ini menyangkut penentuan upah, pemberian bonus bagi tenaga kerja
d. Pengintegrasian
Yaitu kegiatan yang menyangkut penentuan sistem pengupahan maupun pemberian insentif bagi
pegawai
5. Manajemen Administrasi
Yaitu cara mengajukan informasi mengenai administrasi atau akuntansi sedemikian rupa sehingga
dapat membantu manajemen dalam menentukan garis-garis kebijaksanaan dan operasional
perusahaan.
Dalam manajemen administrasi / akuntansi ada beberapa tahapan yaitu :
a. Pengumpulan data
b. Pencatatan data
c. Pengelompokan data
d. Pelaporan

B. Latihan 2
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Arman memiliki usaha kaos. Beberapa bulan terakhir usahanya sering mengalami keterlambatan
pasokan bahan baku, karena stok di agen terbatas. Masalah yang dihadapi Arman berhubungan dengan
manajemen …
A. Produksi
B. Keuangan
C. Personalia
D. Pemasaran
E. Administrasi

2. Pak Maulana bertanggung jawab terhadap penjualan hasil produksi. Tugas dan
tanggung jawab pak Maulana berkaitan dengan manajemen bidang….
A. Produksi
B. Pemasaran
C. Keuangan
D. Personalia
E. Administrasi
3. Kegiatan yang berkaitan dengan pelaporan data keuangan ditangani oleh
manajemen….
A. Administrasi
B. Produksi
C. Keuangan
D. Personalia
E. Pemasaran
4. Berikut ini berkaitan dengan sumber daya manusia:
1) Peningkatan Kesehatan
2) Peningkatan keterampilan
3) Peningkatan produksi
4) Peningkatan pengetahuan
5) Penambahan jumlah tenagan kerja
Yang termasuk upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan
oleh manajemen personalia, yaitu ….
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 3, dan 5
E. 3, 4, dan 5

5. Berikut ini bukan merupakan bagian dari manajemen administrasi, yaitu ….


A. Pengumpulan data
B. Pencatatan data
C. Pengelompokkan data
D. Penafsiran data
E. Penggolongan sumber dana

Anda mungkin juga menyukai