BSBSB
BSBSB
HAZAIRIN SH
BERDASAR KE TUHANAN
A. "Dan ada pula orang yang m~nanya tentang hal faraid, mengapakah
kito yang fihak Islam , baikpun sebagai Rakyat walaupun sebagai
Hakim mau me~jadi munafik katanya, yaitu mengaku beragama Islam,
mengakui Qur'an sebagai pokok keagamaan kita. Dasar keagamaan
kita, yang kita mesti beriman kepadanya, tetapi mengapo tak beriman
pada hukum faraid yang diperintahkan o.leh Allah bagi ashabu'lfaraid.
Apa jawab kita? Ini hanya umpama bagi menyatakan bagaimana orang
tidak merasa puas lagi bilamana hukum agama itu nasibnya hanya
akan diserahkan kepada kerelaan hukum adat untuk menerimanya"
1).
B. "Sei ..-na beberapa koli kita berganti U.U.D., dari U.U.D. 1945 ke
U.D.D. RIS. ke U.U.D.s. sampai akhirnya kembali lagi ke U.U.D.
1945, kita sebagai bangsa telah dihinggapi pelbagai penyakit jiwa,
kemerosotan akhlak, tidak bergengsi, tidak berkewibawaan dan remuk
perpecahan. Apa sebab? Kalau akibat dari sudut analisa dan
konstratering Dekrit, makajawabannya ialah karena selama itu U.U.D.
tidak dijiwai dan dirangkai oleh Piagam Jakarta. Malapetaka tersebut
adalah kutuk dari Allah, karenamenyalah gunakan Sila ke Tuhanan
Yang Mah. Esa dengan tidak dlperlukan syari'at Islam atas p,meluk
pemeluknya sebagai konsekwensi yang semestinya dari kepercayaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa itu" 2).
c.1. "Menurut theori Receptie itu hukum Islam an sich bukanlah hukum,
hukum Islam itu baru diakui sebagai hukum jika hukum Islam itu
telah menjadi hukum adat. Tergantunglah kepada kesodiaan
masyarakat adat pen dud uk setempat untuk menjadikan hukum Islam
yang bukan hukum itu menjadi hukum adat. Theori «eceptie yang
telah menjadi da rah daging kaum YUTist Indonesia yang dididik di
zaman kolonial b2ik di Jakarta (Batavia) maupun di !..eiden, adalah
sebagai theori iblis, menentang Qur'an dan menetang Sunah Rasul".
2. "Hai orang Islam, me ski pur. Qur'an melarang perzinahan dengan
ar-caman pidana , janaanlah engkau takut untui( berzinah itu selama
dalam masyarakat adatmu berzinah itu masih merupakan acara bebas"
3).
Songaja dicukilkan beberapa tulisan kata pengantar apa sesungguhnya
yang menjadi cita pezJuangan seorang ulama yang diberkahi Tuhan
•
48 MAJALAH FHUI
kealimall. Sebagai seorang muslim ia yakin dan pereaya negara dan bangsa
yang dengan raklunat dan kurnia Tuhan meneapai kemerdekaannya dan
dasar kenegaraan ditetapkan ke Tuhanan Yang Maha Esa dipaterikan dalam
fasal29 ayat I U.UD.1945 hanya akan meneapaikebahagiaannya,yang
disebut masyarakat adil dan makmur bilamana mendapat ridha Tuhan Yang
Maha Esa itu. Dan ridha demikian hanya dapat berwujud kalau hukum yang
berlaku dan diperlakukan adalah syari'at agama ataupun ;etidak-tidaknyo
tidak boleh bertentangan dengan syari'at Tuhan Hu. Kalaulah sudah nyata
demikian eita dan peIjuangan beliau dalam istilah agama disebut jihat,
layaklah bilamana dalam judul diat?s beliau digolongkan sebagai
MUIAHlDIN yang ingin menegakkan hukum berdasar ke-Tuhanan Yang
Maha Esa.
Sebagian dari tulisan itu oleh Penerbit Tintamas dihimpun dalam buku
diberi judul TUJUH SERANGKAI tentang HUKUM .TUIUH SERANGKAI,
karena terdiri dari 7 karya sedangkan diluar dari pada itu masih banyak
tersebar baik yang sempat dibukukan ataupun tidak. Patut kita bersyukur
kepada Tuhan atas upaya yang sangat terpuji itu, sehiogga memudahkan
penearian dan penemuan ilmu-ilmu itu disamping terpelil,"ra dan
terselamatlah buah fikiran seorang ulama pendidik yang pada bulan
Desember 1975 yang baru lalu , telah dipanggil menghadap Chaliknya .
"Inalillahi Waa Inna flaihi Raji'un".
Bilamana dibaea makna yang tersurat dan tersirat dari eukilan tersebut
tidak perlu lagi dipertanyakan siapa dall bagaimanakah sesungguhnya watak
ulam' besar dalam mengkonstatir, keeuali materi hukum,iuga konyataan
hid up masyarakat itu sendiri! Dari setiap tutur kata dan susunan kalimat
yang berwujud buah fikiran disampaikan seeara langsung dan terbuka apa
ada dan nyatanya. Tanpa mengenal zaman dan ketika , dalam periode orde
lamakah atau orde baru, tanpa memperdulikan ruang dan lingkup
liI'gkungan, seeara terbau.s diforum kuliah atau terbuka diseminar,
pend"J.c!!ya dalam setiap kesempatan yang memungkinkan, beliau berusaha
mendambakan dirinya sebagai seorang makhluk yang BERENDAH DlRI
terhadap Chaliknya MERENDAH HATI terhadap sesama manusia.
la berbuat dan beramal secara tulus dan ikhlas tanpa parnrih dari dan
terhadap siapa, kecuali karena dan kepada Chaliknya semata-mata,
SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 49
BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA
walaupun pada hakekatnya hasil cita-cita dan amalnya dimaksudkan untuk
kemanfaatan manusia secara keseluruhan. Memang yang demikian termasuk
ajaran agamanya yang secara tegas atau kias dalam firm an Tuhan selalu
diperingatkan:
Demikian pula tentu tidak akan lernial dalam hatinya unluk berbuat
dan berkata melebihi sifat dan kedudukannya sebagai manusia biasa, karena
sungguh disadari Rasul junjungannya sekalipun mengakukan diri hanyalah
sebagai manusia biasa!
Semoga demikian pula tentunya seliap diri kita atau orang yang
mengaku dirinya ummal Rasulullah itu.
Karena itu kit a akan berdosa, bilamana menempatkan dan
mendudukkan diri beliau melanggar keimanannya itu. Tetapi sangat terpuji
sebaliknya dalam rangka melanjutkan cita-eita yang baik dan mulia dari
seorang Guru Besar dan bukan "Maha Guru" karena predikat Maha-Guru itu
menurut pendapat kami hanya menjadi hak Tuhan, kalaulah oleh seliap
bekas mprid didiknya yang mengakui kebesaran ilmu "jarannya lanpa
bertaqlid termasuk _diri kami sempat mendapat Hmu dan menyertai
kedalaman 'ilmu beliau itu selayaknyalah merasa dipanggil untuk
meneruskan dan menyebarkan ajaran kebajikan itu.
Dengan cara dan ciri khas yang tidak atau jara~g dimiliki oleh ora.1g
lairi dilingkungan Guru-Besar belmu mengungkapkan daIil-dalil pandangan
demikian pula dasar-dasar penarikan garis hukum yang selalu dikembalikan
kepada dua sumber utama hukum yakni Qur'an dan Sunah, tetapi dengan
selalu mengembangkan ijtihad dan membasmi ke-faqli dan penyebab
kebekuan dan kepudaran Is!am cebagai Agama yang sesungguhnya
membawa kedamaian hinup antar Manusia, tetapi nyatanya tidak demikian .
Melalui Ijtihad inilah belmu ingin membina dan mengembangkan suatu
mazhab khusus disebut mazhab Indonesia yang berkesesuaian dengan
kepribadian Bangsa.
SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 51
BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA
Perubahan cara berfikir demikian sudah barang tentu akan
mengundang pula perbedaan pendapaf, karena faktor sejarah pengaruh
mamab yang be rasa I dari Arab sudah teclampau mendalam akarnya
terhunyam dikalangan Masyarakat Islam di Indonesia, sehingga menyulitkan
memperbedakan apa itu Arab apa pula Islam. Sehingga memasuki arena
yang sangat rawan itu mengandung resiko karena faktor fanatisme,
boleh-boleh nanti disebut kelua, dari Islam. Jelaslah sikapnya itu tidak lain
dari didorong oleh rasa ketulus-ikhiasan ingin menunjukkan kecintaannya
yang mendalam terhadap Bangsa dan Negara kurrtia-rakhmat Tuhan itu. Ia
tidak ingin hukum yang mcnjadi landas keimanannya masih terus
ditempatkan dalam keduduk~n yang tidak ,elayaJ<nya itu.
Mungkinkah karena mengonstratir adanya kelalaian ini sampai beliau
berkesimpulan seperti dicukiD<:an diatas sub. B awal tulisan, Bangsa ini
dihinggapi pelbagai penyakit jiwa, kemerosolan akhlak, tidak bergengsi,
tidak berwibawa dan dapat ditafsirkan Tuhan menurunkan malapetaka
sebagai kutukan-NYA?
Jawabannya ialah wallahu alam bisawab! Setiap diri kita tentunya
akan lebih tepat memberikan jawabannya. Tetapi harapan kita jauhlah
hendaknya dari keadaan seperti itu.
Apa dan bagaimana reaksi yang timbul tanpa tedeng aling-aling secara
biak-blakan baik diforum terbuka atau terbatas diorbitkan cita dan
pandangannya menentang dipeclakukan hukum adat sebagai hukum hidup
sebaliknya hukum Islam tidak. Mungkin bagi golongan tertentu cara
demikian dianggap kurang serasi dan tidak tepat dan benar. Bagi golongan
yang tidak sependapat ini, hukum adat ialah hukum positif yang
mengandung nilai hukum yang berasal dari nenek leluhur, dan merupakan
kepribadian yang telah membudaya. Sebaliknya Hukum Islam ialah
menyangku,t soal pribadi jangan dibawa-bawa kebidang hukum itu urusan
seseorang derigan Tuhannya. Disinilah keu:likan beli~u tanpa ragu-ragu
r.1enelanjangi dan menudmg sesu.!u tea,d aan dan kenyataan, k'iau menurnt
hematny,dldak benar dan lidOk tepat dali patutdiluruakan. '
_ ; Contoh yang sangat popuJer.dikalangan ilmu dan Sarjana Hukumialah
Theori ,Receplie. Diindentifisir" sebagai Theori iblis, . dikwalifisir sebagai
bertujuan menentang lman orang hlam' dan bagi yang , secara sadar
meiaksanakannya 'disebut munafLk Termasukkah Hakiirn-Hakim diantaranya
sebagai pelaksana peraturan hukum seperti itu?
Demikianlah kenyalaannya tanpa memilih saat dan ketika, tidak
mengenal :zaman orde lama dan orde baru seperli telah diutarskan diatas,
beliau dengan penuh keyakinan tanpa memperhitungkan berkawan ataukah
sendirian berjuang untuk menegakkan kebenaran yang menurut hematnya
itulah kebenaran .
)
52 MAJALAH FHUI
f
SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 53
'BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESt(
.Prof Mr DLHAZA[RIN len lang mullak berlakukan syari'al Agama bagi
pemeluknya. Oleh golongan yang meragukan itu lidak akan dapal
menerima berlakunya hukum syari'al. Bahkan besar kemungkinan akan
diissukan sebagai berlentangan dengan Panca Sila itu sendiri diserlai pula
pengual luduhan memperkosa kerukunan beragama yang sangal rawan
untuk diperdebatkan' Mungkin pula sampai pada puncaknya hendak
mendirikan Negara Islam. OIeh beliau kemungkinan issue-issue demikian itu
sudah diperhitungkan sebagaimana telah disiapkan jzwaban, anlara lair.:
"Kekualiran ilu tidak perlu ada, karena Piagam Jakarla itu merupakan
?erjanjian ar.tara 9 tokoh represenlalief Rakyal Indone3ia yang secam
golong royong antara semua aliran dan Agama hend:llc mendirikan
Negara Republik Indonesia atas dasar Panca Sila seeara gotong rayong
mempertahankannya dan seeara golong-royong membangunnya".
Sewaktu pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan
Kemerdekaan Indonesia maka landasan satu-satunya bagi proklamasi
atas nama Bangsa Indonesia itu hanyalah Piagam Jakarta itu yang
mcrupakan satu kontrakl perjuangan yang fondamentil unluk seluruh
Bangsa Indonesia yang ditanda tangarti oleh 9 orang wakilnya yang
representatief.
Kontrakt tersebul adalah perjanjian antara orang Islam dan bukan
Islam untuk bersama-sama menyusun Negara Republik Indonesia atas
dasar Panca Sila, bukan alas dasar Islam"6).
tindak/.mal d.d silo pert.ma itu. Oleh seb.b itu tent.ng segal. sesu.tu·dari
4 silo itu baik pengerlian, pen.fsiran d.n pener.p.nny. h.rus d.p.t diuji
keser.si.nny. deng.n silo pert am. b.gi kehidupan bangsa dan Negar •. Sila
pertama .k.n mustahil bertentangan dengan 4 silo lainnya. Tetapi 4 sila lain
itu mungkin akan bertentangan dengan sila pertam •. Karena alasan itulah
akan terjadi perbedaan keadil.n sosial menurut pengertian Negara
Barat/Kapit.lis, dan Negara Sosial/Komunis dengan apa yang kita .nut dan
faharni.·
Singkatnya kalau keempat sila atau salah satu sila tidak dapat diujikan
k'pada sila ke-Tuhan.n Yang Maha Esa akan terjadilah penilaian buruk baLle,
tepat lidaknya 'esuatu nilai dui sila-sila ilu disele,akan menurul
kepentingan Manusia sesuai dengan cora!< k?masyaraY.atan, cid kebudayaan
dan poliliknya yang disebul seeulair itu. Piliam demikian lerpengaruh
karena memandang hukum sebagai gejala sosial semata·mata oleh sebab itu
menjurus kepada pandangan yang bersifat relatief dan subyektieL Dan yang
demikia., ilu tidak :'oleh dibiarkan berkembang, karena membahayak.n arti
dan kehidupan Panea Sila. Oleh sebab ilu harus diberi pengertian arli dan
hubungan sila perlama terhadap 4 sila lainnya!
Kalau masih pula ada keraguan len lang arti nilai dan urul.n sila y.ng
lima ilu akan sukarlah berbieara dan tidak ak.n mungkin diajak bieara,
karena bahas.nya sudah tidak sarna. Sebenarnya V.V. No . 14 lahun 1970
dengan fasal 4 ayat I lelah memberi j3waban yang dengan tegas alas
perbedaan pendapal ilu, ·ialah keadilan yang harus dilakukan tidak boleh
berlentangan dengan ke Tuhanan Y109 Maha Esa, tetapi kalau mernang
tidak/belumd.pal menerimanya telah selesailah pengajian.
Sebagai eontoh adanya penerap.n hukum yang berlenlangan dnegan
fasal 4 ayat 1 V.V . No. 14 tahun 1970 itu, berasal dari warisan theori
reeeplie dan dihubungkan dengan fasal 27 ay.t I V.V. No. 14 tahun 1970,
ialah:
"manggih koyo di Jawa Tengah, menampang membangkil .nak yang
SYah pad~ isteri orang lain dengan seizin sisuami di Minahasa "(6).
Conloh seperli ilu pula anla,a lain: mengangkat anak menurut adal Jawa
yang kedudukannya sarna de'ngan anakkandung.
Oleh sebab ilu berpijak lolak alas iman kepada sila pertama, seeara
lebih .konkrilnya lagi iman berdasar agam. yang diperlukannya, bilarnana I
masih ad. keraguan lenlang daUr ProLMr.Dr.HAZAIRIN, bahwa syari'at
Agam. harus berlaku see.ra posilif bagi pemeluk-pemelukny. t.np. keeu.1i,
adalah bersebab karena belum meng-imani ke Esaan Tuhan ilu sendiri sesuai
dengan ajaran Agamany.. '
Insy. Allah dibukakan hati, ,mata telinga mereka sehingga lersingkir
dari gol0ngan y.ng disebul Tuh.n Jalam Qur'.n surah al-Baqarah ayal 70.
Berdasar penilaia,n ada::ya perbedaan pe"dap.t d'ilingkungan pemeluk
Agarna Ishun sendiri, perbedaan mana timbul karena karaat
keimanan/tauhid belum selingkat, tanpa bermaksud memperbincangk.n
Agarna lain yang ' diakui hak , hidupnya di Negara kita inL khusus bagi yang
SEORANG ' MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 55
BERDASAR KE-TUHANAJII YANG MAHA ESA
m:ngakjl, diri'lY", b~ragama ,Islam.deng~n pembuktian pelafasa.npua ~lirnah
SXah~da.t, S\;bagai ~o nsekwcnsi dar\ ~ Rukun irnan ~yakni percaya kepada
kitab -kitab Allah mutlaklah diterirnanya secara bulat keberlakuan hukum
Tuhan .yang terkandung dalam , kitab-kitab-NYA, dalam haL ini Qur'an
sebagai kiiab terakhir, 'diseriai peiengkap' e'mglaksanaannya disebut Sunnah'
Nabi. D~a . sumber hukuni yang mutlak diier,irna, kalau bel)llr mengaku
qeragama Islam dalam pengaturan hukum bagi dirinya haik sebagai anggota
Masyarakat juga dengan Tuhannya, '
_ . Kalau yang demikian itu belum menjadi keyakinan akan sang.t
membahayakan tidak saja bagi dirinya sendiri, karena termasuklah dia
kepada salah satu dari 3 golongan Manusia, yaitu:
~
~r~:jK1t~~~~~~~:E Bsa.pelaksanaa.~
Mahadan hukum itu sesuai dengan
bil:am:ana setelah berlakunya V.V.' No . 19 lahun
:1~~~~t~;~t~:ft~,~~ No. 14 tahun 1970 itu sampai sekarang masih
1! Hukum yang belum menerirr.a dan meyakini
:c. , •.;1;.1 berdasar ke Tuhanan
Yang Maha Esa itu sebagai sesuatu
. Y':'0i~y'an.g.h'iluS ,dipett'tngg:ung ja)Vab kan.
lel,m,di"Ltar:ak:an terutama bagi para Hakim untuk mengetahui
dan atau' me~gehl ,.• taupun; mampu menguji nilai-nilai keadilan yang •
ber-ke-Tuhanan itu seperti dipe,intahkan fasa! 4 ayat I ·yo. fasal 27 ayat I
V .V . No. 14 tahun 1970 harus dipergunakan lala cara penafsiran, penggalian
nilai-nilai hukum hW<um yang ber-ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan tidak
dibenarkan mempergunabn cara penahanan yang seculair, yakni hukum
ialah semata-mata suatu segi gejala sosia!.
S~ba~ai contoh sederhana ten tang kesalahan penerapan prinsip hukum
seperll ItU la!ah:
SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 57
BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA
a. . D'\lam faham h"kum seeulair:
Hukum baru ada kalau lebih dari satu orang, dalam arti baru
akan ada kemungkinan pertentangan kepentingan satu sarna
lain. Dari pemahaman seperti ini yang ditonjolkan ialah
kepen!ingan ,disebut hak. Pada umumnya seseorang akan
merasakan sangat dirugikan kalau dilanggar haknya. Tetapi tidak
merasa bersalah apalagi dirugikan kalau ia melupakan
kewajibannya.
b. Sebaliknya bliamana berdasar pengertian hukum Pane" Sila
(ber·Tuhan) seandainya hanya ada satu orang sajapun, ia sudah
harus berhukUlH. Berhukum dalam pengortian ia sela;u
mengindahkan kewajiban.
Kita tidak akan mampu atau tidak dapat memberantas segala IUpa
kejahatan itu, kalau hanyalah meliba.t kan pemberantasan tentang
akibat-akibat. Pemberantasan akibat adalah MUSTAHIL Yang harus
diberantas ialah PENYEBAB dan penyebab ini iaiah seperti dikonstatic ada
pada diri sendiri. Menipis, menurunnya ataukah rlmngkin meniadanya rasa
SUSILA dalam kehidupan golongan Masyarakat yang 3eyogyanya memberi
contoh dan teladan 'sat,gat disayangkan untuk ini sewaJarnyalah kita
bennawas·diri.
Adalah merupakan ayat Tuhan dalam rangka penulisan ini, oleh harian
Kompas tanggaI 22 Jull 1976 dimuat tulisan Y.BMANGUNWIJAYA,
beIjudul: PESAN SANG GERMO. Tanpa perlu memberi ulasan cukup jelas
dan tandas, jerit tangis SANG GERMO. Air mata hanya ada k.lau musibah
menimpa dirinya kalau kepada orang lain itu bukan urusannya. Sebaliknya
dalam memperaleh rezeki tanpa hak ujf pemeo ialah mumpung dan
usahakan memanfaatkan scliap kesempatan Halal tid,k halal tidal< perlu
diperkamuskan. Asal untung diawak puntung diurang tidakjadi penghalang.
Suatu sketsa kehidupan yang sangat tragis yang terjadi disementara kaIangan
dan kehidupan kita. Mudall·mudahan tulisan itupun bukanlah fakta
kebenaran, tetapi patut menjadi perhatian.
Menyadari dan menginsyafi gejala demikian itulah sebagai seorang
hakim dalam tilgas sehari·hari melibat borak·borok penyakit yang sangat
mengganggu keserasihan hidup ini kami ikut prihatin atas tulisan tersebut.
Pelanggaran susiIa, didorang oleh rangsangan tempat tempat maksiat,
penipuan yang diperlicin oleh tempat .tempat casino satu sarna lain sangkut
bersangkut mempercepat, memperluas a!dbatnya. Sesungguhnya secara
landas telan diperingatkan Tuhan, a1-
"dan jangan kamu menghampiri.zinah, karena ' sesungguhnya itu
adalah sesuatu perbuatan yang memalukan, dan satu kejahatan yang
membukakanjalan·bagi Iain~ain kejahatan' (Surah al Isra 32).
Kembali kepada kita sekarang untuk berenung dan bermawas diri,
tentang peringatan Tuhan itu! Dalam memahami keadaan itulah kami
semakin lama semakin bertanya, apabiIa kebudayaan sejak tahun 1950 telah
disinyalir dan dikemukakan oleh Guru kami itu bangsa kita ini masih belum
berakhlak berkesusitaan Nasional tidakkah akan ' menjadi perhalian kita
untuk memperbaiki keadaan itu agar apa yang dikemukakannya sebagai
ciri.bangsa yang bangsa kalau dikatakan bangsa beradat bangsa yang
ber·Tuhan tetap kita pelillara.
Harapan beliau ialah a!ltara lain:
"adalah dua macam ucapan yang saya percaya sampai sekarang ini dan
juga buat masa yang akan datang dalam hati malahan saya katakan
untuk seIama·lamaaya tetapi akan dirasakan oleh Bangsa Indonesia
SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK RUKUM 61
BERDASAR KE-TURANAN YANG MARA ESA
sebagai eelaan-celaan Nasional yang sangal hebal, yakni ueapan "Iiada
beradal" dan ueapan "Iidak ber-Tuhan" walaupun sekali yang lerken,
ueapan itu mungkin rnernpunyai pengertian ke-Tuhanan yang berlainan
dari pengerlian ke:ruhanan Yang Maha Esa. Menerima ajar 'Iidak lallU
hukum adat" alau "tidak lahu hukum Agarna" belumlah perasaan
akan lergoneang, akan lelapi disifalkan sebagai 'Iidak beradal' alau
"Iidak ber-Tuhan" akan dirasakan sebagai eacian alau penghinaail,
yang dapat rnenimbulkan marah, setidak-tidaknya sebagai eelaar. yang
akan rnenirnbulkan perasaan malu" (I 0).
"Siapa yang membual sunnah yang baik maka ia mendapal pahala dan
pahala orang.orang yang mengerjakannya sampai hari kiamal . dan
siapa yang membual sualu sunnah yang buruk maka ia menanggung
dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya sampai hari
kiamal" (II).
Bilamana yang demikian ilu ialah ni'mat yang kila harus berlasyakkur
karenanya Tuhan-pun sudah menjanjikan .
62 MAJALAH FHUI
,.
. ;'
-I