dan pembuluh darah yang terbentang mulai dari dasar tengkorak (basis cranii), leher, dada,
pinggang bawah hingga panggul dan tulang ekor. Fungsinya adalah sebagai penopang tubuh
bagian atas serta pelindung bagi struktur saraf dan pembuluh-pembuluh darah yang
melewatinya.
Tulang belakang tersusun dari tulang-tulang pendek berupa ruas-ruas tulang sejumlah
lebih dari 30 buah. Tulang-tulang tersebut berjajar dari dasar tengkorak sampai ke tulang ekor
dengan lubang di tengah-tengah setiap ruas tulang (canalis vertebralis), sehingga susunannya
menyerupai seperti terowongan panjang. Saraf dan pembuluh darah tersebut berjalan
melewati canalis vertebralis dan terlindung oleh tulang belakang dari segala ancaman yang
dapat merusaknya.
Antara setiap ruas tulang belakang terdapat sebuah jaringan lunak bernama diskus
intervertebra, yang berfungsi sebagai peredam kejut (shock absorption) dan menjaga
fleksibilitas gerakan tulang belakang, yang cara kerjanya mirip dengan shock breaker
kendaraan kita. Di setiap ruas tulang juga terdapat 2 buah lubang di tepi kanan dan kiri
belakang tulang bernama foramen intervertebra, yaitu sebuah lubang tempat berjalannya akar
as well as free slots at piggy saraf dari canalis vertebra menuju ke seluruh tubuh. Saraf-saraf
tersebut keluar melalui lubang itu dan mempersarafi seluruh tubuh baik dalam koordinasi
gerakan maupun sensasi sesuai daerah persarafannya.
Tulang belakang terdiri dari 4 segmen, yaitu segmen servikal (terdiri dari 7 ruas tulang),
segmen torakal (terdiri dari 12 ruas tulang), segmen lumbal (terdiri dari 5 ruas tulang) serta
segmen sakrococygeus (terdiri dari 9 ruas tulang). Diskus intervertebra terletak mulai dari
ruas tulang servikal ke-2 (C2) hingga ruas tulang sakrum pertama (S1).
Di luar susunan tulang belakang, terdapat ligamen yang menjaga posisi tulang belakang
agar tetap kompak dan tempat melekatnya otot-otot punggung untuk pergerakan tubuh kita.
Ligamen dan otot tulang belakang berfungsi sebagai koordinator pergerakan tubuh.
Posisi tulang belakang yang normal akan terlihat lurus jika dilihat dari depan atau
belakang. Jika dilihat dari samping, segmen servikal akan sedikit melengkung ke depan
(lordosis) sehingga kepala cenderung berposisi agak menengadah. Segmen torakal akan
sedikit melengkung ke belakang (kyphosis) dan segmen lumbal akan melengkung kembali ke
depan (lordosis).
Kelainan dari susunan anatomis maupun perbedaan posisi tulang belakang yang normal
tersebut, dapat berakibat berbagai keluhan dan gangguan yang bervariasi. Keluhan dan
gangguan tersebut akan berakibat terganggunya produktivitas dan kualitas hidup seseorang.
Tidak jarang keluhan tersebut berakibat nyeri yang hebat, impotensi, hilangnya rasa (sensasi)
hingga kelumpuhan.
Maka tak heran banyak orang berpendapat, bahwa sehat berawal dari tulang belakang.
Ungkapan tersebut tidaklah berlebihan, karena tulang belakang kita bertanggung jawab penuh
terhadap perlindungan saraf dan pembuluh darah, serta kekuatan menopang tubuh kita setiap
harinya beserta gerakan-gerakan yang ditimbulkannya. Kita perlu mengetahui, bagaimana
merawat dan mencegah timbulnya keluhan dan gangguan tulang belakang kita. Jika pun
terlanjur timbul keluhan, penting sekali bagi kita untuk mengetahui penyakit yang diderita,
agar tidak terjadi kesalahan diagnosa dan salah terapi yang tak jarang menimbulkan
komplikasi serius.
Fungsi kolumna vertebralis adalah menopang tubuh manusia dalam posisi tegak, yang
secara mekanik sebenarnya melawan pengaruh gaya gravitasi agar tubuh secara seimbang
dan tetap tegak.
Vertebra servikal, torakal, lumbal bila diperhatikan satu dengan yang lainnya ada
perbedaan dalam ukuran dan bentuk, tetapi bila ditinjau lebih lanjut tulang tersebut
mempunyai bentuk yang sama. Korpus vertebrae merupakan struktur yang terbesar karena
mengingat fungsinya sebagai penyangga berat badan. Prosesus transverses terletak pada ke
dua sisi korpus vertebra, merupakan tempat melekatnya otot-otot punggung. Sedikit ke arah
atas dan bawah dari prosesus transverses terdapat fasies artikularis vertebrae dengan
vertebrae yang lainnya. Arah permukaan facet joint mencegah/membatasi gerakan yang
berlawanan arah dengan permukaan facet joint.
Pada daerah lumbal facet letak pada bidang vertical sagital memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap lordosis lumbalis (hiperekstensi
lubal) kedua facet saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar
terhambat, tetapi pada posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet saling
menjauh sehingga memungkinkan gerakan ke lateral berputar.
Bagian lain dari vertebrae, adalah “lamina” dan “predikel” yang membentuk arkus
tulang vertebra, yang berfungsi melindungi foramen spinalis. Prosesus spinosus merupakan
bagian posterior dan vertebra yang bila diraba terasa sebagai tonjolan, berfungsi tempat
melekatnya otot-otot punggung. Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskusi
intervertebralis yang berfungsi sebagai bentalan atau “shock absorbers” bila vertebra
bergerak Diskus intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang
membungkus nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung
mukopolisakarida. Fungsi mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air
yang diletakkan diantara ke dua telapak tangan. Bila suatu tekanan kompresi yang merata
bekerja pada vertebrae maka tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus
intervertebralis. Bila suatu gaya bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan
melawan gaya tersebut secara lebih dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan. Keadaan
ini terjadi pada berbagai macam gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi.