Nama Mahasiswa
Bangun Wijonarko
5. Faktor politik
Kebijakan dan peraturan RS, yaitu:
a. Alasan mereka datang ke RS
Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan mules-mules serta
mengalami perdarahan.
b. Kebijakan yang didapat di RS
Klien disuruh melakukan kuretase karena pasien didiagnosa abortus
6. Faktor ekonomi
a. Pekerjaan
Klien bekerja sebagai petani
b. Sumber biaya pengobatan
Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien
c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin
7. Faktor pendidikan
a. Pasien hanya pendidikan akhirnya hanya SMP
b. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan
berobat ke dukun.
Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada
medis
B. Analisa Data
No Data Masalah (P)
1. DS :
Klien mengatakan bahwa klien
lebih memilih untuk berobat
kembali ke dukun setelah
disarankan untuk kuretase dan Ketidakpatuhan dalam pengobatan
menganggap itu adalah
perbuatan dosa.
DO : -
2. DS :
Klien mendapat informasi
tentang kehamilan dari
mertuanya. Gangguan interaksi sosial
Klien percaya ibunya
melanggar pantangan dalam
sesaji.
Hubungan kekerabatan yang
lebih dominan adalah laki-laki.
Aturan dan kebijakan lebih
diatur oleh pemuka agama dan
para santri.
Makanan pantangan untuk
perempuan adalah jantung
pisang, gurita dan air kelapa.
3. DS :
Klien percaya dengan sihir dan
hal-hal gaib.
Pasien tidak percaya dan tidak
menerima diagnosa dari Kurang pengetahuan
dokter.
Klien mempunyai pantangan
makan jantung pisang, gurita
dan air kelapa.
DO :
Pendidikan klien SMP.
C. Diagnosa
NO Diagnosa
1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur
3. Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut
klien tentang aborsi.
D. Rencana Keperawatan
NO Dx Tujuan Rencana Kegiatan
1. 1 Setelah diberikan askep selama Sebaiknya kita melakukan pendekatan
(...x....) diharapkan klien mau patuh dengan cara restrukturisasi. Memberikan
dalam mengikuti pengobatan, penjelasan dan pengertian, bahwa abortus
dengan KH : ini harus segera dilakukan jika tidak
Klien bersedia untuk dilakukan akan membahayakan dan
dilakukan kuretase. merugikan kesehatan dari klien sendiri.
Klien menerima didiagnosa
abortus oleh dokter.
2. 2 Setelah diberikan askep selama Sebaiknya kita sebagai perawat melakukan
(...x....) diharapkan Klien tidak pendekatan kepada klien secara
mengalami gangguan interaksi restrukturisasi, karena klien dan
sosial. Dengan KH : keluarganya mempunyai sebuah pantangan
Klien dan keluarga tidak makanan seperti tidak boleh
mengalami kesalahpahaman mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan
dalam hal kepercayaan. air kelapa dimana pantangan tersebut
Klien dan keluarganya dapat sebenarnya bagus untuk kesehatan klien
memahami perbedaan yang baru mengalami abortus. Seperti
persepsi yang mendukung misalnya :
kesehhatan klien. ➢ Air kelapa bagus untuk klien yang
mengalami kekurangan cairan setelah
mengalami perdarahan.
➢ Gurita mengandung protein dan sangat
baik dikonsumsi untuk menambah
energi klien pasca abortus.
➢ Jantung pisang
3. 3 Setelah diberikan askep selama Kita sebagai perawat hendaknya melakukan
(...x....) diharapkan klien pendekatan secara negosiasi, dengan
memahami tentang penyakit yang membantu klien mmemilih serta
dialaminya dan cara menyarankan hal-hal yang dapat
penanganannya. Dengan KH : mendukung meningkatkan derajat
Klien bersedia dilakukan kesehatan klien. Sebagai contoh klien
tinndakan kuretase. mempunyai pantangan untuk
Klien mengetahui dan mengkonsumsi air kelapa dimana air kelapa
mengerti jenis makanan yang itu sangat baik bagi klien yang baru
dapat meningkatkan kondisi mengalami abortus dan kehilangan cairan
kesehatannya. kita bisa menyarankan klien untuk lebih
banyak minum air putih dan cairan isotonik
lainnya, gurita kita bisa ganti dengan
makanan berprotein lainnya seperti telur,
ikan, tahu dll. Sedangkan jantung ppisang
kita bisa ganti dengan buah apel, jeruk dll.