Anda di halaman 1dari 5

Koagulan Alami dari Biji Alpukat sebagai Alternatif

Pengolahan Limbah pada Laboratorium Kimia Dasar


Politeknik Negeri Malang

Oleh Kelompok 1 :
Eka Tria
Izudin Afnani
Maritsya Dita Kurnia Putri

POLITEKNIK NEGERI MALANG


MALANG
2015
DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………… ii
Daftar Gambar…………………………………………………………... iii
Daftar Tabel……………………………………………………………... iv
Abstrak………………………………………………………………….. v
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………................. 1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………............ 3
1.3 Tujuan……………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah Laboratorium……………………………………………….. 4
2.2 Jenis Pengolahan Limbah…………………………………………… 5
2.3 Koagulan…………………………………………………………….. 5
2.4 Tanaman Alpukat……………………………………………………. 11
2.5 Ekstraksi Pati Alpukat………………………………………………. 11
BAB III – METODE PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 13
3.2. Rancangan Penelitian……………………………………………….. 13
3.3 Bahan dan Alat Penelitian…………………………………………... 13
3.4 Prosedur Penelitian …………………………………………………. 14
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Ekstraksi Pati Biji Alpukat…………………………………………. 20
4.2. Pengaruh Penambahan Koagulan Biji Alpukat terhadap Kekeruhan 23
Limbah Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang…………
4.3 Pengaruh Penambahan Koagulan Biji Alpukat terhadap COD dan 23
BOD Limbah Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang…...
4.4 Pengaruh Penambahan Koagulan Biji Alpukat terhadap pH Limba 25
Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang………………….
BAB V SIMPULAN & SARAN
5.1 Simpulan…………………………………………………………….. 26
5.2 Saran………………………………………………………………… 26
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 27

DAFTAR GAMBAR

3.1 Skema Persiapan Bahan Baku………………………………………. 16

ii
3.2 Skema Pembuatan Larutan Metabisulifit 2000 ppm………………... 17
3.3 Skema Percobaan Ekstraksi Biji Alpukat dengan Larutan 18
Metabisulfit 2000 ppm…………………………………………………...
4.1 Pengaruh Larutan Koagulan Biji Alpukat terhadap Kekeruhan 22
Limbah Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang…………
4.2 Pengaruh Larutan Koagulan Biji Alpukat terhadap COD Limbah 23
Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang………………….
4.3 Pengaruh Larutan Koagulan Biji Alpukat terhadap BOD Limbah 23
Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang………………….
4.3 Pengaruh Larutan Koagulan Biji Alpukat terhadap pH Limbah 25
Laboratorium Kimia Dasar Politeknik Negeri Malang………………….

DAFTAR TABEL

2.4 Taksonomi Buah Alpukat…………………………………………… 10


2.5 Komposisi Biji Alpukat……………………………………………... 11

iii
ABSTRAK

Alpukat merupakan salah satu komoditas buah yang selalu ada setiap tahun.
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), produksi buah alpukat di Indonesia

iv
dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Umumnya jika mengkonsumsi buah
alpukat, bagian bijinya dianggap tidak bermanfaat sehingga dibuang sebagai
limbah. Padahal, bagian biji alpukat tersebut jika mendapatkan penanganan lebih
lanjut dapat menjadi pati. Berdasarkan hasil penelitian, rendemen pati tertinggi
didapat pada larutan perendam natrium metabisulfit dengan pH netral, konsentrasi
larutan natrium metabisulfit 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu
perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 12,99%. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh penambahan larutan koagulan pati biji alpukat terhadap nilai
kekeruhan, padatan terlarut, COD, BOD dan pH limbah Laboratorium Kimia Dasar
Politeknik Negeri Malang. Variabel bebas yang digunakan adalah volume larutan
koagulan pati biji alpukat 0,5, 1,0, 1,5, 2,0 dan 2,5 ml. Uji laboratorium dilakukan untuk
menentukan kebutuhan larutan koagulan biji alpukat (ml koagulan/ 500 ml air limbah)
untuk proses pengendapan. Jar test yang dilakukan adalah untuk membandingkan kinerja
koagulan yang digunakan untuk mengendapkan partikel koloid yang terdapat pada air
limbah. Metode jar test yang dilakukan menggunakan pengadukan cepat 120 rpm selama
1 menit dan dilanjutkan dengan 60 rpm selama 20 menit. Koagulan yang digunakan
adalah larutan koagulan pati biji alpukat. Berdasarkan hasil jar test dapat ditentukan dosis
optimal larutan KMOB. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadarpadatan terlarut,
kekeruhan limbah,BOD danCOD berbanding lurus dengan penambahan larutankoagulan
pati biji alpukat. Nilai terendah dari pengukuran TDS, kekeruhan,BOD, COD, dan pH
adalah pada penambahan larutan KMOB 2,0 ml yaitu secara berturut-turut adalah
TDS607,5 mg/L; kekeruhan 7,79 NTU;COD 409,6 mg/L, BOD 229,92 mg/L dan pH
6,41. Nilai COD dan BOD belum memenuhi standar baku mutu limbah cair menurut SK.
Menteri Negara lingkungan hidup KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu kadar COD dan BOD
maksimal sebesar 300 mg/L dan 150 mg/L.Parameter lainnya telah memenuhi
persyaratan untuk dibuang ke lingkungan.

Kata kunci : koagulan, pati, biji alpukat, jar test

Anda mungkin juga menyukai