Anda di halaman 1dari 9

DAMPAK COVID-19 PADA PEREKONOMIAN INDONESIA

MAKALAH

Oleh:
FACHRI AKBAR RAMADHANA
NIM. 362055401174

PROGAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Dampak Covid
Pada Perekonomian Indonesia” guna mengerjakan tugas dari Ibu Ninik Sri Rahayu

Shalawat serta salam senantiasa dikirimkan kepada baginda Rasulullah SAW


yang telah megajarkan kita agar selalu menuntut ilmu sampai akhir hayat nanti.
Sebagai manusia penyandang relativitas kebenaran, penulis sangat menyadari adanya
kekurangan didalam pembuatan makalah ini. Atas segala kekurangan tersebut,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Akhirnya,
penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banyuwangi, 31 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................... i


Daftar Isi .................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II Pembahasan
2.1. Dampak Covid-19 Pada Perekonomian Indonesia ............................ 2
2.2. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi
COVID-19 ........................................................................................ 3

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 5
Daftar Pustaka ......................................................................................... 6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Virus corona pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina. Corona adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan manusia, virus ini sangat mudah menyebar sehingga
menyebabkan angka kematian yg tinggi pada tahun ini. Saat ini virus corona telah menyebar
ke berbagai Negara salah satunya adalah Indonesia. Virus corona ini memiliki dampak yang
sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi
di Indonesia ini adalah turunnya minat konsumsi dan investasi masyarakat, baik lingkup
rumah tangga maupun lingkup pemerintah. Pada era pandemi corona virus saat ini,
masyarakat dituntut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah yang mempengaruhi ekonomi
para pedagang. Ekonomi merupakan faktor penting dikehidupan manusia. Kehidupan
keseharian manusia dapat dipastikan selalu bersinggungan dengan kebutuhan
ekonomi(Honoatubun,2020). Para pedagang kecil mengalami kerugian pesat dengan adanya
wabah covid-19 ini. Pembatasan aktivitas akibat covid-19 telah menimbulkan kerugian
ekonomi secara nasional(Hadiwardoyo,2020). Dengan adanya PSBB maka perkantoran dan
sebagian besar industri dilarang beroperasi, untuk kurun yang relatif lama, dan menimbulkan
kerugian ekonomi. Jika PSBB diperpanjang atau diperluas kekota - kota lain, maka otomatis
dampak kerugian membesar, dan dapat diproyeksikan berdasar perbandingan waktu dan
luasan area. Selanjutnya pembahasan kerugian dibagi dalam kelompok kerugian nasional,
sektoral, corporate, maupun individual.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja dampakCovid-19 pada perekonomian di Indonesia ?
2. Bagaimana upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi pada saat pandemi
covid-19 ?

1.3. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Pembuatan Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pancasila dari
Ibu Ninik Sri Rahayu

2. Tujuan Utama
 Untuk mengetahui dampak wabah covid-19 di Indonesia khususnya pada
perekonomian
 Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam menangani krisis ekonomi saat
pandemi

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Dampak Covid-19 Pada Perekonomian Indonesia

Perkembangan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Indonesia per harinya semakin


mengalami kenaikan yang signifikan. Pada tingkatnasional, data yang diperoleh dari website
resmi perkembangan virus COVID-19 milik pemerintah pusat menyatakan sampai pada
tanggal 17 April 2020 jumlah akumulasi kasus terkonfirmasi virus COVID-19 di Indonesia telah
mencapai 83,130 kasus. Sejalan dengan semakin tingginya jumlah akumulasi kasus positif,
kasus konfirmasi positif per harinya juga terus mengalami kenaikan. Data menunjukkan
bahwa pada tanggal 15 April di Indonesia terjadi1. 522 kasus dan pada 16 April naik secara
signifikan menjadi 1.574 kasus (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, diakses pada
tanggal 17 April 2020), Sedangkan jika dilihat pada tingkat regional, kasus konfirmasi positif
paling banyak terjadi di PulauJawa. Hal ini terlihat dari peta persebaran COVID-19 di Provinsi-
provinsi yang terletak di pulau Jawa menjadi daerah yang termasuk dalam 10 provinsi dengan
jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia. Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Kementerian Keuangan memperkirakan angka kerugian akibat pandemi COVID-19 di
Indonesia mencapai Rp 320 triliun selama kuartal I-2020. Hal itu dikarenakan ekonomi
nasional merosot sekitar 2,03%. Sesuai data yang disampaikan Kepala Pusat Kebijakan Makro
BKF, Hidayat Amir, bahwa ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,97% pada kuartal I-2020.
Angka inilebih rendah dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang di kisaran 5%.
Potensi kerugian ekonomi itu bisa dikuantitatifkan menjadi sebuah angka dengan
mengkalikannya kemerosotan ekonomi kuartal I-2020 dengan produk domestik bruto (PDB).
Jika dihitung, maka total potensi kerugian negara akibat COVID-19 sekitar Rp 320 triliun.

Pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020


hanyasebesar 2,97%. Angka inimenjadi yang terendahsejak 2001. Sektor yang paling rendah
pertumbuhannya di kuartal I-2020 adalah sektor pertanian. Sebab sektor tersebut hanya
tumbuh 0,02%. Padahal tzhun lalu dalam periode yang sama, pencapaian sektor pertanian
tumbuh hingga 1,82%. Penurunan ini karena adanya kontraksi pada sub sektor tanaman
pangan dan cuaca ekstrem pada awal tahun 2020. Peningkatan produksi barang kimia dan
obat-obatan untuk diekspor keluar negeri menyelamatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal
I-2020. Merebaknya wabah Covid-19 mendorong permintaan industri kimia, farmasi, dan
obat tradisional yang masih dapat tumbuh 5,59%.
Dampak Covid-19 pada perekonomian Indonesia:
Pertama yaitu sulitnya mencari pekerjaan, masudnya disini banyak perusahaan yang
beralasan tidak menerima karyawan karena kuota sudah penuh, ada juga yang beralasan
didalam perusahaan tersebut semua karyawan sudah dirumahkan / bekerja di rumah dan ada
juga yang sudah di PHK sehingga tidak mau menerima tambahan karyawan lagi.
Kedua, banyak karyawan yang sudah bekerja terpaksa harus di rumahkan tanpa digaji
sampai batas yang belum diketahui, dan ada juga yang di PHK karena perusahaan tidak bisa
memberi gaji pada karyawan yang tidak bekerja selama hampir 3 bulan ini. Dari pembahasan
diatas dapat disimpulkan bahwa Masyarakat kehilangan mata pencarianya untuk memenuhi
kebutuhan sehari harinya, agar bisa tetap memenuhi kebutuhanya, masyarakat perlu

2
diberikan bantuan sosial dari pemerintah seperti beberapa sembako dan BLT (Bantuan
Langsung Tunai) untuk kebutuhan sehari hari.
Ketiga , Dampak COVID -19 pada perekonomian di indonesia salah satunya adalah
Timbulnya kejahatan di beberapa daerah, seperti banyak pencurian di berbagai rumah –
rumah yang dikarenakan banyak narapidana yang dilepaskan karena adanya sistem sosial
distancing dan lock down.

2.2. Upaya Pemerintah dalam Menangani Krisis Ekonomi Saat Pandemi COVID-19
Sebagai sebuah negara yang memiliki bonus demografi di era ini, ditambah dengan
posisi indonesia sebagai negara anggota G20 yang mewakili wilayah Asia Tenggara, serta
telah dimasukannya isu bonus demografi ke dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Termasuk menjabarkan kerangka
pelaksanaannya. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena bonus demografi telah disadari
dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Salah satu upaya pemerintah untuk menghadapi era bonus demografi ini melalui
pemerataan pendidikan dasar bagi seluruh penduduk Indonesia dengan memberikan
beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar 1,3 Triliun. Pemerataan
akses pendidikan dasar terutama bagi penduduk yang ada di pelosok dan kurang mampu
secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Selain itu dicanangkannya pendidikan kependudukan oleh Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan menjadi salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan, kesadaran,
dan tingkah laku tentang komponen-komponen dalam demografi dan kependudukan.
Dengan mengetahui, setidaknya penduduk usia non produktif (penduduk usia sekolah
sampai 15 tahun) menjadi sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang
serba bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.

Akan tetapi saat ini seluruh dunia bahkan Negara Indonesia sedang dihadapi dengan
isu penyebaran wabah virus corona, dimana wabah ini telah mengancam pertumbuhan
ekonomi dunia bahwa Indonesia. Oleh karena ini sebagai sebuah negara yang sedang
merancang pembangunan ekonominya melalui bonus demografi, Indonesia harus segera
membuat langkan atau skenario guna dapat mengatasi masalah pandemi corona. Karena
tidak dapat dipungkiri bahwa ditengah pandemi virus ini dibutuhkan langkah yang tepat
guna mengatasi masalah ekonomi dinegara ini.

Berbagai kebijakan perlu dibuat dan dilakukan oleh Indonesia guna dapat mampu
menekan angka stabilitas ekonomi di Indonesia. Pada saat ini dimana Indonesia sedang di
hadapkan oleh krisis ekonomi akibat lambatnya laju pertumbuhan ekonomi serta
banyaknya masyarakat yang bekerja terpaksa dirumahkan akibat banyaknya lapangan
pekerjaan yang tutup sementara akibat masalah pandemi ini maka pemerintah
mengeluarkan berbagai kebijakan bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah khususnya daerah yang saat ini menjalankan kebijakan PSBB guna
menanggulangi penyebaran virus tersebut.

Pemerintah pusat mengeluarkan beberapa kebijakan ekonomi guna mengatasi


masalah akibat Pandemi COVID-19 diantaranya yang pertama, Presiden memerintahkan
seluruh menteri, gubernur dan wali kota memangkas rencana belanja yang bukan belanja

3
prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kedua, melalui Presiden meminta pemerintah
pusat dan pemerintah daerah untuk mengalokasikan ulang anggarannya untuk
mempercepat pengentasan dampak corona, baik dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Langkah tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020 tentang
Tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa
dalam rangka Percepatan Penanganan Virus Corona.

Ketiga, pemerintah pusat serta pemerintah daerah menjamin ketersediaan bahan


pokok, diikuti dengan memastikan terjaganya daya beli masyarakat, terutama masyarakat
lapisan bawah. Bantu para buruh, pekerja harian, petani, nelayan, dan pelaku usaha mikro
dan kecil agar daya belinya terjaga. Salah satunya seperti halnya yang dilakukan di Provinsi
Jawa Barat dimana pemerintah derah mebagikan logistik kepada setiap masyarakat yang
membutuhkan ditengah wabah virus COVID-19. ujar Jokowi. Keempat, pemerintah
mendorong program Padat Karya Tunai diperbanyak dan dilipatgandakan, dengan catatan
harus diikuti dengan kepatuhan terhadap protokol pencegahan virus corona, yaitu
menjaga jarak aman satu sama lain. selain itu pemerintah juga mengeluarkan kebijakan
melaui kartu prakerja sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah ditengan
penyebaran ekonomi, walaupun kebijakan ini dirasa tidak sesuai dengan fungsi dari
dibuatnya kebijakan ini pada awal masa kampanye presiden.

Kelima, pemerintah memberikan tambahan sebesar Rp 50.000 pada pemegang kartu


sembako murah selama enam bulan. Dengan demikian, peserta kartu sembako akan
menerima Rp 200.000 per keluarga per bulan. Untuk menjalankan alokasi tambahan kartu
sembako ini, pemerintah menganggarkan biaya Rp 4,56 triliun. Keenam, pemerintah juga
membayarkan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 yang selama ini dibayar oleh wajib pajak
(WP) karyawan di industri pengolahan. Alokasi anggaran yang disediakan mencapai Rp 8,6
triliun. Ketujuh, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi kredit di bawah Rp 10
miliar untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Relaksasi tersebut berupa
penurunuan bunga dan penundaan cicilan selama setahun, baik dari perbankan dan
industri keuangan non bank. Selain itu, penangguhan cicilan selama setahun juga berlaku
bagi ojek, supir taksi dan nelayan yang memiliki cicilan kendaraan.

Dari ketuju kebijakan tersebut masih dirasa belum efektif untuk tetap menekan
dampak buruk dari virus corona ini dalam aspek ekonomi. Indonesia dituntut untuk dapat
menciptakan berbagai skenario yang mungkin dapat digunakan untuk menekan masalah
ekonomi ini. Hal ini karena dampak dari penyebaran virus corona ini tidak diketahui kapan
akan berhenti. Salah satu skenario yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah melalui
pembuatan paket kebijakan pariwisata. Kebijakan ini berisi mengenai pemberian paket-
paket pariwisata untuk mencegah dampak terlalu besar terhadap jumlah kunjungan
pariwisata ke Indonesia. Hal ini karena kunjungan itu berpengaruh pada restoran, hotel,
maka kebijakan ini akan memfokuskan kepada daerah-daerah yang kena dampak
langsung itu. Itu dipaket-paket seperti paket pariwisata terkait diskon pesawat, untuk
travel agen, untuk daerah sendiri juga malam ini formulasinya sedang difinalkan.

Akan tetapi kebijakan tersebut menuai kritik yang keras dari masyarakat dan para
akademis serta para pihak pihak kesehatan. Hal ini karena kebijakan tersebut dapat
menimbulkan penyebaran virus covid-19 kesetiap daerah yang memiliki objek wisata. Hal

4
ini akan berdampak fatal karena dengan biaya paket wisata murah makan banyak
masyarakat yang tergiur dan akan pergi berwisata dan akhirnya dapat menimbulkan
masalah abru yaitu mudahnya penyebaran virus corona dari program tersebut. Sehingga
program ini pun harus segera di respon oleh pemerintah untuk dikaji ulang agar mencegah
terjadinya permasalahan dan kegaduhan di masyarakat.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dampak dari covid-19 ini sangat menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Selain berdampak
besar pada kesehatan masyrakat, kasus covid-19 ini juga berdampak besar pada
perekonomian masyarakat. Dari uraian tersebut diatas, penenliti menyimpulkan bahwa
Covid-19 berdampak pada perekonomian di Indonesia ,diantaranya :
(1) sulitnya mencari pekerjaan
(2) banyak karyawan yang sudah bekerja terpaksa harus di rumahkan tanpa digaji sampai
batas yang belum diketahui
(3) Timbulnya kejahatan di beberapa daerah
(4) Negara mengalami kerugian yang sangat besar.

5
DAFTAR PUSTAKA
https://supplychainindonesia.com/wp-
content/files/SCI_%20Artikel_Dampak_Virus_Corona_terhadap_Perdagangan_Ekspor-
Impor_V3-.pdf
Artikel_Dampak_Virus_Corona_terhadap_Perdagangan_Ekspor-Impor_V3-.pdf.
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/05/05/pertumbuhan-ekonomi-kuartal-
i2020-hanya-naik-297#

Anda mungkin juga menyukai