Anda di halaman 1dari 4

Kelompok 4: 1.

Anggun Krisnawanti (05)


2. Dita Triani (11)
3. Elida Rifghana Nur (12)
4. Muhammad Alfath Rheza Fadillah (20)

Upaya Bangsa Indonesia Mengatasi Ancaman Disintegrasi Bangsa

No. Separatis Pimpinan Tempat Latar Belakang Waktu Awal Waktu Penumpasan Pemimpin penumpasan
Pemberontakan
1. PKI Madiun 1948 Amir Syarifuddin Kota Madiun, Jawa Latar belakang terjadinya pemberontakan PKI Madiun 1948 adalah 18 September 1948 20 September 1948 Kolonel A. H. Nasution
Timuranggot karena adanya kekecewaan terhadap hasil Perjanjian Renville yang
disepakati pada 17 Januari 1948. Perjanjian ini dianggap merugikan
Indonesia, karena perjanjian ini membuat dikuasainya banyak wilayah oleh
Belanda. Hal ini menyebabkan Perdana Menteri Indonesia saat itu Amir
Syarifuddin mundur dari jabatannya. Amir Syarifudin yang merasa kecewa
akhirnya membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang melibatkan
beberapa Partai diantaranya Partai Sosialis Indonesia, Partai Komunis
Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Sarekat
Buruh Perkebunan Republik Indonesia. 
Dengan demikian latar belakang pemberontakan PKI Madiun 1948
adalah kekecewaan yang dialami oleh Amir Syarifuddin beserta
kelompoknya kepada pemerintah.
2. Darul Islam/ Sekarmadji Maridjan Jawa Barat Terjadinya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat ini dilandasi 17 Januari1948 4 Juni 1962 S.M. Kartosuwiryo
Tentara Islam Kartosoewirjo ketidakpuasan dari Kartosoewirjo terhadap kemerdekaan Republik
Indonesia ( DI/TII ) Indonesia. Penyebab pemicu pemberontakan Kartosuwiryo adalah
penolakan Perjanjian Renville, yang menempatkan daerah Jawa Barat di
wilayah kekuasaan Belanda.
Namun demikian, sekembalinya pemerintahan Indonesia ke Jawa Barat,
terutama Divisi Siliwangi, Kartosuwiryo terus melakukan perlawanan dan
serangan yang memakan banyak korban.

Amir Fatah Jawa Tengah Latar belakang pemberontakan ini adalah kekecewaan Amir Fatah akan 23 Agustus 1949 1952 Letnan Kolonel Sarbini
dominasi “kaum kiri” (sosialis dan komunis) di Tegal dan sekitarnya, wilayah
basis kekuatan Amir Fatah. Akibatnya, Amir Fatah memberontak pada tahun
1950. Pemberontakan dipatahkan setelah operasi militer di wilayah
Banyumas mengalahkan pasukan Amir Fatah
Kahar Muzakar Sulawesi Selatan Latar belakang pemberontakan ini adalah tuntutan agar para milisi Kesatuan 30 April 1950 3 Februari 1965 Kahar Muzakkar
Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS) yang dipimpin oleh Kahar Muzakkar bisa
diterima sebagai tentara. Namun mereka tidak lolos syarat dinas militer, dan
hanya ditempatkan sebagai Corps Tjadangan Nasional (CTN). Akibatnya,
Kahar Muzakkar memberontak dan menyatakan sebagai bagian dari DI/TII
Kartosuwiryo pada tanggal 7 Agustus 1953.
Ibnu Hadjar Kalimantan Selatan Latar belakang pemberontakan ini adalah kegagalan para mantan 1950 22 Maret 1965 Pemerintahan RI
pejuang kemerdekaan asal Kalimantan Selatan untuk diterima di tentara
Indonesia saat itu, APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat).
Kebanyakan bekas pejuang ini tidak bisa masuk tentara karena tidak bisa
baca tulis, termasuk Ibnu Hadjar sendiri. Mereka juga kecewa dengan
adanya bekas tentara KNIL (Tentara Hindia Belanda) di APRIS.
Ibnu Hadjar membentuk “Kesatuan Rakjat Jang Tertindas” (KRJT), dan
menyerbu pos tentara di Kalimantan Selatan pada bulan Oktober 1950.
Pemerintah Indonesia awalnya berupaya menyelesaikan dengan cara
damai, namun Ibnu Hadjar yang sempat tertangkap dan dilepaskan untuk
membujuk pemberontak lain menyerah malah kabur dan meneruskan
pemberontakannya.
Daud Beureueh Aceh Latar belakang pemberontakan ini adalah penolakan dihapusnya provinsi 21 September 1953 17-28 Desember Para TNI
Aceh dan digabungkannya wilayah Aceh dengan Sumatera Utara. 1962
Pemberontakan ini berhasil diselesaikan dengan cara damai setelah
dilakukannya “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan Desember
1962, dan dibentuknya kembali Aceh, sebagai provinsi berstatus daerah
istrimewa.

3. APRA Kapten Raymond Jakarta dan Bandung Terjadinya perang APRA ini didasari dengan adanya hasil keputusan dari 24 Januari 1950 24 Januari 1950 Jenderal Engels
Westerling Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Agustus 1949. Keputusan ini lantas
membuat para tentara KNIL merasa khawatir akan mendapatkan hukuman
serta dikucilkan dalam kesatuan.Jakarta sendiri pada awal 1950 tengah
sering melakukan sidang Kabinet RIS untuk membahas kembali
terbentuknya negara kesatuan.
Sedangkan Bandung merupakan kota yang belum sepenuhnya dikuasai
oleh pasukan Siliwangi ditambah dengan Bandung sudah lama menjadi
basis kekuatan militer Belanda.
4. Andi Aziz Kapten Andi Aziz Makassar Latar belakang pemberontakan ini adalah sikap Andi Azis yang menolak 5 April 1950 8 April 1950 Alex Kawilarang
masuknya pasukan Apris dari TNI ke Sulsel dan mereka juga ingin
mempertahankan Keutuhan Negara Indonesia Timur (NIT) dari paham
barat(federal) . Pemberontakan tersebut terjadi karena adanya ketegangan
antara rakyat antifederal dengan rakyat yang setuju dengan paham federal.
sehingga terjadilah konflik dan pemberontakan antar rakyat dan dengan
pasukan Andi Azis.
5. RMS Dr. Soumokil Seram, Ambon, Bulu Mendemobilisasi mantan Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan orang 25 April 1950 November 1950 TNI
Maluku Selatan lainnya yang tetap setia pada mahkota Belanda,
melancarkan pemberontakan dan memproklamasikan kemerdekaan
"Republik Maluku Selatan". Pada 17 Agustus 1950, Presiden Indonesia,
Soekarno, memproklamasikan pemulihan negara kesatuan Republik
Indonesia.
6. PRRI Ahmad Husain Sumatera (meliputi Karena merasa kecewa terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat 15 Februari 1958 April 1958 Letnan Kolonel Rukminto
Sumatera Barat, Riau, maka pada 25 Februari 1958, ketua dewan Banteng Achmad Husain Hendraningrat
Jambi, dan memproklamasikan berdirinya Pemerintahan Revolusioner Republik
Kepulauan Riau) Indonesia dengan Syariffuddin Prawiranegara sebagai perdana menterinya.
7. Permesta Letkol Ventje Samuel Sulawesi, Nusa Ketidakpuasan Perintah Daerah atas pemerintah pusat. 14 Maret 1958 April 1958 Letnan Kolonel Rukminto
Tenggara, Maluku Hendraningrat
8. G-30-S/PKI Dipa Nusantara Aidit Lubang Buaya, Agitasi dan propaganda PKI menggunakan unsur-unsur pers yang sudah 1 Oktober 1965 4 Oktober 1965 MayJend soeharto
Jakarta timur didominasi PKI seperti Kantor Berita Antara dan Persatuan Wartawan
Indonesia (PWI). Melalui tokoh-tokoh utamanya, PKI membangkitkan
semangat progresif revolusioner dengan melakukan pidato-pidato agitasi di
forum pemerintahan maupun non-pemerintahan.
Isu Dewan Jenderal: Diciptakan oleh Biro Khusus PKI sebagai sarana
perang urat syaraf untuk menciptakan citra buruk terhadap pimpinan TNI AD
di mata masyarakat. Isu Dewan Jenderal disebarluaskan melalui anggota-
anggota PKI yang aktif. Agar isu tersebut memengaruhi Presiden Sukarno,
anggota PKI di DPRGR Sudjarwo Harjowasastro menyampaikan isu tersebut
untuk sebagai informasi intelijen. Di PKI sendiri, isu Dewan Jenderal juga
disebarluaskan sebagai materi agitasi politik bagi anggota-anggota PKI
dengan tujuan menanamkan kebencian dan sikap permusuhan terhadap TNI
AD. Oleh PKI, diisukan bahwa Dewan Jenderal terdiri atas sejumlah jenderal
TNI AD seperti Jenderal TNI A.H. Nasution, Letnan Jendral TNI A. Yani, dsb
yang mempunyai sikap anti-PKI. Isu Dokumen Gilchrist: Pada 15 Mei 1965,
Dr. Subandrio menerima surat- yang seolah-olah dibuat oleh Duta Besar
Inggris Gilchrist. Di dalam surat itu tertulis kata kata our local army friend,
yang memberi kesan seolah-olah ada kerja sama antara unsur-unsur TNI
AD dengan Inggris.

Anda mungkin juga menyukai