Anda di halaman 1dari 8

METODE KANTILEVER PELAKSANAAN JEMBATAN

RANGKA BAJA SEI PUTING BENTANG 60 M


Matthew Gunawan1, Rafael Reinaldo Lorens2, Gunawan Budi Wijaya3, dan Handoko
Sugiharto4

ABSTRAK: Jembatan Sei. Puting merupakan jembatan rangka baja yang direncanakan membentangi
sungai aktif selebar 60 m. Pelaksanaan konstruksi jembatan hanya dimungkinakan untuk dilakukan
dengan metode kantilever satu arah. Maka dari itu, akan didirikan struktur penunjang selama fase
kosntruksi, yaitu jembatan penyeimbang sepanjang 30 m yang akan dihubungkan dengan jembatan
utama menggunakan batang penghubung. Jembatan penyeimbang dilengkapi dengan dengan beban
penyeimbang dan angkur. Dimensi beban penyeimbang dan angkur akan direkayasa dengan tujuan
menghasilkan momen penahan untuk menahan momen guling akibat beban fase konstruksi. Selain itu,
akan dilakukan pemeriksaan kapasitas pondasi dan defleksi pada ujung bentang jembatan kantilever 60
m saat fase konstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban penyeimbang yang optimal adalah
kombinasi pasir berdimensi 10mx 8,8m x 2m dan sistem angkur. Angkur berupa 8 buah channel
200x80x7,5x11 dengan 4 buah tulangan berdiameter 19 mm pada masing-masing channel. Batang
penghubung menggunakan profil WF 490x400x20x25. Seluruh sistem pondasi mampu memikul beban
pada setiap fase dengan angka keamanan minimal 1,16. Nilai defleksi maksimum fase konstruksi adalah
399,81 mm, sehingga akan diberikan peninggian 600 mm pada pangkal jembatan. Seluruh elemen
jembatan telah telah didesain untuk mampu menahan gaya dalam akibat pembebanan fase konstruksi
dan fase layan dengan mengacu pada SNI 1725:2016.

KATA KUNCI: jembatan rangka baja, metode kantilever satu arah, angkur, beban penyeimbang,
batang penghubung, fase konstruksi, fase layan

1. PENDAHULUAN
Jembatan Sei. Puting terletak di Kabupaten Tapin provinsi Kalimantan Selatan. Jembatan ini
menghubungkan ruas Margasari – Marabahan dan didesain sebagai jembatan rangka baja dengan
dimensi panjang 60 m yang terdiri atas 12 segmen; lebar 9,60 m; tinggi vertikal 6,55 m. Komponen
rangka baja berupa top chord, bottom chord, dan diagonal chord didesain untuk menahan gaya aksial.
Sedangkan inner stringer (WF 420x176x8x8), outer stringer (WF 250x150x8x8), dan cross girder
(WF 930x280x12x20) didesain untuk menahan gaya geser dan momen. Bentang satu segmen adalah
sama dengan jarak antar cross girder, yaitu 5 m. Sedangkan jarak antar balok stringer adalah 1,1 m
(Gambar 1). Untuk menunjang keperluan metode konstruksi kantilever satu arah, akan didirikan
jembatan penyeimbang sepanjang 30 m dengan modul serupa jembatan utama. Jembatan penyeimbang
akan dilengkapi dengan angkur, dan beban penyeimbang yang diletakkan pada dua segmen terbelakang
dari jembatan penyeimbang. Hal ini bertujuan untuk menahan momen pengguling akibat beban fase
konstruksi. Seluruh elemen jembatan telah didesain untuk mampu memikul beban fase konstruksi dan
fase akhir mengacu pada SNI 1725:2016.

1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, m21415143@john.petra.ac.id.
2
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, m21415091@john.petra.ac.id.
3
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, gunawanbw@petra.ac.id.
4
Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, hands@petra.ac.id.

146
Gambar 1. Elemen Struktur Jembatan

2. LANDASAN TEORI
2.1. Umum
Terdapat dua jenis pemeriksaan terhadap komponen struktur jembatan. Pemeriksaan pertama adalah
pemeriksaan terhadap kekuatan elemen (strength). Pemeriksaan kedua merupakan pemeriksaan dengan
memerhatikan kenyamanan pengguna jembatan (serviceability).

2.2. Keadaan Batas Ultimit: Kapasitas Aksial


Beban aksial yang terjadi pada elemen struktur berupa dua kemungkingan, yaitu tarik atau tekan. Untuk
kapasitas batang tarik, kapasitas elemen struktur tidak tereduksi oleh faktor tekuk seperti pada batang
tekan dan dihitung sesuai dengan ketentuan pada RSNI T-03-2005.

2.3. Keadaan Batas Ultimit: Kapasitas Momen


Kemampuan profil baja dalam menahan lentur dibatasi oleh kekompakkan profil dan pengaruh tekuk
lateral. Sedangkan kemampuan struktur beton dalam menahan lentur berdasarkan kesetimbangan gaya
antara penampang beton tertekan dengan penempang tulangan baja dalam kondisi tarik dan dihitung
sesuai dengan ketentuan pada RSNI T-03-2005.

2.4. Keadaan Batas Ultimit: Kapasitas Geser


Kemampuan profil baja dalam menahan geser dipengaruhi oleh jarak pemasangan pengaku vertikal pada
profil dan dihitung sesuai dengan ketentuan pada RSNI T-03-2005.

2.5. Kapasitas Baut dan Pelat Sambungan


Sambungan baut pada jembatan menggunakan tipe High Strength Friction Grip Grade 8.8/TF. Kapasitas
baut terdiri dari kapasitas friksi dan kapasitas geser. Sedangkan kapasitas pelat sambung ialah berdasarkan
kapasitas tumpu terhadap baut, kapasitas leleh pelat, dan kapasitas putus pelat dan dihitung sesuai dengan
ketentuan pada RSNI T-03-2005.

2.6. Pembebanan Jembatan


Pembebanan jembatan dibagi menjadi dua fase, yaitu fase konstruksi dan fase layan. Beban pada fase
konstruksi antara lain seperti beban peralatan, beban pekerja, dan counterweight. Beban pada fase layan
terdiri dari beban mati berupa berat sendiri struktur dan beban hidup untuk jembatan. Beban hidup untuk
jembatan terdiri dari beban terbagi rata, beban garis terpusat, dan beban truk. Dalam fase layan juga
dilakukan perhitungan terhadap beban gempa sesuai dengan ketentuan pada SNI 1725:2016.

2.7. Metode Kantilever Satu Arah


Dalam metode kantilever satu arah perlu diperhatikan kestabilan struktur terhadap guling. Perlu dilakukan
rekayasa agar momen penahan lebih besar paling sedikit 1,25 kali dari momen pengguling. Momen
pengguling merupakan konstribusi dari berat jembatan utama pada fase konstruksi (kantilever), berat
pekerja pada jembatan utama, berat peralatan pada jembatan utama. Sedangkan momen penahan
merupakan kontribusi dari berat jembatan penyeimbang, counterweight, dan kapasitas angkur yang
terpasang di bagian belakang jembatan penyeimbang.
147
2.8. Keadaan Batas Layan: Defleksi
Perhitungan defleksi perlu dilakukan pada ujung kantilever pada fase konstruksi untuk mengetahui berapa
peninggian yang diperlukan sehingga jembatan mampu mencapai tinggi elevasi sesuai dengan rencana
desain.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Dilakukan preliminary ukuran profil jembatan terkait komponen-komponen jembatan. Untuk fase
konstruksi dilakukan pemilihan jenis dan penentuan dimensi dari counterweight, pengecekan kapasitas
pondasi, dan elemen-elemen jembatan utama dan jembatan penyeimbang terhadap beban-beban pada
fase konstruksi. Sedangkan untuk fase layan juga dilakukan perhitungan kapasitas pondasi dan elemen-
elemen jembatan utama terhadap beban-beban pada fase layan mengacu pada SNI 1725:2016.
Pengecekan elemen-elemen struktur ialah secara keadaan batas ultimit dan keadaan batas layan. Berikut
ialah diagram alir penelitian yang dilakukan (Gambar 2).

Gambar 2. Diagram Alir Penelitian

4. HASIL DAN ANALISIS


4.1 Perencanaan Counterweight
Counterweight akan menggunakan material pasir dengan berat jenis sebesar 1,50 t/m3. Counterweight
memiliki dimensi luas 8,80 m x 10,00 m dengan tinggi yang divariasi antara 2 m dan 3 m dan
ditempatkan pada dua segmen paling belakang jembatan penyeimbang. Selain penempatan
counterweight, juga dipasang angkur pada ujung belakang jembatan penyeimbang untuk meningkatkan
nilai momen penahan. Direncanakan 5 opsi dalam merekayasa momen penahan untuk mengatasi momen
pengguling. Momen pengguling diperoleh dari seluruh beban fase konstruksi yaitu: berat sendiri
jembatan utama, lifting frame, lantai kerja, peralatan, dan pekerja. Perbandingan skema setiap opsi

148
beserta safety factor yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Momen Penahan terhadap Momen Pengguling

Tinggi Momen Momen


Sistem Angkur
Opsi Counterweight Pengguling Penahan Safety Factor
(m) (kN.m) (kN.m)
1 0 Ada 42010 56748 1,35
2a 2 Ada 42010 116148 2,76
2b 3 Ada 42010 145848 3,47
3a 2 Tidak ada 42010 69300 1,65
3b 3 Tidak ada 42010 99000 2,36
4.2 Pemeriksaan Kapasitas Pondasi
Terdapat dua jenis pondasi yang digunakan, yaitu tiang pancang pipa baja dan spun piles. Kapasitas
tekan satu tiang pancang ditentukan dari daya dukung tanah, yaitu 75 ton. Pemeriksaan yang dilakukan
adalah pada abutment jembatan utama dan titik-titik poer dimana jembatan penyeimbang bertumpu
seperti dapat dilihat pada Gambar 2.Opsi counterweight yang digunakan sebagai acuan perhitungan
pondasi adalah opsi 3b. Hal ini dikarenakan opsi 3b menghasilkan beban terbesar pada sistem pondasi.
Setiap titik poer yang ditinjau memeliki konfigurasi tiang yang berbeda dan ditinjau terhadap 3 fase,
yaitu:
 Fase 1: fase pra konstruksi dimana jembatan penyeimbang selesai didirikan dan dibebani
dengan counterweight.
 Fase 2: fase kontruksi paling menentukan yaitu saat jembatan utama membentang sepanjang
60 m secara kantilever dan tersambung dengan jembatan penyeimbang.
 Fase 3: fase pasca konstruksi dimana jembatan utama telah bertumpu pada kedua abutment
dan jembatan penyeimbang masih berada di tempatnya.

Beban yang harus ditanggung dan kapasitas poer pada setiap titik yang ditinjau dapat dilihat pada
Tabel 2.

Gambar 2. Penamaan Titik Poer

Tabel 2. Perbandingan Beban dan Kapasitas Setiap Titik Poer

Fase Titik JumahTiang Kapasitas Reaksi Safety Factor


(ton) (ton)
1 A 4 300 154,03 1,95
D 10 300 258,11 1,16
E 10 750 484,30 1,55
B 25 1875 622,49 3,00
2 A 4 300 276,92 1,08
D 10 300 49,50 6,04
E 10 750 463,38 1,61
B 25 1875 944,81 1,98
3 A 4 300 157,41 1,90
D 10 300 251,39 1,19
E 10 750 478,41 1,56
B 25 1875 700,59 2,67

149
Tabel 3. Perbandingan Beban dan Kapasitas Setiap Titik Poer (Lanjutan)

Fase Titik JumahTiang Kapasitas Reaksi Safety Factor


(ton) (ton)
3 C 25 1875 666,26 2,81

4.3 Perencanaan Sistem Angkur


Sistem angkur menggunakan double kanal C berukuran 200 x 80 x 7,5 x 11 untuk menahan cross girder
pada ujung akhir jembatan penyeimbang. Pada setiap sistem angkur terdapat 4 tulangan berdiameter 19
mm untuk menahan pelat bearing pada bagian bawah poer tempat angkur dipasang. Tampak depan, atas,
dan bawah dari poer v-shell tempat angkur dipasang dapat dilihat pada Gambar 3 , Gambar 4.,
Gambar 5.

Gambar 3. Tampak Depan Sistem Angkur pada V-Shell

Gambar 4. Tampak Atas Sistem Angkur pada V-Shell

Gambar 5. Tampak Bawah Sistem Angkur pada V-Shell

Desain sistem angkur dilakukan secara capacity design terhadap kapasitas tarik 4 tiang pancang. Jumlah
angkur yang terpasang telah didesain secara capacity design dengan rasio jumlah pemasangan terhadap
yang dibutuhan sebesar 2,09. Double kanal C menerima beban terpusat dari 4 tulangan yang terpasang.
Double kanal C juga didesain secara capacity design terhadap kapasitas tarik tulangan. Double kanal C
memiliki nilai Mu/⌀Mn sebesar 0,38 dan nilai Vu/⌀Vn sebesar 0,92 sehingga menghasilkan interaksi geser
dan lentur sebesar 0,96.

4.4 Defleksi
Pemeriksaan defleksi dalam metode kantilever secara satu arah sangat penting. Hal ini dikarenakan nilai
defleksi diperlukan agar dapat dilakukan peninggian sesuai dengan defleksi yang terjadi pada ujung
kantilever. Nilai defleksi yang terjadi pada jembatan penyeimbang dan jembatan utama saat fase
konstruksi dapat dilihat pada Gambar 6.

150
Gambar 6. Nilai Defleksi pada Fase Konstruksi

Mengacu pada nilai defleksi pada ujung kantilever 60 m sebesar 399,813 mm, akan dilakukan peninggian
sebesar 1,5 kali defleksi estimasi yang terjadi yaitu sebesar 600 mm pada titik awal ereksi(Gambar 7).

Gambar 7. Sketsa Peninggian Jembatan Utama

4.5 Pemeriksaan Kapasitas Elemen-Elemen Jembatan


Pemeriksaan kapasitas elemen jembatan akan dilakukan terhadap beban fase konstruksi dan fase layan.
Beban pada fase konstruksi menggunakan faktor beban mati sebesar 1,4. Sedangkan untuk beban fase
layan menggunakan kombinasi beban Kuat 1 pada SNI 1725:2016 dikarenakan beban angin tidak
memberikan pengaruh signifikan pada jembatan rangka baja. Inner Stringer dan Outer Stringer
tertumpu sederhana pada cross girder. Sedangkan cross girder tertumpu pada 4 perletakan pada fase
konstruksi dan tertumpu sederhana pada pelat buhul yang tersambung dengan rangka baja pada fase
layan. Kapasitas elemen terlentur selama fase konstruksi dihitung sebagai profil non-komposit,
sedangkan saat fase layan dihitung sebagai profil komposit dengan tebal plat beton setebal 220mm.
Perhitungan kapasitas penampang dilakukan sesuai dengan ketentuan pada RSNI-T-03-2005.

Tabel 4. Perbandingan Kapasitas Elemen Terlentur terhadap Beban Fase Konstruksi


Elemen Kondisi Vu (kN) ⌀Vn (kN) Vu/⌀Vn Mu ⌀Mn Mu/⌀Mn
(kNm) (kNm)
Inner Non-
172,46 628,30 0,27 215,57 244,94 0,88
Stringer Komposit
Outer Non-
86,58 363,92 0,24 108,23 112,23 0,96
Stringer Komposit
Cross Non-
398,03 1747,42 0,33 522,59 2107,06 0,19
Girder Komposit

Tabel 5. Perbandingan Kapasitas Elemen Terlentur terhadap Beban Fase Layan

Elemen Kondisi Vu (kN) ⌀Vn (kN) Vu/⌀Vn Mu (kNm) ⌀Mn Mu/⌀Mn


(kNm)
Inner
Komposit 503,05 628,30 0,80 350,09 443,25 0,79
Stringer
Outer
Komposit 246,88 363,92 0,67 262,31 271,95 0,96
Stringer
Cross
Komposit 1020,86 1572,67 0,65 2873,09 3880,31 0,74
Girder

Hubungan antara elemen truss menggunakan pelat penyambung yang terdiri dari gusset plate, flange
splices, dan web splices seperti dapat dilihat pada Gambar 8. Setiap elemen elemen truss akan

151
disambung dengan cara dibaut pada gusset plate. Antar elemen truss juga disambung pada bagian flange
dengan flange splices dan pada bagian web dengan web splices. Baut yang digunakan untuk sambungan
ialah tipe High Strength Friction Grip grade 8.8. Kapasitas baut ialah akumulasi kapasitas friksi dan
kapasitas geser dari baut. Kapasitas sambungan juga ditentukan kapasitas tumpu pelat penyambung.
Kapasitas pelat penyambung juga ditinjau terhadap kapasitas leleh luasan gross dan kapasitas putus
luasan netto dari pelat penyambung.

Fase Konstruksi Fase Layan


Item Member Dimensi Profil L ØNn tekan ØNn tarik Nu Kondisi Nu / f Nn Nu Kondisi Nu / f Nn
(m) (kN) (kN) (kN) (kN)
BC1 WB 400x330x10x18 5 3615.78 3430.539 -3236.66 TEKAN 0.90 1026.21 TARIK 0.25
BC2 WB 400x330x10x18 5 3615.78 3430.539 -2628.48 TEKAN 0.73 3039.36 TARIK 0.74
BC3 WB 400x380x15x18 5 4699.56 4627.854 -2147.75 TEKAN 0.46 4692.42 TARIK 0.89
BC4 WB 400x410x20x20 5 5945.66 5913.81 -1718.92 TEKAN 0.29 5971.76 TARIK 0.90
BC5 WB 400x430x25x20 5 `
6574.77 6191.64 -1325.42 TEKAN 0.20 6825.13 TARIK 0.91
Bottom Chord

BC6 WB 400x430x25x25 5 7698.17 6912.675 -977.594 TEKAN 0.13 7234.96 TARIK 0.85
BC7 WB 400x430x25x25 5 7698.17 6912.675 -679.328 TEKAN 0.09 7234.96 TARIK 0.85
BC8 WB 400x430x25x20 5 6574.77 6191.64 -436.281 TEKAN 0.07 6825.13 TARIK 0.91
BC9 `Gambar 8. Penempatan
WB 400x410x20x20 5 Gusset5913.81
5878.94 Plate, Flange
-248.099 Splices,
TEKAN Web 0.04 Splices
5971.76 TARIK 0.90
BC10 WB 400x380x15x18 5 4648.48 4627.854 -112.452 TEKAN 0.02 4692.46 TARIK 0.89
BC11 WB 400x330x10x18 5 3579.09 3430.539 -28.312 TEKAN 0.01 3039.36 TARIK 0.74
Elemen rangka baja didesain terhadap fase konstruksi dan fase layan. Kedua kondisi ini menghasilkan
BC12 WB 400x330x10x18 5 3579.09 3430.539 5.7515 TARIK 0.00 1026.21 TARIK 0.25
gaya dalam dengan kondisi yang berbeda
TC1 WB 400x400x12x18 5
(tekan/tarik).
4718.21
KapasitasTARIK
4504.815 3515.92
chord beserta
0.78
gaya dalam ultimit
-2566.8 TEKAN 0.54
pada
masing-masingTC2 faseWBdapat dilihat
400x400x12x18 pada
5 Tabel
4718.21 6 dan Tabel 7.
4504.815 2902.81 Link set
TARIK yang
0.64 menghubungkan
-4670.2 TEKAN jembatan
0.99
utama dengan TC3 jembatan penyeimbang
WB 400x470x15x20 5 pada
6408.32fase5530.14
konstruksi
2344.48akan menggunakan
TARIK 0.42 elemen
-6308.2 TEKANtruss0.98dengan
dimensi terbesar TC4yaitu
WB 400x460x15x25
profil WF 4005 x 490 7484.52
x 20 6251.175
x 25. 1842.15 TARIK 0.29 -7480.5 TEKAN 1.00
Top Chord

TC5 WB 400x490x20x25 5 8430.36 7326.1125 1397.87 TARIK 0.19 -8184.2 TEKAN 0.97
TC6 WB 400x490x20x25 5 8430.36 7326.1125 1013.51 TARIK 0.14 -8419 TEKAN 1.00
Tabel 6. Perbandingan Kapasitas
TC7 WB 400x490x20x25 5 Elemen
8430.36 Chord terhadap
7326.1125 700.832 Gaya
TARIKDalam 0.10pada Jembatan
-8184.2 TEKAN Utama
0.97
TC8 WB 400x460x15x25 5 7484.52 6251.175 448.075 TARIK 0.07 -7480.5 TEKAN 1.00
TC9 WB 400x470x15x20 5 6408.32 5530.14 253.364 FaseTARIK
Konstruksi 0.05 -6308.2 Fase Layan 0.98
TEKAN
Item Member Dimensi Profil
TC10 WB 400x400x12x18 5L ØNn tekan ØNn
4718.21 tarik 114.658
4504.815 Nu Kondisi
TARIK / f Nn -4670.2
Nu0.03 Nu Kondisi / f Nn
TEKAN Nu0.99
TC11 WB 400x400x12x18 (m)
5 4718.21
(kN) 4504.815
(kN) 30.7267
(kN) TARIK 0.01 (kN)
-2566.8 TEKAN 0.54
D1
BC1 WBWB400x410x20x20
400x330x10x18 7.01
5 4884.90
3615.78 6059.34 -960.375
3430.539 -3236.66 TEKAN 0.20
0.90 -3614
1026.21 TEKAN
TARIK 0.74
0.25
D2
BC2 WBWB400x380x15x18
400x330x10x18 7.01
5 3768.98
3615.78 5282.739 929.85
3430.539 -2628.48 TARIK
TEKAN 0.18
0.73 3586.06
3039.36 TARIK 0.75
0.74
D3
BC3 WBWB400x380x15x18
400x380x15x18 7.01
5 3768.98
4699.56 5282.739
4627.854 -876.958
-2147.75 TEKAN 0.23
0.46 -3026.2 TEKAN
4692.42 TARIK 0.80
0.89
D4
BC4 WBWB400x330x10x18
400x410x20x20 7.01
5 2760.31
5945.66 4085.424 851.585 TEKAN
5913.81 -1718.92 TARIK 0.21
0.29 2996.75
5971.76 TARIK 0.84
0.90
D5
BC5 WBWB400x380x15x118
400x430x25x20 7.01
5 3768.98
6574.77 5282.739
6191.64 -799.819
-1325.42 TEKAN 0.21
0.20 -2456.4 TEKAN
6825.13 TARIK 0.65
0.91
Diagonal Member Bottom Chord

D6
BC6 WBWB400x330x8x15
400x430x25x25 7.01
5 2293.95
7698.17 3380.265 773.523 TEKAN
6912.675 -977.594 TARIK 0.23
0.13 2427.72
7234.96 TARIK 0.72
0.85
D7
BC7 WBWB400x330x8x15
400x430x25x25 7.01
5 2293.95
7698.17 3380.265
6912.675 -721.421
-679.328 TEKAN 0.31
0.09 -1905.7 TEKAN
7234.96 TARIK 0.83
0.85
D8
BC8 WBWB400x250x8x10
400x430x25x20 7.01
5 920.86
6574.77 2077.11 694.022 TEKAN
6191.64 -436.281 TARIK 0.33
0.07 1875.45
6825.13 TARIK 0.90
0.91
D9
BC9 WBWB400x330x8x15
400x410x20x20 7.01
5 2293.95
5878.94 3380.265
5913.81 -640.059
-248.099 TEKAN 0.28
0.04 -1371.8 TEKAN
5971.76 TARIK 0.60
0.90
D10 WB
BC10 WB400x250x8x10
400x380x15x18 7.01
5 920.86
4648.48 2077.11 -112.452
4627.854 611.94 TARIK
TEKAN 0.29
0.02 1340.96
4692.46 TARIK 0.65
0.89
D11 WB
BC11 WB400x250x8x10
400x330x10x18 7.01
5 920.86
3579.09 2368.17 -556.063
3430.539 -28.312 TEKAN 0.60
0.01 -856.91 TEKAN
3039.36 TARIK 0.93
0.74
D12 WB
BC12 WB400x250x8x10
400x330x10x18 7.01
5 920.86
3579.09 2368.17 527.606
3430.539 5.7515 TARIK 0.22
0.00 825.73 TARIK
1026.21 0.40
0.25
D13
TC1 WB 400x250x8x10
400x400x12x18 7.01
5 920.86
4718.21 2368.17 -449.766
4504.815 3515.92 TEKAN
TARIK 0.49
0.78 825.73 TEKAN
-2566.8 TARIK 0.40
0.54
D14
TC2 WB 400x250x8x10
400x400x12x18 7.01
5 920.86
4718.21 2368.17 421.309
4504.815 2902.81 TARIK 0.18
0.64 -856.91
-4670.2 TEKAN 0.93
0.99
D15
TC3 WB 400x250x8x10
400x470x15x20 7.01
5 920.86
6408.32 2077.11
5530.14 -365.432
2344.48 TEKAN
TARIK 0.40
0.42 1340.96 TARIK
-6308.2 TEKAN 0.65
0.98
D16
TC4 WB 400x330x8x15
400x460x15x25 7.01
5 2293.95
7484.52 3380.265
6251.175 337.313
1842.15 TARIK 0.10
0.29 -1371.8
-7480.5 TEKAN 0.60
1.00
Top Chord

D17
TC5 WB 400x250x8x10
400x490x20x25 7.01
5 920.86
8430.36 2077.11 1397.87
7326.1125 -283.35 TEKAN
TARIK 0.31
0.19 1875.45 TARIK
-8184.2 TEKAN 0.90
0.97
D18
TC6 WB 400x330x8x15
400x490x20x25 7.01
5 2293.95
8430.36 3380.265 1013.51
7326.1125 255.95 TARIK 0.08
0.14 -1905.7
-8419 TEKAN 0.83
1.00
D19
TC7 WB 400x330x8x15
400x490x20x25 7.01
5 2293.95
8430.36 3380.265 -203.849
7326.1125 700.832 TEKAN
TARIK 0.09
0.10 2427.72 TARIK
-8184.2 TEKAN 0.72
0.97
D20
TC8 WB 400x380x15x118
400x460x15x25 7.01
5 3768.98
7484.52 5282.739
6251.175 177.553
448.075 TARIK 0.03
0.07 -2456.4
-7480.5 TEKAN 0.65
1.00
D21
TC9 WB 400x330x10x18
400x470x15x20 7.01
5 2760.31
6408.32 4085.424
5530.14 -125.786
253.364 TEKAN
TARIK 0.05 2996.75 TARIK
-6308.2 TEKAN 0.84
0.98
D22 WB 400x380x15x18
TC10 400x400x12x18 7.01
5 3768.98
4718.21 4758.831
4504.815 100.414
114.658 TARIK 0.02
0.03 -3026.2
-4670.2 TEKAN 0.80
0.99
D23 WB 400x380x15x18
TC11 400x400x12x18 7.01
5 3768.98
4718.21 4758.831
4504.815 -47.5218
30.7267 TEKAN
TARIK 0.01 3586.06 TARIK
-2566.8 TEKAN 0.75
0.54
D24
D1 WB
WB 400x410x20x20
400x410x20x20 7.01 4884.90
4884.90 5913.81 27.9096 TEKAN
6059.34 -960.375 TARIK 0.00
0.20 -3614
-3614 TEKAN
TEKAN 0.74
0.74
Link Set
D2 WB 400x490x20x25 5
400x380x15x18 7.01 8430.36
3768.98 8053.7625
5282.739 4186.12
929.85 TARIK 0.52
0.18 -
3586.06 -
TARIK -
0.75
D3 WB 400x380x15x18 7.01 3768.98 5282.739 -876.958 TEKAN 0.23 -3026.2 TEKAN 0.80
D4 WB 400x330x10x18 7.01 2760.31 4085.424 851.585 TARIK 0.21 2996.75 TARIK 0.84
D5 WB 400x380x15x118 7.01 3768.98 5282.739 -799.819 TEKAN 0.21 -2456.4 TEKAN 0.65
D6 WB 400x330x8x15 7.01 2293.95 3380.265 773.523 TARIK 0.23 2427.72 TARIK 0.72
D7 WB 400x330x8x15 7.01 2293.95 3380.265 -721.421 TEKAN 0.31 -1905.7 TEKAN 0.83
D8 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2077.11 694.022 TARIK 0.33 1875.45 TARIK 0.90
D9 WB 400x330x8x15 7.01 2293.95 3380.265 -640.059 TEKAN 0.28 -1371.8 TEKAN 0.60 152
D10 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2077.11 611.94 TARIK 0.29 1340.96 TARIK 0.65
al Member

D11 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2368.17 -556.063 TEKAN 0.60 -856.91 TEKAN 0.93
D12 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2368.17 527.606 TARIK 0.22 825.73 TARIK 0.40
D13 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2368.17 -449.766 TEKAN 0.49 825.73 TARIK 0.40
Tabel 7. Perbandingan Kapasitas Elemen Chord terhadap Gaya Dalam pada Jembatan Utama
(Lanjutan)
Fase Konstruksi Fase Layan
Item Member Dimensi Profil L ØNn tekan ØNn tarik Nu Kondisi Nu / f Nn Nu Kondisi Nu / f Nn
(m) (kN) (kN) (kN) (kN)
BC1 WB 400x330x10x18 5 3615.78 3430.539 -3236.66 TEKAN 0.90 1026.21 TARIK 0.25
BC2 WB 400x330x10x18 5 3615.78 3430.539 -2628.48 TEKAN 0.73 3039.36 TARIK 0.74
BC3 WB 400x380x15x18 5 4699.56 4627.854 -2147.75 TEKAN 0.46 4692.42 TARIK 0.89
BC4 WB 400x410x20x20 5 5945.66 5913.81 -1718.92 TEKAN 0.29 5971.76 TARIK 0.90
BC5 WB 400x430x25x20 5 6574.77 6191.64 -1325.42 TEKAN 0.20 6825.13 TARIK 0.91
Bottom Chord

BC6 WB 400x430x25x25 5 7698.17 6912.675 -977.594 TEKAN 0.13 7234.96 TARIK 0.85
BC7 WB 400x430x25x25 5 7698.17 6912.675 -679.328 TEKAN 0.09 7234.96 TARIK 0.85
BC8 WB 400x430x25x20 5 6574.77 6191.64 -436.281 TEKAN 0.07 6825.13 TARIK 0.91
BC9 WB 400x410x20x20 5 5878.94 5913.81 -248.099 TEKAN 0.04 5971.76 TARIK 0.90
BC10 WB 400x380x15x18 5 4648.48 4627.854 -112.452 TEKAN 0.02 4692.46 TARIK 0.89
BC11 WB 400x330x10x18 5 3579.09 3430.539 -28.312 TEKAN 0.01 3039.36 TARIK 0.74
BC12 WB 400x330x10x18 5 3579.09 3430.539 5.7515 TARIK 0.00 1026.21 TARIK 0.25
TC1 WB 400x400x12x18 5 4718.21 4504.815 3515.92 TARIK 0.78 -2566.8 TEKAN 0.54
TC2 WB 400x400x12x18 5 4718.21 4504.815 2902.81 TARIK 0.64 -4670.2 TEKAN 0.99
TC3 WB 400x470x15x20 5 6408.32 5530.14 2344.48 TARIK 0.42 -6308.2 TEKAN 0.98
TC4 WB 400x460x15x25 5 7484.52 6251.175 1842.15 TARIK 0.29 -7480.5 TEKAN 1.00
Top Chord

TC5 WB 400x490x20x25 5 8430.36 7326.1125 1397.87 TARIK 0.19 -8184.2 TEKAN 0.97
TC6 WB 400x490x20x25 5 8430.36 7326.1125 1013.51 TARIK 0.14 -8419 TEKAN 1.00
TC7 WB 400x490x20x25 5 8430.36 7326.1125 700.832 TARIK 0.10 -8184.2 TEKAN 0.97
TC8 WB 400x460x15x25 5 7484.52 6251.175 448.075 TARIK 0.07 -7480.5 TEKAN 1.00
TC9 WB 400x470x15x20 5 6408.32 5530.14 253.364 TARIK 0.05 -6308.2 TEKAN 0.98
TC10 WB 400x400x12x18 5 4718.21 4504.815 114.658 TARIK 0.03 -4670.2 TEKAN 0.99
TC11 WB 400x400x12x18 5 4718.21 4504.815 30.7267 TARIK 0.01 -2566.8 TEKAN 0.54
D1 WB 400x410x20x20 7.01 4884.90 6059.34 -960.375 TEKAN 0.20 -3614 TEKAN 0.74
D2 WB 400x380x15x18 7.01 3768.98 5282.739 929.85 TARIK 0.18 3586.06 TARIK 0.75
5. KESIMPULAN D3 WB 400x380x15x18 7.01 3768.98 5282.739 -876.958 TEKAN 0.23 -3026.2 TEKAN 0.80
1. Metode kantilever
D4 WBsatu arah dapat
400x330x10x18 dilakukan
7.01 2760.31 dengan
4085.424 851.585 merekayasa
TARIK 0.21 momen penahan
2996.75 TARIK 0.84 agar nilainya
D5 WB 400x380x15x118 7.01 3768.98 5282.739 -799.819 TEKAN 0.21 -2456.4 TEKAN 0.65
lebih besar dari momen
D6 WB 400x330x8x15
pengguling.
7.01 2293.95
Momen penahan
3380.265 773.523
diperoleh
TARIK 0.23
dari kontribusi
2427.72 TARIK 0.72
angkur dan
counterweightD7dengan dimensi7.01102293.95
WB 400x330x8x15 m, x 8,8 m -721.421
3380.265 x 2 mTEKAN dengan0.31 angka
-1905.7 keamanan
TEKAN 0.83 sebesar 2,76.
CounterweightD8 diletakkan
WB 400x250x8x10
dua 920.86
pada7.01 segmen2077.11
paling694.022 TARIK
belakang 0.33
dari 1875.45 TARIK
jembatan 0.90
penyeimbang.
D9 WB 400x330x8x15 7.01 2293.95 3380.265 -640.059 TEKAN 0.28 -1371.8 TEKAN 0.60
2. Semua pondasi D10 tiang pancang memiliki
WB 400x250x8x10 7.01 920.86 kapasitas
2077.11 yang cukup
611.94 TARIK dengan
0.29 angka
1340.96 TARIKkeamanan
0.65 minimum
Diagonal Member

sebesar 1,16. D11 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2368.17 -556.063 TEKAN 0.60 -856.91 TEKAN 0.93
3. Sistem angkurD12 WB 400x250x8x10
menggunakan
D13 WB 400x250x8x10
buah920.86
87.01
7.01 920.86
2368.17 527.606
channel 200 x 80 xTARIK
2368.17 -449.766 TEKAN
7,5 x 0.22 825.73 TARIK
11 dengan
0.49
0.40
4 tulangan
825.73 TARIK 0.40
diameter 19
mm pada masing-masing
D14 WB 400x250x8x10 channel untuk
7.01 920.86 menahan
2368.17 421.309 cross
TARIKgirder
0.18 paling belakang
-856.91 TEKAN 0.93 dari jembatan
D15 WB 400x250x8x10 7.01 920.86 2077.11 -365.432 TEKAN 0.40
penyeimbang dengan angka keamanan 2,09. Interaksi geser dan lentur beban terhadap kapasitas 1340.96 TARIK 0.65
D16 WB 400x330x8x15 7.01 2293.95 3380.265 337.313 TARIK 0.10 -1371.8 TEKAN 0.60
profil channelD17200WBx400x250x8x10
80 x 7,5 x7.01 11 adalah
920.86 sebesar 0,96. TEKAN 0.31 1875.45 TARIK 0.90
2077.11 -283.35
4. Defleksi yangD18terjadi pada ujung
WB 400x330x8x15 7.01 sistem
2293.95 kantilever
3380.265 255.95saat TARIK
fase konstruksi
0.08 -1905.7ialah
TEKANsebesar
0.83 399,81 mm
sehingga perluD19 WB 400x330x8x15
dilakukan 7.01 2293.95
peninggian
D20 WB 400x380x15x118 7.01 3768.98
pada 3380.265 -203.849 TEKAN
pangkal jembatan
5282.739 177.553 TARIK
0.09
sebesar
0.03
2427.72 TARIK
600 mm.
-2456.4 TEKAN
0.72
0.65
5. Link set yang D21
berfungi sebagai batang
WB 400x330x10x18 7.01 2760.31penghubung antaraTEKAN
4085.424 -125.786 jembatan
0.05 penyeimbang
2996.75 TARIK dengan
0.84 jembatan
D22 WB
utama akan profil WF 400x380x15x18
400 x 490 7.01 x 3768.98
20 x 25. 4758.831 100.414 TARIK 0.02 -3026.2 TEKAN 0.80
D23 WB 400x380x15x18 7.01 3768.98 4758.831 -47.5218 TEKAN 0.01 3586.06 TARIK 0.75
6. Seluruh kapasitas
D24 WB elemen jembatan
400x410x20x20 telah didesain
7.01 4884.90 untuk TARIK
5913.81 27.9096 mampu0.00 menahan
-3614 gaya
TEKAN dalam
0.74 yang terjadi
akibat beban padaWBsaat
Link Set fase konstruksi
400x490x20x25 5 8430.36maupun
8053.7625 fase
4186.12akhir
TARIKdengan
0.52 rasio- beban - terhadap
- kapasitas
maksimal sebesar 0,99.

6. DAFTAR REFERENSI
Badan Standardisasi Nasional. (2016). Pembebanan untuk Jembatan, SNI 1725-2016. Badan
Stadardisasi Nasional, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2005). Perencanaan Struktur Baja untuk Jembatan, RSNI T-03-2005.
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

153

Anda mungkin juga menyukai