TIM PENGUSUL
1
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Modulus Elastisitas Beton Yang Memakai Serat Kawat Bendrat
2. Tim Peneliti :
Bidang AlokasiWaktu
No Nama Jabatan Instansi Asal
Keahlian (jam/minggu)
Dr. Don Radius
Struktur dan Politeknik Negeri
1 Gerald Kabo, SST, Ketua 5
Material Manado
MT
Hendrie Joudi
Struktur dan Politeknik Negeri
2 Palar, SST., Anggota 1 5
Material Manado
MPSDA
Merci F. Hosang, Struktur dan Politeknik Negeri
3 Anggota 2 5
SST, MT Material Manado
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal Teknologi Infrastruktur Berkelanjutan
http://journal.polimdosains.net/index.php/JTIB/announcement
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya:
Hasil peneitian ini akan dilaporkan secara tertulis dalam laporan penelitian,
disosialisasikan pada seminar hasil penelitian, modul ajar pada mata kuliah Rekayasa
Beton, serta dipublikasikan pada Jurnal Teknologi Infrastruktur Berkelanjutan.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM..................................................................................3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 4
RINGKASAN........................................................................................................................5
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................6
1.1 Latar belakang......................................................................................................6
1.2 Rumusan masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................7
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................7
1.5 Manfaat penelitian...............................................................................................8
1.6 Luaran penelitian ................................................................................................8
1.7 Sistematika Penulisan..........................................................................................9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................10
2.1 Beton....................................................................................................................10
2.2 Material Penyusun Beton.....................................................................................10
2.3 Serat Kawat Bendrat............................................................................................15
2.4 Sifat Mekanik Beton............................................................................................17
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................................20
3.1 Lokasi dan waktu.................................................................................................20
3.2 Diagram Alir........................................................................................................20
3.3 Prosedur Penelitian..............................................................................................21
3.4 Pengujian Benda Uji............................................................................................23
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..................................................................26
4.1 Anggaran biaya....................................................................................................26
4.2 Jadwal penelitian..................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi anggaran penelitian
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
Lampiran 3. Biodata ketua dan anggota Tim pengusul
Lampiran 4. Surat pernyataan Ketua peneliti
RINGKASAN
Berbagai eksperimen telah menunjukan bahwa penambahan serat seperti ini pada
jumlah yang memadai (normalnya sampai sekitar 1-2 % volume) ke dalam beton
konvensional dapat meningkatkan karakteristik beton secara signifikan. Kekuatan beton
bertulang-serat tidak berbeda jauh dari beton bertulang tidak memakai serat. Meskipun
demikian, beton yang dihasilkan dengan penambahan serat ini mengalami peningkatan
kekerasan yang substansial dan mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap retak dan
tumbukan.
Peneitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan serat kawat bendrat
terhadap kuat tekan, dan modulus elastisitas beton serta untuk menganalisis pengaruh variasi
panjang serat kawat bendrat terhadap kuat tekan, dan modulus elastisitas beton.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi untuk mengetahui perilaku beton
normal yang diberi penambahan serat kawat bendrat dan sebagai referensi untuk penelitian
lanjutan mengenai penambahan serat kawat bendrat terhadap beton normal.
Kata kunci: Kuat Tekan, Modulus Elastisitas pada Beton, Kawat Bendrat.
5
BAB 1 PENDAHULUAN
Pemakalah Internasional -
2 dalam temu
ilmiah Nasional terakreditasi -
Invited speaker dalam Internasional -
3 temu ilmiah Nasional terakreditasi -
4 Visiting lecturer Intenasional -
Paten -
Paten sederhana -
Hak cipta Terdaftar
Merek dagang -
Desain produk industri -
5 HKI Indikasi geografis -
Perlindungan varietas tanaman -
Perlindungan topografi sirkuit terpadu -
6 Teknologi tepat guna -
7 Model/purnarupa/desain/karya seni/rekayasa sosial Model formula
8 Modul pada Mata Kuliah Rekayasa Beton Publish
9 Tingkat Kesiapan Teknologi 2
BAB I – PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
BAB V - PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa simpulan yang didapat dari hasil dan
pembahasan juga akan diberikan beberapa saran penulis kepada pembaca.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton adalah campuran dari semen, pasir, air dan agregat serta suatu bahan tambahan.
Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan tersebut akan langsung mengeras sesuai bentuk
pada waktu basahnya. Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan karakteristik pada usia 28
hari atau f’c. Nawy (1998), mendefinisikan beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan
kimiawi dari material pembentuknya.
Berdasarkan pasal 3.12 SNI 2847-2013, beton merupakan campuran antara semen
portland atau semen hidraulik yang lain, agregar halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Struktur beton mempunyai banyak
keunggulan dibanding materi struktur yang lain. Secara lebih rinci, keunggulan beton adalah :
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Biaya pemeliharaan yang kecil.
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
d. Mampu memikul beban yang berat.
Disamping keunggulan diatas, beton juga sebagai struktur mempunyai beberapa
kelemahan yang perlu dipertimbangkan :
a. Bentuk yang telah dibuat, sulit di ubah.
b. Berat sendiri beton yang besar, sekitar 2400 kg/m3 (kubik).
c. Beton mempunyai kekuatan tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
d. Kualitasnya sangat tergantung dengan cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik
maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.
e. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau didaur ulang sulit dan
tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal melepas
sambungannya saja.
2.2.2 Agregat
Agregat merupakan komponen beton yang baling berperan dalam menentukan besarnya
kekuatan beton. Pada beton biasanya terdapat sekitar 60% sampai 80% volume agregat, maka
sifat-sifat agregat ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dari beton yang
sudah mengeras. Sifat agregat bukan hanya mempengaruhi sifat beton, akan tetapi juga
mempengaruhi ketahanan (durability, daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus
dari pembekuan-pencairan). Oleh karena agregat lebuh murah dari semen, maka adalah logis
untuk menggunakannya dengan presentase setinggi mungkin. Umumnya, untuk kekuatan
maksimum, ketahanan, dan ekonomi, agregat harus dipak dan disemen sepadat mungkin.
Dengan demikian, agregat biasanya diatur tingkatannya dengan berdasarkan ukuran dan suatu
campuran yang layak telah menyatakan persentase dari agregat yang halus dan yang kasar.
Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan
agregat halus. Persyaratan agregat kasar adalah agregat batuan yang ukuran butirnya lebih
besar dari 4,75 mm dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4,75 mm. Untuk
mendapatkan beton yang baik, diperlukan agregat yang mempunyai kualitas agregat yang
baik pula, agregat yang baik dalam pembuatan beton harus memenuhi persyaratan, yaitu
menurut SNI 2847 2013 :
1. Agregat kasar
Menurut ASTM C33, syarat-syarat agregat Kasar adalah :
1. Kerikil atau batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori serta
mempunyai sifat kekal. Agregat yang mengandung butir pipih hanyya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat
seluruhnya.
2. Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang akan mengalami
besah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak
boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalm semen, yang
jumlahnya cukup untuk menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau
beton.
3. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maks. 12% berat agregat.
Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maks. 12% berat agregat.
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton seperti
bahan-bahan yang reaktif sekali dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan
larutan NaOH.
5. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering)
dan apabila mengandung lebih dari 1%, agregat kasar tersebut harus dicuci.
6. Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 ton dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat.
7. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak dengan menggunakan ayakan standar ISO harus memenuhi persyaratan.
8. Besar butir agregat kasar maksimum tidak boleh lebih daripada 1/5 jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih minimum
antara batang-batang atau berkas tulangan.
2. Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara
ukuran sarinagn nomor 4 dan nomor 100 saringan standar Amerika. Agregat halus yang baik
harus bebas dari bahan organic, lempung, partikel yang kecil dari saringan nomor 100 atau
bahan bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran
harus mempunyai gradasi yang baik yang sesuai dengan standar analisis saringan ASTM
(American Society of testing and materials) (buku modul)
Menurut ASTM C33, syarat-syarat agregat halus adalah :
1. Kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no. 200), dalam %
berat, maksimum :
Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah direpihkan, maksimum 3,0%.
3. Kandungan arang dan lignit :
Bila tampak, kandungan beton dianggap penting kandungan maksimum 0,5%.
Untuk beton jenis lainnya 1,0%.
4. Agregat halus bebas dari pengotoran zat organik yang merugikan beton. Bila diuji
dalam larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan dengan warna standar, tidak lebih tua
dari warna standar. Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali
apabila :
Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lignit atau yang sejenisnya.
Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandingan kuat tekan mortar memakai
agregat tersebut terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar silika,
menunjukkan nilai kuat tekan mortar tidak kurang dari 95% kuat tekan mortar
memakai pasir standar. Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara
ASTM C87.
5. Agregat halus yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang akan mengalami
basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak
boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalm semen, yang
jumlahnya cukup untuk menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau
beton.
6. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maks. 10%.
Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maks. 15%.
7. Susunan besar butir (gradasi). Agregat halus harus mempunyai besar butir dalam batas-
batas sebagai berikut :
Agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari 45% pada suatu
ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus kehalusannya tidak kurang dari
2,3 dan tidak boleh lebih dari 3,1.
2.2.3 Air
Material yang paling penting dalam campuran beton adalah air. Air merupakan bahan
campuran beton yang sangat penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk
bereaksi dengan semen sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya proses pengerasan pada beton, serta untuk menjadi bahan pelumas antara
butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen,
air hanya diperlukan 25 % dari berat semen saja. Selain itu, air juga digunakan untuk
perawatan beton dengan cara pembasahan (curing) setelah dicor.
Pada umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan sebagai air pengaduk pada
beton. Adapun jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk air pengaduk beton adalah :
a. Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi. Air hujan
mengandung untur oksigen, nitrogen dan karbondioksida.
b. Air Tanah. Biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga kadang-
kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
c. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan air reservoir. Air
sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur beton asal tidak tercemar
limbah industri. Sedangkan air rawa atau air genangan yang mengandung zat-zat alkali
tidak dapat digunakan.
d. Air laut. Air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam (3 % - 3,6 %) dapat
digunakan sebagai air pencampur beton tidak bertulang. Air laut yang mengandung
garam di atas 3 % tidak boleh digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pra
tekan, air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada tulangannya.
Syarat-syarat air untuk adukan beton menurut ACI 318-83
a. untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan organik.
b. untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat tidak boleh
mengandung ion clorida.
Disamping digunakan sebagai bahan campuran beton, air digunakan pula untuk
merawat beton dengan cara pembasahan setelah dicor atau merendam benda uji yang telah
mengeras.
f’c = P / A (2.1)
Dimana :
f’c = tegangan tekan beton (MPa)
P = besar beban tekan (N)
A = luas penampang beton, mm2
Beban P tersebut juga mengakibatkan bentuk fisik silinder beton berubah menjadi lebih
pendek, sehingga timbul regangan tekan pada beton (εc’) sebesar perpendekan beton (ΔL)
dibagi dengan tinggi awal silinder beton (L0), ditulis dengan rumus :
εc’ = ΔL / L0 (2.2)
Dimana :
εc’ = regangan tekan beton
ΔL = perpendekan beton (mm)
L0 = tinggi awal silinder beton (mm)
Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton digambarkan seperti berikut :
1. Pada saat beban tekan mencapai 0,3.fc’ ̴ 0,4.fc’, perilaku tegangan regangan beton pada
dasarnya masih linear. Retak – retak lekatan ( bond crack ) yang sebelum pembebanan
sudah terbentuk, akan tetap stabil dan tidak berubah selama tegangan tekan yang bekerja
masih dibawah 0,3.fc’ ( fc’ merupakan kekuatan batas tekan beton ).
2. Pada saat beban tekan melebihi 0,3.fc’ ̴ 0,4.fc’, retak – retak lekatan mulai terbentuk. Pada
saat ini mulai terjadi deviasi pada hubungan tegangan – regangan dari kondisi linear.
3. Pada saat beban tekan mencapai 0,75.fc’ ̴ 0,90.fc’, retak – retak lekatan tersebut merambat
ke mortar sehingga terbentuk pola retak yang kontinu. Pada kondisi ini hubungan
tegangan – regangan beton semakin menyimpang dari kondisi linear.
Gambar 2.6 juga menunjukkan bahwa pada saat beton akan runtuh ( kuat tekan beton
telah mencapai puncak fc’), maka tegangan beton turun ( menjadi 0,85. fc’ ) sedangkan
regangan tekan tetap naik sampai mencapai batas retak (εcu’ sebesar 0,003 ). Kedua angka
ini ( tegangan 0,85. fc’ dan regangan batas εcu’ = 0,003 ) sangat penting bagi perencanaan
struktur beton bertulang.
Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
f’c = Nilai kuat tekan beton (MPa)
S ₂−S ₁
Ec= (2.4)
ε ₂−0.00005
Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
S₂ = 40 % tegangan max (Mpa)
S₁ = Tegangan pada regangan S₁ = 0.000050 (MPa)
ε₂ = Regangan Longitudinal pada saat tegangan S₂
BAB 3 METODE PENELITIAN
Mulai
3.2 Diagram Alir Penelitian
Kajian Pustaka
Pengadaan Material
Selesai
Variasi
Umur Jumlah
Penambahan Jenis
Bentuk Benda Uji Pengujian Benda
Serat Kawat Pengujian
(hari) Uji
Bendrat
Normal 3
36 mm Silinder 100 x 3
Kuat Tekan
48 mm 200mm 3
60 mm 3
Normal 3
36 mm Kuat Tarik Silinder 100 x 3
28
48 mm Belah 200mm 3
60 mm 3
Normal 3
36 mm Balok 100 x 100 x 3
Kuat Lentur
48 mm 400mm 3
60 mm 3
Total Benda Uji 36
Metode Pengujian
Pengujian
Agregat Halus Agregat Kasar
Analisa Saringan SNI 03-1968-1990
Berat Jenis dan Penyerapan Air SNI 03-1970-1990 SNI 03-1969-1990
Berat Volume dan Rongga Udara SNI 03-4804-1998
Kadar air SNI 03-1971-1990
Kadar Lumpur SNI 03-4142-1996
Kadar Organik SNI 03-2816-1992
f’c = P / A (3.1)
Dimana :
f’c = tegangan tekan beton (MPa)
P = besar beban tekan (N)
A = luas penampang beton, mm2
1. Mengangkat sampel beton dari bak perendaman yang telah mencapai umur pengujian , lalu
diamkan sampel beton untuk beberapa saat hingga kering permukaan lalu timbang sampel.
2. Pasang alat compressometer pada sampel.
3. Nyalakan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan.
4. Naikkan sampel ke atas meja mesin tekan beton.
5. Setelah posisi sampel terpasang dengan baik, lakukan pengujian.
6. Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang dicapai ketika terjadi patahan pada
benda uji.
7. Catat dan simpan hasil pengujian lalu lakukan percobaan untuk tiap sampel dengan cara
yang sama.
Modulus elastisitas beton Ec secara teoritis dapat ditentukan berdasarkan SNI 03-2487-2002
dengan rumus berikut.
Untuk beton normal, nilai Ec boleh diambil berikut :
Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
f’c = Nilai kuat tekan beton (MPa)
secara eksperimental menurut ASTM C 469-02 rumus modulus elastisitas dapat dihitung
dangan rumus :
S ₂−S ₁
Ec= (2.4)
ε ₂−0.00005
Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
S₂ = 40 % tegangan max (Mpa)
S₁ = Tegangan pada regangan S₁ = 0.000050 (MPa)
ε₂ = Regangan Longitudinal pada saat tegangan S₂
Biaya yang di
No Jenis Pengeluaran usulkan (Rp)
1 Honorarium untuk teknisi lab, pengumpulan data, penganalisis data, 2,400,000
(Maks. 30%)
2 Pembelian hahan habis pakai (Maks. 60%) 6,000,000
3 Perjalanan (Maks. 40%) 1,600,000
5 Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan, peralatan 2,000,000
penunjang penelitian lainnya (Maks. 40%)
Jumlah 12,000,000
Tahun 2015
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan proposal penelitian
2 Seminar proposal penelitian
Studi literature dan pengumpulan data
3
sekunder
4 Persiapan alat dan bahan penelitian
5 Pembuatan benda uji
6 Perawatan benda uji
7 Pengujian/pemeriksaan laboratorium
8 Pengolahan dan analisis data
9 Seminar hasil
10 Publikasi hasil penelitian
11 Penyusunan laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. ACI Committee 544, 1997. State-of-the-Art Report on Fiber Reinforced Concrete, ACI
544.1R-96, American Concrete Institute, Farmington Hills, Michigan
2. ACI Committee 318, 2004. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI
318-05). American Concrete Institute, Farmington Hills, MI.
3. Altun, F., Haktanir, T., and Ari, K., (2007), “Effects of Steel Fiber Addition on
Mechanical Properties of Concrete and RC Beams”, Construction and Building Materials
21, pp. 654–661.
4. ASTM Standards, 2015. Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using
Simple Beam with Third-Point Loading) ASTM C78/C78M-15a. ASTM International,
West Conshohocken, PA.
5. ASTM, 2002. Concrete and Aggregate, Annual Book of ASTM Standards, Vol. 04.02,
American Society for Testing and Materials, Philadelphia
6. Beltran S., Mercedes Guadalupe. Ductile Cement-Based Composites With Wood Fibres.
PhD, Delft: TU-Delft, 2011.
7. Hannant, D.J., (1978), Fiber Cements and Fiber Concretes, Chicester: John Wiley &
Sons.
8. Magdamo, R.V., An Analysis of the Abaca Natural Fiber in Reinforcing Concrete
Composites as a Construction Material in Developing Countries, University of Northern
Iowa, Cedar Fall, University Microfilms International, 1998.
9. Santoso B dan Purwati R.D. 2011. Abaca (Musa Textille Nee) Bahan Baku Serat Alam
Berkualitas Tinggi. Tunggal Mandiri Publishing, Malang
10. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal Dengan
Dua Titik Pembebanan. SNI 4431-2011. Badan Standarnisasi Nasional.
11. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung. SNI 2847-2013. Badan Standarnisasi Nasional.
12. Suhendro B. 1992. Ketahanan Kejut (Impact Resistance) Beton Fiber Lokal Dan
Kemungkinan Aplikasinya Pada Struktur – Struktur Sabo Untuk Penanggulangan
Bahaya Gunung Berapi, PAU Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
13. Sudjendro. 1999. Abaca (Musa textilis Nee): Potensi, pola pengembangan dan
Masalahnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol. 5 No.3
14. Sudarmoko. 1991. Kuat Tarik Beton–Serat, Seminar Mekanika Bahan Dalam
Berbagai Aspek, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
15. Sayed M., Investigation on the possible application of Natural fibres (Abaca fibres) as
reinforcement in concrete to create ductility, Department of Materials and Environment,
Delft University of technology, May, 2014
16. Vijayalakshmi. 2014. Abaca Fiber. Sumber: Transactions on engineering and sciences
Vol.2, Issue 9, September
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3 Politeknik Teknik 5
Merci F. Hosang, SST, MT Negeri Sipil
Manado
Uraian Tugas :
3. Merancang pembuatan benda uji di laboratorium
4. Menyusun laporan analisa data hasil pengujian di laboratorium
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST, MT
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 197430302003121001
5 NIDN 0030117404
6 Tempat dan Tanggal Lahir Palu, 30 November 1974
7 E-mail donkabo74@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 08114323109
9 Alamat Kantor Kampus Politeknik Jl. Raya Politeknik Ds. Buha
Manado
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan Yang Telah D-III = 100 orang dan D-IV = 100 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Komputer 1
2. Dasar-dasar Transportasi
3. Laboratorium Ukur Tanah 1
4. Komputer 2
B. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2016 Kinerja Campuran Asphalt Concrete Mandiri 20.000.000,00
Wearing Course (AC-WC), Buton Glanular
Asphalt (Bga) Dan Bahan Tambah
Gondorukem
2 2018 Effect of Additional Gondorukem to Mandiri 25.000.000,00
Indirect Tensil Strength of AC-WC
Mixture Containing Asbuton Modification
3 2019 Pengaruh Perendaman Air Terhadap Mandiri 10.000.000,00
Stabilitas Marshall Campuran AC-WC
Dengan Bahan Tambah Gondorukem
4 2019 Karakteristik Campuran AC-WC Yang Mandiri 10.000.000,00
Mengandung Asbuton Modifikasi Dan
Bahan Tambah Gondorukem Sebagai
Subtitusi Aspal
5 2019 Stabilitas Campuran AC-WC Yang Mandiri 20.000.000,00
Menggunakan Godorukem Sebagai Bahan
Tambah
6 2019 Stability and Indirect Tensile Strength of Mandiri 30.000.000,00
Asbuton Mixture With Additional
Gondorukem (Regina Colophonia)
Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Gereja Zebaoth Politeknik
Kairagi 2 Negeri
Manado
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.
Manado, Maret 2020
E. Identitas Diri
F. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2019 - -
Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Desa Kalasey Politeknik
Minahasa Negeri
Manado
No Volume/Nomor/
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
. Tahun
1
2
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
L. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.
M. Identitas Diri
N. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2019 Perbandingan Instruksi Penggambaran Politeknik 10.000.000,00
Perspektif Menggunakan Mesin Negeri Manado
Gambar dan Auto Cad
2 2019 Pengaruh Geometri Jalan Terhadap Politeknik Negeri 10.000.000,00
Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Jalan Manado
Raya di Kota Manado)
Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Gereja Zebaoth Politeknik
Kairagi 2 Negeri
Manado
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.
Q. Identitas Diri
R. Riwayat Pendidikan
Pendanaan
No
Tahun Judul Penelitian Jumlah
. Sumber
(Juta Rp)
Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Pelatihan Tukang Bangunan Guna Peningkatan
Pengetahuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Lantainisasi di Jemaat Zebaoth Kelurahan Kairagi
Dua Kecamatan Mapanget Kota Manado
2 2019 Tenaga Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sulawesi Utara
No Volume/Nomor/
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
. Tahun
1 Usulan Formula Periode Volume 8, Nomor 1 , Jurnal Ilmiah MEDIA
Struktur Pada Bangunan Beton Tahun 2018 ENGINEERING
Bertulang Di Sulawesi Utara
Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman
X. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Piagam Penghargaan telah Badan Pendidikan dan 2019
Menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pelatihan Provinsi Gorontalo
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan
III. angkatan XIX
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.