Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian Penilaian adalah proses untuk menggapai informasi tentang


perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan terus menerus.

Sebagai ajaran yang sempurna, Islam memberikan perhatian terhadap


sistem penilaian dalam pendidikan. Al-Qur’an mengajarkan kepada kita semua,
bahwa penilaian terhadap peserta didik adalah tugas penting dalam rangka proses
pendidikan yang dilaksanakan. Hal ini diterangkan Allah dalam firman-Nya Surat
al-Baqarah ayat 31-32, yaitu: 1) Allah Swt telah bertindak sebagai pendidik yang
memberikan pelajaran kepada Nabi Adam. 2) Karena Malaikat tidak menerima
pelajaran sebagaimana yang diterima Adam, maka ia tidak dapat menyebutkan isi
pelajaran yang diberikan kepada Adam. 3) Allah meminta Nabi Adam agar
mendemonstrasikan pelajaran yang diterimanya di hadapan para malaikat. 4)
Mengisyaratkan perlunya penilaian dilakukan secara sistematis, konsisten dan
sesuai dengan materi yang telah diajarkan pada proses pembelajaran.1

Penyusunan standar penilaian pendidikan di lingkungan Sekolah/Madrasah


dan Perguruan Tinggi ditujukan sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang Pendidikan
Dasar, Menengah Pertama dan seterusnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Penilaian?


2. Apa Pentingnya Penilaian dalam Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran?

11 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013,80

1
4. Bagaimana Tekhnik Penilaian dalam Pembelajaran PAI untuk
Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Penilaian


2. Untuk Mengetahui Penilaian dalam Pembelajaran
3. Untuk Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Penilaian Otentik dalam
Pembelajaran
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Tekhnik Penilaian dalam Pembelajaran
PAI untuk Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EVALUASI ATAU PENILAIAN


Definisi Penilaian adalah sekumpulan kegiatan untuk mendapat, menganalisis,
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang
dilaksanakan secara sistematis dan terus menerus, sehingga menjadi informasi
yang bermakna dalam mengambil keputusan.2
Sedangkan kata evaluasi itu sendiri berasal dari kata evaluation dalam bahasa
inggris, yang biasanya diartikan dengan penaksiran. Kata kerjanya adalah
evaluate mempunyai arti menaksir atau menilai.
Secara terminologis, evaluasi diartikan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan
nilai sesuatu menurut Nurkancana
2. Sedangkan Raka Joni memberikan pengertian sebagai berikut:
Suatu proses saat kita mempertimbangkan sesuatu hal atau gejala dengan patokan-
patokan tertentu menjadi pertimbangannya yaitu patokan-patokan mana yang
memiliki pengertian baik-tidak baik, memadai-tidak memadai, memenuhi syarat-
tidak memenuhi syarat. Dengan arti lain kita menggunakan value judgement.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat dipahami bahwa evaluasi
merupakan suatu proses menentukan nilai sesuatu dengan menggunakan patokan-
patokan tertentu untuk bisa sampai pada suatu tujuan.3

B. PENTINGNYA PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN


Menurut Nana Sudjana fungsi dari penilaian adalah sebagai berikut :
1. Indikator untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan intruksional.
Dengan begitu penilaian haruslah mengacu pada rumusan-rumusan tujuan
intruksional.
2. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

2 Trianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: kencana, 2010),


252-253
3 Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), 118

3
Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan intruksional, kegiatan belajar
siswa, strategi mengajar guru dan lain-lain.
3. Dasar dalam penyusunan laporan kemajuan belajar siswa kepada para
orang tua. Dalam laporan ini dijelaskan kemampuan dan kecakapan belajar
siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang
diraihnya.4
Penilaian dalam hal ini bekerja sebagai alat untuk mengetahui seberapa
sukseskah proses belajar mengajar yang terjadi. Dapat juga berfungsi sebagai
perbaikan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru
dan siswa. Dan juga sebagai laporan kemampuan belajar siswa yang diberikan
kepada orang tua agar mereka dapat mengetahui hasil belajar anaknya yang
berupa buku raport yang biasanya diberikan pada akhir semester.
Fungsi penilaian sangat luas bukan hanya untuk menentukan kemajuan
belajar siswa. Fungsi penilaian diantaranya sebagai berikut:
1. Penilaian membantu siswa mewujudkan perubahan dalam dirinya atau
mengembangkan perilakunya.
2. Membantu siswa merasakan kepuasan atas apa yang telah dia kerjakan.
3. Sebagai bahan pertimbangan untuk guru apakah metode mengajar yang
digunakannya telah memadai.
4. Membantu guru dalam hal membuat pertimbangan administrasi.5
Sedangkan menurut Nana Sudjana tujuan dari penilaian, adalah sebagai
berikut :
1. Menjelaskan kecakapan belajar siswa sehingga dapat dimengerti kelebihan
dan kekurangannya dalam macam-macam bidang studi atau mata pelajaran
yang dipelajarinya.
2. Sebagai indikator keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keberhasilannya dalam mengubah tingkah
laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan.

4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1995), 4
5 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), 204

4
3. Sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan program pendidikan dan pengajaran juga
strategi pelaksanaanya.
4. Sebagai bentuk pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah
kepada pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.
Pihak yang dimaksud diantaranya pemerintah, masyarakat, dan para orang
tua siswa.6
Dari penjelasan di atas, penilaian memiliki tujuan mendeskripsikan hasil
belajar siswa dapat mengetahui kelebihan dan kekurangannya dalam proses
pembelajaran tersebut. Selain itu juga sebagai acuan keberhasilan proses
pendidikan dan pengajaran di sekolah, berhasil tidaknya guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar bisa dilihat dalam hal ini. Apabila hasilnya
kurang memuaskan maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan proses
pendidikan sehingga dapat menjadi pertanggungjawaban terhadap pihak sekolah.

C. PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI


1. Penilaian Otentik

Penilaian dan pembelajaran merupakan dua hal yang saling berkaitan satu
sama lain dalam sebuah pendidikan, dalam artian untuk mengetahui proses
pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak maka dilakukanlah penilaian.
Penilaian harus bisa menggambarkan hal nyata yang dihadapi siswa/peserta didik
dalam kehidupannya, tidak hanya dalam lingkup madrasah/sekolah saja.
Diharapkan juga penilaian nantinya dapat merefleksikan semua kompetensi baik
pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang


bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Definisi ini menurut kemendikbud7

6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1995), 6
7Kemendikbud, Konsep Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil belajar, (Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu

5
Sedangkan menurut Muslich penilaian autentik adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi
tentang perkembangan pengalaman belajar siswa. Dengan begitu dapat dimengerti
bahwa penilaian autentik adalah teknik penilaian yang dianggap efektif dalam
mengumpulkan data siswa untuk mengetahui pengalaman belajar siswa selama
mengikuti proses pembelajaran.8

Oleh sebab itu penilaian autentik tidak sekedar mengukur apa yang
diketahui oleh siswa/peserta didik namun lebih dari itu mengukur apa saja yang
dapat dikerjakan oleh siswa/peserta didik.

Dari hasil penilaian otentik itu sendiri dapat digunakan oleh pendidik
untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau
pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik dapat digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian
Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran dapat dilaksanakan disaat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: angket, observasi, catatan anekdot, dan
refleksi. Selain itu penilaian yang acuannya mengarah pada hasil pembelajaran
dilakukan setiap selesai pembelajaran satu kompetensi dasar.

Metode Penilaian ini sangat erat kaitannya dengan aktivitas pembelajaran.


Artinya semakin banyak aktifitas pembelajaran yang mampu dinilai dalam
portofolio, maka semakin baik pula hasil pembelajaran tersebut. Penilaian
autentik hendaknya diaplikasikan terhadap keseluruhan kompetensi yang telah
dipelajari siswa melalui kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu, ranah yang
hendak dinilai adalah ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Ketiga ranah
tersebut secara administratif direkam dalam sebuah portofolio.

Alur penilaian autentik atau prosesfolio

Pendidikan, 2013), 2
8 M. Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual Panduan bagi
Guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), 47

6
PROSESFOLIO
Penilaian Berbasis Proses

AKTIVITAS BELAJAR
Proses Belajar

PORTOFOLIO
Alat untuk merangkum/me-record penilaian pada proses
pembelajaran

KOGNITIF PSIKOMOTORIK AFEKTIF

1. Aspek – aspek Penilaian PAI

Penilaian Pendidikan Agama Islam disekolah dilakukan terhadap semua aspek.


Aspek-aspek pokok penilaian PAI meliputi :

1. Pengetahuan agama Islam


2. Keterampilan agama Islam
3. Penghayatan agama Islam
4. Pembiasaan dan pengamalan agama Islam

Kelompok pokok Penilaian Agama Islam diatas termasuk dalam tiga


Domain yaitu :1) Domain Kognitif,  2). Domain Psikomotorik, 3). Domain
Afektif.  Perlu dimengerti bahwa semua unsur pokok pendidikan agama Islam
didalamnya mengandung aspek Kognitif, namun pada hakikatnya aspek Kognitif

7
ini didominasi oleh unsur pokok yaitu, keimanan, syariah dan sejarah. Sedangkan
pada aspek Psikomotorik didomonasi oleh unsur pokok ibadah dan Al- Qur’an.

2. Cara Penilaian PAI

Dua cara yang dapat dilakukan dalam penilaian PAI yaitu penilaian proses
dan penilaian hasil belajar. Penilaian Proses Pembelajaran menggunakan
pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai dalam segi
kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian
semua komponen tersebut yang nantinya akan menjelaskan kapasitas, gaya, dan
perolehan belajar siswa atau bahkan dapat memberikan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

Penilaian adalah sebuah proses yang dilakukan melalui langkah-langkah


perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah
bukti yang menunjukkan pada pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan,
dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.  Didalam konteks
PAI, penilaian yang dipakai adalah penilaian proses dan outcome yang
dilaksanakan melalui berbagai cara, baik penilaian aspek sikap, aspek
pengetahuan maupun aspek keterampilan, sebagai contoh yaitu Aspek Sikap
(Observasi, Penilaian diri, Penilaian antar teman, jurnal). Aspek Pengetahuan (Tes
Tulis, Observasi, Penugasan). Aspek Keterampilan (Unjuk Kerja, Proyek, Produk,
Portofolio, Tertulis)

1. Observasi

Melakukan pengamatan sikap dan perilaku keseharian peserta didik dengan


menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati

2. Penilaian diri (self assessment)

Penilaian ini dilakukan untuk memberi penguatan (reinforcement) terhadap


kemajuan proses belajar peserta didik.

8
3. Penilaian teman sebaya (peer assessment)

Penilaian yang menggunakan teknik penilaian dengan cara menyuruh peserta


didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

4. Penilaian jurnal (anecdotal record)

Jurnal adalah kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di


lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di
luar proses pembelajaran mata pelajaran.

5. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap  kegiatan peserta didik


dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini sesuai dipakai untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: Praktik
salat, baca al-Qu’ran, presentasi, diskusi, bermain peran, dll.

6. Penilaian Tertulis

Penilaian yang dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis yaitu tes dimana soal
dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Ketika
menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban
tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti memberi tanda, mewarnai,
menggambar dan lain sebagainya.

7. Penilaian Projek

Penilaian projek adalah penilaian yang dilakukan terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data.

8. Penilaian Produk

9
Penilaian yang dilakukan terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. 
Penilaian ini meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-
produk teknologi dan seni, seperti halnya hasil karya seni kaligrafi dan lain
sebagainya.

9. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah penilaian berkelanjutan yang berdasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Misalnya: Resensi buku/literatur, laporan kerja
individu atau kelompok, dan lain sebagainya.9

D. Analisis Pemilihan Teknik Penilaian Dalam Pembelajaran PAI Untuk


Sekolah/Madrasah dan Perguruan Tinggi
1. Analisis di Sekolah/Madrasah
1. Penilaian Sikap (Observasi)
a. Rubrik Penilaian Sikap
Nam Kreteria
Jujur Sopan Kerja sama
N a
B M M M B M M M B M M M
o Sisw
T T B K T T B K T T B K
a

Keterangan:
Aktifitas dapat disesuaikan dengan kebutuhan seperti sikap: tolong-
menolong, disiplin, jujur, sopan santun dll
MK= Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

9 https://bdksemarang.kemenag.go.id/implementasi-penilaian-autentik-dalam-pembelajaran-pai/
diakses tanggal 31 Oktober 2018

10
MB= Mulai berkembang (apabila peserta didik memperlihatkan tanda
perilaku yang dinyatakan dalam indikator mulai konsisten)
MT= Mulai terlihat (apabila peserta didik sudah memperlihatkan tanda
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator namun belum
konsisten)
BT= Belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator)

Rekap Penilaian Sikap


No Nama Siswa Jujur Sopan Kerja sama ......
1.
2
3

Diskripsi cukup diberikan pada sikap yang paling menonjol dan yang
paling kurang. Diskripsi disiapkan untuk mengisi raport

b. Diskusi (Rubrik)
Rubrik
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
1 Keaktifan
2 Ide
3 Kerja sama

Keterangan:
Aspek yang Penilaian
No
dinilai 1 2 3 4
Tidak ada Beraktifitas Selalu
1 Keaktifan
aktifitas/diam bila diminta beraktifitas
Tidak Sesekali Selalu
2 Ide mengeluarkan mengeluarkan mengeluarka
ide ide ide
3 Kerja sama Tiadak ada Masih malu Menunjukkan
kerja sama nerinteraksi kerja sama

11
yang baik

c. Penilaian Pengetahuan (Tes dan Non Tes)


Penilaian pengetahuan dilakukan melalui ulangan harian, ulangan
tengah semester dan ulangan akhir semester.
Ulanga harian lebih baik dilakukan setiap selesai satu sub tema
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
 Menganalisis KD pada tema, sub tema dan pembelajaran atau
pemetaan KD, indikator dalam setia Pembelajaran.
Contoh: Analisis KD, Indikator dan Pembelajaran

Kelas :1/1

Mapel : Agama Islam dan Budi Pekerti

MAPE PEMBELAJARAN KET


KD INDIKATOR 1 2 3 4 5 6
L
PAI 3.1 3.1.13.1.23.1.
Mengenal 3
pesan-pesan
yang 3.1.4
terkandung
di dalam 3.115
surah al
fatihah, al 3.1.6
ikhlas dan
al`alaq/96:1-
5
 Menyusun kis-kisi tiap mapel sesuai KD aspek K3 (Untuk
Ulangan harian, UTS)
 Menyusun soal sesuai kisi-kisi
 Melaksanakan ulangan

12
 Menganalisis hasil ulangan untuk mengetahui kelemahan dan
kelebihan.
Contoh analisis soal

Kelas : VI

Mapel : Agama dan Budi Pekerti

Mata
Kompetensi Dasar Indikator No Butir Soal
Pelajaran
PAI 3.5 Memahami 3.5.1
hikmah zakat, inaq Menjelaskan
dan sedekah sebagai pengertian zakat
implementasi dari 3.5.2.... dst
rukun islam

d. Penilaian Ketrampilan (Praktik)


Penilaian Kegiatan Praktik (Ketrampilan) pada Pendidikan Agama Islam
adalah berupa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan program
pembentukan akhlak siswa. Kegiatan penilaian ketrampilan ini dapat
dilakukan terdapat unsur pokok ibadah. Al-Qur`an dan akhlak.

Misalnya pada unsur pokok ibadah: kegiatan penilaian diokuskan untuk


melatih siswa dalam praktik wudhu dan shalat, sedangkan untuk materi Al-
Qur`an adalah latihan membaca dengan tajwid serta menghaat surat.

Contoh Instrumen Praktik

 Rekap Nilai Unjuk Kerja


Praktik menulis indah (KHOT)

Penilaian
No Aspek yang dinilai Ket
1 2 3
1 Keindahan Khot
2 Keindahan Tulisam
3 Keterbacaan Tulisan

13
 Rubrik Kerja
Aspek yang Kelengkapan Keterbacaan
Keindahan Khot
No dinilai/ Tulisan Tulisan
Nama Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
Keterangan:

Keindahan khot

4 = Jika keindahan khot sesuai kaidah penulisan dan terbaca

3 = Jika keindahan khot sesuai kaidah penulisan kurang terbaca

2 = Jika indah dan kurang terbaca

1 = Jika kurang indah dan kurang terbaca...dst

e. Menceritakan kisan Nabi


Nam Penilaian
N a Sistem Jumla Nila
Komunika Keberania Penampila
o Sisw penyampaia h skor i
si n n
a n
1
2
3
Keterangan:

4 = Baik Sekali

3 = Baik

2 = Cukup

1 = Kurang

Skor Maksimal = Jumlah Skor yang diperoleh × 100

14
Kriteria Nilai:

A = 80 – 100 : Baik Sekali

B = 70 – 79 : Baik

C = 60 – 69 : Cukup

D = < 60 : Kurang

Jadi dalam penilaian pembelajaran PAI yang dilaksanakan di


Sekolah/Madrasah lebih menekankan pada proses atau penilaian autentik karena
pada masa-masa seorang siswa duduk di bangku sekolah adalah masa-masa
dimana dibutuhkan lebih banyak praktek atau memperagakan teori yang sudah
diajarkan terutama dalam pelajaran PAI maka dari itu penilaian pembelajaran
yang sesuai adalah penilaian autentik.

2. Analisis di Perguruan Tinggi


Dari apa yang dapat saya ambil dalam keterangan di salah satu
jurnal10yaitu terdapat banyak kemiripan cara yang dilakukan oleh dosen dalam
menentukan berhasil tidaknya mahasiswa dalam menempuh perkuliahan
pendidikan agama Islam (PAI). Namun secara umum, menurut penuturan
beberapa dosen, sasaran penilaian pembelajaran PAI hanya mencakup dua
domain, yaitu: kognitif dan afektif. Sedang domain psikomotorik tidak menjadi
perhatian dalam penilaian karena lebih bersifat praktek.

Penguasaan kognitif diukur dengan menggunakan tes lisan di kelas atau


berupa tes tulis. Tes lisan berupa pertanyaan lisan yang digunakan untuk
mengetahui daya serap mahasiswa terhadap materi perkuliahan PAI kaitannya dengan
persoalan kekinian. Tes tertulis dilakukan untuk mengungkap penguasaan mahasiswa
dalam ranah kognitif mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, sampai evaluasi. Bentuknya dapat berupa uraian obyektif, uraian
non-objektif, hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau
kombinasinya.
10 https://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/tarbawi/article/download/66/65/

15
Sedang domain afektif dinilai dengan minat mahasiswa dalam mengikuti
perkuliahaan, disiplin masuk, kualitas tugas yang diberikan dosen, dan perilaku
mahasiswa sehari-hari. Keterlibatan atau sikap mahasiswa terhadap kegiatan
keagamaan yang diselenggarakan oleh mahasiswa maupun dosen juga dinilai
dengan memanfaatkan teman sekelompok (peer assessment) dalam organisasi
atau kelompok kajian. Hasil penelitian antar mahasiswa dapat dijadikan
pertimbangan untuk memberikan saran-saran, agar mahasiswa lebih termotivasi
dalam belajar agama, juga agar mahasiswa mau lebih baik berinteraksi sesama
mahasiswa dalam aktivitas keagamaan.

Untuk menilai aspek afektif tersebut, juga dilakukan dengan suatu diskusi
mendalam tentang suatu topik tertentu untuk mengungkapkan berbagai peristiwa
yang terjadi sekarang ini, kemudian ditinjau dari perspektif agama. Disamping itu
juga, mendiskusikan berbagai pengetahuan yang berkaitan dengan disiplin ilmu
mahasiswa kaitannya dengan agama.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Penilaian mempunyai tujuan mendeskripsikan hasil belajar siswa sehingga


dapat diketahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam proses pembelajaran
tersebut. Selain itu juga dapat mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah, di sini dapat terlihat berhasil tidaknya guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Apabila hasilnya kurang baik maka dapat
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan proses pendidikan sehingga dapat
memberikan pertanggungjawaban terhadap pihak sekolah.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,


2002).

Imron, Ali, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012).

Kemendikbud, Konsep Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil belajar, (Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan, 2013).

Muslich, M., KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual


Panduan bagi Guru,Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2007).

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1995).

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1995).

18
Trianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta:
kencana, 2010).

https://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/tarbawi/article/download/66/65/

https://bdksemarang.kemenag.go.id/implementasi-penilaian-autentik-dalam-
pembelajaran-pai/ diakses tanggal 31 Oktober 2018

19

Anda mungkin juga menyukai