Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 9

Akuntansi Sektor Publik


Nama : Annisah

NPM : C10180057

Kelas : Akuntansi Sektor Publik B

Jelaskan gambaran umum perencanaan desa, rencana pembangunan jangka


menengah desa dan rencana kerja pemerintah desa?

Jawab :
1. Perencanaan
Dalam pelaksanaan pembangunan perencanaan merupakan proses penting untuk
mencapai hasil yang diinginkan, perencanaan pembangunan desa merupakan hal penting
yang harus dilakukan oleh pemerintahan desa. Perencanaan pembangunan desa
merupakan wujud dari visi misi kepala desa terpilih yang dituangkan dalam rencana
pembangunan jangka menenagh desa.
Dalam pelaksanaan proses perencanaan tersebut kepala desa harus melibatkan
masyarakat sebagai subjek pembangunan, proses yang melibatkan masyarakat ini
mencakup dengan pendapat terbuka secara ekstensif dengan sejumalah besar warganegara
yang mempunyai kepedulian, dimana dengar pendapat ini disusun dalam suatu cata untuk
mempercepat para individu, kelompok-kelompok kepentingan dan para pejabat agensi
memberikan kontribusi mereka kepada pembuatan desain dan redesain kebijakan dengan
tujuan mengumpulkan informasi sehingga pembuat kebijakan bisa membuat kebijakan
lebih baik.
Menurut Supeno (2011:32) mengatakan secara garis besar perencanaan desa
mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis mulai dari identifikasi
kebutuhan masyarakat hingga penetapan program pembangunan.
b. Perencanaan pembangunan lingkungan; semua program peningkatan
kesejahteraan, ketentraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat di
lingkungan pemukiman dari tingkat RT/RW, dusun dan desa
c.  Perencanaan pembangunan bertumpu pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan
sumber daya masyarakat setempat.
d. Perencanaan desa menjadi wujud nyata peran serta masyarakat dalam
membangun masa depan.
e. Perencanaan yang menghasilkan program pembangunan yang diharapkan
dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan, kemakmuran
dan perdamaian masyarakat dalam jangka panjang.
Dari apa yang dikemukakan oleh Supeno tersebut sangatlah jelas bahwa perencanaan
pembangunan desa harus melalui proses penggalian gagasan, dan melibatkan masyarakat
serta mengidentifikasi sumber daya yang ada.

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)


RPJM Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat
strategi dan arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa dan
program prioritas kewilayahan, yang disertai dengan rencana kerja.

RPJM Desa disusun untuk menjadi panduan atau pedoman bagi komunitas desa dan
supradesa, dalam rangka mengelola potensi maupun persoalan di desa. Karena itu, RPJM
Desa merupakan dokumen perencanaan yang terintegrasi dengan perencanaan
pembangunan kabupaten/kota, (Pasal 63 ayat 1 PP No 72/2005).

RPJM Desa dapat dimaknai sebagai dokumen ”cetak biru” (blue print ) desa selama
rentang waktu lima (5) tahun. Dokumen ”cetak biru” ini memuat arah dan orientasi
pembangunan desa selama lima tahun. Secara konsepsional capaian pembangunan desa
selama lima tahun dituangkan ke dalam visi dan misi desa. RPJM Desa juga merumuskan
permasalahan desa,strategi dan kebijakan yang hendak ditempuh, serta program dan
kegiatan yang disiapkanuntuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Agar perencanaan pembangunan desa terarah dan dapat menjadi pedoman bersama
seluruh desa di Republik Indonesia, maka Permendagri 114 tentang perencanaan desa
mengatur secara spesifik dalam proses dan langkah langkah penyusunan. Penyusunan
RPJM Desa meliputi:

1.  Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa;


Tim penyusun RPJM Desa merupakan tim yang dibentuk oleh kepala desa melalui
Surat Keputusan Kepala Desa dengan struktur kepala desa sebagai pembina,
sekretaris desa sebagai ketua dan ketua lembaga pemberdayaan sebagai sekretaris 
dengan anggota tokoh masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat serta wakil
perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling sedikit 7 orang dan paling banyak 11
orang
2. Penyelarasan Arah Kebijakan Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota:
Penyelarasan arah kebijakan ini merupakan kegiatan untuk mengintegrasikan
perencanaan pembangunan kabupaten kota dengan desa. Dengan adanya
penyelarasan maka diharapkan perencanaan pembangunan kabupaten dan kota
akan selaras dan kegiatan pembangunan kabupaten kota dapat masuk ke dalam
perencanaan pembangunan desa. Ini diperlukan karena kegiatan pembangunan
harus berdasar pada RPJM desa. Penyelarasan pembangunan tersebut meliputi :
a. pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;
b. rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;
c. rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;
d. rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan
e. rencana pembangunan kawasan perdesaan
3. Pengkajian Keadaan Desa;
Pengkajian keadaan desa merupakan proses melihat secara obyektif kondisi desa
dengan melibatkan masyarakat yang dikoordinasikan oleh tim perumus. Dalam
melakukan pengkajian keadaan desa menggunakan 3 alat kaji yaitu kalender
musim[5], peta sosial desa[6] dan diagram kelembagaan[7].

Dalam kegiatan ini proses yang harus dilakukan adalah penyelarasan data desa,
penggalian gagasan dan penyusunan laporan hasil penggalian gagasan dari
masyarakat. Dalam proses penggalian gagasan dilakukan di setiap kelompok
masyarakat, dusun, RT, RW. Ini dilakukan untuk menggali kebutuhan masyarakat
secara dalam sehingga kebutuhan masyarakat dapat terekapitulasi dalam laporan
tim penyusun untuk dapat dilaporkan kepada kepala desa dan selanjutnya dapat
dijadikan bahan dalam musyawarah desa.
4.   Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa:
Setelah dilakukan rekapitulasi dan disampaikan kepada kepala desa maka kepala
desa kemudian menyampaikan kepada BPD untuk dilakukan Pembahasan dalam
musyawarah desa dengan menfokuskan pada arah pembangunan desa, prioritas
pembangunan desa yang dilakukan secara demokratis dan partisipatif.
5. Penyusunan Rancangan RPJM Desa;
Hasil musyawarah desa kemudian disusun oleh tim perumus ke dalam format
penyusunan rancangan rencana pembangunan jangka menengah desa dengan
memperhatikan hasil musyawarah desa dan hasilnya disampaikan ke kepala desa
untuk dapat diperiksa dan ditelita sebelum dilakukan Musyawarah Perenncanaan
Pembangunan Desa (Musrenbangdes)
6. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Perencanaan
Pembangunan Desa
Hasil dari penyusunan rancangan rencana pembangunan desa kemudian dibahas
melalui  musrenbangdes dengan tujuan untuk menyusun Rencana Pembangunan
jangka menengah desa  dan menyepakati secara bersam untuk dapat ditetapkan
dalam Perdes Rencana pembangunan Jangka Menengah desa
7. Penetapan RPJM Desa.
Setelah dilakukan Musrenbangdesa dan diperoleh kesepakatan secara bersama
maka tim penyusun kemudian melakukan revisi atas apa yang sudah dibahas
dalam musyawarah tersebut kemudian kepala desa membahas bersama raperdes
tentang RPJM desa dengan Badan Permusyaratan Desa untuk dijadikan peraturan
desa.

3. Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)


Sesuai dengan pedoman perencanaan pembangunan desa maka langkah langkah
dalam penyusnan RKP desa adalah sebagai berikut :
a. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Desa;
Penyusunan perencanaan pembangunan desa dilakukan melalui musyawarah desa
yang diselenggarakan Badan Permusyawaratan desa dengan kepala desa untuk
menyusun rencana pembangunan desa. Hasil musyawarah desa tersebut kemudian
menjadi pedoman dalam penyusunan rencana kerja pembangunan desa. Dalam
musyawarah tersebut dilakukan pencermatan ulang dokumen RPJM Desa,
menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan membentuk tim
verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan
b.   Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa;
Setelah dilakukan musyawarah perencanaan pembangunan desa maka dilakukan
pembentukan tim penyusun RKP desa. tim  penyusun RKP desa merupakan tim yang
dibentuk oleh kepala desa melalui Surat keputusan Kepala Desa dengan struktur
kepala desa sebagai Pembina, sekretaris desa sebagai ketua dan ketua lembaga
pemberdayaan sebagai sekretaris  dengan anggota tokoh masyarakat, kader
pemberdayaan masyarakat serta wakil perempuan. Jumalh tim penyusun ini paling
sedikit 7 orang dan paling banyak 11 orang. Tugas dari tim penyusun adalah
pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa, 
pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, c. penyusunan rancangan RKP Desa; dan,
d. penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.

c.    Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/kegiatan Masuk ke


Desa
Tim penyusun RKP kemudian melakukan pencermatan terhadap pagu indikatif desa
dan melakukan penyelarasan program yang masuk ke desa meliputi rencana dana
Desa yang bersumber dari APBN, ADD,  bagi hasil pajak dan restrbusi,  rencana
bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan
anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota

d.   Pencermatan Ulang Dokumen RPJM Desa;


Pencermatan atas Rencana Pembangunan jangka Menengah desa merupkan upaya
identifikasi untuk tahun anggaran berikutnya sebagai masukan dalan Penyusunan
RKP Desa.

e. Penyusunan Rancangan RKP Desa;


Penyusunan Rancangan RKP desa harus berpedoman pada hasil kesepakatan
musyawarah desa, pagu indikatif desa,pendapatan asli desa, rencana kegiatan
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota,
jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota, hasil
pencermatan ulang dokumen RPJM Desa, hasil kesepakatan kerjasama antar desa;
dan hasil kesepakatan kerjasama desa dengan pihak ketiga
f. Penyusunan RKP Desa Melalui Musyawarah Perencanaan  Pembangunan Desa;
Hasil rancangan RKP desencana kerja Pembangunan desa dengan melibatkan
masyarakat dan pemangku kepentingan. Melakukan prioritas pembangunan dengan
mengevaluasi hasil perencanaan tahun sebelumnya. Hasil prioritas kemudian
dijadikan Rencana kerja pembangunan desa

g.   Penetapan RKP Desa;


Setelah disepakati dalam Musrenbang desa maka selanjutanya dilakukan pembenahan
terhadap hasil musyawarah tersebut, kemudian kepala desa menyusun raperdes RKP
desa dan hasil pembahasan RKP menjadi lampiran Perdes.

h. Pengajuan daftar usulan RKP Desa.


Setelah dilakukan penetapan melalui perdes maka daftar usulan kemudian diserahkan
ke kecamatan sebagai bahan atau materi pembahasan  dalam musrenbang Kecamatan
dan kabupaten. Hasil pembahasan kemudian diinformasikan untuk kegiatan
pembangunan tahun berikutnya.[8]

Anda mungkin juga menyukai