Anda di halaman 1dari 29

BAB I

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI SELAMA PPL

PPL merupakan Program Pengalaman Lapangan yang harus diikuti


oleh setiap mahasiswa yang akan menjadi guru, dengan tujuan unuk
memberikan pengalaman dan gambaran tentang dunia pendidikan
khususnya dunia belajar- mengajar.
PPL S1 Kependidikan merupakan satu program yang dirancang
untuk melatih mahasiswa S1 Kependidikan UPI agar mereka menguasai
kemampuan keguruan yang utuh dan terintegrasi, sehingga memiliki
kesiapan dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang profesional. PPL S1
kependidikan sebagai proses pembelajaran dalam kompetensi profesional
guru yang dilakukan secara nyata, terprogram, partisipatif, sistematik dan
sistemik pada Lembaga kependidikan atau Sekolah Mitra (SM) yang
dibimbing secara efektif. (Panduan PPL 2016).
PPL S1 Kependidikan bertujuan untuk memantapkan penguasaaan
kompetensi akademik, mengembangkan identitas profesi sebagai pendidik
serta memberikan bekal pengalaman dasar melaksanakan pembelajaran
yang mendidik di bawah supervisi yang efektif dari dosen pembimbing dan
guru pamong.
Pada Program Latihan Lapangan (PPL) ini, praktikan mendapatkan
tugas sebagai guru praktikan Pendidikan Seni Musik di SMPN 12 Bandung
yang berada di Jalan Setiabudhi no 195, Gegerkalong Sukasari kota
Bandung. Kegiatan PPL Universitas Pendidikan Indonesia ini dilaksanakan
pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 yang terhitung mulai dari
bulan Februari sampai Juni. Selama melaksanakan PPL, praktikan
mendapatkan tugas untuk menyampaikan materi pembelajaran seni Musik
pada :

1. Kelas VII D: hari Kamis, jam ke 4, 5 & 6


2. Kelas VII G: hari Selasa, jam ke 6, 7 & 8

1
2

3. Kelas VII I: hari Senin, jam ke 1, 2 & 3


4. Kelas VIII A: hari Jum’at, jam ke 1 & 2
5. Kelas VIII B: hari Jum’at, jam ke 3 & 4
6. Kelas VIII C: hari Jum’at, jam ke 5 & 6
7. Kelas VIII I: hari Kamis, jam ke 1 & 2

Selama praktikan melaksanakan PPL, begitu banyak pengalaman


yang didapat. Mulai dari pengembangan kemampuan sebagai calon guru,
sekaligus tenaga kependidikan yang profesional. Pada pelaksanaannya,
praktikan dihadapkan dengan berbagai permaalahan, baik dalam
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), proses penampilan,
bimbingan belajar/ekstrakurikuler, partisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler, partisipasi dalam kehidupan sekolah/tempat latihan, dan
proses bimbingan dengan guru pamong, serta Dosen Pembimbing PPL.
Namun selama pelaksanaan program PPL di lapangan praktikan tak
lepas dari beberapa masalah. Masalah-masalah tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya:

A. Penyusunan RPP
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajarana merupakan perangkat
pembelajaran yang harus disiapkan guru/praktikan sebelum proses
pembelajaran. RPP bertujuan agar proses pembelajaran terstruktur dan
berjalan dengan lancar. RPP merupakan panduan dalam proses
pembelajaran. RPP dibuat berdasarkan penjabaran dari kurikulum
operasional GBHP. SMPN 12 Bandung pada tahun pelajaran 2016/2017
menggunakan Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan urikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran) digunakan untuk kelas VIII dan
IX. Praktikan dituntut untuk menyusun RPP sesuai dengan pengembangan
dari SK dan KD tersebut.
Dalam mata pelajaran seni budaya khususnya seni musik untuk kelas
VII terdapat 3 KD dan untuk kelas VIII terdapat 2 KD. Maka praktikum
menyusun RPP sesuai dengan KD tersebut dengan 1 KD untuk 2-3
3

pertemuan dan 1 pertemuan 1 RPP dan 2 KD di kelas VIII 1 KD untuk 1


RPP 2 pertemuan.
Pada dasarnya praktikan telah mendapatkan bekal dalam menyusun
RPP selama proses perkuliahan tentang penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), akan tetapi ketika pelaksanaan dilapangan berbeda
denganyang dibayangkan ketika perkuliaha. Maka penyusunan RPP tak
lepas dari adanya masalah dan hambatan. Permasalaha-permasalahan yang
muncul selama penyusunan RPP pada kegiatan PPL di SMP Negeri 12
Bandung secara umum adalah sebagai berikut:
1. Kesulitan mengengembangkan RPP yang disesuaikan dengan silabus,
terutama dalam pemilihan materi untuk bahan ajar dan membuat
evaluasi pembelajaran, sehingga RPP masih harus direvisi oleh guru
pamong dan dosen pembimbing PPL.
2. Sering mengalami ketidaksesuaian antara rencana pelaksanaan
pembelajaran dan pelaksanaan dikelas karena beberapa faktor,
diantaranya waktu.
3. Belum terbiasanya membuat RPP karena format RPP sekolah sedikit
berbeda dengan bekal yang diberikan di perkuliahan, sehingga
praktikan harus menyesuaikan dengan format sekolah juga harus
menyesuaikan dengan kondisi siswa-siswi di SMP Negeri 12 bandung.
4. Kesulitan dalam membuat instrumen penilaian untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran.
5. Kurangnya pengalaman dalam menyusun RPP sehingga praktikan
masih harus belajar dalam penyusunan RPP yang sesuai sehingga
semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Adapun praktikan memiliki kesulitan dan masalah dalam
penyusunan RPP secara khusus, sebagai berikut:
1. Penyusunan RPP pertama: RPP pertama adalah RPP untuk di kelas VII
dengan KD memahami dasar bernyanyi dengan dua suara atau lebih
secara berkelompok. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya menyusun
RPP karena kurangnya pemahaman praktikan dalam menyusun RPP
dengan menggunakan Kurikulum 2013. Sulitnya mengembangkan
4

evaluasi dan instrumen penilaian serta sulit mengembangkan materi dan


tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus.
2. Penyusunan RPP kedua: RPP kedua adalah RPP untuk di kelas VII
dengan KD menyanyikan lagu dengan dua suara atau lebih dalam
bentuk kelompok vokal. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya
mengembangkan evaluasi dan instrumen penilaian karena RPP yang
kedua ini adalah pertemuan untuk sebuah praktek menampilkan hasil
karya bernyanyi dengan lebih dari satu suara secara berkelompok.
3. Penyusunan RPP ketiga: RPP ketiga untuk pertemuan pertama di kelas
VII dengan KD memahami konsep dasar permainan alat musik
sederhana secara perorangan. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya
memilih dan menentukan model pembelajaran yang bisa merangsang
keaktifan dan kreatifitas siswa serta dapat menunjang dengan materi
yang akan disampaikan.
4. Penyusunan RPP keempat: RPP keempat untuk pertemuan kedua di
kelas VII dengan KD memahami konsep dasar permainan alat musik
sedehana secara perorangan. Masalah yang dihadapi praktikan adalah
sulitnya merangsang keaktifan dan kreatifitas siswa dalam mengeksplor
warna-warna bunyi dan ritmik mengenai alat musik sederhana yang
digunakan dan sulitnya mnentukan alokasi waktu saat kegiatan.
5. Penyusunan RPP kelima: RPP kelima untuk pertemuan kedua di kelas
VII dengan KD memainkan alat musik sedehana secara perorangan.
Masalah yang dihadapi adalah sulitnya menentukan evaluasi dan
instrumen penilaian pada akhir pembelajaran, karena untuk RPP yang
kelima ini adalah praktek dengan menampilkan hasil karya masing-
masing siswa.
6. Penyusunan RPP keenam: RPP keenam adalah RPP untuk kelas VII
dengan KD memahami konsep dasar ansambel musik. Masalah yang
dihadapi adalah sulitnya mengembangkan materi untuk bahan
pembelajaran karena materi untuk pembelajran ansambel hampir sama
dengan materi alat musik sederhana yang ada di pedoman buku siswa.
7. Penyusunan RPP ketujuh: RPP ketujuh untuk kelas VII dengan KD
5

memahami konsep dasar ansambel musik. Masalah yang dihadapi


adalah sulitnya merangsang keaktifan dan kreatifitas siswa dalam
mengeksplor warna-warna bunyi dan ritmik mengenai alat musik
sederhana yang digunakan dan sulitnya mnentukan alokasi waktu saat
kegiatan pembelajaran.
8. Penyusunan RPP kedelapan: RPP kedelapan adalah RPP kelas VII
dengan KD memainkan alat musik sejenis dan campuran. Masalah
yang dihadapi adalah sulitnya menentukan evaluasi dan instrumen
penilaian pada akhir pembelajaran, karena untuk RPP yang kelima ini
adalah praktek dengan menampilkan hasil karya masing-masing
kelompok.
9. Penyusunan RPP kesembilan: RPP kesembilan adalah RPP untuk kelas
VIII dengan KD mengidentifikasi jenis karya seni musik tradisional
nusantara. Masalah dihadapi adalah sulitnya menentukan materi untuk
bahan pembelajaran karena materi pembelajaran ini cakupannya cukup
luas.
10. Penyusunan RPP kesepuluh: RPP kesepuluh untuk kelas VIII dengan
KD mengaransir secara sederhana lagu tradisi nusantara. Masalah yang
dihadapi adalah sulitnya menentukan materi untuk bahan pembelajaran
karena materi mengaransir sangat luas dan sulitnya menentukan
alokasi waktu yang terhalang oleh banyaknya hari libur. Sehinnga
materi pembelajaran yang banyak tidak tersampaikan.

B. Proses Penampilan
Untuk proses penampilan, praktikan sebelumnya tidak diberi
kesempatan untuk belajar dalam proses penampilan dengan dilakukannya
modeling oleh guru pamong karena pada saat praktikan akan memulai PPL
di SMPN 12 Bandung materi yang sedang disampaikan dalam materi
pembelajaran seni budaya dan keterampilan adalah Seni Rupa dan sedang
melaksanakan praktek, oleh karena itu guru pamong tidak memperkenankan
praktikan untuk melihat beliau mengajar tetapi guru pamong langsung
mempercayakan praktikan untuk langsung praktek mengajar di kelas setelah
6

materi seni rupa selesai tentunya masih dengan bimbingan guru pamong
yang selama beberapa kali pertemuan di kelas praktikan sellu didampingi
guru pamong dengan tujuan agar guru pamong bisa melihat apa saja
kekurangan yang harus diperbaiki pada saat mengajar di kelas.
Namun dalam proses penampilan juga tak lepas dari masalah yang
dihadapi praktikan. Masalah tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Penampilan mengajar pertama praktikan untuk pertemuan pertama di
kelas VII I hari Senin tanggal 13 februari 2017 jam ke 1, 2 dan 3.
Dalam pertemuan pertama yaitu menyampaikan materi Vokal
Grup/bernyanyi dengan lebih dari dua suara secara berkelompok. Ada
beberapa kesulitan dalam pertemuan pertama ini, yang pertama adalah
belum bisa beradaptasi di kelas juga belum bisa mengkondisikan siswa
di kelas. Yang kedua adalah kesulitan untuk berkomunikasi dan
berinterasi dengan baik di dalam kelas, yang ketiga adalah gugup
Karena merupakan pertama kali berdiri dan mengajar di kelas.
2. Penampilan mengajar kedua praktikan pada pertemuan pertama di kelas
VII D hari selasa tanggal 13 februari 2017 jam ke 4, 5 dan 6. Dalam
pertemuan pertama di kelas VII D ini yaitu menyampaikan materi
Vokal Grup/bernyanyi dengan lebih dari dua suara secara berkelompok.
Ada beberapa kesulitan yang sama dengan pertemuan pertama di kelas
VII I yaitu belum bisa beradaptasi juga belum bisa mengkondisikan
siswa di kelas, sulit dalam berkomunikasi dan berinterasi dengan baik
di dalam kelas serta rasa gugup karena merupakan pertama kali berdiri
dan mengajar di kelas yang baru.
3. Penampilan mengajar ketiga praktikan pada pertemuan kedua di kelas
VII I pada hari senin tanggal 20 februari 2017 jam ke 1, 2 dan 3. Pada
pertemuan sebelumya sudah menyampaikan materi dan pertemuan
kedua ini mereka melaksanakan praktek. Masalah dalam pertemuan
kedua ini adalah praktikan masih belum bisa mengkonsidisikan kelas
selain itu pada proses interaksi praktikan dengan siswa belum berjalan
dengan baik, dan praktikan kesulitan dalam memberikan penilaian yang
7

baik dan sesuai kemampuan siswa.


4. Penampilan mengajar keempat praktikan untuk pertemuan kedua di
kelas VII D pada hari selasa tanggal 21 februari 2017 jam ke 4, 5 dan 6.
Pada pertemuan sebelumya sudah menyampaikan materi dan pertemuan
kedua ini mereka melaksanakan praktek. Masalah yang dihadapi lain
halnya sama dalam pertemuan kedua di kelas sebelumnya, yaitu
praktikan masih belum bisa mengkonsidisikan kelas selain itu pada
proses interaksi praktikan dengan siswa belum berjalan dengan baik,
dan praktikan kesulitan dalam memberikan penilaian yang baik dan
sesuai kemampuan siswa.
5. Penampilan mengajar kelima praktikan pada pertemuan pertama di
kelas VII G pada hari Rabu tanggal 22 februari 2017 jam ke 6, 7 dan 8.
Dalam pertemuan pertama di kelas VII G yaitu menyampaikan materi
Vokal Grup/bernyanyi dengan lebih dari dua suara secara berkelompok.
Ada beberapa kesulitan yang sama dengan pertemuan pertama di kelas
VII I dan VII D yaitu belum bisa beradaptasi juga belum bisa
mengkondisikan siswa di kelas karena pada saat jam terakhir, yang
kedua adalah kesulitan untuk berkomunikasi dan berinterasi dengan
baik di dalam kelas, yang ketiga adalah adanya rasa gugup karena
merupakan pertama kali berdiri dan mengajar di kelas yang baru.
6. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan ketiga di kelas
VII I hari senin tanggal 27 Februari 2017. Dalam pertemuan ketiga ini
praktikan menyampaikan materi yang baru yaitu memaikan alat musik
sederhana. Masalah yang dihadapi pada pertemuan ketiga adalah
praktikan masih belum bisa melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP,
juga belum bisa memilh model pembelajaran yang cocok dengan kelas
tersebut agar siswa antusias dalam pembelajaran.
7. Penampilan mengajar ketujuh praktikan pada pertemuan ketiga di kelas
VII D hari selasa tanggal 28 Februari 2017. Dalam pertemuan ketiga
praktikan menyampaikan materi yang baru yaitu memaikan alat musik
sederhana. Tidak terdapat masalah, namun masih saja ada beberapa
8

siswa yang belum focus memperhatikan pelajaran selama dikelas.


8. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan ketiga di kelas
VII G hari rabu tanggal 1 maret 2017. Dalam pertemuan kedua di kelas
VII G belum dapat praktek untuk materi yang pertama karena terpotong
libur dan waktu yang singkat karena minggu depannya sudah mulai
UTS sedangkan praktek belum dilaksanakan. Jadi dipertemuan yang
kedua di kelas VII G ini langsung ke materi yang baru yaitu memainkan
alat musik sederhana. Masalah yang dihadapi adalah belum bisa
mengkondisikan kelas karena suasana kelas yang ribut dan belum bisa
memilih model pembelajaran yang cocok dengan kelas tersebut agar
siswa antusias dalam pembelajaran.
9. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan keempat di
kelas VII I hari senin tanggal 13 maret 2017. Dalam pertemuan
keempat ini masih dalam materi memainkan alat musik sederhana. Pada
pertemuan ini siswa ditugaskan untuk mengeksplor warna-warna bunyi
di lingkungan sekitar. Masalah yang dihadapi adalah praktikan yang
belum bisa mengkondisikan siswa karena siswa yang ribut ketika
sedang berlangsungnya pembelajaran.
10. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan keempat di
kelas VII D hari selasa tanggal 14 maret 2017. Pada pertemuan ini
siswa ditugaskan untuk mengeksplor warna-warna bunyi di lingkungan
sekitar. Tidak ada masalah, namun siswa masih ada yang sering
mengobrol di kelas.
11. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan ketiga di kelas
VII G hari rabu tanggal 15 maret 2017. Pada pertemuan ini siswa
ditugaskan untuk mengeksplor warna-warna bunyi di lingkungan
sekitar. Masalah yang dihadapi adalah praktikan belum bisa menguasai
kelas, sehingga masih saja ribut dan mengobrol di kelas karena jam
pelajaran terakhir jadi siswa ribut ingin segera pulang.
12. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan kelima di
kelas VII I hari senin tanggal 20 maret 2017. Pada peremuan kelima ini
9

masih dalam materi memainkan alat musik sederhana, namun pada


pertemuan kali ini siswa melaksanakan praktek di luar kelas karena jika
di dalam kelas takut mengganggu kelas lain yang sedang belajar.
Masalah yang dihadapi adalah praktikan belum bisa mengkondisikan
siswa di luar kelas, karena siswa saat akan praktek berkeliaran kemana-
mana.
13. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan kelima di
kelas VII D hari selasa tanggal 21 maret 2017. Pada peremuan kelima
ini masih dalam materi memainkan alat musik sederhana, namun pada
pertemuan kali ini siswa melaksanakan praktek di luar kelas karena jika
di dalam kelas takut mengganggu kelas lain yang sedang belajar.
Masalah yang dihadapi di kelas ini sama halnya saat praktek di kelas
VII I yaitu praktikan belum bisa mengkondisikan siswa di luar kelas,
karena siswa saat akan praktek berkeliaran kemana-mana.
14. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan keempat di
kelas VII G hari rabu tanggal 23 maret 2017. Pada peremuan keempat
ini masih dalam materi memainkan alat musik sederhana, namun pada
pertemuan kali ini siswa melaksanakan praktek di luar kelas karena jika
di dalam kelas takut mengganggu kelas lain yang sedang belajar.
Masalah yang dihadapi sama halnya dengan kelas-kelas sebelumnya
yaitu praktikan belum bisa mengkondisikan siswa di luar kelas, karena
siswa saat akan praktek berkeliaran kemana-mana.
15. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan ketiga di kelas
VII I hari senin tanggal 27 maret 2017. Pada pertemuan ini praktikan
menyampaikan materi baru yaitu Memahami konsep dasar musik
ansambel. Tidak ada masalah, karena sudah bisa menguasai kelas,
namun masih saja ada siwa yang belum focus saat pembelajaran
berlangsung.
16. Penampilan mengajar keenam praktikan pada pertemuan kelima di
kelas VII G hari senin tanggal 29 maret 2017. Pada pertemuan ini
praktikan menyampaikan materi baru yaitu Memahami konsep dasar
10

musik ansambel. Tidak ada masalah dalam penguasaan kelas, namun


masih saja ada siswa yang sring ribut dan tidak focus saat pembelajaran
berlangsung.

17. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan pertama


di kelas VIII I hari kamis tanggal 6 April 2017. Dalam pertemuan
pertama di kelas VIII I ini ada beberapa kesulitan yang sama pada saat
pertemuan pertama di kelas VII. Yaitu pertama adalah belum bisa
beradaptasi di kelas juga belum bisa mengkondisikan siswa di kelas.
Yang kedua adalah kesulitan untuk berkomunikasi dan berinterasi
dengan baik di dalam kelas.
18. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan pertama
di kelas VIII A hari kamis tanggal 7 April 2017. Masalah yang dihadapi
adalah sama dengan pertemuan pertama di kelas VIII sebelumnya,
belum bisa mengkondisikan siswa dan belum bisa menumbuhkan
antusiasme siswa.
19. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan pertama
di kelas VIII C hari Jum’at tanggal 7 April 2017. Tidak ada masalah,
namun masih saja ada siswa yang tidak focus dalam memperhatikan
penjelasan guru di depan kelas.
20. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan pertama
di kelas VIII B hari jum’at tanggal 7 April 2017. Masalah yang
dihadapi dikelas ini adalah belum bisa mengkondisikan dan belum bisa
menguaai kelas, karena kelas ini selalu ribut saat pembelajaran
berlangsung.
21. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan kedua di
kelas VIII I hari kamis tanggal 20 April 2017. Tidak ada masalah,
namun masih saja ada siswa yang mengobrol di kelas.
22. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan kedua di
kelas VIII A hari jum’at tanggal 21 April 2017. Masalah yang dihadapi
adalah masih belum bisa menumbuhkan antusiasme siswa.
11

23. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan kedua di


kelas VIII C hari jum’at tanggal 21 April 2017. Masalah yang dihadapi
adalah belum bisa mengkondisikan kelas karena masih ada siswa yang
tidak memperhatikan dan mengobrol, belum bisa mengefektifkan
waktu, belum bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP.
24. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan kedua di
kelas VIII B hari jum’at tanggal 21 April 2017. Masalah yang dihadapi
adalah masih belum bisa mengkondusifkan kelas ini karena kelas ini
termasuk kelas yang susah untuk dikondusifkan.
25. Penampilan mengajar ketujuhbelas praktikan pada pertemuan ketiga di
kelas VIII I hari kamis tanggal 27 April 2017. Tidak ada masalah,
namun siswa terkadang suka masih mengobrol dan main-main saat
pembelajaran langsung dikelas.
26. Penampilan mengajar kedelapanbelas praktikan pada pertemuan ketiga
di kelas VIII A hari kamis tanggal 12 Mei 2017. Tidak ada masalah
dalam pertemuan ketiga ini praktikan sudah mulai bisa mengondisikan
siswa.
27. Penampilan mengajar kedelapanbelas praktikan pada pertemuan ketiga
di kelas VIII C hari kamis tanggal 12 Mei 2017. Masalah yang dihadapi
pada kelas ini, sisiwa masih saja mengobrol didalam kelas saat
pembelajaran berlangsung.
28. Penampilan mengajar kedelapanbelas praktikan pada pertemuan ketiga
di kelas VIII B hari kamis tanggal 12 Mei 2017. Masalah yang dihadapi
pada kelas ini masih belumbisa mengkondusifkan kelas ini karena
masih saja ribut didalam kelas dan karena kelas ini pembelajaran
terakhir jadi mereka ribut yang ingin segera pulang.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Bimbingan belajar atau ekstrakurikuler adalah kegiatan sekolah yang
dilakukan di luar jam pelajaran. Untuk bimbingan belajar dilakukan oleh
beberapa siswa dalam mata pelajaran seni musik diantaranya untuk kegiatan
12

ujian praktek akhir semester. Namun masalah yang dihadapi adalah sulitnya
menentukan waktu bimbingan karena keterbatasan waktu yang dimiliki
praktikan dan siswa sehingga bimbingan yang diberikan praktikan tidak
maksimal.
Untuk kegiatan ekstrakurikuler praktikan harus mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler minimal 1 kegiatan. Dengan tujuan agar praktikan
mendapat gambaran tentang kegiatan di luar sekolah berupa kegiatan
organisasi. Kegiatan ekstrakurikuler ini berada dibawah tanggung jawab
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler di
SMP Negeri 12 Bandung terdiri dari berbagai kegiatan yang tujuannya
untuk menampung dan mengembangkan minat dan bakat siswa-siswi SMP
Negeri 12 Bandung. Kegiatan ekstrakurilkuler ini dikuti oleh seluruh siswa,
diantaranya sebagai berikut:
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 11. Silat
2. PRAMUKA 12. Futsal/Sepak Bola
3. Paduan Suara 13. TERMINAL
4. DKM 14. PASUPARA
5. BTQ 15. KIR
6. PMR 16. Badminton
7. Basket 17. Japanese Club
8. Seni Musik dan Tari 18. Volley Ball
9. Taekhwondo 19. English Club

10. Karate
Praktikan wajib mengikuti kegiatan ekstrakurikuler minimal satu
kegiatan. Maka praktikan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni musik
ang didalamnya terdapat pembelajaran gamelan degung dan angklung.
Tetapi untuk ekstrakurikuler Seni Musik ini baru diadakan pada harus
merekrut terlebih dahulu siswa-siswi yang ingin mengikuti ekstrakurikuler
Seni Musik, yang dalam pelaksanaannya kegiatan ekstrakurikuler ini
praktikan mendapat beberapa permasalahan, diantaranya sebagai beikut:
1. Praktikan hanya mengikuti satu kegiatan ekstrakurikuler saja yaitu
13

ekstrakurikuler Seni Musik.


2. Kurangnya pengelolaan alat-alat kesenian khususnya Angklung dan
Gamelan Degung sehungga ketika praktikan akan memulai kegiatan
ekstrakurikuler Seni Musik praktikan harus mempersiapkan alat-alat
yang tadinya tidak terawatt, banyak angklung yang rusak, ada wilahan
saron yang hilang, serta kurangnya alat pukul organisasi paduan suara
sehingga pada awal pertemuan harus merekrut kembali untuk
memainkan gamelan degung.
3. Praktikan belum bisa maksimal dalam kegiatan ekstrakurikuler Seni
Musik karena adanya kegiatan-kegiatan lain yang selalu bentrok
dengan jadwal ekskul seni, sehingga tidak bisa mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler seni musik untuk beberapa waktu.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah


Praktikan mengikuti beberapa kegiatan rutin yang berkaitan dengan
kehidupan sekolah dengan tujuan untuk menambah wawasan peneliti
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Partisipasi yang diikuti
praktikan diantaranya sebagai berikut:

1. Upacara bendera
Upacara dilaksanakan setiap hari senin mulai pukul 07.00 sampai
8.00. upacara bendera ini wajb diikuti oleh seluruh masyarakat sekolah.
Tidak ada masalah yang berarti dalam pelaksanaan upacara bendera yang
dialami praktikan. Pada kegiatan upacara bendera praktikan mendapat
tugas membimbing paduan suara upacara bendera.

2. Piket
Selama kegiatan PPL, praktikan diberi kesempatan untuk mengikuti
kegiatan piket yang ada di sekolah. Kegiatan piket dilaksanakan secara
bergiliran yang setiap harinya. Piket SMPN 12 Bandung yang diikuti
praktikan ada 4, yaitu:
14

a. Piket Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)


Pada kegiatan piket ruang guru dilaksanakan mulai dari jam
07.00 sampai pukul 14.00. Selama melaksanakan piket, praktikan
melaksanakan tugas diantaranya, menngecek kehadiran guru,
menerima tamu, mencatatat dan memberikan izin kepada siswa yang
melanggar aturan sekolah, memberikan izin pulang pada siswa yang
sakit atau ada kepertingan lain, meberikan tugas bagi guru yang
berhalangan hadir, memeriksa kehadiran guru di setiap kelas pada jam
pelajaran, memeriksa absensi setiap kelas dan memeriksa setiap
kondisi ruangan yang ada di sekolah. Praktikan mendapat bagian piket
setiap hari Rabu. Permasalahan yang praktikan dapatkan selama piket
ruang guru adalah:
- Kesulitan mengecek kehadiran guru, terutama yang akan mengajar
pada hari tersebut.
- Kesulitan mengumpulkan absensi karena tidak semua kelas
mengumpulkan ke ruang piket guru.
- Kesulitan menentukan izin keluar atau masuk untuk siswa/siswi
SMP Negeri 12 Bandung

b. Piket Bimbingan Konseling (BK)


Pada kegiatan ruang BK, praktikan melaksanakan tugas
menginput data peminatan siswa serta mengisi buku Bimbingan
Konseling siswa. Dalam pelaksanaan piket BK ini adalah kurang
terjalin komunikasi yang baik dengan guru BK sehingga praktikan
merasa kurang maksimal dalam melaksanakan tugas.

c. Piket Perpustakaan
Pada kegiatan piket ruang perpustakaan, praktikan melaksanakan
tugas diantaranya, menulis daftar buku yang dipinjam, menulis daftar
buku yang dikembalikan, memberi label serta mengecap buku yang
baru, dan menjaga ruang perpustakaan. Dalam pelaksanaan piket tidak
15

ada kendala atau masalah apapun.

d. Piket Ruang PPL


Pada kegiatan piket ruang PPL, praktikan melaksanakan tugas
membersihkan ruang PPL dan membereskan berkas-berkas PPL.
Dalam pelaksanaan piket tidak ada kendala atau masalah apapun.

3. Melatih dan membimbing Vokal Solo untuk lomba FLS2N


Praktikan selama melaksanakan PPL di SMPN 12 Bandung
melakukan kegiatan melatih vokal solo untuk mengikuti lomba
FLS2N. kegiatan ini dilakukan bersama rekan-rekan dan guru
pamong. Masalah yang dihadapi adalah sulitnya megefektifkan waktu
latihan dan sulit menentukan waktu latihan karena beberapa
kepentingan lain.

4. Melatih Paduan Suara


Selama melaksanakan PPL praktikan bersama rekan-rekan PPL
Seni Musik juga melakukan kegiatan melatih paduan suara untuk
upacara bendera. Kendala yang dihadapi adalah sulitnya
mengefektifkan latihan karna siswa yang latihan banyak yang pulang
sehingga ketika hari senin upacara tidak maksimal.

5. Mengawas UTS dan Pra UN


Praktikan juga melakukan kegiatan mengawas UTS dan Pra UN.
Kendala yang dihadapi adalah sulit mengkondisikan siswa.

6. Literasi Sekolah
Pada kegiatan literasi dilakukan setiap hari perminggunya, para
siswa-siswa baik guru maupun praktikan diwajibkan membaca buku dan
ayat suci al-Qur’an. Tidak ada masalah dalam kegiatan ini hanya saja
tidak rutinnya pelaksanaan pembiasaan karena tidak setiap hari
16

terlaksana.

E. Proses Bimbingan
1. Bimbinagn dengan Guru Pamong
Proses bimbingan dengan guru pamong dilakukan dengan tentatif atau
tidak terjadwal. Dengan demikian proses bimbingan hanya dilakukan pada
saat-saat tertentu. Pada saat bimbingan kebanyakan hal yang dipertanyakan
adalah mengenai administrasi mengajar, dan materi untukbahan
pembelajaran.
Bimbingan juga agak sulit dilakukan karena waktu mengajar yang
padat sehingga praktikan kurang leluasa untuk bimbingan mengenai teknis
maupun non teknis kepada guru pamong.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL


Proses bimbingan dengan dosen pembimbing dilakukan di kampus
dan sekolah. Proses bimbingan dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu.
Dosen pembimbing selalu dapat menyematkan waktunya untuk dapat hadir
membimbing langsung di lapangan dan juga membimbing di kampus. Hal
yang dibahas dalam bimbingan adalah proses belajar mengajar, kegiatan
pembelajaran dalam RPP, serta pembimbing selalu memberi saran dan
motivasi kepadapraktikan agar praktikan melaksanakan PPL dengan baik.
Dosen pembimbing juga selalu memberikan evaluasi pada setiap
penampilan yang beliau lihat.
Adapun kendala yang dihadapi dalam proses bimbinagn adalah
sulitnya menentukan waktu bimbingan karena praktikan dan dosen
pembimbing yang memiliki kesibukan masing-masing.

3. Bimbingan Supervisor
Proses bimbingan dengan Supervisior berjalan baik. Kegiatan
evaluasi tidak terjadwal, proses bimbingan dilaksanakan pada saat-saat
tertentu saja. Beliau banyak memberikan arahan dan masukan positif bagi
17

praktikan. Supervisior merupakan koordinator guru pamong PPL (Wakasek


Kurikulum) dan Kepala sekolah. Yang dilakukan dalam bimbingan adalah
membahas segala sesuatu yang berhubungan dengan proses kegiatan
belajar mengajar serta kegiatan dan tugas diluar mengajar.
Kesulitan yang dihadapi adalah pada proses bimbingan dengan guru
pamong kesiswaan hanya pada waktu-waktu tertentu atau kondisi yang
mendesak saja. Tetapi, secara kesuluruhan proses bimbingan berjalan
lancar.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI

Dalam setiap masalah yang dialami dalam pelaksanaan kegiatan PPL


di SMP Negeri 12 Bandung, terapat faktor penyebab dari masalah tersebut.
Faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut berasal dari praktikan
sendiri ataupun dari luar. Hal tersebut disebabkan karena masih kurang
baiknya prakikan dalam melaksanakan setiap proses kegiatan PPL. Faktor-
faktor tersebut dideskripsikan sebagai berikut:

A. Penyusunan RPP
Masalah yang dialami dalam penyusunan RPP disebabkan
oleh beberpa faktor, secara umum adalah sebagai berikut.
1. Praktikan belum memahami sepenuhnya dalam dalam penyusunan
RPP sehingga praktikan belum bisa mengembangkan RPP yang
disesuaikan dengan silabus, dan mebuat RPP yang baik dan benar.
2. Praktikan belum bisa mengalokasikan waktu dengan baik sehingga
sering mengalami ketidaksesuaian antara rencana pelaksanaan
pembelajaran dan pelaksanaan dikelas.
3. Belum terlalu paham dalam membuat evaluasi dan instrumen penialain
sehingga raktikan masih kesulitan dalam membuat
instrumen penilaian untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran.
4. Belum terbiasa menyusun RPP dan perangkat pembelajaran lainnya
dan kurangnya pengalaman dalam menyusun RPP sehingga prakikan
masih harus belajar dalam penyusunan RPP yang sesuai sehingga
semua tujuan pembelajaran dapat tercapai
.
B. Proses Penampilan
Faktor-faktor penyebab maslah dalam proses penampilan secara
umun adalah sebagai berikut:
1. Belum terbiasanya beradaptasi dengan para siswa di kelas karena

18
19

baru melakukan proses belajar mengajar yang sebenarnya.


2. Berbedanya karakter dan kompetensi setiap siswa sehinga praktikan
terkadang bingung ketika melaksanakan pembeajaran di kelas.
3. Belum memiliki penguasaan kelas yang baik sehingga praktikan masih
sulit mengkondisikan siswa ketika proses pembelajaran.
4. Belum bisa mengefektikan proses pembelajaran sehingga ada beberapa
kegiatan yang tidak sesuai dengan RPP.
5. Belum bisa mengefektifkan waktu pembelajaran sehingga tidak sesuai
dengan alokasi waktu yang ada di RPP
6. Kurang bisanya mengefektifkan pembelajaran sehingga masih adanya
ketidaksesuaian antara RPP yang telah disusun dengan pelaksanaan
kegiatan pembalajaran di lapangan.
7. Praktikan kehabisan materi sedangkan waktu pembelajaran masih ada
sehingga praktikan beberapa kali melakukan improvisasi dalam
pelaksanaan pembelajaran.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Faktor penyebab masalah-masalah pada proses bimbingan
belajar dan ekstrakurikuler adalah sebagai berikut :
1. Dalam proses bimbingan belajar adalah kesibukan yang dimiliki siswa
dan praktikan sendiri sehingga sulit menentukan waktu bimbingan.
2. Dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah kesibukan yang dimiliki
praktikan kadang bentrok dengan waktu latihan ekstrakurikuler paduan
Suara.
3. Tidak semua ekstrakurikuler berjalan dengan baik sehingga praktikan
hanya mengikuti satu ekstrakurikuler saja.
4. Beberapa waktu praktikan mendahulukan kepentingan pribadi
daripada kegiatan ekstrakurikuler Paduan Suara.

D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah


20

Dalam kegiatan pratisipasi dalam kehidupan tentu terdapat


masalah yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Dalam pelaksaan piket KBM faktor penyebab permasalahannya yaitu
belum terlalu hafal nama-nama guru SMPN 12 Bandung sehingga
kesulitan mengecek daftar kehadiran guru, siswa yang harus diberi tahu
beberapa kali dalam mengumpulkan absensi, belum leluasanya
memberikan izin kepada siswa yang meminta izin keluar masuk sekolah.

2. Kurangya komunikasi yang terjalin antara praktikan dengan masyarakat


sekolah yang lain.
3. Kurangnya koordinasi dengan praktikan lainnya karena waktu yang
berbeda-beda dan kesibukan masing-masing.

E. Proses Bimbingan
1. Bimbingan denga Guru Pamong PPL
Faktor penyebab masalah dalam pelaksanaan bimbingan dengan
guru pamong adalah karena kesibukan beliau dan praktikan sendiri
sehingga praktikan tidak sempat bimbingan dan bimbingan dilakukan
tidak rutin.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL


Faktor penyebab permasalahan bimbingan dengan dosen
pembimbing PPL adalah menentukan jadwal bimbingnan yang kadang
bentrok dengan kesibukan beliau,begitupun dengan kegiatan
praktikan.tetapi secara keseluruhan proses bimbingna berjlan dengan baik
dan minimal 1 kali seminggu selalu diadakan bimbingan.sama seperti
dengan guru pamong karena jadwal dan kesibukan masing masing yang
padat sehingga sulit menentukan waktu bimbingan dan bimmbingan
dilakukan tidak rutin.
3. Bimbingan dengan Supervisor
21

Faktor penyebab permasalahan bimbingan dengan supervisior adalah


karena kesibukan yang dimiilki praktikan dengan supervisior yang padat
sehingga proses bimbingan dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja.
Tapi secara keseluruhan proses bimbingan dengan supervisior berjalan
baik, praktikan selalu mengikuti rapat dan evaluasi yang diadakan
supervisior.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

Setiap pelaksaan kegiatan tak lepas dari beberapa masaah yang


disebabkan oleh beberapa faktor. Namun dalam setiap permaslahan tersbut
tentu harus ada upaya penanggulangan masalah agar pelaksaan kegiata
PPL berjalan lebih baik lagi. Upaya penanggulangan masalah tersebut
diantanyansebagai berikut:

A. Penyusunan RPP
Upaya yang dilakukan doleh praktikan dalam mangaggulangi
masalah dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
1. Melakukan proses bimbingan dengan guru pamong, guna
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan RPP,
memperbaiki segala sesuatu yang dievauasi oleh guru pamong dalam
penyusunan RPP. Guru pamong slalu memberi masukan dan saran pada
setiap penyusunan RPP sehingga terjadi perbaikan dalam penyusunan
RPP serta RPP yang disusun menjadi lebih baik lagi.
2. Melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing dalam menysun isi
RPP agar RPP sesuai dengan silabus dan kurikulum. Dosen pembimbing
selalu meberikan pengarahan dalam proses penyusunan RPP terutama
dalam proses kegiatan belajar.
3. Diadakannya evaluasi oleh dosen pembimbing dan guru pamong
sehingga kesalahan kesalahan pada RPP sebelumnya bisa diperbaiki
RPP selanjutnya.
4. Bediskusi dengan praktikan lain dalam penyusunan RPP sehingga
prakikan mendapat pengetahuan baru dalam penyusunan RPP.

B. Proses Penampilan
Proses penampilan merupakan kegiatan yang penting dalam
pelaksaan PPL. Ketika ada permasalahan tentu harus ada upaya dalam
menanggulangi permsalahan tersebut sehinnga proses penampilan

22
23

praktikan menjadi semakin lebih baik dari sebelumnya. Dalam


penanggulangan masalah yang dihadapi praktikan dalam proses
penampilan adalah sebagai berikut:

1. Membiasakan lebih beradaptasi dengan para siswa di kelas dan


melakuakn pendekatan di luar kelas agar praktikakn bisa berkomunikasi
dengan baik dalam proses pembelajaran di kelas.
2. Lebih memahami karakter setiap siswa sehingga praktikan tidak lagi
bingung dalam proses belajar mengajar.
3. Mengimplementasikan saran-saran dari guru pamong dan dosen
pembimbing agar memilii penguasaan kelas yang baik.
4. Lebih memperhatikan timing dalang pembelajaran agar pelaksaaan
pembelajaran di lapangan sesuai dengan RPP.
5. Memilih model pembelajaran yang sesuai agar psiswa lebih anusias
dalam mengikuti pembelajaran di kelas
6. Melaksakan pembelajaran yang santai tapi serius agar siswa tidak bsan
dalam mengikuti pembelajaran.
7. Menyiapkan opsi-opsi lain dalamm proses belajar mengajar agar tidak
ada lagi improvisasi apabila waktu belum habis.
8. Berkonsultasi dengan guru pamong dan dosen pembimbing dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan hasil evaluasi guru pamong dan
dosen pembimbing.

C. Bimbingan Belajar/Ekstrakurikuler
Upaya dalam menanggulangi proses bimbingan belajar dan
ekstrakurikuler adalah sebagai berikut:
1. Berusaha menyempatkan hadir dalam setiap bimbingan belajar yang
diminta siswa.
2. Berusaha menyempatkan hadir dalam setiap latihan
ekstrakurikuler paduan suara walaupun sebentar.
3. Memberikan pengarahan kepada anggota ekstrakurikuler di luar aktu
24

ekstrakurikuler.
D. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah
Upaya penanggulangan masalah partisipasi dalam
kehidupan sekolah adalah sebagai berikut:
1. Dalam kegiatan piket
2. Berusaha berpenampilan baik di lingkungan sekolah.
3. Bersikap ramah pada semua masyarakat sekolah agar terjalin
komunikasi yang baik.
4. Mengikuti setiap kegiatan sekolah dengan maksimal.
5. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah dan membantu
setiap kegiatan dengan maksimal.
6. Menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh masyarakat SMP
Negeri 12 Bandung.

E. Proses Bimbingan
Upaya penanggulangan dalam proses bimbingan selama
pelaksanaan PPL di SMP Negeri 12 Bandung adalah sebagai berikut:
1. Bimbingan dengan Guru Pamong PPL
Upaya dalam menanggulangi masalah dalam proses bimbingan
dengan guru pamong adalah selalu menyempatkan untuk bimbingan dan
bertanya setiap menghadapi kesulitan dan kebingungan. Menanyakan hal-
hal yang kurang dipahami dan bertanya lebih dahulu apabila akan
melakukan sesuatu. Melaksanakan dengan baik kapan yang ditugaskan
oleh guru pamong.

2. Bimbingan dengan Dosen Pembimbing PPL


Upaya untuk menanggulangi permasalahan dalam kegiatan
bimbingan dengan dosen pembimbing PPL adalah selalu menghubungi
dosen pembimbing apabila ada kegiatan yang berkaitan dengan pelaksaan
PPL. Melakukan bimbingan ke kampus dengan waktu yang telah
ditentukan dosen pembimbing berkonsultasi apabila menghadapi masalah
25

dan kebingungan dalam pelaksanaan kegiatan PPL.

3. Bimbingan dengan Supervisior


Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi permasalahan dalam
kegiatan bimbingan dengan supervisior adalah berusaha mengikuti waktu
bimbingan, rapat dan evaluasi yang dilakukan selama kegiatan PPL di SMP
Negeri 12 Bandung agar praktikan mendapatkan pengarahan sehingga
menjadi lebih baik lagi dalam melaksankan kegiatan PPL.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan
intrakulikuler yang harus ditempuh oleh mahasiswa yang bertujuan agar
mahasiswa S1 kependidikan UPI memiliki bekal pengalaman dasar
dalam melaksanakan pembelajaran yang mendidik, menguasai kemampuan
keguruan yang utuh dan terintegrasi serta untuk memantapkan penguasaaan
kompetensi akademik sehingga memiliki kesiapan dalam melaksanakan
tugas sebagai guru yang profesional.
Dalam pelaksanaan kegiatan PPL, praktikan mempunyai
kesempatan untuk menerapkan kemampuan aplikatif dan tepadu dengan
segala ilmu yang diperoleh dari seluruh pengalaman belajar sebelumnya di
bangku perkuliahan ke dalam program pelatihan disekolah. Melalui PPL ini
diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan teori selama melakukan
proses perkuliahan.
Selama pelaknasanaan PPL tak lepas dari masalah yang dihadapi.
Masalah-masalah tersebut terkait dengan penyusunan RPP, proses
penampilan, bimbingan belajar/ekstrakurikuler, partisipasi dalam
kehidupan sekolah, dan proses bimbingan. Masalah-masalah tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor baik itu faktor internal (praktikan sendiri)
dan eksternal. Namun setiap permasalahan selalu ada solusi dan
penanggulangnnya. Praktikan mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman
dalam menanggulangi masalah-masalah dalam pelaksanaan PPL baik dari
guru pamong, siswa, dosen pembimbing, supervisior, dan masyarakat SMP
Negeri 12 Bandung lainnya.
Berdasarkan pengalaman praktikan selama melakukan PPL di SMP
Negeri 12 Bandung, praktikan menarik kesimpulan bahwa dengan program
pengalaman ini merupakan program latihan yang sangat memberikan bekal
pengalaman kepada praktikan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di

26
27

sekolah terutama dalam proses mengajar secara langsung sehingga


praktikan memiliki pengalaman nyata dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Adapun saran/masukan yang dapat praktikan berikan antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk Praktikan
a. Menguasi metode dan tehnik mengajar dengan baik.
b. Menguasai materi pelajaran yang akan diajarkan.
c. Melakukan bimbingan secara rutin dengan guru pamong, dosen
pembimbing, dan pihak terkait.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah untuk kepentingan
perbaikan dan pengembangan.
e. Meningkatkan hubungan baik dengan sesama praktikan PPL.

2. Untuk Sekolah
a. Kepada pihak sekolah selalu memberikan pengarahan dan bimbingan
kepada para praktikan.
b. Melakukan diskusi mengenai proses pendidikan dengan semua
praktikan baik untuk mengungkapkan masalah maupun
pengendaliannya.
c. Mengontrol kegiatan yang dilakukan praktikan sehingga praktikan
menjadi lebih baik lagi dan tidak melakukan kegiatan yang
melanggar peraturan sekolah.
d. Meningkakan kedisiplinan siswa agar proses pembelajaran
berlangsung efektif.
Dengan kegiatan PPL ini diharapkan dapat menjalin kerjasama
yang lebih baik antara Universitas Pendidikan Indonesia dan SMP Negeri
12 Bandung dalam mencetak guru-guru yang profesional.
28

3. Untuk Universitas (UPT PPL UPI)


a. Mengontrol praktikan di sekolah, mengontrol guru pamong dan dosen
pembimbing PPL sehingga PPL berjalan dengan lancar.
b. Menjalin kerjasama yang baik antar pihak Universitas dan Sekolah
agar pelaksaan PPL di SMP Negeri 12 Bandung dapat berkelanjutan
dan mencetak banyak guru yang profesional.
29

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Akademik. (2017). Panduan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
Bagi Mahasiswa UPI Calon Guru Bidang Studi. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai