Anda di halaman 1dari 99

i

PENGARUH PERBANDINGAN SARI KURMA (Phoenix dactylifera) DENGAN


SARI KECOMBRANG (Etlingera elatior) DAN PENAMBAHAN GULA AREN
TERHADAP MUTU MINUMAN SARI KUMBRANG

SKRIPSI

Oleh:

LAILATUL FITRI SIMATUPANG


130305035/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

Universitas Sumatera Utara


ii

Judul Skripsi : Pengaruh Perbandingan Sari Kurma (Phoenix


dactylifera) dengan Sari Kecombrang (Etlingera
elatior) dan Penambahan Gula Aren terhadap Mutu
Minuman Sari Kumbrang
Nama : Lailatul Fitri Simatupang
NIM : 130305035
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan

Disetujui oleh:
Komisi Pembimbing

Tanggal Lulus : 23 April 2018

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

LAILATUL FITRI SIMATUPANG : Pengaruh perbandingan sari kurma


(Phoenix dactylifera) dengan sari kecombrang (Etlingera elatior) dan
penambahan gula aren terhadap mutu minuman sari kumbrang, dibimbing oleh
RONA J. NAINGGOLAN dan MIMI NURMINAH.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbandingan sari
kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap mutu
minuman sari kumbrang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
faktorial 2 faktor yaitu perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang (S) :
(75:25%), (65:35%), (55:45%), (45:55%) dan penambahan gula aren (M) : (12%),
(14%), (16%), (18%). Parameter yang dianalisa meliputi total padatan terlarut,
total asam, total gula, pH, viskositas, kadar abu, total mikroba, nilai hedonik
warna, aroma, rasa dan viskositas, nilai skor warna, aroma dan rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total padatan
terlarut, total asam, total gula, kadar abu dan total mikroba dan memberikan
pengaruh berbeda tidak nyata terhadap pH, viskositas, nilai hedonik warna,
aroma, rasa dan viskositas dan nilai skor warna, aroma dan rasa. Penambahan gula
aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total padatan terlarut,
total gula, kadar abu dan memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total
asam, pH, viskositas, total mikroba, nilai hedonik warna, aroma, rasa dan
viskositas dan nilai skor warna, aroma dan rasa. Interaksi antara kedua faktor
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total padatan terlarut dan
total gula, memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap kadar abu dan
memberikan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap total asam, pH, viskositas,
total mikroba, nilai hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas dan nilai skor
warna, aroma dan rasa. Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang (65% :
35%) dan penambahan gula aren (14%) menghasilkan kualitas minuman sari buah
terbaik dan lebih diterima.

Kata kunci: sari kurma, sari kecombrang, gula aren, minuman sari buah

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

LAILATUL FITRI SIMATUPANG: The effect of ratio of dates juice


(Phoenix dactylifera) with kecombrang juice (Etlingera elatior) and the addition
of aren sugar on the quality of kumbrang juice drink, supervised by
RONA J. NAINGGOLAN and MIMI NURMINAH.
The aim of this research was to find the effect of ratio of dates juice with
kecombrang juice and the addition of aren sugar on the quality of kumbrang juice
drink. This research used completely randomized design with two factors, i.e:
ratio of dates juice with kecombrang juice (S) : (75:25%), (65:35%), (55:45%),
(45:55%) and the addition of aren sugar (M) : (12%), (14%), (16%), (18%).
Parameters analyzed were total soluble solid, total acid, total sugar, pH,
viscosity, ash content, total microbe, hedonic organoleptic values of colour,
flavor, taste and viscosity, and score of organoleptic values of colour, flavor and
taste.
The results showed that the ratio of dates juice with kecombrang juice had
highly significant effect on total soluable solid, total acid, total sugar, ash content
and total microbe; had no effect on pH, viscosity, hedonic organoleptic values of
colour, flavor, taste and viscosity, and score of organoleptic values of colour,
flavor and taste. The addition of aren sugar had highly significant effect on total
soluable solid, total sugar, ash content, had no effect total acid, pH, viscosity,
total microbe, hedonic organoleptic values of colour, flavor, taste and viscosity,
and score of organoleptic values of colour, flavor and taste. The interactions
between the two factors had highly significant effect on total soluable solid and
total sugar and had significant on ash content and had no effect total acid, pH,
viscosity, total microbe, hedonic organoleptic values of colour, flavor, taste and
viscosity, and score of organoleptic values of colour, flavor and taste. The ratio of
dates juice with kecombrang juice of (65% : 35%) and the addition of aren sugar
of (14%) produced the best quality of fruit juice drink and acceptable.

Keywords: dates juice, kecombrang juice, aren sugar, fruit juice drink,

ii
Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi yang

berjudul “Pengaruh perbandingan sari kurma (Phoenix dactylifera) dengan

sari kecombrang (Etlingera elatior) dan penambahan gula aren terhadap

mutu minuman sari kumbrang adalah benar merupakan gagasan dan hasil

penelitian saya sendiri dibawah arahan pembimbing. Semua data dan informasi

yang digunakan dalam skripsi ini telah dinyatakan secara jelas dan dicantumkan

dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi serta dapat diperiksa kebenarannya.

Skripsi ini juga belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada

Program Studi sejenis di Perguruan Tinggi lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, April 2018

(Lailatul Fitri Simatupang)

iii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

LAILATUL FITRI SIMATUPANG dilahirkan di Jakarta pada tanggal

05 Maret 1995, dari Bapak Safrijal Simatupang dan Ibu Yusnawati Tanjung.

Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menempuh

pendidikan di SD N 1530007 Sorkam, SMP Negeri 2 Sorkam, dan SMA Negeri 1

Sorkam Barat. Penulis lulus SMA pada tahun 2013 dan berhasil melanjutkan

pendidikan ke Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara melalui jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi

negeri (SNMPTN).

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan

Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) USU, penulis juga aktif dan

menjadi pengurus di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Perguruan Tinggi

(HIPMI PT USU) periode 2016-2017, Remaja Mesjid Agung Medan (RMA

Medan) periode 2016-2017, Serikat Tolong Menolong Sorkam (STMS) perode

2017-2018. Penulis memperoleh beasiswa Biaya Pendidikan Mahasiswa

Berprestasi (BIDIKMISI) mulai tahun 2013-2017, beasiswa Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) tahun 2018 dan menang lomba runner up II essay Lomba

Essay Go Pangan Lokal Se-Kota Medan Tahun 2015, peserta Jambore HIPMI PT

Se-ASEAN di bandung 2016, peserta 20 karya terbaik dibukukan Gubernur

Sumut Essai Online Nasional Leadership Talk di Medan 2018, Juara II essay

Andai Aku Jadi MenTan di Pontianak 2018. Penulis juga telah melaksanakan

Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Bahbutong,

iv
Universitas Sumatera Utara
v

Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dari tanggal 01 Agustus 2016 sampai 31

Agustus 2016.

Penulis menyelesaikan tugas akhirnya sebagai syarat memperoleh gelar

Sarjana Teknologi Pertanian di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan dengan

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh perbandingan sari kurma (Phoenix

dactylifera) dengan sari kecombrang (Etlingera elatior) dan penambahan gula

aren terhadap mutu minuman sari kumbrang”

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

tepat waktu. Adapun judul skripsi “Pengaruh perbandingan sari kurma

(Phoenix dactylifera) dengan sari kecombrang (Etlingera elatior) dan

penambahan gula aren terhadap mutu minuman sari kumbrang” ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana teknologi pertanian di

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

orang tua (Safrijal Simatupang dan Yusnawati Tanjung) yang telah membesarkan

saya dan selalu memberikan perhatian, kasih sayang, mendidik, dan selalu

mendoakan saya serta terima kasih kepada Adik-adikku Muhammad Aliansyah,

Fauziyyah Afifah dan Sukri kalian semua yang selalu memberikan motivasi,

perhatian dan pengertiannya selama ini, terkhusus selama saya menyusun skripsi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada.

1. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si., selaku ketua program studi Ilmu dan

Teknologi Pangan Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas

yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan.

2. Ibu Ir. Rona J. Nainggolan, SU selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu

Mimi Nurminah, STP, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan masukan yang berharga kepada penulis

vi
Universitas Sumatera Utara
vii

dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, penyusunan skripsi, dan

sampai pada ujian akhir.

3. Bapak Ridwansyah, STP, M.Si selaku sekretaris program studi sekaligus

dosen pembimbing akademik saya yang telah banyak memberikan motovasi,

arahan dan masukan selama penulis duduk dibangku perkuliahan.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi

Pangan.

5. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan

ITP 2013, adik-adik ITP 2014 hingga 2017. dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu per satu atas bantuan serta dukungan semangatnya

membantu penulis saat penelitian hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kesempurnaan skripsi ini.

Medan, April 2018

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ........................................................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian .................................................................................. 4
Hipotesa Penelitian .................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5


Kurma ........................................................................................................ 5
Kecombrang............................................................................................... 10
Minuman Sari ............................................................................................ 13
Komponen Penunjang Pembuatan Minuman Sari Kumbrang
Gula Aren ........................................................................................... 15
Carboxymethyl Cellulose (CMC) ....................................................... 18

BAHAN DAN METODA .................................................................................. 19


Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 19
Bahan Penelitian ........................................................................................ 19
Alat Penelitian ........................................................................................... 19
Reagensia ................................................................................................... 19
Metoda Penelitian ...................................................................................... 20
Model Rancangan ...................................................................................... 20
Pelaksanaan Penelitian............................................................................... 21
Pembuatan sari kurma dengan kecombrang .............................................. 21
Pembuatan minuman sari kumbrang ......................................................... 22
Metode Pengamatan .................................................................................. 26

viii
Universitas Sumatera Utara
Total Padatan Terlarut ........................................................................ 26
Total Asam ......................................................................................... 26
Total Gula ........................................................................................... 27
pH ....................................................................................................... 28
Viskositas............................................................................................ 28
Kadar Abu........................................................................................... 29
Penentuan Total Mikroba ................................................................... 29
Uji Organoleptik ................................................................................. 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 32


Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap parameter yang diamati ................................................................. 32
Pengaruh penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati ............ 34
Total Padatan Terlarut .................................................................................. 36
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang ......................... 36
Pengaruh penambahan gula aren terhadap total padatan terlarut
minuman sari kumbrang .......................................................................... 37
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap
total padatan terlarut minuman sari kumbrang ........................................ 39
Total Asam .................................................................................................. 41
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total asam minuman sari kumbrang .......................................... 41
Pengaruh penambahan gula aren terhadap total asam minuman
sari kumbrang .......................................................................................... 42
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total asam
minuman sari kumbrang .......................................................................... 42
Total Gula .................................................................................................... 42
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total gula minuman sari kumbrang ........................................... 42
Pengaruh penambahan gula aren terhadap total gula minuman
sari kumbrang .......................................................................................... 45
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan
sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total gula
minuman sari kumbrang .......................................................................... 46
pH ................................................................................................................. 49
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap pengukuran pH minuman sari kumbrang ................................. 49
Pengaruh penambahan gula aren terhadap pengukuran pH minuman
sari kumbrang .......................................................................................... 49
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap
pengukuran pH minuman sari kumbrang ................................................ 49
Viskositas ..................................................................................................... 49
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap viskositas minuman sari kumbrang .......................................... 49

ix
Universitas Sumatera Utara
x

Pengaruh penambahan gula aren terhadap viskositas minuman


sari kumbrang .......................................................................................... 50
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap viskositas
minuman sari kumbrang .......................................................................... 50
Kadar Abu .................................................................................................... 50
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap kadar abu minuman sari kumbrang .......................................... 50
Pengaruh penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman
sari kumbrang .......................................................................................... 52
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap kadar abu
minuman sari kumbrang .......................................................................... 53
Total Mikroba .............................................................................................. 55
Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total mikroba minuman sari kumbrang..................................... 55
Pengaruh penambahan gula aren terhadap total mikroba
minuman sari kumbrang .......................................................................... 57
Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap
total mikroba minuman sari kumbrang ................................................... 57
Nilai Hedonik Warna ................................................................................... 57
Nilai Hedonik Aroma ................................................................................... 58
Nilai Hedonik Rasa ...................................................................................... 58
Nilai Hedonik Viskositas ............................................................................. 58
Nilai Skor Warna ......................................................................................... 59
Nilai Skor Aroma ......................................................................................... 59
Nilai Skor Rasa ............................................................................................ 59

KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 60


Kesimpulan .................................................................................................. 60
Saran ............................................................................................................ 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62


LAMPIRAN ....................................................................................................... 67

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Hal
1. Kandungan nutrisi kurma ............................................................................. 6

2. Komposisi kimia kecombrang per 100 gram bahan..................................... 12

3. Syarat mutu minuman sari buah SNI 01-3719-1995 ................................... 14

4. Syarat mutu gula merah SNI 01-3743-1995 ................................................ 17

5. Kandungan gizi gula merah aren ................................................................. 18

6. Skala hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas ........................................ 30

7. Skala skor warna .......................................................................................... 30

8. Skala skor aroma .......................................................................................... 31

9. Skala skor rasa.............................................................................................. 31

10. Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


terhadap parameter yang diamati ................................................................. 32

11. Pengaruh penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati ............. 34

12. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang ......... 36

13. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap


total padatan terlarut minuman sari kumbrang ............................................ 37

14. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total
padatan terlarut minuman sari kumbrang..................................................... 39

15. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total asam minuman sari kumbrang ........................ 41

16. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total gula minuman sari kumbrang ......................... 44

17. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap


total gula minuman sari kumbrang............................................................... 45

xi
Universitas Sumatera Utara
xii

18. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan


sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total gula
minuman sari kumbrang............................................................................... 47

19. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap kadar abu minuman sari kumbrang .......................... 51

20. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap


kadar abu minuman sari kumbrang .............................................................. 52

21. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan


sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap kadar abu
minuman sari kumbrang............................................................................... 54

22. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total mikroba minuman sari kumbrang..................... 56

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Hal
1. Skema pembuatan sari buah kurma dan sari kecombrang ........................... 23

2. Skema pembuatan minuman sari kumbrang ................................................ 25

3. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang ................................ 37

4. Hubungan penambahan gula aren dengan total padatan terlarut


minuman sari kumbrang............................................................................... 38

5. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari


kecombrang dan penambahan gula aren dengan
total padatan terlarut minuman sari kumbrang............................................. 40

6. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dengan total asam minuman sari kumbrang ................................................. 42

7. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dengan total gula minuman sari kumbrang .................................................. 45

8. Hubungan penambahan gula aren dengan total gula minuman


sari kumbrang ............................................................................................... 46

9. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dan sari kecombrang


dan penambahan gula aren dengan total gula minuman
sari kumbrang ............................................................................................... 48

10. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dengan kadar abu minuman sari kumbrang ................................................. 51

11. Hubungan penambahan gula aren dengan kadar abu minuman


sari kumbrang ............................................................................................... 53

12. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari


kecombrang dan penambahan gula aren dengan
kadar abu minuman sari kumbrang .............................................................. 55

13. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dengan total mikroba minuman sari kumbrang............................................ 56

xiii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN

No Hal
o
1. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total padatan terlarut ( Brix) .......... 67

2. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total asam (%)................................ 68

3. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total gula (%) ................................. 69

4. Data pengamatan dan daftar sidik ragam pH .................................................. 70

5. Data pengamatan dan daftar sidik ragam viskositas (Pa.s) ............................. 71

6. Data pengamatan dan daftar sidik ragam kadar abu (%) ................................ 72

7. Data pengamatan dan daftar sidik ragam total mikroba (log CFU/ml) ........... 73

8. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik warna ....................... 74

9. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik aroma ....................... 75

10. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik rasa......................... 76

11. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik viskositas ............... 77

12. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor warna ........................... 78

13. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor aroma ........................... 79

14. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor rasa............................... 80

15. Kurva standar total gula ................................................................................ 81

16. Analisa bahan baku sari kurma dan gula aren............................................... 81

17. Gambar produk minuman sari kumbrang ..................................................... 82

xiv
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Buah Kurma (Phoenix dactylifera) merupakan salah satu komoditi

pertanian yang penting di Afrika Utara, Timur Tengah, dan negara – negara Asia.

Kurma dikenal sebagai makanan yang kaya nutrisi. Kurma tersusun atas gula –

gula sederhana seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa. Kurma mengandung

beberapa mineral penting seperti besi, potassium, selenium, kalsium, dan vitamin

seperti vitamin B1, B2, A, riboflavin dan niasin. Selain itu kurma juga

mengandung serat pangan, tetapi rendah lemak dan protein. Buah kurma

mengandung senyawa antioksidan, yaitu senyawa fenolik seperti flavonoid

(Primurdia dan Kusnadi, 2014).

Biasanya buah kurma lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar, dan hal

ini dilakukan oleh umat yang bearagama islam yang mengkonsumsi ketika

berbuka puasa. Kandungan gula-gula sederhana kurma 20-70% dari bobot kering

sehingga buah kurma mudah dicerna dan cepat mengganti energi tubuh yang

hilang (Retnowati dan Kusnadi, 2014).

Kecombrang (Etlingera elatior) adalah tanaman liar yang memiliki

kandungan baik. Adanya kandungan zat aktif yang terdapat pada kecombrang

seperti saponin, flavonoid, dan polifenol, yang bisa dimanfaatkan sebagai

penghilang bau. Pemanfaatan kecombrang yaitu bunga dan batangnya.

Kecombrang adalah salah satu tanaman yang memiliki antioksidan yang tinggi

(Naufalin dan Rukmin, 2012).

1
Universitas Sumatera Utara
2

Kecombrang juga salah satu tanaman rempah dan obat yang memiliki

potensi sebagai pangan fungsional yang berfungsi sebagai antibakteri.

Pengembangan produk makanan berbasis kecombrang akan dapat memberikan

gambaran pada masyarakat tentang aplikasi bunga kecombrang sebagai bahan

pangan fungsional (Sukandar, dkk., 2010).

Salah satu pemanfaatan buah kurma yaitu sebagai minuman sari yang

dikombinasikan dengan sari kecombrang. Minuman sari kurma dengan

kecombrang (kumbrang) ini dapat dinikmati oleh semua orang, termasuk

minuman untuk berbuka puasa yang lebih cepat dan praktis. Minuman sari buah

merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah yang sudah disaring. Pembuatan

sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan ketahanan simpan serta daya

guna buah-buahan (Dewan Riset 2010). Sari buah dibuat dengan cara

menghancurkan daging buah agar diperoleh sarinya, selanjutnya cairan disaring,

dibotolkan, kemudian dipasteurisasi agar tahan lama (Muchtadi, 1977).

Cita rasa dan aroma kecombrang yang khas, jika dikombinasikan dengan

buah kurma akan memberikan varian rasa minuman yang baru sehingga potensi

pengembangan produk minuman sari kumbrang dapat meningkatkan efektifitas

fungsional dari kedua bahan pangan tersebut.

Minuman sari kumbrang ini perlu adanya penambahan gula aren untuk

memberikan perpaduan rasa yang manis karena rasa manis dari kurma akan

sedikit hilang dengan adanya pencampuran dengan sari kecombrang. Gula aren

adalah gula yang dihasilkan dari pengolahan nira pohon palma yaitu aren (Arenga

pinnata Merr). Gula aren memiliki aroma khas aren, warna coklat muda, rasa

lebih manis dan bersih (Kristianingrum, 2009).

Universitas Sumatera Utara


3

Gula aren ini sering digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.

Nilai indeks glikemik gula aren tergolong rendah karena sebesar 35 sedangkan

nilai indeks glikemik gula pasir yaitu 58, hampir mendekati indeks glikemik

tinggi (>70). Nilai indeks glikemik yang rendah ini membuat gula aren lebih aman

dikonsumsi dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang signifikan

karena gula aren tidak secara langsung memecah glukosa dalam darah, namun

melepaskan secara perlahan sehingga tidak akan terjadi kenaikan atau penurunan

kadar gula darah (Heryani, 2016).

Penambahan gula aren pada minuman sari kumbrang selain memberikan

rasa manis juga bermanfaat untuk penyempurnaan cita rasa, warna dan

mengawetkan minuman sari kumbrang tersebut karena gula memiliki kelarutan

yang tinggi, kemampuan mengurangi kelembapan relatif dan daya ikat air

(Ayu, dkk., 2009).

Pengolahan kurma dan kecombrang menjadi produk minuman sari

kumbrang diharapkan menjadi minuman yang cocok sebagai pengganti energi

yang hilang ketika beraktivitas, dan memberikan efek kesehatan terhadap tubuh

sehingga minuman sari kumbrang ini tidak hanya untuk minuman berbuka puasa.

Produk minuman sari kumbrang ini juga diharapkan menjadi salah satu produk

inovasi yang memiliki prospek yang besar dipasaran.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

“pengaruh perbandingan sari kurma (Phoenix dactylifera) dengan sari

kecombrang (Etlingera elatior) dan penambahan gula aren terhadap mutu

minuman sari kumbrang”.

Universitas Sumatera Utara


4

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren terhadap minuman sari

kumbrang.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai sumber data dalam penyusunan

skripsi di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian,

Universitas Sumatera Utara, Medan, serta menjadi informasi tentang pengaruh

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

terhadap mutu minuman sari kumbrang.

Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah perbandingan sari kurma dengan sari

kecombrang, pengaruh penambahan gula aren akan memberikan pengaruh mutu

terhadap minuman sari kumbrang dan pengaruh interaksi perbandingan sari kurma

dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren.

Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA

Kurma

Buah kurma atau yang dikenal dengan nama latin Phoenix dactylifera

merupakan salah satu jenis tumbuhan palem yang buahnya memiliki rasa manis

sehingga dapat dikonsumsi oleh banyak orang. Tanaman kurma adalah salah satu

tanaman yang tertua di dunia dan hingga saaat ini masih terpelihara

keberadaannya di banyak negara. Nama Ilmiah buah kurma Phoenix dactylifera

berasal dari bahasa Yunani, “Phoenix” yang artinya buah merah atau ungu, dan

“dactylifera” dalam bahasa yunani disebut dengan “daktolus” yang berarti jari,

seperti yang tampak pada bentuk buah kurma. (Munawwarah, 2015).

Tanaman kurma memiliki klasifikasi sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Subdivisi : Tracheobionata

Superdivisi : Spermatophyta

Subkelas : Arecidae

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Phoenix

Spesies : Phoenix dactylifera

(Munawwarah, 2015).

Pohon kurma merupakan tanaman paling mudah beradaptasi dengan

semua ketinggian tanah. Bahkan tanaman kurma mampu tumbuh dan berkembang

pada 392 m di bawah permukaan laut hingga ketinggian 1.500 m di atas

5
Universitas Sumatera Utara
6

permukaan laut namun tingkat produksi buah kurma dapat berbeda-beda

tergantung dari ketinggian tempat budidaya (Organikilo, 2017).

Adapun kurma mengandung kalori dan nutrisi dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kandungan nutrisi kurma


Komponen Nutrisi Unit Nilai per 100 g
Air g 22.5
Energi kkal 275
Protein g 1.97
Lemak total g 0.45
Karbohidrat g 73.51
Serat pangan g 7.5
Abu g 1.58
Komponen Mineral unit Nilai per 100 g
Kalsium (Ca) mg 32
Besi (Fe) mg 1.15
Magnesium (Mg) mg 35
Fosfor (P) mg 40
Kalium (K) mg 652
Natrium (Na) mg 3
Seng (Zn) mg 0.29
Tembaga (Cu) mg 0.288
Mangan (Mn) mg 0.298
Selenium (Se) mg 1.9
Komponen Vitamin unit Nilai per 100 g
Vitamin C mg 0
Thiamin mg 0.09
Riboflavin mg 0.1
Niasin mg 2.2
Asam pantotenat mg 0.78
Vitamin B6 mg 0.192
Asam folat mcg 13
Vitamin A iu 50
Vitamin E mg 0.1
Komponen Lemak unit Nilai per 100 g
Asam lemak tak jenuh total g 0.191
Asam lemak jenuh total g 0.149
Asam lemak total g 0.340
Sumber: Besbes (2004)

Buah kurma berbentuk bundar kecil berbiji satu dengan epikarp yang

bertekstur halus, mesokarp berdaging dan membran endokarp yang berwarna

Universitas Sumatera Utara


7

perak. Bijinya berbentuk memanjang yang sebagian besar terdiri dari

hemiselulosa dengan lekukan memanjang yang mencolok disatu sisi dan tonjolan

bulat kecil disisi lain. Embrio tertutup di dalam sarungnya. Warna buah kurma

yang timbul berdasarkan dari tipe pembudidayaan kurma seperti saat panen.

Tanaman kurma diatur penyerbukannya untuk mengatur produksi buah. Berat,

diameter, kadar kelembaban, warna dan rasa memberikan perbedaan pada

beragam buah betina di dalam satu kultur yang dikawinkan dengan berbagai

variasi jantan yang digunakan untuk penyerbukan atau pertumbuhan dari buah

kurma tersebut (Zahrayny, 2013).

Varietas kurma dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu : 1. kurma basah

berdaging empuk, sangat lembab dan mengandung sedikit gula. 2. Kurma agak

kering berdaging kenyal, tidak terlalu berair, berkandungan gula tinggi. 3. Kurma

kering berkadar gula tinggi, kelembapannya rendah, kering, dan berdaging keras

(Rostita, 2009).

Seperti buah-buahan lainnya, kematangan buah kurma dapat dibagi

menjadi beberapa tingkat dilihat dari aspek fisiologis dan kadar nutritifnya.

Standardisasi buah kurma dirangkum dalam empat tingkatan kematangan yaitu :

Hababouk dan altalaa, kimri (hijau), khalal, rutab, tamr (Rahmadi, 2010).

1. Hababouk dan altalaa adalah kondisi dimana buah kurma mulai terbentuk

hingga usia fisiologis sekitar lima minggu. Buah umumnya belum matang,

masih tertutup kelopak daun. Buah akan terus berkembang sampai menjadi

warna hijau tua sedang kondisi altalaa tampak terlihat menonjol pada usia

fisiologis mendekati sembilan minggu.

Universitas Sumatera Utara


8

2. Kimri (hijau) pada tahap ini usia fisiologis buah berkisar antara sembilan

minggu hingga 14 minggu. Pada tahapan ini, daging buah bertambah dengan

cepat diiringi peningkatan kadar gula, kadar air dan tingkat keasaman. Tingkat

keasaman dan kadar air buah cenderung mulai menurun. Buah kurma kimri

memiliki bobot rata-rata 6 g dengan kandungan nutrisi 5.6% protein, 0.5%

lemak, 3.7% kadar abu, 83.6% kadar air, dan 50% kadar gula dari berat kering

(Rahmadi, 2010).

3. Khalal tahap perubahan warna akan mengalami perubahan warna dari hijau

kekuningan menjadi kuning, oranye, hingga merah tua. Usia fisiologis buah

kurma pada tahapan ini berkisar 15-21 minggu hingga kurma dapat dianggap

matang, sekalipun daging buah masih cukup keras. Kadar gula buah meningkat

cepat yang diikuti dengan penurunan kadar air dari sekitar 85% hingga 65%.

Komponen nutritif lainnya menurun seperti 2.7% protein, 0.3% lemak, dan

2.8% kadar abu (Rahmadi, 2010).

4. Rutab (matang lembek) pada tahap ini daging buah tidak lagi keras dan warna

buah cenderung memekat. Usia fisiologis buah berkisar 19-22 minggu,

tergantung dari tiap-tiap kultivarnya. Buah kurma dianggap matang sempurna

pada tahapan ini dengan bobot buah, kadar gula dan padatan mencapai nilai

maksimal. Konversi gula sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa mencapai titik

maksimalnya, sehingga buah terasa sangat manis. Kadar air buah kurma rutab

berada pada kisaran 43%. Komponen nutritif lain menurun 2.6% protein, 0.3%

lemak, dan 2.6% kadar abu (Rahmadi, 2010).

5. Tamr (matang tua) pada tahap ini terdapat penurunan kadar air yang cukup

signifikan di tahapan ini, sehingga kadar sukrosa dan gula pereduksi mencapai

Universitas Sumatera Utara


9

kisaran 50% dari berat kering. Kadar air buah kurma tamr berada pada kisaran

24.2%. Komponen nutritif lain semakin menurun 2.3% protein, 0.2% lemak,

dan 1.7% kadar abu (Rahmadi, 2010).

Kompisisi buah kurma memiliki zat-zat terdiri dari glukosa, sukrosa, dan

fruktosa, vitamin A, B1, B2, B12, potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga,

magnesium, sulfur, fosfor, dan selain itu juga protein, lemak, serat

(Giyatmo, 2013).

Jenis kurma yang terbanyak yang beredar di dunia adalah kurma dari Irak

yaitu Zahdi produksinya diperkirakan mencapai 43% kurma dunia. Kurma Zahdi

bentuknya lonjong, berwarna coklat muda keemasan, berkualitas rendah dan

harganya murah. Kurma jenis ini paling banyak digunakan dalam kuliner dan

sebagai makanan pokok (Rostita, 2009).

Berikut ini beberapa jenis kurma di pasar dunia yaitu : 1. Aabel jenis yang

paling banyak terdapat di Libia. 2. Ajwah merupakan jenis kurma yang paling

digemari orang arab. 3. Amir Hajj dari Irak, berdaging tebal tetapi empuk. 4.

Barhee' (barhi) kurma jenis ini berbentuk silinder, berwarna kuning sawo (amber)

muda sampai cokelat gelap jika sudah matang, berdaging tebal dan empuk. 5.

Zahdi berukuran sedang, berbentuk lonjong, berwarna cokelat terang, agak kering,

dijual dalam bentuk kurma yang empuk, agak keras. 6. Umelkhashab, berkulit

merah, manis bercampur pahit, berdaging putih dan keras, berasal dari Arab Saudi

(Rostita, 2009).

Komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 % berat kering

dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa, serta mineral dan vitamin.

Sehingga kurma dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan jus kurma

Universitas Sumatera Utara


10

konsentrat dan produk fermentasi (Assirey, 2015). Tingkat kematangan kurma

pada tahap tamr dapat diolah menjadi produk selai, pasta kurma dan sirup kurma.

Karena indeks glikemik tingkat kematangan ini rendah dan dapat mencegah

diabetes (Ghnimi, dkk., 2017).

Pada umumnya, buah kurma sebagian besar dikonsumsi secara langsung.

Di Indonesia buah kurma umumnya banyak dikonsumsi hanya ketika memasuki

bulan puasa. Meskipun demikian, ada beberapa orang yang kurang menyukai

buah ini sehingga dapat dijadikan inovasi produk baru di pasaran yaitu salah satu

minuman prebiotik dengan penambahan sari kurma (Primurdia dan Kusnadi,

2014). Pembuatan minuman berbahan dasar kurma meningkatkan kepraktisan

dalam penggunaannya (Bachtiar, 2011).

Berdasarkan penelitian Galih, (2015) bahwa pengaruh penambahan sari

kurma dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% terhadap sari bunga bakung paskah

mempengaruhi total gula yaitu semakin tinggi konsentrasi sari kurma maka total

gula semakin meningkat yaitu 0,00219 %, 0,00279 % dan 0,00299 % dan juga

berpengaruh terhadap uji antimikroba yang menunjukkan semakin tinggi

konsentrasi sari kurma maka semakin besar zona hambat terhadap mikroba yaitu

0,214 cm, 0,87 cm dan 0,31 cm.

Kecombrang

Tanaman kecombrang merupakan tanaman tahunan yang berbentuk semak

dengan tinggi 1-3 m. Tanaman ini mempunyai batang semu, tegak, berpelepah,

membentuk rimpang, dan berwarna hijau. Daunnya tunggal, lanset, ujung dan

pangkal runcing tetapi rata, panjang daun sekitar 20-30 cm dan lebar 5-15 cm,

pertulangan daun menyirip, dan berwarna hijau. Bunga kecombrang merupakan

Universitas Sumatera Utara


11

bunga majemuk yang berbentuk bongkol dengan panjang tangkai 40-80 cm.

Panjang benang sari ± 7,5 cm dan berwarna kuning. Putiknya kecil dan putih.

Mahkota bunganya bertaju, berbulu jarang dan warnanya merah jambu. Biji

kecombrang berbentuk kotak atau bulat telur dengan warna putih atau merah

jambu. Buahnya kecil dan berwarna coklat. Akarnya berbentuk serabut dan

berwarna kuning gelap (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Klasifikasi dari kecombrang (Etlingera elatior) adalah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Sub Divisi : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Etlingera

Species : Etlingera elatior

(Tjitrosoepomo, 2005).

Tumbuhan kecombrang merupakan tumbuhan yang tersebar cukup luas di

Indonesia. Penggunaan kecombrang sebagai bahan obat sangat banyak ragamnya.

Tumbuhan ini digunakan sebagai bahan pangan dan juga dapat digunakan untuk

pengobatan (Ningtyas, 2010). Bunga kecombrang dikenal mampu menghilangkan

bau badan, memperbanyak air susu ibu dan pembersih darah. Ini karena zat aktif

yang terkandung di dalamnya, yaitu saponin, flavonida, dan polipenol. Karena itu

kecombrang masuk ke dalam nominasi deodoran alami (Momentumpedia, 2017).

Universitas Sumatera Utara


12

Adapun komposisi secara kimia kecombrang terlihat pada Tabel 2 yaitu :

Tabel 2. Komposisi kimia kecombrang per 100 gram bahan


Kandungan Kimia Jumlah
Karbohidrat 4.4 g
Serat Pangan 1.2 g
Lemak 1.0 g
Protein 1.3 g
Air 91 g
Zat besi 4 mg 32 %
Fosforus 30 mg 4%
Kalium 12 %
Kalsium 3%
Magnesium 7%
Seng 1%
Sumber : Daulay, 2010

Kecombrang mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin, fenolik,

flavonoid, triterpenoid, steroid, vitamin, mineral, dan glikosida yang berperan sebagai

antimikroba (Rohkyani, 2015). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hudaya

(2010). Selain kaya akan kandungan antioksidan kecombrang juga sangat berpotensi

sebagai antimikroba. Penentuan konsentrasi ekstrak air bunga kecombrang sangat

berpengaruh terhadap terbentuknya zona hambat yang dihasilkan oleh kedua bakteri

uji yaitu S. Areus dan E coli. Semakin rendah konsentrasi yang diberikan, maka

semakin kecil diameter zona hambat yang terbentuk oleh bakteri uji, karena semakin

kecil konsentrasi zat aktif yang terlarut pada ekstrak air bunga kecombrang semakin

sedikit pula. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin luas pula zona

hambat yang terbentuk oleh bakteri uji.

Salah satu tanaman yang dianggap memiliki potensi sebagai pestisida

adalah kecombrang. Kandungan kimia yang terdapat di daun, batang, bunga, dan

rimpang kecombrang adalah saponin dan flavonoid (Virgianti dan Masfufah,

2015). Manfaat lain dari kecombrang adalah sebagai sabun, hal ini dilakukan oleh

suku baduy. Dalam menjalankan filosofi hidup tersebut, masyarakat Baduy

Universitas Sumatera Utara


13

menggunakan hasil alam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya, untuk

menjaga kebersihan badan mereka menggunakan tanaman kecombrang sebagai

pengganti sabun maupun pasta gigi (Agustina, dkk., 2016).

Minuman Sari

Minuman sari buah merupakan hasil pengepresan atau ekstraksi buah

yang sudah disaring. Pembuatan sari buah terutama ditujukan untuk meningkatkan

ketahanan simpan serta daya guna buah-buahan. Pembuatan sari buah dari tiap-

tiap jenis buah meskipun ada sedikit perbedaan, tetapi prinsipnya sama

(Dewan Riset, 2010).

Seiring dengan perkembangan teknologi, buah tidak hanya dikonsumsi

secara segar tetapi dapat dikonsumsi dalam bentuk sari buah. Sari buah dapat

didefinisikan sebagai sari yang diperoleh dari buah dengan melalui proses

mekanik, memiliki warna dan cita rasa yang sama dengan asalnya. Sari buah

dapat berupa jus buah, jus buah kemasan bermerek, sari buah kemasan tetrapack

dan botol (Fathiyah, dkk., 2005).

Pembuatan sari buah bertujuan untuk meningkatkan daya simpan serta

nilai tambah dari buah-buahan. Pada umumnya produk sari buah memiliki

kenampakan yang keruh akibat menggunakan ektraksi dengan teknik

menghancurkan daging buah bercampur air lalu disaring menggunakan

penyaringan (Pertiwi dan Susanti, 2014).

Minuman sari buah dibedakan berdasarkan kandungan buah di dalamnya,

dan dibagi menjadi yaitu sari buah kandungan total sari buahnya 100%, minuman

sari buah kandungan total sari buahnya minimal 35%, dan minuman rasa buah

kandungan total sari buahnya minimal 10% (BPOM, 2006).

Universitas Sumatera Utara


14

Pada prinsipnya dikenal dua macam sari buah yaitu : 1. Sari buah encer,

yang diperoleh dari pengepresan daging buah, dilanjutkan dengan penambahan

air, penambahan atau tanpa penambahan gula, 2. Sari buah pekat yaitu cairan yang

dihasilkan dari pengepresan daging buah dan dilanjutkan dengan proses

pemekatan (Triyono, 2010). Adapun syarat mutu minuman sari buah yaitu

berdasarkan SNI 01-3719-1995 pada Tabel 3.

Tabel 3. Syarat mutu minuman sari buah SNI 01-3719-1995


No Jenis Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Warna - Normal
1.2 Bau - Normal khas buah
1.3 Rasa - Normal khas buah
2 pH - Maksimal 4
3 Padatan terlarut b/b % Minimal 10/11
4 Gula (Sukrosa) b/b % Maksimal 5
5 Bahan tambahan makanan
5.1 Pengawet mg/kg Maksimal 600
5.2 Pewarna makanan mg/kg Maksimal 300
5.3 Pemanis buatan gram/kg Maksimal 3
5.4 Asam Malat - Secukupnya
5.5 Asam Sitrat - Secukupnya
Cemaran Logam
6.1 Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 0,3
6.2 Tembaga mg/kg Maksimal 5,0
6 6.3 Seng (Zn) mg/kg Maksimal 5,0
6.4 Timah (Sn) mg/kg Maksimal 40/25
6.5 Besi (Fe) mg/kg Maksimal 15
6.6 Jumlah Cu, Zn dan Fe mg/kg Maksimal 15
Cemaran Arsen
8.1nCemaran mikroba ALT Koloni/ml Maksimal 1 x 104
(30oC, 72 Jam)
8.2 Koliform Koloni/ml Maksimal 2 x 101
7 8.3 APM E. Coli Per ml Maksimal <3/ml
8 8.4 Salmonella sp Per 25 ml Negatif
8.5 Staphylococcus aureus Per ml Negatif
8.6 Kapang dan Khamir Koloni/ml Maksimal 1 x 102

Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 1995

Universitas Sumatera Utara


15

Gula Aren

Gula merupakan salah satu komoditi penting dan strategis bagi masyarakat.

Tidak hanya konsumen sebagai pengguna akhir yang merasakan pentingnya

ketersediaan gula, namun juga bagi kalangan industri sebagai produsen yang

memanfaatkan komoditi gula sebagai bahan baku menjadi produk dengan added

value yang lebih tinggi. Program diversifikasi industri gula nasional dapat dilakukan

dengan cara mencari alternatif sumber sumber gula alami non tebu, salah satunya

adalah gula dari aren (Susi, 2013).

Pengolahan langsung nira menghasilkan gula aren yang berwarna coklat

kemerahan, sifat lebih solid dan memiliki rasa lebih manis. Sedangkan nira yang

terlambat diolah akan menghasilkan gula yang berwarna kekuningan, lunak atau

tidak mengeras sehingga tidak dapat dicetak. Sampai saat ini produk utama pohon

aren adalah gula aren. Dari segi fisiknya gula aren mempunyai kekhasan tersendiri

apabila dibandingkan dengan gula dari sumber yang lain (gula tebu, gula bit).

Kekhasan gula aren antara lain lebih mudah larut, keadaannya kering dan bersih

serta mempunyai aroma khas (Lempang, 2012).

Sumber bahan baku pembuatan gula aren adalah air nira yang berasal dari

tandan bunga jantan pohon aren. Pengolahan nira hingga menjadi gula aren

melalui proses perebusan hingga nira berubah menjadi cairan kental dan berwarna

pekat. Bentuk, tekstur, warna dan rasanya mirip dengan gula merah/gula jawa,

yang membedakan hanya bahan bakunya. Proses pembuatan gula aren umumnya

lebih alami, sehingga zat-zat tertentu yang terkandung di dalamnya tidak

mengalami kerusakan dan tetap utuh. Gula aren banyak dikonsumsi sebagai salah

satu bahan pemanis alami yang cukup aman bagi tubuh. Selain itu, kandungan

Universitas Sumatera Utara


16

dalam gula aren tersebut cukup penting peranannya untuk membantu memenuhi

kebutuhan tubuh akan nutrisi tertentu (Heryani, 2016).

Cara pengolahan gula aren dapat mempengaruhi mutu gula yang

dihasilkan. Titik kritis dalam pengolahan gula aren pada umumnya terletak pada

perlakukan nira sebelum diolah menjadi gula aren. Nira aren mudah mengalami

kerusakan karena dipengaruhi oleh kondisi lingkungan selama penyadapan dan

pengangkutan ke tempat pengolahan dan kerusakan akibat fermentasi

(Marsigit, 2005).

Secara tradisional, masyarakat mengolah nira aren menjadi gula batu (gula

merah) atau gula semut yang berupa kristal. Selain itu, gula aren mempunyai

banyak kelebihan seperti harganya yang jauh lebih mahal dan aromanya yang

lebih harum (Baharuddin, dkk., 2007).

Produksi gula aren tidak hanya terbatas pada gula cetak, tetapi sudah mulai

berkembang dalam bentuk gula kristal. Perbedaan antara gula aren kristal dengan

gula merah yaitu pembuatan gula aren kristal tidak dilakukan pencetakan

melainkan diputar (centrifuge) sehingga akan berbentuk serbuk atau kristal,

sehingga kadang-kadang gula aren kristal disebut juga dengan gula kristal. Pada

dasarnya pembuatan gula aren kristal adalah mengubah senyawa gula yang

terlarut menjadi gula padat dalam bentuk kristal atau serbuk. Pada prinsipnya

proses produksi gula kristal meliputi : proses pengaturan pH dan penyaringan nira

atau pemilihan gula cetak, pemanasan/pemasakan nira atau larutan gula, proses

solidifikasi, proses granulasi/kristalisasi, pengayakan, pengeringan dan

pengemasan (Susi, 2013).

Universitas Sumatera Utara


17

Gula aren memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari yaitu

sering digunakan untuk bumbu masakan seperti abon, pecal, gado-gado dan untuk

pemanis makanan dan minuman seperti perisa kue, kolak, es campur ataupun es

dawet (Fillophy, 2014).

Gula aren ini sering digunakan sebagai pemanis makanan dan minuman.

Nilai indeks glikemik gula aren tergolong rendah karena sebesar 35 sedangkan

nilai indeks glikemik gula pasir yaitu 58, hampir mendekati indeks glikemik

tinggi (>70). Sehingga gula aren lebih aman dikonsumsi dan tidak menyebabkan

lonjakan kadar gula darah karena gula tidak secara langsung memecah glukosa

dalam darah, namun melepaskan secara perlahan sehingga tidak akan terjadi

kenaikan atau penurunan kadar gula darah (Heryani, 2016).

Adapun Standar Nasional Indonesia untuk gula merah telah ditetapkan

yaitu SNI 01-3743-1995 dan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Syarat mutu gula aren SNI 01-3743-1995

Keadaan Satuan Persyaratan (%)


Bentuk Normal
Bau Normal
Rasa Normal dan khas
Warna Kuning sampai
Kecoklatan
Bagian yang tidak larut
air %bb Maksimal 1,0
Air %bb Maksimal 10,0
Abu %bb Maksimal 2,0
Gula reduksi %bb Maksimal 10,0
Sukrosa %bb Minimal 77,0
Cemaran logam
Timbal (Pb) mg/kg Maksimal 2,0
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 10,0
Seng (Zn) mg/kg Maksimal 40
Timah (Sn) mg/kg 0
Raksa (Hg) mg/kg Maksimal 0.03
Arsen (As) mg/kg Maksimal 40,0
Sumber : Badan Standardisasi Nasional (1995)

Universitas Sumatera Utara


18

Dalam proses pembuatan gula aren umumnya lebih alami sehingga zat-zat

tertentu yang terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan dan tetap utuh,

serta tidak membutuhkan proses penyulingan yang berkali-kali atau menggunakan

bahan tambahan untuk memurnikannya (Heryani, 2016). Penambahan gula aren

dengan konsentrasi 12%, 14%, 16% dan 18% pada pembuatan serbuk minuman

penyegar sereh menghasilkan produk minuman yang terbaik dengan konsentrasi

serbuk gula aren 18% ( Togatorop, 2015). Kandungan gizi yang terdapat pada

gula aren disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan gizi gula merah aren


No Jenis kandungan Dalam 100 gr Gula Merah Aren
1 Kalori 368 kalori
2 Karbohidrat 95 gram
3 Kalsium 75 miligram
4 Fosfor 35 miligram
5 Besi 3 miligram
6 Air 4 gram
Sumber Heryani, 2016

Carboxymethyl Cellulose (CMC)

Komponen aditif penting dalam industri pangan karena kemampuannya

dalam mengubah sifat fungsional produk pangan. Hidrokoloid alami yang telah

dimodifikasi seperti CMC sering digunakan sebagai zat aditif. CMC dapat

berfungsi dalam menentukan sifat tekstural produk pangan seperti kekuatan gel,

sifat yang berhubungan dengan air, konsistensi, kekentalan, serta kekenyalan

(Fardiaz, 1986).

Semakin besar kadar CMC, jumlah air yang terserap makin banyak

sehingga kecenderungan kadar air dalam larutan semakin rendah. CMC dalam

larutan cenderung membentuk ikatan silang dalam molekul polimer yang

menyebabkan molekul pelarut akan terjebak didalamnya sehingga terjadi

Universitas Sumatera Utara


19

immobilisasai molekul pelarut sehingga menyebabkan kecenderungan viskositas

meningkat (Kamal, 2010).

Mekanisme kerja Na-CMC sebagai stabilisator emulsi berhubungan erat

dengan kemampuannya yang sangat tinggi dalam mengikat air, sehingga

meningkatkan viskositas larutan. Semakin naiknya konsentrasi Na-CMC maka

nilai rata-rata total padatan terlarut produk juga semakin meningkat. Penambahan

Na-CMC pada minuman asam sari tebu dengan konsentrasi 0,02%, 0,04%, dan

0,08 menghasilkan produk terbaik dengan konsentrasi Na-CMC 0,04%

(Siskawardani, dkk., 2013).

Salah satu komponen penting dalam pengolahan produk adalah bahan

penstabil. Bahan penstabil efektif untuk menghasilkan tekstur yang lembut

melalui kemampuannya untuk mengikat air di dalam campuran adonan. CMC

merupakan sejenis hidrokoloid yang tidak memiliki komponen volátil yang dapat

menguap sehingga tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma bahan

makanan (Rini, dkk., 2012).

Konsentrasi CMC antara 0,01%-0,8% dapat mempengaruhi sifat pada

produk pangan, seperti jeli buah, sari buah, mayonaise, dan lain lain. CMC yang

ditambahkan dapat berfungsi sebagai pembentuk gel, mencegah retrogradasi, dan

membentuk tekstur yang baik (Belitz dan Grosch, 1986).

Universitas Sumatera Utara


BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan september sampai desember 2017 di

Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, Laboratorium Mikrobiologi dan

Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan adalah buah kurma iranian biji yang

diperoleh dari pasar buah Setiabudi di Medan. Kecombrang dan gula aren yang

diperoleh dari pasar tradisional di Medan. CMC yang diperoleh dari toko rudang

jaya di Medan.

Reagensia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest,

penolptalein, NaOH (Natrium Hidroksida) 0,1 %, PCA (Plate Count Agar),

H2SO4 (Asam Sulfat), glukosa standar, CaCO3 (kalsium karbonat) dan larutan

fenol 5%.

Alat penelitian

Alat yang digunakan untuk pembuatan minuman sari kumbrang yaitu

blender, penyaring, kompor, panci, sendok pengaduk, plastik baskom, botol

kemasan dan kain saring. Peralatan yang digunakan untuk analisa karakteristik

fisik dan kimia minuman sari kumbrang meliputi timbangan analitik satorius,

tabung reaksi, rak tabung, erlenmeyer, handrefactometer, beaker glass, gelas

20
Universitas Sumatera Utara
21

ukur, inkubator, pH meter, colony counter, spektrofotometer UV-Vis, kompor,

dan botol serta tutupnya.

Metode Penelitian (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap

(RAL), yang terdiri dari dua faktor, yaitu:

Faktor I : Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan taraf yaitu :

S1 = 75% : 25%

S2 = 65% : 35%

S3 = 55% : 45%

S4 = 45% : 55%

Faktor II : Penambahan gula aren dengan taraf yaitu :

M1 = 12%

M2 = 14%

M3 = 16%

M4 = 18%

Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah

4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut:

Tc (n – 1) ≥ 15

16 (n – 1) ≥ 15

16 n –16 ≥ 15

16 n ≥ 31

n ≥ 1,937

Jadi, untuk ketelitian dalam penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak 2 kali.

Universitas Sumatera Utara


22

Model Rancangan (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua

faktorial dengan model sebagai berikut:

Ŷijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

dimana:

Ŷijk : Hasil pengamatan dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf

ke-j dalam ulangan ke-k

µ : Efek nilai tengah

αi : Efek faktor S pada taraf ke-i

βj : Efek faktor M pada taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j

εijk : Efek galat dari faktor S pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j

dalam ulangan ke-k

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji

dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range

(LSR).

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan sari buah kurma dan kecombrang

Pembuatan sari buah kurma, dipilih buah kurma yang baik, kemudian

dipisahkan dari biji, kemudian dihaluskan dengan blender dengan perbandingan

bahan dan air 1 : 2, kemudian disaring menggunakan kain saring, dan diperoleh

sari kurma. Pembuatan sari kecombrang, kecombrang dicuci bersih, kemudian

dipotong-potong kecil, selanjutnya diblansing secara penguapan selama 5 menit

tujuan dari blansing ini adalah untuk mencegah pencoklatan pada kecombrang,

Universitas Sumatera Utara


23

dan dihaluskan dengan blender dengan perbandingan bahan dan air 1 : 2,

selanjutnya disaring menggunakan kain saring, dan diperoleh sari kecombrang.

Tahap pembuatan sari kurma dan sari kecombrang dapat dilihat pada Gambar 1.

Buah Kurma Kecombrang

Sortasi Pencucian, pembersihan


dan dipotong-potong kecil

Biji Pemisahan daging


buah dan biji
Diblansing
selama 5 menit
Daging
Buah
Blender Air
1:2
Air Blender
1:2

Disaring dengan
Disaring dengan kain kain saring
saring

Sari Buah Kurma Sari kecombrang

Gambar 1. Skema pembuatan sari buah kurma dan sari kecombrang

Pembuatan minuman sari kumbrang

Sari buah kurma dan kecombrang masing-masing dibagi dengan jumlah

pencampuran sari 300 gram untuk satu perlakuan, yaitu : perbandingan sari kurma

dengan sari kecombrang masing-masing 75% : 25%, 65% : 35%, 55% : 45% dan

45% :55%. Selanjutnya campuran sari tersebut ditambahkan gula aren masing-

masing 12%, 14%, 16% dan 18%, dari berat sari bahan.

Universitas Sumatera Utara


24

Setelah itu ditambahkan CMC 0,5% kemudian dilakukan pemanasan pada

suhu 80°C selama 5 menit. Pada saat proses pemanasan, dilakukan pengadukan

agar gula aren larut dan tercampur rata dengan sari kumbrang. Kemudian

dimasukkan sari kumbrang kedalam botol yang telah disterilisasi sebelumnya.

Proses pengisian sari kumbrang ke dalam botol dilakukan dengan cara hot filling

yaitu memasukkan sari kumbrang pada waktu masih panas. Ruang antara

headspace diberikan sebesar 4 cm.

Setelah pengisian ke dalam botol selesai, maka botol harus segera ditutup,

kemudian dilakukan Pasteurisasi. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 77° C selama

15 menit. Pada saat pasteurisasi tutup botol agak sedikit dilonggarkan agar proses

deaerasi bisa berjalan sempurna. Proses deaerasi bertujuan untuk menghilangkan

udara dari dalam bahan dan mencegah adanya gelembung-gelembung udara pada

minuman sari kumbrang yang telah dibotolkan. Setelah selesai, botol diangkat dan

tutup rapat. Setelah itu dilakukan pendinginan dan sisa-sisa air yang menempel

pada botol dikeringkan. Pendinginan dilakukan dengan cara dibiarkan selama 5

menit sampai suhunya sama dengan suhu ruang kemudian dilakukan

penyimpanan. Penyimpanan dilakukan pada suhu rendah 13oC selama 3 hari

kemudian dilakukan analisa dan pengamatan terhadap minuman sari kumbrang.

Parameter yang diamati adalah total padatan terlarut, total asam, total gula, pH,

viskositas, kadar abu, total mikroba, nilai organoleptik secara hedonik dan skor

(warna, aroma, rasa dan viskositas). Tahapan pembuatan minuman sari kumbrang

dapat dilihat pada Gambar 2.

Universitas Sumatera Utara


25

Penambahan Sari kumbrang (total 300 g) + Perbandingan sari


Gula Aren : gula aren + CMC 0,5% buah kurma dengan
sari kecombrang:
M1 = 12% S1 = 75% : 25%
M2 = 14% S2 = 65% : 35%
M3 = 16% Dipanaskan pada suhu 80oC S3 = 55% : 45%
5 menit S4 = 45% : 55%
M4 = 18%

Minuman Sari
Kumbrang
Botol Steril

Pembotolan

Pasteurisasi 77 °C, 15 menit

Pendinginan 5 menit

Dilakukan
Dilakukan analisis
analisis :
total mikroba (TPC) Simpan 3 hari, suhu a. Total Padatan
dan uji organoleptik rendah 13oC Terlarut
secara hedonik dan
b. Total Asam
skor terhadap
c. Total Gula
warna, rasa, aroma
d. pH
dan viskositas
e. Viskositas
f. Kadar Abu

Gambar 2. Skema pembuatan minuman sari kumbrang

Universitas Sumatera Utara


26

Metode Pengamatan

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap

parameter sebagai berikut :

a. Total Padatan Terlarut

Bahan ditimbang sebanyak 5 g dan dimasukkan ke dalam beaker glass.

Kemudian dilakukan pengenceran dengan ditambah akuades hingga volume

menjadi 20 ml, lalu diaduk hingga merata. Diambil 1 tetes larutan dan diteteskan

pada hand refractometer, kemudian nilai total padatan terlarut bahan ditunjukkan

oleh skala pada hand refractometer yang didapat pada batas garis biru dan putih

(Muchtadi dan Sugiyono,1989). Dihitung dengan rumus:

Total padatan terlarut = Skala pada Hand Refractometer x Faktor Pengencer

b. Total Asam (%)

Ditimbang sampel sebanyak 10 g, dimasukkan ke dalam beaker glass dan

ditambahkan akuades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring

dengan kertas saring. Diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke

dalam erlenmeyer lalu ditambahkan phenolphtalein 2-3 tetes kemudian dititrasi

dengan menggunakan NaOH 0,01 N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna

merah jambu yang stabil (Ranganna, 1977). Dihitung total asam dengan rumus :

ml NaOH x N NaOH x BM asam dominan x FP


Total asam (%) = x 100%
Berat contoh (g) x 1000 x valensi
Keterangan :

FP = Faktor pengencer (1000)

BM = Berat Molekul (186,34)

Asam dominan kecombrang = asam dodekanol, valensi = 1

Universitas Sumatera Utara


27

c. Total Gula

- Pembuatan Kurva Standar

Larutan glukosa standar dengan konsentrasi gula 10, 20, 30, 40, 50, dan 60

μg/ml diambil sebanyak 2 ml masing-masing kemudian dimasukkan ke dalam

tabung reaksi dan dimasukkan 1 ml larutan fenol 5%, serta ditambahkan 5 ml

larutan H2SO4 pekat dengan cepat. Setelah itu dibiarkan selama 10 menit, larutan

kemudian diukur absorbansinya pada panjang gelombang 490 nm. Untuk

membuat larutan glukosa standar konsentrasi 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 μg/ml

sama halnya dengan membuat konsentrasi glukosa standar 10, 20, 30, 40, 50, dan

60 ppm. Maka untuk membuat konsentrasi glukosa 10 ppm, ditimbang 1 mg

glukosa dan dilarutkan dalam 100 ml akuades untuk memperoleh konsentrasi 0,01

mg/ml. Dilakukan hal yang sama seperti sebelumnya untuk membuat larutan

glukosa standar konsentrasi 20, 30, 40, 50, dan 60 μg/ml.

Persiapan sampel dilakukan dengan cara bahan ditimbang sebanyak 5 gr

kemudian dimasukkan ke labu ukur 100 ml dengan penambahan akuades sampai

tanda batas dan dihomogenkan. Kemudian dituang ke dalam erlenmeyer 250 ml

dan ditambahkan 1 gr CaCO3, diaduk dan dipanaskan pada suhu 100Oc selama 30

menit dan didinginkan, lalu disaring. Diambil 1 ml filtrat lalu dipindahkan ke labu

ukur 250 ml kemudian diterakan dan dihomogenkan. Setelah itu diambil 1 ml

campuran larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Selanjutnya dilakukan

penambahan fenol 5% sebanyak 1 ml dan H2SO4 pekat sebanyak 5 ml dituang

tepat di tengah dengan tegak lurus hingga larutan berubah warna jingga. Larutan

didiamkan selama 10 menit setelah itu digojog dengan vortex. Diukur

absorbansinya dengan spektrofotometer pada 490 nm (Apriyantono, dkk., 1989).

Universitas Sumatera Utara


28

Total gula (%) = Konsentrasi glukosa x FP x 100%


Berat sampel (g) x 1000

d. pH (Apriyantono, dkk., 1989)

Penetapan nilai pH dilakukan dengan pH meter yang telah dikalibrasi

dengan larutan buffer pada pH 4 dan 7. Kemudian pH meter dinyalakan dan

dibiarkan sampai stabil (15-30 menit). Elektroda pada pH meter dibilas dengan

akuades dan dikeringkan elektroda dengan kertas tisu. Elektroda dicelupkan ke

dalam larutan sampel dan di atur pengukur pH nya. Elektroda dibiarkan tercelup

di dalam larutan sampai diperoleh pembacaan stabil, lalu nilai pH sampel tercatat.

e. Viskositas (Metode bola jatuh)

Penentuan viskositas dapat dilakukan dengan prinsip berapa waktu

kecepatan bola jatuh dalam larutan sampel yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi

bumi. Pertama bola yang digunakan diukur beratnya dan diameternya. Sampel

diambil 10 ml dan ditimbang beratnya. Sampel dimasukkan kedalam gelas ukur

yang sudah diketahui panjangnya. Bola dijatuhkan dalam larutan sampel yang

berada dalam gelas ukur kemudian dicatat waktu bola jatuh sampai kedasar.

Adapun nilai viskositas dhitung dengan rumus sebagai berikut :

2r2 x t x g x ( bola -  bahan)


Viskositas (Pa.s) =
9s
Keterangan:

r =jari-jaribola (mm)  = massa jenis (kg/m3)

t = waktu bola jatuh (s) g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)

S = jarak bola jatuh (m)

Universitas Sumatera Utara


29

f. Kadar abu (BSN, 1994)

Analisis kadar abu dilakukan berdasarkan SNI-01-3451-1994 yaitu sampel

sejumlah 5 g dimasukkan ke dalam cawan porselin kering yang telah diketahui

beratnya (yang terlebih dulu dibakar dalam tanur dan didinginkan dalam

desikator). Kemudian sampel dipijarkan diatas pembakar mecker kira-kira 1 jam,

mula-mula api kecil dan selanjutnya api dibesarkan secara perlahan-lahan sampai

terjadi perubahan contoh menjadi arang. Arang dimasukkan ke dalam tanur

dengan suhunya 580 – 620oC sampai terbentuk abu. Setelah itu cawan yang berisi

abu didinginkan dalam desikator sampai mencapai suhu kamar dan selanjutnya

ditimbang beratnyaberturut-turut dengan selisih lebih kecil dari 0.001 g. Kadar

abu dihitung dengan formula sebagai berikut.

Berat akhir abu (g)


Kadar abu (%) = x 100%
Berat awal sampel (g)

g. Penentuan Total Mikroba

Total mikroba ditentukan dengan metode Fardiaz (1992). Bahan yang

diambil; sebanyak 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian

ditambahkan aquadest 9 ml dan diaduk sampai merata. Hasil pengenceran ini

diambil dengan mikropipet sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan aquadest

sebanyak 9 ml. Pengenceran dilakukan sampai 10000 kali (10 4).

Dari hasil pengenceran pada tabung reaksi terakhir diambil sebanyak 1 ml

dan diratakan pada medium agar PCA yang telah disiapkan diatas cawan

petridish, selanjutnya di inkubasi selama 24 jam pada suhu 32 oC dengan posisi

terbalik. Jumlah mikroba yang ada dihitung dengan colony counter.

Total mikroba/ml = jumlah mikroba hasil perhitungan x 1/faktor pengenceran

Universitas Sumatera Utara


30

h. Uji Organoleptik

Pengujian organoleptik terhadap minuman dari sari kumbrang yang

dihasilkan dilakukan dengan menggunakan uji hedonik (uji kesukaan) oleh

panelis semi terlatih yang merupakan mahasiswa/mahasiswi dari Program Studi

Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

sebanyak 15 orang. Sampel minuman sari kumbrang disediakan di dalam gelas

selanjutnya panelis diminta untuk mengisi format uji organoleptik yang diadakan

oleh peneliti sesuai dengan kesan terdiri dari contoh minuman. Penilaian

dilakukan terhadap warna, aroma, rasa, dan viskositas dengan skala penilaian 1-5

seperti pada Tabel 7 (Soekarto, 1985).

Tabel 6. Skala hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas


Skala hedonik Skala numerik
Sangat suka 5
Suka 4
Agak suka 3
Tidak suka 2
Sangat tidak suka 1

Tabel 7. Skala skor warna


Skala skor Deskriptif
Coklat 5
Coklat gelap 4
Coklat kemerahan 3
Agak coklat 2
Sangat tidak coklat 1

Universitas Sumatera Utara


31

Tabel 8. Skala skor aroma


Skala skor Deskriptif
Aroma kurma sangat kuat, 5
aroma kecombrang sedikit
Aroma kurma kuat, aroma 4
kecombrang kuat
Aroma kurma sedikit, aroma 3
kecombrang sedikit
Aroma kurma sedikit, aroma 2
kecombrang kuat
Aroma kurma sangat sedikit, 1
aroma kecombrang kuat

Tabel 9. Skala skor rasa


Skala skor Deskriptif
Kurma sangat manis, rasa 5
kecombrang sedikit
Kurma manis, rasa kecombrang sangat kuat 4
Kurma agak manis, rasa
kecombrang sangat kuat 3
Kurma sedikit manis, rasa
kecombrang kuat 2
Kurma sangat sedikit manis, rasa
kecombrang sangat sedikit 1

Universitas Sumatera Utara


HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Perbandingan Sari Kurma dengan Sari Kecombrang terhadap


Parameter yang Diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sari kurma dengan sari kecombrang

memberikan pengaruh terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total asam (%), total

gula (%), pH, viskositas (Pa.s), kadar abu (%), total mikroba (Log CFU/ml), nilai

hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas, nilai skor hedonik warna, aroma dan

rasa dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap
parameter yang diamati.
Perbandingan sari kurma dengan
sari kecombrang (S) (%)
Parameter
S1 S2 S3 S4
(75:25) (65:35) (55:45) (45:55)
o
Total padatan terlarut ( Brix) 18,5000 16,7500 16,3750 14,7500
Total asam (%) 3,6875 3,7255 6,3033 7,5680
Total gula (%) 22,8832 21,5752 21,1132 19,5268
pH 4,6988 4,7763 4,8738 4,8863
Viskositas (Pa.s) 0,6921 0,6778 0,6452 0,6303
Kadar abu (%) 0,7438 0,6931 0,6689 0,6622
Total mikroba (Log CFU/ml) 4,7352 4,6318 4,5783 4,5094
Nilai hedonik warna
(numerik) 3,9916 3,7000 3,4258 3,2222
Nilai hedonik aroma
(numerik) 3,5917 3,4916 3,4083 3,2583
Nilai hedonik rasa
(numerik) 3,5833 3,4250 3,3583 3,2083
Nilai hedonik viskositas
(numerik) 3,5917 3,3000 3,2083 2,9833
Nilai skor warna (numerik) 3,7333 3,4833 3,3166 3,1083
Nilai skor aroma (numerik) 3,5167 3,3500 3,2000 3,0000
Nilai skor rasa (numerik) 3,3916 3,3000 3,2167 3,1250

Tabel 10 menunjukkan total padatan terlarut tertinggi diperoleh pada

perlakuan S1 Sebesar 18,5000 oBrix dan terendah diperoleh pada perlakuan S4

sebesar 14,7500 oBrix. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan S 4 sebesar

32
Universitas Sumatera Utara
33

7,5680 % dan terendah diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,6875 %. Total gula

tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 22,8832 % dan terendah diperoleh

pada perlakuan S4 sebesar 19,5268 %. pH tertinggi diperoleh pada perlakuan S4

sebesar 4,8863 dan terendah diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 4,6988.

Viskositas tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 0,6921 Pa.s dan terendah

diperoleh pada perlakuan S4 sebesar 0,6303 Pa.s. Kadar abu tertinggi diperoleh

pada perlakuan S1 sebesar 0,7438 % dan terendah diperoleh pada perlakuan S4

sebesar 0,6622 %. Total mikroba tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar

4,7352 Log CFU/ml (5,435 x 104 CFU/ml) dan terendah diperoleh pada perlakuan

S4 sebesar 4,5094 Log CFU/ml (3,2314 x 104 CFU/ml). Uji organoleptik warna

hedonik tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,9916 dan terendah

diperoleh pada perlakuan S4 3,2222 sebesar. Uji organoleptik hedonik aroma

tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,5917 dan terendah diperoleh pada

perlakuan S4 sebesar 3,2583. Uji organoleptik hedonik rasa tertinggi diperoleh

pada perlakuan S1 sebesar 3,5833 dan terendah diperoleh pada perlakuan S4

sebesar 3,2083. Uji organoleptik hedonik viskositas tertinggi diperoleh pada

perlakuan S1 sebesar 3,5917 dan terendah diperoleh pada perlakuan S4 sebesar

2,9833. Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,7333 dan

terendah diperoleh pada perlakuan S4 3,1083 sebesar. Uji skor aroma tertinggi

diperoleh pada perlakuan S1 sebesar 3,5167 dan terendah diperoleh pada

perlakuan S4 3,0000 sebesar. Uji skor rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan S 1

sebesar 3,3916 dan terendah diperoleh pada perlakuan S4 3,1250 sebesar.

Universitas Sumatera Utara


34

Pengaruh Penambahan Gula Aren terhadap Parameter yang Diamati

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula aren memberikan

pengaruh terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total asam (%), total gula (%),

pH, viskositas (Pa.s), kadar abu (%), total mikroba (Log CFU/ml), nilai hedonik

warna, aroma, rasa dan viskositas, nilai skor hedonik warna, aroma dan rasa dapat

dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengaruh penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati.
Penambahan gula aren (M)
Parameter
M1(12%) M2(14%) M3(16%) M4(18%)
o
Total padatan terlarut ( Brix) 14,1250 16,5000 17,3750 18,3750
Total asam (%) 5,1211 5,1460 5,3491 5,6682
Total gula (%) 19,8100 19,9827 22,1041 23,2015
pH 4,8375 4,8088 4,8013 4,7875
Viskositas (Pa.s) 0,6325 0,6587 0,6607 0,6935
Kadar abu (%) 0,6528 0,6773 0,7014 0,7365
Total mikroba (Log CFU/ml) 4,6460 4,6278 4,6024 4,5783
Nilai hedonik warna
(numerik) 3,6611 3,6133 3,5500 3,5152
Nilai hedonik aroma
(numerik) 3,4916 3,4833 3,4166 3,3583
Nilai hedonik rasa
(numerik) 3,4666 3,4166 3,3583 3,3333
Nilai hedonik viskositas
(numerik) 3,4250 3,3000 3,2333 3,1250
Nilai skor warna (numerik) 3,5416 3,4583 3,3500 3,2916
Nilai skor aroma (numerik) 3,3333 3,3083 3,2666 3,1583
Nilai skor rasa (numerik) 3,3916 3,3166 3,1666 3,1583

Tabel 11 menunjukkan total padatan terlarut tertinggi diperoleh pada

perlakuan M4 sebesar 18,3750 oBrix dan terendah diperoleh pada perlakuan M1

sebesar 14,1250 oBrix. Total asam tertinggi diperoleh pada perlakuan M4 sebesar

5,6682 % dan terendah diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 5,1211 %. Total gula

tertinggi diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 23,2015 % dan terendah diperoleh

pada perlakuan M1 sebesar 19,8100 %. pH tertinggi diperoleh pada perlakuan M1

Universitas Sumatera Utara


35

sebesar 4,8375 dan terendah diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 4,7875.

Viskositas tertinggi diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 0,6935 Pa.s dan

terendah diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 0,6325 Pa.s. Kadar abu tertinggi

diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 0,7365 % dan terendah diperoleh pada

perlakuan M1 sebesar 0,6528 %. Total mikroba tertinggi diperoleh pada perlakuan

M4 sebesar 4,6460 Log CFU/ml (4,4258 x 104 CFU/ml) dan terendah diperoleh

pada perlakuan M1 sebesar 4,5783 Log CFU/ml (3,787 x 104 CFU/ml). Uji

organoleptik hedonik warna tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,6611

dan terendah diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 3,5152. Uji organoleptik

hedonik aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,4916 dan

terendah diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 3,3583. Uji organoleptik hedonik

rasa tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,4666 dan terendah diperoleh

pada perlakuan M4 sebesar 3,3333. Uji organoleptik hedonik viskositas tertinggi

diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,4250 dan terendah diperoleh pada

perlakuan M4 sebesar 3,1250. Uji skor warna tertinggi diperoleh pada perlakuan

M1 sebesar 3,5416 dan terendah diperoleh pada perlakuan M4 3,2916 sebesar. Uji

skor aroma tertinggi diperoleh pada perlakuan M1 sebesar 3,3333 dan terendah

diperoleh pada perlakuan M4 sebesar 3,1583. Uji skor rasa tertinggi diperoleh

pada perlakuan M1 sebesar 3,3916 dan terendah diperoleh pada perlakuan M4

sebesar 3,1583.

Universitas Sumatera Utara


36

Total Padatan Terlarut

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap total


padatan terlarut minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji

LSR pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap

minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dan sari o
0,05 0,01 kecombrang Brix 0,05 0,01
- - - S1(75%:25%) 18,5000 a A
2 0,8167 1,1254 S2(65%:35%) 16,7500 b B
3 0,8565 1,1736 S3(55%:45%) 16,3750 b B
4 0,8813 1,2055 S4(45%:55%) 14,7500 c B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya Total padatan terlarut tertinggi

diperoleh pada perlakuan S1 yaitu sebesar 18,5000 oBrix dan terendah pada

perlakuan S4 yaitu sebesar 14,7500 oBrix. Hubungan perbandingan sari kurma

dengan sari kecombrang dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang

dapat dilihat pada Gambar 3.

Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma maka total

padatan terlarut minuman sari kumbrang semakin meningkat. Total padatan

terlarut sendiri dapat berupa gula yang termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan

Besbes (2004), yang menyatakan kandungan karbohidrat kurma per 100 g

Universitas Sumatera Utara


37

sebanyak 73,51 g dan menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan

gula 71,2 % - 81,4 % berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan

fruktosa. Sehingga semakin tinggi sari kurma maka total padatan terlarut semakin

meningkat.

18.5000
18.00 16.7500 16.3750
16.00 14.7500
Total padatan terlarut oBrix

14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

Gambar 3. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan


total padatan terlarut minuman sari kumbrang

Pengaruh penambahan gula aren terhadap total padatan terlarut minuman


sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total padatan

terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh

penambahan gula aren terhadap total padatan terlarut minuman sari kumbrang

dapat dilihat pada Tabel 13.

Universitas Sumatera Utara


38

Tabel 13. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap total padatan
terlarut minuman sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
o
0,05 0,01 gula aren Brix 0,05 0,01
- - - M1(12%) 14,1250 d C
2 0,8167 1,1254 M2(14%) 16,5000 c B
3 0,8565 1,1736 M3(16%) 17,3750 b AB
4 0,8813 1,2055 M4(18%) 18,3750 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Tabel 13 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda sangat

nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total padatan terlarut tertinggi di

peroleh pada perlakuan M4 yaitu sebesar 18,3750 oBrix dan terendah pada

perlakuan M1 yaitu sebesar 14,1250 oBrix. Hubungan penambahan gula aren

dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar

4.

21.00
Total padatan terlarut oBrix

18.00
15.00
12.00 y = 0,681M + 6,375
9.00 r = 0,9685

6.00
3.00
0.00
10 12 14 16 18
Penambahan gula aren

Gambar 4. Hubungan penambahan gula aren dengan total padatan terlarut


minuman sari kumbrang

Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa semakin banyak gula aren yang

digunakan maka total padatan terlarut minuman sari kumbrang akan semakin

meningkat. Hal ini terjadi karena gula aren mempunyai kandungan karbohidrat

yang disebut sukrosa merupakan suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa

Universitas Sumatera Utara


39

dan fruktosa Meanshealth (2010), oleh karena itu, peningkatan konsentrasi serbuk

gula aren akan diikuti dengan peningkatan nilai total padatan terlarut. Hal ini

didukung oleh Sugiyono (2010), bahwa komponen yang terukur sebagai total

padatan terlarut antara lain yaitu sukrosa dan gula pereduksi.

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap total padatan terlarut minuman sari
kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total padatan

terlarut minuman sari kumbrang yang dihasilkan dan hasil uji LSR dapat dilihat

pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total padatan
terlarut minuman sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak o
0,05 0,01 Brix 0,05 0,01
- 1,6335 2,2508 S1M1 18,0000 ab AB
2 1,7130 2,3473 S1M2 18,5000 a AB
3 1,7626 2,4110 S1M3 18,5000 a AB
4 1,7964 2,4562 S1M4 19,0000 a A
5 1,8215 2,4911 S2M1 13,0000 e D
6 1,8395 2,5184 S2M2 16,5000 bcd ABC
7 1,8536 2,5401 S2M3 18,5000 a AB
8 1,8645 2,5587 S2M4 19,0000 a A
9 1,8727 2,5739 S3M1 13,0000 e D
10 1,8792 2,5870 S3M2 16,0000 cd BC
11 1,8841 2,5979 S3M3 17,5000 abc AB
12 1,8879 2,6072 S3M4 19,0000 a A
13 1,8907 2,6153 S4M1 12,5000 e D
14 1,8923 2,6224 S4M2 15,0000 d CD
15 1,8939 2,6290 S4M3 15,0000 d CD
16 1,6335 2,2508 S4M4 16,5000 bcd ABC
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Universitas Sumatera Utara


40

Berdasarkan Tabel 14 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan

berbeda sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total padatan terlarut

tertinggi dapat dilihat pada perlakuan S1M4, S2M4, S3M4, yaitu sebesar 19,0000
o
Brix dan yang terendah pada perlakuan S4M1 yaitu sebesar 12,5000 oBrix.

Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan

penambahan gula aren dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang

dapat dilihat pada Gambar 5.

25.00 ŷ = 0,15M + 16,25


22.50 r = 0,9486
Total padatan Terlarut oBrix

ŷ = M+ 1,75
20.00
r = 0,9476
17.50
ŷ = 0,975M + 1,75
15.00
r = 0,9823
12.50 ŷ = 0,6M + 5,75
10.00 r = 0,9338
7.50
5.00 S1(75%:25%)
2.50 S2(65%:35%)
0.00
S3(55%:45%)
C10 12 14 16 18
S4(45%:55%)
Penambahan gula aren

Gambar 5. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dan penambahan gula aren dengan total padatan terlarut minuman sari
kumbrang

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan

semakin banyak penambahan gula aren akan menghasilkan total padatan terlarut

minuman sari kumbrang yang semakin tinggi. Total padatan terlarut sendiri dapat

berupa gula yang termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang

menyatakan kandungan karbohidrat kurma per 100 g sebanyak 73,51 g dan

menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 %

Universitas Sumatera Utara


41

berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa begitu juga

penambahan gula arennya menurut Meanshealth (2010), gula aren mempunyai

kandungan karbohidrat yang disebut sukrosa merupakan suatu disakarida yang

dipecah menjadi glukosa dan fruktosa oleh karena itu, peningkatan gula aren akan

diikuti dengan peningkatan nilai total padatan terlarut. Hal ini didukung oleh

Sugiyono (2010) bahwa komponen yang terukur sebagai total padatan terlarut

antara lain yaitu sukrosa dan gula pereduksi.

Total Asam (%)

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap total


asam minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap total asam minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR

pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap minuman

sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap total asam minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari
0,05 0,01 kecombrang % 0,05 0,01
- - - S1(75%:25%) 3,6875 c C
2 0,4809 0,6627 S2(65%:35%) 3,7255 c C
3 0,5044 0,6911 S3(55%:45%) 6,3033 b B
4 0,5190 0,7099 S4(45%:55%) 7,5680 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total asam tertinggi terdapat

pada perlakuan S4 yaitu sebesar 7,5680 % dan terendah terdapat pada perlakuan

Universitas Sumatera Utara


42

S1 yaitu sebesar 3,6875 %. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari

kecombrang dengan total asam minuman sari kumbrang dapat dilihat pada

Gambar 6.

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kecombrang yang

digunakan maka menghasilkan total asam minuman sari kumbrang yang tinggi.

Kandungan asam dominan pada batang kecombrang berupa asam dodekanol

mempengaruhi penambahan total asam terhadap minuman sari kumbrang. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Susilowati, dkk., (2011), yang menyatakan bahwa

tanaman kecombrang diduga mengandung asam anorganik dan asam organik

berupa asam dodekanol. Penambahan kecombrang yang lebih mendominasi

mampu mempengaruhi total asam dalam produk, karena kandungan asam organik

kecombrang yang tinggi (Naufalin, dkk., 2010).

8.00 7.5680

7.00 6.3033
6.00
Total asam %

5.00
4.00 3.6875 3.7255

3.00
2.00
1.00
0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

Gambar 6. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan


total asam minuman sari kumbrang

Universitas Sumatera Utara


43

Pengaruh penambahan gula aren terhadap total asam minuman sari


kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam

minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap total asam minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa interaksi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam minuman

sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Total Gula (%)

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap total


gula minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap total asam minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR

pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap minuman

sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 16.

Universitas Sumatera Utara


44

Tabel 16. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
terhadap total gula minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan
0,05 0,01 sari kecombrang % 0,05 0,01
- S1(75%:25%) 22,8832 a A
2 1,9928 2,7460 S2(65%:35%) 21,5752 ab AB
3 2,0899 2,8636 S3(55%:45%) 21,1132 ab AB
4 2,1504 2,9414 S4(45%:55%) 19,5268 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat

pada perlakuan S1 yaitu sebesar 22,8832 % dan terendah terdapat pada perlakuan

S4 yaitu sebesar 19,5268 %. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari

kecombrang dengan total padatan terlarut minuman sari kumbrang dapat dilihat

pada Gambar 7.

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma yang

digunakan maka total gula minuman sari kumbrang akan semakin inggi. Gula

yang terkandung dalam buah kurma dapat berupa karbohidrat dan gula-gula

sederhana seperti glukosa dan fruktosa. Hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang

menyatakan kandungan karbohidrat kurma per 100 g sebanyak 73,51 g dan

menurut Assirey (2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 %

berat kering dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa sehingga

semakin tinggi sari kurma maka total gula minuman sari kumbrang akan semakin

meningkat.

Universitas Sumatera Utara


45

24.00 22.8832
21.5752 21.1132
19.5268
20.00
Total gula %
16.00

12.00

8.00

4.00

0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

Gambar 7. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan


total gula minuman sari kumbrang

Pengaruh penambahan gula aren terhadap total gula minuman sari


kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total gula

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan

gula aren terhadap total gula minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap total gula minuman
sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
0,05 0,01 gula aren % 0,05 0,01
- - - M1(12%) 19,8100 b B
2 1,9928 2,7460 M2(14%) 19,9827 b B
3 2,0899 2,8636 M3(16%) 22,1041 a A
4 2,1504 2,9414 M4(18%) 23,2015 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat

pada perlakuan M4 yaitu sebesar 23,2015 % dan terendah terdapat pada perlakuan

Universitas Sumatera Utara


46

M1 yaitu sebesar 19,8100 %. Hubungan penambahan gula aren dengan total gula

minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar 8.

28.00
24.00
20.00
Total gula %

ŷ = 0,614M + 12,05
16.00 r = 0,9591
12.00
8.00
4.00
0.00
10 12 14 16 18
Penambahan gula aren

Gambar 8. Hubungan penambahan gula aren dengan total gula minuman sari
kumbrang

Pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin banyak gula aren yang

digunakan maka total gula minuman sari kumbrang yang tinggi. Hal ini karena

gula aren mempunyai kandungan karbohidrat yang disebut sukrosa merupakan

suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa dan fruktosa (Meanshealth, 2010),

oleh karena itu, penambahan gula aren diikuti dengan peningkatan nilai total gula.

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap total gula minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 3) menunjukkan bahwa interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P>0,01) terhadap total gula

minuman sari kumbrang dan hasil uji LSR dapat dilihat pada Tabel 18.

Universitas Sumatera Utara


47

Tabel 18. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap total gula minuman
sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak
0,05 0,01 % 0,05 0,01
- S1M1 21,8153 abcd ABCD
2 2,10382 2,8989 S1M2 22,3314 abc ABC
3 2,20627 3,0231 S1M3 23,3274 ab AB
4 2,27013 3,1052 S1M4 24,0585 a A
5 2,31364 3,1634 S2M1 19,4484 def CDE
6 2,34592 3,2084 S2M2 20,2014 cdef BCDE
7 2,36908 3,2434 S2M3 22,6275 ab ABC
8 2,38732 3,2715 S2M4 24,0236 a A
9 2,40136 3,2954 S3M1 19,0109 ef DE
10 2,41188 3,3150 S3M2 18,9664 ef DE
11 2,42030 3,3319 S3M3 22,7765 ab ABC
12 2,42662 3,3459 S3M4 23,6989 a A
13 2,43153 3,3578 S4M1 18,9654 ef DE
14 2,43504 3,3684 S4M2 18,4316 f E
15 2,43715 3,3775 S4M3 19,6850 def CDE
16 2,43925 3,3859 S4M4 21,0252 bcde ABCDE
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR
Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total gula tertinggi terdapat

pada perlakuan S1M4 yaitu sebesar 24,0585 % dan terendah terdapat pada

perlakuan S3M1 yaitu sebesar 19,0109 %. Hubungan interaksi perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren dengan total gula

minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar 9.

Universitas Sumatera Utara


48

ŷ = 0,386M + 17,08
27.00 r = 0,9934
ŷ = 0,807M + 9,461
22.00 r = 0,9823
ŷ = 0,893M + 7,707
Total gula %

17.00 r = 0,9295
ŷ = 0,371M + 13,95
r = 0,8538
12.00
S1(75%:25%)
7.00
S2(65%:35%)

2.00 S3(55%:45%)
10 12 14 16 18 S4(45%:55%)

Penambahan gula aren

Gambar 9. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang


dan penambahan gula aren dengan total gula minuman sari kumbrang

Pada Gambar 9 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan

semakin banyak penambahan gula aren akan menghasilkan total gula minuman

sari kumbrang yang semakin tinggi. Gula yang terkandung dalam buah kurma

termasuk karbohidrat hal ini sesuai dengan Besbes (2004), yang menyatakan

kandungan karbohidrat kurma per 100 g sebanyak 73,51 g dan menurut Assirey

(2015), komposisi buah kurma kaya akan gula 71,2 % - 81,4 % berat kering

dengan gula yang dominan yaitu glukosa dan fruktosa, begitu juga gula arennya

menurut Meanshealth (2010), gula aren mempunyai kandungan karbohidrat yang

disebut sukrosa merupakan suatu disakarida yang dipecah menjadi glukosa dan

fruktosa.

Universitas Sumatera Utara


49

pH

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap pH


minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

(P>0,05) terhadap pH minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR

tidak dilanjutkan.

Pengaruh penambahan gula aren terhadap pH minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap pH minuman

sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi antara perbandingan sari kurma dengan sari


kecombrang dan penambahan gula aren terhadap pH minuman sari
kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 4) menunjukkan bahwa interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap pH minuman sari

kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Viskositas

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap


viskositas minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


50

(P>0,05) terhadap viskositas minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga

uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh penambahan gula aren terhadap viskositas minuman sari


kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap viskositas

minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap viskositas minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 5) menunjukkan bahwa interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap viskositas minuman

sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar abu %

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap


kadar abu minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01)

terhadap kadar abu minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR

pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap kadar abu

minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 19.

Universitas Sumatera Utara


51

Tabel 19. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap kadar abu minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari
0,05 0,01 kecombrang % 0,05 0,01
- S1= 75%:25% 0,7438 a A
2 0,0317 0,0437 S2= 65%:35% 0,6931 b B
3 0,0333 0,0456 S3= 55%:45% 0,6689 b B
4 0,0342 0,0468 S4= 45%:55% 0,6622 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat

pada perlakuan S1 yaitu sebesar 0,7438 % dan terendah terdapat pada perlakuan

S4 yaitu sebesar 0,6622 %. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari

kecombrang dengan kadar abu dapat dilihat pada Gambar 10.

0.77 0.7438
0.6931 0.6689 0.6622
0.66

0.55
Kadar abu (%)

0.44

0.33

0.22

0.11

0.00
S1= 75%:25% S2= 65%:35% S3= 55%:45% S4= 45%:55%
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

Gambar 10. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan
kadar abu minuman sari kumbrang

Pada Gambar 10 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kurma dan sari

kecombrang yang digunakan maka kadar abu minuman sari kumbrang yang

tinggi. Kadar abu dalam suatu bahan pangan yaitu mineral-mineral. Hal ini sesuai

Universitas Sumatera Utara


52

dengan Giyatmo (2013), komposisi buah kurma memiliki terkandung beberapa

mineral seperti potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur,

fosfor. Kecombrang juga mengandung beberapa mineral seperti zat besi, fosforus,

kalium, kalsium, magnesium dan seng (Wikipedia, 2017).

Pengaruh penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman sari


kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu minuman

sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh penambahan gula aren

terhadap kadar abu minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Uji LSR efek utama penambahan gula aren terhadap kadar abu
minuman sari kumbrang
Jarak LSR Penambahan Rataan Notasi
0,05 0,01 gula aren % 0,05 0,01
- - - M1(12%) 0,6528 c C
2 0,0317 0,0437 M2(14%) 0,6773 bc BC
3 0,0333 0,0456 M3(16%) 0,7014 b AB
4 0,0342 0,0468 M4(18%) 0,7365 a A
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat

pada perlakuan M4 yaitu sebesar 0,7365 % dan terendah terdapat pada perlakuan

M1 yaitu sebesar 0,6528 %. Hubungan penambahan gula aren dengan kadar abu

minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar 11.

Pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa semakin banyak penambahan gula

aren yang digunakan maka kadar abu minuman sari kumbrang yang tinggi. Kadar

abu menunjukkan adanya kandungan mineral pada suatu bahan. Hal ini sesuai dengan

Fauzi (2006), bahwa kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.

Universitas Sumatera Utara


53

Adapun mineral yang terdapat pada gula aren adalah Ca, Mg, dan besi. Menurut

Kardiyono (2010), kadar abu dari gula aren adalah 2,76% dalam 100 g gula aren.

1.20
1.00
kadar abu %

0.80
0.60
0.40 ŷ = 0,013M + 0,485
r = 0,9949
0.20
0.00
10 12 14 16 18 20
Penambahan gula aren

Gambar 11. Hubungan penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari
kumbrang

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 6) menunjukkan bahwa interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

terhadap kadar abu minuman sari kumbrang memberikan pengaruh berbeda nyata

(P<0,01) terhadap kadar abu minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil uji

LSR pengaruh penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman sari kumbrang

dapat dilihat pada Tabel 21.

Universitas Sumatera Utara


54

Tabel 21. Uji LSR efek interaksi perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang dan penambahan gula aren terhadap kadar abu minuman
sari kumbrang
LSR Perlakuan Rataan Notasi
Jarak
0,05 % 0,05
- S1M1 0,6696 cd
2 0,06348 S1M2 0,6982 bcd
3 0,06657 S1M3 0,7453 b
4 0,06850 S1M4 0,8621 a
5 0,06981 S2M1 0,6587 cd
6 0,07078 S2M2 0,6846 bcd
7 0,07148 S2M3 0,7134 bc
8 0,07203 S2M4 0,7158 bc
9 0,07246 S3M1 0,6436 cd
10 0,07278 S3M2 0,6693 cd
11 0,07303 S3M3 0,6741 bcd
12 0,07322 S3M4 0,6884 bcd
13 0,07337 S4M1 0,6394 d
14 0,07347 S4M2 0,6570 cd
15 0,07354 S4M3 0,6726 bcd
16 0,07360 S4M4 0,6798 bcd
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil)

Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda nyata

(P<0,05) dengan perlakuan lainnya. Kadar abu tertinggi terdapat pada perlakuan

S1M4 yaitu sebesar 0,8621 % dan terendah terdapat pada perlakuan S4M1 yaitu

sebesar 0,6394 %.

Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan

penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari kumbrang dapat dilihat

pada Gambar 12. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa semakin banyak digunakan

sari kurma, sari kecombrang dan gula aren maka kadar abu terhadap minuman sari

kumbrang juga semakin tinggi. Bahan baku minuman sari kumbrang seperti sari

kurma dan sari kecombrang dan gula aren kaya akan mineral-mineral yang

mempengaruhi peningkatan jumlah kadar abu. Hal ini sesuai dengan Giyatmo

Universitas Sumatera Utara


55

(2013), komposisi buah kurma memiliki terkandung beberapa mineral seperti

potasium, kalsium, besi, klorin, tembaga, magnesium, sulfur, fosfor. Kecombrang

juga mengandung beberapa mineral seperti zat besi, fosforus, kalium, kalsium,

magnesium dan seng (Wikipedia, 2017), begitu juga dengan gula aren adapun

mineral yang terdapat pada gula aren adalah kalsium (Ca), Mg, dan besi. Menurut

Kardiyono (2010), kadar abu dari gula aren adalah 2,76% dalam 100 g gula aren.

1.20
ŷ = 0,031M + 0,275
1.00 r = 0,9502
ŷ = 0,01M + 0,542
0.80
Kadar abu %

r = 0,9576
ŷ = 0,007M + 0,564
0.60
r = 0,9617
ŷ = 0,006M + 0,559
0.40 r = 0,9848

0.20 S1(75%:25%)
S2(65%:35%)
0.00
S3(55%:45%)
10 12 14 16 18
S4(45%:55%)
Penambahan gula aren

Gambar 12. Hubungan interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang
dan penambahan gula aren dengan kadar abu minuman sari
kumbrang

Total Mikroba

Pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap total


mikroba minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 7) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh sangat berbeda nyata

(P<0,01) terhadap total mikroba minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Hasil

Universitas Sumatera Utara


56

uji LSR pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang terhadap

mikroba minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Uji LSR efek utama perbandingan sari kurma dengan sari
kecombrang terhadap mikroba minuman sari kumbrang
Jarak LSR Perbandingan sari Rataan Notasi
kurma dengan sari Log
0,05 0,01 kecombrang 0,05 0,01
CFU/ml
- - - S1(75%:25%) 4,7352 a A
2 0,1424 0,1962 S2(65%:35%) 4,6318 ab AB
3 0,1493 0,2046 S3(55%:45%) 4,5783 ab AB
4 0,1537 0,2102 S4(45%:55%) 4,5094 b B
Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh berbeda nyata pada taraf 5%
(huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar) menurut uji LSR

Dari Tabel 22 dapat dilihat bahwa masing-masing perlakuan berbeda

sangat nyata (P<0,01) dengan perlakuan lainnya. Total mikroba tertinggi terdapat

pada perlakuan S1 yaitu sebesar 4,7352 Log CFU/ml ((5,435 x 104 CFU/ml) dan

terendah terdapat pada perlakuan S4 yaitu sebesar 4,5094 Log CFU/ml (3,2314 x

104 CFU/ml). Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

dengan total mikroba minuman sari kumbrang dapat dilihat pada Gambar 13.

5.00 4.7352 4.6318 4.5783 4.5094


Total mikroba Log CFU/ml

4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
S1(75%:25%) S2(65%:35%) S3(55%:45%) S4(45%:55%)
Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang

Gambar 13. Hubungan perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dengan
total mikroba minuman sari kumbrang

Universitas Sumatera Utara


57

Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa semakin banyak sari kecombrang

yang digunakan maka menghasilkan total mikroba minuman sari kumbrang yang

semakin menurun. Kecombrang salah satu tanaman yang berfungsi sebagai

antibakteri. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hudaya (2010), kecombrang

sangat berpotensi sebagai antimikroba. Semakin rendah konsentrasi yang diberikan,

maka semakin kecil diameter zona hambat yang terbentuk oleh bakteri uji, karena

semakin kecil konsentrasi zat aktif yang terlarut pada ekstrak air bunga kecombrang

semakin sedikit pula. Semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, maka semakin luas

pula zona hambat yang terbentuk oleh bakteri uji.

Pengaruh penambahan gula aren terhadap total mikroba minuman sari


kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa penambahan gula

aren memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba

minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Pengaruh interaksi perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan


penambahan gula aren terhadap total mikroba minuman sari kumbrang

Daftar sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa interaksi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total mikroba

minuman sari kumbrang yang dihasilkan sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai hedonik warna

Daftar sidik ragam (Lampiran 8) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

Universitas Sumatera Utara


58

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik warna

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai hedonik aroma

Daftar sidik ragam (Lampiran 9) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik aroma

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai hedonik rasa

Daftar sidik ragam (Lampiran 10) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik rasa

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai hedonik viskositas

Daftar sidik ragam (Lampiran 11) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi antara

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai hedonik

viskositas minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak

dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara


59

Nilai skor warna

Daftar sidik ragam (Lampiran 12) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor warna

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai skor aroma

Daftar sidik ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor aroma

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Nilai skor rasa

Daftar sidik ragam (Lampiran 13) menunjukkan bahwa perbandingan sari

kurma dengan sari kecombrang, penambahan gula aren dan interaksi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan penambahan gula aren

memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap nilai skor rasa

minuman sari kumbrang yang dihasilkan. Sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian pengaruh perbandingan sari kurma dengan sari

kecombrang dan penambahan gula aren terhadap parameter yang diamati dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan terlarut ( oBrix), total

asam (%), total gula (%) , kadar abu (%) dan total mikroba (Log CFU/ml).

2. Penambahan gula aren memberikan pengaruh sangat berbeda nyata (P<0,01)

terhadap total padatan terlarut (oBrix), total gula (%), kadar abu (%) dan

berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam (%) dan total mikroba (Log

CFU/ml).

3. Interaksi antara perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang dan

penambahan gula aren memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01)

terhadap total padatan terlarut (oBrix) dan total gula (%), berbeda nyata

(P<0,05) terhadap kadar abu (%) dan tidak berbeda nyata (P<0,05) terhadap

total asam (%), Pengukuran pH, viskositas (Pa.s), total mikroba (log CFU/ml),

nilai hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas, dan nilai skor hedonik warna,

aroma dan rasa.

4.nProduk minuman sari kumbrang sudah cukup baik pada formulasi

perbandingan sari kurma dengan sari kecombrang perbandingan 65% : 35%

dan penambahan gula aren 14%.

60
Universitas Sumatera Utara
61

Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka disarankan pada

penelitian selanjutnya untuk melakukan pengujian antioksidan terhadap

produk minuman sari kumbrang.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan lama

penyimpanan minuman sari kumbrang untuk mengetahui umur simpan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Z. A. Suharmiati. dan M. Ipa. 2016. Penggunaan Kecombrang


(Etlingera elatior) Sebagai Alternatif Pengganti Sabun dalam
PerilakunHidup Bersih dan Sehat Suku Baduy. Media Litbangkes.
26 (4) : 235–237.

Apriyantono, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, Sedarnawati, dan S. Budiyanto.


1989. Analisis Pangan. PAU Pangan dan Gizi, Bogor.

Assirey. E. A. R. 2015. Nutritional composition of fruit of 10 date palm


(Phoenix dactylifera L.) cultivars grown in Saudi Arabia. Journal of
Taibah University for Science. 9 (2015) : 78.

Ayu, D. F. A. Ali. dan D. Steward. 2009. Pembuatan dodol ampas sirup nenas
(Ananas comosus L.Meer) dengan pembahan berbagai konsentrasi gula
aren. Jurnal Penelitian. 8 (2) : 25.

Bachtiar, R. 2011. Pembuatan Minuman Instan Sari Kurma (Phoenix dactylifera).


Skripsi. Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Standardisasi Nasional. 1994. Prosedur Kadar Abu SNI-01-3451-1994.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Syarat Mutu Gula Merah SNI 01-3743-1995.

Badan Standardisasi Nasional. 1995. Syarat mutu Minuman Sari Buah SNI 01-
3719-1995.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2006. Keputusan Kepala Badan POM No.
HK. 00.05.52.4040. Tentang Kategori Pangan. Jakarta.

Baharuddin. M. Muin, dan H. Bandaso. 2007. Pemanfaatan Nira Aren (Arenga


Pinnata Merr) Sebagai Bahan Pembuatan Gula Putih Kristal. Jurnal
Perennial 3 (2) : 40.

Bangun. M. K. 1991. Rancangan Percobaan. USU-Press, Medan

Belitz, H. D. dan W. Grosch.1986. Food Chemistry. Springer, Berlin.

Besbes. 2004. Date seed oil, phenolic, tocopherol, and sterol profiles. Journal
Food Technology 11 (2004) : 251-256.

Daulay, A. Y. 2006. Pengaruh Penambahan Ekstrak Kecombrang dan Konsentrasi


Dekstrin terhadap Mutu Minuman Bubuk Instan Sari Buah Nenas. Skripsi.

62
Universitas Sumatera Utara
63

Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera


Utara. 2010.

Dewan Riset Nasional Kemenristek. 2010. Agenda Riset Nasional 2010 – 2014.

Fauzi. M. 2006. Analisa Pangan dan Hasil Pertanian. Handout. Jember: FTP
UNEJ.

Fardiaz, S. 1986. Mikrobiologi Pangan. IPB-Press, Bogor.

Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Fathiyah. U. Sumarwan. Dan I. Tanziha. 2005. Analisis pengetahuan gizi dan


produk minuman sari buah kemasan dihubungkan dengan merek yang
dikonsumsi pada mahasiswa IPB. Media Gizi dan Keluarga. 29 (2) :
75-76.

Fillophy. 2014. Manfaat Gula Aren untuk Kesehatan Tubuh.


http://www.duniainformasikesehatan.com/2014/10/manfaat-gula-aren-
untuk-kesehatan-tubuh.html. (16 Juli 2017).

Galih. K. P. 2015. Uji efektivitas antimikroba kombucha sari bunga bakung


paskah putih (Lilium longiflorum Thunb.) dengan penambahan sari kurma
(Phoenix dactilyfera ) dan lama fermentasi. Jurusan Biologi Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Ghnimi. S. S. Umer. A. Karim. dan A. K. Eldina. 2017. Date fruit (Phoenix


dactylifera L.) an underutilized food seeking industrial valorization.
Review article. Journal of Nutrition and Food Science. 6 (2017) : 1-2.

Giyatmo, 2013. Efektifitas pemberian jus kurma dalam meningkatkan trombosit


pada pasien demam berdarah dengue di rsu bunda purwokerto. Jurnal
Keperawatan Soedirman. 8 (1) : 33.

Heryani, S. 2016. Keutamaan Gula Aren dan Strategi Pengembangan Produk.


Universitas Lambung Mangkurat-Press.

Hudaya, A. 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Bunga


Kecombrang (Etlingera elatior) Sebagai Pangan Fungsional terhadap
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Skripsi. Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Kamal, N. 2010. Pengaruh bahan aditif CMC (Carboxyl Methyl Cellulose)


terhadap beberapa parameter pada larutan sukrosa. Jurnal Teknologi.
1 (17): 78-84.

Universitas Sumatera Utara


64

Kardiyono. 2010. Menuai Berkah Aren. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian


Banten, 2010. http://banten.litbang.deptan.go.id (22 Januari 2018).

Kristianingrum, S. 2009. Analisa Nutrisi dalam Gula Semut (Gula Kelapa)


Kegiatan PPM Teknologi Pembuatan Gula Semut Aneka Rasa. Jurusan
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. UNY-
Press, Yogyakarta.

Lempang, M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Jurnal Teknis Eboni.
9 (1) 37-39.

Marsigit, W. 2005. Penggunaan bahan tambahan pada nira dan mutu gula aren
yang dihasilkan di beberapa sentra produksi di bengkulu. Jurnal Penelitian
UNIB. 9 (1) : 42-43.

Meanshealth. 2010. Jenis Pemanis Alami. www.meanshealth.com


(17 Januari 2018).

Muchtadi, D. 1977. Pengetahuan dan Pengolahan Bahan Nabati. Departemen


Teknologi Hasil Pertanian IPB: Bogor.

Muchtadi, T. R dan Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. IPB Press.
Bogor.

Mochtar , R. 2007. Prosedur Uji Viskositas. Jilid Edisi 3. EGC, Jakarta.

Momentumpedia. 2017. Kecombrang Si Rempah Sedap Nan Cantik.


http://kecombrangsirempahsedapnancantik_Momentumpedia.html
(16 Juli 2017).

Munawwarah, H. A. 2015. Hubungan Pemberian Kurma (Phoenix dactylifera L)


Varietas Ajwa terhadap Kadar Kolesterol Total Darah. Laporan Penelitian.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarief
Hidayatullah. 5-8.

Ningtyas, R. 2010. Uji Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Air Daun


Kecombrang (Etlingera elatior Jack R. M Smith) Sebagai Pengawet Alami
terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Skripsi. Program
Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Naufalin, R. dan H. S. Rukmini. 2012. Bubuk kecombrang (Nicolaia speciosa)


sebagai pengawet alami pada bakso ikan tenggiri. Jurnal Agricola.
2 (2) : 125.

Organikilo, 2017. Negara Produsen Kurma Berdasarkan Ketinggian.


https://organikilo.co /2016/07/ negara- produsen- kurma berdasarkan-
ketinggian.html. (12 Juli 2017).

Universitas Sumatera Utara


65

Pertiwi, M. F. D. dan W. H. Susanti. 2014. Pengaruh Proporsi buah sukrosa dan


lama osmosis terhadap kualitas sari buah stroberi (Fragaria vesca L).
Jurnal pangan dan Agroindustri. 82-83.

Primurdia, E. G. Dan J. Kusnadi. 2014. Aktivitas antioksidan minuman probiotik


sari kurma (Phoenix dactilyfera L.) dengan isolat L. Plantarum dan L.
Casei. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2 (3) : 1-2.

Ranganna, S. 1977. Manual of Analysis for Fruit and Vegetable Product. Mc.
Graw Hill Publishing Company Limited. New Delhi.

Retnowati, P. A. dan J. Kusnadi. 2014. Pembuatan minuman probiotik sari


buah kurma (Phoenix Dectylifera) dengan Isolat Lactobacillus casei dan
Lactobacillus plantarum. Jurnal Pangan dan Agroindustri Universitas
Brawijaya. 2 (2) : 1-6.

Rahmadi, A. 2010. Kurma. Food Technologist, Neuro-biologist an


Pharmacologist.University of Mulawarman Samarinda. Campbelltown
(NSW).

Rini, A. K., D. Ishartani, dan Basito. 2012. Pengaruh kombinasi bahan penstabil
CMC dan gum arab terhadap mutu velva wortel (Daucus carota L.)
varietas selo dan varietas tawangmangu. Jurnal Teknosains Pangan.
1 (1) : 86-94.

Rohkyani, I. 2015. Aktivitas Antioksidan dan Uji Organoleptik Teh Celup Batang
dan Bunga Kecombrang pada Variasi Suhu Pengeringan. Skripsi. Program
Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sukarta.

Rostita. 2009. Khasiat dan Keajaiban Kurma. Qanita, Bandung.

Siskawardani, D. D., N. Komar, dan M. B. Hermanto. 2013. Pengaruh konsentrasi


Na-CMC (natrium–carboxymethyle cellulose) dan lama sentrifugasi
terhadap sifat fisik kimia minuman asam sari tebu (Saccharum officinarum
L.). Jurnal Bioproses Komoditas Tropis. 1 (1) : 54-61.

Soekarto. 1985. Pengujian Hedonik. Pusat Pengembangan Teknologi Pangan.


IPB-Press, Bogor.

Sukandar, D. N. Radiastuti. I. Jayanegara. dan A. Hudaya. 2010. Karakterisasi


Senyawa aktif antibakteri ekstrak air bunga kecombrang (Etlingera
elatior) sebagai bahan pangan fungsional. Jurnal Valensi. 2 (1) : 333-334.

Sugiyono, 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta, Bandung.

Universitas Sumatera Utara


66

Susi. 2013. Pengaruh keragaman gula aren cetak terhadap kualitas gula aren
kristal (Palm Sugar) produksi agroindustri kecil. Jurnal Ziraa’ah. 36 (1) :
1-2.

Susilowati, S. S., Martono, S., Riyanto, S., dan Nugroho, A. E., 2011. Aktivitas
analgetika dan anti-inflamasi ekstrak batang combrang (Nicolasia
speciosa Horan). Majalah Farmasi Indonesia. Jurusan Farmasi dan Ilmu
Kedokteran. Universitas Jendral Soedirman (Purwokerto) dan
Universitas Gajah Mada (Yogyakarta). 22 (2) : 115-119.

Syamsuhidayat dan J. R. Hutapea. 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia.


Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan , Jakarata.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi Umum. Cetakan ke-3. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

Togatorop. D. M. 2015. Pengaruh Perbandingan Sari Batang Sereh dengan Sari


Jahe dan Konsentrasi Serbuk Gula Aren Terhadap Mutu Minuman
Penyegar Sereh. Skripsi. Ilmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Pertanian.
Medan.

Triyono. A. 2010. Pengaruh Konsentrasi Ragi terhadap Karakteristik Sari Buah


dari beberapa Varietas Pisang (Musa paradisiaca L). Pengembangan
Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia.
Yogyakarta.

Virgianti, D. P. Dan S. Masfufah. 2015. Efektifitas ekstrak daun kecombrang


(Etlingera elatior) sebagai antiviposisi nyamuk Aedes aegypti. Jurnal
Kesehatan Bakti Tunas Husada. 14 (1) : 108.

Wikipedia, 2018. Kecombrang. http://www.kecombrang.com. (20 Januari, 2018).

Zahrayny, N. 2013. Formulasi Granul Ekstrak Air Buah Kurma (Phoenix


dactilityfera L). Skripsi Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


67

Lampiran 1. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total padatan
terlarut minuman sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis total padatan terlarut minuman sari kumbrang
Perlakuan Ulangan Total Rataan
o
1 2 Brix
S1M1 17,0000 19,0000 36,0000 18,0000
S1M2 18,0000 19,0000 37,0000 18,5000
S1M3 19,0000 18,0000 37,0000 18,5000
S1M4 19,0000 19,0000 38,0000 19,0000
S2M1 13,0000 13,0000 26,0000 13,0000
S2M2 16,0000 17,0000 33,0000 16,5000
S2M3 18,0000 19,0000 37,0000 18,5000
S2M4 20,0000 18,0000 38,0000 19,0000
S3M1 13,0000 13,0000 26,0000 13,0000
S3M2 16,0000 16,0000 32,0000 16,0000
S3M3 18,0000 17,0000 35,0000 17,5000
S3M4 20,0000 18,0000 38,0000 19,0000
S4M1 13,0000 12,0000 25,0000 12,5000
S4M2 15,0000 15,0000 30,0000 15,0000
S4M3 15,0000 15,0000 30,0000 15,0000
S4M4 16,0000 17,0000 33,0000 16,5000
Total 531,0000
Rataan 16,5938

Tabel daftar sidik ragam total padatan terlarut minuman sari kumbrang
SK db JK KT F. hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 158,2188 10,5479 17,7649 ** 2,35 3,41
S 3 56,8438 18,9479 31,9123 ** 3,24 5,29
M 3 79,0938 26,3646 44,4035 ** 3,24 5,29
M linier 1 74,2563 74,2563 125,0632 ** 4,49 8,53
M kuadrat 1 3,7813 3,7813 6,3684 * 4,49 8,53
M kubik 1 1,0563 1,0563 1,7789 tn 4,49 8,53
SxM 9 22,2813 2,4757 4,1696 ** 2,54 3,78
Galat 16 9,5000 0,5938
Total 31 167,7188
Keterangan :
FK = 8811,28
KK = 4,64%
* = nyata
** = sangat nyata

Universitas Sumatera Utara


68

Lampiran 2. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total asam minuman
sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis total asam minuman sari kumbrang


Ulangan
Perlakuan Total Rataan %
1 2
S1M1 3,6517 3,6735 7,3253 3,6626
S1M2 3,6873 3,6639 7,3512 3,6756
S1M3 3,7228 3,6577 7,3804 3,6902
S1M4 3,7220 3,7212 7,4432 3,7216
S2M1 3,7236 3,7254 7,4490 3,7245
S2M2 3,7265 3,7246 7,4511 3,7255
S2M3 3,7252 3,7267 7,4520 3,7260
S2M4 3,7254 3,7266 7,4520 3,7260
S3M1 5,5902 6,3720 11,9622 5,9811
S3M2 5,5893 6,4230 12,0123 6,0061
S3M3 6,5329 6,5461 13,0789 6,5395
S3M4 6,6685 6,7049 13,3734 6,6867
S4M1 7,3468 6,8858 14,2326 7,1163
S4M2 7,4469 6,9065 14,3534 7,1767
S4M3 7,4423 7,4393 14,8816 7,4408
S4M4 7,4463 9,6305 17,0768 8,5384
Total 83,7475 86,5276 170,2752
Rataan 5,3211

Tabel daftar sidik ragam total asam minuman sari kumbrang


SK db JK KT F.hitung F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 93,249 6,217 30,195 ** 2,35 3,41
S 3 89,825 29,942 145,432 ** 3,24 5,29
M 3 1,535 0,512 2,485 tn 3,24 5,29
M linier 1 1,360 1,360 6,608 * 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,173 0,173 0,841 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,002 0,002 0,008 tn 4,49 8,53
SxM 9 1,888 0,210 1,019 tn 2,54 3,78
Galat 16 3,294 0,206
Total 31 96,543
Keterangan :
FK = 906,05
KK = 8,5272%
* = nyata
** = sangat nyata

Universitas Sumatera Utara


69

Lampiran 3. Data pengamatan dan daftar sidik ragam analisis total gula minuman
sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis total gula minuman sari kumbrang


Ulangan
Perlakuan Total Rataan %
1 2
S1M1 22,3104 21,3203 43,6307 21,8153
S1M2 23,6063 21,0565 44,6628 22,3314
S1M3 23,9024 22,7525 46,6549 23,3274
S1M4 24,0129 24,1040 48,1169 24,0585
S2M1 19,7982 19,0986 38,8968 19,4484
S2M2 20,3797 20,0230 40,4027 20,2014
S2M3 21,8804 23,3745 45,2549 22,6275
S2M4 24,2237 23,8235 48,0471 24,0236
S3M1 18,8762 19,1455 38,0217 19,0109
S3M2 18,2406 19,6921 37,9327 18,9664
S3M3 23,8075 21,7455 45,5530 22,7765
S3M4 24,2146 23,1832 47,3978 23,6989
S4M1 18,0668 19,8640 37,9308 18,9654
S4M2 17,7615 19,1017 36,8632 18,4316
S4M3 18,4501 20,9198 39,3699 19,6850
S4M4 20,5069 21,5434 42,0503 21,0252
Total 680,79
Rataan 21,2746
Tabel daftar sidik ragam total gula minuman sari kumbrang
Tabel daftar sidik ragam total gula minuman sari kumbrang
SK db JK KT F hitung F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 123,6736 8,2449 8,3715 ** 2,35 3,41
S 3 46,0701 15,3567 15,5924 ** 3,24 5,29
M 3 65,7216 21,9072 22,2435 ** 3,24 5,29
M Linear 1 60,4764 60,4764 61,4048 ** 4,49 8,53
M Kuadrat 1 1,7103 1,7103 1,7366 tn 4,49 8,53
M Kubik 1 3,5349 3,5349 3,5892 tn 4,49 8,53
SxM 9 11,8820 1,3202 1,3405 tn 2,54 3,78
Galat 16 15,7581 0,9849
Total 31 139,4317
Keterangan :
FK = 14483,44
KK = 4,66%
* = nyata
** = sangat nyata

Universitas Sumatera Utara


70

Lampiran 4. Data pengamatan dan sidik ragam analisis pH minuman sari


kumbrang

Tabel data pengamatan analisis pH minuman sari kumbrang


Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2
S1M1 4,4800 4,9400 9,4200 4,7100
S1M2 4,4700 4,9300 9,4000 4,7000
S1M3 4,4400 4,9600 9,4000 4,7000
S1M4 4,4500 4,9200 9,3700 4,6850
S2M1 4,5600 5,1400 9,7000 4,8500
S2M2 4,4700 5,0100 9,4800 4,7400
S2M3 4,5100 5,0100 9,5200 4,7600
S2M4 4,5000 5,0100 9,5100 4,7550
S3M1 4,6300 5,1500 9,7800 4,8900
S3M2 4,6400 5,1900 9,8300 4,9150
S3M3 4,6400 5,1300 9,7700 4,8850
S3M4 4,6100 5,0000 9,6100 4,8050
S4M1 4,6600 5,1400 9,8000 4,9000
S4M2 4,6200 5,1400 9,7600 4,8800
S4M3 4,5700 5,1500 9,7200 4,8600
S4M4 4,6700 5,1400 9,8100 4,9050
Total 153,8800
Rataan 4,8088

Tabel daftar sidik ragam pH minuman sari kumbrang


SK db JK KT F.hitung F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,2189 0,0146 0,1145 tn 2,35 3,41
S 3 0,1871 0,0624 0,4897 tn 3,24 5,29
M 3 0,0107 0,0036 0,0279 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,0099 0,0099 0,0779 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,0004 0,0004 0,0035 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,0003 0,0003 0,0024 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,0211 0,0023 0,0184 tn 2,54 3,78
Galat 16 2,0379 0,1274
Total 31 2,2567
Keterangan :
FK = 739,9705
KK = 7,42%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


71

Lampiran 5. Data pengamatan dan sidik ragam analisis viskositas minuman sari
kumbrang

Tabel data Pengamatan analisis viskositas minuman sari kumbrang


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2
S1M1 0,7588 0,7417 1,5005 0,7502
S1M2 0,7325 0,5514 1,2839 0,6420
S1M3 0,6316 0,7033 1,3350 0,6675
S1M4 0,7428 0,6748 1,4176 0,7088
S2M1 0,6534 0,5516 1,2050 0,6025
S2M2 0,7205 0,6460 1,3665 0,6833
S2M3 0,7391 0,7569 1,4960 0,7480
S2M4 0,7095 0,6453 1,3547 0,6774
S3M1 0,6154 0,6082 1,2236 0,6118
S3M2 0,7287 0,6751 1,4038 0,7019
S3M3 0,5858 0,5501 1,1359 0,5679
S3M4 0,7500 0,6480 1,3980 0,6990
S4M1 0,5794 0,5514 1,1308 0,5654
S4M2 0,6486 0,5672 1,2157 0,6079
S4M3 0,6584 0,6601 1,3186 0,6593
S4M4 0,6474 0,7302 1,3775 0,6888
Total 21,1631
Rataan 0,6613

Tabel daftar Sidik Ragam viskositas (Pa.s)


SK db JK KT F hitung F.Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,0987 0,0066 2,2854 tn 2,35 3,41
S 3 0,0195 0,0065 2,2615 tn 3,24 5,29
M 3 0,0150 0,0050 1,7359 tn 3,24 5,29
M Linear 1 0,0137 0,0137 4,7546 * 4,49 8,53
M Kuadrat 1 0,0001 0,0001 0,0297 tn 4,49 8,53
M Kubik 1 0,0012 0,0012 0,4235 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,0642 0,0071 2,4765 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,0461 0,0029
Total 31 0,1448
Keterangan :
FK = 14,00
KK = 8,11%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


72

Lampiran 6. Data pengamatan dan sidik ragam analisis kadar abu minuman sari
kumbrang
Tabel data pengamatan analisis kadar abu minuman sari kumbrang
Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 %
S1M1 0,6547 0,6845 1,3392 0,6696
S1M2 0,7429 0,6534 1,3963 0,6982
S1M3 0,7879 0,7027 1,4906 0,7453
S1M4 0,8882 0,8360 1,7242 0,8621
S2M1 0,6665 0,6509 1,3174 0,6587
S2M2 0,7030 0,6662 1,3692 0,6846
S2M3 0,7138 0,7130 1,4268 0,7134
S2M4 0,7357 0,6960 1,4317 0,7158
S3M1 0,6428 0,6445 1,2873 0,6436
S3M2 0,6716 0,6670 1,3386 0,6693
S3M3 0,6548 0,6935 1,3483 0,6741
S3M4 0,6906 0,6863 1,3768 0,6884
S4M1 0,6296 0,6493 1,2789 0,6394
S4M2 0,6280 0,6859 1,3139 0,6570
S4M3 0,6643 0,6808 1,3451 0,6726
S4M4 0,6634 0,6961 1,3595 0,6798
Total 22,1438
Rataan 0,6920

Tabel daftar sidik ragam kadar abu minuman sari kumbrang


SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,0844 0,0056 6,2764 ** 2,35 3,41
S 3 0,0328 0,0109 12,2115 ** 3,24 5,29
M 3 0,0306 0,0102 11,3642 ** 3,24 5,29
M linier 1 0,0303 0,0303 33,7762 ** 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,0002 0,0002 0,2581 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,0001 0,0001 0,0581 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,0210 0,0023 2,6022 * 2,54 3,78
Galat 16 0,0143 0,0009
Total 31 0,0988
Keterangan :
FK = 15,323
KK = 4,33%
* = nyata
** = sangat nyata

Universitas Sumatera Utara


73

Lampiran 7. Data pengamatan dan sidik ragam analisis total mikroba minuman
sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis total mikroba minuman sari kumbrang


Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2 Log CFU/ml
S1M1 4,7243 4,8261 9,5504 4,7752
S1M2 4,7404 4,7924 9,5328 4,7664
S1M3 4,6721 4,7559 9,4280 4,7140
S1M4 4,6628 4,7076 9,3703 4,6852
S2M1 4,5911 4,7404 9,3314 4,6657
S2M2 4,6335 4,6335 9,2669 4,6335
S2M3 4,5441 4,6990 9,2430 4,6215
S2M4 4,5315 4,6812 9,2127 4,6064
S3M1 4,6335 4,5798 9,2133 4,6066
S3M2 4,5051 4,6812 9,1864 4,5932
S3M3 4,5185 4,6335 9,1520 4,5760
S3M4 4,5185 4,5563 9,0748 4,5374
S4M1 4,5051 4,5682 9,0734 4,5367
S4M2 4,5051 4,5315 9,0366 4,5183
S4M3 4,4914 4,5051 8,9965 4,4983
S4M4 4,4914 4,4771 8,9685 4,4842
Total 147,6369
Rataan 4,6137

Tabel daftar sidik ragam total mikroba minuman sari kumbrang


F Tabel
SK db JK KT F. hitung
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,2412 0,0161 3,5631 ** 2,35 3,41
S 3 0,2178 0,0726 16,0851 ** 3,24 5,29
M 3 0,0210 0,0070 1,5522 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,0209 0,0209 4,6347 * 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,0001 0,0001 0,0156 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,0000 0,0000 0,0063 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,0024 0,0003 0,0593 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,0722 0,0045
Total 31 0,3134
Keterangan :
FK = 681,1459
KK = 1,46%
* = nyata
** = sangat nyata

Universitas Sumatera Utara


74

Lampiran 8. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik warna
minuman sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik warna minuman sari kumbrang

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2
S1M1 3,9333 3,5333 7,4666 3,7333
S1M2 4,0666 3,4666 7,5332 3,7666
S1M3 3,8666 3,5333 7,3999 3,7000
S1M4 4,2000 3,7666 7,9666 3,9833
S2M1 4,1333 3,7666 7,8999 3,9500
S2M2 4,0666 4,0666 8,1332 4,0666
S2M3 4,0666 3,8666 7,9332 3,9666
S2M4 4,0666 3,0000 7,0666 3,5333
S3M1 3,5333 2,8666 6,3999 3,2000
S3M2 3,3333 3,1333 6,4666 3,2333
S3M3 3,6666 2,8888 6,5554 3,2777
S3M4 3,4666 3,2000 6,6666 3,3333
S4M1 3,4666 2,8888 6,3554 3,1777
S4M2 3,4666 3,2000 6,6666 3,3333
S4M3 3,8000 3,4000 7,2000 3,6000
S4M4 3,7333 3,2733 7,0066 3,5033
Total 114,7163
Rataan 3,5849

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,812 0,187 1,475 tn 2,35 3,41
S 3 2,150 0,717 5,638 ** 3,24 5,29
M 3 0,062 0,021 0,162 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,026 0,026 0,205 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,035 0,035 0,276 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,000 0,000 0,004 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,600 0,067 0,525 tn 2,54 3,78
Galat 16 2,034 0,127
Total 31 4,846
Keterangan :
FK = 411,2449
KK = 9,9460%
tn = tidak nyata
** = Sangat berbeda nyata

Universitas Sumatera Utara


75

Lampiran 9. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik aroma
minuman sari kumbrang

Tabel pengamatan analisis uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang


Perlakuan Ulangan Total Rataan
1 2
S1M1 3,8000 3,6000 7,4000 3,7000
S1M2 3,8000 3,4000 7,2000 3,6000
S1M3 3,5333 3,6000 7,1333 3,5667
S1M4 3,6000 3,4000 7,0000 3,5000
S2M1 3,3333 3,6666 6,9999 3,5000
S2M2 3,9333 3,1333 7,0666 3,5333
S2M3 3,9333 3,0666 6,9999 3,5000
S2M4 3,8000 3,0666 6,8666 3,4333
S3M1 3,4666 3,3333 6,7999 3,4000
S3M2 3,4666 3,4000 6,8666 3,4333
S3M3 3,6666 3,1333 6,7999 3,4000
S3M4 3,6666 3,1333 6,7999 3,4000
S4M1 3,6000 3,1333 6,7333 3,3667
S4M2 3,6000 3,1333 6,7333 3,3667
S4M3 3,4000 3,0000 6,4000 3,2000
S4M4 3,3333 2,8666 6,1999 3,1000
Total 109,9991
Rataan 3,4375

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,635 0,042 0,367 tn 2,35 3,41
S 3 0,477 0,159 1,380 tn 3,24 5,29
M 3 0,094 0,031 0,272 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,087 0,087 0,756 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,005 0,005 0,043 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,002 0,002 0,015 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,064 0,007 0,062 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,845 0,115
Total 31 2,480
Keterangan :
FK = 378,1188
KK = 9,8774%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


76

Lampiran 10. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik rasa
minuman sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2
S1M1 3,4666 3,1333 6,5999 3,3000
S1M2 3,6000 3,2666 6,8666 3,4333
S1M3 3,5333 3,6666 7,1999 3,6000
S1M4 3,6000 3,0666 6,6666 3,3333
S2M1 3,1333 3,1333 6,2666 3,1333
S2M2 3,5333 3,2666 6,7999 3,4000
S2M3 3,6666 3,1333 6,7999 3,4000
S2M4 3,9333 3,4000 7,3333 3,6667
S3M1 3,6000 3,5333 7,1333 3,5667
S3M2 3,4000 3,1333 6,5333 3,2667
S3M3 3,4666 2,8000 6,2666 3,1333
S3M4 3,6666 3,2666 6,9332 3,4666
S4M1 3,3333 3,2666 6,5999 3,3000
S4M2 3,7333 3,1333 6,8666 3,4333
S4M3 3,6000 3,1333 6,7333 3,3667
S4M4 3,2666 3,7333 6,9999 3,5000
Total 108,5988
Rataan 3,3937

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,681 0,045 0,549 tn 2,35 3,41
S 3 0,015 0,005 0,060 tn 3,24 5,29
M 3 0,118 0,039 0,477 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,097 0,097 1,170 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,007 0,007 0,082 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,015 0,015 0,178 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,548 0,061 0,737 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,322 0,083
Total 31 2,003
Keterangan :
FK = 368,5531
KK = 8,4707%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


77

Lampiran 11. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai hedonik
viskositas minuman sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis organoleptik viskositas minuman sari kumbrang


Ulangan
Perlakuan Total Rataan
1 2
S1M1 3,5333 2,8666 6,3999 3,2000
S1M2 3,4666 2,9333 6,3999 3,2000
S1M3 3,2666 3,0666 6,3332 3,1666
S1M4 3,8000 3,0000 6,8000 3,4000
S2M1 3,5333 3,1333 6,6666 3,3333
S2M2 3,5333 3,8000 7,3333 3,6667
S2M3 3,4666 3,1333 6,5999 3,3000
S2M4 3,9333 3,8000 7,7333 3,8667
S3M1 3,2000 3,3333 6,5333 3,2667
S3M2 2,9333 2,6666 5,5999 2,8000
S3M3 3,0000 3,3333 6,3333 3,1667
S3M4 3,6000 3,1333 6,7333 3,3667
S4M1 3,1333 2,8000 5,9333 2,9667
S4M2 3,2000 3,1333 6,3333 3,1667
S4M3 3,3333 3,6000 6,9333 3,4667
S4M4 3,3333 2,6666 5,9999 3,0000
Total 104,6657
Rataan 3,2708

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,022 0,135 1,531 tn 2,35 3,41
S 3 0,827 0,276 3,131 tn 3,24 5,29
M 3 0,233 0,078 0,881 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,205 0,205 2,333 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,027 0,027 0,309 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,000 0,000 0,001 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,962 0,107 1,214 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,409 0,088
Total 31 3,431
Keterangan :
FK = 342,3409
KK = 9,0725%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


78

Lampiran 12. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor warna
minuman sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik warna minuman sari kumbrang

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2
S1M1 3,9333 4,1333 8,0666 4,0333
S1M2 3,6666 3,2000 6,8666 3,4333
S1M3 3,4000 3,8000 7,2000 3,6000
S1M4 3,4666 3,7333 7,1999 3,6000
S2M1 3,4000 3,0000 6,4000 3,2000
S2M2 3,6000 3,6000 7,2000 3,6000
S2M3 3,4666 3,1333 6,5999 3,3000
S2M4 3,8666 3,5333 7,3999 3,7000
S3M1 2,6000 3,8000 6,4000 3,2000
S3M2 3,2666 3,2666 6,5332 3,2666
S3M3 3,0666 3,2666 6,3332 3,1666
S3M4 3,4000 3,2666 6,6666 3,3333
S4M1 3,0666 3,5333 6,5999 3,3000
S4M2 3,4666 3,2666 6,7332 3,3666
S4M3 3,7333 3,4666 7,1999 3,6000
S4M4 3,2000 2,5333 5,7333 2,8667
Total 109,1322
Rataan 3,4104

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik warna minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 2,225 0,148 1,511 tn 2,35 3,41
S 3 0,895 0,298 3,038 tn 3,24 5,29
M 3 0,015 0,005 0,050 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,012 0,012 0,125 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,001 0,001 0,013 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,001 0,001 0,014 tn 4,49 8,53
SxM 9 1,316 0,146 1,489 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,571 0,098
Total 31 3,797
Keterangan :
FK = 372,1824
KK = 9,1884%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


79

Lampiran 13. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor aroma minuman
sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2
S1M1 3,2000 4,0000 7,2000 3,6000
S1M2 3,6000 3,4666 7,0666 3,5333
S1M3 3,6000 3,4666 7,0666 3,5333
S1M4 3,6000 3,2000 6,8000 3,4000
S2M1 3,4000 3,4000 6,8000 3,4000
S2M2 3,4000 3,2666 6,6666 3,3333
S2M3 3,2000 3,5333 6,7333 3,3667
S2M4 3,2000 3,4000 6,6000 3,3000
S3M1 3,4666 3,0666 6,5332 3,2666
S3M2 3,3333 3,0666 6,3999 3,2000
S3M3 3,2666 3,1333 6,3999 3,2000
S3M4 3,0000 3,2666 6,2666 3,1333
S4M1 3,3333 2,8000 6,1333 3,0667
S4M2 3,0000 3,3333 6,3333 3,1667
S4M3 3,0666 2,8666 5,9332 2,9666
S4M4 3,2000 2,4000 5,6000 2,8000
Total 104,5325
Rataan 3,2666

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik aroma minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 1,378 0,092 1,225 tn 2,35 3,41
S 3 1,160 0,387 5,156 * 3,24 5,29
M 3 0,143 0,048 0,637 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,128 0,128 1,712 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,014 0,014 0,185 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,001 0,001 0,013 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,074 0,008 0,110 tn 2,54 3,78
Galat 16 1,200 0,075
Total 31 2,578
Keterangan :
FK = 341,4701
KK = 8,38835%
* = nyata
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


80

Lampiran 14. Data pengamatan dan daftar sidik ragam nilai skor rasa minuman
sari kumbrang

Tabel data pengamatan analisis uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang

Perlakuan Ulangan Total Rataan


1 2
S1M1 3,2000 3,3333 6,5333 3,2667
S1M2 3,6666 3,4666 7,1332 3,5666
S1M3 3,2666 3,4000 6,6666 3,3333
S1M4 3,2000 3,2666 6,4666 3,2333
S2M1 3,3333 3,2666 6,5999 3,3000
S2M2 3,2000 3,3333 6,5333 3,2667
S2M3 3,4000 3,3333 6,7333 3,3667
S2M4 3,6000 3,2666 6,8666 3,4333
S3M1 3,0666 2,9333 5,9999 3,0000
S3M2 3,0666 2,8666 5,9332 2,9666
S3M3 3,6000 2,9333 6,5333 3,2667
S3M4 3,1333 3,6000 6,7333 3,3667
S4M1 3,2000 2,9333 6,1333 3,0667
S4M2 2,9333 3,6000 6,5333 3,2667
S4M3 3,4000 2,9333 6,3333 3,1667
S4M4 3,4000 3,1333 6,5333 3,2667
Total 104,2657
Rataan 3,2583

Tabel daftar sidik ragam uji organoleptik rasa minuman sari kumbrang
SK db JK KT F.hitung F Tabel
0,05 0,01
Perlakuan 15 0,709 0,047 0,868 tn 2,35 3,41
S 3 0,252 0,084 1,544 tn 3,24 5,29
M 3 0,121 0,040 0,741 tn 3,24 5,29
M linier 1 0,107 0,107 1,961 tn 4,49 8,53
M kuadrat 1 0,009 0,009 0,163 tn 4,49 8,53
M kubik 1 0,005 0,005 0,100 tn 4,49 8,53
SxM 9 0,336 0,037 0,685 tn 2,54 3,78
Galat 16 0,871 0,054
Total 31 1,580
Keterangan :
FK = 339,7293
KK = 7,1616%
tn = tidak nyata

Universitas Sumatera Utara


81

Lampiran 15. Kurva standar total gula

0.06

0.05 ŷ = 0,0530x + 0,0039


r = 0,9962
Konsentrasi (mg/ml)

0.04

0.03

0.02

0.01

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Absorbansi (nm)

Lampiran 16. Analisa bahan baku sari kurma dan gula aren

Tabel. Analisa bahan baku sari kurma dan gula aren


Analisis karakteristik Nilai
Sari kurma
- Total padatan terlarut (oBrix) 18,7000
- Total gula (%) 23,8647
- Kadar abu (%) 0,5700
Gula aren
- Total padatan terlarut (oBrix) 15,4321
- Total gula (%) 19,2365
- Kadar abu (%) 0,4679

Universitas Sumatera Utara


82

Lampiran 17. Gambar produk minuman sari kumbrang

S1M1 S1M2 S1M3 S1M4

S2M1 S2M2 S2M3 S2M4

Universitas Sumatera Utara


83

S3M1 S3M2 S3M3 S3M4

S4M1 S4M2 S4M3 S4M4

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai