INTERGRITAS
PENGERTIAN INTEGRITAS
Kata Integritas berasal dari Bahasa latin yakni dari kata “Integer” yang berarti “ lengkap
atau utuh”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas diartikan sebagai mutu, sifat atau
keadaan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan
kemampuan memancarkan kewibawaan.
Integritas yaitu konsistensi atau keteguhan yang tidak bisa tergoyahkan dalam menjunjung
nilai-nilai keyakinan dan prinsip. Pengertian lain dari integritas adalah konsep yang
menunjukkan konsistensi atau keteguhan perbuatan dengan nilai-nilai dan prinsip.
Secara umum Integritas diartikan sebagai sebuah konsistensi dan keteguhan yang tidak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur serta keyakinan. Integritas juga dapat
diartikan sebagi suatu konsep yang menatap konsistensi antara suatu tindakan dengan nilai
atau prinsip. Dalam sudut pandang etika, integritas dikatakan sebagai kejujuran atau
kebenaran dari setiap tindakan seseorang. Lawan kata dari integritas adalah hipocrisy
(munafik).
Definisi umum dari integritas adalah adanya kesesuaian antara hati, ucapan, dan tindakan
dari seseorang yang selaras dengan norma yang berlaku. Orang yang memiliki integritas
akan memegang teguh prinsip-prinsip moral dan menolak untuk mengubahnya walaupun
harus menghadapi godaan ataupun situasi dan kondisi yang menyulitkannya.
Secara konsep, integritas dapat dibagi menjadi 3 (tiga) dimensi utama, yaitu kejujuran,
konsistensi, dan keberanian.
a. Dimensi kejujuran adalah dimensi integritas yang menunjukkan nilai dasar berupa
sikap kejujuran yang terdiri atas aspek empati, tidak mudah menuduh orang lain
bersalah, dan rendah hati.
b. Dimensi konsistensi merupakan dimensi integritas yang menunjukkan konsistensi
dalam perbuatan, sesuai dengan apa yang dipikirkannya dan dikatakannya.
c. Dimensi keberanian adalah dimensi integritas yang menunjukkan keberanian untuk
menyampaikan kebenaran secara terbuka dengan penuh percaya diri.
1. BERANI
1. JUJUR
2. PEDULI
2. DISPILIN
3. ADIL
3. TANGGUNGAJAWAB
ETOS KERJA
1. MANDIRI
2. SEDERHANA
3. KERJA KERAS
Supaya pembangunan Sistem Integritas Nasional berjalan dengan positif maka semua pilar
dalam SIN harus memperhatikan tiga dimensi yang terdiri atas:
1. Peran/kontribusi [role)
2. Setiap pilar harus menjalankan aksi secara berintegritas dengan berbasiskan
keunggulan masing-masing untuk selanjutnya dikolaborasikan dengan pilar lainnya
dalam pembangunan SIN.
3. Transparansi dan akuntabilitas (governance)
4. Setiap pilar harus menerapkan akuntabilitas dan transparansi, dalam bentuk
implementasi sistem integritas, baik komponen utama maupun komponen
pendukung, dengan memastikan adanya instrumen, proses, dan struktur.
5. Kapasitas (capacity)
Untuk membentuk suatu Sistem Integritas Nasional yang diterapkan dalam cara kerja
sebuah organisasi dapat melalui cara-cara sebagai berikut:
Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan
memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor,
penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan pada siding pengadilan, dengan
peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan adalah:
1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Penting !
Hafalkan : Landasan hukum Pemberantasan Korupsi Di Indonesia, tugas & wewenang KPK