Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bank merupakan salah satu industri jasa keuangan di Indonesia yang saat

ini tumbuh sejalan dengan perkembangan ekonomi di Indonesia. Perbankan

dan pertumbuhan ekonomi saling berhubungan sehingga kesejahteraan sektor

perbankan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut dikarenakan

bank merupakan tempat pertama yang menyediakan pembiayaan untuk

kegiatan perekonomian, yang ditunjukkan dengan 79,5% dari total aset di

industri jasa keuangan didominasi oleh aset perbankan (Indonesia., 2012).

Kinerja bank merupakan salah satu komponen yang harus diperhatikan

dalam kegiatan perbankan. Kinerja bank akan menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya, sehingga

setiap bank menginginkan untuk memiliki kinerja yang baik agar dapat

bertahan di tengah persaingan industri jasa keuangan yang semakin ketat.

Menjadi bank dengan kinerja yang baik di tengah meningkatnya persaingan

pada industri perbankan dan kompleksitas usahanya, maka bank

perlumengidentifikasi permasalahan yang mungkin timbul dari kegiatan

operasionalnya. Bagi perbankan, hasil akhir penilaian kinerja bank tersebut

dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di

waktu yang akan datang dan juga sebagai bahan evaluasi hasil dari kebijakan

perusahaan dan kegiatan operasional yang telah dijalankan

1
2

Dalam menilai kinerja bank, penilaian dilakukan dengan

mempertimbangkan unsur judgment yang didasarkan atas materialitas dari

faktor-faktor penilaian, serta pengaruh faktor lain seperti kondisi industri

perbankan dan perekonomian (IBI., 2016) .Pada akhirnya laporan hasil kinerja

bank tersebut digunakan untuk keperluan laporan eksternal pada pengawasan

bank, selain itu juga dapat digunakan oleh manajer untuk dapat

mengidentifikasi masalah pada bank yang perlu ditindaklanjuti. Seperti pada

penelitian yang dilakukan oleh (Nugroho, 2013) yang menunjukkan hasil

kinerja Bank Konvensional lebih baik daripada Bank Syariah dilihat dari CAR,

ROA, LDR, dan IRRR Bank Konvensional lebih tinggi. Sementara itu, pada

indikator NPL dan BOPO Bank Konvensional lebih rendah daripada Bank

Syariah yang berarti kinerja Bank Konvensional lebih baik daripada Bank

Syariah. Dari hasil tersebut maka perlu diidentifikasi masalah yang terjadi pada

Bank Syariah yang memiliki kinerja lebih rendah dari Bank Konvensional.

Pada beberapa tahun terakhir perkembangan Bank Syariah secara

kuantitatif dinilai sangat menggembirakan. Namun, perkembangan kuantitatif

ini juga harus diimbangi dengan perkembangan kualitas. Meskipun Indonesia

mayoritas penduduknya muslim bahkan terbesar di dunia, perkembangan

sistem perbankan syariah di awal 1990-an relatif lambat, dibandingkan dengan

negara muslim lainnya yaitu Malaysia yang mencatat pangsa pasar 20 persen

pada tahun 2010 (Majid, Musnadi and Putra, 2014) Namun, menurut hasil

Laporan Perkembangan Keuangan Syariah (LPKS) selama tahun 2016,


3

perkembangan perbankan Syariah menunjukkan perkembangan yang positif

baik dari peningkatan aset perbankan syariah, aset industri keuangan non-bank

syariah, nilai Indeks Saham Syariah Indonesia, maupun nilai nominal sukuk

korporasi, yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 20,28%,

36,30%, 18,62% dan 19,96%. Hal tersebut menunjukkan kinerja Bank Syariah

mengalami perbaikan yang juga dipengaruhi oleh perekonomian nasional yang

kondusif dan sistem keuangan yang stabil. Pertumbuhan positif ini menandai

perbankan Syariah yang mengalami perkembangan setelah 3 tahun sebelumnya

mengalami perlambatan pertumbuhan.

Secara teori, Bank Syariah berbeda dengan Bank Konvensional.

Perbedaan tersebut terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan

antara nasabah dan pihak bank. Bank Syariah menggunakan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) dan pembagian risiko. Dalam sistem Bank Syariah

tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun

membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena dalam

perbankan syariah mengharamkan riba. Hal ini jelas membedakan dalam

pembiayaan dan aktivitas struktur antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

bersaing untuk menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat.

Kegiatan operasional perbankan, baik perbankan konvensional

maupun perbankan syariah dalam laporan keuangannya akan menunjukkan

tingkat rasio keuangan yang akan menjadi tolak ukur tingkat kinerja keuangan

dalam bank tersebut. Dalam hal rasio keuangan yang terdapat pada kegiatan

operasional perbankan meliputi : (1) permodalan (solvabilitas); (2) kualitas


4

aktiva produktif; (3) rentabilitas; (4) likuiditas; (5) kepatuhan (compliance).

Besarnya kecukupan modal dalam perbankan dapat ditunjukkan dengan rasio

Capital Adequency Ratio (CAR). CAR memperlihatkan seberapa jauh seluruh

aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,

tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping

memperoleh dana-dana dari sumber- sumber diluar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Kesimpulannya,capital adequacy

ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,

misalnya kredit yang diberikan.Tingkat penyaluran kredit dan kredit

bermasalah sangat mempengaruhi kinerja bank, dikarenakan aktiva yang paling

produktif dan merupakan pos utama dalam arus kas pada bank adalah tingkat

profitabilitas penyaluran kredit. Dikarenakan Kualitas Aktiva Produktif dan

kredit bermasalah merupakan indikator utama dalam menilai kinerja keuangan

bank, maka setiap peristiwa - peristiwa yang mengakibatkan kredit kurang

lancar ataupun bermasalah akan mempengaruhi pengahapusan penyisihan

aktiva produktif pada asset.

Besarnya resiko kredit bermasalah ditunjukkan dalam rasio NPL (Non

Performing Loan). Tingginya NPL menunjukkan banyaknya jumlah peminjam

yang tidak dapat mengembalikan pinjaman sesuai dengan perjanjian awal yang

telah disepakati antara bank dengan peminjam. Semakin besar NPL

menunjukkan semakin tinggi tingkat kredit bermasalah, sehingga

mengakibatkan turunnya pendapatan yang berpengaruh pada kinerja, tingkat


5

kesehatan bank, dan kelangsungan bank (Mutiara : 2014). Berdasarkan fakta

dilapangan banyak bank konvensional di Indonesia yang telah membuka unit

syariah agar dapat terus berkembang dalam kegiatan operasinya. Tingkat

kinerja keuangan unit syariah yang menginduk pada perbankan pada unit

konvensional pun perlu dibandingkan untuk dapat mengetahui unit mana yang

lebih unggul serta lebih menguntungkan bagi masyarakat.. Sehubungan dengan

permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional

dan Bank Syariah Saat Pandemi Covid -19” .

B. Batasan Masalah
Penelitian ini perlu adanya batasan masalah dengan pertimbangan

untuk menghindari kesalahan persepsi dan pemahaman atas permasalahan

penelitian yang diteliti serta agar pembahasan tidak melebar. Peneliti

membatasi objek penelitian yaitu “Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan

antara Bank Konvensional dan Bank Syariah Saat Pandemi Covid -19”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah adapun

rumusan masalah dalam peneliti ini adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan solvabilitas (CAR) Bank Konvensional dan

Bank Syariah saat Pandemi Covid -19?

2. Apakah terdapat perbedaan kualitas aktiva produktif (NPL) Bank

Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19?


6

3. Apakah terdapat perbedaan rentabilitas (ROA) Bank Konvensional dan

Bank Syariah saat Pandemi Covid -19?

4. Apakah terdapat perbedaan likuiditas (LDR) Bank Konvensional dan Bank

Syariah saat Pandemi Covid -19?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan bukti empiris perbedaan solvabilitas (CAR) Bank

Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19

2. Untuk memberikan bukti empiris perbedaan kualitas aktiva produktif

(NPL)Bank Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19

3. Untuk memberikan bukti empiris perbedaan rentabilitas (ROA) Bank

Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19

4. Untuk memberikan bukti empiris perbedaan likuiditas(LDR) Bank

Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat praktis

a. Bagi akademis, penelitian ini memberikan masukan untuk penelitian

tentang perbedaan kinerja keuangan perbankan dimasa Pandemi Covid-

19
7

b. Bagi manajemen perusahaan, diharapkan dengan mengetahui Kinerja

dapat menunjukkan kekuatan serta kelemahan dari suatu perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan

mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja

keuangan pada masa lalu sering digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan

c. Bagi investor, penelitian ini sebagai masukan dalam

mempertimbangkan pembuatan keputusan untuk berinvestasi.

d. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam arah

kebijakan untuk mengukur kinerja Perbankan

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wacana perbendaharaan perpustakaan

bagi mahasiswa dalam penyusunan penelitian yang mana mempunyai

masalah sama dan sekaligus sebagai bacaan untuk mahasiswa lain. Hasil

penelitian ini dapat dijadikan tambahan refrensi dan dasar untuk melakukan

penelitian yang sejenis pada masa yang akan datang.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Pengertian Bank

Bank adalah suatu badan usaha yang mempunyai fungsi untuk

menerima berbagai bentuk simpanan dari masyarakat dan memberikan

kredit, baik bersumber dari dana yang diterima dari masyarakat maupun

berdasarkan kemampuannya untuk menciptakan tenaga beli baru serta

memberikan jasa lalu lintas pembayaran dan peredaran uang (Martono,

2002). Bank dianggap sebagai suatu lembaga keuangan yang aman dalam

melakukan berbagai aktivitas keuangan. Di antara aktivitas keuangan yang

sering dilakukan oleh berbagai masyarakat adalah aktivitas penyimpanan

dana, investasi, pengiriman uang, memberikan kredit serta aktivitas

keuangan lainnya. Selain itu, bank juga dianggap sebagai salah satu

lembaga yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Hal ini berarti perbankan

mempunyai kewajiban mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi serta

mendorong terciptanya stabilitas sosial politik nasional. Menurut Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan

bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

8
9

bentuk kredit dan/atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Masyarakat yang memiliki

kelebihan dana akan mendapatkan hak atas deposito dan tabungannya,

sedangkan yang membutuhkan dana dapat meminjam kepada bank dalam

bentuk kredit dengan kewajiban membayar sejumlah bunga atau ketentuan

yang sudah disepakati bersama. Dalam hal ini Bank Konvensional

menetapkan bunga sedangkan Bank Syariah menetapkan bagi hasil

2. Bank Syariah

Bank Syariah merupakan suatu bentuk perbankan yang mengikuti

ketentuan-ketentuan syariah Islam. Bank Syariah menurut Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1992 tentang perbankan adalah Bank Umum yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Awal mula

berdirinya Bank Syariah adalah suatu respons dari para ekonom dan praktisi

muslim yang mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang

menginginkan jasa keuangan yang pelaksanaannya sejalan dengan prinsip-

prinsip syariah Islam (Muhamad, 2014).

Dalam pengembangan Bank Syariah, Bank Indonesia memiliki

peranan dalam mewujudkan iklim yang kondusif bagi perkembangan Bank

Syariah yang sehat dan konsisten terhadap prinsip-prinsip syariah. Atau

secara konkrit adalah mewujudkan perbankan syariah yang mampu

menggerakkan sector riil melalui kegiatan pembiayaan berbasis ekuitas

dalam kerangka tolong menolong dan menuju kebaikan guna mencapai


10

kemaslahatan umat (Bank Indonesia, 2004) Bank Syariah pertama yang

berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Berdirinya BMI

tersebut menandai perkembangan perbankan syariah di Indonesia pada

tahun 1992. Dalam pelaksanaan kegiatan usahanya Bank Syariah

menerapkan prinsip syariah, yaitu prinsip hukum Islam dalam kegiatan

perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki

kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.

Menurut Muhamad (2005), Bank Syariah dalam menjalankan

kegiatannya menganut prinsip sebagai berikut:

a. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan mengacu pada sistem

operasional Bank Syariah yang menggunakan prinsip bagi

hasil (profit and loss sharing) dan pembagian risiko, hal ini

terlihat jelas perbedaannya dengan rekannya yaitu Bank

Konvensional.

b. Prinsip Kesederajatan Bank Syariah dalam menempatkan

nasabahnya adalah dengan kedudukan yang sederajat. Hal

tersebut tercermin pada hak, kewajiban, risiko, dan keuntungan

yang berimbang antara nasabah dan pihak bank.

c. Prinsip Ketentraman Tujuan dari pendirian Bank Syariah

adalah untuk menciptakan keseimbangan sosial dan ekonomi

(material dan spiritual) agar tercapai falah (ketentraman,

kesejahteraan, dan kebahagiaan).


11

Dalam praktiknya dalam menerapkan prinsip Islam, Bank Syariah

tidak mengenal sistem bunga melainkan menggunakan prinsip bagi hasil.

Menurut Siamat (1995) prinsip bagi hasil tersebut adalah prinsip yang

berdasarkan syariah yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip bagi

hasil dalam:

a. Menetapkan imbalan yang akan diberikan kepada masyarakat

sehubungan dengan penggunaan dana masyarakat yang

dipercayakan kepadanya.

b. Menetapkan imbalan yang akan diterima sehubungan dengan

penyediaan dana kepada masyarakat dalam bentuk.

pembiayaan baik untuk keperluan investasi maupun modal

kerja.

c. Menetapkan imbalan sehubungan dengan kegiatan usaha

lainnya yang lazim dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi

hasil.

Selain menerapkan prinsip Islam, Bank Syariah memiliki produk yang

dinilai sangat menarik untuk segmen penduduk yang menuntut industri jasa

keuangan yang konsisten dengan keyakinan agama mereka. Produk-produk

Bank Syariah secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu produk penyaluran

dana, produk penghimpunan dana, dan produk jasa dengan penjelasan

seperti berikut:

1. Penyaluran Dana
12

a. Prinsip Jual Beli (Ba’i) Jual beli dilakukan atas adanya pemindahan

kepemilikan barang. Keuntungan dan harga barang yang dijual

telah disebutkan di depan. Dalam prinsip jual beli terdapat tiga

jenis jual beli dalam pembiayaan konsumtif, modal kerja, dan

investasi Bank Syariah, yaitu:

1) Ba’i Al-Murabahah, yaitu jual beli dengan harga asal ditambah

keuntungan yang disepakati kedua belah pihak. Dalam hal ini, bank

menyebutkan harga barang kepada nasabah kemudian bank

memberikan laba dalam jumlah tertentu

2). Ba’i As-salam, yaitu jual beli dimana nasabah sebagai pembeli

dan pemesan memberikan uangnya di tempat akad sesuai dengan

harga dan sifat barang yang3) Ba’i Al-Istishna’, yaitu masih bagian

dari Ba’i As-salam tapi Ba’i Al-Istishna’ biasa digunakan dalam

bidang manufaktur. Semua ketentuan diantara keduanya adalah

sama namun Ba’i Al-Istishna’ dalam hal pembayaran dapat

dilakukan beberapa kali.

b. Prinsip Sewa (Ijarah) Ijarah adalah kesepakatan memindahkan hak

guna atas barang/jasa melalui sewa antara kedua pihak tanpa diikuti

pemindahan kepemilikan barang yang disewa. Peralatan yang

disewakan oleh bank kepada nasabah telah ditetapkan biayanya.

c. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Terdapat dua macam produk dalam

prinsip bagi hasil, yaitu:


13

1) Musyarakah, yaitu salah satu produk Bank Syariah di mana dua

pihak atau lebih bekerja sama untuk meningkatkan aset yang

dimiliki bersama dan semua pihak saling memadukan sumber daya

yang dimiliki. Dalam hal ini semua pihak memberikan

kontribusinya yang dapat berupa dana, barang, kemampuan

maupun aset-aset yang dimilikinya. Dalam musyarakah pemilik

modal berhak menentukan kebijakan yang akan dijalankan oleh

pelaksana proyek.

2) Mudharabah, yaitu kerja sama dua orang atau lebih di mana

pemilik modal memberikan sejumlah modal kepada pengelola

dengan perjanjian pembagian keuntungan yang sudah menjadi

kesepakatan. Dalam mudharabah, kontribusi modal hanya dimiliki

satu pihak saja

3. Bank Konvensional

Bank Konvensional adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya

secara konvensional dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum

Konvensional (BUK) dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) (BPI, 2014).

Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan keberadaannya di

Indonesia sangat banyak. Sementara itu, BPR adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip


14

syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran. Fungsi BPR yaitu menerima simpanan dalam bentuk uang dan

memberikan kredit jangka pendek untuk masyarakat pedesaan (Bank

Indonesia, 2004)

Dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Umum dan BPR dapat

disimpulkan bahwa kegiatan BPR lebih sempit jika dibandingkan dengan

Bank Umum. Berdasarkan uraian di atas Bank Umum dianggap memiliki

berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang

ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya. Artinya, Bank

Umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat

beroperasi di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Kasmir (2001), contoh kegiatan usaha Bank Umum meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk

lain yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

d. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun

kepentingan nasabahnya.

Sementara itu, berdasarkan BPI tahun 2014 kegiatan usaha BPR

adalah sebagai berikut:


15

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

2) Memberikan kredit.

3) Menempatkan dananya dalam bentuk SBI, deposito berjangka,

sertifikat deposito dan/atau tabungan pada bank lain.

4. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Secara teori, Bank Syariah berbeda dengan Bank Konvensional.

Prinsip dasar yang membedakan Bank Syariah dan Bank Konvensional

tersebut terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan antara

nasabah dan pihak bank. Bank Syariah menggunakan prinsip bagi hasil

(profit and loss sharing) dan pembagian risiko, sedangkan dalam Bank

Konvensional menganut sistem bunga. Sehingga dalam sistem Bank

Syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh

pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan

pinjaman karena dalam perbankan syariah mengharamkan riba.

Berdasarkan prinsip tersebut, perbedaan sistem bunga yang ditetapkan

oleh Bank 18 Konvensional dan bagi hasil yang diterapkan oleh Bank

Syariah, antara lain adalah sebagai berikut

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem bunga dan bagi hasil

BUNGA BAGI HASIL


(Bank Konvensional) (Bank Syariah)
16

Penentuan bunga dibuat pada waktu Penentuan besarnya rasio/nisbah


akad dengan asumsi harus selalu bagi hasil dibuat pada waktu akad
untung dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi
Besarnya persentase berdasarkan Besarnya rasio bagi hasil
pada jumlah uang (modal) yang berdasarkan pada jumlah
dipinjamkan keuntungan yang diperoleh
Pembayaran bunga tetap seperti Bagi hasil tergantung pada
yang dijanjikan tanpa pertimbangan keuntungan proyek yang dijalankan.
apakah proyek yang dijalankan oleh Bila usaha mengalami kerugian,
nasabah untung atau rugi kerugian tersebut akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak
Eksistensi bunga diragukan oleh Tidak ada yang meragukan
semua agama termasuk Islam keabsahan bagi hasil
Sumber : Karim (2014)

Adapaun secara operasional, terdapat perbedaan antara Bank

Syariah dan Bank Konvensional, diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional


Hanya melakukan investasi- Melakukan investasi yang halal dan
investasi yang bersifat halal haram
Menggunakan prinsip bagi hasil, Menggunakan sistem bunga
jual beli atau sewa
Profit dan falah oriented Profit oriented
Hubungan dengan nasabah dalam Hubungan dengan nasabah dalam
bentuk hubungan kemitraan bentuk hubungan debitur-kreditur
Penghimpunan dan penyaluran dana Tidak terdapat dewan sejenis
harus sesuai dengan fatwa Dewan
Pengawas Syariah
Sumber: Muhammad Syafi’I Antonio (2005)

Dalam praktik Bank Syariah, para ulama Islam telah

mengembangkan produkproduk Bank Syariah yang menyerupai produk

Bank Konvensional, menggantikan pembayaran bunga dan diskonto

dengan biaya dan struktur pembayaran kontingen. Menurut Kuran (2004),


17

Bank Syariah dan Bank Konvensional mungkin berbeda dalam bentuk,

tetapi serupa dalam substansi. Selain itu, Bank Syariah juga tidak

mempunyai keunggulan dalam hal efisiensi dan stabilitas. Meskipun bank

syariah dan Bank Konvensional memiliki perbedaan, namun tidak

menutup kemungkinan memiliki persamaan. Persamaan Bank Syariah dan

Bank Konvensional meliputi: (1) Teknis penerimaan uang; (2) Mekanisme

transfer; (3) Teknologi komputer yang digunakan; (4) Syarat-syarat umum

memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, dan lain

sebagainya (Ismanto, 2009)

5. Kinerja Perbankan

Murhadi (2013) menyatakan kinerja perbankan merupakan hasil

yang mampu diraih oleh suatu perbankan pada periode tertentu melalui

aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang

efektif. Perkembangan kinerja bank tersebut dapat diamati dari tahun ke

tahun, sehingga dapat dilakukan perbaikan apabila kinerja perbankan

pada tahun tertentu tidak sesuai dengan yang diinginkan. Pengukuran

kinerja perbankan tersebut mengacu pada kinerja keuangannya. Menurut

Parathon,dkk (2012), kinerja keuangan adalah penentuan kondisi

keuangan secara periodik berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang

telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja keuangan diukur dengan analisis

datadata keuangan yang terdapat pada laporan keuangan bank dengan

menggunakan rasio keuangan.


18

Rasio keuangan yang menghubungkan laporan keuangan adalah

neraca dan laporan laba rugi. Neraca digunakan untuk mengetahui trend

modal atau kekayaan bank, sedangkan laporan laba rugi digunakan untuk

mengetahui sebab-sebab terjadinya perubahan modal tersebut. Hasil dari

nilai rasio-rasio akan dibandingkan dengan tolok ukur yang sudah ada.

Dengan rasio keuangan tersebut akan terlihat posisi dan kondisi

keuangan bank pada periode tertentu yang kemudian dapat digunakan

sebagai acuan untuk memprediksi kinerja bank di masa yang akan

datang. Dengan memberikan informasi yang benar disertai pemahaman

mengenai kinerja perbankan, maka diharapkan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap perbankan semakin meningkat.

6.Kinerja keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran hasil ekonomi yang mampu

diraih oleh perusahaan atau perbankan pada periode tertentu melalui

aktivitas - aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara

efisien dan efektif yang dapat diukur perkembangannya dengan cara

menganalisis data - data keuangan yang tercantum dalam laporan

keuangan.

Kinerja (performance) dalam kamus istilah akuntansi adalah

kuantifikasi dari keefektifan dalam operasi bisnis yang terjadi selama

periode tertentu. Kinerja bank secara umum merupakan gambaran

prestasi yang dicapai oleh bank dalam kegiatan operasionalnya. Kinerja

keuangan bank adalah gambaran kondisi keuangan bank pada suatu


19

periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dananya. Kinerja dapat menunjukkan kekuatan serta

kelemahan dari suatu perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan menganalisis

dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan

kinerja keuangan pada masa lalu sering digunakan sebagai dasar untuk

memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal - hal

yang dapat menarik perhatian investor seperti pembayaran dividen, upah,

pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya ketika jatuh tempo.

a. Solvabilitas

Solvabilitas yaitu indikator untuk mengetahui tingkat

kecukupan modal. Tingkat solvabilitas dapat diketahui dengan

menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio. Bank Indonesia

menetapkan CAR sebagai kewajiban penyediaan modal

minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap bank

sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang

b. Kualitas Aktiva Produkti

Kualitas aktiva produktif digunakan untuk menilai kondisi aset

suatu bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari

kredit atau pembiayaan yang akan muncul. Non Performing

Loan (NPL) dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas

aktiva produktif.
20

c. Rentabilitas

Rentabilitas adalah indikator untuk mengetahui tingkat efisiensi

usaha antara laba dengan hasil yang menyebabkan laba.

Rentabilitas dapat diukur dengan Return On Asset (ROA) dan

Return On Equity (ROE).

d. Likuiditas

Likuiditas adalah indikator untuk mengukur tingkat

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Likuiditas dapat diketahui dengan Loan on Deposit Ratio

(LDR).

7. Penelitian Terdahulu
2.1 Tabel

N Peneliti/ TeknikAn Hasil Penelitian


o Judul alisis
1 Eskasari Metode analisis menyatakan bahwa diperoleh hasil rasio CAR
Putri,2016 yang digunakan antara Bank Konvensional dan Bank Umum
Analisis adalah uji beda Syariah terdapat perbedaan namun tidak
parametrik uji signifikan, sedangkan rasio NPL, ROA, ROE, dan
Perbedaan sampel berpasangan, LDR memiliki perbedaan yang signifikan.
Kinerja
Keuangan
Antara Bank
Konvensiona
l Dengan
Bank Syariah
2 Yudiana uji hipotesis Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Febrita Independent Bank Konvensional dan Bank Syariah
Putri ,2015 Sample t-Test. terdapat perbedaan yang signifikan
Analisis pada rasio LDR, ROA, CAR, BOPO.
Perbanding Sedangkan pada rasio ROE dan NPL
an Kinerja tidak terdapat perbedaan yang
Keuangan signifikan antara Bank Konfensional
21

Bank dan Bank Syariah.


Konvension
al Dan
Bank
Syaria
3 Sasa Analisis statistik Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa
Elida deskriptif dan terdapat perbedaan kinerja keuangan
Sovia analisis bank konvensional dan bank syariah
Muham Independent yang diukur dengan rasio keuangan.
mad sample t-test Rasio yang memiliki perbedaan pada
Saifi bank konvensional dan bank syariah
Achmad yaitu rasio
Husaini, ROA,BOPO/REO,LDR/FDR,NPL/NPF
2016 dan ROE, sedangkan rasio yang sama
,Analisis pada bank konvensional dan syariah
Perbandi yaitu rasio CAR dan NIM/NOM
ngan
Kinerja
Keuanga
n Bank
Konvens
ional
Dan
Bank
Syariah
Berdasar
kan
Rasio
Keuanga
n Bank
(Studi
Pada
Bank
Konvens
ional
Yang
Terdaftar
Di BEI
Yang
Memilik
i Bank
Syariah
Periode
2012-
2014)
4 Ulfi uji hipotesis Hasil penelitian ini menemukan bahwa
22

Rana dengan Bank Konvensional memiliki kinerja


Nurmala independent yang lebih baik dilihat dari risiko
Madyaw sample t test. kredit, risiko likuiditas, earnings,
ati, 2018 sedangkan pada Good Corporate
,Analisis Governance (GCG) dan permodalan
Perbandi tidak terdapat perbedaan kinerja Bank
ngan Syariah dan Bank Konvensional.
Kinerja
Bank
Syariah
Dan
Bank
Konvens
ional Di
Indonesi
a
5 Dwi Deskriptif Bank Aman Syariah kinerja yang di
Ratnasar kualitatif. lakukan karyawan untuk meningkatkan
i, 2018, mutu bank sudah cukup baik dan sudah
Analisis sesuai dengan prinsip syariah.
Perbandi Komunikasi antar karyawan lancar.
ngan Penempatan karyawan didasarkan pada
Kinerja kualifikasi tertentu seperti tingkat
Bank pendidikan, pengalaman bekerja, dan
Syariah kemampuan. Pada Bank Lampung KC
Dan Metro kinerja karyawan untuk
Bank meningkatkan kualitas bank sudah
Konvens cukup baik dan sudah sesuai dengan
ional peraturan pemerintah.
(Studi
Pada
Bank
Aman
Syariah
Dan
Bank
Lampun
g Kc
Metro)

B. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, kerangka berfikir

dari penelitian ini yaitu menganalisis Perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank

Konvensional dan Bank Syariah Saat Pandemi Covid -19” dengan


23

menggunakan Uji Independent Sample T-Tes. Dapat digambarkan dalam

bentuk kerangka pikir sebagai berikut :

2.1 Gambar Kerangka Pikir

C. HipotesisPenelitian

1. Perbedaan Solvabilitas antara Bank Konvensional dan Bank Syariah Saat

Pandemi Covid -19”

Tingkat solvabilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan perbedaan

yang signifikan terdapat antara bank konvensional dengan bank syariah.

Tingkat solvabilitas dapat diukur menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio

(CAR) untuk dapat mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Menurut

Romdhonah (2014) pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa

solvabilitas merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung kerugian. Menurut (Eskasari Putri,


24

2016) bahwa tingkat solvabilitas yang diukur denga CAR tidak ada perbedaan

yang signifikan antara bank konvensional dengan bank syariah,Sehingga

hipotesis untuk rasio solvabilitas adalah :

H1 : Terdapat perbedaan solvabilitas antara Bank Konvensional dan Bank Syariah

Saat Pandemi Covid -19

2. Perbedaan kualitas aktiva produktif antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah Saat Pandemi Covid -19”

Tingkat kualitas aktiva produktif berpengaruh terhadap kinerja

keuangan dan perbedaan yang signifikan terdapat antara bank konvensional

dengan bank syariah. Tingkat kualitas aktiva produktif dapat diketahui dengan

rasio Non Performing Loan (NPL) caranya dengan menghitung jumlah kredit

macet terhadap total kredit yang diberikan. Menurut Mutiara (2014) pada

penelitian sebelumnya apabila semakin rendah NPL maka bank tersebut akan

semakin mengalami keuntungan yang akan berpengaruh baik terhadap kinerja

keuangan bank tersebut. Sehingga hipotesis untuk rasio kualitas aktiva

produktif adalah :

H2 : Terdapat perbedaan aktiva produktif antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah Saat Pandemi Covid -19

3. Perbedaan rentabilitas antara Bank Konvensional dan Bank Syariah Saat

Pandemi Covid -19”

Tingkat rentabilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan perbedaan

yang signifikan terdapat antara bank konvensional dengan bank syariah.

Tingkat rentabilitas dapat diukur menggunakan rasio Return On Asset (ROA)


25

yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh

laba. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Deasy dan Muhammad (2011)

menyatakan bahwa semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh bank,

semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset yang akan

berpengaruh pada kinerja keuangan bank tersebut. Sehingga hipotesis untuk

rasio rentabilitas adalah :

H3 : Terdapat perbedaan rentabilitas antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah Saat Pandemi Covid -19

4. Perbedaan likuiditas antara Bank Konvensional dan Bank Syariah Saat

Pandemi Covid -19”

Loan to Deposit Ratio adalah ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam

membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya

(Dendawijaya, 2005). Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio, semakin

rendahnya kemampuan likuiditas bank, hal ini disebabkan karena jumlah dana

yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar, Sehingga

hipotesis untuk rasio likuiditas adalah :

H4 : Terdapat perbedaan likuiditas antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah Saat Pandemi Covid -19


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu


Penelitian ini langsung melalui situs http://www.idx.co.id/.

Penggunaan situs http://www.idx.co.id/ karena terdapat data yang

dibutuhkan yaitu laporan keuangan triwulan I,II,III,IV tahun 2020

1. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Agustus

tahun 2021. Dapat dilihat pada tabel 3.1 tentang jadwal penelitian sebagai

berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Bulan
J
M A
No Kegiatan M u
ar pr
ei n
et il
i
StudiPermasalaha
1
n
Penyusunan
2
Skripsi
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data

Penyusunan hasil
5
penelitian

6 Ujian Skripsi

26
27

B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study

merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa

(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman

(Wulandari dan Sudrajat, dalam Jogiyanto, 2013). Yaitu dengan melakukan

analisis terhadap perubahan pada objek yang diteliti sehubungan dengan

peristiwa yang telah terjadi, dalam penelitian ini adalah saat Pandemi Covid-19

yang melanda dunia.

C. Populasi dan Sampel

1) Populasi
Pengumpulan fakta-fakta yang merupakan data ini bisa seluruhnya

atau sebagian saja. Keseluruhan fakta dari hal yang diteliti ini disebut

populasi (Subagyo, 2012). Populasi yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah semua Bank Konvensional Pemerintah dan Bank

Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saat Pandemi Covid-19

2) Sampel

Menurut Subagyo (2012) Sampel adalah bagian dari semua fakta

yang dianggap dapat mewakili semuanya. dimana dalam penelitian ini

menggunakan sampel jenuh dimana menurut Sugiyono (2002:61-63) yang

mengatakan bahwa Sampling jenuh adalah tekhnik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel,Metode penentuan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampel


28

jenuh .Metode sampel jenuh adalah tekhnik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan menjadi sampel.

Sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh Bank

konvensional dan Bank syariah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan-perusahaan tersebut adalah:

Tabel 3.2 Sampel Perusahaan

No Nama Bank Kode No Nama Bank Kode


Konvensional Syariah
1 PT BRI, BBRI 1 PT Bank BRI BRIS
Tbk Syariah,

2 PT BMRI 2 BTPN Syariah BTPS


Mandiri,Tb
k

3 PT BTN, BBTN 3 Bank Panin Dubai PNBS


Tbk syariah
4 PT BNI, Tbk BBNI

Tabel 3.3
Tehnik Pengambilan Sampel
Kriteria Jumlah Bank Jumlah Bank Syariah
Konvensional
Bank Konvensional
Pemerintah dan Syariah 4 3
di BEI Indonesia Tahun
2020
Laporan Keuangan
Triwulan I,II,III,IV yang - -
tidak lengkap di Tahun
2020
Jumlah Sampel 4 3
Perusahaan

Sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah 4 Bank Konvensional dan 3 Bank

Syariah ,sehingga total data pengamatan triwulan I,II,III,IV (4 triwulan ) dikalikan


29

dengan 4 Bank Konvensional menjadi 16 data pengamatan saat Pandemi Covid-

19 di tahun 2020 dibandingkan data pengamatan triwulan I,II,III,IV (4 triwulan )

dikalikan dengan 3 Bank Syariah menjadi 12 data pengamatan saat Pandemi

Covid-19 di tahun 2020 .

D. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

Variabel operasional dalam penelitian ini adalah

1. Data Kinerja keuangan Solvabilita (CAR), triwulan I,II,III,IV Bank

konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid-19

2. Data Kinerja keuangan aktiva produktif (NPL) triwulan I,II,III,IV Bank

konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid-19

3. Data Kinerja keuangan rentabilitas (ROA) triwulan I,II,III,IV Bank

konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid-19

4. Data Kinerja keuangan Likuiditas (LDR) triwulan I,II,III,IV Bank

konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid-19

E. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan menggunakan metode content analysis, yaitu

suatu metode pengumpulan data penelitian dengan menggunakan teknik

observasi dan analisis terhadap isi atau pesan dari suatu dokumen. Tujuan

content analysis adalah melakukan identifikasi terhadap karakteristik atau

informasi spesifik yang terdapat pada suatu dokumen untuk menghasilkan

deskripsi yang objektif dan sistimatik.


30

Content analysis dilakukan dengan cara melakukan observasi atas

laporan keuangan Bank konvensional dan Bank syariah yang diperoleh melalui

situs homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

F.Instrument Penelitian

Instrumendalampenelitianinidapatdilihatpada table di bawah ini.

Tabel 3.2.Definisi Operasional Variabel

N Variabel Definisi Rumus


o.
1. Solvabilitas yaitu
Solvabilitas indikator untuk CAR = (Jumlah Modal)/(Jumlah
mengetahui tingkat ATMR) x 100%
kecukupan modal.
Tingkat solvabilitas
dapat diketahui
dengan
menggunakan rasio
Capital Adequacy
Ratio (Eskasari
Putri, 2016)
2. Tingkat kualitas NPL = (Kredit Bermasalah)/(Total
Kualitas aktiva aktiva produktif Kredit yang Disalurkan) x 100%
produktif dapat diketahui
dengan rasio Non
Performing Loan
(NPL) caranya
dengan menghitung
jumlah kredit macet
terhadap total kredit
yang
diberikan(Eskasari
Putri, 2016)
3 Tingkat rentabilitas ROA = (Laba Sebelum
Rentabilitas dapat diukur Pajak)/(Rata-rata Total Aset) x
menggunakan rasio 100%
Return On Asset
(ROA) yang
digunakan untuk
mengetahui
kemampuan
31

perusahaan dalam
memperoleh
laba(Eskasari Putri,
2016)
4 Likuiditas adalah LDR = (Total Kredit yang
Likuiditas indikator untuk Disalurkan)/(Dana Pihak Ketiga) x
mengukur tingkat 100%
kemampuan suatu
perusahaan dalam
memenuhi
kewajibannya.
Likuiditas dapat
diketahui dengan
Loan on Deposit
Ratio (LDR).
(Eskasari Putri,
2016)

F. TeknikAnalisa Data

Untuk pembuktian hipotesis dilakukan dengan Uji Beda Independent

Samples T Test. Alasan peneliti menggunakan Uji Beda Independent Samples

T Test. adalah digunakan untuk menguji perbedaan kinerja keuangan Bank

Konvensional dan Bank Syariah apabila data berdistribusi normal. Maksudnya

disini adalah sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda.

Mencari nilai uji t hipotesis beda dua rata-rata dengan alat bantu sofwtware

SPSS For Windows 16.0.

Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

Ho : Tidak ada perbedaan solvabilitas antara Bank konvensional dan

Bank syariah saat pandemic covid-19

H1 : Ada perbedaan solvabilitas antara Bank konvensional dan Bank

syariah saat pandemic covid-19


32

Ho : Tidak ada perbedaan kualitas aktiva produktif Bank konvensional

dan Bank syariah saat pandemic covid-19

H2 : Ada perbedaan kualitas aktiva produktif antara Bank konvensional

dan Bank syariah saat pandemic covid-19

Ho : Tidak ada perbedaan rentabilitas antara Bank konvensional dan

Bank syariah saat pandemic covid-19

H3 : Ada perbedaan rentabilita antara Bank konvensional dan Bank

syariah saat pandemic covid-19

Ho : Tidak ada perbedaan likiditas antara Bank konvensional dan Bank

syariah saat pandemic covid-19

H4 : Ada perbedaan likiditas antara Bank konvensional dan Bank syariah

saat pandemic covid-19

Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi ( α ) =

5%. Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering

digunakan dalam penelitian.

b. Menentukan t hitung

c. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada ( α ) = 5% / 2 = 2,5% (uji dua sisi) dengan

derajat kebebasan (df) = n-1 atau 70 – 1 = 69. Dengan pengujian dua sisi

(signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,093.

d. Kriteria Pengujian

Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel


33

Ho ditolak jika –t hitung ˂-t tabel atau t hitung > t tabel

Berdasar signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05

e. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas

Langkah-langkah pengujian Volume Perdagangan Saham adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan Hipotesis

b. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α = 5%.

Signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering digunakan

dalam penelitian.

c. Menentukan t hitung

Dalam tabel di atas di dapat nilai t hitung adalah -3,775.

d. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5%: 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-1 atau 15-1 = 14. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi

= 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2,144 (lihat pada lampiran).

e. Kriteria pengujian

Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel.

Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Berdasar signifikansi:

Ho diterima jika signifikansi > 0,05

Ho ditolak jika signifikansi < 0,05


34

f. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas

Nilai –t hitung < -t tabel (-3,775 < -2,144) dan signifikansi (0,000 < 0,05) maka

Ho ditolak.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Berdasarkan metode penelitian tersebut, untuk mengukur kinerja

keuangan Perbankan konvensional dan syariah yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia, perlu untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan Perbankan

konvensional dan syariah yang dapat dilihat dari laporan keuangan maupun

laporan tahunan yang di publish oleh perusahaan. Kinerja keuangan dapat

diukur dengan menggunakan rasio keuangan untuk menilai kinerja keuangan

perusahaan Perbankan konvensional dan syariah Saat Pandemi Covid -19 di

Triwulan I,II,III,IV yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2020

Analisis rasio keuangan pada bab ini digunakan untuk melihat apakah

terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank

Syariah Saat Pandemi Covid -19. Selanjutnya diuji dengan menggunakan

statistik deskriptif dan diuji dengan uji normalitas, selanjutnya di uji dengan

menggunakan uji hipotesis independent samplet-test untuk data yang

diatribusikan normal dan uji mann whitney untuk data yang didistribusikan

tidak normal.

B. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2018:239) statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisis suatu data dengan cara

35
36

menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah terkumpul dengan

maksud untuk tidak membuat kesimpulan yang berlaku untuk umun atau

dengan generalisasi dari deskripsi tersebut. Statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat kesimpulan yang

berlaku untuk populasi penelitian yang diambil.

1. Rasio Solvabilitas (CAR)

Solvabilitas yaitu indikator untuk mengetahui tingkat kecukupan modal.

Tingkat solvabilitas dapat diketahui dengan menggunakan rasio Capital

Adequacy Ratio. Bank Indonesia menetapkan CAR sebagai kewajiban

penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh setiap

bank sebagai suatu proporsi tertentu dari total Aktiva Tertimbang atau

Solvabilitas yaitu indikator untuk mengetahui tingkat kecukupan modal.

Tingkat solvabilitas dapat diketahui dengan menggunakan rasio Capital

Adequacy Ratio (Eskasari Putri, 2016)

Tabel dibawah ini merupakan hasil perhitungan Capital Adequacy

Ratio.pada perusahaan Bank Konvensional dan Bank Syariah saat

Pandemi Covid -19

Tabel 4.1

Uji Statistik Deskriptif Capital Adequacy Ratio

Descriptive Statistics
37

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR Bank Konvensional 16 .1953 .02808 .00702

Bank Syariah 12 .3033 .13891 .04010


Sumber : Data Diolah

Pada Tabel 4.1 menunjukkan perbandingan kinerja keuangan

Bank Konvensional dan Bank syariah. Pada Tabel 4.1 Uji Statistik

Deskriptif Capital Adequacy Ratio menunjukan bahwa bank

konvensional dengan jumlah 16 Bank dan nilai rata-rata 0,1953 dengan

standart deviasi 0,02808

Pada Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Capital Adequacy Ratio

menunjukan bahwa bank syariah dengan jumlah 12 Bank dan nilai rata-

rata 0,3033 dengan standart deviasi 0,13891

2 Kualitas aktiva produktif (NPL)

Kualitas aktiva produktif digunakan untuk menilai kondisi aset

suatu bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari kredit atau

pembiayaan yang akan muncul. Non Performing Loan (NPL) dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat kualitas aktiva produktif. Tingkat

kualitas aktiva produktif dapat diketahui dengan rasio Non Performing

Loan (NPL) caranya dengan menghitung jumlah kredit macet terhadap

total kredit yang diberikan(Eskasari Putri, 2016)

Tabel dibawah ini merupakan hasil perhitungan Non Performing

Loan (NPL) pada pada perusahaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

saat Pandemi Covid -19


38

Tabel 4.2 Uji Statistik Deskriptif Non Performing Loan (NPL)


Descriptive Statistics

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NPL Bank Konvensional 16 .0400 .00730 .00183

Bank Syariah 12 .0133 .00985 .00284


Sumber : Data Diolah
Pada Tabel 4.2 menunjukkan perbandingan kinerja keuangan

Bank Konvensional dan Bank syariah. Pada Tabel 4.2 Uji Statistik Non

Performing Loan (NPL) menunjukan bahwa bank konvensional dengan

jumlah 16 Bank dan nilai rata-rata 0,0400 dengan standart deviasi

0,00730

Pada Tabel 4.1 Uji Statistik Deskriptif Non Performing Loan

(NPL)menunjukan bahwa bank syariah dengan jumlah 12 Bank dan nilai

rata-rata 0,0133 dengan standart deviasi 0,00985

3.Rasio Rentabilitas (ROA)

Rentabilitas adalah indikator untuk mengetahui tingkat efisiensi usaha

antara laba dengan hasil yang menyebabkan laba. Rentabilitas dapat

diukur dengan Return On Asset (ROA)

Tingkat rentabilitas dapat diukur menggunakan rasio Return On

Asset (ROA) yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba(Eskasari Putri, 2016),Tabel dibawah ini

merupakan hasil perhitungan Return On Asset (ROA) pada perusahaan

Bank Konvensional dan Bank Syariah saat Pandemi Covid -19


39

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Return On Asset (ROA)

Descriptive Statistics
Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

ROA Bank Konvensional 16 .0150 .00516 .00129

Bank Syariah 12 .0267 .03229 .00932

Sumber : Data Diolah

Pada Tabel 4.3 menunjukkan perbandingan kinerja keuangan Bank

Konvensional dan Bank syariah. Pada Tabel 4.3 Uji Statistik Return On

Asset (ROA) menunjukan bahwa bank konvensional dengan jumlah 16

Bank dan nilai rata-rata 0,0150 dengan standart deviasi 0,00516.

Pada Tabel 4.3 Uji Statistik Deskriptif N Return On Asset (ROA)

menunjukan bahwa bank syariah dengan jumlah 12 Bank dan nilai rata-

rata 0,0267 dengan standart deviasi 0,03229

4.Rasio Likuiditas (LDR)

Likuiditas adalah indikator untuk mengukur tingkat kemampuan suatu

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Likuiditas dapat diketahui

dengan Loan on Deposit Ratio (LDR). Likuiditas adalah indikator untuk

mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya. Likuiditas dapat diketahui dengan Loan on Deposit Ratio

(LDR). (Eskasari Putri, 2016)


40

Tabel dibawah ini merupakan hasil perhitungan Loan on Deposit

Ratio (LDR). pada perusahaan Bank Konvensional dan Bank Syariah saat

Pandemi Covid -19

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif Loan on Deposit Ratio (LDR)


Descriptive Statistics

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LDR Bank Konvensional 16 .8675 .03606 .00901

Bank Syariah 12 .9667 .13221 .03816


Sumber : Data Diolah

Pada Tabel 4.4 menunjukkan perbandingan kinerja keuangan Bank

Konvensional dan Bank syariah. Pada Tabel 4.4 Uji Statistik Loan on Deposit

Ratio (LDR) menunjukan bahwa bank konvensional dengan jumlah 16 Bank

dan nilai rata-rata 0,8675 dengan standart deviasi 0,03606.

Pada Tabel 4.4 Uji Statistik Deskriptif Loan on Deposit Ratio

(LDR) menunjukan bahwa bank syariah dengan jumlah 12 Bank dan nilai

rata-rata 0,9667 dengan standart deviasi 0,13221.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yaitu persyaratan yang harus di penuhi di dalam

sebuah model regresi linier agar menjadi valid sebagai alat penduga.

a Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah suatu alat untuk menguji apakah

memiliki distribusi normal dalam model regresi variabel pengganggu


41

atau residual. Diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi tersebut

dilanggar, maka uji statistik tersebut tidak valid untuk jumlah sampel

kecil. Terdapat dua cara untuk mengetahui apakah nilai residual

didistribusikan normal atau tidak normal, yaitu dengan cara analisis

grafik dan uji statistik. (Ghozali, 2016:154)

Menurut Singgih Santoso (2017:205) terdapat dua macam alat

uji untuk alat uji normalitas distribusi data yaitu :

a. Kolmogorov Smornov dengan keterangan sama dengan uji Liliefor.

Tingkat signifikan diatas 0,05. Jika distribusi kedua sampel memiliki

nilai signifikan 0,05, maka bisa dikatakan bahwa distribusi tersebut

adalah normal.

b. Shapiro Wilk memiliki tingkat signifikansi diatas 0,05 maka data

dapat dikatakan bahwa distribusi tersebut adalah normal.

1. Rasio Solvabilitas (CAR)

Tabel 4.6 Uji Normalitas Capital Adequacy Ratio.


Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CAR Bank Konvensional .225 16 .029 .797 16 .002

Bank Syariah .368 12 .000 .688 12 .001

a. Lilliefors Significance Correction


Sumber : Data Diolah
42

Pada tabel 4.6 uji normalitas Rasio solvabilitas berdasarkan

Capital Adequacy Ratio.menunjukan bahwa dari hasil Kolmogorov-

smirnov untuk Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi

atau nilai probabilitas dibawah 0,029 (0,029 < 0,05). Pada hasil Shapiro-

Wilk untuk Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau

nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,002 < 0,05). Sedangkan hasil hasil

Kolmogorov-smirnov untuk Bank Syariah menunjukkan tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Pada

hasil Shapiro-Wilk untuk Bank syariah menunjukkan tingkat signifikansi

atau nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,001 < 0,05). Maka data tersebut

berdistribusi tidak normal, sehingga digunakan uji nonparametrik yaitu

uji Mann-Whitney.

2.Kualitas aktiva produktif Non Performing Loan (NPL)

Tabel 4.7 Uji Normalitas Non Performing Loan (NPL)


Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NPL Bank Konvensional .250 16 .009 .820 16 .005

Bank Syariah .417 12 .000 .608 12 .000

a. Lilliefors Significance Correction


Sumber : Data Diolah
Pada tabel 4.7 Uji normalitas Rasio solvabilitas berdasarkan Non

Performing Loan (NPL).menunjukan bahwa dari hasil Kolmogorov-

smirnov untuk Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi

atau nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,009 < 0,05). Pada hasil Shapiro-
43

Wilk untuk Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau

nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,005 < 0,05). Sedangkan hasil hasil

Kolmogorov-smirnov untuk Bank Syariah menunjukkan tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Pada

hasil Shapiro-Wilk untuk Bank syariah menunjukkan tingkat signifikansi

atau nilai probabilitas dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Maka data tersebut

berdistribusi tidak normal, sehingga digunakan uji nonparametrik yaitu

uji Mann-Whitney.

3. Rasio Rentabilitas (ROA)


Tabel 4.8 Uji Normalitas return On Asset
Tests of Normality
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ROA Bank Konvensional .250 16 .009 .820 16 .005

Bank Syariah .417 12 .000 .608 12 .000

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance


a. Lilifors Significance Correction
Sumber : Data Diolah

Pada tabel 4.8 Uji normalitas Rasio solvabilitas berdasarkan return On

Asset (ROA) menunjukan bahwa dari hasil Kolmogorov-smirnov untuk

Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai

probabilitas dibawah 0,05 (0,009 < 0,05). Pada hasil Shapiro-Wilk untuk

Bank Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

dibawah 0,05 (0,005 < 0,05). Sedangkan hasil hasil Kolmogorov-smirnov

untuk Bank Syariah menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas


44

dibawah 0,05 (0,000 < 0,05). Pada hasil Shapiro-Wilk untuk Bank syariah

menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas dibawah 0,05

(0,000 < 0,05). Maka data tersebut berdistribusi tidak normal, sehingga

digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

4. Rasio Likuiditas (LDR)


Tabel 4.9 Uji Normalitas Return On Equity
Tests of Normality

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDR Bank Konvensional .278 16 .002 .760 16 .001

Bank Syariah .215 12 .130 .811 12 .012

a. Lilliefors Significance Correction


Sumber : Data Diolah
Pada tabel 4.9 Uji normalitas Rasio likuiditas Loan on Deposit Ratio

(LDR). menunjukan bahwa dari hasil Kolmogorov-smirnov untuk Bank

Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

dibawah 0,05 (0,002 < 0,05). Pada hasil Shapiro-Wilk untuk Bank

Konvensional menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

dibawah 0,05 (0,001 < 0,05). Sedangkan hasil hasil Kolmogorov-smirnov

untuk Bank Syariah menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas

dibawah 0,05 (0,130 > 0,05). Pada hasil Shapiro-Wilk untuk Bank syariah

menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas dibawah 0,05

(0,012< 0,05). Maka data tersebut berdistribusi tidak normal, sehingga

digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.


45

3. Uji Hipotesis

a. Statistik Non Parametrik (Uji z)

Menurut Singgih Santoso (2017:391) Statistik Non-Parametrik

digunakan untuk data yang diatribusikan tidak normal atau bisa jadi data

yang digunakan sangat sedikit, dan juga level data merupakan nominal

atau ordinal. Sehingga diperlukan alternative metode-metode statistik yang

tidak harus memakai suatu parameter tertentu seperti : mean, standar

deviasi, varians dan lain sebagainya.

1. Uji Mann-Whitney

Menurut Hasan Dalam Setiawan (2017:157) Uji Mann-Whitney

adalah suatu alat uji yang digunakan untuk menguji rata-rata dua sampel

yang berukuran berbeda atau tidak sama. Uji Mann-Whitney merupakan

salah satu uji dari statistik nonparametrik. Dalam penelitian ini

menggunakan uji non parametric Man-Whitney U, karena dalam uji

normalitas, data dalam penelitian ini tidak berdistribusi normal.

Sehingga tidak menggunakan uji parametric Independent Sample T-test

dan harus menggunakan uji non parametric Man-Whitney U.

Menurut Singgih Santoso (2017:404) Dasar pengambilan

keputusan dalam Uji Mann-Whitney yaitu :

a. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 Diterima.

b. Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 Ditolak.

Sehingga Dasar pengambilan keputusan yaitu :


46

H0 : Tidak terdapat perbedaan signifikan kinerja keuangan antara bank

konvensional dan Bank Syariah saat pandemi Covid-19.

H1 : Terdapat perbedaan signifikan signifikan kinerja keuangan antara

bank konvensional dan Bank Syariah saat pandemi Covid-19.

1. Rasio Solvabilitas (CAR)

Tabel 4.11 Uji Mann-Whitney Test Rank Capital Adequacy Ratio

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

CAR Bank Konvensional 16 11.50 184.00

Bank syariah 12 18.50 222.00

Total 28

Sumber : Data Diolah


Tabel 4.12 Hasil Uji Mann-Whitney Test Rank Capital Adequacy Ratio
Test Statisticsa

Test Statisticsb

CAR

Mann-Whitney U 48.000

Wilcoxon W 184.000

Z -2.251

Asymp. Sig. (2-tailed) .024

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .026a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank


Sumber : Data Diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed)

untuk Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat


47

signifikansi atau nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,024 < 0,05) . Dapat

disimpulkan bahwa H0 Ditolak dan H1 Diterima, atau dengan kata lain

terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan Bank

syariah. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank

perusahaan Bank Syariah lebih besar daripada Mean Rank Bank

Konvensional Hal tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank

Konvensional sebesar 184 sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah

sebesar 222.

2. Rasio Kualitas aktiva produktif Non Performing Loan (NPL)

Tabel 4.13 Uji Mann-Whitney Test Rank Non Performing Loan Ranks

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

NPL Bank Konvensional 16 20.50 328.00

Bank syariah 12 6.50 78.00

Total 28

Sumber : Data Diolah


Tabel 4.14 Hasil Uji Mann-Whitney Test Rank Non Performing Loan Test
Statisticsa

Test Statisticsb

NPL

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 78.000

Z -4.583

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank


48

Sumber : Data Diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed)

untuk Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) . Dapat

disimpulkan bahwa H0 Ditolak dan H1 Diterima, atau dengan kata lain

terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan Bank

syariah. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank

perusahaan Bank Konvensional lebih besar daripada Mean Rank Bank

Syariah Hal tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank

Konvensional sebesar 20,5 sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah

sebesar 6,5

3. Rasio Rentabilitas (ROA)

Tabel 4.15 Uji Mann-Whitney Test Rank Return on Asset


Ranks
Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

ROA Bank Konvensional 16 15.50 248.00

Bank syariah 12 13.17 158.00

Total 28

Sumber : Data Diolah

Tabel 4.16 Hasil Uji Mann-Whitney Test Rank Return on Asset


Test Statisticsa
49

Test Statisticsb

ROA

Mann-Whitney U 80.000

Wilcoxon W 158.000

Z -.786

Asymp. Sig. (2-tailed) .432

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .478a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank


Sumber : Data Diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed)

untuk Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas lebih dari 0,05 (0,432 > 0,05) . Dapat

disimpulkan bahwa H0 Diterima dan H1 Ditolak atau dengan kata lain tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan Bank

syariah. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank

perusahaan Bank Konvesional lebih besar daripada Mean Rank Bank

Syariah Hal tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank

Konvensional sebesar 15,50 sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah

sebesar 13,17

4. Rasio Likuiditas (LDR)


Tabel 4.17 Uji Mann-Whitney Test Rank Loan on Deposit Ratio (LDR).
Ranks
50

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

LDR Bank Konvensional 16 12.00 192.00

Bank syariah 12 17.83 214.00

Total 28

Sumber : Data Diolah


Tabel 4.18 Hasil Uji Mann-Whitney Test Rank Loan on Deposit Ratio (LDR).
Test Statisticsa

Test Statisticsb

LDR

Mann-Whitney U 56.000

Wilcoxon W 192.000

Z -1.892

Asymp. Sig. (2-tailed) .058

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .066a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank


Sumber : Data Diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed)

untuk Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat

signifikansi atau nilai probabilitas lebih dari 0,05 (0,058 > 0,05) . Dapat

disimpulkan bahwa H0 Diterima dan H1 Ditolak, atau dengan kata lain

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan

Bank syariah. Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank

perusahaan Bank Syariah lebih besar daripada Mean Rank Bank

Konvensional Hal tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank
51

Konvensional sebesar 12 sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah

sebesar 17.83

C. Pembahasan

1. . Rasio Solvabilitas (CAR)

Berdasarkan hasil pengujian Mann-Whitney menunjukkan bahwa pada

Asymp. Sig (2-tailed) untuk Bank Konvensional dan Bank Syariah

menunjukkan tingkat signifikansi atau nilai probabilitas kurang dari 0,05

(0,024 < 0,05) . Dapat disimpulkan bahwa H0 Ditolak dan H1 Diterima, atau

dengan kata lain terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional

dengan Bank Syariah

Pada uji Statistik Deskriptif nilai Mean Rank perusahaan Bank Syariah

lebih besar daripada Mean Rank Bank Konvensional Hal tersebut dapat

diketahui dari nilai Mean Rank bank Konvensional sebesar 184 sedangkan

pada Mean Rank Bank Syariah sebesar 222.

Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan perbankan Syariah tingkat

kecukupan modal lebih baik dari perbankan Konvensional Tingkat solvabilitas

dapat diketahui dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Romdhonah (2014) pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa

solvabilitas merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung kerugian.

2. Rasio Kualitas aktiva produktif Non Performing Loan (NPL)


52

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed) untuk

Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat signifikansi atau

nilai probabilitas kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) . Dapat disimpulkan bahwa

H0 Ditolak dan H1 Diterima, atau dengan kata lain terdapat perbedaan yang

signifikan antara Bank Konvensional dan Bank syariah.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank perusahaan

Bank Konvensional lebih besar daripada Mean Rank Bank Syariah Hal

tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank Konvensional sebesar 20,5

sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah sebesar 6,5

Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan perbankan konvensional untuk

menilai kondisi aset suatu bank, termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar atau

kredit macet lebih tinggi dari perbankan Syariah Tingkat Kualitas aktiva

produktif dapat diketahui dengan menggunakan Non Performing Loan (NPL)

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Menurut Mutiara (2014) pada penelitian sebelumnya apabila semakin rendah

NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan yang akan

berpengaruh baik terhadap kinerja keuangan bank tersebut.

3. Rasio Rentabilitas (ROA)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed) untuk

Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat signifikansi atau

nilai probabilitas lebih dari 0,05 (0,432 > 0,05) . Dapat disimpulkan bahwa H0

Diterima dan H1 Ditolak atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara Bank Konvensional dan Bank syariah.


53

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank perusahaan

Bank Konvesional lebih besar daripada Mean Rank Bank Syariah Hal tersebut

dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank Konvensional sebesar 15,50

sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah sebesar 13,17

Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan perbankan konvensional untuk

tingkat efisiensi usaha untuk menghasilkan laba. lebih tinggi dari perbankan

Syariah Tingkat rentabilitas dapat diketahui dengan menggunakan Return on

asset (ROA)

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deasy

dan Muhammad (2011) menyatakan bahwa semakin besar tingkat keuntungan

yang diperoleh bank, semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asset yang akan berpengaruh pada kinerja keuangan bank tersebut

4. Rasio Likuiditas (LDR)

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pada Asymp. Sig (2-tailed) untuk

Bank Konvensional dan Bank syariah menunjukkan tingkat signifikansi atau

nilai probabilitas lebih dari 0,05 (0,058 > 0,05) . Dapat disimpulkan bahwa H0

Diterima dan H1 Ditolak, atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara Bank Konvensional dan Bank syariah.

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai Mean Rank perusahaan

Bank Syariah lebih besar daripada Mean Rank Bank Konvensional Hal

tersebut dapat diketahui dari nilai Mean Rank bank Konvensional sebesar 12

sedangkan pada Mean Rank Bank Syariah sebesar 17.83


54

Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan perbankan Syariah untuk

mengukur tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya lebih tinggi dari perbankan Konvensional Tingkat likuiditas

dapat diketahui dengan menggunakan Loan on Deposit Ratio (LDR).

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Dendawijaya, 2005). Loan to Deposit Ratio adalah ukuran seberapa jauh

kemampuan bank dalam membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio, semakin rendahnya

kemampuan likuiditas bank, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang

diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.


55
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat menarik

kesimpulan yang diharapkan dapat menjawab tujuan dari penelitian ini, bahwa

dengan menggunakan uji Mann-Whitney dari lima variabel penelitian yaitu

Rasio Solvabilitas yang diproksikan Capital Adequacy Ratio, Kualitas aktiva

produktif yang diproksikan Non Performing Loan (NPL), Rasio Rentabilitas

yang diproksikan dengan Return on asset, Rasio Likuiditas yang diproksikan

Loan on Deposit Ratio (LDR).menunjukkan bahwa :

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara terdapat perbedaan yang

signifikan antara Bank Konvensional dengan Bank Syariah dengan

menggunakan Rasio Solvabilitas yang diproksikan Capital Adequacy

Ratio ,Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Romdhonah (2014) pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa

solvabilitas merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka

pengembangan usaha dan menampung kerugian

2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional dan

Bank syariah. dengan menggunakan Rasio Kualitas aktiva produktif

yang diproksikan Non Performing Loan (NPL), Hasil Penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Menurut Mutiara (2014)

pada penelitian sebelumnya apabila semakin rendah NPL maka bank

56
57

tersebut akan semakin mengalami keuntungan yang akan berpengaruh

baik terhadap kinerja keuangan bank tersebut.

3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional

dan Bank syariah. dengan menggunakan Rasio Rentabilitas yang

diproksikan dengan Return on Asset. Hasil Penelitian ini sejalan dengan

yang dilakukan oleh Deasy dan Muhammad (2011) menyatakan bahwa

semakin besar tingkat keuntungan yang diperoleh bank, semakin baik

pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset yang akan

berpengaruh pada kinerja keuangan bank tersebut

4. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara Bank Konvensional

dan Bank syariah. dengan menggunakan Rasio likuiditas yang

diproksikan dengan Loan to Deposit Ratio. Hasil Penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dendawijaya, 2005). Loan to

Deposit Ratio adalah ukuran seberapa jauh kemampuan bank dalam

membiayai kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya

Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio, semakin rendahnya kemampuan

likuiditas bank, hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar.

B. Saran

Dari penelitian ini, penulis mengajukan beberapa saran sebagai

berikut :
58

1. Bagi Perusahaan Perbankan

Dari hasil penelitian perbandingan kinerja Perbankan baik

Konvensional dan Bank Syariah, diharapkan Perbankan dapat

meningkatkan kinerja keuangan.

2. Bagi Investor

Bagi investor yang akan berinvestasi di Perbankan Konvensional dan

Syariah diharapkan menganalisis secara mendalam keadaan kinerja

keuangan kedua bank tersebut. Sehingga tidak salah dalam melakukan

penanaman investasi di perusahaan tersebut.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan dalam penelitian selanjutnya memperpanjang periode

penelitian dan menambah sampel, dengan menambahkan rasio-rasio lain

misalnya Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Finance

(NPF), Debt to Equity Ratio (DER), Debt to Asset Ratio (DAR).


59

DAFTAR PUSTAKA

Eskasari Putri (2016) ‘Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Antara Bank

Konvensional Dengan Bank Syariah’, Riset Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, 1(2), 2016.

IBI. (2016) Manajemen Kesehatan Bank Berbasis Risiko. Jakarta Pusat:

Gramedia Pustaka Utama.

Indonesia., B. (2012) Statistik Perbankan Indonesia. Jakarta.

Majid, S., Musnadi, I. and Putra, Y. (2014) ‘A Comparative Analysis of the

Quality of Islamic and Conventional Banks’ Asset Management in

Indonesia.’, Gajah Mada International Journal of Business , 185-200.

Nugroho, W. (2013) ‘Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan

Bank Konvensional.’, Jurnal Universitas Bakrie.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit UNDIP.

Hodijah. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Melalui Pendektan

Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas Pada Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah Indonesia. Jakarta : Skripsi.

Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.

Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta

: Graha Ilmu.

Kasmir. 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Perkasa.


60

Mariana, Deasy dan Muhammad Yusuf. 2011. Analisa Kinerja Keuangan

Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Jakarta : Skripsi.

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Yogyakarta : Ekonisia. [10]

Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi. Yogyakarta :

UPP AMP YKPN. Mutiara, Devinta Ayu. 2014. Pengaruh Financing to

Deposit Ratio(FDR), Non Performing Financing (NPF), Debt to Equity

Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Pembiayaan

Murabahah. Surakarta : Skripsi STIE AUB Surakarta.

Puspitaningrum, Ferry dan Iwan Triyuwono. 2008. Analisis Perbedaan Rasio

Likuiditas dan Rasio Profotabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan

Antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Malang : Jurnal Akuntansi

No. 1 Vol. 9.

Romdhonah, Ida. 2014. Pengaruh Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif

Dan Kredit Bermasalah Terhadap Profitabilitas Pada Bank Konvensional.

Surakarta : Skripsi STIE AUB Surakarta.

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

[15] Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for Business. Edisi Keempat.

Jakarta : Salemba Empat. [16] Simorangkir, O.P. 1987. Dasar – dasar dan

Mekanisme Perbankan. Edisi Revisi. Jakarta : Aksara Persada indonesia.


61

LAMPIRAN
62

A.DATA DESKRIFTIF SPSS

A. Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR)

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR Bank Konvensional 16 .1953 .02808 .00702

Bank Syariah 12 .3033 .13891 .04010

B. Rasio Non Performing Loan (NPL)

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

NPL Bank Konvensional 16 .0400 .00730 .00183

Bank Syariah 12 .0133 .00985 .00284

c. Rasio Return On Asset (ROA)

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

ROA Bank Konvensional 16 .0150 .00516 .00129

Bank Syariah 12 .0267 .03229 .00932

d. Rasio Loan on Deposit Ratio (LDR).

Group Statistics

JENIS_BANK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

LDR Bank Konvensional 16 .8675 .03606 .00901

Bank Syariah 12 .9667 .13221 .03816


63

B. UJI NORMALITAS

CAR

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

CAR Bank Konvensional .225 16 .029 .797 16 .002

Bank Syariah .368 12 .000 .688 12 .001

a. Lilliefors Significance Correction

NPL

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NPL Bank Konvensional .250 16 .009 .820 16 .005

Bank Syariah .417 12 .000 .608 12 .000

a. Lilliefors Significance Correction

ROA

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ROA Bank Konvensional .250 16 .009 .820 16 .005

Bank Syariah .417 12 .000 .608 12 .000

a. Lilliefors Significance Correction

LDR
64

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

jenis_Bank Statistic df Sig. Statistic df Sig.

LDR Bank Konvensional .278 16 .002 .760 16 .001

Bank Syariah .215 12 .130 .811 12 .012

a. Lilliefors Significance Correction

C. UJI MANN WHITNEY


CAR

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

CAR Bank Konvensional 16 11.50 184.00

Bank syariah 12 18.50 222.00

Total 28

Test Statisticsb

CAR

Mann-Whitney U 48.000

Wilcoxon W 184.000

Z -2.251

Asymp. Sig. (2-tailed) .024

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .026a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank


65

NPL

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

NPL Bank Konvensional 16 20.50 328.00

Bank syariah 12 6.50 78.00

Total 28

Test Statisticsb

NPL

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 78.000

Z -4.583

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank

ROA

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

ROA Bank Konvensional 16 15.50 248.00

Bank syariah 12 13.17 158.00

Total 28
66

Test Statisticsb

ROA

Mann-Whitney U 80.000

Wilcoxon W 158.000

Z -.786

Asymp. Sig. (2-tailed) .432

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .478a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank

LDR

Ranks

jenis_Bank N Mean Rank Sum of Ranks

LDR Bank Konvensional 16 12.00 192.00

Bank syariah 12 17.83 214.00

Total 28

Test Statisticsb

LDR

Mann-Whitney U 56.000

Wilcoxon W 192.000

Z -1.892

Asymp. Sig. (2-tailed) .058

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .066a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: jenis_Bank

Anda mungkin juga menyukai