Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA AGREGAT DEWASA DENGAN TOPIK COVID-19


DI RT 01 / RW 01 DESA GILING KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL
KABUPATEN PATI
(21 JUNI 2021 – 2 JULI 2021)

OLEH :

HESTI FEBRIANTI
071202002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021/2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, penulis panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah, inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “LAPORAN PENDAHULUAN STASE
KOMUNITAS TENTANG COVID-19 PADA AGREGAT DEWASA” Penulis
sekaligus menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Umi
Setyoningrum, S.Kep.,Ns. selaku dosen pembimbing praktik stase Keperawatan
Komunitas. Penulis sungguh berharap sekali makalah ini bisa berguna pada tujuan
untuk meningkatan pengetahuan sekaligus wawasan tentang Keperawatan
Komunitas. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Ungaran, 24 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a. Landasan TeoriDefinisi COVID-19
b. Karakteristik COVID-19
c. Epidemiologi
d. Etiologi
e. Patofisiologi
f. Manifestasi Klinis
g. Faktore Resiko
h. Penularan
i. Pencegahan
j. Komplikasi
k. Kebijakan Pemerintah Indonesia
l. Strategi Pemerintah

BAB II ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari
gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-
CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan
MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19
ini sampai saat ini masih belum diketahui[ CITATION Kem20 \l 1033 ].
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia belum berakhir. Dengan sejumlah
negara masih terus melaporkan kasus baru infeksi corona. Melansir Worldometers pada
Kamis (24 Juni 2021), virus penyebab COVID-19 telah menginfeksi 180.331.914 orang
di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut 165.059.958 kasus telah dinyatakan sembuh dan
3.905.308 orang meninggal akibat COVID-19. Indonesia menjadi negara pertama di Asia
Tenggara yang mencatat 2 juta kasus COVID-19 pada Senin (21 Juni 2021). Jumlah
tersebut dicapai setelah terjadinya lonjakan kasus virus corona beberapa minggu terakhir.
Bahkan Indonesia, mencatat rekor kasus COVID-19 harian tertinggi pada Rabu
(23 Juni 2021) dengan 15.308 kasus, sehingga total kasus menjadi 2.033.421 kasus.
Dengan lonjakan ini, kasus aktif pun ikut melonjak dengan 160.524. Akibatnya, banyak
rumah sakit terancam kolap karena tak mampu menampung pasien. Berdasarkan hasil
statistik kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada Kamis, 24 Juni 2021 jam 12:00 WIB,
pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RS atau isolasi mandiri dirawat (kasus
aktif) sebanyak 19.860 pasein, terkonfirmasi sembuh sebanyak 204.326, meninggal
sebanyak 15.380 pasien, dan suspek sebanyak 15.458 pasien.
Di Kabupaten Pati, berdasarkan data yang diperbarui pada hari Rabu, 23 Juni
2021 diperoleh data pasien suspek sebanyak 541 orang, terkonfirmasi COVID-19
sebanyak 7775 pasien (dirawat 264, isolasi 90, sembuh 3380, dan meninggal 281).
Kemudian di Kecamatan Gunungwungkal terdapat 1238 pasien dengan suspek 4 pasien,
dan yang terkonfirmasi COVID-19 (sembuh 1.200pasien, dan meninggal 34 pasien).
Maka dari beberapa kasus tersebut kami ingin melakukan asuhan keperawatan
berbasis PBL pada keperawatan komunitas.

B. Landasan Teori
1. Definisi COVID-19
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai
pandemi dan Indonesia telah menyatakan COVID-19 sebagai bencana nonalam
berupa wabah penyakit yang wajib dilakukan penanggulangan, sehingga tidak terjadi
peningkatan kasus. Dalam upaya penanggulangan COVID-19 diperlukan panduan
bagi masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 baik
untuk diri sendiri maupun kemungkinan penularan kepada orang-orang disekitar
termasuk keluarga. (SE Menkes - Komunikasi Covid-19 (1).pdf, n.d.)
Terdapat varian baru, virus corona yang berasal dari India yang masuk ke
Indonesia yaitu Varian Delta. Varian virus corona Delta atau B.1.617.2 merupakan
varian mutasi pertama kali terdeteksi di India dan telah menyebar ke lebih dari 60
negara seperti di Inggris dan Indonesia. Varian delta menyumbang sekitar 60 persen
dari kasus virus corona di Amerika Serikat. Sementara di Inggris, varian ini telah
menyumbang 90 persen kasus infeksi Covid-19 baru. Mutasi jenis ini merupakan
strain asal India.
Varian delta (B.1.617.2) merupakan turunan dari B.1.617 yang pertama
muncul di India pada Oktober 2020. Virus ini pula yang kini dipercaya menjadi
penyebab gelombang dua pandemi Covid-19 di India. Meskipun ada banyak
perubahan kecil yang berbeda dalam urutan genetik virus, ada empat jenis utama yang
saat ini beredar lebih cepat. Strain yang pertama kali terdeteksi di Inggris yang
dikenal sebagai strain Kent, Afrika Selatan, Brasil, dan India masing-masing
diidentifikasi melalui kombinasi mutasi tertentu.
Berdasarkan data PHE pada 3 Juni 2021 belum menunjukkan bukti varian ini
lebih mematikan. Namun, kemungkinan risiko seseorang yang terinfeksi varian ini
masuk rumah sakit lebih tinggi ketimbang varian Alfa (Kent/ varian Inggris). Namun,
perlu data lebih banyak untuk memastikan temuan ini.

2. Karakteristik Coronavirus
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Berat / Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Penyakit ini terutama menyebar di antara orang-
orang melalui tetesan pernapasan dari batuk dan bersin-bersin. Virus ini dapat tetap
bertahan hingga tiga hari dengan plastik dan stainless steel SARS CoV-2 dapat
bertahan hingga tiga hari,atau dalam aerosol selama tiga jam.
Virus ini secara genetik sangat berbeda dari virus SARS-CoV dan MERS-
CoV. Penelitian saat ini menunjukkan bahwa homologi antara COVID-19 dan
memiliki karakteristik DNA coronavirus pada kelelawar-SARS yaitu dengan
kemiripan lebih dari 85%. Ketika dikultur pada vitro, COVID-19 dapat ditemukan
dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam. Sementara itu untuk mengisolasi
dan mengkultur vero E6 dan Huh-7 garis sel dibutuhkan waktu sekitar 6 hari. Paru-
paru adalah organ yang paling terpengaruh oleh COVID-19, karena virus mengakses
sel inang melalui enzim ACE2, yang paling melimpah di sel alveolar tipe II paru-
paru. Virus ini menggunakan glikoprotein permukaan khusus, yang disebut “spike”,
untuk terhubung ke ACE2 dan memasuki sel inang. Kepadatan ACE2 di setiap
jaringan berkorelasi dengan tingkat keparahan penyakit di jaringan itu dan beberapa
ahli berpedapat bahwa penurunan aktivitas ACE2 mungkin bersifat protektif. Dan
seiring perkembangan penyakit alveolar, kegagalan pernapasan mungkin terjadi dan
kematian mungkin terjadi. [ CITATION Saf20 \l 1033 ]
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d an δ.
Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui
menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr
CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia
ringan dan bahkan berat, serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus
corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan (secara
efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). [ CITATION Saf20 \l
1033 ]
Varian virus corona Delta adalah hasil dari perubahan gen virus. Setiap kali
virus bereplikasi, mutasi secara alami terjadi pada materi genetiknya. CDC
mencantumkan total sembilan varian umum yang dipantaunya. Semua virus, termasuk
virus corona bermutasi seiring waktu. Sehingga, hal ini menyebabkan munculnya
berbagai varian virus dengan karakteristik yang berbeda pula. Sebab, ketika virus
seperti Covid-19 masuk ke dalam tubuh, virus itu mulai berkembang biak dengan
mereplikasi diri dengan cepat. Setiap kali mereplikasi itulah kemungkinan mutasi
terjadi.

3. Epidemiologi
Penyebaran virus corona penyebab Covid-19 belum juga mereda. Bahkan, di
banyak negara, tengah mengalami lonjakan kasus. Lonjakan kasus Covid-19 di
beberapa negara disinyalir karena penularan varian baru virus corona yang semakin
meluas. Berbagai upaya seperti penerapan protokol kesehatan, vaksinasi dan
penguncian wilayah telah diterapkan. Berdasarkan data Worldometers, hingga Senin
(21/6/2021) pagi, angka kasus Covid-19 di dunia sebanyak 179.238.118 kasus. Dari
angka itu, 3.881.421 orang meninggal dunia dan 163.793.112 orang telah dinyatakan
sembuh. Berikut 5 negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia
 Amerika Serikat : 34.405.660 kasus, 617.166 meninggal dunia, 28.711.315
sembuh
 India : 29.934.361 kasus, 388.164 meninggal dunia, 28.836.529 sembuh
 Brasil : 17.927.928 kasus, 501.825 meninggal dunia, 16.220.238 sembuh
 Perancis : 5.757.311 kasus, 110.738 meninggal dunia, 5.556.600 sembuh
 Turki : 5.370.299 kasus, 49.185 meninggal dunia, 5.232.638 sembuh.

Melansir Worldometers pada Kamis (24 Juni 2021), virus penyebab COVID-
19 telah menginfeksi 180.331.914 orang di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut
165.059.958 kasus telah dinyatakan sembuh dan 3.905.308 orang meninggal akibat
COVID-19. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang mencatat 2 juta
kasus COVID-19 pada Senin (21 Juni 2021). Jumlah tersebut dicapai setelah
terjadinya lonjakan kasus virus corona beberapa minggu terakhir.

Bahkan Indonesia, mencatat rekor kasus COVID-19 harian tertinggi pada


Rabu (23 Juni 2021) dengan 15.308 kasus, sehingga total kasus menjadi 2.033.421
kasus. Dengan lonjakan ini, kasus aktif pun ikut melonjak dengan 160.524.
Akibatnya, banyak rumah sakit terancam kolap karena tak mampu menampung
pasien. Berdasarkan hasil statistik kasus COVID-19 di Jawa Tengah pada Kamis, 24
Juni 2021 jam 12:00 WIB, pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat di RS atau
isolasi mandiri dirawat (kasus aktif) sebanyak 19.860 pasein, terkonfirmasi sembuh
sebanyak 204.326, meninggal sebanyak 15.380 pasien, dan suspek sebanyak 15.458
pasien.

Di Kabupaten Semarang, berdasarkan data yang diperbarui pada hari Rabu, 23


Juni 2021 diperoleh data pasien suspek sebanyak 60 orang, terkonfirmasi COVID-19
sebanyak 14.230 pasien (dirawat 185, isolasi 1678, sembuh 11.871, dan meninggal
496). Kemudian di Kecamatan Ungaran Timur terdapat 1.628 pasien dengan suspek 4
pasien, dan yang terkonfirmasi COVID-19 (sembuh 1.300 pasien, dan meninggal 53
pasien).

4. Etiologi
Dalam diagnosis awal dari Rencana Perawatan Penyakit Virus Corona 2019
(yang disusun Pemerintah China), deskripsi etiologi COVID-19 didasarkan pada
pemahaman sifat fsikokimia dari penemuan virus corona sebelumnya. Dari penelitian
lanjutan, edisi kedua pedoman tersebut menambahkan “coronavirus tidak dapat
dinonaktifkan secara efektif oleh chlorhexidine”, juga kemudian defnisi baru
ditambahkan dalam ed- isi keempat, “nCov-19 adalah genus b, dengan envelope,
bentuk bulat dan sering berbentuk pleomorfk, dan berdiameter 60-140 nm.
Karakteristik genetiknya jelas berbeda dari SARSr- CoV dan MERSr-CoV. Homologi
antara nCoV-2019 dan bat-SL-CoVZC45 lebih dari 85%. Ketika dikultur in vitro,
nCoV-2019 dapat ditemukan dalam sel epitel pernapasan manusia setelah 96 jam,
sementara itu membutuhkan sekitar 6 hari untuk mengisolasi dan membiakkan
VeroE6 dan jaringan sel Huh-7, serta “corona virus sensitif terhadap sinar
ultraviolet”. CoV adalah virus RNA positif dengan penampilan seperti mahkota di
bawah mikroskop elektron (corona adalah istilah latin untuk mahkota) karena adanya
lonjakan glikoprotein pada amplop. Subfamili Orthocoronavirinae dari keluarga
Coronaviridae (orde Nidovirales) digolongkan ke dalam empat gen CoV:
Alphacoronavirus (alphaCoV), Betacoronavirus (betaCoV), Deltacoronavirus
(deltaCoV), dan Gammacoronavirus (deltaCoV). Selanjutnya, genus betaCoV
membelah menjadi lima sub- genera atau garis keturunan. Karakterisasi genom telah
menunjukkan bahwa mungkin kelelawar dan tikus adalah sumber gen alphaCoVs dan
betaCoVs. Sebaliknya, spesies burung tampaknya mewakili sumber gen deltaCoVs
dan gammaCoVs. Anggota keluarga besar virus ini dapat menyebabkan penyakit
pernapasan, enterik, hati, dan neurologis pada berbagai spesies hewan, termasuk unta,
sapi, kucing, dan kelelawar. Sampai saat ini, tujuh CoV manusia (HCV) - yang
mampu menginfeksi manusia - telah diidentifkasi. Beberapa HCoV diidentifkasi pada
pertengahan 1960-an, sementara yang lain hanya terdeteksi pada milenium baru.
[ CITATION Saf20 \l 1033 ]

5. Patofisiologi
Kebanyakan coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan.
Coronavirus menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya
menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing, dan ayam.
Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari
hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa pathogen dan bertindak
sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bamboo, unta, dan
musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk coronavirus. Semua orang
secara umum rentan terinfeksi. Penumonia coronavirus jenis baru dapat terjadi pada
pasien immunocompromis dan populasi normal, bergantung paparan jumlah virus.
Jika kita terpapar virus dalam jumlah besar dalam satu waktu, dapat menimbulkan
penyakit walau sistem imun tubuh berfungsi normal. Orang-orang dengan sistem
imun lemah seperti orangtua, wanita hamil, dan kondisi lainnya, penyakit dapat secara
progresif lebih cepat dan lebih parah. Infeksi coronavirus menimbulkan sistem
kekebalan tubuh yang lemah terhadap virus ini sehingga dapat terjadi re-infeksi.
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa
hidup tanpa sel host. virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di sel
epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke
saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi perubahan virus dari saluran napas dan
virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari.
[ CITATION Ind20 \l 1033 ].

6. Manifestasi Klinis
Edisi keempat pada Buku Pedoman yang dikeluarkan Pemerintah China
mendefnisikan “3 hingga 7 hari, hingga 14 hari” dalam deskripsi periode masa
inkubasi yang telah dimodifkasi menjadi “1 hingga 14 hari, dan umumnya dalam 3
hingga 7 hari “di edisi kelima sesuai dengan hasil investigasi epidemiologi. Edisi
pertama menggambarkan gejala COVID-19 sebagai “demam, kelelahan, batuk kering,
dan lain- lain”.
Dan edisi keempat menambahkan “beberapa pasien dengan gejala seperti
hidung tersumbat, pilek, dan diare”. Dengan pemahaman patogenesis pasien kritis,
edisi keempat menekankan bahwa kasus yang parah adalah biasanya diperburuk 1
minggu . setelah timbulnya penyakit, disertai dengan dispnea, dan edisi kelima
menambahkan hipoksemia sebagai manifestasi yang parah. Adapun kasus ringan,
edisi kelima menggambarkannya secara terpisah dan mengubah “kasus kematian lebih
umum pada lansia dan mereka dengan penyakit kronis”. Dalam edisi keempat dengan
“lansia dan penderita penyakit kronis bawaan memiliki prognosis yang buruk”.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
a. Penyakit Sederhana (ringan)
Pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasan
bagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidung
tersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise. Tanda dan gejala
penyakit yang lebih serius, seperti dispnea, tidak ada. Dibandingkan dengan
infeksi HCoV sebelumnya, gejala non-pernapasan seperti diare sulit ditemukan.

b. Pneumonia Sedang
Gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak)
hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
c. Pneumonia Parah
Demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea (> 30
napas / menit), dan hipoksia (SpO2 <90% pada udara kamar). Namun, gejala
demam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk penyakit
yang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada
anakanak. Dalam defnisi ini, diagnosis adalah klinis, dan pencitraan radiologis
digu nakan untuk mengecualikan komplikasi.
d. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS)
Diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan
kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran
pernapasan yang sudah diidentifkasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan
berdasarkan derajat hipoksia.
[ CITATION Saf20 \l 1033 ]

7. Faktor Risiko
Pasien COVID-19 dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung
memiliki manifestasi klinis yang lebih parah. Beberapa factor risiko lain yang
ditetapkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah kontak
erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien COVID-19 dan riwayat perjalanan ke
area terjangkit. Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat (dalam
radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah. Tenaga medis merupakan salah satu
populasi yang berisiko tinggi tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah
tenaga medis. Di China, lebih dari 3.300 tenaga medis juga terinfeksi, dengan
mortalitas sebesar 0,6%. [ CITATION Sus20 \l 1033 ]

8. Penularan
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat
dan droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko
terinfeksi adalah mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau
yang merawat pasien COVID-19. [ CITATION Saf20 \l 1033 ]

9. Pencegahan
Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan
kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di
masyarakat meliputi :
 Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor.
 Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
 Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah.
 Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker, Penggunaan masker sangat efektif,
karena tujuan memakai masker adalah untuk memblokir ‘pembawa’ yang
mentransmisikan virus, daripada secara langsung memblokir virus. Mengenakan
masker dengan benar dapat secara efektif memblokir tetesan pernapasan dan
karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan
bahwa tidak perlu memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat
menghalangi sebagian besar virus yang membawa tetesan memasuki saluran
pernapasan.
 Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan
pernapasan.
[ CITATION Saf20 \l 1033 ]

10. Komplikasi
Komplikasi utama pada pasien COVID-19 adalah ARDS, tetapi dalam
menunjukkan data dari 52 pasien kritis, bahwa komplikasi tidak terbatas ARDS
[ CITATION Sus20 \l 1033 ], melainkan juga komplikasi lain seperti :
a. Pankreas
Dalam menunjukkan bahwa eskpresi ACE2 di pankreas lebih tinggi dan lebih
dominan di sel eksokrin dibandingkan endokrin. Hal ini juga diperkuat data
kejadian pankreatitis yang telah dibuktikan secara laboratorium dan radiologis.
Bila ini memang berhubungan, maka perlu perhatian khusus agar tidak berujung
pada pankreatitis kronis yang dapat memicu inflamasi sistemik dan kejadian
ARDS yang lebih berat. Namun peneliti belum dapat membuktikan secara
langsung apakah SARS-CoV-2 penyebab kerusakan pankreas karena belum ada
studi yang menemukan asam virus di pankreas.
b. Miokarditis
Miokarditis fulminan telah dilaporkan sebagai komplikasi COVID-19. Temuan
terkait ini adalah peningkatan troponin jantung, myoglobin, dan n-terminal brain
natriuretic peptide. Pada pemeriksaan lain, dapat ditemukan hipertrofi ventrikel
kiri, penurunan fraksi ejeksi, dan hipertensi pulmonal. Miokarditis diduga terkait
melalui mekanisme badai sitokin atau ekspresi ACE2 di miokardium.
c. Kerusakan hati
Peningkatan transaminase dan bilirubin sering ditemukan, tetapi kerusakan liver
signifikan jarang ditemukan dan pada hasil observasi jarang yang berkembang
menjadi hl yang serius. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada kasus COVID-19
berat. Elevasi ini umumnya maksimal berkisar 1,5-2 kali lipat dari nilai normal.
Terdapat beberapa faktor penyebab abnormalitas ini, antara lain kerusakan
langsung akibat virus SARS-CoV-2, penggunaan obat hepatotoksik, ventilasi
mekanik yang menyebabkan kongesti hati akibat peningkatan tekanan pada paru. [
CITATION Sus20 \l 1033 ]

11. Kebijakan Pemerintah Indonesia


Dalam (Kemenkes RI, 2020c) BAB I Pasal 1 Ayat (1) disana tertera
bawasannya “Pembatasan Sosial Berskala Besar adalah pembatasan kegiatan tertentu
penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19)”.
Adapula pada BAB II Pasal 13 Ayat (1) dalam (Kemenkes RI, 2020c)
menjelaskan bahwa: Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar meliputi :
 Peliburan sekolah dan tempat kerja;
 Pembatasan kegiatan keagamaan;
 Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum;
 Pembatasan kegiatan social dan budaya;
 Pembatasan moda transportasi; dan
 Pembatasan kegiatan lainnya khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan.

12. Strategi Pemerintah


Menurut (M. L. N. Indonesia, 2020) ada beberapa strategi untuk meminimalisir angka
penyebaran COVID-19, diantaranya:
 Pastikan seluruh area umum dan transportasi umum bersih.
 Deteksi suhu tubuh di setiap titik pintu masuk tempat umum dan transportasi
umum.
 Promosikan cuci tangan secara teratur dan menyeluruh.
 Mensosialisasikan etika batk atau bersin.
 Memperbaharui informasi tentang COVID-19 secara regular.
LAPORAN KELOLAAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA
AGREGAT DEWASA DENGAN TOPIK COVID-19
DI RT 01 / RW 01 DESA GILING KECAMATAN GUNUNGWUNGKAL
KABUPATEN PATI
(24 JUNI 2021 – 2 JULI 2021)

OLEH :

HESTI FEBRIANTI
071202002

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021/2022
PENGKAJIAN

1. Melakukan kajian data Core komunitas


Tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Juni 2021 sampai 02 Juli 2021
yang dilakukan oleh 1 mahasiswa. Berdasarkan wawancaran dengan RT 01 di
Ds.Giling, Kec.Gunungwungkal didapatkan data penduduk dari RT 01 terdiri
dari 43KK, dengan jumlah penduduk sebanyak 297 jiwa.
a. Data Penduduk.
Berdasarkan hasil pengkajian di RT 01, didapatkan data jumlah
penduduk di RT 01 sebanyak 297 jiwa, sedangkan jumlah agregat dewasa
45 orang dan yang terkaji adalah 5 orang dengan agregat dewasa.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin laki laki sebanyak 13 orang dan perempuan sebanyak 32
orang. Dan yang terkaji adalah 5 orang dengan agregat dewasa dan berjenis
kelamin perempuan.
c. Pendidikan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada 5 orang dengan
agregat dewasa dilingkungan RT01/ RW01 Ds.Giling didapatkan hasil
bahwa kebanyakan berpendidikan SMP.
d. Agama
Didapatkan hasil pengkajian dari 5 orang dengan agregat dewasa di
Ds.Giling RT 01/ RW 01 100% beragama islam.
e. Suku
Didapatkan hasil pengkajian dari 5 orang dengan agregat dewasa di
Ds.Giling RT 01/ RW 01 100% berasal dari suku jawa.
2. Pengkajian Wishield survey
a. Batas wilayah
- Barat : Sampai jalan perempatan rumah Bp.Darto .
- Timur : Sampai jalan perempatan rumah Bp.Yoto.
- Utara : Sampai rumah Bu Wati .
- Selatan :Sampai rumah Bp.Karwi.
b. Pembagian wilayah
Pembagian wilayah RT 01 pada bagian barat yaitu sampai jalan
perempatan Bp.Darto. Pada bagian timur sampai jalan perempatan rumah
bapak yoto .Pada bagian utara batasnya adalah sampai rumah ibu wati
sedangkan bagian selatan sampai tikungan rumah bapak karwi.
c. Kondisi perumahan (padat atau kumuh).
a) Bangunan
Mayoritas bangunan di Ds.Giling tidak padat tetapi jarak antar
rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain.
b) Arsitektur
Hampir sama antara satu rumah dengan yang lain. Lantai yang
terbuat dari keramik.
c) Keunikan lingkungan
Banyak tanah kosong di sekitar rumah yang dimanfaatkan
untuk lahan usaha masyarakat yaitu sebagai bercocok tanam.
d) Kondisi lingkungan.
Kondisi lingkungan di Desa Giling yang di tempati orang
dewasa rata-rata sudah bersih.
e) Observasi terhadap keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat.
Rata rata orang dewasa yang ada di desa kebanyakan bekerja
sebagai petani.
f) Tanda kerusakan.
Jalan di RT 01 dan Rt 02 dalam keadaan baik sudah ter aspal
semua namun ada beberapa jalan yang rusak yaitu jalan menuju ke
desa Jrahi.
d. Area rekreasi
Di daerah desa Giling RT 01 tidak terdapat area rekreasi.
e. Tempat umum (sarana ibadah)
Sarana ibadah yang tersedia di desa Giling RT 01 terdapat satu
mushola.
f. Pertokoan/pasar
Di wilayah RT 01 Desa Giling tidak terdapat pasar. Hanya saja disana
warga biasanya berbelanja bahan bahan pokok di toko.
g. Transportasi
Masyarakat di desa Giling rt 01 kebanyakan sudah memiliki
kendaraan pribadi seperti sepeda motor.
h. Pusat pelayanan sosial dan kesehatan.
Terdapat 1 tempat praktik dokter umum di RT 01 yang buka pada pagi
hari jam 06.00-08.00.
i. Pos bencana/perlindungan.
Belum terdapat pos bencana/perlindungan di wilayah RT 01 di desa
Giling.

3. Melakukan kajian 8 elemen sub sistem keperawatan komunitas:


a. Fisik dan lingkungan perumahan.
1) Bunyi bising, bau, debu, dan lain-lain berkaitan dengan masalah
pencemaran.
Wilayah di sekitar RT 01 desa Giling terlalu bising karena
dekat dengan jalan raya besar. Dan jugaa terdapat usaha bengkel las
yang sedikit agak berisik.
2) Kondisi pemukiman.
Mayoritas bangunan di Desa Giling tidak padat tetapi jarak
antar rumah dekat. Hampir sama antara satu rumah dengan yang
lain. Rata-rata bangunan rumah terbuat dari tembok permanen da
nada sebagian yang masih terbuat dari kayu, rata-rata lantai rumah
terbuat dari keramik tetapi masih ada juga yang belum di keramik,
dan atap nya menggunakan genting

.
3) Sanitasi.
I. Penyediaan air bersih.
Setiap rumah yang terdapat orang dewasa di desa Giling
RT 01 sudah menggunakan sumber air sumur.
II. Penyediaan air minum.
Rata rata rumah yang terdapat orang dewasa di wilayah
desa Giling RT 01 air minum yang di konsumsi berasal dari
sumur yang dimasak terlebih dahulu..
III. Penggunaan jamban
Rata rata rumah yang terdapat orang dewasa di Desa
Giling RT 01 untuk penggunaan jamban.
IV. Sarana pembuangan air limbah.
Rata rata rumah yang terdapat orang dewasa di desa
Giling RT 01 untuk sistem pembuangan limbah dengan
menggunakan got yang terbuka dan alirannya lancar.
V. Pengelolaan sampah.
Di DesaGiling RT 01 .tidak ada tempat pembuangan
sampah akhir sehingga warga biasanya membakar sampah
yang menumpuk.
VI. Polusi udara, air, tanah atau suara kebisingan.
Di desa Giling RT 01 polusi udara disesebabkan oleh
sisa pembakaran ikan asap dan suara kebisingan biasanaya
bersasal dari suara bengkel las.
VII. Sumber polusi.
Sumber polusi yang ada di rt 1 desa Giling adalah jalan
kampung. Yang di mana debu dan polusi dari kendaraan
serta kebisingan lalu lalang yang dapat mengganggu istirahat
oeang dewasa.
4) Kondisi geografis
1. Posisi geografis Desa Giling terletak di dataran tinggi yang
memiliki luas 653.156 HA. Fasilitas pendidikan yang tersedia
(formal dan informal).
a. Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Di Desa GILING terdapat fasilitas pendidikan formal
seperti PAUD, TK dan SD, serta pendidikan informal yang
ada di daerah ini adalah TPQ.
b. Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia.
Rata rata sumber daya warga desa mojoagung
RT01/RW01 yaitu sebagai petani dan wiraswasta
2. Jenis bahasa yang digunakan
Rata- rata anak sekolah di desa Giling RT01/RW01
umumnya menggunakan bahasa jawa sebagai bahasa sehari-
hari.
3. Apakah tersedia sumber pendidikan khusus.
Di Desa Giling RT 01 tidak terdapat fasilitas pendidikan
khusus.
b. Keamanan dan transportasi.
1. Jenis kriminalitas yang ada.
Di wilayah Desa Giling RT01/RW01 untuk keadaan
kriminalias terdapat pencurian maling motor dan jambret
2. Sistem keamanan lingkungan.
Di desa Giling RT01/RW01 tidak memiliki sistem keamanan.
3. Penanggulangan bencana.
Di Wilayah Desa Giling RT01/RW01 masih kurang
pengetahun dalam pelatihan penanggulangan bencana.
4. Penanggulangan kebakaran.
Di wilayah Desa Giling RT01/RW01 masih kurang pengetahun
dalam pelatihan penanggulangan kebakaran.
5. Penanggulangan polusi udara, air dan tanah.
Berdasarkan observasi dan informasi dari warga, polusi udara
terjadi di lingkungan RT 01/RW 01 akibat adannya usaha meubel yang
berada di lingkungan warga.
6. Kondisi jalan.
Situasi jalan di Desa Giling RT 01/RW01 beraspal di jalan
utama, jalan setiap gang menggunakan aspal dan paving blok.
7. Jenis transportasi yang dimiliki/digunakan masyarakat.
Masyarakat di desa Giling RT01/RW01 kebanyakan sudah
memiliki kendaraan pribadi seperti sepeda motor dan sepeda ontel.
c. Politik dan kebijakan pemerintah.
1. Sistem penanggulangan.
Sistem penanggulangan masalah dengan diadakannya
pertemuan rutin tingkat RT dan RW setiap bulannya di adakan pula
kegiantan posbindu setiap bulan dua kali pertemuan yang di adakan di
balai desa.
2. Adakah struktur organisasi dalam komunitas.
Di desa Giling RT01/RW01 terdapat struktur organisasi yang
terdiri dari ketua RT beserta pengurusnya,Pengurus PKK beserta
kader, dan Pengurus Posyandu beserta kadernya.
3. Kelompok organisasi dalam komunitas.
Kelompok organisasi yang ada di desa mojoagung adalah
karang taruna.
4. Kebijakan masyarakat tentang politik.
Pemegang pemerintahan tertinggi di desa mojoagung adalah
Lurah beserta jajarannya, kemudian ketua RW, dan dilanjutkan ketua
RT.
d. Pelayanan kesehatan dan sosial
1. Jenis pelayanan kesehatan yang ada.
Pelayanan kesehatan yang ada di dekat daerah ini antara lain
banyak terdapat praktik kelinik mandiri bidan dan puskesmas.
2. Jumlah pelayanan kesehatan.
Terdapat 1 klinik praktik dokter umum mandiri dan 2 klinik
praktik bidan mandiri.
3. Lokasi pelayanan kesehatan.
Jarak tempuh antara Desa Giling RT 01/RW 01 dengan
pelayanan kesehatan kurang dari 10 menit yang dapat di tempuh.
4. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
5. Karakteristik pemakai pelayanan kesehatan.
Masyarakat desa Giling RT01/RW01 ketika mereka merasa
dirinya sakit, mereka akan mengobati secara tradisional terlebih dahulu
seperti meminum jamu , melakukan pijit dan kerokan . Jika merasa
belum sembuh, masyarakat baru pergi ke pelayanan kesehatan yang
terdekat.
6. Jumlah kunjungan.
7. Sistem rujukan
Sistem rujukan yang tersedia yaitu puskesmas
8. Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan) meliputi lokasi, kepemilikan,
dan kecukupan.
Di Desa Giling RT01/RW01 tidak terdapat pasar..
e. Sistem komunikasi.
1. Sarana umum komunikasi.
Sarana komunikasi secara langsung dan memintak bantuan
kepada keluarga unruk menghubungi keluarga yg berjarak jauh dengan
menggunakan telfon genggam.
2. Apakah tersedia papan pengumuman.
Tidak tersedia papan pengumuman di Desa Giling RT01/RW01
yang dapat memudahkan anak sekolah menerima informasi.
3. Apakah jenis area pertemuan kelompok
Tidak ada pertemuan kelompok pada agregat dewasa di desa GILING.
f. Ekonomi.
- Petani : 20%.
- Wiraswasta :60%.
- Buruh : 30 %
g. Rekreasi.
1. Adakah tempat rekreasi untuk masyarakat (berapa jumlahnya).
Terdapat tempat rekreasi di Desa Giling Kecamatan
Gunungwungkal Kabupaten Pati yaitu persawahan.
2. Adakah fasilitas untuk kegiatan olahraga.
Ada vasilitas olahraga untuk warga desa Giling yaitu lapangan
sepak bola dan lapangan volley.
3. Bagaimana nilai/keyakinan masyarakat tentang rekreasi.
Kegiatan rekreasi yang dilakukan orang dewasa warga desa
Giling yaitu nonton TV, mendengarkan radio, berkunjung ke rumah
keluarga. Ke kebun bagi yang memilikimkebun dan berkunjung
tetangga untuyk bersosialisas.
 Mengidentifikasi POKJAKES:
 Adakah POKJAKES:
Terdapat dan posyandu balita di desa Giling yang di
adakan satu kali dalam sebulan dan di laksanakan di
balai desa.
 Sejak kapan:
 Bagaimana tugas POKJAKES:
Memfasilitasi dan mengidentifikasi kesehatan
masyarakat di wilayahnya.
4. Melakukan kajian masalah kesehatan yang ada di komunitas
Distribusi frekuensi penyakit yang diderita sebelum 6 bulan
terakhir di Desa Giling RT01/RW01 Kecamatan Gunungwungkal
Kabupaten Pati sebanyak 1 orang (20%) mederita batuk, 2 orang
(40%) mederita pilek, 1 orang (20%) mederita hipertesi, 1 orang (20%)
mederita diabets militus.
5. Melakukan Kajian Tentang Covid 19.
A. Pengetahuan.
1. Apakah menurut anda batuk, sakit tenggorokan, pilek dan
denam merupakan tanda gejala covid-19?

YA
40%

TIDAK
60%
2. Apakah menurut anda sesak nafas dan sakit kepala merupakan
tanda gejala dari covid-19?

YA
40%

TIDAK
60%

3. Apakah menurut anda bersin dan batuk sembarang mampu


menular covid-19?

YA
40%

TIDAK
60%

4. Apakah menurut anda mencuci tangan dengan sabun dapat


mencegah penuluran covid-19?

YA
40%

TIDAK
60%
5. Apakah menurut anda menggunakan masker dapat mencegah
penuluran covid-19?

6. Apakah menurut anda tidak berontak fisik dengan orang lain


mampu mengurangi penyebaran covid-19?

7. Apakah menurut anda makan sayuran, buah, dan minum yang


banyak dapat mencegah covid-19?

8. Apakah menurut anda berolahraga rutin dapat mencegah covid-


19?
9. Apakah menurut anda lingkungan yang bersih dapat mencegah
cooviid-19?

Column1

YA
40%
TIDAK
60%

10. Apakah menurut anda hasil tes darah dapat membuktikan bahwa
seseorang positif covid-19?

11. Apakah anda mengetahui apa itu covid-19?

YA
40%

TIDAK
60%
12. Apakah menurut anda orang yang menderita covid-19 dapat
disembuhkan?

YA
40%

TIDAK
60%

13. Apakah penyakit covid-19 dapat menyebabkan orang


meninggal?

YA
40%
TIDAK
60%

14. Apakah anda tau media penularan covid-19?

15. Apakah anda mengetahui cara menjaga lingkungan anda


khususnya rumah anda untu mencegah Covid-19?
16. Apakah anda mengetahui cara mencuci tangan yang benar?

17. Apakah anda mengetahui cara pembuatan antiseptic sendiri


dirumah dengan benar?

ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O KEPERAWATAN

1 Data Subjektif : Kurang pengetahuan covid Kesiapan Peningkatan


Berdasarkan hasil wawancara 19 Pengetahuan
terhadap 5 agregat orang dewasa di
wilayah RT01/RW01 di Desa Giling,
didapatkan hasil bahwa :

- Sebanyak 5 orang dewasa kurang


mengetahui pengertian covid 19.
- Sebanyak 5 orang dewasa kurang
mengetahui cara pencegahan
Covid 19.
Data Objektif :
Berdasarkan hasil kuosioner yang
dibagikan orang dewasa di RT 01/
RW 01 Desa Giling, didapatkan hasil
bahwa :

- Sebanyak 5 orang dewasa masih


sering berkumpul atau bergerombol
dan tidak menerapkan sosial
distancing.
- Sebanyak 5 orang dewasa masih
sering berkumpul/bergerombol
bersama dan jarang memakai
masker saat berkumpul atau
bergerombol.

PERENCANAAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA SIKI
SLKI
KEPERAWATAN
1. (D.0113 ) Kesiapan Tingkat Pengetahuan (L.12111) Edukasi Kesehatan (I.12383)
Peningkatan Setelah diberikan asuhan keperawatan Tindakan :
Pengetahuan b/d selama 1x30 menit pada 5 sasaran orang Observasi
Kurang dewasa di RT 01/ RW 01, diharapkan : Proses Kelompok
pengetahuan  Verbalisasi minat dalam belajar Membentuk grup diskusi untuk
tentang covid 19 ditingkatkan dari 2 ke 4 kumpulan orang dewasa yang tidak
 Kemampuan menjelaskan mengetahui tentang covid 19 dan cara
pengetahuan suatu topik pencegahannya.
ditingkatkan dari 2 ke 4
 Pertanyaan tentang masalah
yang dihadapi ditingkatkan dari
2 ke 4
 Persepsi yang keliru terhadap
masalah ditingkatkan dari 2 ke 4
 Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat ditingkatkan dari 2 ke
4.

PLAN OF ACTION PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS RT1/ RW 1 DESA


GILING
MASALAH TEMP
KEGIATAN SASARAN WAKTU DANA
KESEHATAN AT
(D.0113 ) Pendidikan Agregat orang
Kesiapan kesehatan tentang dewasa
Peningkatan COVID
Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai