Anda di halaman 1dari 9

WAWASAN KESEHATAN: JURNAL ILMIAH ILMU KESEHATAN

Vol. 6, No. 2, Juli 2020, pp. 86~94


ISSN: 2087-4995 (cetak) 2598-4004 (online)
DOI: https://doi.org/10.33485/wk-jiik
Website: https://publishing.krafon.or.id/index.php/wk-jiik  86

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR MATERNAL DAN PELAYANAN


ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP KEJADIAN BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR)

Riny Natalina, Legawati


Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Palangka Raya
email: riny.logos@gmail.com

Abstrak

Angka kejadian BBLR dapat menjadi awal prediksi tertinggi angka kematian bayi pada masa neoantus.
Dinegara berkembang angka kejadian BBLR mencapai angka 16,5%, angka ini lebih tinggi dua kali lipat
disbanding dengan angka kejadian BBLR dinegara maju yang hanya 7%. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor maternal dan pelayanan ante natal care terhadap bayi berat lahir rendah di Ruang
Bayi RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. Rancangan penelitian menggunakan case control,
penelitian yang mempelajari hubungan antara kasus dengan paparan tertentu. Sampel sebanyak 86 bayi
yang dirawat di Ruang perinatologi RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya (43 kasus BBLR dan 43
kasus bayi normal). Hasil penelitian analisis bivariat, faktor maternal yang berpengaruh meningkatkan
kejadian BBLR adalah umur ibu dalam kategori berisiko (<20 tahun dan >35 tahun) dengan nilai p=0,011
dan OR=4,071. Faktor ANC yang berpengaruh terhadap peningkatan kejadian BBLR adalah waktu
pertama kali melakukan ANC (p=0,02 dan OR=1,869). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh faktor maternal (umur ibu) terhadap kejadian BBLR, faktor maternal lain yang
tidak berpengaruh adalah paritas dan jarak kelahiran. Untuk faktor pelayanan ANC tidak memiliki
pengrauh terhadap kejadian BBLR adalah frekuensi ANC dan waktu pertama kali melakukan ANC.

Kata Kunci: Faktor Maternal, ANC, BBLR

Abstract

Low birth weight can be the highest prediction of infant mortality during neoantus. In developing
countries the LBW incidence rate reached 16,5%, this figure is twice as high as the LBW incidence rate
in developed countries which is only 7%. Aims research to analyze maternal factors and ante natal care
services for low birth weight infants in the Infant Room of RSUD Dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. The
study design uses case control, research that studies the relationship between cases and certain
exposures. The sample of this study was infants who were treated in the perinatology room of Dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya Hospital, with a sample calculation of 86 infants (43 cases of LBW and 43 cases
of normal infants). Research showed as bivariate analysis found maternal factors that influence
increasing LBW incidence are maternal age in the risk category (<20 years and> 35 years) with a
p=0.011 and OR = 4.071. ANC factors that influence the increase in LBW events are the first time doing
ANC (p=0.02 and OR=1.869. There is an influence of maternal factors (maternal age) on LBW events,
other maternal factors that have no effect are parity and birth spacing. The ANC service factor does not
have an effect on the LBW incidence is the ANC frequency and the first time ANC is performed.

Keywords: Maternal Factors, Antenatal Care, Low Birth Weight

Diterima 15 Mei 2020; Direvisi 5 Juni 2020; Disetujui 15 Juni 2020


WK-JIIK ISSN: 2087-4995  87

PENDAHULUAN pada ventrikel lateralis otak, gangguan


pernafasan, hiperbilirubinemia,
BBLR didefiniskan sebagai bayi pneumonia aspirasi. Resiko kematian
baru lahir dengan berat badan kurang pada BBLR 20 kali lebih besar
dari 2500 gram tanpa memandang usia dibandingkan bayi dengan berat lahir
kehamilan. Angka kejadian BBLR normal (Barros & Diaz, 2007; UNICEF
dapat menjadi awal prediksi tertinggi & WHO, 2004; Saifuddin, 2001).
angka kematian bayi pada masa Ada beberapa faktor yang
neoantus. Dinegara berkembang angka mempengaruhi kejadian BBLR, yaitu
kejadian BBLR mencapai angka 16,5%, karakteristik social demografi ibu,
angka ini lebih tinggi dua kali lipat resiko medis, status kesehatan
disbanding dengan angka kejadian reproduksi dan status pelayanan
BBLR dinegara maju yang hanya 7% antenatal. Yang merupakan bagian dari
(Pantiwati, 2010). Data WHO (World karakteristik sosial demografi ibu
Health Organization) mencatat angka diantaranya usia, sosial ekonomi, status
kejadian BBLR di Indonesia masih perkawinan, pendidikan. Faktor medis,
tinggi dan menduduki peringkat seperti paritas, berat badan dan tinggi
kesembilan dunia dengan angka lebih badan, riwayat anak BBLR, serta jarak
dari 15,5 %. Dan masuk 10 besar untuk kelahiran juga mempunyai resiko bagi
kasus BBLR dikawasan Asia Selatan. ibu untuk melahirkan BBLR. Faktor
Sedangkan di RSUD dr. Doris Sylvanus lain ibu beresiko untuk mempunyai bayi
Palangka Raya tercatat kasus bayi BBLR adalah status kesehatan
dengan berat lahir rendah tahun 2018 reproduksi ibu yaitu status gizi, infeksi,
sebanyak 158 orang (25%). Kondisi penyakit selama kehamilan, riwayat
bayi berat lahir rendah dikarenakan kehamilan dan komplikasi. Pelayanan
kelahiran sebelum usia kehamilan 37 antenatal seperti frekuensi dan kualitas
minggu atau bayi prematur. Selain itu pelayanan, tenaga kesehatan tempat
bayi dengan kelahiran cukup bulan, periksa hamil, umur kandungan saat
tetapi mempunyai berat badan kurang pertama kali pemeriksaan hamil juga
dari 2.500 gram (RSUD dr Doris turut serta menentukan ibu beresiko
Sylvanus Palangka Raya, 2018). melahirkan BBLR (Manuaba, 2012).
Banyak risiko yang akan terjadi Melakukan pemeriksaan
pada bayi yang lahir dengan berat lahir kehamilan secara rutin atau ante natal
kurang dari 2500 gram. BBLR akan care (ANC) teratur merupakan upaya
mengalami resiko kesakitan dan untuk mencegah terjadinya BBLR.
kecacatan lebih tinggi yang akan Sesuai anjuran ANC sebaiknya
berdampak pada pertumbuhan dan dilakukan minimal 4 kali selama
perkembangannya. Kualitas hidup kehamilan yaitu satu kali ditrimester I
BBLR menjadi kurang baik dan akan (0-12 minggu) , satu kali ditrimester II (
berdampak pada masa depannya misal 13-28 minggu) dan dua kali di trimester
akan terjadi penurunan kecerdasan dan III (29-40 minggu) atau bila ada
rentan terkena penyakit degeneratif keluhan selama kehamilan, ibu hamil
(penyakit jantung, diabetes mellitus, boleh melakukan pemeriksaan
stroke dan hipertensi). Kondisi kehamilan sesering mungkin. ANC
berbahaya yang dapat terjadi saat tidak saja hanya berfokus pada
kelahiran diantaranya asfiksia, pemeriksaan fisik ibu hamil dan juga
hipotermi, infeksi, perdarahan spontan untuk menyiapkan psikologis ibu

Pengaruh Faktor Maternal dan Pelayanan… (Rini N., Legawati)


88  ISSN: 2087-4995

selama kehamilan dan persalinan dan berat lahir rendah) dan kelompok
untuk melakukan deteksi sedini kontrol (kelompok ibu yang melahirkan
mungkin bila ada faktor-faktor resiko bayi berat lahir cukup). Dalam
dan komplikasi pada ibu supaya dapat penelitian ini penulis mempersempit
dilakukan penanganan secepatnya populasi yaitu sebanyak 632 jumlah
Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan bayi dengan menghitung ukuran
secara teratur dapat menurunkan angka sampel yang dilakukan dengan
kecatatan dan kematian baik ibu menggunakan teknik Slovin menurut
maupun janin, juga memantau berat Sugiyono (2011). Teknik pengambilan
badan janin (Depkes R.I, 2009). sampel Non Probability Sampling yaitu
Kondisi ibu selama hamil jenis teknik Purpossive Sampling dan
berpengaruh terhadap keberlangsungan berdasarkan perhitungan besar sampel
kehamilan dan pertumbuhan janin, didapatkan sebanyak 86 orang yang
mulai dari konsepsi sampai sebelum kemudian dibagi menjadi 43 untuk
kelahiran. Asuhan antenatal sangat kelompok kasus dan 43 untuk kelompok
membantu melihat kehamilan sebagai control.
proses fisiologis, psikologis, deteksi
dini kelainan atau komplikasi HASIL DAN PEMBAHASAN
kehamilan yang dapat berdampak buruk
pada ibu dan janin (McKinley Health Berdasarkan analisis bivariat,
Center, 2005) pemeriksaan kehamilan faktor maternal yang berpengaruh
sebaiknya sebelum usia kehamilan 12 meningkatkan kejadian BBLR adalah
minggu untuk meminimalkan outcome umur ibu dalam kategori berisiko (<20
buruk (Adekanle & Isawumi, 2008). tahun dan >35 tahun) dengan nilai
p=0,011 dan OR=4,071. Sehingga dapat
METODE dinyatakan bahwa, ibu yang hamil
dalam rentang umur berisiko <20 tahun
Rancangan penelitian dan >35 tahun akan meningkatkan
menggunakan case control. Penelitian kejadian BBLR 4,071 kali dibandingkan
dimulai dengan mengidentifikasi dengan ibu hamil dalam rentang umur
outcome pada kelompok kasus reproduksi sehat 20-35 tahun.
(kelompok ibu yang melahirkan bayi

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden


BBLR
Variabel RR 95% CI p-value
Ya Tidak
Usia Ibu
Berisiko (<20 dan >35 tahun) 15 (75) 5 (25) 4,071 1,324 12,32 0,0118
Tidak berisiko (20-35 tahun) 28 (57,6) 36 (42,4)
Paritas
1-4 26 (47,3) 29 (52,7) 1,354 0,56 3,277 0,50
>4 17 (54,8) 14 (45,2)
Jarak Kelahiran
<2 tahun 24 (50) 24 (50) 1,00 0,427 2,342 1,000
 2 tahun 19 (50) 19 (50)
Frekuensi ANC
0,615
< 4 kali 29 (46,8) 33 (53,2) 1,593 4,130 0,336
 4 kali 14 (58,3) 10 (41,7)
Waktu ANC
12 minggu 33 (47,1 37 (52,9) 1,869 0,612 5,702 0,02*
< 12 minggu 10 (62,5) 6 (37,5)

WK-JIIK Vol. 6, No. 2, Juli 2020 : 86-94


WK-JIIK ISSN: 2087-4995  89

Faktor maternal lain yang tidak peningkatan kejadian BBLR adalah


berpengaruh adalah paritas dan jarak waktu pertama kali melakukan ANC (
kelahiran (paritas p=0,50; OR=1,354 p=0,02 dan OR=1,869). Hal ini
dan spasing atau jarak kelahiran berkaitan dengan deteksi awal yang
p=1,000; OR=1000), dan untuk dilakukan, pada saat ibu hamil
pelayanan ANC (frekuensi ANC) juga melakukan kunjungan ANC. Semakin
ditemukan hasil analisis bivariat tidak dini kunjungan awal dilakukan, maka
berpengaruh secara signifikan terhadap akan semakin terdeteksi dengan baik
kejadian BBLR terlihat dari nilai p kelainan atau komplikasi yang bisa
(ANC p=0,336 dan OR=1,593). Faktor menjadi faktor pencetus atau
ANC yang berpengrauh terhadap predisposisi kejadian BBLR.

Tabel 2. Analisis Bivariat


Variabel B SE Wald df Sig Exp(B 95%CI
Umur 3,360 0,592 5,281 1 0,022 3,898 1,222-12,439
Paritas 0,009 0,492 0,000 1 0,985 1,009 0,385-2,642
Jarak kehamilan -,148 0,464 0,102 1 0,749 0,862 0,347-2,141
Frekuensi ANC 0,306 0,526 0,339 1 0,560 1,359 0,484-3,812
Waktu melakukan ANC 0,375 0,634 0,350 1 0,554 1,455 0,420-5,041
Sumber: Data Primer

Berdasarkan hasil analisis regersi adalah BBLR, mewakili lebih dari 20


logistik unutk melihat faktor juta kelahiran per tahun Ada variasi
predisposisi kejadian BBLR, maka yang cukup besar dalam besarnya
ditemukan hasil analisis faktor umur BBLR lintas wilayah dan dalam negara
memiliki pengrauh yang signifikan (UNCF and WHO, 2004) Lebih dari
terhadap peningkatan kejadian BBLR 95% bayi BBLR-72% di Asia dan 22%
(p=0,022 dan OR=3,898) sehingga di Afrika dilahirkan di negara
dapat dinyatakan bahwa umur berisiko berkembang. Estimasi regional dari
akan meningkatkan kejadian BBLR BBLR menunjukkan bahwa Sub-Sahara
3,898 kali dibandingkan umur yang Afrika adalah kedua, dengan rata-rata
tidak berisiko, setelah dilakukan kontrol regional 13% di sebelah Selatan Asia
untuk faktor lain yang diduga memiliki (28%) Studi berbasis rumah sakit cross-
pengaruh. BBLR sampai saat ini masih sectional studi dilakukan di Ethiopia
menjadi masalah kesehatan masyarakat dalam 10 tahun terakhir melaporkan
di banyak negara, karena dianggap prevalensi BBLR mulai dari 6 hingga
menjadi salah satu faktor penyebab 23% (Teklehaimanot,e al., 2014). Di
kematian bayi. Banyak faktor risiko dan sisi lain, calon berbasis masyarakat
predisposisi peningkatan kejadian bayi penelitian muncul dengan prevalensi 9-
berat lahir rendah (BBLR). Faktor yang 28%. Di 2012 Dana Anak-anak
berpengaruh dalah individu (ibu hamil), Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF)
faktor keluarga, faktor yang diperkirakan prevalensi BBLR nasional
berhubungan dengan suami/pasangan, adalah 20%. BBLR disebabkan oleh
faktor lingkungan dan faktor multifold dan mungkin tumpang tindih
sosial/masyarakat (Xaverius et al, faktor-faktor yang mempengaruhi
2016). durasi kehamilan atau pertumbuhan
Diperkirakan secara global 15 janin, atau keduanya. (Gizaw and
hingga 20% dari semua kelahiran Gebremedhin, 2018).

Pengaruh Faktor Maternal dan Pelayanan… (Rini N., Legawati)


90  ISSN: 2087-4995

Berdasarkan hasil analisis bivariat pengirima (Loret el al, 2014).


dan multivariat, ditemukan bahwa umur Penelitian ini didukung oleh Gizaw and
berpengaruh secara sugnifikan terhadap Gebremedhin (2018) yang menyatakan
kejadian BBLR. Kejadian BBLR umur ibu hamil yang berisiko akan
mengalami pengkatan pada kelompok meningkatkan kejadian BBLR.
ibu hamil dalam rentang umur berisiko Penelitian berbeda dilakukan oleh C.K.
(<20 tahun dan >35 tahun) Nyamasege (2019) menemukan bahwa
dibandingkan pada kelompok umur tidak terdapat perbedaan kejadian
dalam rentang reproduksi sehat (20-35 BBLR berdasarkan usia ibu. Pad semua
tahun). Pada hasil analisis bivariat nilai kelompok umur memiliki peluang yang
OR 4,071 sehingga berdasarkan sama besar untuk meningkatkan risiko
analisis tersebut dapat dinyatakan kejadian BBLR. Pada peneliatian
bahwa umur berisiko akan mengalami lainnya ditemukan bahwa faktor umur
peningkatan kejadian BBLR 4,071 kali ibu dinyatakan tidak memiliki pengsruh
dibandingkan dengan ibu hami dalam terhadap kejadian BBLR (Hailu and
rentang umur reproduksi sehat. Akan Kebede, 2018).
tetapi setelah dilakukan analisis Berdasarkan hasil analisis bivariat
multivariat dengan menggunakan dan mulivariat tidak ditemukan
tekhnik regresi logistik, ditemukan nilai pengaruh yang bermakna dari faktor
OR mengalami penurunan menjadi maternal (paritas) terhadap kejadian
3,898 dan angka ini menyatakan bahwa BBLR dimana pada pasien dengan
ibu hamil berisiko akan mengalami jumlah anak 1-4 orang dan >4 anak
kejadian BBLR 3,898 kali dibandingkan tidak mengalami perubahan
ibu hamil yang tidak berisiko. peningkatan kejadian BBLR. Penelitian
Berdasarkan analisis gabungan ini membagi kategori berdasarkan
dari dua atau lebih AOR studi, usia ibu jumlah anak dalam rentang yang
<20 tahun. Kemungkinan bayi yang termasuk jauh, sehingga tidak
lahir dari ibu yang usianya <20 tahun ditemukan adanya perbedaan antara
hampir dua kali lebih berisiko untuk nullipara (belum pernah melahirkan),
mengalami BBLR. Temuan ini primipara (melahirkan anak 1),
didukung oleh penelitian lain yang multipara (melahirkan anak 2-4 kali)
dilakukan di Nigeria dan Brasil dan grande multipara (melahirkan anak
Kelompok usia ini mungkin adalah >4). Hasil penelitian yang berbeda
kehamilan remaja yang sebagian besar ditemukan oleh Hailu and Kebede
memberi bayi BBLR biasanya karena (2018) menyataka bahwa paritas tidak
kehamilan yang tidak direncanakan mempengrauhi kejadian BBLR. Hasil
dan/atau tidak diinginkan, yang penelitian ini juga didukung oleh Gizaw
menyebabkan kurang memperhatikan and Gebremedhin (2018) yang
nilai gizi dan pemanfaatan layanan menyatakan bahwa paritas tidak
kesehatan kurangnya pekerjaan yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR.
adil, dan tingkat pengetahuan yang Penelitian berbeda menemukan bahwa
rendah-birai tanda bahaya kehamilan paritas yang tinggi akan berpengaruh
dan faktor risiko utama mungkin terhadap kejadian BBLR, dimana
dikaitkan dengan BBLR pada multipara memiliki peluang
kehamilan remaja. Selain itu, kehamilan meningkatkan kejadian prematuritas
pada usia ini dapat menyebabkan dibandingkan nullipara dan primirapa
stigma, malpraktik sosial, dan budaya (C.K. Nyamansege et al, 2019).
selama kehamilan dan/atau waktu

WK-JIIK Vol. 6, No. 2, Juli 2020 : 86-94


WK-JIIK ISSN: 2087-4995  91

Berdasarkan analisis bivariat, bahwa frekuensi ANC yang dilakukan


faktor maternal lain yang dilakukan oleh ibu hamil tidak berpengaruh
analisis adalah jarak (spasing). Hasil terhadap kejadian BBLR. Hal ini
analisis menemukan bahwa tidak didukung oleh penelitian Asmare et al
ditemukan adanya pengaruh kejadian (2018) yang menyatakan bahwa
BBLR pada ibu yang memiliki spasing kunjungan ANC tidak berpengrauh
<2 tahun dan lebih dari atau sama terhadap kejadian BBLR. Ibu hamil
dengan 2 tahun. Peluang bayi yang lahir yang tidak melalukan kunjungan ANC 4
dalam interval kelahiran <24 bulan kali atau lebih akan meningkatkan
hampir tiga kali lipat mengalami BBLR. peluang mengalami BBLR (Gizaw and
Temuan ini sejalan dengan penelitian di Gebremedhin, 2018). Perawatan
Sudan, Qatar, Iran , Cina , dan Amerika prenatal lengkap dan termasuk sejumlah
Serikat. Penjelasan yang mungkin kunjungan pranatal yang baik, muncul
mungkin karena interval kelahiran menjadi sangat penting untuk
pendek dapat mengakibatkan pengisian mengurangi BBLR, dan untuk
nutrisi ibu yang tidak memadai karena menghindari komplikasi terkait di masa
penipisan fisiologis folat yang terjadi depan (Pinzon Rondon et al 2015).
pada kehamilan dan menyusui, yang Berdasarkan haisl analisis bivariat
menghasilkan dampak negatif pada ditemukan bahwa waktu melakukan
pertumbuhan janin (Xaverius et al, ANC akan berpengrauh terhadap
2016). Menurut Gizaw and kejadian BBLR, dimana ibu hamil yang
Gebremedhin (2018)jarak kehamilan <2 melakukan pemeriksaan kehamilan
tahun akan meningkatkan kejadian pada trimester awal (usia kehamilan
BBLR dibandingkan dengan jarak <12 minggu) akan menurunkan
kehamilan 2 tahun, sehingga dapat kejadian BBLR dibandingkan dengan
dinyatakan bahwa jarak yang semakin ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
pendek akan meningkatkan peluag ANC pada trimester 2 dan 3 (usia
kejadian BBLR. kehamilan >12 minggu). Akan tetapi,
Berdasarkan hasil analisis bivariat setelah dilakukan analisis multivariat,
dan multivariat ditemukan bahwa faktor faktor waktu melakukan ANC tidak
pelayanan ANC (frekeunsi ANC) tidak memiliki pengrauh yang signifikan
berpengrauh secara signifikan terhadap terhadap kejadian BBLR. Hal ini
kejadian BBLR. Dimana dinyatakan berkaitan dengan pembagian kategori
bahwa ibu hamil yang melakukan trimester kehamilan yang tidak rinci
pemeriksaan ANC <4 kali akan berdasarkan usia kehamilan, sehingga
meingkatkan kejadian BBLR kemungkinan hal ini akan menyebabkan
dibandingkan dengan ibu hamil yang adanya pengrauh terhadap hasill
melakukan ANC lebih dari atau sama analisis. Penelitian yang dlakukan oleh
dengan 4 kali. Menurut Allen J et al C.K Nyamasege et al (2019)
(2015) frekuensi ANC akan menyatakan bahwa waktu ibu hamil
mempengaruhi kejadian persalinan melakukan ANC pertama kali tidak
prematur ibu hamil yang sudah berpengaruh terhadap kejadian BBLR.
melakukan pemeriksaan kehamilan Penelitian dengan hasil berbeda oleh
secara teratur akan terhindar dari Gizaw and Gebremedhin (2018)
kejadian BBLR dan mendapatkan menemukan bahwa ibu hamil yang
perawatan intensif neonatal. Penelitian melakukan kunjungan ANC pada
dengan hasil berbeda ditemukan oleh Trimester awal kehamilan akan
Hailu and Kebede (2018) menyatakan menurunkan peluang kejadian BBLR,

Pengaruh Faktor Maternal dan Pelayanan… (Rini N., Legawati)


92  ISSN: 2087-4995

disebabkan karena deteksi kemungkinan PENUTUP


faktor risiko kejadian akan dilakukan
skrining lebih awal. Perawatan prenatal Berdasarkan hasil penelitian dapat
dimulai sedini mungkin dan termasuk disimpulkan bahwa faktor maternal
sejumlah kunjungan pranatal yang baik, yang berpengaruh terhadap kejadian
muncul menjadi sangat penting untuk BBLR adalah umur, dimana umur yang
mengurangi BBLR, dan untuk memiliki risiko adalah <20 tahun dan
menghindari komplikasi terkait di masa >35 tahun. Faktor maternal lain yang
depan (Pinzon Rondon et al, 2015). tidak berpengaruh adalah paritas dan
jarak kelahiran dan faktor pelayanan
ANC (frekuensi ANC dan kunjungan
ANC) tidak memiliki pengaruh
terhadap kejadian BBLR.

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Saad K, Fraser D. 2010. Maternal nutrition cohorts. Brazilian Med Res &
and birth outcomes. Epidemiol Rev. Biological Research, 40
32(1) Cunningham, F.G. (2005) Obstetrik williams
Adekanle, D.A. & Isawumi, A.L. (2008) Late 21st ed . Hartanto, H., Suyono, J.,
antenatal care booking and its predictor Yusna, D., Kosasih, A.A. Prawira. J.
among pregnant women in South & Cendika. R. ed. Jakarta: EGC
Western Nigeria. Ojhas, Jan-Mar;7(1) Depkes RI, 2009. Sistem Kesehatan Nasional.
Alexander, G. R. & Korenbrot, C.C. (1995) The Jakarta.
Role of Prenatal Care in Preventing Barros, F.C. & Diaz, R.J. (2007) Essential care
Low Birth Weight. Future Child 5(1) of low birthweight neonates. Am J
Allen, J., Gibbsons, K., Beckman, Mtracy M., Pediatr, 45(2)
Stapleton, H and Kildea, S (2015). Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Does model of maternity care make a (2004) Pedoman pemantauan wilayah
difference to birth outcomes for young setempat kesehatan ibu dan anak (P
women? A retrospective cohort study. WS-KIA). Jakarta: Direktorat jenderal
International Journal of nursing bina kesehatan masyarakat &
Students. 52:1332-1342. Direktorat kesehatan keluarga
Asmare, G., Berhan, N., Berhanu, M and Erica RE, Armstrong S.(1994). Pencegahan
Alebel, A (2018). Determinants of low Kematian Ibu Hamil. Jakarta: Binarupa
birth weight among nenonates born in Aksara
Amhara Rehional State Refferal Francin, Erna P, Rumdasih, Yuyum , Heryati.
Hospitals of Etiopia: unmatchade (2005). Gizi dan Kesehatan
control study. (11):447. Reproduksi. Jakarta: EGC
Bruce, J. (1990) Fundamental elements of the Gizaw B and Gebremedhin, S (2018). Factor
quality care: a simple framework. associated with low birthweight in
Studies in family planning, 21(2) North Shewa zone, Central Etiopia:
C.K Nyamasege, Murage-Kimani E.W., case control study. (44):76.
Wanjohi, M, Kaindi, W.M., Ma, E, Goldani, M.Z., Barbieri, M.A., Silva, A.M. &
Fukushige M and Wagatsuma Y Bettiol, H. (2004) Trends in prenatal
(2019). Determinants of low birth care use and low birthweight in
weight in the context of maternal Southeast Brazil. Am J Public Health,
nutrition education in urban informal Aug;94(8)
settlements, Kenya. Cambridge Hailu LD and Kebede, DL (2018). Determinants
University Press. of low birth weight among Deliveries
Coimbra, L.C., Figueiredo, F.P., Silva, A.A.M., at a Refferal Hospital in Northern
Bettiol, H., Mochel, E.G. & Ribeiro. Ethiopia. Biomed Research
(2007) Inadequate utilization of International
prenatal care ini two Brazilian birth Handayani, Sri, Rozigoh, Umi.(2008).Paritas
Dengan Kejadian Berat Badan Lahir

WK-JIIK Vol. 6, No. 2, Juli 2020 : 86-94


WK-JIIK ISSN: 2087-4995  93

Rendah Di Rumah Sakit Umum Pusat Health:The First Three Years, Second
Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Edition Australian: ACER. Press.
Klaten: Program Studi DIII Kebidanan National Institute of Health. 2013. Gestational
STIKES Muhammadiyah Klaten age (Online). Tersedia di
Hanchock, H. (2007) Low birth weight in http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/e
Aborigional babies-a need for ncy/article/002367/htm
rethinking Aboriginal women’s McCormick, M. C. & Siegel, E.J. (2001) Recent
pregnancies and birthing. Women and Evidence on the Effectiveness of
Birth Prenatal Care. Ambul Pediatr, Nov-
Hasan Rusepno Dr.,Alatas Husein Des;1(6)
Dr.2005.Buku Kuliah 3 Ilmu McKinley Health Center (2005) Prenatal Care
Kesehatan Anak. Penerbit Infomedika : Information and Resourches. Urbana:
Jakarta University of Ilinois
Heaman, M.I., Gree, C.G., Elliott, L.J. & Negi, K.S., Kandpal, S.D. & Kukreti, M. (2006)
Helewa, M.I. (2008) Inadequate Epidemiological factors low birth
prenatal care and its association with weight. J Med Educ, Jan-Mar;8(1):31-
adverse pregnancy outcome. BMC 4.
Pregnancy Childbirth, May 1;8(15) Nur, Rosmala dan Arifudin, Adhar. (2016).
Hidayati, Isti. Faktor Faktor Yang Analisis Faktor Risiko Kejadian Berat
Mempengaruhi Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di Rumah Sakit
Lahir Rendah (Bblr) Di RSUD Umum Anutapura . Jurnal Preventif,
Prambanan. Program Studi Bidan Volume 7 Nomor 1
Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Olsen, S.F. & Secher, N.J. (2002) Low
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah consumption of seafood in early
Yogyakarta pregnancy as a risk factor for preterm
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014. Bayi Berat delivery : prospective cohort study.
Lahir Rendah Dalam Standar BMJ, Feb 23;324
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Pinzon-Rondon A.M., Gutierrez. PV., Navia,
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia HM, Amin J., Otalvaro, PA and
: Jakarta Martinez AH (2015). Low birth weight
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. and prenatal care in Colombia: a cross
2010. Hasil Riset Kesehatan Dasar sectional study. BMC Pregnancy and
2010. Jakarta (ID): Badan Penelitian Childbirth (15):118.
dan Pengembangan Kesehatan. Proverawati , Atikah dan Asfuah, Siti . (2009).
[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta:
Republik Mulia Medika.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Proverawati , Atikah dan Misaroh, Siti. (2010).
2010. Kesehatan Dalam Kerangka Nutrisi Janin dan Ibu Hamil.
Sustainable Development Goals Yogyakarta: Nuha Medika
(SDGs). Jakarta (ID): Sekretariat Proverawati Atikah. Dkk. 2010. Berat Badan
Pembangunan Kesehatan Lahir Rendah. Penerbit Mitra Cendekia
Liu, Y., Liu, J., Ye, R. & Li, Z. (2008) : Yogyakarta P
Association of education and Putri H, Cynthia; Fatimah P, Siti dan
occurrence of low birthweight in rural. Rahfiludin, M. Zen. (2015). Faktor-
J Paediatr Child Health, Apr;98(4) Faktor Yang Berhubungan Dengan
Loret De Mola C, De Franca GVA, De Avila Kejadian Berat Badan Lahir Rendah
Quevedo L, Horta BL (2015). Low (Bblr) Di Kabupaten Kudus.
Birth Weight, preterm birth and small Mahasiswa Peminatan Kesehatan Ibu
for gestasional age accosiated with dan Anak Fakultas Kesehatan
adult depression; Systematic review Masyarakat Universitas Diponegoro
and meta analysis, BR J Semarang
Psychiatry.(5):340-7. Rani, M., Bonu, S. & Harvey, S. (2008)
Manuaba IAC. Ilmu Kebidanan, Penyakit Differential in the quality of antenatal
Kandungan, dan KB Untuk Pendidikan care in India. Int J Qual Health Care,
Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran Egc; 20(1): 62-71.
2012 Rebollo, A.G. & Montero, C.M. (2000)
Mares, S. Newman, L & Warren, Beulah Perinatal variables and health equalities
(2011). Clinical Skill in Infant Mental

Pengaruh Faktor Maternal dan Pelayanan… (Rini N., Legawati)


94  ISSN: 2087-4995

in a health care district in Cacceres Maichew districts, North Ethiopia: a


Spain. Gac Sanit, 14(1):31-8 omparative cross sectional study. Int J
Saifuddin, A.B. (2001) Acuan nasional Nutr Food Sci. 2014;3(6):560–6.
pelayanan kesehatan maternal dan Torres-Arreola, L.P., Constantino-Casas, P.,
neonatal. Jakarta: Yayasan bina Flores-Hernandez, S., VillaBarragan,
pustaka Sarwono Prawirohardjo. J.P. & Rendon-Macias, E. (2005)
Santrock, John W. (2003). Adolesence : Socioeconomic factor and low
Perkembangan Masa Remaja. Jakarta: birthweight in Mexico. BMC Public
Erlangga Health
Saputra Lyndon Dr. 2014. Pengantar Asuhan United Nations Children’s Fund and World
Neonatus, Bayi, dan Balita. Penerbit Health Organization (2004) Low
Binarupa Aksara : Tangerang Selatan. birthweight: country regional and
Senturia, K.D. (1997) A woman’s work is never global estimates. New York: UNICEF
done: woman’s work and pregnancy dan WHO.
outcome in Albania. Medical Von Both, C., Fleba, S., Makuwani, A.,
Anthropology Quarterly, Mar;(11): Mpembeni, R. & Jahn, A. (2006) How
375-395 much time do health service spend on
Shah, P. & Ohlsson, A. (2002) Literature review antenatal care. Implications for the
of low birthweight including small for introduction of the focused antenatal
gestational age and preterm birth. care in Tanzania. BMC Pregnancy
Toronto: public health Toronto Shah, Childbirth, Jun 23
P. & Ohlsson, A. Literature review of Xaverius P, Alman C, Holtz L, and Yarber L
low birthweight including small for (2016). Risk Factors Associated with
gestational age and preterm birth. Very Low Birth Weight in a Large
Toronto: public health Toronto Urban Area, Stratified by Adequacy of
Smith, G.C., Pell, J.P. & Dobbie, R. (2003) Prenatal Care Matern Child Health J.
Interpregnancy interval and risk of 20 (3): 623-9.
preterm birth and neonatal death : Yadav, H dan Lee N. (2016). Maternal factors
retrospective cohort study. BMJ in predicting low birth weight babies.
Teklehaimanot N, Hailu T, Assefa H. The Medical Journal of Malaysia [01 Jan
Prevalence and factors associated with 2013, 68(1).
low birth weight in Axsum and Laelay

WK-JIIK Vol. 6, No. 2, Juli 2020 : 86-94

Anda mungkin juga menyukai