Anda di halaman 1dari 21

Nama : Khalda Dewi Luthfiyah

Reg.24 Akuntansi
Nim : 021901096

1. Circular Flow Diagram


Circular flow diagram adalah diagram yang menggambarkan arus kegiatan ekonomi,
misalnya antara rumah tangga produsen dengan rumah tangga konsumen, pemerintah,
pasar barang, pasar faktor produksi ataupun masyarakat luar negeri.

Perilaku ekonomi yang di lakukan di suatu negara dapat di lihat pada cirular flow diagram
dibawah ini :

1. Kegiatan Ekonomi Dua Sektor

Kegiatan ekonmi dua sektor merupakan kegiatan ekonomi yang melibatkan dua
pelaku ekonomi yaitu rumah tangga dan perusahan.

a. Corak Kegiatan Ekonomi Subsistem


Keterangan :
1. Sektor Rumah Tangga akan memberikan dan mejual faktor kaktor
produksi yang meliputi SDA,SDM,modal dan skill kepada perusahaan.
2. Perusahaan akan memberikan balas jasa atas faktor produksi yang di
berikan oleh sektor rumah tangga seperti sewa,gaji/upah,bunga dan
laba
3. Dari perusahaan mengalir arus barang/jasa yang di butuhkan oleh
rumah tangga . barang/jasa yang di butuhkan rumah tangga tersebut
bisa saja di salurkan ke pedagang lainnya untuk dijual .
4. Kemudian, pendapatan yang dimiliki rumah tangga hasil dari penjualan
akan mengalir ke perusahaan untuk di belanjakan berupa pembelian
barang dan jasa.

b. Corak Perekonomian Modern


Dalam perekonomian modern, setiap pendapatan milik rumah tangga dari
hasil usaha akan tercatat rapi dan ditabung. Pendapatan yang telah disisihkan
akan digunakan untuk investasi kepada perusahaan atau sebagai modal usaha.
Misalnya untuk membeli perlengkapan produksi, perluasan lahan produksi dll.
2. Kegiatan Ekonomi 3 Sektor
Dalam kegiatan ekonomi tiga sektor, pelaku ekonomi bukan hanya rumah
tangga dan perusahaan saja melainkan ada pihak ketiga yaitu pemerintah yang ikut
serta dalam kegiatan ekonomi.

Pada model ini , campur tangan pemerintah dalam perekonomian


akan menimbulkan 3 arus baru dalam kegiatan perekonomian sebagai
berikut :

1) Arus pembayaran pajak dari rumah tangga dan perusahaan kepada


pemerintah.arus pembayaran pajak ini sekaligus merupakan pendapatan
bagi pemerintah.
2) Arus pengeluaran dari pemerintah untuk pemakaian barang-barang/jasa-
jasa kepada produsen
3) Arus pembayaran dari pemerintah atau penggunaan faktor-faktor produksi
kepada konsumen.
3. Kegiatan Ekonomi 4 Sektor
Kegiatan ekonomi empat sektor dikenal dengan kegiatan ekonomi terbuka
yaitu kegiatan ekonomi yang dilakukan bukan hanya di dalam negeri saja tetapi
melibatkan juga pelaku ekonomi dari luar negeri. Meliputi impor oleh perusahaan
berupa bahan mentah dan barang modal dari luar negeri dan Impor oleh konsumen
antara lain berupa barang barang konsumsi yang tidak di hasilkan di dalam negeri
atau yang mutunya lebih baik.
2. Fungsi Konsumsi
Fungsi Konsumsi merupakan suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan
antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan
nasional perekonomian tersebut. Fungsi Konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :

Dimana :
C= Tingat Konsumsi
a = konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0
b = kecenderungan konsumsi marginal
Y = Tingkat pendapatan nasional
Dari rumusan yang dikemukakan di atas, maka dapat di ketahui bahwa besarnya konsumsi
sangat dipengaruhi oleh besarnya pendapatan.namun yang perlu digaris bawahi adalah
perubahan (peningkatan) konsumsi yang disebabkan oleh perubahan (peningkatan)
pendapatan tidak bersifat proposional.
- Faktor – faktor yang mempengaruhi fungi konsumsi di antaranya :
1. Perekonomian
2. Suku Bunga
3. Kekayaan yang di miliki
4. Budaya Berhemat
5. Distribusi pendapatan
3. Investasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: investasi/ invéstasi/ merupakan penanaman
uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan. Secara umum investasi dapat diartikan sebagai meluangkan/
memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan/ manfaat pada masa datang.
Tujuan dari investasi ini adalah untuk mendapatkan sebuah pendapatan tetap,
menjamin tersedianya bahan baku, menjaga hubungan antar perusahaan, untuk
mendapatkan pasar dari produk yang dihasilkan, dan lain-lain.
- Jenis-jenis investasi ini ada 4, yaitu:
1. Jenis Investasi Berdasarkan asetnya:
1) Real asset, investasi yang berwujud, seperti property.
2) Financial assest, merupakan dokumen klaim tidak langsung dari
pemegangnya terhadap sebuah aktivitas riil pihak yang menerbitkan
sekuritas tersebut.
2. Jenis Investasi Berdasarkan pengaruhnya:
1) Investasi autonomus, investasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan.
2) Investasi included, investasi yang dipengaruhi oleh kenaikan permintaan
barang atau jasa.
3. Jenis Investasi Berdasarkan sumber pembiayaannya:
1) Bersumber dari modal asing.
2) Bersumber dari modal dalam negeri.
4. Jenis Investasi Berdasarkan bentuknya:
1) Investasi portopolio, dilakukan melalui pasar modal dengan instrument
surat berharga.
2) Investasi langsung, dilakukan dengan membangun, membeli atau
mengakuisisi sebuah perusahaan.
4. Saving
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan
/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu

Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S)
dengan pendapatan (Y). Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat ditentukan
sebagai berikut:

Y=C+S
S = Y – C padahal C = a + bY,

sehingga
S=Y–(a+bY)
S=Y–a–bY
S = -a + (1 – b) Y

Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut.

sedangkan

Syarat mutlak fungsi tabungan yaitu :

- Nilai a = harus negatif

- Nila i-b = harus positif


1. Marginal Prospensity to Save (MPS)
Kecenderungan menabung marginal merupakan perbandingan antara pertambahan
tabungan dengan pertambahan pendapatan disposabel.
MPS= ∆S/∆Yd
Keterangan :
MPS : Marginal Prospensity to saving (kecondongan menabung marginal)
S : pertambahan tabungan
Yd : pertambahan pendapatan
2. Average Prospensity to Save (APS)
Kecondongan menabung rata-rata merupakan perbandingan antara tingkat
tabungan (S) dengan tingkat pendapatan. Hubungan antara pendapatan, dan
tabungan dinyatakan dalam rumus:
Y=C+S
Keterangan
Y : Pendapatan
C : konsumsi
S : Tabungan
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan
nasional.
Pada dasarnya, pertumbuhan ekonomi dilihat dan diukur dengan membandingkan
komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu negara terhadap periode
sebelumnya. Ada dua komponen yang bisa digunakan dalam mengukur pertumbuhan
ekonomi, yaitu:
1. Produk Nasional Bruto  (Gross National Product)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah
pendapatan yang diterima negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam
periode satu tahun, berdasarkan pendapatan yang diterima warga negaranya. Hal
ini berarti pendapatan warga negara Indonesia yang berada di luar negeri juga
dihitung ke dalam GNP, sedangkan pendapatan warga negara asing yang berada di
Indonesia tidak termasuk dalam GNP. Pendapatan yang termasuk ke dalam GNP
juga harus merupakan produk barang jadi yang dilihat dari harga pasar yang berlaku
pada periode yang akan dihitung.
Sedangkan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan
pendekatan PNB atau GNP adalah dengan membandingkan GNP di periode ini
dengan GNP pada periode sebelumnya. Jika misalnya kita ingin mengetahui
persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2016, kita perlu untuk mengetahui
berapa jumlah GNP yang didapat Indonesia di tahun 2016 dan GNP pada tahun
2015. Lalu menghitungnya dengan mengurangi GNP 2016 terhadap GNP 2015, lalu
dibagi GNP 2015 dan dikalikan 100%.
Berikut adalah visualisasi perhitungan pertumbuhan ekonomi berdasarkan GNP
atau PDB suatu negara:
Keterangan:
R : Persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara
GNP : GNP/PNB suatu negara dalam tahun tersebut (yang akan dihitung)
GNPy-1: GNP/PNB suatu negara pada tahun sebelumnya
2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Jika PNB atau GNP dihitung berdasarkan pendapatan suatu negara dari
penghasilan yang didapat oleh warga negaranya dimanapun berada, Produk
Domestik Bruto (PDB) atau  Gross Domestic Product (GDP) dilihat dari pendapatan
negara berdasarkan batas wilayah atau teritorialnya. Jadi semua produksi ekonomi
yang dilakukan dan terjadi dalam suatu negara, baik itu oleh warga negaranya atau
warga negara asing, termasuk ke dalam perhitungan GDP. Dan sebaliknya,
pendapatan atau produksi yang dilakukan oleh warga negara yang berada di luar
negeri tidak termasuk ke dalam hitungan GDP.
Untuk rumus menghitung pertumbuhan ekonomi berdasarkan GDP pun
dasarnya sama dengan menggunakan GNP, dimana dilihat perbandingan antara
GDP di periode tersebut terhadap GDP di periode sebelumnya. Misalnya Anda ingin
mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di tahun 2015, maka Anda perlu
memiliki data GDP di tahun 2015 dan GDP di tahun 2014. Berikut adalah visualisasi
perhitungan pertumbuhan ekonomi berdasarkan GNP atau PDB suatu negara:
Keterangan:
R : Persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara
GDP : GDP/PDB suatu negara dalam tahun tersebut (yang akan dihitung)
GDPy-1: GDP/PDB suatu negara pada tahun sebelumnya
6. Perekonomian Indonesia
Perekonomian Indonesia saat ini di tengah wabah pandemi covid 19 berdasarkan
pertumbuhan year-on-year, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 1
2020 terbesar pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 0,53 persen. Hal ini wajar
mengingat dengan adanya anjuran untuk tidak keluar rumah maka banyak orang
mengakses pekerjaan, hiburan dan pendidikan melalui teknologi informasi. Seiring hal
tersebut, volume penjualan listrik PLN ke rumah tangga meningkat.
Berdasarkan rilis dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang
datang ke Indonesia pada Triwulan I-2020 juga turun drastis hanya sejumlah 2,61 juta
kunjungan, berkurang 34,9 persen bila dibanding tahun lalu. Hal ini sejalan dengan
adanya larangan penerbangan antar negara yang mulai diberlakukan pada pertengahan
Februari lalu. Jumlah penumpang angkutan rel dan udara juga tumbuh negative seiring
dengan diberlakukannya PSBB.
Dari sisi makro ekonomi, dengan adanya stimulus fiskal yang disertai dengan
realokasi anggaran untuk kesehatan, perlindungan sosial dan pemulihan ekonomi
nasional dari sektor keuangan, diharapkan akan dapat meningkatkan perekonomian
secara perlahan di kuartal ketiga. Dengan penciptaan output, nilai tambah, dan
pendapatan dalam perekonomian, stimulus fiskal yang digelontorkan akan menyerap
tambahan tenaga kerja sebesar 15 juta orang atau 11,84 persen dari total tenaga kerja.
Stimulus fiskal ini diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap pertumbuhan
ekonomi Indonesia di tahun 2020 sebesar 3,24 persen.
Penurunan tingkat bunga acuan ini diharapkan akan diikuti dengan penurunan
tingkat bunga pasar sehingga dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Penurunan tarif pajak penghasilan perusahaan yang telah dikeluarkan dalam Perppu
I/2020 perlu diikuti oleh pembenahan dari sisi kepastian hukum investasi, reformasi
birokrasi dan iklim ketenagakerjaan yang sehat. Segala daya upaya perlu dikerahkan
secara bersinergi agar Indonesia dapat bangkit dari dampak pandemi Covid-19 ini.
7. Pengangguran/tenaga kerja
Masalah pengangguran dan ketenagakerjaan sampai saat ini masih menjadi
perhatian utama disetiap negara di dunia khususnya dinegara yang sedang berkembang.
Kedua masalah tersebut merupakan satu kesatuan yang keduanya menciptakan
dualisme permasalahan yang saling bertentangan antar satu dengan yang lainnya.
Dilihat dari sudut pandang positif tenaga kerja merupakan salah satu sumberdaya yang
sangat penting dalam mendorong pertumbuhan dan kemajuan ekonomi suatu negara.
Namun dari sudut pandang yang lain meningkatnya tenaga kerja justru sering kali
menjadi persoalan ekonomi yang sulit untuk diselesaikan oleh pemerintah. Sebagai
akibat dari kurangnya pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan sebagai
dampak dari meningkatnya jumlah penduduk yang ada, sehingga tenaga kerja yang ada
tidak terserap secara penuh, konsekuensinya terciptalah pengangguran.
Dalam hal ini pemanfaatan tenaga kerja secara maksimal wajib dilakukan oleh
pemerintah, jika pemerintah ingin survive dalam pembangunan, jika tidak perlahan tapi
pasti bertambahnya jumlah angkatan kerja yang tidak terserap (pengangguran) akan
menjadi beban dan penghambat dalam dalam perekonomian dan pada akhirnya
menjadi masalah. Selain menjadi beban dan penghambat dalam pertumbuhan
perekonomian suatu negara, pengangguran juga digunakan menjadi salah satu indikator
dari pasar tenaga kerja yang ada. Rendahnya pengangguran sering dianggap menjadi
suatu prestasi dalam suatu negara demikian juga sebaliknya.
- Tenaga kerja dikelompokkan menjadi :
a. Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan jenjang pendidikan
yang tinggi. Misalnya dokter, guru, insinyur dsb.
b. Tenaga Kerja Terlatih adalah tenaga kerja yang memerlukan pelatihan dan
pengalaman. Misalnya sopir, montir dsb.
c. Tenaga Kerja tidak Terdidik dan Terlatih adalah tenaga kerja yang dalam
pekerjaannya tidak memerlukan pendidikan ataupun pelatihan terlebih dahulu.
Misalnya tukag sapu, tukang sampah dsb.
- Permasalahan tenaga kerja dan pengangguran di Indonesia di sebabkan oleh:
a. Daya saing tenaga kerja Indonesia relatif masih rendah .
b. Masih rendahnya peningkatan pasar kerja di bandingkan peningkatan jumlah
tenaga kerja.
c. Masih belum terjalinnya hubungan Industrial antara pemerintah, pekerja dan
perusahaan dengan baik.
d. Pelaksanaan pengawasan dan perlindungan ketenagakerjaan masih sangat
rendah di Indonesia.
- upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang
menyangkut tenaga kerja dan pengangguran di Indonesia dilakukan dengan
beberapa strategi sebagai berikut:
a. Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja untuk memasuki pasar
tenaga kerja
b. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
c. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan pemberdayaan tenaga kerja
d. Penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan memperbaiki iklim
ketenagakerjaan
e. Peningkatan perlindungan tenaga kerja, menciptakan rasa keadilan dalam dunia
usaha dan pengembangan sistim pengawasan tenaga kerja
8. Moneter
Kebijakan moneter adalah seperangkat kebijakan ekonomi yang mengatur ukuran
dan tingkat pertumbuhan pasokan uang dalam suatu perekonomian negara. Ini adalah
tindakan terukur untuk mengatur variabel makroekonomi seperti inflasi dan
pengangguran.
Kebijakan moneter dilaksanakan melalui cara, termasuk penyesuaian suku bunga,
pembelian atau penjualan sekuritas pemerintah, dan mengubah jumlah uang tunai yang
beredar dalam pasar. Bank sentral atau badan negara pengatur yang bertanggung jawab
atas hal ini yang berhak merumuskan kebijakan ini. Untuk di Indonesia sendiri kebijakan
moneter diatur tunggal oleh Bank sentral yaitu Bank Indonesia.
- Tujuan kebijakan moneter antara lain
1. Inflasi
Kebijakan moneter dapat menargetkan tingkat inflasi. Tingkat inflasi yang
rendah dianggap sehat bagi perekonomian sebuah negara. Namun, jika inflasi
sudah sangat tinggi, kebijakan moneter diharapkan dapat mengatasi masalah
ini.
2. Pengangguran
Kebijakan moneter akan mempengaruhi tingkat pengangguran dalam suatu
negara. Sebagai contoh, kebijakan  ekspansif umumnya mengurangi
pengangguran karena pasokan uang yang lebih tinggi merangsang kegiatan
bisnis yang mengarah pada perluasan pasar kerja.
3. Nilai tukar mata uang
Dengan menggunakan otoritas fiskal, bank sentral dapat mengatur nilai
tukar antara mata uang domestik dan asing. Sebagai contoh, bank Indonesia
dapat meningkatkan jumlah uang beredar dengan mengeluarkan lebih banyak
uang cetak. Dalam kasus seperti itu, mata uang negara tersebut menjadi lebih
murah dibandingkan dengan mata uang negara lain.
- Instrumen Kebijakan moneter
Bank-bank sentral menggunakan berbagai instrumen untuk
mengimplementasikan kebijakan tersebut. instrument yang banyak digunakan
meliputi:
1. Penyesuaian tingkat suku bunga
Bank sentral dapat mempengaruhi suku bunga dengan mengubah tingkat
diskonto. Tingkat diskonto (tarif dasar) adalah suku bunga yang dikenakan oleh
bank sentral kepada bank untuk pinjaman jangka pendek. Sebagai contoh, jika
bank sentral meningkatkan tingkat diskonto, biaya pinjaman untuk bank
meningkat. Selanjutnya, bank akan meningkatkan suku bunga yang mereka
tetapkan kepada pelanggan mereka. Dengan demikian, biaya pinjaman dalam
perekonomian akan meningkat, dan jumlah uang beredar akan berkurang.
2. Penyesuaian Giro Wajib Minimum ( GWM)
Bank sentral biasanya mengatur jumlah giro wajib minimum yang harus
dipegang oleh bank komersial. Giro Wajib Minimum (GWM) sendiri adalah
simpanan minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank
Indonesia bagi semua bank.
Dengan mengubah jumlah yang diperlukan, bank sentral dapat
mempengaruhi jumlah uang beredar di pasar. Jika bank sentral meningkatkan
giro wajib minimum, bank komersial hanya akan menyediakan sedikit uang
tunai untuk diberikan kepada pelanggan dan dengan demikian, suplai uang
menurun.
3. Operasi pasar terbuka
Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga yang diterbitkan
oleh pemerintah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar. Misalnya, bank
sentral dapat membeli obligasi pemerintah . Akibatnya, bank akan memperoleh
lebih banyak uang untuk meningkatkan pinjaman dan uang beredar dalam
pasar.
- Jenis kebijakan moneter
Berdasarkan tujuannya, ada 2 kebijakan moneter yang biasa dipakai banyak
negara, yaitu kebijakan ekspansi dan kebijakan kontraktif. Berikut adalah penjelasan
dari 2 jenis kebijakan tersebut :
1. Kebijakan Ekspansif
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pasokan uang dalam
perekonomian dengan menurunkan suku bunga, membeli sekuritas pemerintah
oleh bank-bank sentral, dan menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
Bersamaan dengan itu, kebijakan ekspansif juga akan menurunkan tingkat
pengangguran dan merangsang aktivitas bisnis dan kegiatan belanja konsumen.
Tujuan keseluruhan dari kebijakan moneter ekspansif adalah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi. Namun resikonya, kebijakan ini dapat menyebabkan
inflasi yang lebih tinggi.
2. Kebijakan Kontraktif
Tujuan dari kebijakan moneter kontraktif adalah untuk mengurangi jumlah
uang beredar dalam perekonomian. Ini dapat dicapai dengan menaikkan suku
bunga, menjual obligasi pemerintah, dan meningkatkan persyaratan cadangan
untuk bank. Kebijakan kontraktif digunakan ketika pemerintah ingin
mengendalikan tingkat inflasi.
9. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah adalah catatan yang sistematik tentang transaksi
ekonomi internasional antara penduduk Negara itu dengan penduduk Negara lain.
- Tujuan penyusunan neraca pembayaran antara lain :
1. Mengetahui peranan sektor eksternal dalam perekonomian suatu Negara.
Peranan sektor eksternal tercermin antara lain dari besarnya jumlah
permintaan produk domestik oleh bukan penduduk, atau sebaliknya. Semakin
besar permintaan terhadap produk domestik oleh bukan penduduk, yang
tercermin dari nilai ekspor negara bersangkutan, semakin besar pula peranan
sektor eksternal dalam pembentukan produk domestik.
2. Mengetahui aliran sumber daya antar Negara.
Berdasarkan Neraca Pembayaran dapat diketahui seberapa besar aliran
sumber daya antara suatu Negara dengan Negara-negara lainnya sehingga
terlihat apakah Negara tersebut merupakan pengekspor barang dan atau
modal, atau sebaliknya sebagai pengimpor barang atau modal.
3. Mengetahui struktur ekonomi dan perdagangan suatu Negara
Dengan mengamati perkembangan Neraca Pembayaran, dapat diketahui
pola umum kegiatan perekonomian suatu Negara dalam berinteraksi dengan
Negara lain, seperti ketergantungan sumber pendapatan nasional dari hasil
ekspor produk pertanian dan ketergantungan sumber pembiayaan investasi dari
Negara lain.
4. Mengetahui permasalahan utang luar negeri suatu Negara
Berdasarkan catatan transaksi modal dan keuangan di Neraca Pembayaran,
dapat diketahui seberapa jauh suatu Negara dapat memenuhi kewajibannya
terhadap Negara lain.
5. Mengetahui perubahan posisi cadangan devisa suatu Negara.
Bertambah atau berkurangnya posisi cadangan devisa terkait dengan
surplus  atau defisit Neraca Pembayaran. Apabila terjadi surplus Neraca
Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar surplus
tersebut, dan sebaliknya.
6. Dipergunakan sebagai sumber data dan informasi dalam penyusunan anggaran
devisa (foreign exchange budget).
Dengan memperhatikan surplus atau defisit Neraca Pembayaran pada
tahun tertentu, dapat diperlukan besarnya kebutuhan devisa untuk anggaran
tahun berikutnya, sekaligus dapat ditentukan besarnya pinjaman yang
diperlukan.
7. Dipergunakan sebagai sumber data penyusunan statistik pendapatan nasional
(national account)
Statistik Neraca Pembayaran diperlukan dalam perhitungan pendapatan
nasional mengingat salah satu variabel pendapatan nasional adalah nilai ekspor-
impor barang dan jasa yang tercatat dalam Neraca Pembayaran.

10. AD-AS
Model AD – AS atau model penawaran agregat-permintaan agregat adalah model
dasar yang digunakan untuk memahami fluktuasi dalam output agregat dan tingkat
harga agregat. Ini menggunakan kurva penawaran agregat dan kurva permintaan
agregat bersama-sama untuk menganalisis perilaku ekonomi dalam menanggapi
guncangan atau kebijakan pemerintah. Analisis AD-AS merupakan model penentuan
keseimbangan dengan menggunakan pemisahan harga berubah .
- Dalam Analisis AD-AS penawaran agregat di bedakan atas :
1) Penawaran agregat jangka pendek ( Short run aggregate supply atau SRAS)
Kurva SRAS atau AS adalah kurva yang terus menerus melengkung ke atas
dan memotong garis tegak pada Yf, kerva AS semakin tinggi kenaikannya.
2) Penawaran agregat jangka Panjang ( Long run aggregate supply atau LRAS)
Dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertikal karena
output ditentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan
teknologi, tetapi tidak oleh tingkat harga. Karna itu pergeseran permintaan
agregat mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan
kerja.
1. Kurva Permintaan Agregat (AD)
Kurva permintaan agregat AD juga di definisikan sebagai fungsi atau kurva
yang menggambarkan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah yang di setujui
agregat.
- Sifat utama kurva AD.
Kurva AD selalu merupakan garis yang menurun dari kiri-atas ke kanan-
bawah terkait “semakin rendah harga, semakin besar permintaan agregat ayng
wujud dalam perekonomian”sifat kurva AD menurun ke bawah ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain:
a. Tingkat harga dan pengeluaran rumah tangga.
b. Tingkat harga, suku bunga, dan investasi.
c. Tingkat harga, ekspor,dan impor.
- Perpindahan kurva permintaan agregat AD
Keseimbangan pendapatan nasional :
a. Pertambahan dalam komponen pengeluaran agregat kecuali impor,yaitu
penambahan C,I,G dan X akan menambah pengeluaran agregat dan pendapatan
nasional.
b. Pertambahan dalam bocoran, yaitu pertambahan S,T dan M akan mengurangi
pengeluaran agregat .

2. Kurva Penawaran agregat (AS)


Kurva penawaran agregat (AS) adalah nilai pendapatan nasional riil
(produksi nasional) yang ditawarkan perusahaan-perusahaan dalam suatu
perekonomian pada berbagai tingkat harga umum. Kurva AS adalah suatu kurva
yang menggambarkan pendapatan nasional (nilai barang dan jasa) yang akan di
produksikan sektor perusahaan pada berbagai tingkat harga.
- Ciri -Ciri kurva penawaran (AS)
a. Pada ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva AS relatif landai.
Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relatif tetap karena tingkat penggunaan barang
modal belum mencapai kapasitasnya yang optimum dan upah masih relatif
tetap.
b. Dari titik B hingga titik C yaitu titik pada garis tegak pada tingkat kesempatan
kerja penuh kurva AS bertambah tingkat kenaikannya. Sebab, pengangguran
sudah semakin merosotdan kapasitas pabrik-pabrik sudah mencapai optimum.
c. Sesudah tingkat kesempatan kerja penuh kurva AS keadaannya semakin tegak.
- Faktor- faktor yang mempengaruhi bentuk kurva AS.
a. Dua faktor yang dapat di pandang sebagai penyebab dari bentuk kurva AS yang
melengkung ke atas yaitu:
o ciri-ciri fungsi produksi
o ciri-ciri pasaran tenaga kerja.
b. Efek hukum hasil tambahan yang semakin berkurang.
Dalam jangka pendek fungsi produksi dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan berikut :
Q = f(L)
Artinya : jumlah output atau nilai produksi riil,ditentukan oleh jumlah tenaga
kerja yang di gunakan . “semakin tinggi tingkat harga, semakin besar jumlah
barang yang diproduksikan dan ditawarkan para pengusaha”
c. Tingkat pengangguran dan tingkat kenaikan upah.
Terdapat suatu hubungan yang negatif di antara kenaikan tingkat upah
dengan tingkat pengangguran. Pada tingkat pengangguran tinggi tingkat
kenaikan upah adalah rendah, dan apabila tingkat pengangguran
rendah,persentase kenaikan tingkat upah meningkat.
d. Pasaran tenaga kerja & kurva penawaran agregat
“semakin tinggi tingkat harga, semakin banyak pendapatan nasional riil yang
ditawarkan perusahaan dalam perekonomian”.
- Keseimbangan Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)
Beberapa penulis menamakan keseimbangan AD-AS sebagai keseimbangan
makroekonomi artinya :
a. analisis ini telah memasukkan unsur perubahan harga dalam analisis
keseimbangannya, yaitu analisis ini lebih lengkap dari pada dari pada
analisis keseimbangan pendapatan nasional. Keseimbangan
pendapatan nasional yang ada didalam analisis AD-AS dinamakan juga
sebagai keseimbangan makroekonomi, dicapai apabila kurva AD
berpotong dengan kurva AS. Keseimbangan ini menetukan tingkat harga
yang berlaku dalam perekonomian dan pendapatan nasional riil yang
akan diwujudkan.Dalam analisis AD-AS telah memasukkan unsur
perubahan harga dalam analisis keseimbangannya.
b. Perpotongan dititik E berarti permintaan agregat adalah sama dengan
penawaran agregat pada pendapatan nasional riil sebanyak Ye dan
tingkat harga pada Pe
c. Titik E merupakan keseimbangan yang akan dicapai dalam
perekonomian karena perusahaan tidak akan menambah atau
mengurangi output yang diproduksi .

- Pergeseran kurva AD-AS


Model AS – AD digunakan untuk menggambarkan model siklus bisnis
Keynesian. Pergerakan dua kurva dapat digunakan untuk memprediksi efek
berbagai peristiwa eksogen terhadap dua variable: PDB Rill dan tingkat harga .
Kurva Permintaan Agregat akan bergeser ke kanan ketika ada peningkatan
konsumsi rumah tangga, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, peningkatan
ekspor bersih atau kombinasinya. Akibatnya, tingkat harga akan naik. Selain itu jika
kerangka waktu analisis adalah jangka pendek, sehingga kurva penawaran agregat
miring ke atas daripada vertikal, output riil akan naik; tetapi dalam jangka panjang
dengan penawaran vertikal agregat pada kesempatan kerja penuh, output riil akan
tetap tidak berubah.

Anda mungkin juga menyukai