Anda di halaman 1dari 6

VIDEO VISUALISASI BANGSA

Diajukan untuk memenuhi tugas Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2021

Ketua Kelompok : Sarkawi


Anggota : Muh.Basri
Nur Aswar
Wirsyan Rasyid
Syahril
Ratna Kartika
Verika Nur Julia
Muchamad Nurkolis
Achmad zais Ramadan
La Ode Muhammad
Fardiansyah Yasir

ANGKATAN V KELOMPOK IV

BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang berhadapan
dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari sebagai perubahan
lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran pengertian tentang nasionalisme yang
berorientasi kepada pasar atau ekonomi global. Dengan menggunakana logika sederhana, “pada tahun
2020, diperkirakan jumlah penduduk dunia akan mencapai 10 milyar dan akan terus bertambah,
sementara sumber daya alam dan tempat tinggal tetap, maka manusia di dunia akan semakin keras
berebut untuk hidup, agar mereka dapat terus melanjutkan hidup”. Pada perubahan ini perlu disadari
bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan
bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban dan bangsa.
Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme dan radikalisasi yang terjadi
dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi laten tertentu, kesejahteraan,
pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum. Bahaya narkoba merupakan salah satu isu
lainnya yang mengancam kehidupan bangsa. Bentuk kejahatan lain adalah kejahatan saiber (cyber
crime) dan tindak pencucian uang (money laundring). Bentuk kejahatan saat ini melibatkan peran
teknologi yang memberi peluang kepada pelaku kejahatan untuk beraksi di dunia maya tanpa
teridentifikasi identitasnya dan penyebarannya bersifat masif.
Perlu disadari bahwa kita dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga internal
yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan
pentingnya kita memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer di Indonesia.
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja isu-isu global aktual yang berpotensi menimbulkan AGHT terhadap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan negara?
2. Apa saja penyebab-penyebab Korupsi?
3. Apa dampak yang akan ditimbulkan dari tindakan Korupsi?
4. Bagaimana peran dan upaya pencegahan dan antisipasi terhadap tindakan Korupsi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja isu-isu global aktual yang berpotensi menimbulkan AGHT terhadap
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan negara?
2. Untuk mengetahui apa saja penyebab-penyebab Korupsi.
3. Untuk mengetahui apa dampak yang akan ditimbulkan dari tindakan Korupsi.
4. Untuk mengetahui bagaimana peran dan upaya pencegahan dan antisipasi terhadap tindakan
Korupsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba

Di kalangan masyarakat luas atau secara umum dikenal istilah Narkoba atau Napza, dimana
keduanya istilah tersebut mempunyai kandungan makna yang sama. Kedua istilah tersebut sama-sama
digunakan dalam dunia obat-obatan atau untuk menyebutkan suatu hal yang bersifat adiktif, yaitu
dapat mengakibatkan ketergantungan (addiction) apabila disalahgunakan atau penggunaannya tidak
sesuai dosis yang dianjurkan oleh dokter. Narkoba adalah merupakan akronim Narkotika,
Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya, sedangkan Napza adalah akronim dari Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Kedua istilah tersebut juga biasa disebut narkotika an-sich,
dimana dengan penyebutan atau penggunaan istilah “narkotika” sudah dianggap mewakili penggunaan
istilah narkoba atau napza. Sebagai contoh “penamaan” institusi yang mempunyai tugas pokok dan
fungsi untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba (P4GN) di Indonesia menggunakan Istilah Badan Narkotika Nasional (BNN). Istilah yang
digunakan bukan “Narkoba”, melainkan “Narkotika”, padahal BNN tugasnya tidak hanya yang terkait
dengan Narkotika an-sich, tetapi juga yang berkaitan dengan Psikotropika dan bahkan Prekursor
Narkotika (Bahan Dasar Pembuatan Narkotika).

B. Pengertian Hoax

Hoax adalah berita atau pesan yang isinya tidak dapat dipertangung jawabkan atau
bohong atau palsu, baik dari segi sumber maupun isi. Sifatnya lebih banyak mengadu domba
kelompok-kelompok yang menjadi sasaran dengan isi pemberitaan yang tidak benar. Pelaku
hoax dapat dikategorikan dua jenis, yaitu pelaku aktif dan pasif. Pelaku aktif melakukan atau
menyebarkan berita palsu secara aktif membuat berita palsu dan sengaja menyebarkan
informasi yang salah mengenai suatu hal kepada publik. Sedangkan pelaku pasif adalah
individu atau kelompok yang secara tidak sengaja menyebarkan berita palsu tanpa memahami
isi atau terlibat dalam pembuatannya. Dewan Pers menyebutkan ciri-ciri hoax adalah
mengakibatkan kecemasan, kebencian, dan permusuhan; sumber berita tidak jelas. Hoax di
media sosial biasanya pemberitaan media yang tidak terverifikasi, tidak berimbang, dan
cenderung menyudutkan pihak tertentu; dan bermuatan fanatisme atas nama ideologi, judul,
dan pengantarnya provokatif, memberikan penghukuman serta menyembunyikan fakta dan
data.
C. Pengertian Korupsi

Secara etimologis, Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema Andrea: 1951)
atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Kata “corruptio” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari bahasa Latin tersebut kemudian dikenal istilah
“corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis) dan “corruptie/ korruptie” (Belanda). Secara
harfiah korupsi mengandung arti: kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat disuap. Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau
penyalahgunaan uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.

D. Penyebab Korupsi

1. Faktor Individu
a. Sifat tamak
Korupsi, bukan kejahatan biasa dari mereka yang membutuhkan makan, tetapi kejahatan
professional orang yang sudah berkecukupan yang berhasrat besar untuk memperkaya diri
dengan sifat rakus atau serakah.
b. Moral yang lemah menghadapi godaan
Seorang yang moralnya tidak kuat cenderung mudah tergoda untuk melakukan korupsi.
Godaan itu bisa berasal dari atasan, teman setingkat, bawahannya, atau pihak yang lain yang
memberi kesempatan korupsi.
c. Gaya hidup konsumtif,
Perilaku konsumtif menjadi masalahh besar, apabila tidak diimbangi dengan pendapatan
yang memadai sehingga membuka peluang untuk menghalalkan berbagai tindakan korupsi untuk
memenuhi hajatnya.
2. Faktor Lingkungan
a. Aspek sikap masyarakat terhadap korupsi
Masyarakat banyak yang belum kritis dan tidak menyadari akan praktik korupsi. Bahkan
seringkali masyarakat sudah terbiasa terlibat pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan cara-cara
terbuka namun tidak disadari.
b. Aspek ekonomi
Ketika pendapatan tidak mencukupi kebutuhan. Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan
seseorang mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Keterdesakan itu membuka ruang bagi
seseorang untuk mengambil jalan pintas diantaranya dengan melakukan korupsi.
c. Aspek Politis
Instabilitas politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan sangat
potensi menyebabkan perilaku korupsi
d. Aspek Organisasi
Kelemahan sistim pengendalian dan pengawasan baik pengawasan internal (pengawasan
fungsional dan pengawasan langsung oleh pimpinan) dan pengawasan bersifat eksternal
(pengawasan dari legislatif dan masyarakat) membuka peluang terjadinya tindak korupsi.

E. Dampak Korupsi

Korupsi sangat berpengaruh buruk terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.


Korupsi berdampak menghancurkan tatanan bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara,
mulai dari bidang sosial budaya, ekonomi serta psikologi masyarakat. Negara yang sangat kaya,
banyak sumber kekayaan alamnya, namun jika penguasanya korup dimana sumber kekayaan yang
dijual kepada pihak asing, harga-harga barang pokok semakin membumbung tinggi bahkan terkadang
langka diperedaran atau di pasaran karena ditimbun dan dimonopoli. Akibatnya banyaknya terjadi
kemiskinan dan kematian di sana-sini. Contoh lain adanya bantuan-bantuan yang diselewengkan,
dicuri oleh orang- orang korup sehingga tidak sampai kepada sasarannya. Ini sangat memprihatinkan
sehingga masyarakat semakin sinis terhadap ketidakpedulian pemerintah, yang akhirnya membawa
efek yang sangat luas kepada sendi-sendi kehidupan hingga munculnya ketidak percayaan kepada
pemerintah.

F. Peran dan Upaya Pencegahan Tidakan Korupsi

1. Bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari dan mengajak orang-orang di lingkungan sekitar
untuk bersikap jujur, menghindari perilaku korupsi, contoh: tidak membayar uang lebih ketika
mengurus dokumen administrasi seperti KTP, kartu sehat, tidak membeli SIM, dsb.
2. Menghindari perilaku yang merugikan kepentingan orang banyak atau melanggar hak orang lain
dari hal-hal yang kecil, contoh: tertib lalu lintas, kebiasaan mengantri, tidak buang sampah
sembarangan, dsb.
3. Menghindari konflik kepentingan dalam hubungan kerja, hubungan bisnis maupun hubungan
bertetangga
4. Melaporkan pada penegak hukum apabila menjadi korban perbuatan korupsi contoh: diperas oleh
petugas, menerima pemberian/hadiah dari orang yang tidak dikenal atau diduga memiliki konflik
kepentingan, dsb.
5. Meningkatkan frekuensi kegiatan religius untuk meningkatkan keimanan masyarakat.
6. Memperbaiki hukum di Indonesia yang tumpul ke atas namun tajam ke bawah.
7. Memperkuat Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan menghukum dengan sangat berat koruptor
secara terang-terangan ketika sudah terbukti melakukan tindak pidana korupsi sehingga perilaku
ini tidak menular ke orang lain.
8. Memperbaiki sistem pendidikan sejak dini yang tidak mengedepankan nilai akademik sehingga
akan mengikis budaya menyontek di kalangan pelajar atau mahasiswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di Indonesia ini banyak sekali isu-isu kontemporer yang terjadi dan isu tersebut bukan
merupakan rahasia publik lagi dan bukan merupakan masalah yang kecil lagi. Masalah tersebut sangat
besar dan malah sudah mendarah daging di warga masyarakat Indonesia. Masalah-masalah tersebut
beberapa diantaranya yang menurut penulis paling berbahaya dan mengancam terhadap kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoax, dan
korupsi.

Secara umum korupsi disebabkan oleh faktor internal pelakunya yaitu sikap tamak, moral yang
lemah, dan gaya hidup yang konsumtif. Selain itu, korupsi juga disebabkan oleh faktor lingkungan
seperti terbiasanya kehidupan masyarakat akan budaya korupsi, ekonomi masyarakat yang cukup
rendah, kepentingan politik, dan hukum yang tidak kuat dalam menanggulangi korupsi.

Jika korupsi tidak segera diselesaikan, maka akan berdaampak terhadap seluruh kehidupan
masyarakat diantaranya hutang negara Indonesia yang semakin besar, harga barang-barang pokok
yang melambung tinggi, fasilitas-fasilitas umum yang tidak memadai, kemiskinan dan kelaparan
semakin melanda, tingkat pengangguran semakin meningkat, mudahnya masuk budaya asing karena
banyaknya tenaga kerja asing yang menempati lapangan pekerjaan di Indonesia, bantuan-bantuan dari
pemerintah yang tidak maksimal diterima oleh masyarakat yang membutuhkan, dan yang terakhir
hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintahnya yang menimbulkan rasa apatisme sehingga
perpecahan di masyarakat berpotensi semakin besar untuk terjadi.

B. Saran

Rekomendasi yang dapat dikemukakan penulis untuk mengatas kasus korupsi yang sudah
mendarah daging di kehidupan masyarakat Indonesia adalah dengan cara memperbaiki dengan
berperilaku jujur, menghindari perilaku yang merugikan orang lain, menghindari konflik, serta
meningkatkan keimanan, etika, dan nilai moral sehingga ada yang membentengi dalam hati untuk
melakukan tindak pidana korupsi.

Tidak takut untuk melaporkan apabila terdapat perilaku tindak pidana korupsi kepada pihak
berwajib dan memperbaiki sistem hukum di Indonesia yang tumpul ke atas sedangkan tajam ke bawah
Menghukum dengan sangat berat koruptor agar tidak ada orang lain yang meniru perilaku tersebut. Dn
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia sehingga budaya menyontek dapat dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai