Anda di halaman 1dari 6

Estimasi Titik Kritis dengan Uji Tekanan Uniaksial pada Pemodelan Segmental Arch

Bridge
Adellia Putri Nurdina1, Azriel Aziz Fiilliyatinnuriz Alhasan1, Fradana Sere Lansa1,
Franciscus Xaverius Gagah Wiku Bagaskara 1, Nadhil Abyan Hilmy1 , Widya Utama1
1
Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil, Perencanaan, dan Kebumian, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia.
Email: gagahwiku5@gmail.com
Abstrak. Jembatan merupakan salah satu sarana yang memiliki banyak fungsi dan
manfaat. Stone arch bridge merupakan salah satu jenis jembatan sederhana yang sering
ditemukan. Jembatan ini mengandalkan sifat mekanika batuan. Terdapat beberapa
parameter dalam mekanika batuan yang bekerja pada stone arch bridge, antara lain stress,
strain, uniaksial stress, dan titik kritis (elastisitas). Jembatan ini dibuat dari bahan batu
bata merah tanpa perekat. Ukuran yang digunakan dalam pemodelannya sebesar 98cm x
32cm x 19cm dengan adanya uji pembebanan. Paper ini dibuat dengan tujuan untuk
mengetahui pengaruh uniaksial stress yang bekerja pada bagian keystone jembatan
terhadap perubahan yang terjadi pada abutment. Dari hubungan tersebut, dapat diketahui
titik failure dari pemodelan jembatan batu bata merah yang digunakan. Berdasarkan
pemodelan yang telah dirancang, jembatan ini termasuk dalam jenis model segmental
arch yang berfungsi secara optimal pada daerah yang datar, tepi sungai rendah, dan dasar
lembah. Berdasarkan failure yang terjadi pada saat pembebanan, dapat diperkirakan titik
kritis dari pemodelan jembatan yang dibuat berkisar antara 180 kg.
Kata Kunci : Pemodelan, Jembatan, Pembebanan, Gaya, Titik Kritis.
Abstract. The bridge is one of the facilities that have many functions and benefits. Stone
arch bridge is one type of simple bridge that is often found. This bridge relies on rock
mechanical properties. There are several parameters in rock mechanics that work on
stone arch bridges, including stress, strain, uniaxial stress, and critical point (elasticity).
This bridge is made of red bricks without adhesive. The size used in the modeling is 98cm
x 32cm x 19cm with the loading test. This paper was made with the aim of knowing the
effect of uniaxial stress acting on the keystone of the bridge on changes that occur in the
abutment. From this relationship, it can be seen the point of failure of the red brick bridge
modeling used. Based on the model that has been designed, this bridge is included in the
type of segmental arch model that functions optimally in flat areas, low river banks, and
valley bottoms. Based on the failure that occurs during loading, it can be estimated that
the critical point of the bridge modeling is around 180 kg.
Keywords: Modelling, Bridge, Loading, Force, Critical Point

PENDAHULUAN dapat diketahui bagaimana sifat-sifat yang


akan berperan di dalamnya. Pada sistem
Mekanika batuan adalah ilmu yang
infrastruktur terowongan, bangunan pada
memperhatikan bagaimana perilaku dari
dasarnya terdapat dibawah permukaan. Di
batuan terhadap gaya. Perilakunya dapat
bawah permukaan tentu mekanika batuan
berupa stress, strain, modulus, dan lainnya.
sangat berperan pada reaksi dari bangunan
Dari perilaku tersebut, dapat ditentukan
tersebut terhadap gaya-gaya yang terjadi
bagaimana reaksi dari batuan tersebut.
akibat batuan.
Reaksi tersebut dapat berperan pada sistem
pondasi dan pertambangan. Pada pondasi
Beberapa parameter yang sering pondasi dengan aman sekaligus sebagai
ditemui dalam ilmu mekanika batuan yaitu penahan tanah .
stress dan strain serta hubungannya. Stress Keystone adalah batu terpenting di
atau Tegangan merupakan besaran dari jembatan lengkung, tanpa batu ini
hasil pengukuran nilai intensitas gaya atau lengkungan akan runtuh. Batu kunci
reaksi dalam yang timbul per satuan luas menyatukan lengkungan dengan mengunci
(Timoshenko & Goodier, 1986). persebaran gaya dari Stone Arch Bridge.
Sedangkan strain atau regangan merupakan (Ryan, 2009)
perubahan bentuk material yang terjadi
disebabkan pergeseran pada suatu material Kekuatan tekan adalah kemampuan
akibat dari adanya perubahan tegangan dari suatu bahan atau struktur untuk
yang terjadi (Singer & Pytel, 1995) menerima gaya tekan persatuan luas. Kuat
tekan mengidentifikasikan mutu dari
Paper ini dibuat dengan tujuan sebuah struktur. Semakin tinggi kekuatan
untuk mengetahui pengaruh uniaksial stress struktur dikehendaki, semakin tinggi pula
yang bekerja pada bagian keystone mutu yang dihasilkan. Beberapa bahan
jembatan terhadap perubahan yang terjadi akan patah pada batas tekan, beberapa
pada abutment. Dari hubungan tersebut, mengalami deformasi yang tidak dapat
dapat diketahui titik failure dari pemodelan dikembalikan. Deformasi tertentu dapat
jembatan batu bata merah yang digunakan. dianggap sebagai batas kekuatan tekan,
Jembatan pelengkung (arch bridge) meski belum patah, terutama pada bahan
merupakan struktur setengah lingkaran yang tidak dapat kembali ke kondisi semula
dengan abutmen di kedua sisinya. Dalam (irreversible). (Mulyono, 2004)
perencanaan jembatan lengkung, perlu Regangan merupakan perubahan
memperhatikan beberapa hal yaitu bentuk yang dialami sebuah benda jika dua
konfigurasi jembatan lengkung dan buah gaya yang berlawanan arah (menjauhi
material penyusun jembatan. . Dasar kerja pusat benda) dikenakan pada ujung-ujung
jembatan ini yaitu melalui transfer berat benda. Regangan adalah perubahan relatif
jembatan dan beban yang ada di atasnya dalam ukuran atau bentuk suatu benda yang
menjadi dorongan horisontal yang diakibatkan oleh stress yang diberikan.
dikendalikan oleh penyangga di kedua sisi. Tegangan merupakan suatu gaya (F) yang
Bentuk melengkung dari struktur
diberikan pada suatu benda dibagi dengan
memungkinkan berat sendiri struktur luas penampang (A) saat gaya tersebut
disalurkan ke pondasi sebagai gaya normal bekerja. Makin besar tegangan pada sebuah
tekan tanpa lenturan. (Marga, 2011) benda, semakin besar juga regangannya.
Abutment adalah bangunan bawah Artinya, panjang awal juga makin besar
jembatan yang terletak pada kedua ujung (Nurfauziawati, 2010)
pilar – pilar jembatan, berfungsi sebagai
pemikul seluruh beban hidup (angin,
kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar, DATA DAN METODOLOGI
dll) pada jembatan. Abutment berfungsi Data
untuk menerima beban-beban yang
diberikan bengunan atas dan kemudian Sampel data yang digunakan pada
menyalurkan kepondasi, beban tersebut paper ini menggunakan data praktikum
selanjutnya disalurkan ke tanah oleh yang telah dilakukan, dengan variasi yang
digunakan dalam praktikum ini adalah nilai dan sumbu vertikal. Data yang digunakan
pembebanan yang diberikan pada jembatan. untuk mencari regangan terdapat pada tabel
1, lalu dilakukan perhitungan dengan
Tabel 1. Data hasil variasi pembebanan
persamaan :
jembatan
𝛥𝐿
𝜀 =
𝐿
Setelah semua data diperoleh dan diolah,
lalu dilakukan analisis dan pembahasan.

Metodologi
Untuk mendapatkan hubungan
antara uniaksial stress yang terjadi pada
keystone jembatan terhadap perubahan
jarak abutment, diperlukan beberapa
perhitungan pada setiap data. Pengolahan
data dibantu oleh software Microsoft Excel
untuk mempermudah perhitungan dan
pembuatan grafik. Langkah pertama untuk
pengolahan data yaitu menghitung besar
gaya pada setiap percobaan yang dilakukan
dengan acuan beban yang diberikan di Gambar 1. Diagram Alir Metodologi
setiap percobaan dikalikan dengan
percepatan gravitasi dengan menggunakan
persamaan : HASIL DAN PEMBAHASAN
𝐹 = 𝑚. 𝑔 Hasil
Berikutnya melakukan perhitungan Tabel 2. Tabel Hasil Perhitungan
tekanan yang bekerja pada bagian atas
model jembatan untuk setiap percobaan
yang dilakukan. Perhitungan tekanan untuk
dengan gaya sebagai acuan pada setiap
percobaan per luasan penampang model
jembatan dilakukan dengan menggunakan
persamaan:
𝐹
𝜎 =
𝐴
Setelah mendapat nilai tekanan, maka dapat
dicari nilai regangan pada sumbu horizontal
Gambar 2. Grafik Hubungan Jarak
Gambar 5. Grafik Hubungan Tekanan
Abutment terhadap Tekanan
terhadap Vertical Strain
Pembahasan
Uji tekanan uniaksial dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara tekanan
yang diberikan terhadap perubahan jarak
abutment, horizontal strain, serta vertikal
strain. Berdasarkan pemodelan tersebut,
analisis titik kritis dapat dilakukan.
Pada Tabel 2. terlihat adanya
penurunan titik lengkungan seiring dengan
Gambar 3. Grafik Hubungan Perubahan adanya pertambahan gaya yang diberikan.
Ketinggian terhadap Tekanan Hal tersebut menunjukkan adanya
pergeseran batuan model jembatan secara
vertikal. Kemudian pada tabel yang sama,
terlihat adanya penambahan jarak abutment
seiring dengan adanya penurunan titik
lengkungan. Perubahan yang terjadi secara
vertikal dan horizontal memiliki
perbandingan yang sebanding dan
signifikan. Perbandingan yang signifikan
tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 dan
Gambar 2. Gambar 3 menunjukkan grafik
Gambar 4. Grafik Hubungan Tekanan hubungan tekanan terhadap horizontal
terhadap Horizontal Strain strain dan vertical strain. Perubahan grafik
keduanya menunjukkan kesamaan karena
adanya tekanan uniaksial yang diberikan
tepat di tengah jembatan. Semakin besar
tekanan yang diberikan maka semakin
besar pula regangan yang dihasilkan.
Keystone dan abutment dapat berfungsi
baik dibuktikan dengan jembatan dapat
kokoh hingga pembebanan tertentu. Pada
Tabel 2., keruntuhan jembatan terjadi
ketika jembatan diberi beban 190 kg
sedangkan jembatan masih dapat bertahan KESIMPULAN DAN SARAN
ketika diberi beban sebesar 181,5 kg.
Kesimpulan
Didasarkan pada kategori desain
atau model jembatan berdasarkan Dari pemodelan jembatan
fungsinya untuk daerah datar, tepi sungai archstone yang telah dilakukan, didapatkan
rendah, dan dasar lembah terdapat enam kesimpulan untuk sebagai berikut :
kategori model jembatan. Di antaranya,
1. Pemodelan jembatan archstone yang
roman arch bridge yang digunakan untuk
menghubungkan tepian sungai dan parit dibuat dengan ukuran sebesar 98 cm x
tinggi (dengan catatan tinggi tepian sungai 32 cm x 19 cm dapat menahan
lebih besar dari 1/3 bentang jembatan). pembebanan maksimum yang diberikan
segmental arch bridge digunakan untuk sebesar 190 kg. Pembebanan yang
daerah yang datar, tepi sungai rendah, dan dilakukan memberikan tekanan
dasar lembah (pada skala kecil) serta sungai uniaksial pada jembatan dari atas ke
yang lebarnya lebih dari 15 m (pada skala bawah akibat adanya percepatan
besar). Selanjutnya adalah multiple roman gravitasi.
arches with piers on the rocks in the river
2. Dari referensi buku BTC Uganda Stone
bed yang digunakan pada sungai lebar
dengan formasi batuan di dasar sungai. Arch Bridge, terdapat enam jenis
Kemudian terdapat model single arch kategori jembatan yang dapat
culvert yang berfungsi untuk drainase jalan, diaplikasikan dalam konstruksi
anak sungai, dan selokan sempit kurang pembangunan secara nyata. pemodelan
dari 1 meter. Serta yang terakhir, multiple yang dilakukan memiliki model
culverts & vented drift yang berfungsi pada segmental arch yang berfungsi secara
rawa dan anak sungai, saluran irigasi, optimal pada daerah yang datar, tepi
lapisan tanah yang lemah, dan daya sungai rendah, dan dasar lembah.
dukung. Dari keenam model tersebut,
3. Berdasarkan failure yang terjadi pada
model yang telah dibuat penelitian ini
paling mendekati model segmental arch saat pembebanan, dapat diperkirakan
skala kecil karena dapat dilihat dari bahan titik kritis dari pemodelan jembatan
yang digunakan. model segmental arch yang dibuat berkisar antara 180 kg.
skala kecil berfungsi untuk daerah yang Saran
datar, tepi sungai rendah, dan dasar lembah
dalam aplikasinya. Perlu dilakukan pemodelan dengan
skala yang lebih besar ke depannya, serta
Berdasarkan pemodelan yang kami buat, perlu dilakukan lebih dari satu kali
terjadi failure ketika diberi beban sebesar percobaan sebagai pembanding.
190 kg, sehingga dapat didapatkan asumsi
bahwa titik kritis pemodelan jembatan yang Ucapan Terima Kasih
kami buat tidak jauh dari pembebanan yang Penulis mengucapkan terima kasih
membuat model jembatan tersebut runtuh. kepada Bapak Dr. Widya Utama, DEA
Jika beban yang diberikan hingga model selaku dosen pembimbing mata kuliah
jembatan hingga runtuh adalah sebesar 190 Mekanika Batuan Departemen Teknik
kg, maka titik kritis jembatan tersebut Geofisika Institut Teknologi Sepuluh
adalah jika diberi beban sekitar 180 kg Nopember yang telah membantu mulai dari
(berdasarkan grafik pada Gambar 4). praktikum hingga pembuatan paper ini.
Fakultas Teknologi Industri
DAFTAR PUSTAKA Pertanian, Universitas Padjadjaran .
Kasese District Local, G. (2013). Stone
Arch Bridge, A strong & cost Ryan, V. (2009). Stone Arch Bridge. World
effective technology for rural roads. Association of Technology
Uganda: The Belgian Development Teachers.
Cooperation. Singer, F., & Pytel, A. (1995). Ilmu
Marga, D. B. (2011). Pemeliharaan Kekuatan Bahan (Teori Kokoh
Jembatan Pelengkung Baja. Strength of Material), Alih Bahasa
Jakarta: Direktorat Jendral Darwin Sebayang. Jakarta:
Pekerjaan Umum Bina Marga. Erlangga.

Mulyono, T. (2004). Teknologi Beton. Timoshenko, S., & Goodier, J. (1986).


Yogyakarta. Teori Elastisitas. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Nurfauziawati, N. (2010). Modul 4 :
Modulus Elastisitas. Jatinangor:

Anda mungkin juga menyukai