Bab 5
Bab 5
ANALISIS DESKRIPTIF
dalam komposisi PDRB Kabupaten Tebo selama kurun waktu 2000-2008, dimana
Pada bagian ini akan dibahas kembali satu per satu sektor ekonomi
keseluruhan.
dilakukan melalui kajian (model) analisis “Location Quotien” (LQ). Besaran nilai
yang basis maupun yang tidak basis, dalam pengertian memiliki atau tidak
karena cakupan waktunya yang terbatas dan bersifat statis, maka kadangkala hasil
perhitungan dan kenyataan tidak selalu persis sama. Sebagai contoh sektor utilitas
dari nilai besaran LQ nya menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor
60
Namun setelah dikaji lebih lanjut dengan memasukan berbagai pertimbangan dan
kenyataan yang ada maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya sektor
belum dapat digunakan sebagai tolak ukur yang mutlak, sebelum dilengkapi lebih
pasar dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian nilai LQ tersebut sudah
bisa dijadikan dasar pegangan untuk menentukan posisi relatif dari suatu sektor
dari satu (LQ>1), maka sektor tersebut dikatakan sektor yang surplus, karena
lain. Selanjutnya besaran nilai LQ>1 juga menandakan atau berindikasi bahwa
Sebaliknya bila besaran nilai LQ <1, maka ia memberikan indikasi bahwa sektor
ekonomi tersebut tidak berpotensi karena tidak memiliki keuntungan lokasi dan
sektor ekonomi ini tidak mampu memenuhi kebutuhan daerah melainkan juga
harus ditutupi dari sektor yang berasal dari luar daerah. Umumnya untuk sektor
ekonomi yang memiliki nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis dan yang
memiliki nilai LQ<1 disebut sebagai sektor non basis. Sektor basis maksudnya
adalah kegiatan atau sektor dimana aktifitas ekonomi daerah tersebut berhubungan
langsung dengan permintaan dari luar (ekspor), sedangkan yang bukan basis
61
hanyalah sektor yang terutama melayani kebutuhan lokal. Sektor terakhir ini
berhubungan secara tidak langsung dengan permintaan dari wilayah (yaitu terlebih
dahulu melalui sektor basis). Apabila permintaan dari luar meningkat, maka
sektor basis akan berkembang. Hal ini pada gilirannya akan mengembangkan
basis dan non basis didekati melalui perhitungan LQ. Hasil perhitungan besaran
dikatakan bahwa sektor ekonomi basis di Kabupaten Tebo adalah pada sektor
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service. Disini
terdapat 6 sektor merupakan sektor basis, dan 3 sektor non basis, yaitu sektor
Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor
Kehutanan & Perikanan, sektor Bangunan, sektor perdagangan, hotel & restoran,
Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service dengan nilai LQ yang lebih besar
lebih didominasi oleh sektor tersebut. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa
paling tidak pada kurun waktu tersebut sektor atau kegiatan ekonomi yang
62
dimana daerah memiliki keunggulan “locational” akan mendorong laju
dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service, dengan nilai LQ yang memiliki
nilai <1 sehingga sektor ini dapat dianggap cukup basis untuk dikembangkan,
beberapa tahun lebih pada sarana prasarana fisik dan infrastruktur, sektor
hotel dan restoran dan sektor jasa lainnya. Untuk sektor Listrik, Gas dan Air
Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri Pengolahan yang
keuntungan “locational”, karena sumbangan sektor ini juga relatif kecil dalam
Dari gambar besaran nilai LQ secara singkat dapat dijelaskan bahwa pada
karena memiliki nilai LQ>1, yaitu pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan,
& Perikanan (1,2198), sektor Bangunan (1,5784), dan sektor Perdagangan, Hotel
Perusahaan (1,0044). Nilai LQ non basis terdapat pada sektor Pertambangan dan
Penggalian (0,7014), sektor Industri Pengolahan (0,3525) dan sektor Listrik, Gas
63
Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien LQ dari masing-masing sektor
Rata-
SEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 rata
Pertanian,
Peternakan, 1,4832 1,3369 1,2790 1,2017 1,1843 1,1693 1,1586 1,1223 1,0433 1,2198
kehutanan &
perikanan
Pertambangan dan 0,1601 0,4476 0,7236 0,9905 0,8927 0,8264 0,7365 0,7302 0,8052 0,7014
Penggalian
Industri pengolahan 0,3698 0,3509 0,3428 0,3316 0,3415 0,3443 0,3729 0,3712 0,3471 0,3525
Listrik, Gas dan air 0,6219 0,6422 0,6769 0,6760 0,6946 0,6808 0,6709 0,6819 0,7801 0,6806
Bersih
Bangunan 1,2760 1,4622 1,3930 1,3842 1,4659 1,5824 1,7044 1,8855 2,0522 1,5784
Perdagangan,Hotel 1,0919 1,0721 1,1002 1,1622 1,2287 1,2466 1,2669 1,2392 1,3828 1,1990
dan Restoran
Pengangkutan dan 1,0969 1,0325 0,9845 0,9611 0,9707 1,0000 1,0308 1,0220 0,9510 1,0055
Komunikasi
Keuangan,
persewaan 1,3083 1,2474 1,0722 1,4440 0,7989 0,7699 0,7510 18,8308 21,9950 5,3575
dan jasa
perusahaan
Jasa-jasa service 1,0436 1,0232 0,9955 0,9523 0,9612 0,9892 1,0313 1,0707 0,9724 1,0044
dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service, menjadi sektor basis tidak
terlepas dari peranan sub sektornya. Misalkan untuk sektor pertanian sebagai
sektor basis tidak terlepas dari peranan empat sub sektornya yang menjadi sektor
unggulan, yaitu sub sektor peranian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub
64
5. 2. Hubungan Sektor Ekonomi Basis dengan Penyerapan Investasi
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat 6 sektor ekonomi basis
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor pertanian di Kabupaten
uji double log mengingat range data yang relatif jauh. Dan dari uji regresi
sebagai berikut :
Log I = β0 + β1 LogPertanian + e
R = 0,988 Catatan :
R2 = 0,976 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung
Berdasarkan hasil uji regresi model (1) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung
lebih besar dari f-tabel (280,016 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien
regresi variabel log pertanian lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5
persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (16,734 > 1,761).
Dan diperoleh konstanta sebesar -22,331 yang berarti jika variable investasi
65
sebesar nol maka nilai tambah sektor pertanian Kabupaten Tebo menurun sebesar
22,331 persen.
Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 5,209 berarti
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,976; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 97,6 persen, dan sisanya
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Bangunan terhadap
Log I = β0 + β1 LogBangunan + e
66
Berdasarkan hasil uji regresi model (2) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung
lebih besar dari f-tabel (197,504 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien
regresi variabel log bangunan lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan
5 persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (14,054 >
1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar 0,814 yang berarti jika variable investasi
sebesar nol maka nilai tambah sektor bangunan Kabupaten Tebo adalah sebesar
0,814 persen.
Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,266 berarti
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,966; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 96,6 persen, dan sisanya
67
di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Perdagangan terhadap
Log I = β0 + β1 LogPerdagangan + e
R = 0,993 Catatan :
R2 = 0,985 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung
Berdasarkan hasil uji regresi model (3) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung
lebih besar dari f-tabel (461,593 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien
regresi variabel log perdagangan lebih besar dari t tabel dengan derajat
(21,485 > 1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar -2,328 yang berarti jika
variable investasi sebesar nol maka nilai tambah sektor perdagangan Kabupaten
Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,743 berarti
68
setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,985; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98,5 persen, dan sisanya
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Pengangkutan terhadap
Log I = β0 + β1 LogPengangkutan + e
R = 0,991 Catatan :
R2 = 0,981 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung
Berdasarkan hasil uji regresi model (4) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung
lebih besar dari f-tabel (370,041 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien
regresi variabel log pengangkutan lebih besar dari t tabel dengan derajat
(19,236 > 1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar -8,794 yang berarti jika
69
variable investasi sebesar nol maka nilai tambah sektor pengangkutan Kabupaten
Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 3,192 berarti
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,981; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98,1 persen, dan sisanya
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Keuangan terhadap
Log I = β0 + β1 LogKeuangan + e
R = 0,859 Catatan :
R2 = 0,738 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung
70
Berdasarkan hasil uji regresi model (5) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung
lebih besar dari f-tabel (19,695 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien
regresi variabel log keuangan lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5
persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (4,438 > 1,761).
Dan diperoleh konstanta sebesar 2,164 yang berarti jika variable investasi sebesar
nol maka nilai tambah sektor pengangkutan Kabupaten Tebo adalah sebesar 2,164
persen.
Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,023 berarti
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,738; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 73,8 persen, dan sisanya
71
5.2.6. Hubungan Sektor Jasa terhadap Invetasi
Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Jasa terhadap Investasi
Log I = β0 + β1 LogJasa + e
R = 0,990 Catatan :
R2 = 0,980 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung
Berdasarkan hasil uji regresi model (6) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung
koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor jasa menunjukkan
pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung lebih besar dari
f-tabel (334,882 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien regresi
variabel log jasa lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5 persen
dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (18,300 > 1,761). Dan
diperoleh konstanta sebesar -7,985 yang berarti jika variable investasi sebesar nol
maka nilai tambah sektor jasa Kabupaten Tebo akan menurun sebesar 7,985
persen.
Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 3,001 berarti setiap
akan meningkatkan Nilai tambah sektor jasa di Kabupaten Tebo sebesar 3,001
persen.
72
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,980; hal ini
Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98 persen, dan sisanya
Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara investasi
dengan pertumbuhan ekonomi (PE) adalah 0,692. Hal ini menunjukkan bahwa
Sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai r negatif, berarti semakin
Oleh karena nilai Signifikansi (0,039 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi dalam kasus ini dapat
di Kabupaten Tebo.
73
74