SKRIPSI
Oleh:
Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing
Kata kunci: sari kurma, sari kecombrang, gula aren, minuman sari buah
Keywords: dates juice, kecombrang juice, aren sugar, fruit juice drink,
ii
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi yang
mutu minuman sari kumbrang adalah benar merupakan gagasan dan hasil
penelitian saya sendiri dibawah arahan pembimbing. Semua data dan informasi
yang digunakan dalam skripsi ini telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan
dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi serta dapat diperiksa kebenarannya.
Skripsi ini juga belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada
iii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
05 Maret 1995, dari Bapak Safrijal Simatupang dan Ibu Yusnawati Tanjung.
Sorkam Barat. Penulis lulus SMA pada tahun 2013 dan berhasil melanjutkan
Universitas Sumatera Utara melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi
negeri (SNMPTN).
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) USU, penulis juga aktif dan
Nasional (BAZNAS) tahun 2018 dan menang lomba runner up II essay Lomba
Essay Go Pangan Lokal Se-Kota Medan Tahun 2015, peserta Jambore HIPMI PT
Sumut Essai Online Nasional Leadership Talk di Medan 2018, Juara II essay
Andai Aku Jadi MenTan di Pontianak 2018. Penulis juga telah melaksanakan
iv
Universitas Sumatera Utara
v
Agustus 2016.
Sarjana Teknologi Pertanian di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana teknologi pertanian di
Sumatera Utara.
orang tua (Safrijal Simatupang dan Yusnawati Tanjung) yang telah membesarkan
saya dan selalu memberikan perhatian, kasih sayang, mendidik, dan selalu
Fauziyyah Afifah dan Sukri kalian semua yang selalu memberikan motivasi,
perhatian dan pengertiannya selama ini, terkhusus selama saya menyusun skripsi.
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si., selaku ketua program studi Ilmu dan
pendidikan.
2. Ibu Ir. Rona J. Nainggolan, SU selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu
Mimi Nurminah, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah
vi
Universitas Sumatera Utara
vii
4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi
Pangan.
ITP 2013, adik-adik ITP 2014 hingga 2017. dan semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu per satu atas bantuan serta dukungan semangatnya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
Penulis
Hal
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian .................................................................................. 4
Hipotesa Penelitian .................................................................................... 4
viii
Universitas Sumatera Utara
Total Padatan Terlarut ........................................................................ 26
Total Asam ......................................................................................... 26
Total Gula ........................................................................................... 27
pH ....................................................................................................... 28
Viskositas............................................................................................ 28
Kadar Abu........................................................................................... 29
Penentuan Total Mikroba ................................................................... 29
Uji Organoleptik ................................................................................. 30
ix
Universitas Sumatera Utara
x
No Hal
1. Kandungan nutrisi kurma ............................................................................. 6
11. Pengaruh penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati ............. 34
12. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang ......... 36
14. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total
padatan terlarut minuman sari kumbrang..................................................... 39
15. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total asam minuman sari kumbrang ........................ 41
16. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total gula minuman sari kumbrang ......................... 44
xi
Universitas Sumatera Utara
xii
19. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap kadar abu minuman sari kumbrang .......................... 51
22. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total mikroba minuman sari kumbrang..................... 56
No Hal
1. Skema pembuatan sari buah kurma dan sari kecombrang ........................... 23
xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No Hal
o
1. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total padatan terlarut ( Brix) .......... 67
3. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total gula (%) ................................. 69
6. Data pengamatan dan daftar sidik ragam kadar abu (%) ................................ 72
7. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total mikroba (log CFU/ml) ........... 73
8. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik warna ....................... 74
9. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik aroma ....................... 75
10. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik rasa......................... 76
11. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik viskositas ............... 77
12. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor warna ........................... 78
13. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor aroma ........................... 79
14. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor rasa............................... 80
xiv
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
pertanian yang penting di Afrika Utara, Timur Tengah, dan negara – negara Asia.
Kurma dikenal sebagai makanan yang kaya nutrisi. Kurma tersusun atas gula –
beberapa mineral penting seperti besi, potassium, selenium, kalsium, dan vitamin
seperti vitamin B1, B2, A, riboflavin dan niasin. Selain itu kurma juga
mengandung serat pangan, tetapi rendah lemak dan protein. Buah kurma
Biasanya buah kurma lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar, dan hal
ini dilakukan oleh umat yang bearagama islam yang mengkonsumsi ketika
berbuka puasa. Kandungan gula-gula sederhana kurma 20-70% dari bobot kering
sehingga buah kurma mudah dicerna dan cepat mengganti energi tubuh yang
kandungan baik. Adanya kandungan zat aktif yang terdapat pada kecombrang
Kecombrang adalah salah satu tanaman yang memiliki antioksidan yang tinggi
1
Universitas Sumatera Utara
2
Kecombrang juga salah satu tanaman rempah dan obat yang memiliki
Salah satu pemanfaatan buah kurma yaitu sebagai minuman sari yang
minuman untuk berbuka puasa yang lebih cepat dan praktis. Minuman sari buah
merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang sudah disaring. Pembuatan
sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya
guna buah-buahan (Dewan Riset 2010). Sari buah dibuat dengan cara
Cita rasa dan aroma kecombrang yang khas, jika dikombinasikan dengan
buah kurma akan memberikan varian rasa minuman yang baru sehingga potensi
Minuman sari kumbrang ini perlu adanya penambahan gula aren untuk
memberikan perpaduan rasa yang manis karena rasa manis dari kurma akan
sedikit hilang dengan adanya pencampuran dengan sari kecombrang. Gula aren
adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan nira pohon palma yaitu aren (Arenga
pinnata Merr). Gula aren memiliki aroma khas aren, warna coklat muda, rasa
Gula aren ini sering digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.
Nilai indeks glikemik gula aren tergolong rendah karena sebesar 35 sedangkan
nilai indeks glikemik gula pasir yaitu 58, hampir mendekati indeks glikemik
tinggi (>70). Nilai indeks glikemik yang rendah ini membuat gula aren lebih aman
dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan
karena gula aren tidak secara langsung memecah glukosa dalam darah, namun
melepaskan secara perlahan sehingga tidak akan terjadi kenaikan atau penurunan
rasa manis juga bermanfaat untuk penyempurnaan cita rasa, warna dan
yang tinggi, kemampuan mengurangi kelembapan relatif dan daya ikat air
yang hilang ketika beraktivitas, dan memberikan efek kesehatan terhadap tubuh
sehingga minuman sari kumbrang ini tidak hanya untuk minuman berbuka puasa.
Produk minuman sari kumbrang ini juga diharapkan menjadi salah satu produk
Tujuan Penelitian
kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap minuman sari
kumbrang.
Kegunaan Penelitian
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
Hipotesa Penelitian
terhadap minuman sari kumbrang dan pengaruh interaksi perbandingan sari kurma
Kurma
Buah kurma atau yang dikenal dengan nama latin Phoenix dactylifera
merupakan salah satu jenis tumbuhan palem yang buahnya memiliki rasa manis
sehingga dapat dikonsumsi oleh banyak orang. Tanaman kurma adalah salah satu
tanaman yang tertua di dunia dan hingga saaat ini masih terpelihara
berasal dari bahasa Yunani, “Phoenix” yang artinya buah merah atau ungu, dan
“dactylifera” dalam bahasa yunani disebut dengan “daktolus” yang berarti jari,
Kingdom : Plantae
Subdivisi : Tracheobionata
Superdivisi : Spermatophyta
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Phoenix
(Munawwarah, 2015).
semua ketinggian tanah. Bahkan tanaman kurma mampu tumbuh dan berkembang
5
Universitas Sumatera Utara
6
Adapun kurma mengandung kalori dan nutrisi dapat dilihat pada Tabel 1.
Buah kurma berbentuk bundar kecil berbiji satu dengan epikarp yang
hemiselulosa dengan lekukan memanjang yang mencolok disatu sisi dan tonjolan
bulat kecil disisi lain. Embrio tertutup di dalam sarungnya. Warna buah kurma
yang timbul berdasarkan dari tipe pembudidayaan kurma seperti saat panen.
beragam buah betina di dalam satu kultur yang dikawinkan dengan berbagai
variasi jantan yang digunakan untuk penyerbukan atau pertumbuhan dari buah
berdaging empuk, sangat lembab dan mengandung sedikit gula. 2. Kurma agak
kering berdaging kenyal, tidak terlalu berair, berkandungan gula tinggi. 3. Kurma
kering berkadar gula tinggi, kelembapannya rendah, kering, dan berdaging keras
(Rostita, 2009).
menjadi beberapa tingkat dilihat dari aspek fisiologis dan kadar nutritifnya.
Hababouk dan altalaa, kimri (hijau), khalal, rutab, tamr (Rahmadi, 2010).
1. Hababouk dan altalaa adalah kondisi dimana buah kurma mulai terbentuk
hingga usia fisiologis sekitar lima minggu. Buah umumnya belum matang,
masih tertutup kelopak daun. Buah akan terus berkembang sampai menjadi
warna hijau tua sedang kondisi altalaa tampak terlihat menonjol pada usia
2. Kimri (hijau) pada tahap ini usia fisiologis buah berkisar antara sembilan
minggu hingga 14 minggu. Pada tahapan ini, daging buah bertambah dengan
cepat diiringi peningkatan kadar gula, kadar air dan tingkat keasaman. Tingkat
keasaman dan kadar air buah cenderung mulai menurun. Buah kurma kimri
lemak, 3.7% kadar abu, 83.6% kadar air, dan 50% kadar gula dari berat kering
(Rahmadi, 2010).
3. Khalal tahap perubahan warna akan mengalami perubahan warna dari hijau
kekuningan menjadi kuning, oranye, hingga merah tua. Usia fisiologis buah
kurma pada tahapan ini berkisar 15-21 minggu hingga kurma dapat dianggap
matang, sekalipun daging buah masih cukup keras. Kadar gula buah meningkat
cepat yang diikuti dengan penurunan kadar air dari sekitar 85% hingga 65%.
Komponen nutritif lainnya menurun seperti 2.7% protein, 0.3% lemak, dan
4. Rutab (matang lembek) pada tahap ini daging buah tidak lagi keras dan warna
pada tahapan ini dengan bobot buah, kadar gula dan padatan mencapai nilai
maksimal. Konversi gula sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa mencapai titik
maksimalnya, sehingga buah terasa sangat manis. Kadar air buah kurma rutab
berada pada kisaran 43%. Komponen nutritif lain menurun 2.6% protein, 0.3%
5. Tamr (matang tua) pada tahap ini terdapat penurunan kadar air yang cukup
signifikan di tahapan ini, sehingga kadar sukrosa dan gula pereduksi mencapai
kisaran 50% dari berat kering. Kadar air buah kurma tamr berada pada kisaran
24.2%. Komponen nutritif lain semakin menurun 2.3% protein, 0.2% lemak,
Kompisisi buah kurma memiliki zat-zat terdiri dari glukosa, sukrosa, dan
fruktosa, vitamin A, B1, B2, B12, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga,
magnesium, sulfur, fosfor, dan selain itu juga protein, lemak, serat
(Giyatmo, 2013).
Jenis kurma yang terbanyak yang beredar di dunia adalah kurma dari Irak
yaitu Zahdi produksinya diperkirakan mencapai 43% kurma dunia. Kurma Zahdi
harganya murah. Kurma jenis ini paling banyak digunakan dalam kuliner dan
Berikut ini beberapa jenis kurma di pasar dunia yaitu : 1. Aabel jenis yang
paling banyak terdapat di Libia. 2. Ajwah merupakan jenis kurma yang paling
digemari orang arab. 3. Amir Hajj dari Irak, berdaging tebal tetapi empuk. 4.
Barhee' (barhi) kurma jenis ini berbentuk silinder, berwarna kuning sawo (amber)
muda sampai cokelat gelap jika sudah matang, berdaging tebal dan empuk. 5.
Zahdi berukuran sedang, berbentuk lonjong, berwarna cokelat terang, agak kering,
dijual dalam bentuk kurma yang empuk, agak keras. 6. Umelkhashab, berkulit
merah, manis bercampur pahit, berdaging putih dan keras, berasal dari Arab Saudi
(Rostita, 2009).
Komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 % berat kering
dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa, serta mineral dan vitamin.
Sehingga kurma dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan jus kurma
pada tahap tamr dapat diolah menjadi produk selai, pasta kurma dan sirup kurma.
Karena indeks glikemik tingkat kematangan ini rendah dan dapat mencegah
bulan puasa. Meskipun demikian, ada beberapa orang yang kurang menyukai
buah ini sehingga dapat dijadikan inovasi produk baru di pasaran yaitu salah satu
kurma dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap sari bunga bakung paskah
mempengaruhi total gula yaitu semakin tinggi konsentrasi sari kurma maka total
gula semakin meningkat yaitu 0,00219 %, 0,00279 % dan 0,00299 % dan juga
konsentrasi sari kurma maka semakin besar zona hambat terhadap mikroba yaitu
Kecombrang
dengan tinggi 1-3 m. Tanaman ini mempunyai batang semu, tegak, berpelepah,
membentuk rimpang, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, lanset, ujung dan
pangkal runcing tetapi rata, panjang daun sekitar 20-30 cm dan lebar 5-15 cm,
bunga majemuk yang berbentuk bongkol dengan panjang tangkai 40-80 cm.
Panjang benang sari ± 7,5 cm dan berwarna kuning. Putiknya kecil dan putih.
Mahkota bunganya bertaju, berbulu jarang dan warnanya merah jambu. Biji
kecombrang berbentuk kotak atau bulat telur dengan warna putih atau merah
jambu. Buahnya kecil dan berwarna coklat. Akarnya berbentuk serabut dan
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Etlingera
(Tjitrosoepomo, 2005).
Tumbuhan ini digunakan sebagai bahan pangan dan juga dapat digunakan untuk
bau badan, memperbanyak air susu ibu dan pembersih darah. Ini karena zat aktif
yang terkandung di dalamnya, yaitu saponin, flavonida, dan polipenol. Karena itu
flavonoid, triterpenoid, steroid, vitamin, mineral, dan glikosida yang berperan sebagai
(2010). Selain kaya akan kandungan antioksidan kecombrang juga sangat berpotensi
berpengaruh terhadap terbentuknya zona hambat yang dihasilkan oleh kedua bakteri
uji yaitu S. Areus dan E coli. Semakin rendah konsentrasi yang diberikan, maka
semakin kecil diameter zona hambat yang terbentuk oleh bakteri uji, karena semakin
kecil konsentrasi zat aktif yang terlarut pada ekstrak air bunga kecombrang semakin
sedikit pula. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin luas pula zona
adalah kecombrang. Kandungan kimia yang terdapat di daun, batang, bunga, dan
2015). Manfaat lain dari kecombrang adalah sebagai sabun, hal ini dilakukan oleh
Minuman Sari
yang sudah disaring. Pembuatan sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan
ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Pembuatan sari buah dari tiap-
tiap jenis buah meskipun ada sedikit perbedaan, tetapi prinsipnya sama
secara segar tetapi dapat dikonsumsi dalam bentuk sari buah. Sari buah dapat
didefinisikan sebagai sari yang diperoleh dari buah dengan melalui proses
mekanik, memiliki warna dan cita rasa yang sama dengan asalnya. Sari buah
dapat berupa jus buah, jus buah kemasan bermerek, sari buah kemasan tetrapack
nilai tambah dari buah-buahan. Pada umumnya produk sari buah memiliki
dan dibagi menjadi yaitu sari buah kandungan total sari buahnya 100%, minuman
sari buah kandungan total sari buahnya minimal 35%, dan minuman rasa buah
Pada prinsipnya dikenal dua macam sari buah yaitu : 1. Sari buah encer,
air, penambahan atau tanpa penambahan gula, 2. Sari buah pekat yaitu cairan yang
pemekatan (Triyono, 2010). Adapun syarat mutu minuman sari buah yaitu
Gula Aren
Gula merupakan salah satu komoditi penting dan strategis bagi masyarakat.
ketersediaan gula, namun juga bagi kalangan industri sebagai produsen yang
memanfaatkan komoditi gula sebagai bahan baku menjadi produk dengan added
value yang lebih tinggi. Program diversifikasi industri gula nasional dapat dilakukan
dengan cara mencari alternatif sumber sumber gula alami non tebu, salah satunya
kemerahan, sifat lebih solid dan memiliki rasa lebih manis. Sedangkan nira yang
terlambat diolah akan menghasilkan gula yang berwarna kekuningan, lunak atau
tidak mengeras sehingga tidak dapat dicetak. Sampai saat ini produk utama pohon
aren adalah gula aren. Dari segi fisiknya gula aren mempunyai kekhasan tersendiri
apabila dibandingkan dengan gula dari sumber yang lain (gula tebu, gula bit).
Kekhasan gula aren antara lain lebih mudah larut, keadaannya kering dan bersih
Sumber bahan baku pembuatan gula aren adalah air nira yang berasal dari
tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan nira hingga menjadi gula aren
melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan kental dan berwarna
pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula merah/gula jawa,
yang membedakan hanya bahan bakunya. Proses pembuatan gula aren umumnya
mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak dikonsumsi sebagai salah
satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh. Selain itu, kandungan
dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi
dihasilkan. Titik kritis dalam pengolahan gula aren pada umumnya terletak pada
perlakukan nira sebelum diolah menjadi gula aren. Nira aren mudah mengalami
(Marsigit, 2005).
Secara tradisional, masyarakat mengolah nira aren menjadi gula batu (gula
merah) atau gula semut yang berupa kristal. Selain itu, gula aren mempunyai
banyak kelebihan seperti harganya yang jauh lebih mahal dan aromanya yang
Produksi gula aren tidak hanya terbatas pada gula cetak, tetapi sudah mulai
berkembang dalam bentuk gula kristal. Perbedaan antara gula aren kristal dengan
gula merah yaitu pembuatan gula aren kristal tidak dilakukan pencetakan
sehingga kadang-kadang gula aren kristal disebut juga dengan gula kristal. Pada
dasarnya pembuatan gula aren kristal adalah mengubah senyawa gula yang
terlarut menjadi gula padat dalam bentuk kristal atau serbuk. Pada prinsipnya
proses produksi gula kristal meliputi : proses pengaturan pH dan penyaringan nira
atau pemilihan gula cetak, pemanasan/pemasakan nira atau larutan gula, proses
sering digunakan untuk bumbu masakan seperti abon, pecal, gado-gado dan untuk
pemanis makanan dan minuman seperti perisa kue, kolak, es campur ataupun es
Gula aren ini sering digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.
Nilai indeks glikemik gula aren tergolong rendah karena sebesar 35 sedangkan
nilai indeks glikemik gula pasir yaitu 58, hampir mendekati indeks glikemik
tinggi (>70). Sehingga gula aren lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan
lonjakan kadar gula darah karena gula tidak secara langsung memecah glukosa
dalam darah, namun melepaskan secara perlahan sehingga tidak akan terjadi
Dalam proses pembuatan gula aren umumnya lebih alami sehingga zat-zat
tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh,
dengan konsentrasi 12%, 14%, 16% dan 18% pada pembuatan serbuk minuman
serbuk gula aren 18% ( Togatorop, 2015). Kandungan gizi yang terdapat pada
dalam mengubah sifat fungsional produk pangan. Hidrokoloid alami yang telah
dimodifikasi seperti CMC sering digunakan sebagai zat aditif. CMC dapat
berfungsi dalam menentukan sifat tekstural produk pangan seperti kekuatan gel,
(Fardiaz, 1986).
Semakin besar kadar CMC, jumlah air yang terserap makin banyak
sehingga kecenderungan kadar air dalam larutan semakin rendah. CMC dalam
nilai rata-rata total padatan terlarut produk juga semakin meningkat. Penambahan
Na-CMC pada minuman asam sari tebu dengan konsentrasi 0,02%, 0,04%, dan
merupakan sejenis hidrokoloid yang tidak memiliki komponen volátil yang dapat
produk pangan, seperti jeli buah, sari buah, mayonaise, dan lain lain. CMC yang
Medan.
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah buah kurma iranian biji yang
diperoleh dari pasar buah Setiabudi di Medan. Kecombrang dan gula aren yang
diperoleh dari pasar tradisional di Medan. CMC yang diperoleh dari toko rudang
jaya di Medan.
Reagensia
H2SO4 (Asam Sulfat), glukosa standar, CaCO3 (kalsium karbonat) dan larutan
fenol 5%.
Alat penelitian
kemasan dan kain saring. Peralatan yang digunakan untuk analisa karakteristik
fisik dan kimia minuman sari kumbrang meliputi timbangan analitik satorius,
20
Universitas Sumatera Utara
21
Faktor I : Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan taraf yaitu :
S1 = 75% : 25%
S2 = 65% : 35%
S3 = 55% : 45%
S4 = 45% : 55%
M1 = 12%
M2 = 14%
M3 = 16%
M4 = 18%
Tc (n – 1) ≥ 15
16 (n – 1) ≥ 15
16 n –16 ≥ 15
16 n ≥ 31
n ≥ 1,937
Jadi, untuk ketelitian dalam penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.
Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua
dimana:
Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf
(αβ)ij : Efek interaksi faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j
εijk : Efek galat dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j
Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji
dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range
(LSR).
Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan sari buah kurma, dipilih buah kurma yang baik, kemudian
bahan dan air 1 : 2, kemudian disaring menggunakan kain saring, dan diperoleh
tujuan dari blansing ini adalah untuk mencegah pencoklatan pada kecombrang,
Tahap pembuatan sari kurma dan sari kecombrang dapat dilihat pada Gambar 1.
Disaring dengan
Disaring dengan kain kain saring
saring
pencampuran sari 300 gram untuk satu perlakuan, yaitu : perbandingan sari kurma
dengan sari kecombrang masing-masing 75% : 25%, 65% : 35%, 55% : 45% dan
45% :55%. Selanjutnya campuran sari tersebut ditambahkan gula aren masing-
masing 12%, 14%, 16% dan 18%, dari berat sari bahan.
suhu 80°C selama 5 menit. Pada saat proses pemanasan, dilakukan pengadukan
agar gula aren larut dan tercampur rata dengan sari kumbrang. Kemudian
Proses pengisian sari kumbrang ke dalam botol dilakukan dengan cara hot filling
yaitu memasukkan sari kumbrang pada waktu masih panas. Ruang antara
Setelah pengisian ke dalam botol selesai, maka botol harus segera ditutup,
15 menit. Pada saat pasteurisasi tutup botol agak sedikit dilonggarkan agar proses
udara dari dalam bahan dan mencegah adanya gelembung-gelembung udara pada
minuman sari kumbrang yang telah dibotolkan. Setelah selesai, botol diangkat dan
tutup rapat. Setelah itu dilakukan pendinginan dan sisa-sisa air yang menempel
Parameter yang diamati adalah total padatan terlarut, total asam, total gula, pH,
viskositas, kadar abu, total mikroba, nilai organoleptik secara hedonik dan skor
(warna, aroma, rasa dan viskositas). Tahapan pembuatan minuman sari kumbrang
Minuman Sari
Kumbrang
Botol Steril
Pembotolan
Pendinginan 5 menit
Dilakukan
Dilakukan analisis
analisis :
total mikroba (TPC) Simpan 3 hari, suhu a. Total Padatan
dan uji organoleptik rendah 13oC Terlarut
secara hedonik dan
b. Total Asam
skor terhadap
c. Total Gula
warna, rasa, aroma
d. pH
dan viskositas
e. Viskositas
f. Kadar Abu
Metode Pengamatan
menjadi 20 ml, lalu diaduk hingga merata. Diambil 1 tetes larutan dan diteteskan
pada hand refractometer, kemudian nilai total padatan terlarut bahan ditunjukkan
oleh skala pada hand refractometer yang didapat pada batas garis biru dan putih
ditambahkan akuades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring
merah jambu yang stabil (Ranganna, 1977). Dihitung total asam dengan rumus :
c. Total Gula
Larutan glukosa standar dengan konsentrasi gula 10, 20, 30, 40, 50, dan 60
larutan H2SO4 pekat dengan cepat. Setelah itu dibiarkan selama 10 menit, larutan
membuat larutan glukosa standar konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 μg/ml
sama halnya dengan membuat konsentrasi glukosa standar 10, 20, 30, 40, 50, dan
glukosa dan dilarutkan dalam 100 ml akuades untuk memperoleh konsentrasi 0,01
mg/ml. Dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya untuk membuat larutan
dan ditambahkan 1 gr CaCO3, diaduk dan dipanaskan pada suhu 100Oc selama 30
menit dan didinginkan, lalu disaring. Diambil 1 ml filtrat lalu dipindahkan ke labu
tepat di tengah dengan tegak lurus hingga larutan berubah warna jingga. Larutan
dibiarkan sampai stabil (15-30 menit). Elektroda pada pH meter dibilas dengan
dalam larutan sampel dan di atur pengukur pH nya. Elektroda dibiarkan tercelup
di dalam larutan sampai diperoleh pembacaan stabil, lalu nilai pH sampel tercatat.
kecepatan bola jatuh dalam larutan sampel yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi. Pertama bola yang digunakan diukur beratnya dan diameternya. Sampel
yang sudah diketahui panjangnya. Bola dijatuhkan dalam larutan sampel yang
berada dalam gelas ukur kemudian dicatat waktu bola jatuh sampai kedasar.
beratnya (yang terlebih dulu dibakar dalam tanur dan didinginkan dalam
mula-mula api kecil dan selanjutnya api dibesarkan secara perlahan-lahan sampai
dengan suhunya 580 – 620oC sampai terbentuk abu. Setelah itu cawan yang berisi
abu didinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar dan selanjutnya
dan diratakan pada medium agar PCA yang telah disiapkan diatas cawan
h. Uji Organoleptik
selanjutnya panelis diminta untuk mengisi format uji organoleptik yang diadakan
oleh peneliti sesuai dengan kesan terdiri dari contoh minuman. Penilaian
dilakukan terhadap warna, aroma, rasa, dan viskositas dengan skala penilaian 1-5
memberikan pengaruh terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total asam (%), total
gula (%), pH, viskositas (Pa.s), kadar abu (%), total mikroba (Log CFU/ml), nilai
hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas, nilai skor hedonik warna, aroma dan
Tabel 10. Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap
parameter yang diamati.
Perbandingan sari kurma dengan
sari kecombrang (S) (%)
Parameter
S1 S2 S3 S4
(75:25) (65:35) (55:45) (45:55)
o
Total padatan terlarut ( Brix) 18,5000 16,7500 16,3750 14,7500
Total asam (%) 3,6875 3,7255 6,3033 7,5680
Total gula (%) 22,8832 21,5752 21,1132 19,5268
pH 4,6988 4,7763 4,8738 4,8863
Viskositas (Pa.s) 0,6921 0,6778 0,6452 0,6303
Kadar abu (%) 0,7438 0,6931 0,6689 0,6622
Total mikroba (Log CFU/ml) 4,7352 4,6318 4,5783 4,5094
Nilai hedonik warna
(numerik) 3,9916 3,7000 3,4258 3,2222
Nilai hedonik aroma
(numerik) 3,5917 3,4916 3,4083 3,2583
Nilai hedonik rasa
(numerik) 3,5833 3,4250 3,3583 3,2083
Nilai hedonik viskositas
(numerik) 3,5917 3,3000 3,2083 2,9833
Nilai skor warna (numerik) 3,7333 3,4833 3,3166 3,1083
Nilai skor aroma (numerik) 3,5167 3,3500 3,2000 3,0000
Nilai skor rasa (numerik) 3,3916 3,3000 3,2167 3,1250
sebesar 14,7500 oBrix. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar
32
Universitas Sumatera Utara
33
7,5680 % dan terendah diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,6875 %. Total gula
Viskositas tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 0,6921 Pa.s dan terendah
diperoleh pada perlakuan S4 sebesar 0,6303 Pa.s. Kadar abu tertinggi diperoleh
4,7352 Log CFU/ml (5,435 x 104 CFU/ml) dan terendah diperoleh pada perlakuan
S4 sebesar 4,5094 Log CFU/ml (3,2314 x 104 CFU/ml). Uji organoleptik warna
tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,5917 dan terendah diperoleh pada
2,9833. Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,7333 dan
terendah diperoleh pada perlakuan S4 3,1083 sebesar. Uji skor aroma tertinggi
perlakuan S4 3,0000 sebesar. Uji skor rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1
pengaruh terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total asam (%), total gula (%),
pH, viskositas (Pa.s), kadar abu (%), total mikroba (Log CFU/ml), nilai hedonik
warna, aroma, rasa dan viskositas, nilai skor hedonik warna, aroma dan rasa dapat
Tabel 11. Pengaruh penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati.
Penambahan gula aren (M)
Parameter
M1(12%) M2(14%) M3(16%) M4(18%)
o
Total padatan terlarut ( Brix) 14,1250 16,5000 17,3750 18,3750
Total asam (%) 5,1211 5,1460 5,3491 5,6682
Total gula (%) 19,8100 19,9827 22,1041 23,2015
pH 4,8375 4,8088 4,8013 4,7875
Viskositas (Pa.s) 0,6325 0,6587 0,6607 0,6935
Kadar abu (%) 0,6528 0,6773 0,7014 0,7365
Total mikroba (Log CFU/ml) 4,6460 4,6278 4,6024 4,5783
Nilai hedonik warna
(numerik) 3,6611 3,6133 3,5500 3,5152
Nilai hedonik aroma
(numerik) 3,4916 3,4833 3,4166 3,3583
Nilai hedonik rasa
(numerik) 3,4666 3,4166 3,3583 3,3333
Nilai hedonik viskositas
(numerik) 3,4250 3,3000 3,2333 3,1250
Nilai skor warna (numerik) 3,5416 3,4583 3,3500 3,2916
Nilai skor aroma (numerik) 3,3333 3,3083 3,2666 3,1583
Nilai skor rasa (numerik) 3,3916 3,3166 3,1666 3,1583
sebesar 14,1250 oBrix. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan M4 sebesar
5,6682 % dan terendah diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 5,1211 %. Total gula
terendah diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 0,6325 Pa.s. Kadar abu tertinggi
M4 sebesar 4,6460 Log CFU/ml (4,4258 x 104 CFU/ml) dan terendah diperoleh
pada perlakuan M1 sebesar 4,5783 Log CFU/ml (3,787 x 104 CFU/ml). Uji
rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,4666 dan terendah diperoleh
perlakuan M4 sebesar 3,1250. Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan
M1 sebesar 3,5416 dan terendah diperoleh pada perlakuan M4 3,2916 sebesar. Uji
skor aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,3333 dan terendah
diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 3,1583. Uji skor rasa tertinggi diperoleh
sebesar 3,1583.
terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji
Tabel 12. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dan sari o
0,05 0,01 kecombrang Brix 0,05 0,01
- - - S1(75%:25%) 18,5000 a A
2 0,8167 1,1254 S2(65%:35%) 16,7500 b B
3 0,8565 1,1736 S3(55%:45%) 16,3750 b B
4 0,8813 1,2055 S4(45%:55%) 14,7500 c B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya Total padatan terlarut tertinggi
diperoleh pada perlakuan S1 yaitu sebesar 18,5000 oBrix dan terendah pada
dengan sari kecombrang dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma maka total
terlarut sendiri dapat berupa gula yang termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan
sebanyak 73,51 g dan menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan
gula 71,2 % - 81,4 % berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan
fruktosa. Sehingga semakin tinggi sari kurma maka total padatan terlarut semakin
meningkat.
18.5000
18.00 16.7500 16.3750
16.00 14.7500
Total padatan terlarut oBrix
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total padatan
terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh
penambahan gula aren terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Tabel 13. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap total padatan
terlarut minuman sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
o
0,05 0,01 gula aren Brix 0,05 0,01
- - - M1(12%) 14,1250 d C
2 0,8167 1,1254 M2(14%) 16,5000 c B
3 0,8565 1,1736 M3(16%) 17,3750 b AB
4 0,8813 1,2055 M4(18%) 18,3750 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
peroleh pada perlakuan M4 yaitu sebesar 18,3750 oBrix dan terendah pada
dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar
4.
21.00
Total padatan terlarut oBrix
18.00
15.00
12.00 y = 0,681M + 6,375
9.00 r = 0,9685
6.00
3.00
0.00
10 12 14 16 18
Penambahan gula aren
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin banyak gula aren yang
digunakan maka total padatan terlarut minuman sari kumbrang akan semakin
meningkat. Hal ini terjadi karena gula aren mempunyai kandungan karbohidrat
yang disebut sukrosa merupakan suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa
dan fruktosa Meanshealth (2010), oleh karena itu, peningkatan konsentrasi serbuk
gula aren akan diikuti dengan peningkatan nilai total padatan terlarut. Hal ini
didukung oleh Sugiyono (2010), bahwa komponen yang terukur sebagai total
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan dan hasil uji LSR dapat dilihat
Tabel 14. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total padatan
terlarut minuman sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak o
0,05 0,01 Brix 0,05 0,01
- 1,6335 2,2508 S1M1 18,0000 ab AB
2 1,7130 2,3473 S1M2 18,5000 a AB
3 1,7626 2,4110 S1M3 18,5000 a AB
4 1,7964 2,4562 S1M4 19,0000 a A
5 1,8215 2,4911 S2M1 13,0000 e D
6 1,8395 2,5184 S2M2 16,5000 bcd ABC
7 1,8536 2,5401 S2M3 18,5000 a AB
8 1,8645 2,5587 S2M4 19,0000 a A
9 1,8727 2,5739 S3M1 13,0000 e D
10 1,8792 2,5870 S3M2 16,0000 cd BC
11 1,8841 2,5979 S3M3 17,5000 abc AB
12 1,8879 2,6072 S3M4 19,0000 a A
13 1,8907 2,6153 S4M1 12,5000 e D
14 1,8923 2,6224 S4M2 15,0000 d CD
15 1,8939 2,6290 S4M3 15,0000 d CD
16 1,6335 2,2508 S4M4 16,5000 bcd ABC
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total padatan terlarut
tertinggi dapat dilihat pada perlakuan S1M4, S2M4, S3M4, yaitu sebesar 19,0000
o
Brix dan yang terendah pada perlakuan S4M1 yaitu sebesar 12,5000 oBrix.
penambahan gula aren dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang
ŷ = M+ 1,75
20.00
r = 0,9476
17.50
ŷ = 0,975M + 1,75
15.00
r = 0,9823
12.50 ŷ = 0,6M + 5,75
10.00 r = 0,9338
7.50
5.00 S1(75%:25%)
2.50 S2(65%:35%)
0.00
S3(55%:45%)
C10 12 14 16 18
S4(45%:55%)
Penambahan gula aren
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan
semakin banyak penambahan gula aren akan menghasilkan total padatan terlarut
minuman sari kumbrang yang semakin tinggi. Total padatan terlarut sendiri dapat
berupa gula yang termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang
menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 %
berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa begitu juga
dipecah menjadi glukosa dan fruktosa oleh karena itu, peningkatan gula aren akan
diikuti dengan peningkatan nilai total padatan terlarut. Hal ini didukung oleh
Sugiyono (2010) bahwa komponen yang terukur sebagai total padatan terlarut
terhadap total asam minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR
Tabel 15. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total asam minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari
0,05 0,01 kecombrang % 0,05 0,01
- - - S1(75%:25%) 3,6875 c C
2 0,4809 0,6627 S2(65%:35%) 3,7255 c C
3 0,5044 0,6911 S3(55%:45%) 6,3033 b B
4 0,5190 0,7099 S4(45%:55%) 7,5680 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi terdapat
pada perlakuan S4 yaitu sebesar 7,5680 % dan terendah terdapat pada perlakuan
kecombrang dengan total asam minuman sari kumbrang dapat dilihat pada
Gambar 6.
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kecombrang yang
digunakan maka menghasilkan total asam minuman sari kumbrang yang tinggi.
mempengaruhi penambahan total asam terhadap minuman sari kumbrang. Hal ini
mampu mempengaruhi total asam dalam produk, karena kandungan asam organik
8.00 7.5680
7.00 6.3033
6.00
Total asam %
5.00
4.00 3.6875 3.7255
3.00
2.00
1.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam
minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam minuman
terhadap total asam minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR
Tabel 16. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total gula minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan
0,05 0,01 sari kecombrang % 0,05 0,01
- S1(75%:25%) 22,8832 a A
2 1,9928 2,7460 S2(65%:35%) 21,5752 ab AB
3 2,0899 2,8636 S3(55%:45%) 21,1132 ab AB
4 2,1504 2,9414 S4(45%:55%) 19,5268 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat
pada perlakuan S1 yaitu sebesar 22,8832 % dan terendah terdapat pada perlakuan
kecombrang dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang dapat dilihat
pada Gambar 7.
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma yang
digunakan maka total gula minuman sari kumbrang akan semakin inggi. Gula
yang terkandung dalam buah kurma dapat berupa karbohidrat dan gula-gula
sederhana seperti glukosa dan fruktosa. Hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang
menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 %
berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa sehingga
semakin tinggi sari kurma maka total gula minuman sari kumbrang akan semakin
meningkat.
24.00 22.8832
21.5752 21.1132
19.5268
20.00
Total gula %
16.00
12.00
8.00
4.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total gula
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan
gula aren terhadap total gula minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap total gula minuman
sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
0,05 0,01 gula aren % 0,05 0,01
- - - M1(12%) 19,8100 b B
2 1,9928 2,7460 M2(14%) 19,9827 b B
3 2,0899 2,8636 M3(16%) 22,1041 a A
4 2,1504 2,9414 M4(18%) 23,2015 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat
pada perlakuan M4 yaitu sebesar 23,2015 % dan terendah terdapat pada perlakuan
M1 yaitu sebesar 19,8100 %. Hubungan penambahan gula aren dengan total gula
28.00
24.00
20.00
Total gula %
ŷ = 0,614M + 12,05
16.00 r = 0,9591
12.00
8.00
4.00
0.00
10 12 14 16 18
Penambahan gula aren
Gambar 8. Hubungan penambahan gula aren dengan total gula minuman sari
kumbrang
Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin banyak gula aren yang
digunakan maka total gula minuman sari kumbrang yang tinggi. Hal ini karena
suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa dan fruktosa (Meanshealth, 2010),
oleh karena itu, penambahan gula aren diikuti dengan peningkatan nilai total gula.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
minuman sari kumbrang dan hasil uji LSR dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total gula minuman
sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak
0,05 0,01 % 0,05 0,01
- S1M1 21,8153 abcd ABCD
2 2,10382 2,8989 S1M2 22,3314 abc ABC
3 2,20627 3,0231 S1M3 23,3274 ab AB
4 2,27013 3,1052 S1M4 24,0585 a A
5 2,31364 3,1634 S2M1 19,4484 def CDE
6 2,34592 3,2084 S2M2 20,2014 cdef BCDE
7 2,36908 3,2434 S2M3 22,6275 ab ABC
8 2,38732 3,2715 S2M4 24,0236 a A
9 2,40136 3,2954 S3M1 19,0109 ef DE
10 2,41188 3,3150 S3M2 18,9664 ef DE
11 2,42030 3,3319 S3M3 22,7765 ab ABC
12 2,42662 3,3459 S3M4 23,6989 a A
13 2,43153 3,3578 S4M1 18,9654 ef DE
14 2,43504 3,3684 S4M2 18,4316 f E
15 2,43715 3,3775 S4M3 19,6850 def CDE
16 2,43925 3,3859 S4M4 21,0252 bcde ABCDE
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat
pada perlakuan S1M4 yaitu sebesar 24,0585 % dan terendah terdapat pada
kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren dengan total gula
ŷ = 0,386M + 17,08
27.00 r = 0,9934
ŷ = 0,807M + 9,461
22.00 r = 0,9823
ŷ = 0,893M + 7,707
Total gula %
17.00 r = 0,9295
ŷ = 0,371M + 13,95
r = 0,8538
12.00
S1(75%:25%)
7.00
S2(65%:35%)
2.00 S3(55%:45%)
10 12 14 16 18 S4(45%:55%)
Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan
semakin banyak penambahan gula aren akan menghasilkan total gula minuman
sari kumbrang yang semakin tinggi. Gula yang terkandung dalam buah kurma
termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang menyatakan
kandungan karbohidrat kurma per 100 g sebanyak 73,51 g dan menurut Assirey
(2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 % berat kering
dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa, begitu juga gula arennya
disebut sukrosa merupakan suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa dan
fruktosa.
pH
(P>0,05) terhadap pH minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR
tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
Viskositas
minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
Kadar abu %
terhadap kadar abu minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR
pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap kadar abu
Tabel 19. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap kadar abu minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari
0,05 0,01 kecombrang % 0,05 0,01
- S1= 75%:25% 0,7438 a A
2 0,0317 0,0437 S2= 65%:35% 0,6931 b B
3 0,0333 0,0456 S3= 55%:45% 0,6689 b B
4 0,0342 0,0468 S4= 45%:55% 0,6622 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat
pada perlakuan S1 yaitu sebesar 0,7438 % dan terendah terdapat pada perlakuan
0.77 0.7438
0.6931 0.6689 0.6622
0.66
0.55
Kadar abu (%)
0.44
0.33
0.22
0.11
0.00
S1= 75%:25% S2= 65%:35% S3= 55%:45% S4= 45%:55%
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
Gambar 10. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan
kadar abu minuman sari kumbrang
Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan sari
kecombrang yang digunakan maka kadar abu minuman sari kumbrang yang
tinggi. Kadar abu dalam suatu bahan pangan yaitu mineral-mineral. Hal ini sesuai
fosfor. Kecombrang juga mengandung beberapa mineral seperti zat besi, fosforus,
aren memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu minuman
sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula aren
terhadap kadar abu minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap kadar abu
minuman sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
0,05 0,01 gula aren % 0,05 0,01
- - - M1(12%) 0,6528 c C
2 0,0317 0,0437 M2(14%) 0,6773 bc BC
3 0,0333 0,0456 M3(16%) 0,7014 b AB
4 0,0342 0,0468 M4(18%) 0,7365 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat
pada perlakuan M4 yaitu sebesar 0,7365 % dan terendah terdapat pada perlakuan
M1 yaitu sebesar 0,6528 %. Hubungan penambahan gula aren dengan kadar abu
aren yang digunakan maka kadar abu minuman sari kumbrang yang tinggi. Kadar
abu menunjukkan adanya kandungan mineral pada suatu bahan. Hal ini sesuai dengan
Fauzi (2006), bahwa kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.
Adapun mineral yang terdapat pada gula aren adalah Ca, Mg, dan besi. Menurut
Kardiyono (2010), kadar abu dari gula aren adalah 2,76% dalam 100 g gula aren.
1.20
1.00
kadar abu %
0.80
0.60
0.40 ŷ = 0,013M + 0,485
r = 0,9949
0.20
0.00
10 12 14 16 18 20
Penambahan gula aren
Gambar 11. Hubungan penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari
kumbrang
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
terhadap kadar abu minuman sari kumbrang memberikan pengaruh berbeda nyata
(P<0,01) terhadap kadar abu minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji
LSR pengaruh penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman sari kumbrang
Tabel 21. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman
sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak
0,05 % 0,05
- S1M1 0,6696 cd
2 0,06348 S1M2 0,6982 bcd
3 0,06657 S1M3 0,7453 b
4 0,06850 S1M4 0,8621 a
5 0,06981 S2M1 0,6587 cd
6 0,07078 S2M2 0,6846 bcd
7 0,07148 S2M3 0,7134 bc
8 0,07203 S2M4 0,7158 bc
9 0,07246 S3M1 0,6436 cd
10 0,07278 S3M2 0,6693 cd
11 0,07303 S3M3 0,6741 bcd
12 0,07322 S3M4 0,6884 bcd
13 0,07337 S4M1 0,6394 d
14 0,07347 S4M2 0,6570 cd
15 0,07354 S4M3 0,6726 bcd
16 0,07360 S4M4 0,6798 bcd
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil)
(P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan
S1M4 yaitu sebesar 0,8621 % dan terendah terdapat pada perlakuan S4M1 yaitu
sebesar 0,6394 %.
penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari kumbrang dapat dilihat
pada Gambar 12. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin banyak digunakan
sari kurma, sari kecombrang dan gula aren maka kadar abu terhadap minuman sari
kumbrang juga semakin tinggi. Bahan baku minuman sari kumbrang seperti sari
kurma dan sari kecombrang dan gula aren kaya akan mineral-mineral yang
mempengaruhi peningkatan jumlah kadar abu. Hal ini sesuai dengan Giyatmo
juga mengandung beberapa mineral seperti zat besi, fosforus, kalium, kalsium,
magnesium dan seng (Wikipedia, 2017), begitu juga dengan gula aren adapun
mineral yang terdapat pada gula aren adalah kalsium (Ca), Mg, dan besi. Menurut
Kardiyono (2010), kadar abu dari gula aren adalah 2,76% dalam 100 g gula aren.
1.20
ŷ = 0,031M + 0,275
1.00 r = 0,9502
ŷ = 0,01M + 0,542
0.80
Kadar abu %
r = 0,9576
ŷ = 0,007M + 0,564
0.60
r = 0,9617
ŷ = 0,006M + 0,559
0.40 r = 0,9848
0.20 S1(75%:25%)
S2(65%:35%)
0.00
S3(55%:45%)
10 12 14 16 18
S4(45%:55%)
Penambahan gula aren
Gambar 12. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
dan penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari
kumbrang
Total Mikroba
(P<0,01) terhadap total mikroba minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil
uji LSR pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap
Tabel 22. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap mikroba minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari Log
0,05 0,01 kecombrang 0,05 0,01
CFU/ml
- - - S1(75%:25%) 4,7352 a A
2 0,1424 0,1962 S2(65%:35%) 4,6318 ab AB
3 0,1493 0,2046 S3(55%:45%) 4,5783 ab AB
4 0,1537 0,2102 S4(45%:55%) 4,5094 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total mikroba tertinggi terdapat
pada perlakuan S1 yaitu sebesar 4,7352 Log CFU/ml ((5,435 x 104 CFU/ml) dan
terendah terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 4,5094 Log CFU/ml (3,2314 x
dengan total mikroba minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar 13.
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
Gambar 13. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan
total mikroba minuman sari kumbrang
yang digunakan maka menghasilkan total mikroba minuman sari kumbrang yang
maka semakin kecil diameter zona hambat yang terbentuk oleh bakteri uji, karena
semakin kecil konsentrasi zat aktif yang terlarut pada ekstrak air bunga kecombrang
semakin sedikit pula. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin luas
aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba
minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
viskositas minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak
dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor warna
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor aroma
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor rasa
minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.
Kesimpulan
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati dapat
berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total
asam (%), total gula (%) , kadar abu (%) dan total mikroba (Log CFU/ml).
terhadap total padatan terlarut (oBrix), total gula (%), kadar abu (%) dan
berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam (%) dan total mikroba (Log
CFU/ml).
terhadap total padatan terlarut (oBrix) dan total gula (%), berbeda nyata
(P<0,05) terhadap kadar abu (%) dan tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap
total asam (%), Pengukuran pH, viskositas (Pa.s), total mikroba (log CFU/ml),
nilai hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas, dan nilai skor hedonik warna,
60
Universitas Sumatera Utara
61
Saran
Ayu, D. F. A. Ali. dan D. Steward. 2009. Pembuatan dodol ampas sirup nenas
(Ananas comosus L.Meer) dengan pembahan berbagai konsentrasi gula
aren. Jurnal Penelitian. 8 (2) : 25.
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Syarat Mutu Gula Merah SNI 01-3743-1995.
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Syarat mutu Minuman Sari Buah SNI 01-
3719-1995.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2006. Keputusan Kepala Badan POM No.
HK. 00.05.52.4040. Tentang Kategori Pangan. Jakarta.
Besbes. 2004. Date seed oil, phenolic, tocopherol, and sterol profiles. Journal
Food Technology 11 (2004) : 251-256.
62
Universitas Sumatera Utara
63
Dewan Riset Nasional Kemenristek. 2010. Agenda Riset Nasional 2010 – 2014.
Fauzi. M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout. Jember: FTP
UNEJ.
Lempang, M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Jurnal Teknis Eboni.
9 (1) 37-39.
Marsigit, W. 2005. Penggunaan bahan tambahan pada nira dan mutu gula aren
yang dihasilkan di beberapa sentra produksi di bengkulu. Jurnal Penelitian
UNIB. 9 (1) : 42-43.
Muchtadi, T. R dan Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. IPB Press.
Bogor.
Ranganna, S. 1977. Manual of Analysis for Fruit and Vegetable Product. Mc.
Graw Hill Publishing Company Limited. New Delhi.
Rini, A. K., D. Ishartani, dan Basito. 2012. Pengaruh kombinasi bahan penstabil
CMC dan gum arab terhadap mutu velva wortel (Daucus carota L.)
varietas selo dan varietas tawangmangu. Jurnal Teknosains Pangan.
1 (1) : 86-94.
Rohkyani, I. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Uji Organoleptik Teh Celup Batang
dan Bunga Kecombrang pada Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukarta.
Susi. 2013. Pengaruh keragaman gula aren cetak terhadap kualitas gula aren
kristal (Palm Sugar) produksi agroindustri kecil. Jurnal Ziraa’ah. 36 (1) :
1-2.
Susilowati, S. S., Martono, S., Riyanto, S., dan Nugroho, A. E., 2011. Aktivitas
analgetika dan anti-inflamasi ekstrak batang combrang (Nicolasia
speciosa Horan). Majalah Farmasi Indonesia. Jurusan Farmasi dan Ilmu
Kedokteran. Universitas Jendral Soedirman (Purwokerto) dan
Universitas Gajah Mada (Yogyakarta). 22 (2) : 115-119.
Lampiran 1. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total padatan
terlarut minuman sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Perlakuan Ulangan Total Rataan
o
1 2 Brix
S1M1 17,0000 19,0000 36,0000 18,0000
S1M2 18,0000 19,0000 37,0000 18,5000
S1M3 19,0000 18,0000 37,0000 18,5000
S1M4 19,0000 19,0000 38,0000 19,0000
S2M1 13,0000 13,0000 26,0000 13,0000
S2M2 16,0000 17,0000 33,0000 16,5000
S2M3 18,0000 19,0000 37,0000 18,5000
S2M4 20,0000 18,0000 38,0000 19,0000
S3M1 13,0000 13,0000 26,0000 13,0000
S3M2 16,0000 16,0000 32,0000 16,0000
S3M3 18,0000 17,0000 35,0000 17,5000
S3M4 20,0000 18,0000 38,0000 19,0000
S4M1 13,0000 12,0000 25,0000 12,5000
S4M2 15,0000 15,0000 30,0000 15,0000
S4M3 15,0000 15,0000 30,0000 15,0000
S4M4 16,0000 17,0000 33,0000 16,5000
Total 531,0000
Rataan 16,5938
Tabel daftar sidik ragam total padatan terlarut minuman sari kumbrang
SK db JK KT F. hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 158,2188 10,5479 17,7649 ** 2,35 3,41
S 3 56,8438 18,9479 31,9123 ** 3,24 5,29
M 3 79,0938 26,3646 44,4035 ** 3,24 5,29
M linier 1 74,2563 74,2563 125,0632 ** 4,49 8,53
M kuadrat 1 3,7813 3,7813 6,3684 * 4,49 8,53
M kubik 1 1,0563 1,0563 1,7789 tn 4,49 8,53
SxM 9 22,2813 2,4757 4,1696 ** 2,54 3,78
Galat 16 9,5000 0,5938
Total 31 167,7188
Keterangan :
FK = 8811,28
KK = 4,64%
* = nyata
** = sangat nyata
Lampiran 2. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total asam minuman
sari kumbrang
Lampiran 3. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total gula minuman
sari kumbrang
Lampiran 5. Data pengamatan dan sidik ragam analisis viskositas minuman sari
kumbrang
Lampiran 6. Data pengamatan dan sidik ragam analisis kadar abu minuman sari
kumbrang
Tabel data pengamatan analisis kadar abu minuman sari kumbrang
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 %
S1M1 0,6547 0,6845 1,3392 0,6696
S1M2 0,7429 0,6534 1,3963 0,6982
S1M3 0,7879 0,7027 1,4906 0,7453
S1M4 0,8882 0,8360 1,7242 0,8621
S2M1 0,6665 0,6509 1,3174 0,6587
S2M2 0,7030 0,6662 1,3692 0,6846
S2M3 0,7138 0,7130 1,4268 0,7134
S2M4 0,7357 0,6960 1,4317 0,7158
S3M1 0,6428 0,6445 1,2873 0,6436
S3M2 0,6716 0,6670 1,3386 0,6693
S3M3 0,6548 0,6935 1,3483 0,6741
S3M4 0,6906 0,6863 1,3768 0,6884
S4M1 0,6296 0,6493 1,2789 0,6394
S4M2 0,6280 0,6859 1,3139 0,6570
S4M3 0,6643 0,6808 1,3451 0,6726
S4M4 0,6634 0,6961 1,3595 0,6798
Total 22,1438
Rataan 0,6920
Lampiran 7. Data pengamatan dan sidik ragam analisis total mikroba minuman
sari kumbrang
Lampiran 8. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik warna
minuman sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,812 0,187 1,475 tn 2,35 3,41
S 3 2,150 0,717 5,638 ** 3,24 5,29
M 3 0,062 0,021 0,162 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,026 0,026 0,205 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,035 0,035 0,276 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,000 0,000 0,004 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,600 0,067 0,525 tn 2,54 3,78
Galat 16 2,034 0,127
Total 31 4,846
Keterangan :
FK = 411,2449
KK = 9,9460%
tn = tidak nyata
** = Sangat berbeda nyata
Lampiran 9. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik aroma
minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,635 0,042 0,367 tn 2,35 3,41
S 3 0,477 0,159 1,380 tn 3,24 5,29
M 3 0,094 0,031 0,272 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,087 0,087 0,756 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,005 0,005 0,043 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,002 0,002 0,015 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,064 0,007 0,062 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,845 0,115
Total 31 2,480
Keterangan :
FK = 378,1188
KK = 9,8774%
tn = tidak nyata
Lampiran 10. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik rasa
minuman sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,681 0,045 0,549 tn 2,35 3,41
S 3 0,015 0,005 0,060 tn 3,24 5,29
M 3 0,118 0,039 0,477 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,097 0,097 1,170 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,007 0,007 0,082 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,015 0,015 0,178 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,548 0,061 0,737 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,322 0,083
Total 31 2,003
Keterangan :
FK = 368,5531
KK = 8,4707%
tn = tidak nyata
Lampiran 11. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik
viskositas minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,022 0,135 1,531 tn 2,35 3,41
S 3 0,827 0,276 3,131 tn 3,24 5,29
M 3 0,233 0,078 0,881 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,205 0,205 2,333 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,027 0,027 0,309 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,000 0,000 0,001 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,962 0,107 1,214 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,409 0,088
Total 31 3,431
Keterangan :
FK = 342,3409
KK = 9,0725%
tn = tidak nyata
Lampiran 12. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor warna
minuman sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,225 0,148 1,511 tn 2,35 3,41
S 3 0,895 0,298 3,038 tn 3,24 5,29
M 3 0,015 0,005 0,050 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,012 0,012 0,125 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,001 0,001 0,013 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,001 0,001 0,014 tn 4,49 8,53
SxM 9 1,316 0,146 1,489 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,571 0,098
Total 31 3,797
Keterangan :
FK = 372,1824
KK = 9,1884%
tn = tidak nyata
Lampiran 13. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor aroma minuman
sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 1,378 0,092 1,225 tn 2,35 3,41
S 3 1,160 0,387 5,156 * 3,24 5,29
M 3 0,143 0,048 0,637 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,128 0,128 1,712 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,014 0,014 0,185 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,001 0,001 0,013 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,074 0,008 0,110 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,200 0,075
Total 31 2,578
Keterangan :
FK = 341,4701
KK = 8,38835%
* = nyata
tn = tidak nyata
Lampiran 14. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor rasa minuman
sari kumbrang
Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,709 0,047 0,868 tn 2,35 3,41
S 3 0,252 0,084 1,544 tn 3,24 5,29
M 3 0,121 0,040 0,741 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,107 0,107 1,961 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,009 0,009 0,163 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,005 0,005 0,100 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,336 0,037 0,685 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,871 0,054
Total 31 1,580
Keterangan :
FK = 339,7293
KK = 7,1616%
tn = tidak nyata
0.06
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Absorbansi (nm)
Lampiran 16. Analisa bahan baku sari kurma dan gula aren