Anda di halaman 1dari 15

BAB V

ANALISIS DESKRIPTIF

5.1. Potensi Ekonomi Kabupaten Tebo periode 2005 – 2013

Pembahasan perkembangan perekonomian Kabupaten Tebo pada bagian

sebelumnya memperlihatkan kontribusi enam sektor kegiatan ekonomi utama

dalam komposisi PDRB Kabupaten Tebo selama kurun waktu 2000-2008, dimana

keenam sektor tersebut adalah sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan &

Perikanan, sektor Bangunan, sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor

Pengangkutan dan komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

dan sektor Jasa-jasa Service.

Pada bagian ini akan dibahas kembali satu per satu sektor ekonomi

tersebut guna melihat posisinya (potensinya) dalam kegiatan ekonomi secara

keseluruhan.

Untuk mengetahui potensi secara relatif ekonomi Provinsi Jambi dapat

dilakukan melalui kajian (model) analisis “Location Quotien” (LQ). Besaran nilai

LQ dapat digunakan sebagai indikator awal untuk melihat sektor-sektor ekonomi

yang basis maupun yang tidak basis, dalam pengertian memiliki atau tidak

memiliki keunggulan sektoral dibandingkan dengan keadaan secara rata-rata pada

tingkat nasional. Pengukuran LQ akan dapat menunjukkan gambaran tentang

keadaan kegiatan sektor-sektor ekonomi didaerah dalam periode observasi. Oleh

karena cakupan waktunya yang terbatas dan bersifat statis, maka kadangkala hasil

perhitungan dan kenyataan tidak selalu persis sama. Sebagai contoh sektor utilitas

dari nilai besaran LQ nya menunjukan bahwa sektor tersebut merupakan sektor

basis yang memiliki keuntungan lokasional, dan layak untuk dikembangkan.

60
Namun setelah dikaji lebih lanjut dengan memasukan berbagai pertimbangan dan

kenyataan yang ada maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya sektor

ekonomi tersebut bukan merupakan sektor yang basis karena kemampuannya

dalam melayani masyarakat yang masih belum mencukupi.

Berdasarkan pengalaman yang sedemikian, hasil perhitungan nilai LQ ini

belum dapat digunakan sebagai tolak ukur yang mutlak, sebelum dilengkapi lebih

lanjut dengan faktor pertimbangan lainnya seperti kondisi daerah, kecenderungan

pasar dan sebagainya. Akan tetapi meskipun demikian nilai LQ tersebut sudah

bisa dijadikan dasar pegangan untuk menentukan posisi relatif dari suatu sektor

ekonomi apakah mempunyai potensi atau sebaliknya.

Konsep LQ mengatakan bahwa bila nilai besaran LQ diperoleh lebih besar

dari satu (LQ>1), maka sektor tersebut dikatakan sektor yang surplus, karena

selain dapat memenuhi kebutuhan daerahnya juga mampu mengekspor ke daerah

lain. Selanjutnya besaran nilai LQ>1 juga menandakan atau berindikasi bahwa

kegiatan sektor ekonomi ini mempunyai potensi yang dapat dikembangkan

dimasa mendatang, karena memiliki keuntungan lokasi pada daerah bersangkutan.

Sebaliknya bila besaran nilai LQ <1, maka ia memberikan indikasi bahwa sektor

ekonomi tersebut tidak berpotensi karena tidak memiliki keuntungan lokasi dan

sektor ekonomi ini tidak mampu memenuhi kebutuhan daerah melainkan juga

harus ditutupi dari sektor yang berasal dari luar daerah. Umumnya untuk sektor

ekonomi yang memiliki nilai LQ>1 disebut sebagai sektor basis dan yang

memiliki nilai LQ<1 disebut sebagai sektor non basis. Sektor basis maksudnya

adalah kegiatan atau sektor dimana aktifitas ekonomi daerah tersebut berhubungan

langsung dengan permintaan dari luar (ekspor), sedangkan yang bukan basis

61
hanyalah sektor yang terutama melayani kebutuhan lokal. Sektor terakhir ini

berhubungan secara tidak langsung dengan permintaan dari wilayah (yaitu terlebih

dahulu melalui sektor basis). Apabila permintaan dari luar meningkat, maka

sektor basis akan berkembang. Hal ini pada gilirannya akan mengembangkan

sektor non basis.

Dalam penelitian ini metoda untuk mengetahui sektor-sektor ekonomi

basis dan non basis didekati melalui perhitungan LQ. Hasil perhitungan besaran

nilai LQ Kabupaten Tebo menunjukan bahwa pada tahun 2005-2013 dapat

dikatakan bahwa sektor ekonomi basis di Kabupaten Tebo adalah pada sektor

sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan, sektor Bangunan, sektor

perdagangan, hotel & restoran, sektor Pengangkutan dan komunikasi, sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service. Disini

terlihat bahwa di Kabupaten Tebo pada periode 2005-2013 secara rata-rata

terdapat 6 sektor merupakan sektor basis, dan 3 sektor non basis, yaitu sektor

Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor

Industri Pengolahan. Potensi ekonomi untuk sektor Pertanian, Peternakan,

Kehutanan & Perikanan, sektor Bangunan, sektor perdagangan, hotel & restoran,

sektor Pengangkutan dan komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service dengan nilai LQ yang lebih besar

memberikan gambaran bahwa corak dari kegiatan ekonomi di Kabupaten Tebo

lebih didominasi oleh sektor tersebut. Keadaan ini juga menunjukkan bahwa

paling tidak pada kurun waktu tersebut sektor atau kegiatan ekonomi yang

mempunyai besaran nilai LQ>1 memiliki keuntungan “locational” yang

berpotensi dan layak untuk dikembangkan karena berspesialisasi dalam sektor

62
dimana daerah memiliki keunggulan “locational” akan mendorong laju

pertumbuhan yang makin tinggi.

Melihat besaran nilai LQ untuk sektor basis yaitu sektor Pertanian,

Peternakan, Kehutanan & Perikanan, sektor Bangunan, sektor perdagangan, hotel

& restoran, sektor Pengangkutan dan komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service, dengan nilai LQ yang memiliki

nilai <1 sehingga sektor ini dapat dianggap cukup basis untuk dikembangkan,

mengingat untuk Kabupaten Tebo sesuai dengan prioritas pembangunannya untuk

beberapa tahun lebih pada sarana prasarana fisik dan infrastruktur, sektor

pertanian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, sektor perdagangan,

hotel dan restoran dan sektor jasa lainnya. Untuk sektor Listrik, Gas dan Air

Bersih, sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Industri Pengolahan yang

memiliki nilai LQ<1 dianggap selama periode observasi belum memiliki

keuntungan “locational”, karena sumbangan sektor ini juga relatif kecil dalam

pembentukan PDRB Kabupaten Tebo.

Dari gambar besaran nilai LQ secara singkat dapat dijelaskan bahwa pada

Kabupaten Tebo sektor ekonomi yang relatif memiliki keunggulan “locational”

karena memiliki nilai LQ>1, yaitu pada Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan,

& Perikanan (1,2198), sektor Bangunan (1,5784), dan sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran (1,1990), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,0055), sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (5,3575), dan sektor Jasa-jasa

Perusahaan (1,0044). Nilai LQ non basis terdapat pada sektor Pertambangan dan

Penggalian (0,7014), sektor Industri Pengolahan (0,3525) dan sektor Listrik, Gas

dan Air Bersih (0,6806).

63
Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien LQ dari masing-masing sektor

dapat dilihat secara jelas pada table 5.1 dibawah ini :

Tabel 5.1. Koefisien Nilai LQ Kabupaten Tebo periode 2005 - 2013

Rata-
SEKTOR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 rata

Pertanian,
Peternakan, 1,4832 1,3369 1,2790 1,2017 1,1843 1,1693 1,1586 1,1223 1,0433 1,2198
kehutanan &
perikanan
Pertambangan dan 0,1601 0,4476 0,7236 0,9905 0,8927 0,8264 0,7365 0,7302 0,8052 0,7014
Penggalian
Industri pengolahan 0,3698 0,3509 0,3428 0,3316 0,3415 0,3443 0,3729 0,3712 0,3471 0,3525

Listrik, Gas dan air 0,6219 0,6422 0,6769 0,6760 0,6946 0,6808 0,6709 0,6819 0,7801 0,6806
Bersih
Bangunan 1,2760 1,4622 1,3930 1,3842 1,4659 1,5824 1,7044 1,8855 2,0522 1,5784

Perdagangan,Hotel 1,0919 1,0721 1,1002 1,1622 1,2287 1,2466 1,2669 1,2392 1,3828 1,1990
dan Restoran
Pengangkutan dan 1,0969 1,0325 0,9845 0,9611 0,9707 1,0000 1,0308 1,0220 0,9510 1,0055
Komunikasi
Keuangan,
persewaan 1,3083 1,2474 1,0722 1,4440 0,7989 0,7699 0,7510 18,8308 21,9950 5,3575
dan jasa
perusahaan
Jasa-jasa service 1,0436 1,0232 0,9955 0,9523 0,9612 0,9892 1,0313 1,0707 0,9724 1,0044

Sumber : Tebo Dalam Angka, Jambi Dalam Angka (data diolah)

Keenam sektor unggulan tersebut, yang meliputi sektor Pertanian,

Peternakan, Kehutanan & Perikanan, sektor Bangunan, sektor perdagangan, hotel

& restoran, sektor Pengangkutan dan komunikasi, sektor Keuangan, Persewaan

dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa Service, menjadi sektor basis tidak

terlepas dari peranan sub sektornya. Misalkan untuk sektor pertanian sebagai

sektor basis tidak terlepas dari peranan empat sub sektornya yang menjadi sektor

unggulan, yaitu sub sektor peranian tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub

sektor peternakan dan sub sektor kehutanan.

64
5. 2. Hubungan Sektor Ekonomi Basis dengan Penyerapan Investasi

Untuk mengetahui hubungan sector ekonomi basis terhadap investasi,

sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa terdapat 6 sektor ekonomi basis

yang dapa dikembangkan di Kabupaten Tebo, mengingat ke enam sektor tersebut

merupakan sektor basis (dengan koefisien LQ >1), dan sektor-sektor tersebut

addalah sektor petanian, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor

pengangkutan, sektor keuangan dan sektor jasa.

5.2.1. Hubungan Sektor Pertanian terhadap Investasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor pertanian di Kabupaten

Tebo terhadap Investasi di Kabupaten Tebo maka dilakukan dengan melakukan

uji double log mengingat range data yang relatif jauh. Dan dari uji regresi

pengaruh sektor pertanian terhadap Investasi dapat dituliskan dengan formula

sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogPertanian + e

Log I = -22,331 + 5,209 LogPertanian + e (1)


(16,734)

R = 0,988 Catatan :
R2 = 0,976 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

Berdasarkan hasil uji regresi model (1) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambahn sektor pertanian

menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung

lebih besar dari f-tabel (280,016 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien

regresi variabel log pertanian lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5

persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (16,734 > 1,761).

Dan diperoleh konstanta sebesar -22,331 yang berarti jika variable investasi

65
sebesar nol maka nilai tambah sektor pertanian Kabupaten Tebo menurun sebesar

22,331 persen.

Berdasarkan model (1), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor pertanian di

Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 5,209 berarti

setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,

diperkirakan akan meningkatkan Nilai tambah sektor bangunan di Kabupaten

Tebo sebesar 5,209 persen.

Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,976; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor bangunan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 97,6 persen, dan sisanya

sebanyak 2,4 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor pertanian di Kabupaten Tebo.

5.2.2. Hubungan Sektor Bangunan terhadap Investasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Bangunan terhadap

Investasi Kabupaten Tebo maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogBangunan + e

Log I = 0,814 + 1,266 LogBangunan + e (2)


(14,054)
R = 0,983 Catatan :
R2 = 0,966 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

66
Berdasarkan hasil uji regresi model (2) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor bangunan

menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung

lebih besar dari f-tabel (197,504 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien

regresi variabel log bangunan lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan

5 persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (14,054 >

1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar 0,814 yang berarti jika variable investasi

sebesar nol maka nilai tambah sektor bangunan Kabupaten Tebo adalah sebesar

0,814 persen.

Berdasarkan model (2), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor bangunan di

Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,266 berarti

setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,

diperkirakan akan meningkatkan Nilai tambah sektor bangunan di Kabupaten

Tebo sebesar 1,266 persen.

Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,966; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor bangunan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 96,6 persen, dan sisanya

sebanyak 3,4 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

67
di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor bangunan di Kabupaten Tebo.

5.2.3. Hubungan Sektor Perdagangan terhadap Investasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Perdagangan terhadap

Investasi Kabupaten Tebo maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogPerdagangan + e

Log I = -2,328 + 1,743 LogPerdagangan + e (3)


(21,485)

R = 0,993 Catatan :
R2 = 0,985 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

Berdasarkan hasil uji regresi model (3) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor perdagangan

menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung

lebih besar dari f-tabel (461,593 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien

regresi variabel log perdagangan lebih besar dari t tabel dengan derajat

kepercayaan 5 persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel

(21,485 > 1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar -2,328 yang berarti jika

variable investasi sebesar nol maka nilai tambah sektor perdagangan Kabupaten

Tebo akan menurun adalah sebesar 2,328 persen.

Berdasarkan model (3), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor perdagangan di

Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,743 berarti

68
setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,

diperkirakan akan meningkatkan Nilai tambah sektor perdagangan di Kabupaten

Tebo sebesar 1,743 persen.

Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,985; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor perdagangan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98,5 persen, dan sisanya

sebanyak 1,5 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor perdagangan di Kabupaten Tebo.

5.2.4. Hubungan Sektor Pengangkutan terhadap Investasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Pengangkutan terhadap

Investasi Kabupaten Tebo maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogPengangkutan + e

Log I = -8,794 + 3,192 LogPengangkutan + e (4)


(19,236)

R = 0,991 Catatan :
R2 = 0,981 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

Berdasarkan hasil uji regresi model (4) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor pengangkutan

menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung

lebih besar dari f-tabel (370,041 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien

regresi variabel log pengangkutan lebih besar dari t tabel dengan derajat

kepercayaan 5 persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel

(19,236 > 1,761). Dan diperoleh konstanta sebesar -8,794 yang berarti jika

69
variable investasi sebesar nol maka nilai tambah sektor pengangkutan Kabupaten

Tebo akan menurun adalah sebesar 8,794 persen.

Berdasarkan model (4), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor pengangkutan di

Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 3,192 berarti

setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,

diperkirakan akan meningkatkan Nilai tambah sektor pengangkutan di Kabupaten

Tebo sebesar 3,192 persen.

Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,981; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor pengangkutan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98,1 persen, dan sisanya

sebanyak 1,9 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor pengangkutan di Kabupaten Tebo.

5.2.5. Hubungan Sektor Keuangan terhadap Investasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Keuangan terhadap

Investasi Kabupaten Tebo maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogKeuangan + e

Log I = 2,164 + 1,023 LogKeuangan + e (5)


(4,438)

R = 0,859 Catatan :
R2 = 0,738 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

70
Berdasarkan hasil uji regresi model (5) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor keuangan

menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung

lebih besar dari f-tabel (19,695 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien

regresi variabel log keuangan lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5

persen dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (4,438 > 1,761).

Dan diperoleh konstanta sebesar 2,164 yang berarti jika variable investasi sebesar

nol maka nilai tambah sektor pengangkutan Kabupaten Tebo adalah sebesar 2,164

persen.

Berdasarkan model (5), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor keuangan di

Kabupaten Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 1,023 berarti

setiap terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen,

diperkirakan akan meningkatkan Nilai tambah sektor keuangan di Kabupaten

Tebo sebesar 1,023 persen.

Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,738; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor keuangan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 73,8 persen, dan sisanya

sebanyak 26,2 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor keuangan di Kabupaten Tebo.

71
5.2.6. Hubungan Sektor Jasa terhadap Invetasi

Dari hasil uji regresi pengaruh nilai tambah sektor Jasa terhadap Investasi

Kabupaten Tebo maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Log I = β0 + β1 LogJasa + e

Log I = -7,985 + 3,001 LogJasa + e (6)


(18,300)

R = 0,990 Catatan :
R2 = 0,980 Angka Dalam Kurung adalah t-hitung

Berdasarkan hasil uji regresi model (6) di atas terlihat bahwa nilai f-hitung

koefisien regresi variabel investasi terhadap nilai tambah sektor jasa menunjukkan

pengaruh yang positif dan tidak signifikan, yang terlihat f-hitung lebih besar dari

f-tabel (334,882 > 3,68). Dan untuk uji hipotesis t hitung koefisien regresi

variabel log jasa lebih besar dari t tabel dengan derajat kepercayaan 5 persen

dimana t-hitung lebih besar dibandingkan dengan t-tabel (18,300 > 1,761). Dan

diperoleh konstanta sebesar -7,985 yang berarti jika variable investasi sebesar nol

maka nilai tambah sektor jasa Kabupaten Tebo akan menurun sebesar 7,985

persen.

Berdasarkan model (6), tanda koefisien regresi adalah sesuai dengan

hipotesa yang diajukan. Koefisien regresi variabel investasi di Kabupaten Tebo

mempunyai arah positif, artinya dengan meningkatnya investasi Kabupaten Tebo

akan menyebabkan peningkatan terhadap nilai tambah sektor jasa di Kabupaten

Tebo. Nilai koefisien regresi investasi (Log I) sebesar 3,001 berarti setiap

terjadinya penambahan investasi Kabupaten Tebo sebanyak 1 persen, diperkirakan

akan meningkatkan Nilai tambah sektor jasa di Kabupaten Tebo sebesar 3,001

persen.

72
Dari persamaan regresi terlihat nilai R2 yang sebesar 0,980; hal ini

menunjukkan bahwa peningkatan nilai tambah sektor pengangkutan di Kabupaten

Tebo dipengaruhi oleh investasi Kabupaten Tebo sebesar 98 persen, dan sisanya

sebanyak 2 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Dengan demikian

berdasarkan estimasi model regresi doublelog dapat diungkapkan bahwa investasi

di Kabupaten Tebo memiliki pengaruh positip dan siginfikan terhadap nilai

tambah sektor jasa di Kabupaten Tebo.

5.3. Hubungan penyerapan investasi dengan pertumbuhan ekonomi

Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) didapat korelasi antara investasi

dengan pertumbuhan ekonomi (PE) adalah 0,692. Hal ini menunjukkan bahwa

terjadi hubungan yang kuat antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan arah hubungan adalah negatif karena nilai r negatif, berarti semakin

tinggi investasi maka semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

- Uji Signifikansi Koefisien Korelasi Sederhana (Uji t)

Oleh karena nilai Signifikansi (0,039 > 0,05) maka Ho diterima, artinya bahwa

ada hubungan secara signifikan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi.

Karena koefisien korelasi nilainya negatif, maka berarti investasi berhubungan

negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jadi dalam kasus ini dapat

disimpulkan bahwa investasi berhubungan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi

di Kabupaten Tebo.

73
74

Anda mungkin juga menyukai