Anda di halaman 1dari 3

Nama:Davin Tjung& Daniel william

KESETARAAN GENDER

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan, pertahanan dan keamanan nasional serta kesamaan dalam menikmati
hasil pembangunan. Undang undang tentang gender diatur dalam undang-undang
No. 7 tahun 1984 (UU No. 7/1984) yang isinya, tentang ratifikasi konvensi PBB
tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap Perempuan (disingkat
sebagai Konvensi Wanita). Dengan demikian terjadi perbedaan penghargaan
terhadap pria dan wanita, bukan karena jenis kelaminnya tetapi karena perbedaan
pada prestasi. Pemerintah Indonesia telah menandatangani dokumen kesepakatan
global tentang Sustainable Development Goals (SDG) atau istilah resmi
pemerintah adalah Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) , yang terdiri dari
17 Tujuan (Goal) dan 169 sasaran (target). Dalam TPB tersebut terdapat satu
tujuan, untuk Mencapai Kesetaraan Gender serta Memberdayakan semua
Perempuan dan Anak Perempuan. Tujuan 5 SDG tentang Mencapai kesetaraan
gender serta memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan, memiliki 5
target yaitu :

- Mengakhiri segala bentuk diskriminasi

- Menghapuskan segala bentuk kekerasan

- Menghapuskan semua praktek-praktek yang membahayakan

- Menyadari dan menghargai pelayanan dan pekerjaan

- Memastikan bahwa semua perempuan dapat berpartisipasi penuh dalam


kehidupan berpolitik, sosial dan ekonomi.
Pihak pihak yang terkait dengan tema dan kajian adalah kementrian / lembaga
daerah, pemerintah daerah dan masyarakat.

Contoh kasus yang kami kaji adalah tentang perempuan berusia 25 tahun yang
sudah berusaha mengajukan pemindahan divisi kerja karena penyakit
endometriosisnya yang kambuh. Tapi apa daya, perusahaan justru mengancam
akan menghentikannya dari pekerjaan. Elitha terdesak dan tidak punya pilihan lain
selain terus bekerja. Akhirnya, dia pun mengalami pendarahan akibat
pekerjaannya yang berlebihan. Elitha terpaksa melakukan operasi kuret pada
bulan Februari lalu, yang berarti jaringan dari dalam rahimnya diangkat. Elitha
hanya satu dari banyak buruh perempuan yang hak-haknya terabaikan oleh Aice.
Sarinah, Juru Bicara Federasi Serikat Buruh Demokratik Kerakyatan (F-SEDAR),
yang mewakili serikat buruh Aice, menyatakan bahwa sejak tahun 2019 hingga
saat ini sudah terdapat 15 kasus keguguran dan enam kasus bayi yang dilahirkan
dalam kondisi tak bernyawa dialami oleh buruh perempuan Aice. Pihak Aice telah
membantah tuduhan tersebut. Perwakilan Aice, Simon Audry Halomoan Siagian,
menyatakan bahwa pihaknya sudah melarang perempuan yang sedang hamil
untuk bekerja di shift malam. Namun terlepas dari penjelasan yang diberikan,
Aice tetap mendapat kecaman dari berbagai pihak dan bahkan menghadapi aksi
boikot. Tapi perjuangan untuk meperjuangkan hak-hak buruh perempuan
tampaknya masih jauh karena masih banyak perusahaan yang menelantarkan hak-
hak buruh-buruh perempuan mereka demi mengejar efisiensi dan efektivitas
produksi perusahaan. Para pengamat buruh dan gender berargumen praktik
penindasan hak buruh perempuan merupakan akibat dari pelanggengan budaya
patriarki di sektor ketenagakerjaan di Indonesia.pada kasus ini pihak yang terlibat
adalah Elitha Tri Novianty (Korban), PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice.
Kejadian ini terjadi pada tahun 2019 di PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice.
Kejadian ini terjadi Karena korban susah dalam mengambil cuti dan banyak
bersyaratan dalam mengambil cuti dan bila tidak masuk tanpa keterangan akan
dipotong gaji. Kasus ini diselesaikan dengan bernegosiasi dari pihak korban dan
pihak perusahaan.
Dalam menghadapi kasus ini seharusnya, yang pertama dilakukan oleh pihak
perusahaan minta maaf kepada korban dan memberikan penjelasan kepada publik
bila korban masih tidak bisa menerima keadaanya dan cara kekeluargaan tidak
menghasilkan apa apa harus menempuh jalur hukum untuk menghasilkan
penyelesaian yang terbaik.

Bila ada perusahaan ingin membuka lowongan kerja lagi seharusnya, HRD
memeriksa riwayat kesehatan para perkerja agar tidak terjadi lagi kejadian seperti
Elitha lagi. Lalu perusahaan seharusnya mempermudah cuti para pekerja yang
berhubungan dengan kesehatan para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai