Anda di halaman 1dari 1

GAMBARAN KONDISI STUNTING PUSKESMAS TINO KECAMATAN TAROWANG 2020

A. Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Faktor determinan tingginya prevalensi stunting di wilayah Puskesmas Binamu adalah :

1. Perilaku dan pola asuh Pada balita, Di wilayah pkm Tino pola asuh merupakan factor
yang sangat berpengaruh terjadinya stunting, karena praktik pemberian MP-ASI yang
berkualitas pada balita masih sangat kurang diperhatikan sehingga asupan gizi pada balita
sangat kurang (<AKG).
2. Sanitasi lingkungan
Berdasarkan hasil pengamatan diwilayah puskesmas Tino, Sanitasi lingkungan yang
buruk sangat berpengaruh terjadinya stunting, Berdasarkan Data eppgbm Desa yg
memiliki stunting tertinggi di wilayah puskesmas Tino berkorelasi dengan Desa yang
memiliki sanitasi kurang bagus sehingga dapat dipastikan bahwa di wilayah puskesmas
Tino Sanitasi lingkungan yang Buruk merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terjadinya stunting, Berdasarkan hasil pengamatan di wilayah puskesmas Tino Sanitasi
kurang bagus menjadi salah satu faktor determinan stunting.
3. Kebiasaan Ibu saat hamil
Di wilayah puskaemas Tino masih ada sebagian masyarakat yg percaya Mitos, bahwa ada
makanan tertentu yang tidak bisa dikonsumsi oleh ibu hamil Seperti Mengonsums Daun
kelor yang kita kenal sayur yg padat Gizi, kemuadian mitos mengonsumsi tablet fe dan
kalk dimna mereka masiih berfikir bahwa mengonsumsi 2 jenis obat yg diberikan oleh
bidan itu bisa berpengaruh anaknya menjadi besar sehingga akan sulit untuk melahirkan,
hal ini berarti ibu hamil ini akan berisiko melahirkan anak stunting Karena kurang asupan
kalsiumnya.

B. Perilaku Kunci RT 1000 HPK yang Masih Bermasalah

Perilaku Kunci yang masih menjadi kendala dalam keberhasilan pencegahan dan penanganan
stunting Adalah keterlibatan lintas sektor dimana Stunting ini adalah masala multisektoral
sehingga penanganan juga harus multisektor namun masih ada sebagian aparat atau lintas
sektor yang masih menganggap stunting adalah persoalan orang-orang kesehatan padahal ada
persoalan intervensi sensitif yang menjadi tanggung jawab mereka, meskipun sudah beberapa
kali dilakukan sosialisasi, koordinasi stunting di tingkat kabupaten.

C. Kelompok Sasaran Berisiko

Kelompok sasaran berisiko stunting, yaitu pada keluarga dari kelompok sosial ekonomi
menengah ke bawah Baik Keluaraga yang memiliki ibu hamil maupun keluarga yg memiliki
balita. Yang berasal dari keluarga miskin karena daya beli yang kurang, sehingga kemampuan
untuk memilih makanan yang bergizi sangat terbatas ,apalagi ditambah dengan pola asuh
yang kurang baiK dan anak balita tidak mendapatkan MP-ASI yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai