Anda di halaman 1dari 39

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/Teknik Sipil

USULAN PENELITIAN DOSEN INTERNAL

MODULUS ELASTISITAS BETON YANG MEMAKAI SERAT KAWAT BENDRAT

TIM PENGUSUL

Ketua : Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST, MT 0030117404


Anggota : Hendrie Joudi Palar, SST., MPSDA 0015107306
Merci F. Hosang, SST, MT 0002037809
Fandel Maluw, SST., MT 0012099105

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MANADO
MARET 2020

1
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Modulus Elastisitas Beton Yang Memakai Serat


Kawat Bendrat
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/Teknik Sipil
Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST, MT
b. NIDN : 0030117404
c. Jabatan Fungsional :
d. Program Studi : DIV-Konstruksi Bangunan Gedung
e. Nomor HP : 08114323109
f. Alamat Surat (e-mail) : donkabo74@gmail.com
Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap : Hendrie Joudi Palar, SST., MPSDA
b. NIDN : 0015107306
c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Manado
Anggota Peneliti (2)
a. Nama Lengkap : Merci F. Hosang, SST, MT
b. NIDN : 0002037809
c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Manado
Anggota Peneliti (3)
a. Nama Lengkap : Fandel Maluw, SST., MT
b. NIDN : 0012099105
c. Perguruan Tinggi : Politeknik Negeri Manado
Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 12.000.000
Biaya Tahun Berjalan : - diusulkan ke DIKTI Rp. -
- dana internal PT Rp. 12.000.000
- dana institusi lain Rp. –

Manado, 16 Maret 2020


Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil, Ketua Peneliti,

Noldie E. Kondoj, ST.,MT Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST, MT


NIP. 196211121991031003 NIP. 197430302003121001

Menyetujui,
Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Dr. Tineke Saroinsong, SST.,MT


NIP. 197601272003122001

2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM

1. Judul Penelitian : Modulus Elastisitas Beton Yang Memakai Serat Kawat Bendrat
2. Tim Peneliti :

Bidang AlokasiWaktu
No Nama Jabatan Instansi Asal
Keahlian (jam/minggu)
Dr. Don Radius
Struktur dan Politeknik Negeri
1 Gerald Kabo, SST, Ketua 5
Material Manado
MT
Hendrie Joudi
Struktur dan Politeknik Negeri
2 Palar, SST., Anggota 1 5
Material Manado
MPSDA
Merci F. Hosang, Struktur dan Politeknik Negeri
3 Anggota 2 5
SST, MT Material Manado

Fandel Maluw, Struktur dan Politeknik Negeri


4 Anggota 3 5
SST., MT Material Manado

3. Objek Peneliti : Beton Kawat Bendrat


4. Masa Pelaksanaan : Maret 2020 sampai November 2020
5. Usulan Biaya : Rp. 12.000.000
6. Lokasi Penelitian : Lab Uji Bahan, Politeknik Negeri Manado
7. Instansi yang terlibat : Politeknik Negeri Manado
8. Temuan yang ditargetkan :
Metode pencampuran beton berserat Kawat Bendrat, karakteristik beton dengan
penambahan serat abaca, kapasitas lentur balok beton menggunakan serat abaca.
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu:
Pemanfaatan serat Kawat Bendrat sebagai bahan local daerah Sulawesi Utara yang ramah
lingkungan pada perkuatan beton.

10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran : Jurnal Teknologi Infrastruktur Berkelanjutan
http://journal.polimdosains.net/index.php/JTIB/announcement
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang ditargetkan, tahun
rencana perolehan atau penyelesaiannya:
Hasil peneitian ini akan dilaporkan secara tertulis dalam laporan penelitian,
disosialisasikan pada seminar hasil penelitian, modul ajar pada mata kuliah Rekayasa
Beton, serta dipublikasikan pada Jurnal Teknologi Infrastruktur Berkelanjutan.
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................2
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM..................................................................................3
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 4
RINGKASAN........................................................................................................................5
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................6
1.1 Latar belakang......................................................................................................6
1.2 Rumusan masalah................................................................................................7
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................7
1.4 Batasan Masalah..................................................................................................7
1.5 Manfaat penelitian...............................................................................................8
1.6 Luaran penelitian ................................................................................................8
1.7 Sistematika Penulisan..........................................................................................9
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................10
2.1 Beton....................................................................................................................10
2.2 Material Penyusun Beton.....................................................................................10
2.3 Serat Kawat Bendrat............................................................................................15
2.4 Sifat Mekanik Beton............................................................................................17
BAB 3. METODE PENELITIAN.........................................................................................20
3.1 Lokasi dan waktu.................................................................................................20
3.2 Diagram Alir........................................................................................................20
3.3 Prosedur Penelitian..............................................................................................21
3.4 Pengujian Benda Uji............................................................................................23
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..................................................................26
4.1 Anggaran biaya....................................................................................................26
4.2 Jadwal penelitian..................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................27

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi anggaran penelitian
Lampiran 2. Susunan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas
Lampiran 3. Biodata ketua dan anggota Tim pengusul
Lampiran 4. Surat pernyataan Ketua peneliti
RINGKASAN

Berbagai eksperimen telah menunjukan bahwa penambahan serat seperti ini pada
jumlah yang memadai (normalnya sampai sekitar 1-2 % volume) ke dalam beton
konvensional dapat meningkatkan karakteristik beton secara signifikan. Kekuatan beton
bertulang-serat tidak berbeda jauh dari beton bertulang tidak memakai serat. Meskipun
demikian, beton yang dihasilkan dengan penambahan serat ini mengalami peningkatan
kekerasan yang substansial dan mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap retak dan
tumbukan.
Peneitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan serat kawat bendrat
terhadap kuat tekan, dan modulus elastisitas beton serta untuk menganalisis pengaruh variasi
panjang serat kawat bendrat terhadap kuat tekan, dan modulus elastisitas beton.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai referensi untuk mengetahui perilaku beton
normal yang diberi penambahan serat kawat bendrat dan sebagai referensi untuk penelitian
lanjutan mengenai penambahan serat kawat bendrat terhadap beton normal.

Kata kunci: Kuat Tekan, Modulus Elastisitas pada Beton, Kawat Bendrat.

5
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan bahan konstruksi yang paling sering digunakan dalam struktur
bangunan. Kelebihan beton antara lain material dasar yang mudah diperoleh, dapat dibentuk
sesuai dengan yang dikehendaki, dan mampu menerima kuat tekan dengan baik dan mudah
perawatannya. Beton dipilih karena kemudahan dalam pengerjaannya dan sekarang teknologi
material sudah berkembang pesat. Ide-ide untuk menemukan, menggabungkan, dan
merekayasa suatu material telah banyak dilakukan dan diujikan dalam penelitian.
Dibanyak negara termasuk Indonesia, telah banyak percobaan serta pengujian untuk
melakukan pendekatan dan penelitian yang berhubungan dengan ekonomi penulangan beton.
Diantaranya adalah percobaan penulangan dengan ferro cement dimana digunakan bahan
kayu, bambu atau bahan lainnya. Di negara-negara maju seperti Amerika dan Inggris, para
peneliti telah berusaha memperbaiki sifat-sifat kurang baik dari beton dengan cara
menambahkan serat atau fiber pada adukan beton.
Berbagai eksperimen telah menunjukan bahwa penambahan serat seperti ini pada
jumlah yang memadai (normalnya sampai sekitar 1-2 % volume) ke dalam beton
konvensional dapat meningkatkan karakteristik beton secara signifikan. Kekuatan beton
bertulang-serat tidak berbeda jauh dari beton bertulang tidak memakai serat. Meskipun
demikian, beton yang dihasilkan dengan penambahan serat ini mengalami peningkatan
kekerasan yang substansial dan mempunyai daya tahan yang lebih tinggi terhadap retak dan
tumbukan.
Jack C. McCormac (2004) juga mengatakan perlu dicatat bahwa suatu tulangan hanya
menyediakan penguatan pada arah tulangan saja, sementara serat yang disebarkan secara acak
menyediakan kekuatan tambahan pada semua arah.
Beberapa jenis bahan fiber yang dapat dipakai untuk memperbaiki sifat beton adalah
baja (steel), plastik (polypropylene), polymers, asbes dan carbon. Di Indonesia, konsep
pemakaian serat baja (steel fiber) pada adukan beton untuk struktur bangunan teknik sipil
belum banyak dikenal dan belum dipakai dalam praktek. Salah satu sebabnya adalah tidak
tersedianya serat baja (steel fiber) di Indonesia dan harganya yang mahal.
Suhendro (1991), telah menemukan bahan lokal yang mudah didapat di Indonesia juga
harganya lebih murah dibandingkan dengan fiber baja berupa potongan kawat bendrat
diameter 1mm, panjang 60mm (aspek rasio l/d = 60). Hasilnya menunjukan peningkatan
kualitas beton yaitu beton menjadi sangat liat atau daktail (ductile), kuat desak, kuat tarik dan
ketahanan terhadap kejut juga meningkat.
Melihat kawat bendrat merupakan material terpilih karena disamping mempunyai faktor
– faktor prinsip penguat beton, kawat bendrat juga merupakan bahan yang mudah diperoleh.
Dari pertimbangan-pertimbangan itulah penulis bermakhsud melakukan penelitian tugas akhir
dengan judul : Studi Karakteristik Beton Serat Kawat Bendrat.

1.2. Rumusan Masalah


Penelitian ini dilaksanakan dalam upaya mencari alternatif untuk meningkatkan sifat-
sifat mekanik beton seperti nilai kuat tekan dan modulus elastisitas dengan menambahkan
serat kawat bendrat pada beton normal.

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka diperlukan adanya tujuan penelitian untuk
menjawab rumusan masalah yang terjadi. Tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh penambahan serat kawat bendrat terhadap kuat tekan, dan
modulus elastisitas beton.
2. Untuk menganalisis pengaruh variasi panjang serat kawat bendrat terhadap kuat tekan,
dan modulus elastisitas beton.

1.4. Batasan Masalah


Untuk mencapai tujuan di atas, maka penelitian yang dilakukan adalah uji eksperimental
silinder dan balok beton untuk mengetahui efek pembebanan terhadap kuat tekan dan
modulus elastisitas beton.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari agregat alam yaitu agregat
kasar dan agregat halus yang berasal dari daerah Bili-bili, Gowa.
2. Serat yang digunakan adalah serat kawat bendrat roll 20 kg (black annealed iron wire)
B.W.G 21# dengan penambahan serat 0.75% dari volume sampel dengan variasi
panjang serat 36mm, 48mm, 60mm.
3. Semen yang digunakan adalah Portland Composit Cement.
4. Analisa kekuatan tekan pada beton menggunakan pengujian kuat tekan pada silinder
berdimensi 100 x 200 mm sebanyak 24 buah sampel.
5. Perhitungan kuat tekan dan modulus elastisitas diperoleh dari pengujian eksperimental.
6. Rencana campuran beton menggunakan metode Development of Enviroment (DOE)
dengan kuat tekan rencana 25 MPa.
7. Penelitian ini dilakukan dengan percobaan di laboratorium dan tidak dilakukan uji
lapangan.
8. Pengujian kuat tekan beton menggunakan Universal Testing Machine kapasitas 1000
kN dengan metode dua titik pembebanan yang dilakukan pada umur beton 28 hari.

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menjadi referensi untuk mengetahui perilaku beton normal yang diberi penambahan
serat kawat bendrat.
2. Sebagai referensi untuk penelitian lanjutan mengenai penambahan serat kawat bendrat
terhadap beton normal.

1.6. Luaran Penelitian


Hasil peneitian ini akan dilaporkan secara tertulis dalam laporan penelitian,
dipublikasikan dalam modul ajar pada Praktek Lab. Uji Material I, serta dipublikasikan pada
jurnal ber-ISBN dalam bidang Teknik Sipil yaitu Jurnal Teknologi Infrastruktur
Berkelanjutan. Selengkapnya, rencana capaian tahunan skema penelitian dosen pemula ini
sesuai luaran yang ditargetkan dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Rencana target capaian penelitian internal yang diusulkan.


Indikator Capaian
No Jenis Luaran 2017
Internasional -
1 Publikasi ilmiah Nasional ber-ISSN Submitted

Pemakalah Internasional -

2 dalam temu
ilmiah Nasional terakreditasi -
Invited speaker dalam Internasional -
3 temu ilmiah Nasional terakreditasi -
4 Visiting lecturer Intenasional -
Paten -
Paten sederhana -
Hak cipta Terdaftar
Merek dagang -
Desain produk industri -
5 HKI Indikasi geografis -
Perlindungan varietas tanaman -
Perlindungan topografi sirkuit terpadu -
6 Teknologi tepat guna -
7 Model/purnarupa/desain/karya seni/rekayasa sosial Model formula
8 Modul pada Mata Kuliah Rekayasa Beton Publish
9 Tingkat Kesiapan Teknologi 2

1.7. Sistematika Penulisan


Secara umum tulisan ini dibagi menjadi lima bab yakni Pendahuluan, Tinjauan Pustaka,
Metode Penelitian dan Pelaksanaan, Hasil dan Pembahasan, dan diakhir dengan Penutup.
Berikut ini rincian secara umum mengenai isi masing – masing bab tersebut :

BAB I – PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah,
tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II – TINJAUAN PUSTAKA


Pada bagian ini akan diuraikan tentang kerangka konseptual yang memuat ulasan
penelitian sebelumnya mengenai penambahan serat kawat bendrat terhadap sifat mekanik
beton. Teori dasar, kriteria dan konsep desain beton serat kawat bendrat

BAB III – METODE PENELITIAN DAN PELAKSANAAN


Bab ini akan berisi tentang metode penelitian yang dilakukan penulis dalam melakukan
penelitian dari mulai awal persiapan hingga mencapai hasil.

BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini akan dijelaskan dari hasil penelitian yang dilakukan serta akan membahas
hasil yang diperoleh dari penelitian.

BAB V - PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan beberapa simpulan yang didapat dari hasil dan
pembahasan juga akan diberikan beberapa saran penulis kepada pembaca.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beton
Beton adalah campuran dari semen, pasir, air dan agregat serta suatu bahan tambahan.
Setelah beberapa jam dicampur, bahan-bahan tersebut akan langsung mengeras sesuai bentuk
pada waktu basahnya. Kekuatan beton ditentukan oleh kuat tekan karakteristik pada usia 28
hari atau f’c. Nawy (1998), mendefinisikan beton sebagai sekumpulan interaksi mekanis dan
kimiawi dari material pembentuknya.
Berdasarkan pasal 3.12 SNI 2847-2013, beton merupakan campuran antara semen
portland atau semen hidraulik yang lain, agregar halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan tambahan yang membentuk masa padat. Struktur beton mempunyai banyak
keunggulan dibanding materi struktur yang lain. Secara lebih rinci, keunggulan beton adalah :
a. Dapat dengan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.
b. Biaya pemeliharaan yang kecil.
c. Tahan terhadap temperatur yang tinggi.
d. Mampu memikul beban yang berat.
Disamping keunggulan diatas, beton juga sebagai struktur mempunyai beberapa
kelemahan yang perlu dipertimbangkan :
a. Bentuk yang telah dibuat, sulit di ubah.
b. Berat sendiri beton yang besar, sekitar 2400 kg/m3 (kubik).
c. Beton mempunyai kekuatan tarik yang rendah, sehingga mudah retak.
d. Kualitasnya sangat tergantung dengan cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik
maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.
e. Struktur beton sulit untuk dipindahkan. Pemakaian kembali atau didaur ulang sulit dan
tidak ekonomis. Dalam hal ini struktur baja lebih unggul, misalnya tinggal melepas
sambungannya saja.

2.2 Material Penyusun Beton


Beton didapat dengan mencampurkan semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan
kadang-kadang campuran lain.

2.2.1 Semen Portland Komposit/ Portland Composite Cement (PCC)


Menurut ASTM C-150 (1985), semen portland merupakan semen hidrolik yang
dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang
umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang
digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Ada dua macam semen, yaitu semen hidrolik
dan semen non-hidrolik. Semen non-hidrolik adalah semen (perekat) yang dapat mengeras
tetapi tidak stabil dalam air. Semen hidrolik adalah semen yang akan mengeras bila bereaksi
dengan air, tahan terhadap air (water resistance) dan stabil di dalam air setelah mengeras.
Dalam proses pembuatannya, semen portland mengandung empat senyawa utama yaitu
Trikalsium Silikat (C3S), Dikalsium Silikat (C2A), dan Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF).
Perbedaan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah empat
senyawa utama semen dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan
pemakaiannya. Semen Portland dibagi menjadi 5 jenis (SK SNI T-15-1990-03).
a. Tipe I adalah semen portland untuk konstruksi umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada tipe-tipe lainnya. Semen tipe ini
yang paling banyak digunakan.
b. Tipe II adalah semen portland yang digunakan untuk konstruksi tahan terhadap sulfat
dan panas hidrasi yang sedang. Semen tipe ini biasanya digunakan pada bangunan-
bangunan seperti pelabuhan, bangunan lepas pantai, bangunan yang berhubungan
dengan rawa, saluran air buangan/limbah dan pondasi atau basement dimana tanah/air
tanah terkontaminasi oleh sulfat.
c. Tipe III adalah semen portland dengan syarat kekuatan awal yang dicapai cukup
tinggi. Pada semen tipe ini kekuatan tekan beton pada umur 28 hari umumnya dapat
dicapai dalam 7 hari. Semen tipe ini biasa digunakan pada bangunan-bangunan seperti
pembuatan jalan beton, bangunan-bangunan air yang tidak memerlukan ketahanan
sulfat dan pembetonan di daerah yang cuacanya dingin (salju).
d. Tipe IV adalah semen portland yang dalam penggunaannya menurut persyaratan panas
hidrasi yang rendah. Semen tipe ini biasa digunakan untuk pembetonan pada daerah
bercuaca panas.
e. Tipe V adalah semen portland yang digunakan untuk konstruksi dengan syarat tahan
terhadap sulfat yang tinggi, seperti di tanah atau air yang tinggi kadar alkalinya.
Penggunan semen tipe ini sama dengan pada semen tipe II dengan kontaminasi sulfat
yang lebih pekat.
Semen bila tercampur dengan air akan menghasilkan pasta yang plastis dan lecak
(workable). Namun setelah selang beberapa waktu, pasta tersebut akan mulai menjadi kaku
dan sukar dikerjakan. Inilah yang disebut dengan pengikatan awal (initial set). Setelah itu,
pasta akan meningkat kekakuannya sehingga didapatkan padatan yang utuh dan ini disebut
pengikatan akhir (final set). Pada semen Portland waktu pengikatan awal berkisar 1-2 jam,
tetapi tidak boleh kurang dari 1 jam, sedangkan waktu pengikatan akhir tidak boleh lebih dari
8 jam.
PCC (Portland Composite Cement) merupakan bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama-sama terak/klinker semen portland dan gypsum dengan satu atau lebih
bahan anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk bahan
anorganik lain. Semen jenis PCC dapat digunakan pada konstruksi umum seperti pekerjaan
beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan elemen bangunan khusus
seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya
(SNI 15-7064-2004). Penggunaan semen PCC sama dengan penggunan semen Portland Tipe I
dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama
proses pendinginan, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan
beton atau plester yang lebih rapat dan lebih halus.

2.2.2 Agregat
Agregat merupakan komponen beton yang baling berperan dalam menentukan besarnya
kekuatan beton. Pada beton biasanya terdapat sekitar 60% sampai 80% volume agregat, maka
sifat-sifat agregat ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dari beton yang
sudah mengeras. Sifat agregat bukan hanya mempengaruhi sifat beton, akan tetapi juga
mempengaruhi ketahanan (durability, daya tahan terhadap kemunduran mutu akibat siklus
dari pembekuan-pencairan). Oleh karena agregat lebuh murah dari semen, maka adalah logis
untuk menggunakannya dengan presentase setinggi mungkin. Umumnya, untuk kekuatan
maksimum, ketahanan, dan ekonomi, agregat harus dipak dan disemen sepadat mungkin.
Dengan demikian, agregat biasanya diatur tingkatannya dengan berdasarkan ukuran dan suatu
campuran yang layak telah menyatakan persentase dari agregat yang halus dan yang kasar.
Secara umum, agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan
agregat halus. Persyaratan agregat kasar adalah agregat batuan yang ukuran butirnya lebih
besar dari 4,75 mm dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4,75 mm. Untuk
mendapatkan beton yang baik, diperlukan agregat yang mempunyai kualitas agregat yang
baik pula, agregat yang baik dalam pembuatan beton harus memenuhi persyaratan, yaitu
menurut SNI 2847 2013 :

1. Agregat kasar
Menurut ASTM C33, syarat-syarat agregat Kasar adalah :
1. Kerikil atau batu pecah harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori serta
mempunyai sifat kekal. Agregat yang mengandung butir pipih hanyya dapat dipakai
apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat
seluruhnya.
2. Agregat kasar yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang akan mengalami
besah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak
boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalm semen, yang
jumlahnya cukup untuk menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau
beton.
3. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
 Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maks. 12% berat agregat.
 Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maks. 12% berat agregat.
4. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton seperti
bahan-bahan yang reaktif sekali dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dengan
larutan NaOH.
5. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering)
dan apabila mengandung lebih dari 1%, agregat kasar tersebut harus dicuci.
6. Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff dengan
beban penguji 20 ton dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
 Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat.
7. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak dengan menggunakan ayakan standar ISO harus memenuhi persyaratan.
8. Besar butir agregat kasar maksimum tidak boleh lebih daripada 1/5 jarak terkecil antara
bidang-bidang samping cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau ¾ dari jarak bersih minimum
antara batang-batang atau berkas tulangan.

2. Agregat Halus
Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara
ukuran sarinagn nomor 4 dan nomor 100 saringan standar Amerika. Agregat halus yang baik
harus bebas dari bahan organic, lempung, partikel yang kecil dari saringan nomor 100 atau
bahan bahan lain yang dapat merusak campuran beton. Variasi ukuran dalam suatu campuran
harus mempunyai gradasi yang baik yang sesuai dengan standar analisis saringan ASTM
(American Society of testing and materials) (buku modul)
Menurut ASTM C33, syarat-syarat agregat halus adalah :
1. Kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no. 200), dalam %
berat, maksimum :
 Untuk beton yang mengalami abrasi : 3,0
 Untuk jenis beton lainnya : 5,0
2. Kadar gumpalan tanah liat dan partikel yang mudah direpihkan, maksimum 3,0%.
3. Kandungan arang dan lignit :
 Bila tampak, kandungan beton dianggap penting kandungan maksimum 0,5%.
 Untuk beton jenis lainnya 1,0%.
4. Agregat halus bebas dari pengotoran zat organik yang merugikan beton. Bila diuji
dalam larutan Natrium Sulfat dan dibandingkan dengan warna standar, tidak lebih tua
dari warna standar. Jika warna lebih tua maka agregat halus itu harus ditolak, kecuali
apabila :
 Warna lebih tua timbul oleh adanya sedikit arang lignit atau yang sejenisnya.
 Diuji dengan cara melakukan percobaan perbandingan kuat tekan mortar memakai
agregat tersebut terhadap kuat tekan mortar yang memakai pasir standar silika,
menunjukkan nilai kuat tekan mortar tidak kurang dari 95% kuat tekan mortar
memakai pasir standar. Uji kuat tekan mortar harus dilakukan sesuai dengan cara
ASTM C87.
5. Agregat halus yang akan dipergunakan untuk membuat beton yang akan mengalami
basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak
boleh mengandung bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali dalm semen, yang
jumlahnya cukup untuk menimbulkan pemuaian yang berlebihan di dalam mortar atau
beton.
6. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh Garam-Sulfat :
 Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian yang hancur maks. 10%.
 Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian yang hancur maks. 15%.
7. Susunan besar butir (gradasi). Agregat halus harus mempunyai besar butir dalam batas-
batas sebagai berikut :

Tabel 2.1. Syarat Gradasi Agregat Halus Menurut ASTM


Ukuran Lubang Ayakan (mm) Persentase Lolos Kumulatif (%)
9,5 100
4,75 95-100
2,36 80-100
1,18 50-85
0,60 25-60
0,30 10-30
0,15 2-10

Agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari 45% pada suatu
ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus kehalusannya tidak kurang dari
2,3 dan tidak boleh lebih dari 3,1.

2.2.3 Air
Material yang paling penting dalam campuran beton adalah air. Air merupakan bahan
campuran beton yang sangat penting namun harganya paling murah. Air diperlukan untuk
bereaksi dengan semen sehingga terjadi reaksi kimia yang menyebabkan pengikatan dan
berlangsungnya proses pengerasan pada beton, serta untuk menjadi bahan pelumas antara
butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Untuk bereaksi dengan semen,
air hanya diperlukan 25 % dari berat semen saja. Selain itu, air juga digunakan untuk
perawatan beton dengan cara pembasahan (curing) setelah dicor.
Pada umumnya air yang dapat diminum dapat digunakan sebagai air pengaduk pada
beton. Adapun jenis-jenis air yang dapat digunakan untuk air pengaduk beton adalah :
a. Air hujan, air hujan menyerap gas dan udara pada saat jatuh ke bumi. Air hujan
mengandung untur oksigen, nitrogen dan karbondioksida.
b. Air Tanah. Biasanya mengandung unsur kation dan anion. Selain itu juga kadang-
kadang terdapat unsur CO2, H2S dan NH3.
c. Air permukaan, terdiri dari air sungai, air danau, air genangan dan air reservoir. Air
sungai atau danau dapat digunakan sebagai air pencampur beton asal tidak tercemar
limbah industri. Sedangkan air rawa atau air genangan yang mengandung zat-zat alkali
tidak dapat digunakan.
d. Air laut. Air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg/liter garam (3 % - 3,6 %) dapat
digunakan sebagai air pencampur beton tidak bertulang. Air laut yang mengandung
garam di atas 3 % tidak boleh digunakan untuk campuran beton. Untuk beton pra
tekan, air laut tidak diperbolehkan karena akan mempercepat korosi pada tulangannya.
Syarat-syarat air untuk adukan beton menurut ACI 318-83
a. untuk beton harus bebas dari minyak, alkali, garam dan bahn-bahan organik.
b. untuk beton pratekan atau yang dilekati alumunium, termasuk agregat tidak boleh
mengandung ion clorida.
Disamping digunakan sebagai bahan campuran beton, air digunakan pula untuk
merawat beton dengan cara pembasahan setelah dicor atau merendam benda uji yang telah
mengeras.

2.3 Serat Kawat Bendrat


Kawat bendrat adalah kawat yang selama ini banyak digunakan sebagai pengikat antara
tulangan besi memanjang dan tulangan geser (sengkang). Pada penelitian (Ahmad Hafiz,
2015) dugunakan kawat bendrat karena kawat bendrat mempunyai kuat Tarik sebesar 38,5
N/mm2, perpanjangan saat putus 5,5 % dan berat jenis 6,68 dan bila dibandingkan dari segi
harga kawat bendrat lebih murah dari harga kawat baja dan kawat biasa sehingga kawat
bendrat sangat potensial digunakan dalam penambahan kepada beton.

2.3.1 Fungsi Penambahan Kawat Bendrat


Penambahan serat kawat kedalam adukan beton adalah untuk untuk mengatasi
sifat-sifat kurang baik dari beton. Ide dasar penambahan serat adalah memberikan tulangan
serat pada beton yang disebar merata secara acak 8 (random)untuk mencegah retak-retak
yang terjadi akibat pembebanan.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dengan menambahkan
fiber kedalam adukan beton maka selain kemampuan untuk menahan lentur ditingkatkan,
sekaligus daktilitasnya (kemampuan menyerap energi) secara dramatis juga meningkat
(Suhendro,1990). Selain itu juga dengan menambahkan serat fiber kedalam adukan beton
maka akan mempertinggi kuat tarik beton.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Swammy dkk, 1979 (dalam Sudarmoko, 1990)
menyimpulkan bahwa kehadiran serat (fiber) pada beton akan menaikkan kekakuan dan
mengurangi lendutan (defleksi) yang terjadi. Penambahan serat (fiber)juga dapat
meningkatkan keliatan beton, sehingga struktur akan terhindar dari keruntuhan yang tiba-tiba
akibat pembebanan yang berlebihan.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Penambahan Serat


Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan beton serat adalah sebagai berikut:
Kelebihan Penggunaan Serat
1. Dapat meningkatkan kuat lentur beton.
2. Kemungkinan terjadi segregasi kecil
3. Daktilitas (kemampuan menyerap energi) juga meningkat.
4. Tahan benturan.
5. Retak-retak yang terjadi dapat direduksi.
6. Beton menjadi lebih kaku.
7. Meningkatkan kuat tarik, kuat tekan dan kuat desak beton.
Kekurangan Penggunaan Serat
1. Biaya menjadi lebih mahal karena adanya penambahan material yang berupa serat.
2. Proses pengerjaan lebih sulit dari beton biasa.
2.4 Sifat Mekanik Beton
2.4.1 Kuat Tekan
Karena sifat utama dari beton adalah sangat kuat jika menerima beban tekan, maka
mutu beton pada umumnya hanya ditinjau terhadap kuat tekan beton tersebut. Sifat yang
lainnya, misalnya kuat tarik dan modulus elastisitas beton dapat dikorelasikan terhadap kuat
tekan beton. Menurut peraturan beton di Indonesia ( SNI 2847-2013 ), kuat tekan beton diberi
notasi dengan fc’ , yaitu kuat tekan silinder beton yang disyaratkan pada waktu berumur 28
hari.
Mutu beton dibedakan atas 3 macam menurut kuat tekannya, yaitu:
1. Mutu beton dengan fc’ kurang dari 10 MPa, digunakan untuk beton non struktur
misalnya kolom praktis dan balok praktis.
2. Mutu beton dengan fc’ antara 10 MPa sampai 20 MPa, digunakan untuk beton struktur
misalnya kolom, balok, pelat, maupun pondasi.
3. Mutu beton dengan fc’ lebih dari 20 MPa, digunakan untuk struktur beton yang
direncanakan tahan gempa.
Untuk pengujian kuat tekan beton, benda uji berupa silinder beton (diameter 10 cm
dengan tinggi 20 cm ataupun diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm) ditekan dengan beban P
sampai runtuh. Karena ada beban tekan P, maka terjadi tegangan tekan pada beton (f’c)
sebesar beban (P) dibagi dengan luas penampang beton (A), sehingga dirumuskan :

f’c = P / A (2.1)

Dimana :
f’c = tegangan tekan beton (MPa)
P = besar beban tekan (N)
A = luas penampang beton, mm2

Beban P tersebut juga mengakibatkan bentuk fisik silinder beton berubah menjadi lebih
pendek, sehingga timbul regangan tekan pada beton (εc’) sebesar perpendekan beton (ΔL)
dibagi dengan tinggi awal silinder beton (L0), ditulis dengan rumus :

εc’ = ΔL / L0 (2.2)

Dimana :
εc’ = regangan tekan beton
ΔL = perpendekan beton (mm)
L0 = tinggi awal silinder beton (mm)

Hubungan antara tegangan dan regangan tekan beton digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.1 Hubungan antara Tegangan dan Regangan Tekan Beton

1. Pada saat beban tekan mencapai 0,3.fc’ ̴ 0,4.fc’, perilaku tegangan regangan beton pada
dasarnya masih linear. Retak – retak lekatan ( bond crack ) yang sebelum pembebanan
sudah terbentuk, akan tetap stabil dan tidak berubah selama tegangan tekan yang bekerja
masih dibawah 0,3.fc’ ( fc’ merupakan kekuatan batas tekan beton ).
2. Pada saat beban tekan melebihi 0,3.fc’ ̴ 0,4.fc’, retak – retak lekatan mulai terbentuk. Pada
saat ini mulai terjadi deviasi pada hubungan tegangan – regangan dari kondisi linear.
3. Pada saat beban tekan mencapai 0,75.fc’ ̴ 0,90.fc’, retak – retak lekatan tersebut merambat
ke mortar sehingga terbentuk pola retak yang kontinu. Pada kondisi ini hubungan
tegangan – regangan beton semakin menyimpang dari kondisi linear.
Gambar 2.6 juga menunjukkan bahwa pada saat beton akan runtuh ( kuat tekan beton
telah mencapai puncak fc’), maka tegangan beton turun ( menjadi 0,85. fc’ ) sedangkan
regangan tekan tetap naik sampai mencapai batas retak (εcu’ sebesar 0,003 ). Kedua angka
ini ( tegangan 0,85. fc’ dan regangan batas εcu’ = 0,003 ) sangat penting bagi perencanaan
struktur beton bertulang.

2.4.2 Modulus Elastisitas


Dari hubungan tegangan – regangan tekan beton pada Gambar 2.1, terlihat sudut α yaitu
sudut antara garis lurus kurva yang ditarik dari kondisi tegangan nol sampai tegangan tekan
sebesar 0,45.fc’ dan regangan εc’. Modulus elastisitas beton ( Ec ) merupakan tangens dari
sudut α tersebut. Menurut pasal 10.5 SNI 03-2487-2002, modulus elastisitas beton Ec dapat
ditentukan berdasarkan rumus berikut.
Untuk beton normal, nilai Ec boleh diambil berikut :

Ec = 4700.√ f ' c (2.3)

Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
f’c = Nilai kuat tekan beton (MPa)

Secara eksperimental menurut ASTM C 469-02 rumus modulus elastisitas dapat


dihitung dengan rumus :

S ₂−S ₁
Ec= (2.4)
ε ₂−0.00005

Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
S₂ = 40 % tegangan max (Mpa)
S₁ = Tegangan pada regangan S₁ = 0.000050 (MPa)
ε₂ = Regangan Longitudinal pada saat tegangan S₂
BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan Politeknik Negeri Manado, Lama penelitian
direncanakan selama 2 bulan.

Mulai
3.2 Diagram Alir Penelitian

Kajian Pustaka

Pengadaan Material

Uji Karakteristik Material

Perencanaan Mix Design

Pembuatan Benda Uji

Perawatan Benda Uji

Pengujian Benda Uji

Analisis Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


3.3 Desain Benda Uji
Pengujian karakteristik agregat dilakukan dengan maksud untuk mengetahui apakah agregat
kasar dan halus yang akan digunakan untuk pengecoran sudah memenuhi spesifikasi berdasarkan [13]
untuk pembuatan benda uji. Jenis pengujian yang dilakukan diantaranya adalah analisa saringan, berat
jenis dan penyerapan air, berat volume dan rongga udara, kadar air, kadar lumpur, dan kadar organik.
Pada Tabel 3.2 dimana setiap pengujian dilakukan dengan metode berdasarkan [13].
Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benda uji beton berbentuk silinder
dengan ukuran 100 x 200mm dan balok dengan ukuran 100 x 100 x 400mm. Total benda uji yang
digunakan adalah 36 buah dimana 12 buah untuk pengujian kuat tekan, 12 buah untuk pengujian kuat
tarik belah, dan 12 buah untuk pengujian kuat lentur. Pembuatan benda uji ini meliputi beton normal,
beton serat panjang 36 mm, beton serat panjang 48 mm, dan beton serat 60.
Tabel 3.1 Jumlah Benda Uji

Variasi
Umur Jumlah
Penambahan Jenis
Bentuk Benda Uji Pengujian Benda
Serat Kawat Pengujian
(hari) Uji
Bendrat

Normal 3
36 mm Silinder 100 x 3
Kuat Tekan
48 mm 200mm 3
60 mm 3
Normal 3
36 mm Kuat Tarik Silinder 100 x 3
28
48 mm Belah 200mm 3
60 mm 3
Normal 3
36 mm Balok 100 x 100 x 3
Kuat Lentur
48 mm 400mm 3
60 mm 3
Total Benda Uji   36

3.4 Prosedur Penelitian


3.4.1 Pengujian Karakteristik Agregat
Pengujian karakteristik agregat dilakukan untuk mengetahui apakah agregat kasar dan halus
yang digunakan sudah memenuhi spesifikasi untuk pembuatan benda uji.
Tabel 3.2 Metode Pengujian Karakteristik Agregat

Metode Pengujian
Pengujian
Agregat Halus Agregat Kasar
Analisa Saringan SNI 03-1968-1990
Berat Jenis dan Penyerapan Air SNI 03-1970-1990 SNI 03-1969-1990
Berat Volume dan Rongga Udara SNI 03-4804-1998
Kadar air SNI 03-1971-1990
Kadar Lumpur SNI 03-4142-1996
Kadar Organik SNI 03-2816-1992

3.4.2 Penyiapan Serat


Dalam penelitian ini proses penyiapan serat di lalukan secara manual menggunakan gerinda
tangan, di potong sesuai komposisi yang akan di campurkan kedalam beton segar dangan panjang
serat 36mm, 48mm, dan 60mm. penambahan serat kawat bendrat kedalam campuran beton 0.75% dari
volume sampel yang akan di buat.

Gambar 3.2 Penyiapan Serat

3.4.3 Perencanaan Campuran (Mix Design)


Metode rancangan campuran (mix design) yang digunakan adalah metode DOE “Development
of Environment”. Di Indonesia metode ini diadopsi ke SNI yang dimuat dalam buku standar No. SK.
SNI T-15-1990-03.
3.4.4 Pembuatan Benda Uji
Dalam penelitian ini proses pencampuran dilakukan dengan concrete mixer (mesin pengaduk
beton) dimana untuk mendapatkan mutu beton yang baik, pelaksanaan di lapangan harus baik dan
benar. Langkah-langkah pembuatan benda uji adalah sebagai berikut :
1. Alat-alat yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian menimbang bahan-bahan
yang akan digunakan sesuai dengan komposisi hasil mix design.
2. Menimbang semen, serat kawat bendrat , agregat kasar dan halus yang telah ditentukan dengan
mix design sebelum dimasukkan kedalam concrete mixer.
3. Menyiapkan concrete mixer dimana concrete mixer terlebih dahulu dibasahi dengan air agar
ketika pencampuran dilakukan, komposisi air yang telah dihitung tidak berkuran akibat diserap
oleh dinding concrete mixer.
4. Lalu masukkan agregat kasar, agregat halus, serat kawat bendrat dan air 1/3 bagian. Aduk
hingga bahan tersebut tercampur merata.
5. Masukkan semen lalu putar mixer selama 1 menit kemudian masukkan sisa air tadi kedalam
concrete mixer lalu tunggu hingga menghasilkan campuran beton yang homogen.
6. Setelah tercampur rata, dilakukan uji slump untuk mengukur tingkat workability adukan.
Selanjutnya adukan beton dituangkan ke dalam cetakan silinder dan balok, lalu ditumbuk pada
semua sisi beton dan di gertarkan sehingga beton menjadi padat dan rongga udara didalam
cetakan keluar.
7. Diamkan selama 24 jam.
8. Setelah 24 jam, cetakan dibuka kemudian dilakukan perawatan beton (curing).

3.4.5 Metode Perawatan Benda Uji


Benda uji yang telah dilepas dari cetakan kemudian diberikan nama sampel lalu dilakukan
perawatan benda uji (curing) dilakukan dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai batas
waktu pengujian yang telah ditentukan. Benda uji diangkat dari bak 1 hari sebelum sampel di uji. Hal
ini dimaksudkan agar pada waktu di uji, sampel dalam keadaan tidak basah.

Gambar 3.3 Proses Perawatan (curing) Benda Uji

3.5 Pengujian Benda Uji


3.5.1 Pengujian Kuat Tekan
Pengujian kuat tekan beton dilakukan menggunakan mesin UTM (Universal Testing Machine)
dengan kapasitas 1000 kN, pengujian kuat lentur dilakukan berdasar SNI 1974-2011. Prosedur
pengujian kuat lentur adalah sebagai berikut
1. Mengangkat sampel beton dari bak perendaman yang telah mencapai umur pengujian , lalu
diamkan sampel beton untuk beberapa saat hingga kering permukaan lalu timbang sampel.
2. Nyalakan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan.
3. Naikkan sampel ke atas meja mesin tekan beton.
4. Setelah posisi sampel terpasang dengan baik, lakukan pengujian.
5. Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang dicapai ketika terjadi patahan pada
benda uji.
6. Catat hasil pengujian lalu lakukan percobaan untuk tiap sampel dengan cara yang sama.
Untuk perhitungan kuat tekan berdasarkan SNI 1974-2011 yang memberikan rumus lentur
sebagai berikut:

f’c = P / A (3.1)
Dimana :
f’c = tegangan tekan beton (MPa)
P = besar beban tekan (N)
A = luas penampang beton, mm2

Gambar 3.4 Pengujian Kuat Tekan

3.5.2 Pengujian Modulus Elastisitas


Pengujian modulus elastisitas beton dilakukan menggunakan mesin UTM (Universal Testing
Machine) dengan kapasitas 1000 kN. Modulus elastisitas beton mempunyai hubungan dengan sifat
beton lainnya terutama kuat tekan beton itu sendiri. Modulus ini merupakan perbandingan antara
tegangan dan regangan, dan dengan pengujian ini dapat mengetahui besarnya beban yang dapat
dipikul tanpa merusak beton itu sendiri ( masih dalam keadaan plastis ).

1. Mengangkat sampel beton dari bak perendaman yang telah mencapai umur pengujian , lalu
diamkan sampel beton untuk beberapa saat hingga kering permukaan lalu timbang sampel.
2. Pasang alat compressometer pada sampel.
3. Nyalakan mesin uji tekan beton yang telah dipersiapkan.
4. Naikkan sampel ke atas meja mesin tekan beton.
5. Setelah posisi sampel terpasang dengan baik, lakukan pengujian.
6. Hentikan pembebanan dan catat beban maksimum yang dicapai ketika terjadi patahan pada
benda uji.
7. Catat dan simpan hasil pengujian lalu lakukan percobaan untuk tiap sampel dengan cara
yang sama.

Modulus elastisitas beton Ec secara teoritis dapat ditentukan berdasarkan SNI 03-2487-2002
dengan rumus berikut.
Untuk beton normal, nilai Ec boleh diambil berikut :

Ec = 4700.√ f ' c (2.3)

Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
f’c = Nilai kuat tekan beton (MPa)

secara eksperimental menurut ASTM C 469-02 rumus modulus elastisitas dapat dihitung
dangan rumus :

S ₂−S ₁
Ec= (2.4)
ε ₂−0.00005

Dimana:
Ec = Modulus elastisitas beton (MPa)
S₂ = 40 % tegangan max (Mpa)
S₁ = Tegangan pada regangan S₁ = 0.000050 (MPa)
ε₂ = Regangan Longitudinal pada saat tegangan S₂

Gambar 3.5 Pengujian Modulus Elastisitas


BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Total anggaran yang diperlukan untuk kegiatan penelitian adalah Rp. 12,000,000
(sepuluh juta rupiah). Tabel 4.1 adalah ringkasan anggaran biaya penelitian yang diajukan.
Secara terperinci, rencana anggaran penelitian internal telah dilampirkan pada Lampiran 2.

Tabel 4.1 Ringkasan anggaran biaya penelitian internal

Biaya yang di
No Jenis Pengeluaran usulkan (Rp)
1 Honorarium untuk teknisi lab, pengumpulan data, penganalisis data, 2,400,000
(Maks. 30%)
2 Pembelian hahan habis pakai (Maks. 60%) 6,000,000
3 Perjalanan (Maks. 40%) 1,600,000
5 Sewa untuk peralatan/mesin/ruang laboratorium, kendaraan, peralatan 2,000,000
penunjang penelitian lainnya (Maks. 40%)
Jumlah 12,000,000

4.2 Jadwal Penelitian


Jadwal rencana penelitian internal dipresentasikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan penelitian dosen pemula

Tahun 2015
No. Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan proposal penelitian
2 Seminar proposal penelitian
Studi literature dan pengumpulan data
3
sekunder
4 Persiapan alat dan bahan penelitian
5 Pembuatan benda uji
6 Perawatan benda uji
7 Pengujian/pemeriksaan laboratorium
8 Pengolahan dan analisis data
9 Seminar hasil
10 Publikasi hasil penelitian
11 Penyusunan laporan penelitian
DAFTAR PUSTAKA

1. ACI Committee 544, 1997. State-of-the-Art Report on Fiber Reinforced Concrete, ACI
544.1R-96, American Concrete Institute, Farmington Hills, Michigan
2. ACI Committee 318, 2004. Building Code Requirements for Structural Concrete (ACI
318-05). American Concrete Institute, Farmington Hills, MI.
3. Altun, F., Haktanir, T., and Ari, K., (2007), “Effects of Steel Fiber Addition on
Mechanical Properties of Concrete and RC Beams”, Construction and Building Materials
21, pp. 654–661.
4. ASTM Standards, 2015. Standard Test Method for Flexural Strength of Concrete (Using
Simple Beam with Third-Point Loading) ASTM C78/C78M-15a. ASTM International,
West Conshohocken, PA.
5. ASTM, 2002. Concrete and Aggregate, Annual Book of ASTM Standards, Vol. 04.02,
American Society for Testing and Materials, Philadelphia
6. Beltran S., Mercedes Guadalupe. Ductile Cement-Based Composites With Wood Fibres.
PhD, Delft: TU-Delft, 2011.
7. Hannant, D.J., (1978), Fiber Cements and Fiber Concretes, Chicester: John Wiley &
Sons.
8. Magdamo, R.V., An Analysis of the Abaca Natural Fiber in Reinforcing Concrete
Composites as a Construction Material in Developing Countries, University of Northern
Iowa, Cedar Fall, University Microfilms International, 1998.
9. Santoso B dan Purwati R.D. 2011. Abaca (Musa Textille Nee) Bahan Baku Serat Alam
Berkualitas Tinggi. Tunggal Mandiri Publishing, Malang
10. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2011. Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal Dengan
Dua Titik Pembebanan. SNI 4431-2011. Badan Standarnisasi Nasional.
11. Standar Nasional Indonesia (SNI). 2013. Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung. SNI 2847-2013. Badan Standarnisasi Nasional.
12. Suhendro B. 1992. Ketahanan Kejut (Impact Resistance) Beton Fiber Lokal Dan
Kemungkinan Aplikasinya Pada Struktur – Struktur Sabo Untuk Penanggulangan
Bahaya Gunung Berapi, PAU Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
13. Sudjendro. 1999. Abaca (Musa textilis Nee): Potensi, pola pengembangan dan
Masalahnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri, Vol. 5 No.3
14. Sudarmoko. 1991. Kuat Tarik Beton–Serat, Seminar Mekanika Bahan Dalam
Berbagai Aspek, Pusat Antar Universitas Ilmu Teknik Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
15. Sayed M., Investigation on the possible application of Natural fibres (Abaca fibres) as
reinforcement in concrete to create ductility, Department of Materials and Environment,
Delft University of technology, May, 2014
16. Vijayalakshmi. 2014. Abaca Fiber. Sumber: Transactions on engineering and sciences
Vol.2, Issue 9, September
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Sususnan organisasi tim peneliti dan pembagian tugas


Alokasi waktu
NO Nama / NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu
(Jam/minggu)
1 Dr. Don Radius Gerald Kabo, Politeknik Teknik 5
SST, MT Negeri Sipil
Manado
Uraian Tugas :
1. Ketua Tim Peneliti bertanggung jawab atas semua aspek penelitian ini.
2. Mengumpulkan informasi dan laporan mengenai jalannya pelaksanaan penelitian pada
setiap saat.
3. Merancang tahapan penelitian
4. Bertanggung jawab mengenai penelitian di laboratorium.
5. Menyusun laporan tertulis mengenai penelitian yang di lakukan di
laboratorium.

2 Hendrie Joudi Palar, SST., MPSDA Politeknik Teknik 5


Negeri Sipil
Manado
Uraian Tugas :
1. Merancang pembuatan benda uji di laboratorium
2. Menyusun laporan analisa data hasil pengujian di laboratorium

3 Politeknik Teknik 5
Merci F. Hosang, SST, MT Negeri Sipil
Manado
Uraian Tugas :
3. Merancang pembuatan benda uji di laboratorium
4. Menyusun laporan analisa data hasil pengujian di laboratorium

4 Fandel Maluw, SST., MT Politeknik Teknik 5


Negeri Sipil
Manado
Uraian Tugas :
1. Merancang pengujian di lapangan terhadap struktur pelat lantai beton bertulang
2. Menyusun laporan analisa data hasil pengujian di lapangan
Biodata

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST, MT
2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 197430302003121001
5 NIDN 0030117404
6 Tempat dan Tanggal Lahir Palu, 30 November 1974
7 E-mail donkabo74@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 08114323109
9 Alamat Kantor Kampus Politeknik Jl. Raya Politeknik Ds. Buha
Manado
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan Yang Telah D-III = 100 orang dan D-IV = 100 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah Yang Diampu 1. Komputer 1
2. Dasar-dasar Transportasi
3. Laboratorium Ukur Tanah 1
4. Komputer 2

B. Riwayat Pendidikan

S-1/D-IV S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Universitas Universitas
Manado Brawijaya Hasanuddin
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil Teknik Sipil
Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2003 2004-2008 2014-2019
Judul Perencanaan Pemodelan Sistem Stabilitas dan Kuat
Skripsi/Thesis/Disertasi Gedung IAIN Manajemen Mutu Tarik Tidak
Jokjakarta Pada Perusahaan Langsung Campuran
Penyedia Jasa Asbuton dengan
Konstruksi Bahan Tambah
(Kontraktor) Skala Gondorukem (Regina
Kecil Di Kota Colophonia)
Manado
Nama Pembimbing / Andri Budiadi, Prof. Dr. Ir. Fabian Prof. Dr. Ir. Wihardi
promotor M.Eng J. Manoppo, Tjaronge, ST., M.Eng
M.Agr/Dr.Debby Dr. Ir. Abd. Rachman
Willar, M.Eng.Sc Djamaluddin, MT
Dr. Ir. Hj. Sumarni
Hamid Aly, MT
C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2016 Kinerja Campuran Asphalt Concrete Mandiri 20.000.000,00
Wearing Course (AC-WC), Buton Glanular
Asphalt (Bga) Dan Bahan Tambah
Gondorukem
2 2018 Effect of Additional Gondorukem to Mandiri 25.000.000,00
Indirect Tensil Strength of AC-WC
Mixture Containing Asbuton Modification
3 2019 Pengaruh Perendaman Air Terhadap Mandiri 10.000.000,00
Stabilitas Marshall Campuran AC-WC
Dengan Bahan Tambah Gondorukem
4 2019 Karakteristik Campuran AC-WC Yang Mandiri 10.000.000,00
Mengandung Asbuton Modifikasi Dan
Bahan Tambah Gondorukem Sebagai
Subtitusi Aspal
5 2019 Stabilitas Campuran AC-WC Yang Mandiri 20.000.000,00
Menggunakan Godorukem Sebagai Bahan
Tambah
6 2019 Stability and Indirect Tensile Strength of Mandiri 30.000.000,00
Asbuton Mixture With Additional
Gondorukem (Regina Colophonia)

D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Gereja Zebaoth Politeknik
Kairagi 2 Negeri
Manado

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.
Manado, Maret 2020

Dr. Don Radius Gerald Kabo, SST., MT


Biodata

E. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Hendrie Joudi Palar, SST., MPSDA


2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 197310152003121001
5 NIDN 0015107306
6 Tempat dan Tanggal Lahir Manado, 15 Oktober 1973
7 E-mail hendripalar@yahoo.com
8 Nomor Telepon/HP 081340120211
9 Alamat Kantor Kampus Politeknik Jl. Raya Politeknik Ds. Buha
Manado
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan Yang Telah D-III = 100 orang dan D-IV = 100 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah Yang Diampu 5. Mekanika Rekayasa 3
6. Struktur Beton Dasar
7. Konstruksi Bangunan Gedung
8. Hidrologi Rekayasa
9. Manajemen lingkungan

F. Riwayat Pendidikan

S-1/D-IV S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Institut Teknologi
Bandung Bandung
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil
Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2003 2008-2010
Judul Desain Struktur Pengaruh Reklamasi
Skripsi/Thesis/Disertasi Atas Gedung Terhadap Perubahan
Hotel Mutiara Garis Pantai di
Ambon Teluk Manado
Nama Pembimbing / Dr. Syahril, Prof. Dr. Ir. Hang
promotor BSCE., M.T. Tuah, M.ocE
Dr. Mardiana Dr. Ir. Syamsudin,
Oesman, BSCE., Dipl.HE
M.T.
G. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2019 - -

H. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Desa Kalasey Politeknik
Minahasa Negeri
Manado

I. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Volume/Nomor/
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
. Tahun
1
2

J. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan


Judul Artikel Ilmiah
. Seminar Pertemuan

K. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman

L. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.

Manado, Maret 2020

Hendrie Joudi Palar, SST, MPSDA


Biodata

M. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Merci F. Hosang, SST, MT


2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 197803022003121003
5 NIDN 0002037809
6 Tempat dan Tanggal Lahir Liwutung, 2 Maret 1978
7 E-mail mfhosang@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 081340215084
9 Alamat Kantor Kampus Politeknik Jl. Raya Politeknik Ds. Buha
Manado
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan Yang Telah D-III = 100 orang dan D-IV = 100 orang
Dihasilkan
12 Mata Kuliah Yang Diampu 10. Ilmu Ukur Tanah
11. Laboratorium Ukur Tanah 1
12. Laboratorium Ukur Tanah 2
13. Komputer 4

N. Riwayat Pendidikan

S-1/D-IV S-2 S-3


Nama Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Universitas Sam
Bandung Ratulangi Manado
Bidang Ilmu Teknik Sipil Teknik Sipil
Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2003 2009-2016
Judul Perencanaan Pemodelan Sistem
Skripsi/Thesis/Disertasi Gedung IAIN Manajemen Mutu
Jokjakarta Pada Perusahaan
Penyedia Jasa
Konstruksi
(Kontraktor) Skala
Kecil Di Kota
Manado
Nama Pembimbing / Andri Budiadi, Prof. Dr. Ir. Fabian
promotor M.Eng J. Manoppo,
M.Agr/Dr.Debby
Willar, M.Eng.Sc
O. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No. Tahun Judul Penelitian Jumlah (Juta
Sumber
Rp)
1 2019 Perbandingan Instruksi Penggambaran Politeknik 10.000.000,00
Perspektif Menggunakan Mesin Negeri Manado
Gambar dan Auto Cad
2 2019 Pengaruh Geometri Jalan Terhadap Politeknik Negeri 10.000.000,00
Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus Jalan Manado
Raya di Kota Manado)

P. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Melaksanakan Pengabdian di Gereja Zebaoth Politeknik
Kairagi 2 Negeri
Manado

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.

Manado, Maret 2020

Merci Hosang, SST, MT


Biodata Anggota Tim Peneliti

Q. Identitas Diri

1 Nama Lengkap (dengan gelar) Fandel Maluw, SST., MT


2 Jenis Kelamin L
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli
4 NIP/NIK/ Identitas lainnya 19910912 201903 1 013
5 NIDN 0012099105
6 Tempat dan Tanggal Lahir Manado, 12 September 1991
7 E-mail fandelmaluw@gmail.com
8 Nomor Telepon/HP 085240884530
9 Alamat Kantor Kampus Politeknik Jl. Raya Politeknik Ds. Buha
Manado
10 Nomor Telepon/Faks
11 Lulusan Yang Telah D-III = dan D-IV =
Dihasilkan
12 Mata Kuliah Yang Diampu 14. Struktur Baja Dasar D-III dan D-IV KBG
15. Rekayasa Pondasi I D-III
16. Struktur Kayu D-IV KBG
17. Struktur Baja Jembatan 2 D-IV TKJJ
18. Ilmu Ukur Tanah Jalan dan Jembatan D-IV
TKJJ
19. Lab Ilmu Ukur Tanah II D-IV KBG
20. Praktek Konstruksi II D-IV TKJJ
21. Praktek Carpentry I D-IV TKJJ

R. Riwayat Pendidikan

D-IV S-2 S-3


Nama Perguruan Politeknik Negeri Universitas Sam
Tinggi Manado Ratulangi Manado
Bidang Ilmu Teknik Sipil Struktur
Tahun Masuk - Lulus 2009 - 2013 2014-2017
Judul Evaluasi Desain Usulan Formula
TA/Thesis/Disertasi Balok dan Kolom Periode Struktur
Pada Pada Bangunan
Pembangunan Beton Bertulang di
Gedung Multimart Sulawesi Utara
Kelurahan Paal 2
Kecamatan Paal 2
Nama Pembimbing / 1). Carter D. E. 1). Prof. Dr. Ir. H.
promotor Kandow, ST.,MT Manalip, M.Sc.,
2). Febriane P. DEA
Makalew, 2). Prof. Dr.Ir Ellen
ST.,MUDD Joan Kumaat,
M.Sc., DEA
S. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
No
Tahun Judul Penelitian Jumlah
. Sumber
(Juta Rp)

T. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir

Pendanaan
Jumlah
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat
Sumber (Juta
Rp)
1 2019 Pelatihan Tukang Bangunan Guna Peningkatan
Pengetahuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Lantainisasi di Jemaat Zebaoth Kelurahan Kairagi
Dua Kecamatan Mapanget Kota Manado
2 2019 Tenaga Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Sulawesi Utara

U. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir

No Volume/Nomor/
Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal
. Tahun
1 Usulan Formula Periode Volume 8, Nomor 1 , Jurnal Ilmiah MEDIA
Struktur Pada Bangunan Beton Tahun 2018 ENGINEERING
Bertulang Di Sulawesi Utara

V. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir

No Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan


Judul Artikel Ilmiah
. Seminar Pertemuan

W. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Jumlah
No Judul Buku Tahun Penerbit
Halaman

X. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Piagam Penghargaan telah Badan Pendidikan dan 2019
Menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pelatihan Provinsi Gorontalo
Institusi Pemberi
No Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Golongan
III. angkatan XIX

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Program Kemitraan Masyarakat.

Manado, Maret 2020


Peneliti,

Fandel Maluw, SST.,MT

Anda mungkin juga menyukai