Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA MASYARAKAT

PENGGUNA AIR SUNGAI KUANTAN

Resti Rulfima Sari1, Safri2, Rismadefi Woferst3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: restirulfimasari@gmail.com

Abstract

People lived in the surrounding area of the river usually use river water for their daily needs. This habit certainly
affects health status, especially integument diseases. This research was to find out how the description of the incidence
of integument diseases in the community using the Kuantan River water. The research sample was 100 respondents who
were taken based on the inclusion criteria using cluster sampling technique. The measuring instrument used a
questionnaire and observation sheet to determine the type of integument disease. The analysis used univariate analysis
to determine frequency distribution. The results showed 76 respondents were female (76.0%), 25 respondents were at
the age of 26-35 years (25.0%), 52 respondents had elementary school education (52.0%), 25 respondents working as
house wife (25%), 76 respondents earning <Rp. 2,500,000 (76.0%), and 54 respondents showed that integument related
diseases were dermatitis (54.0%), 3 respondents had ulcers (3.0%). It is hoped that this research can be a source of
information on the causes of skin diseases, especially dermatitis, and what factors influence integument diseases, so
that people can reduce the use of polluted water and can apply Family Health Assignments.

Keywords: Integument disease,s kuantan river water, society

PENDAHULUAN mengalami permasalahan karena adanya


Salah satu indikator tingkat pencemaran. Salah satu diantara akibat dari
kesejahteraan masyarakat adalah status pencemaran adalah terjadinya peningkatan
kesehatan, dimana faktor-faktor yang penyakit bawaan air seperti diare dan penyakit
mempengaruhi status kesehatan salah satunya kulit (Cahyaning, 2009). Berbagai pencemaran
antara lain adalah faktor lingkungan. sungai juga terjadi di Provinsi Riau salah
Lingkungan merupakan faktor terbesar, yang satunya Sungai Kuantan di Kabupaten
langsung mempengaruhi kesehatan dan Kuantan Singingi yang juga tidak lepas dari
perilaku, begitu pula sebaliknya (Notoatmodjo, permasalah limbah, disebabkan oleh limbah
2013). Lingkungan dapat menjadi wadah industri, limbah penduduk, limbah peternakan,
terjadinya penyakit menular. Penyakit menular bahan kimia dan unsur hara yang terdapat
merupakan penyakit yang disebabkan oleh dalam air serta gangguan kimia dan fisika
mikroorganisme, baik bakteri, virus, maupun yang dapat mengganggu kesehatan manusia
jamur, yang bisa ditularkan melalui udara, (Tasriani & Zulhadi, 2013).
tanah, maupun air sebagai media Pencemaran ini sangat berdampak pada
penularannya. Sungai Kuantan terlihat dari warna air yang
Air merupakan kebutuhan utama bagi menguning bahkan menghitam dan berbau, hal
proses kehidupan di bumi. Air yang bersih ini didukung oleh data dari Dinas Lingkungan
sangat dibutuhkan manusia, baik untuk Hidup yang menyatakan bahwa air Sungai
keperluan sehari-hari, untuk keperluan Kuantan sudah tercemar berat (BLH Kab.
industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan Kuantan Singingi, 2016). Sehingga air Sungai
sebagainya. Air dapat menjadi masalah jika tidak layak digunakan sehingga menyebabkan
tersedia dalam kondisi yang tidak bersih, baik masalah kesehatan salah satunya penyakit
kualitas maupun kuantitas airnya, misalnya kulit.
pencemaran air. Air yang tercemar disebabkan Penyakit kulit adalah penyakit yang
oleh bermacam-macam limbah dari berbagai umum terjadi pada semua usia. Kulit
hasil kegiatan manusia, sehingga merupakan bagian tubuh manusia yang sensitif
menyebabkan kualitas air menurun (Idrus, terhadap bermacam-macam penyakit. Penyakit
2015). Kualitas lingkungan perairan di kulit dapat disebabkan oleh beberapa faktor
Indonesia sekarang ini banyak yang yaitu kebiasaan hidup dan lingkungan.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 746


Penyakit kulit dapat berkembang pada kulit sebanyak 46 (38,3%) orang. Dari hasil
personal hygiene dan keadaan kebersihan penelitian ini juga didapatkan keluhan
lingkungan yang buruk (Sacharin, 2009). penyakit kulit penambang dan masyarakat
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan akibat merkuri di sekitar aliran Sungai Behe
Kabupaten Kuantan Singingi (Dinkes, 2018), terbanyak adalah keluhan gatal-gatal (24,4%),
penyakit kulit dan jaringan subkutan termasuk kemudian kulit bersisik (24,4%), kemerahan
10 besar penyakit terbanyak di Kabupaten (14,2%), bintil-bintil dengan cairan (14,2%),
Kuantan Singingi dimana terdapat 2.681 yang luka berair (11,2%), bintil-bintil tanpa cairan
menderita penyakit kulit. Berdasarkan data (7,1%), dan luka bernanah (4,0%).
dari UPTD Kesehatan Puskesmas Kecamatan Studi pendahuluan yang dilakukan oleh
Pangean Kabupaten Kuantan Singingi, peneliti pada tanggal 27 Januari 2018, di
didapatkan bahwa penyakit kulit merupakan Kecamatan Pangean. Peneliti melakukan
salah satu dari 5 penyakit yang terbanyak yang wawancara dengan Kepala Puskesmas, peneliti
ada di Kecamatan Pangean yaitu sebanyak 122 mendapat informasi bahwa masyarakat masih
orang pada tahun 2017. Namun, tidak semua banyak menggunakan air Sungai Kuantan
penduduk yang terkena penyakit kulit seperti terutama untuk mandi. Peneliti melakukan
gatal-gatal alergi, dermatitis, scabies , kurap, wawancara dengan 8 orang masyarakat
impertigo (korengan), serta panu terdata hal ini tentang penggunaan air Sungai Kuantan yang
dikarenakan masyarakat lebih memilih untuk diambil secara acak yaitu bertempat tinggal di
mengonsumsi obat warung dibandingkan sepanjang aliran Sungai Kuantan, 5 orang
berobat ke Puskesmas. mengatakan hampir setiap hari menggunakan
Apabila kondisi ini berlangsung lama, air Sungai Kuantan untuk mandi, mencuci
maka akan memberikan dampak buruk bagi piring, mencuci baju, dan sebagai sumber
kerusakan lingkungan bahkan kesehatan. Hal penghasilan sebagai nelayan, 2 orang
ini terutama dirasakan oleh masyarakat yang mengatakan kadang-kadang menggunakan air
tinggal disepanjang aliran sungai yang Sungai Kuantan dan terkadang menggunakan
memanfaatkan air sungai tersebut sebagai air sumur bor, 3 orang mengatakan hanya
sumber penghidupan (Yulianti, Sukiyah, & sesekali menggunakan air Sungai Kuantan jika
Sulaksana, 2016). musim kemarau melanda yang mengakibatkan
Berdasarkan hasil penelitian yang sumur mereka kering. Walaupun mereka
dilakukan Rambe (2017), mengenai analisis mengetahui adanya penambangan PETI yang
kualitas air Sungai Aek Kundur dan keluhan membuat air menjadi keruh, bewarna kuning
gangguan kulit pada masyarakat sekitar sungai kecokelatan, yang membuat mereka sering
di desa Lingga Tiga Kecamatan Bilah Hulu mengalami gatal-gatal pada tubuh, gatal-gatal
Kabupaten Labuhbatu menunjukkan bahwa tersebut hilang jika menggunakan air Sungai
terdapat 17 orang (53,1%) yang mengalami Kuantan dan jika tidak menggunakan air
keluhan gangguan kulit berupa gatal-gatal dan Sungai Kuantan tetapi hal demikian tidak
kulit kering/bersisik dan mengelupas. berpengaruh kepada kebiasaan masyarakat
Terjadinya pencemaran air Sungai Aek dalam menggunakan air Sungai Kuantan.
Kundur di Desa Lingga Tiga Kecamatan Bilah Studi pendahuluan yang dilakukan
Hulu Kabupaten Labuhanbatu dan terdapat peneliti dengan 8 orang masyarakat yang
keluhan gangguan kulit pada pengguna air mengalami penyakit kulit seperti kemerahan
sungai tersebut. Penelitian lain yang dilakukan dan gatal-gatal di Kecamatan Pangean, peneliti
oleh Grishela dan Tamba (2016) yaitu tentang mendapat informasi 5 orang, bahwa gatal-gatal
gambaran pencemaran merkuri terhadap yang mereka alami mereka obati dengan
masalah kesehatan penambang dan masyarakat menggunakan salap kulit yaitu pika suang
di sekitar aliran Sungai Behe bulan Juli- yang di jual di warung sekitaran rumah dan
Agustus 2016. Hasil penelitian ini tidak pergi ke pelayanan kesehatan terdekat.
menunjukkan bahwa distribusi keluhan Hal ini didukung dari hasil wawancara oleh
penyakit kulit akibat pencemaran merkuri, peneliti dengan petugas kesehatan, peneliti
yang menderita sakit kulit sebanyak 74 mendapatkan informasi tidak ada peningkatan
(61,7%) orang dan yang tidak menderita sakit angka kunjungan masyarakat yang tinggi ke

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 747


Puskesmas Kecamatan Pangean dengan di Kecamatan Pangean dengan jumlah
keluhan gatal-gatal atau penyakit kulit lainnya. populasi 18.462 orang. Pengambilan sampek
Pada tahun 2016, pernah terjadi peningkatan diambil memakai 20% dari total tempat
khususnya penyakit kulit seperti dermatitis dan penelitian (Nursalam, 2008). Pada penelitian
scabies yang diakibatkan aktifitas PETI yang ini di ambil 3 desa yang di Pangean. Pemilihan
semakin tinggi yang memberikan dampak 3 desa tersebut diambil secara acak dengan
terhadap Sungai Kuantan sehingga petugas nama desa dituliskan pada secarik kertas
Puskesmas turun langsung melakukan kemudian diaduk dan diambil sehingga di
pengobatan kepada masyarakat. Pada tahun dapat desa Teluk Pauh, Padang Kunik dan
2017 penyakit kulit termasuk penyakit 10 Pembatang untuk desa di Kecamatan Pangean
terbanyak di Kecamatan Pangean pada sampai Alat pengumpulan data merupakan alat
sekarang ini seperti gatal-gatal alergi dan yang digunakan berupa kuesioner yang
dermatitis. dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan konsep
Penelitian ini bertujuan untuk dan tinjauan pustaka. Metode kuesioner atau
mengidentifikasi kejadian penyakit kulit pada alat menurut Notoadmodjo (2012) merupakan
masyarakat pengguna air Sungai Kuantan. suatu pengumpulan data dengan mengajukan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat daftar pertanyaan secara tertulis kepada
memberikan informasi dalam ilmu sejumlah subjek untuk mendapatkan
pengetahuan tentang gambaran kejadian tanggapan, informasi, jawaban dan
penyakit kulit pada masyarakat pengguna air sebagainya. Data diperoleh dari data sekunder
Sungai Kuantan. yaitu melalui Rekam Medis (RM) pasien di
Puskesmas Kecamatan Pangean serta
METODE PENELITIAN kuesioner. Kuesioner bagian A meliputi
Desain penelitian adalah model atau karakteristik responden dengan pertanyaan
metode yang digunakan peneliti untuk terbuka yang terdiri dari umur, jenis kelamin,
melakukan suatu penelitian yang memberikan pendidikan, pekerjaan serta penyakit kulit
arah terhadap jalannya penelitian. Desain pada telah dimasukkan ke dalam lembar tabel
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. observasi.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang Penelitian dilakukan selama tujuh hari
hanya menggambarkan atau memaparkan yaitu pada tanggal 23 sampai 29 Juli 2018,
variabel-variabel yang diteliti tanpa peneliti dibantu oleh satu orang asisten yaitu
menganalisa hubungan antar variabel yang mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas
mana data hasil penelitian disajikan dalam Riau semester delapan dan didampingi oleh
bentuk deskriptif agar pembaca dapat bidan desa. Peneliti langsung mendatangi
memahami data tersebut dengan mudah rumah responden dimulai pukul 10.00 wib
(Dharma, 2011). Desain penelitian deskriptif sampai 18.00. Peneliti terlebih dahulu
mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau menjelaskan tujuan dari penelitian tersebut
kondisi populasi saat itu (Hidayat, 2012). kepada responden, dan menyerahkan lembar
Dimana penelitian ini untuk mengetahui kuesioner, dan meminta responden untuk
gambaran kejadian penyakit kulit pada menandatangani lembar informed consent serta
masyarakat pengguna air Sungai Kuantan. menjelaskan cara pengisian kuesionernya,
Populasi dari penelitian ini adalah untuk lembar observasi di isi oleh bidan desa
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas dan dokter yang berada di wilayah kerja
Kecamatan Pangean yang bertempat tinggal di UPTD Kesehatan Kecamatan Pangean.
sekitaran aliran Sungai Kuantan yang terdiri Peneliti dibantu dengan satu orang asisten dan
dari 14 desa Pauh Angit Hulu, Pauh Angit bidan desa untuk mengumpulkan semua
Hilir, Pulau Tengah, Pulai Kumpai, Koto kuesioner dan mengecek kembali kelengkapan
tinggi, Pasar baru, Sako, Sei Lansat, Teluk data-data yang diisi oleh semua responden.
Pauh, Padang Tanggung, Padang Kunyit, Berdasarkan penelitian yang telah
Pembatang, Tanah Bekali, dan Pulau Deras. dilakukan pada 100 responden tentang
Jumlah masyarakat yang tinggal di Kecamatan gambaran kejadian penyakit kulit pada
Pangean 18.462 orang. Pengambilan sampel masyarakat pengguna air Sungai Kuantan,
dalam penelitian ini adalah sebanyak 14 desa didapatkan hasil sebagai berikut.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 748


HASIL PENELITIAN responden terbanyak yaitu 26-35 tahun dengan
1. Analisa Univariat jumlah 25 responden (25,%), distribusi jenis
Tabel 1 kelamin bermayoritas perempuan dengan
Distribusi Responden Menurut Karakteristik jumlah 76 responden (76,0%). Berdasarkan
tingkat pendidikan responden terbanyak adalah
Karakteristik Responden Jumlah Persentase SD/Sederajat dengan jumlah 52 responden
(n) (%) (52.0%). Berdasarkan jenis pekerjaan
Umur bermayoritas sebagai Ibu Rumah Tangga
 Balita (0-5 tahun) 1 1,0 (IRT) dengan jumlah 27 responden (27%),
 Kanak-kanak 7 7,0 sedangkan untuk penghasilan terbanyak >
(6-11 tahun) Rp.2.500.000 berjumlah 54 responden
 Remaja awal 2 2,0 (54,0%).
(12-16 tahun)
 Remaja akhir 8 8,0
Tabel 2
(17-25 tahun)
Distribusi Responden Menurut Kejadian
 Dewasa awal 25 25,0
(26-35 tahun) Penyakit Kulit
 Dewasa akhir 24 24,0 Jumlah Persentase
Penyakit kulit
(36-45 tahun) (n) (%)
Dermatitis 67 67,0
 Lansia awal 24 24,0
(46-55 tahun) Bisul 3 3,0
 Lansia akhir 9 9,0 Panu 5 5,0
(56-65 tahun) Scabies (kudis) 20 20,0
Total 100 100,0 Kurap 5 5,0
Jenis Kelamin Total 100 100,0
 Laki-laki 24 24,0
 Perempuan 76 76,0
Total 100 100,0 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
Tingkat Pendidikan dari 100 responden, karakteristik responden
 Tidak sekolah 31 31,0 berdasarkan penyakit kulit terbanyak yaitu
 SD/Sederajat 52 52,0 dermatitis berjumlah 67 (67,0%), sedangkan
 SMP/Sederajat 8 8,0 yang paling sedikit 3 responden (3,0%)
 SMA/Sederajat 6 6,0 menderita penyakit kulit seperti bisul.
 Perguruan tinggi 3 3,0
PEMBAHASAN
Total 100 100,0 1. Karakteristik responden
Pekerjaan
a. Umur
 PNS 2 2,0
Penelitian yang dilakukan terhadap
 Wiraswasta 11 11,0
100 orang responden menunjukkan
 IRT 27 27,0
responden terbanyak 26-35 tahun
 Petani 25 25,0
sebanyak 25 orang responden (25,0%).
 Pelajar 9 9,0
Rentang usia 26-35 (dewasa awal) berada
 Nelayan 5 5,0
pada usia yang masih produktif dalam
 Tidak bekerja 21 21,0
melakukan pekerjaan seperti bertani di
Total 100 100
kebun dan setelah cenderung itu
Penghasilan
membersihkan diri di sungai.
 > Rp. 2.500.000-Rp. 5 5,0
Menurut penelitian yang dilakukan
5.000.000
Susanti (2016), hasil penelitian
 < Rp. 2.500.000 54 54,0
menunjukkan bahwa persentase jumlah
 Tidak 41 41,0
berpenghasilan
responden yang mengalami dermatitis
Total 100 100,0 terbesar pada kelompok usia ≥30 tahun
yaitu 40,6%, banyaknya responden yang
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa mengalami dermatitis pada kelompok usia
dari 100 responden yang diteliti, umur ini karena kelompok ini tergolong lebih

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 749


mudah rentan terhadap berbagai SD/Sederajat sebanyak 52 orang.
rangsangan dari bahan pencemar yang ada Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
pada air sungai yang dapat menginfeksi pendidikan SD/Sederajat pada 3
kulit. Hal ini disebabkan karena kulit responden dan 2 responden remaja, 33
responden akan mengalami degenerasi responden dewasa, dan lansia 11
seiring bertambahnya usia yaitu terjadinya responden. Berdasarkan hal tersebut,
penipisan dan hilangnya lapisan lemak responden dewasa lebih banyak dengan
pada kulit sehingga kulit menjadi kering. pendidikan SD/sederajat. Hal ini sesuai
Seorang yang sudah tua akan rentan dengan penelitian yang dilakukan Rambe
terhadap bahan-bahan pencemar kimia (2017), pengguna air sungai yang
iritan seperti sabun dan deterjen. mengalami keluhan gangguan kulit
b. Jenis Kelamin terbanyak adalah berpendidikan SD
Penelitian yang dilakukan terhadap berjumlah 12 responden (70,6%).
100 orang responden menunjukkan bahwa Tingkat pendidikan mempengaruhi
mayoritas responden berjenis kelamin sanitasi keluarga serta personal hygiene.
perempuan yaitu berjumlah 76 orang Responden memiliki latar belakang
responden (76,0%). Pada penelitian ini ekonomi yang rendah, sehingga sulit
banyak dijumpai responden perempuan di untuk menjangkau tempat sekolah.
rumah karena laki-laki bekerja. Observasi peneliti di masyarakat yang
Perempuan di Kecamatan Pangean berada di pinggiran aliran sungai,
menggunakan air sungai sebanyak 3 kali pemikiran masyrakat terkait melanjutkan
yaitu pada pagi hari yang digunakan untuk pendidikan itu tidak terlalu penting. Hal
mandi, mencuci, dan sebagian responden ini sejalan dengan pendapat Notoatmodjo
mencari ikan. Siang hari biasa digunakan (2010), tingkat pendidikan seseorang
untuk buang air kecil/besar dan sore hari dapat meningkatkan pengetahuan tentang
digunakan untuk mandi dan mencuci kesehatan. Semakin tinggi pendidikan
peralatan dapur. Didapatkan masyarakat seseorang semakin mereka tahu
menyatakan bahwa mereka sudah terbiasa bagaimana cara pencegahan dan penularan
mandi di sungai dibandingkan mandi suatu penyakit
menggunakan air sumur dan sudah d. Pekerjaan
menjadi suatu kebiasaan. Penelitian ini Hasil penelitian didapatkan bahwa
sejalan dengan penelitian Purba (2013), pekerjaan sebagai seorang IRT yang
pengguna air sungai pada umumnya paling banyak mengalami penyakit kulit
adalah perempuan dikarenakan aktivitas sebanyak 27 orang (27,0%). Hal ini
yang sering dilakukan menggunakan air sejalan dengan penelitian yang dilakukan
sungai merupakan pekerjaan rumah Purba (2013), hasil penelitian
tangga yang dikerjakan oleh perempuan menunjukkan bahwa persentase jumlah
misalnya mencuci pakaian dan piring. responden persentase terbesar berdasarkan
Penelitian ini juga sejalan dengan jenis pekerjaan adalah Ibu Rumah Tangga
penelitian yang dilakukan Rahmayani (IRT) berjumlah 21 responden (40,4%).
(2014), dimana masyarakat yang Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
menggunakan air Sungai Kuantan yang bahwa ibu rumah tangga terbiasa
terbanyak berjenis kelamin perempuan. menggunakan air di sungai aktifitas
Hal ini terjadi karena banyaknya sehari-harinya, seperti MCK (Mandi, Cuci
perempuan yang memanfaatkan air sungai dan Kakus). Hasil penelitian Cahyaning
untuk kebutuhan sehari-hari, seperti (2009) menyatakan, orang yang
setelah mencuci di Sungai Kuantan melakukan aktivitas kontak langsung
langsung memanfaatkan air Sungai dengan air sungai akan lebih berisiko
Kuantan untuk mandi. untuk terkena penyakit kulit dimana kasus
c. Tingkat pendidikan terbanyak dialami oleh Ibu Rumah
Hasil penelitian didapatkan bahwa Tangga (IRT) karena paling sering
mayoritas latar belakang pendidikan yang memanfaatkan air sungai.
mengalami penyakit kulit adalah tingkat
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 750
e. Penghasilan yang tepat bagi keluarga, memberikan
Hasil penelitian didapatkan bahwa perawatan terhadap keluarga sakit,
penghasilan terbanyak di sekitaran sungai memodifikasi lingkungan keluarga dan
< Rp. 2.500.000 ( kurang dari UMR). menggunakan pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil penelitian juga menunjukkan
pendapatan yang rendah menjadi salah bahwa pendapatan yang rendah menjadi
satu faktor dalam hambatan pengobatan, salah satu faktor dalam hambatan
sehingga sebagian masyarakat memilih pengobatan, sehingga sebagian
untuk pengobatan yang lebih murah, masyarakat memilih untuk pengobatan
ditambah jika penyakit yang dialami tidak yang lebih murah, ditambah jika penyakit
terlalu parah maka masyarakat sering yang dialami tidak terlalu parah maka
mengabaikan. Alasan lain yang masyarakat sering mengabaikan. Alasan
dikemungkakan masyarakat berhubungan lain yang dikemungkakan masyarakat
dengan akses untuk pergi ke pelayanan berhubungan dengan akses untuk pergi ke
kesehatan seperti pusat kesehatan pelayanan kesehatan seperti pusat
masyarakat (puskesmas) sulit untuk kesehatan masyarakat (puskesmas) sulit
dijangkau mereka. Jaminan kesehatan untuk dijangkau mereka. Jaminan
yang dimiliki warga masih sangat minim, kesehatan yang dimiliki warga masih
hal ini dibuktikan dengan jumlah sangat minim, hal ini dibuktikan dengan
responden yang memiliki BPJS sekitar jumlah responden yang memiliki BPJS
40% saja. Hal ini disebabkan oleh sekitar 40% saja. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ekonomi serta minimnya keterbatasan ekonomi serta minimnya
informasi yang diterima masyarakat yang informasi yang diterima masyarakat yang
terkena penyakit kulit, biasa diberi salap terkena penyakit kulit, biasa diberi salap
Pi Kang Suang (salap cina) yang di jual di Pi Kang Suang (salap cina) yang di jual di
warung sekitaran rumah responden untuk
warung sekitaran rumah responden untuk
mengurangi rasa gatal. hasil penelitian
mengurangi rasa gatal.
sejalan dengan hasil penelitian Rahmayani
Berdasarkan hasil penelitian
(2014), bahwa penghasilan yang rendah
menunjukkan jika masyarakat sering
menjadi suatu masalah dalam mengatur
menggunakan air yang tidak bersih, kulit
kebutuhan sehari-hari termasuk masalah
secara terus menerus akan terkontaminasi
kesehatan yang sedang dialami, sehingga
masalah kesehatan sering terabaikan air yang tercemar, sehingga jaringan kulit
terutama penyakit kulit seperti dermatitis. akan rusak dan menimbulkan kerusakan
pada kulit seperti, penyakit kulit salah
2. Gambaran kejadian penyakit kulit satunya dermatitis. Lama kontak dengan
pada masyarakat pengguna air Sungai bahan kimia seperti penggunaan sabun
Kuantan dan deterjen akan meningkatkan
Hasil penelitian yang dilakukan pada terjadinya dermatitis kontak sehingga
100 responden, didapatkan bahwa menimbulkan kelainan pada kulit. Hal ini
mayoritas reponden yang mengalami sesuai dengan teori Sularsito (2015),
penyakit kulit dermatitis sebanyak 67 penyebab dermatitis yaitu terpajan
orang (67%). Berdasarkan observasi dengan bahan yang bersifat iritan
peneliti didapatkan bahwa dermatitis yang misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak
di alami oleh responden disebabkan oleh pelumas, asam alkali dan serbuk kayu.
berbagai faktor yaitu penggunaan air yang Faktor lain yang menyebabkan dermatitis
tercemar, penggunaan bahan kimia secara kontak adalah kontak yang secara terus
lansung bersentuhan dengan kulit seperti menerus, suhu dan kelembaban. Faktor
sabun dan deterjen, personal hygiene dan lain yang juga memungkinkan terjadi
kurangnya menerapkan Tugas Kesehatan penyakit kulit seperti dermatitis yaitu
Keluarga (TUK) seperti mengenal kerentanan kulit terhadap bahan iritan dan
masalah kesehatan, memutuskan tindakan infeksi yang terjadi pada kulit.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 751


SIMPULAN yang tepat bagi keluarga, memberikan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah perawatan terhadap keluarga sakit,
dilakukan tentang gambaran kejadian penyakit memodifikasi lingkungan keluarga dan
kulit pada masyarakat pengguna air Sungai menggunakan pelayanan kesehatan.
Kuantan terhadap 100 orang responden yang 4. Bagi peneliti berikutnya
tinggal disekitaran aliran sungai di Kecamatan Bagi peneliti berikutnya perlu
Pangean dapat disimpulkan sebagai berikut, dilakukan lebih lanjut dengan metode
distribusi responden dengan karakteristik jenis kualitatif serta mengenai analisa faktor
kelamin sebagian besar responden berjenis yang dapat mempengaruhi kejadian
kelamin perempuan berjumlah 76 responden penyakit kulit pada masyarakat pengguna
(76,0%). Sebagian besar responden berada air Sungai Batang Kuantan.
pada umur 26-35 tahun berjumlah 25
responden (25,0%). Mayoritas responden UCAPAN TERIMA KASIH
berdasarkan latar belakang pendidikan Terima kasih yang tak terhingga atas bantuan
sebelumnya tingkatan SD/sederajat berjumlah dan bimbingan dari berbagai pihak dalam
52 responden (52,0%). Mayoritas responden penyelesaian laporan penelitian ini
memilki pekerjaan sebagai seorang IRT 27 1
responden (27,0%). Penghasilan masyarakat Resti Rulfima Sari: Mahasiswi Fakultas
terbanyak yaitu > Rp. 2.500.000 berjumlah 54 Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
2
responden (54,0%) . Hasil penelitian terkait Safri: Dosen Departemen Keperawatan
penyakit kulit menunjukkan bahwa penyakit Medikal Bedah Fakultas Keperawatan
kulit masyarakat yang berada dipinggiran Universitas Riau, Indonesia
3
Sungai Kuantan, terbanyak yaitu dermatitis Rismadefi Woferst: Dosen Departemen
berjumlah 67 (67,0%), sedangkan yang paling Keperawatan Medikal Bedah Fakultas
sedikit menderita penyakit kulit seperti bisul Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
berjumlah (3,0%). DAFTAR PUSTAKA
Cahyaning, N., Mulyadi, A., & Thamrin.
SARAN (2009). Pengaruh pemanfaataan air
1. Bagi perkembangan ilmu keperawatan sungai terhadap penyakit kulit pada
Hasil penelitian diharapkan dapat masyarakat penggiran.Journal of
menjadi salah satu sumber informasi Environmental Science, 3 (1), 46-
mengenai gambaran kejadian penyakit 57.Diperoleh tanggal 22 Mei 2018 dari
kulit pada masyarakat pengguna air http://ejournal.unri.ac.id.
Sungai Kuantan. Dharma, K.K (2011). Metodetologi penelitian
2. Bagi institusi yang menjadi tempat keperawatan: pedoman melaksanakan
penelitian dan menerapkan hasil penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat Jakarta: CV. Trans Info Media
menjadi sumber informasi mengenai Dinas Kesehatan Kabupaten Kuantan Singingi.
sumber informasi informasi terkait (2018). Laporan tahunan penyakit
Kabupaten Kuantan Singingi. Teluk
penyakit kulit dan mensosialisasikan
Kuantan.
terkait Tugas Kesehatan Keluarga (TUK)
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kuantan
3. Bagi masyarakat
Singingi. (2016). Laporan kualitas air
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
sungai Kabupaten Kuantan Singingi.
menjadi sumber informasi mengenai
Teluk Kuantan.
sumber informasi penyebab penyakit kulit Grishela, V.V., & Tamba, E. (2016).
khususnya dermatitis, dan faktor apa yang Gambaran pencemaran merkuri
mempengaruhi penyakit kulit, sehingga terhadap masalah kesehatan
masyarakat dapat mempertimbangkan penambang dan masyarakat di sekitar
penggunaan air yang tercemar dan bisa aliran Sungai Behe bulan Juli-Agustus.
mengaplikasikan Tugas Kesehatan JurnalKedokteranMeditek, 23 (61), 48-
Keluarga (TUK) seperti mengenal 59.Diperoleh tanggal 22 mei 2018 dari
masalah kesehatan, memutuskan tindakan http://ejournal.ukrida.ac.id.
JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 752
Hidayat, A. A. (2012). Riset keperawatan dan Rambe, N. (2017). Analisis kualitas air sungai
teknik penulisan ilmiah. Jakarta: aek kundur dan keluhan gangguan kulit
Salemba Medika. pada masyarakat sekitar sungai di
Idrus, S.W.A. (2015). Analisis pencemaran air Desa LinggaTiga Kecamatan Bilah
menggunakan metode sederhana pada Hulu Kabupaten Labuhbatu. Skripsi.
Sungai Jangkuk, Kekalik dan Sekarbela Medan: FakultasKesehatanMasyarakat,
Kota Mataram. JurnalPaedagoria, 10 Universitas Sumatera Utara. Diperoleh
(2), 8- 14.Diperoleh tanggal 22 Mei tanggal 20 Juni 2018
2018 dari http://jurnalfkip.unram.ac.id. darihttp://repositori.usu.ac.id.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Sacharin. (2009). Principles of Peadiatric
Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Nursing. London: Churchill
Rineka Cipta. Livingstone.
Notoatmodjo, S. (2013). Kesehatan Sularsito, S. A., & Soebaryo, R. W. (2015).
masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Ilmu penyakit kulit dan kelamin.
Rineka Cipta. Jakarta: FKUI.
Nursalam. (2011). Konsep dan penerapan Susanti. (2016). Pengaruh karakteristik
metodologi penelitian ilmu demografi, pemanfaatan air sungai dan
keperawatan. Jakarta Selatan: Salemba parameter kimia air terhadap
Medika. dermatitis pada masyarakat pengguna
Purba, W. L., Naria, E., & Chahaya, I. (2013). air sungai di Gampong Teungoh tahun
Hubungan higiene pengguna air 2016. Tesis. Medan: Program Studi S2
Sungai Deli dengan keluhan kesehatan IlmuKesehatanMasyarakat,
kulit dan tindakan pencemaran sungai FakultasKesehatanMasyarakat,
di Kelurahan Hamdan Kecamatan Universitas Sumatera Utara. Diperoleh
Medan Maiman Kota Medan.Skripsi. tanggal 30 Juli 2018
Medan: FakultasKesehatanMasyarakat, darihttp://repositori.usu.ac.id.
Universitas Sumatera Utara.Diperoleh Tasriani & Zuhadi, T. (2013).Pengendalian
pada tanggal 22 Mei 2018 dari pencemaran sumber daya air Sungai
https://media.neliti.com. Kuantan dan Sungai Singingi dengan
Puskesmas Kecamatan Pangean. (2017). pendekatan local (Local Wisdom) di
Rekap laporan penyakit kulit tahun Kabupaten Kuantan Singingi.
2017. Kabupaten Kuantan Kutubkhanah, 16 (2), 82- 93.Diperoleh
Singingi:Puskesmas Kecamatan Kota pada tanggal 22 Mei 2018 dari
Teluk Kuantan. http://ejournal.uin-suska.ac.id.
Rahmayani, S., Rahmalia, S., & Dewi, Y. R. Yulianti, R., Sukiyah, E., & Sulaksana, N.
(2014). Hubungan pengetahuan dan (2016). Dampak limbah penambangan
perilaku dengan frekuensi kejadian emas tanpa izin (peti) terhadap kualitas
penyakit kulit pada masyarakat air sungai umum Kabupaten
pengguna air kuantan. Diperoleh Sarolangun Provinsi Jambi. Bulletin of
tanggal 01 Februari 2018 dari Scientific Contribution, 14 (3), 251-
http://jom.unri.ac.id.

JOM FKp, Vol. 5 No. 2 (Juli-Desember) 2018 753

Anda mungkin juga menyukai