Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ca Endometrium
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ endometrium
atau pada dinding rahim. Endometrium adalah organ rahim yang berbentuk
seperti buah pir sebagai tempat tertanam dan berkembangnya janin. Kanker
endometrium kadang-kadang disebut kanker rahim, tetapi ada sel-sel lain dalam
rahim yang bisa menjadi kanker seperti otot atau sel miometrium. kanker
endometrium sering terdeteksi pada tahap awal karena sering menghasilkan
pendarahan vagina di antara periode menstruasi atau setelah menopause.

B. Anatomi dan Fisiologi

Fisiologi nya : Pada endometrium terdapat lubang kecil yang merupakan


muara dari kelenjar endometrium. Variasi tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh perubahan hormonal dalam siklus menstruasi.
Pada saat konsepsi endometrium mengalami perubahan menjadi desidua,
sehingga memungkinkan terjadi implantasi (nidasi). Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat mengeluarkan cairan secara terus-menerus,
sehingga dapat membasahi vagina.
C. Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium,
tetapi beberapa penelitiian menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang
berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker endometrium. Berikut ini
beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
a. Obesitas atau kegemukan.
Pada wanita obesitas dan usia tua terjadi peningkatan reaksi konversi
androstenedion menjadi estron. Obesitas merupakan faktor resiko utama
pada kanker endometrium sebanyak 2 sampai 20 kali. Wanita dengan
berat badan 10-25 Kg diatas berat badan normal menpunyai resiko 3 kali
lipat dibanding dengan wanita dengan berat badan normal.
b. Haid pertama (menarche).
Wanita mempunyai riwayat menars sebelum usia 12 tahun
mempunyai resiko 1,6 kali lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai
riwayat menars setelah usia lebih dari 12 tahun. Menstruation span
merupakan metode numerik untuk menentukan faktor resiko dengan usia
saat menarche, usia menopause dari jumlah paritas. Menstruasion span
(MS) = usia menars – (jumlah paritas x1,5). Bila MS 39 maka resiko
terkena kanker endometrium sebanyak 4,2 kali dibanding MS < 29.
c. Tidak pernah melahirkan.
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah
menikah atau belum dibanding wanita yang pernah melahirkan.
Penelitian menunjukkan bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak
pernah melahirkan anak (nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan
bahwa faktor ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah
melahirkan (paritas).
d. Penggunaan estrogen.
Estrogen sering digunakan sebagai terapi sulih hormon. Peningkatan
penggunaan hormon ini diikuti dengan meningkatnya resiko kanker
endometrium.
e. Hiperplasia endometrium.
Hiperplasia endometrium adalah pertumbuhan yang berlebihan dari
jaringan selaput lendir rahim disertai peningkatan vaskularisasi akibat
rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus. Disebut
neoplasia endometrium intraepitel jika hiperplasia endometrium disertai
sel-sel atipikal dan meningkatkan resiko menjadi kanker endometrium
sebesar 23%.
f. Diabetes mellitus (DM).
Diabetes melitus dan tes toleransi glukosa (TTG) abnorml merupakan
faktor resiko keganasan endometrium. Angka kejadian diabetes melitus
klinis pada penderita karsinoma endometrium berkisar antara 3- 17%,
sedangkan angka kejadian TTG yang abnormal berkisar antara 17- 64%.
g. Hipertensi.
50% dari kasus endometrium menderita hipertensi dibandingkan
dengan 1/3 populasi kontrol yang menderita penyakit tersebut, kejadian
hipertensi pada keganasan endometrium menurut statistik lebih tinggi
secara bermakna daripada populasi kontrol.
h. Faktor lingkungan dan diet.
Faktor lingkungan dan menu makanan juga mempengaruhi angka
kejadian keganasan endometrium lebih tinggi daripada di negara-negara
yang sedang berkembang. Kejadian keganasan endometrium di Amerika
Utara dan Eropa lebih tinggi daripada angka kejadian keganasan di Asia,
Afrika dan Amerika latin. Agaknya perbedaan mil disebabkan perbedaan
menu dan jenis makan sehari-hari dan juga terbukti dengan adanya
perbedaan yang menyolok dari keganasan endometrium pada golongan
kaya dan golongan miskin.
i. Riwayat keluarga.
Ada kemungkinan terkena kanker endometrium, jika terdapat anggota
keluarga yang terkena kanker ini, meskipun prosentasenya sangat kecil.
j. Tumor memproduksi estrogen.
Adanya tumor yang memproduksi estrogen, misalnya tumor sel
granulosa, akan meningkatkan angka kejadian kanker endometrium.

D. Patofisiologi
Kanker endometrium adalah kanker yang terbentuk di dalam endometrium
yang merupakan lapisan dalam halus rahim atau rahim. Rahim terletak di daerah
panggul dan menyerupai bentuk sebuah pepaya atau buah pir. 90% dari semua
kanker rahim yang terbentuk di endometrium. Profesional medis tidak tahu persis
apa yang menyebabkan kanker endometrium, tetapi telah dikaitkan dengan
estrogen terlalu banyak, yang merupakan hormon wanita. Ini adalah ovarium
yang memproduksi estrogen, tetapi mereka juga memproduksi hormon lain yang
disebut progesteron yang membantu untuk menyeimbangkan estrogen. Kedua
hormon harus seimbang, tetapi jika terlalu banyak estrogen yang diproduksi akan
menyebabkan endometrium tumbuh, sehingga meningkatkan risiko kanker
endometrium.
Ada faktor lain yang meningkatkan kadar estrogen dan salah satunya adalah
obesitas. Jaringan lemak dalam tubuh juga memproduksi hormon estrogen. Pola
makan dengan asupan tinggi lemak hewani, termasuk daging, susu, dan unggas,
bersama dengan makanan olahan dan gula halus adalah nomor satu penyebab
obesitas. Makanan ini harus dihindari terutama oleh mereka yang beresiko.
Mereka yang berisiko adalah wanita yang telah melalui menopause, tidak punya
anak, menderita diabetes, memiliki kanker payudara, atau sering mengkonsumsi
makanan dengan lemak tinggi.
Tanda pertama kanker endometrium adalah perdarahan atau bercak.
Pendarahan atau bercak mungkin tidak selalu hasil dari kanker, tetapi ide yang
baik untuk segera memeriksakan ke dokter agar diperiksa lebih detail lagi. Gejala
lain dari kanker endometrium adalah penurunan berat badan, kelelahan, nyeri
panggul, kesulitan buang air kecil dan nyeri selama hubungan seksual. Kanker ini
terutama mempengaruhi wanita yang telah melewati menopause. Mayoritas kasus
pada perempuan berusia 55-70 tahun

Pathways

E. Manifestasi Klinis
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah perdarahan
pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan perdarahan
intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan keputihan
merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan utama.
Gejalanya bisa berupa :
1. Perdarahan rahim yang abnormal
2. Siklus menstruasi yang abnormal
3. Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih
mengalami menstruasi)
4. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
5. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun)
6. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
7. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
8. Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
9. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
F. Pemeriksaan penunjang
1. Biopsi Endometrium
merupakan tes yang paling sering dilakukan untuk kanker
endometrium dan yang paling akurat pada wanita setelah menopausal.
2. Dilatasi dan Kuterase (D&C) dilakukan apabila sampel biopsi
endometrium tidak terdapat banyak jaringan atau apabila biopsi
mencurigakan kanker tetapi hasilnya tidak pasti
3. Histeroskopi biasanya dilakukan dengan memasukkan teleskop sangat
kecil (diameter 1/6 inci) ke dalama uterus melalu serviks.
4. Pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan kanker
endometrium antara lain
 Ultrasonografi transvaginal yang memberikan gelombang suara
yang akan memberikan gambar dari uterus dan organ pelvis
lainnya.
 Sistoskopi dan proktoskopi dilakukan apabila kanker telah
menyebar ke bladder atau rektum, bagian dalam organ dapat
dilihat melalui tabung
 Computed tomography scan (CT Scan) merupakan prosedur yang
menggambarkan detail secara cross-sectional tubuh.
 Magnetic resonance imaging (MRI) menggunakan gelombang
radio dan magnet yang kuat dibanding sinar x. MRI dapat
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pertumbuhan kanker
endometrium ke badan uterus dan membantu menemukan
pembesaran kelenjar limfa.
G. Komplikasi
1. Anemia disebabkan oleh sifat fagosit sel tumor atau adanya perdarahan.
2. Obstruksi khusus disebabkan pembesaran sel-sel tumor yang dapat
menekan usus.
3. Depresi sum-sum tulang disebabkan faktor penghasil sel darah merah dari
sum-sum tulang sebagai sistem imun. Sel darah merah berusaha untuk
menghancurkan sel-sel tumor sehingga kerja sel-sel tumor optimal.
4. Perdarahan disebabkan pembesaran tumor pada ovarium yang dapat
menyebabkan rupture

H. Penatalaksanaan
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan
pilihan terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi,
sedangkan staging surgical yang meliputi histerektomi simple dan pengambilan
contoh kelenjar getah bening para-aorta adalah penatalaksanaan umum
adenokarsinoma endometrium.
 Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan
rahim).
 Radioterapi
Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh
selsel kanker. Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya
menyerang sel-sel kanker di daerah yang disinari
 Kemoterapi
Adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
merupakan terapi sistemik yang menyebar keseluruh tubuh dan
mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke
tempat lain.
Tujuan Kemoterapi
a) Membunuh sel-sel kanker.
b) Menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
c) Meningkatkan angka ketahanan hidup selama 5 tahun.

I. ASKEP Pada Anak Yang Mengalami Ca Endometrium


1. Pengkajian
A. Data Subyektif
a. Identitas
Nama Ibu : Nama Suami :
Umur : Umur :
Wanita menopause secara alami diatas 52 tahun 2,4 kali lebih beresiko
jika dibandingkan sebelum usia 49 tahun.
Suku /bangsa :
Agama :
Pendidikan : Pendidikan dan status social ekonomi diatas ratarata
meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium akibat konsumsi
terapi pengganti estrogen dan rendahnya paritas.
Pekerjaan : Pekerjaan :
Alamat : Alamat :
No Telp : No Telp :
b. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan pasien kanker endometrium adalah
perdarahan pasca menopause bagi pasien yang telah menopause dan
perdarahan intermenstruasi bagi pasien yang belum menopause. Keluhan
keputihan merupakan keluhan yang paling banyak menyertai keluhan
utama.
c. Status Kesehatan
1) Riwayat Menstruasi
 Menarche : Usia menarch dini (<12 tahun) berkaitan dengan
meningkatnya risiko kanker endometrium walaupun tidak selalu
konsisten.
 Siklus : dapat mengalami perdarahan diluar siklus haid dan lebih
panjang (banyak atau bercak)
 Jumlah : lebih banyak
 Lamanya : dapat memanjang
 Sifat Darah : encer atau bergumpal
 Teratur / tidak : mengalami perubahan
 Dismenorhea : dapat terjadi
 Fluor albus : berlebihan, berbau, purulen, bercampur darah
 HPHT :
2) Riwayat Penyakit yang lalu :
Menggali riwayat penyakit yang pernah dan sedang diderita oleh ibu
khususnya penyakit ginekologi,diabetes dan hipertensi.
3) Riwayat penyakit keluarga :
Menggali riwayat penyakit keluarga, karena kanker endometrium
berisiko pada wanita yang memiliki riwayat genetik.
4) Riwayat Sosial Budaya
 Status Emosional : Menggali kondisi emosional ibu yang
berkaitan dengan penyakitnya.
 Tradisi : Menggali kebiasaan-kebiasaan terhadap penyakitnya
(merokok atau perokok pasif), sirkumsisi.
5) Riwayat Penyakit Sekarang :
Masalah yang mungkin terjadi ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan perubahan pola menstruasi (perdarahan banyak), nyeri, adanya
keputihan, keluhan lain yang disebabkan oleh penekanan tumor pada
vesika urinaria, uretra, ureter, rectum, pembuluh darah dan limfe.
d. Pola Fungsi kesehatan Gordon
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker endometrium dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik
pada daerah kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih
vagina yang mengandung zat – zat kimia juga dapat mempengaruhi
terjadinya kanker endometrium.
2) Pola istirahat dan tidur.
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat
progresivitas dari kanker endometrium gangguan pola tidur juga dapat
terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh pasien.
3) Pola Nutrisi.
Perbedaan pola demografi kanker endometrium diperkirakan oleh
peran nutrisi, terutama tingginya kandungan lemak hewani dalam diet.
Konsumsi sereal, kacang-kacangan, sayuran dan buah terutama yang
tinggi lutein, menurunkan risiko kanker yang memproteksi melalui
pitoestrogen.
4) Pola Eliminasi.
Pola eliminasi yang dialami oleh ibu. Apakah ibu mengalami
obstipasi, retensi urine, poliuri yang dapat disebabkan metastase sel
kanker.
5) Pola kognitif – perseptual.
Pada klien dengan kanker endometrium biasanya tidak terjadi
gangguan pada pada panca indra meliputi penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan, pengecap.
6) Pola persepsi dan konsep diri.
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai
penyakit kanker endometrium, akibat dari persepsi yang salah dari
masyarakat. Meskipun penyakit ini tidak disebabkan dari berganti –
ganti pasangan.

e. Pola aktivitas dan latihan.


Kaji apakah penyakit serta kehamilan pasien mempengaruhi pola
aktivitas dan latihan. Dengan skor kemampuan perawatan diri (0=
mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3= dibantu orang lain dan
alat, 4= tergantung total). Pasien dengan kanker endometrium wajar jika
mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan nutrisi yang
berkurang akibat dari terapi yang dijalaninya, selain itu pasien juga akan
merasa sangat lemah terutama pada bagian ekstremitas bawah dan tidak
dapat melakukan aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas
kanker endometrium sehingga harus beristirahat total.
f. Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien
selama pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan
terganggu akibat dari rasa nyeri yang selalu dirasakan pada saat
melakukan hubungan seksual (dispareuni) serta adanya perdarahan
setelah berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau
busuk dari vagina. Kaji Riwayat penggunana kontrasepsi Menggali jenis
dan lama kontasepsi yang digunakan (pemakaian KB suntik 3 bulan lebih
dari 6 tahun, KB IUD).
g. Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana
manajemen koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya
setelah sakit.
h. Pola peran – hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan
sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan
hubungannya. Pasien dengan kanker endometrium harus mendapatkan
dukungan dari suami serta orang – orang terdekatnya karena itu akan
mempengaruhi kondisi kesehatan pasien. Biasanya koping keluarga akan
melemah ketika dalam anggota keluarganya ada yang menderita penyakit
kanker endometrium.
i. Pola keyakinan dan nilai.
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai
yang diyakini.
B. Data Obyektif
1. PEMERIKSAAN UMUM
a) KU :
b) Tekanan darah : Hipertensi menjadi factor risiko pada wanita
pancamenopause dengan obesitas.
c) Denyut nadi :
d) Pernapasan :
e) Suhu :
f) Berat Badan : Obesitas meningkatkan risiko terkena kanker
endometrium. Kelebihan 13-22 kg BB ideal akan meningkatkan risiko
sampai 3 x lipat. Sedangkan kelebihan di atas 23 kg akan meningkatkan
risiko sampai 10x lipat.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a) Muka : Pucat jika mengalami gangguan pola menstruasi
b) Dada : Pemeriksaan ginekologi sadaris (ada tidaknya penyebaran).
c) Abdomen : Pemeriksaan nyeri tekan. Adanya masa.
d) Genetalia Terdapat sekret pervaginam (banyak, kekuning-kuningan,
berbau amis atau busuk, dapat bercampur darah, purulent), perdarahan.
Terdapat lesi, erosi, tukak kecil, tumor papiller, tumor eksofitik.
e) Ekstremitas Bisa terdapat oedema pada ekstremitas atas dan bawah

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan utama pasien dapat mencakup sebagai berikut :

a. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor


b. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek tindakan pengobatan
3. Intervensi Keperawatan

NO. Diagnosa Luaran Intervensi

1. Nyeri Kronis b/d Setelah dilakukan tindakan Observasi


infiltrasi tumor keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,
tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi,
Kriteria hasil : frekuensi,
1. Kemampuan menuntaskan kualitas,intensitas nyeri
aktivitas meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
2. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respons nyeri
3. Meringis menurun non nyeri
4. Kesulitan tidur menurun 4. Monitor keberhasilan
5. Frekuensi nadi terapi komplementer yang
sudah diberikan
Terupetik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri
2. kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. fasilitas istirahat dan tidur
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu
2. Disfungsi seksual Setelah dilakukan tindakan Observasi
b/d perubahan keperawatan selama 3 x 24 jam Identifikasi kesiapan dan
fungsi/struktur fungsi seksual membaik kemampuan menerima
tubuh Kriteria hasil: informasi
1. Kepuasan hubungan seksual Terupetik
meningkat 1. Sediakan materi dan
2. Verbalisasi aktivitas seksual media pendidikan
berubah menurun kesehatan
3. Keluhan sulit melakukan 2. Jadwal pendidikan
aktivitas seksual menurun kesehatan sesuai
4. Hasrat seksual membaik kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk
bertanya
Edukasi
1. Jelaskan anatomi dan
fisiologi sistem reproduksi
laki-lakidan perempuan
2. Jelaskan risiko tertular
penyakit menular seksual
dan AIDS akibat seks
bebas
3. Anjurkan orang tua
menjadi educator
seksualitas bagi anak-anak
nya
3. Gangguan citra Setelah dilakukan tindakan Observasi
tubuh b/d efek keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi
tindakan citra tubuh meningkat kemungkinan penyebab
pengobatan Kriteria hasil : BB kurang
1. Melihat bagian tubuh 2. Monitor adanya mual
membaik muntah
2. Verbalisasi kecacatan 3. Monitor jumlah kalori
bagian tubuh membaik yang dikonsumsi sehari-
3. Focus pada penampilan hari
masa lalu menurun 4. Monitor berat badan
4. Hubungan social membaik Terapetik
1. Berikan perawatan
mulut sebelum
pemberian makan, jika
perlu
2. Sediakan makanan yang
tepat
3. Hidangkan makanan
secara menarik
4. Berikan suplemen , jika
perlu
5.
Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan
yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau
2. Jelaskan peningkatan
asupan kalori yang di
butuhkan
3. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah proses membantu pasien untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tahap ini dimulai setelah rencana tindakan disusun. Perawat
mengimplementasi tindakan yang telah diindentifikasi dalam rencana asuhan
keperawatan.
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan yaitu melihat respon pasien setelah dilakukan tindakan
keperawatan pada pasien kanker ovarium dengan cara melakukan identifikasi
sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Baraero, Mary, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem

Reproduksi & Seksualitas. Jakarta: EGC

Brunner and Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC

Corwin, Elizabeth. 1996. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai