Anda di halaman 1dari 19

HUKUM DESIGN INDUSTRI DAN RAHASIA DAGANG

Nama Dosen Pengampu : Samsul Arifin,S.H.,M.H.

Nama Penyusun : Hendri Marhongky


Fakultas Ilmu Hukum
Npm 18810018

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO


TAHUN AJARAN 2020/2021

i
ABSTRAK

Desain Industri timbul ketika Pemegang Hak Desain Industri yang memiliki
hak eksekutif untuk melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya, akan
tetapi dipergunakan atau ditiru oleh orang lain, seperti kasus tentang Desain
Industri Bolpoin, secara Hukumbagi Pengadilan Niaga Jakarta Pusat untuk
menyatakan Pendaftaran yang dilakukan Tergugat I dengan nama Pendesain
Tergugat II pada kantorTergugat III sebagaimana dalam Nomor Pendaftaran : ID
O O23 6O2 – D bertanggal 28 Juli 2011, berjudul PENA BOLPOIN telah
menggangukepentingan Penggugat sehingga Desain Industri tersebut harus
dibatalkan secara Hukum.
Permasalahan dalam tulisan ini adalah Perlindungan Hukum Desain Industri
terdaftar di Indonesia dan Penerapan Perlindungan peraturan Desain Industri
terdaftar BerdasarkanPrinsip Keadilan menurut teori keadilan John Rawls
terutama yang berkaitan dengan Putusan Nomor 35 PK/PDT.SUS-HKI/2014.
Penelitian ini menggunakan pendekatan Yuridis Normatif, yaitu pendekatan
secara yuridis karena penelitian bertitik tolak pada peraturan Desain Industri
yangdigunakan dalam Pelaksanaan Desain Industri terdaftar terhadap prinsip
keadilan dan sejauhmana Perlindungan Hukum Desain Industri terdaftar di
Indonesia.
Hasil pembahasan dan analisis bahwa Perlindungan Hukum Desain Industri
memiliki jangka waktu 10 tahun sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Undang-Undang
No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri dan Penerapan Perlindungan Desain
Industri terdaftar berdasarkan prinsip keadilan oleh John Raws, berkaitan dengan
Putusan Nomor 35 PK/Pdt.Sus-HKI/2014, putusan pengadilan belum berdasarkan
prinsip keadilan.
Saran yang dapat disampaikan antara lain Bagi Pemegang Hak Milik Desain
Industri dapat mempublikasikan Desain Industrinya secara seluasluasnya, agar
dapat diketahui oleh masyarakat banyak dan Bagi Pengusaha untuk Tata Cara
Permohonan Pendaftaran harus sesuai dengan Pasal 13 Undang-Undang No.31
Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum Desain Industri, Prinsip Keadilan Menurut
Teori Keadilan John Rawls

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan
RidhoNYA, dalam rangka memenuhi tugas terstruktur sebagai mahasiswa pada
Program Ilmu Hukum fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Metro, saya
diberi kesempatan untuk dapat mengangkat suatu bahasan akademik yang
berhubungan dengan Hukum Design Industri dan Rahasia Dagang Sebagaimana
yang telah saya utarakan diatas pemilihan tema dan bahasan berkenaan dengan
Putusan dilatar belakangi oleh realita kasus yang dipandang dari sudut Kajian
keilmuan.

Mengemukakan suatu tanggapan ilmiah dirasa penting dalam rangka


memberikan ide dan pemikiran baru dalam suatu penegakan hukum persaingan
usaha yang adil dan fair, mengingat ketidak pedulian dan ketidak adilan masih
dirasakan pada kelompok ekonomi yang kecil.

Hal inilah yang mestinya dilakukan dan dipikirkan oleh pihak-pihak berwenang
yang memiliki kompetensi dalam rangka menciptakan bentuk regulasi tetang
sistem Pengawasan persaingan usaha yang sehat dan kompetitif tanpa
mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. demikian sedikit
pengantar dalam ranggka penulisan makalah ilmiah, atas perhatian dan dukungan
semua pihak diucapkan terima kasih.

Metro, 8 Juli 2021

Hendri Marhongky

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
ABSTRAK............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.............................................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Design Industri Hak Design Industri............................................ 4
2.2 Dasar Hukum.............................................................................................. 5
2.3 Ruang Lingkup............................................................................................ 5
2.4 Pengertian Rahasia Dagang........................................................................ 6
2.5 Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang dan Penyelesaiannya.... 7
2.6 Perlindungan Terhadap Design Industri..................................................... 10
2.7 Cara Pendaftaran......................................................................................... 11
2.8 Pengalihan Hak Design Industri................................................................. 12
2.9 Sanksi Atas Pelanggaran............................................................................. 13
2.10 Pembatalan Pendaftaran Design Industri.................................................. 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan................................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa,
hukum Agama dan hukum Adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik
perdata maupun pidana, berbasis pada hukum Eropa kontinental, khususnya dari
Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah
jajahan dengan sebutan Hindia Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum Agama,
karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi
hukum atau Syari'at Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,
kekeluargaan dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum
Adat, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat
dan budaya-budaya yang ada di wilayah Nusantara.
Sejalan dengan berkembangnya pertumbuhan ekonomi maka
berkembang pula kehidupan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
terutama pada sektor industri dan perdagangan. Dimana dari sektor industri
itulah berbagai produk yang beranekaragam dihasilkan dengan menggunakan
teknologi-teknologi yang cangggih dan modern. Yang mana hal tersebut
dipersiapkan untuk menghadapi persaingan yang lebih berkompeten dalam era
globalisasi. Dalam menghadapi persaingan tersebut sekarang ini diharapkan
pertumbuhan ekonomi sangat memerlukan atau tidak mengesampingkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Karena Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah
satu faktor yang dominan dalam memenangkan persaingan dengan
menggunakan keunggulan berupa kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
yang sangat berkaitan dengan bidang kekayaan intelektual.
Dengan itu Hak Atas Kekayaaan Intelektual menjadi sangat penting,
dikarenakan Hak Atas Kekayaaan Intelektual merupakan sesuatu Undang-
undang yang dibuat untuk melindungi mengenai bidang-bidang yang
bersangkutan dengan kekayaan intelektual serta untuk menghindari
kemungkinan pemalsuan atau persaingan yang curang.Dengan adanya
persaingan tersebut maka Hak Atas Kekayaaan Intelektual mempunyai peranan
yang sangat penting untuk melindungi agar pemalsuan itu tidak terjadi dan Hak

1
Atas Kekayaan Intelektual mempunyai kaitan yang sangat erat terhadap Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi maupun Ekonomi. Disebabkan Hak Atas Kekayaan
Intelektual merupakan hak yang berasal dari hasil kegiatan kreatif suatu
kemampuan daya pikir manusia yang di ekspresikan dalam berbagai bentuk
yang memiliki atau mempunyai manfaat dan berguna dalam kehidupan manusia,
yang artinya bahwa Hak Atas Kekayaaan Intelektual adalah suatu bentuk
kekayaan bagi pemiliknya dan dari kepemilikannya itulah seorang mendapat
keuntungan. Sehingga dengan hasil karya yang diciptakan itu akan mempunyai
peranan penting bagi ekonomi serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Di dalam bidang milik intelektual (Intelektual Property), ada bidang yang
di khususkan berkenaan dengan Ilmu Pengetahuan dan diterapkan dalam
industri, dimana pengetahuan dibidang ini sering disebut sebagai Hak Atas
Kekayaan Industri. Yang utama adalah hasil penemuan atau karya-karya yang
dapat digunakan untuk dieksploitasi dalam industri. Penggunaan dibidang
industri inilah yang merupakan aspek terpenting dari Hak Atas Kekayaan
Industri. Hak Atas Kekayaan Industri dibagi menjadi lima bagian yaitu Paten,
Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, dan Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Dalam perkembangan perindustrian untuk menciptakan produk industri
memerlukan rancangan model sebuah produk yang sering disebut desain industri
dalam mengeluarkan produk tersebut dipasaran. Dan untuk melindungi desain
industri ini maka diperlukan pengaturan tersendiri dalam Undang-Undang yang
bersangkutan dengan desain industri tersebut yaitu dalam Undang-Undang
Nomer. 31 tahun 2000.

1.2 Batasan Masalah


Dari latar belakang di atas disebutkan bahwa di dalam bidang milik
intelektual (Intelektual Property), yang khusus berkenaan dengan Ilmu
Pengetahuan dan diterapkan dalam industri. Dimana pengetahuan dibidang ini
sering disebut sebagai Hak Atas Kekayaan Industri (HAKI) yang dibagi menjadi
lima bagian yaitu Paten, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, dan Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu. Penulis merasa terlalu luas jika harus membahas
secara keseluruhan tentang Hak Atas Kekayaan Industri ( HAKI). Oleh karena

2
itu penulis hanya akan membahas Hak Atas Kekayaan Industri tentang Hak
Desain Industri.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pembuatan makalah ini yaitu
untuk mengetahui lebih lengkap tentang desain industri dan sejauh mana
perkembangan desain industri yang ada di Indonesia.
Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan makalah ini berdasarkan
tujuan diatas adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang menjadi dasar hukum hak desain industri.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara mendaftarkan desain industri.
Untuk mengetahui sanksi atas pelanggaran desain industri.

3
BAB II
PEMBAHASAN
David I Brainbridge dalam bukunya Computer and The Laws memberikan
penjelasan arti desain. Menurutnya desain merupakan aspek-aspek dari atau
fiturfitur yang terdapat pada suatu barang. Sementara itu Jeremy Phillips dan
Alison Firth menyatakan bahwa desain mencakup segala aspek tentang bentuk
atau konfigurasi susunan baik internal maupun eksternal baik yang merupakan
bagian maupun keseluruhan dari sebuah benda. Dari pendapat ini dapat
dikemukakan bahwa desain merupakan suatu aspek-aspek yang mencakup pada
bentuk dan konfigurasi.

2.1. Definisi Desain Industri Hak Desain Industri


a. Desain Industri

Menurut Undang-Undang Desain Industri No. 31 Tahun 2000 BAB I


Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (1) yang menyatakan:“Desain industri adalah suatu
kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau garis dan
warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi
atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, kerajinan tangan.“
Dari pengertian ini tampak bahwa salah satu yang disebut dengan desain
industri itu adalah suatu kreasi bentuk, konfigurasi dan komposisi garis atau
warna yang memberikan kesan estetis dan dapat dipakai untuk menghasilkan
kerajinan tangan. Jelaslah, bahwa desain industri yang dihasilkan oleh pengrajin
sebenarnya masuk dalam cakupan desain industri sebagaimana yang dirumuskan
dalam UU Desain Industri. Ketika desain industri yang dihasilkan oleh pengrajin,
maka patutlah untuk diberikan perlindungan hukum. Perlindungan hukum
diberikan agar desain industri yang dihasilkan pengrajin tidak ditiru atau
dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak berhak. Untuk desain industri yang dapat
dilindungi hendaknya desain industri tersebut memenuhi beberapa kriteria.
Kriteria yang dimaksudkan meliputi pada: Pertama, desain industri tersebut baru.
Artinya, tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya; Kedua,

4
Tidak bertentangan dengan moralitas/kesusilaan; Ketiga, merupakan satu desain
industri/beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain industri
yang memiliki kelas yang sama dan; Keempat, desain industri yang didaftarkan
tidak ditarik kembali permohonannya.
Apabila keempat kriteria ini telah dipenuhi, maka desain industri dapat
didaftarkan. Konsekuensi dari pendaftaran desain industri, maka desain industri
diharapkan akan mendapatkan perlindungan hukum. Perlindungan hukum atas
desain industri diberikan terhitung sejak tanggal penerimaan. Jangka waktu
perlindungan yang diberikan oleh UU Desain Industri adalah untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun.

b. Hak Desain Industri


Apabila Pendesain/pengrajin mengajukan permohonan pendaftaran ia akan
mendapatkan hak desain industri sekaligus sebagai pemegang hak desain industri.
Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada pendesain (pengrajin) atas hasil kreasinya untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak tersebut.

2.2. Dasar Hukum


Dasar hukum desain industri yaitu Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri

2.3. Ruang Lingkup


Terbitnya UU mengenai Desain Industri memang tergolong baru – UU
Nomor 31 Tahun 2000 yang berlaku sejak 20 Desember 2000. Pendaftarannya
sendiri baru dimulai pada 16 Juni 2001. Tak heran, bila desain industri kalah
beken dibandingkan Hak Cipta, Paten atau Merek. Padahal desain bagi
masyarakat menjadi indikator akan nilai sebuah produk. Lihat saja, bagaimana
desain telepon selular, mobil, motor, produk elektronik atau produk lain berubah
demikian cepat. Dengan desain yang semakin menarik maka nilai sebuah produk
ikut terdongkrak.

5
Menurut UU desain industri pasal 1 ayat (2) menyatakan : ” Pendesain
adalah seorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain Industri”. Hak
Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru. Desain Industri
dianggap baru apabila pada Tanggal Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak
sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Suatu Desain Industri
tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6
(enam) bulan sebelum Tanggal Penerimaannya, Desain Industri tersebut telah
dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional ataupun international di Indonesia
atau di luar negeri yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau telah digunakan di
Indonesia oleh Pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan pendidikan,
penelitian, atau pengembangan.
Berdasarkan pada ketentuan Pasal 9 UU Desain industri ditegaskan bahwa
hak eksklusif yang dimiliki oleh pemegang hak desain industri mencakup pada:
Pertama, hak untuk melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya; dan
Kedua, hak untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang
diberi hak desain industri. Hal yang harus diketahui meskipun pemegang hak
desain industri mempunyai hak eksklusif bukanlah berarti tidak ada pembatasan.
Sesungguhnya ada pembatasan yang diberikan oleh UU Desain Industri.
Pembatasan itu terletak tatkala desain industri yang telah terdaftar tersebut dipakai
untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari pemegang hak desain industri.
Perlindungan terhadap Hak desain Industri diberikan untuk jangka waktu
10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.

2.4 Pengertian Rahasia Dagang


Menurut Undang-Undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang (UURD),
khususnya pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “Rahasia Dagang adalah informasi
yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/ atau bisnis, mempunyai
nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya
oleh pemilik Rahasia Dagang.” Sedangkan yang dimaksud dengan hak Rahasia
Dagang adalah hak atas Rahasia Dagang yang timbul berdasarkan Undang-
Undang Rahasia Dagang.

6
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dilihat bahwa Rahasia Dagang adalah
sebuah informasi yang sangat berharga untuk perusahaan, karenannya harus
dijaga kerahasiaannya. Keberhargaan informasi ini timbul karena informasi
tersebut dapat mendatangkan keuntungan ekonomis kepada perusahaan.

2.5 Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang dan


Penyelesaiannya
Kebutuhan akan perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang sesuai pula
dengan salah satu ketentuan dalam Agreement on Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs) yang merupakan lampiran dari
Agreement Establishing the World Trade Organization on Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia), sebagaimana telah
diratifikasi oleh Indonesia dengan UU No. 7 Tahun 1994. Adanya perlindungan
tersebut akan mendorong lahirnya temuan atau invensi baru yang meskipun
diperlakukan secara rahasia, tetap mendapat perlindungan hukum, baik dalam
rangka kepemilikan, penguasaan, maupun pemanfaatan oleh penemunya. Untuk
mengelola administrasi Rahasia Dagang, pada saat ini pemerintah menunjuk
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Hak Atas
Kekayaan Intelektual untuk melakukan pelayanan di bidang  Hak Atas Kekayaan
Intelektual.
Perlindungan atas rahasia dagang diatur dalam Undang-undang Nomor 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang (UURD) dan mulai berlaku sejak tanggal 20
Desember 2000. Undang-Undang Rahasia Dagang No. 30 Tahun 2000
memberikan lingkup perlindungan Rahasia Dagang yaitu meliputi metode
produksi, metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang
teknologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum.
Suatu Rahasia Dagang akan mendapatkan perlindungan apabila informasi tersebut
bersifat :

7
 Bersifat rahasia, maksudnya bahwa informasi tersebut hanya diketahui oleh
pihak tertentu atau tidak diketahui secara umum oleh masyarakat.
 Mempunyai nilai ekonomi, maksudnya bahwa sifat kerahasiaan informasi
tersebut dapat digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha yang bersifat
komersial atau dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi.
 Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya apabila pemilik atau para pihak
yang menguasainya telah melakukan langkah-langkah yang layak dan patut.

Dalam ranah HAKI pada dasarnya perlindungannya berintikan pengakuan


terhadap hak atas kekayaan dan hak untuk menikmati kekayaan itu dalam waktu
tertentu. Artinya selama waktu tertentu pemilik atau pemegang hak atas HAKI
dapat mengijinkan atau melarang untuk mengetahui atau menyebarluaskan
informasi Rahasia Dagang.
Pelanggaran Rahasia Dagang terjadi apabila seseorang dengan sengaja
mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau mengingkari
kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang
bersangkutan. Untuk mengatasi adanya pelanggaran tersebut maka amat
diperlukan perlindungan hukum bagi pemilik dan atau pemegang HAKI yang
bersangkutan.
Apabila seseorang merasa pihak lain telah melanggar hak Rahasia Dagang yang
dimilikinya, maka ia sebagai pemegang hak Rahasia Dagang atau pihak lain
sebagai penerima lisensi dapat menggugat siapapun yang dengan sengaja dan
tanpa hak Rahasia Dagang. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak
lain apabila ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara
yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia Dagang pihak
lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 atau Pasal
14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Sebagai contoh, menurut pasal 4 UURD ”pemilik hak Rahasia Dagang memiliki
hak untuk menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya, memberikan
lisensi atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia Dagang atau

8
mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang
bersifat komersial”.  Terhadap pasal tersebut, gugatan yang kita ajukan dapat
berupa gugatan ganti rugi dan / atau penghentian semua perbuatan. Dan berbeda
dengan gugatan HAKI lainnya, gugatan mengenai perkara Rahasia Dagang
diajukan ke Pengadilan Negeri.
Berkaitan dengan hal di atas, harus ditentukan pula kapan sebenarnya suatu
perbuatan dikatakan telah melanggar Rahasia Dagang milik orang atau pihak lain.
Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang pihak lain apabila ia memperoleh
atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara yang bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Disamping itu juga ada perbuatan yang tidak dianggap pelanggaran Rahasia
Dagang yakni apabila :
 Tindakan pengungkapan Rahasia Dagang atau penggunaan Rahasia Dagang
tersebut didasarkan pada kepentingan pertahanan dan keamanan, kesehatan
atau keselamatan masyarakat
 Tindakan rekayasa ulang atas produk yang dihasilkan dari penggunaan
Rahasia Dagang milik orang lain yang dilakukan semata-mata untuk
kepentingan pengembangan lebih lanjut produk yang bersangkutan.

Yang dimaksud dengan rekayasa ulang (reverse engineering) dalam hal ini adalah
suatu tindakan analisis dan evaluasi untuk mengetahui informasi tentang suatu
teknologi yang sudah ada.

Disamping dapat melakukan upaya gugatan melalui pengadilan, pemilik Rahasia


Dagang atau pihak yang merasa dirugikan dapat menempuh upaya lain yakni
melalui penyelesaian sengketa melalui Arbitrase atau Alternatif Penyelesaian
Sengketa (Pasal 12 UU No. 30 Tahun 2000). Arbitrase adalah cara penyelesaian
sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada suatu perjanjian
arbitrase antara para pihak yang bersengketa.

2.6 Perlindungan Terhadap Desain Industri


Dalam perlindungan atas hak desain industri ini akan lebih memudahkan dalam
melakukan sosialisasi kepada kalangan perusahaan dan pendesain dalam

9
pemasaran sebuah produk kemasyarakat. Karena dalam realitanya atau
kenyataannya yang terjadi dalam masyarakat adalah mengenai kesadaran
masyarakat khususnya perusahaan dan pendesain terhadap pemahaman desain
industri yang masih sangat rendah yaitu dalam prakteknya pengusaha tidak atau
belum mendaftarkan desain industri barunya dari produk barang tersebut yang
dimilikinya, dimana produk itu akan dipasarkan. Sehingga ada persaingan yang
curang dengan membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor dan/atau
mengedarkan barang yang diproduksi, dimana barang tersebut sudah diberi hak
desain industri.
Dengan demikian obyek desain adalah barang atau komoditi yang merupakan
desain yang digunakan dalam proses industri, karena itu desain industri
merupakan karyaintelektual di bidang industri. Maka pemegang hak harus
mendapatkan perlindungan atas desain industrinya agar pendesain tersebut akan
menjadi lebih bersemangat untuk menciptakan inovasi desain-desain baru untuk
barang yang diproduksioleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam hubungan
dengan industrialisasi adanya suatu pengaturan tentang desain industri ini
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengacu pada perlindungan Hak
Atas Kekayaan Intelektual. Dalam mengawasi persaingan dan perputaran
ekonomi serta pemasaran, maka mutu danharga suatu produk adalah sangat
penting. Demikian pula desain industri sangat penting sebagai salah satu unsur
yang dapat membedakan satu produk dengan produk yang lainya.
Dengan mengingat hal-hal tersebut diatas dan berhubungan mengenai
perlindungan hukum tentang desain industri yaitu untuk menjamin perlindungan
hak-hak pendesain dan menetapkan hak dan kewajibannya serta menjaga agar
pihak yang tidak berhak tidak menyalahgunakan hak desain industri tersebut.
Yang menjadi landasan bagi perlindungan yang efektif terhadap berbagai bentuk
kecurangan dengan cara membuat, memakai, menjual, mengimpor, mengekspor,
dan/atau mengedarkan barang itu yang sudah diberi hak desain industri yang telah
dikenal secara luas.
Adapun prinsip pengaturannya adalah pengakuan kepemilikan atas karya
intelektual yang memberikan kesan estetis dan dapat diproduksi secara
berulangulang serta dapat menghasilkan suatu barang dalam bentuk tertentu yaitu
berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Dengan demikian desain industri dalam

10
dunia industri dan perdagangan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Dan disinilah desain industri harus lebih dipacu dan lebih
ditingkatkan agar dapat menghadapi persaingan yang ada dalam dunia industri
dan perdagangan.

Hak Desain Industri tidak dapat diberikan apabila Hak Desain Industri tersebut
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban
umum, agama, atau kesusilaan.

2.7 Cara Pendaftaran


Direktorat Jendral tidak akan memberikan hak desain industri apbila tidak ada
permohonan atau pendaftaran dari pengrajian atau pendesain, karena sesuai denga
pasal 10 UU Desain Industri yang mengatakan : ” Hak Desain Industri diberikan
atas dasar Permohonan”. Permohonan harus diajukan secara tertulis dalam
bahasa Indonesia ke Direktorat Jenderal.
Adapun cara untuk mendapatkan Hak Desain Industri pemohon dapat mengajukan
permohonan ke DJHKI secara tertulis dengan mnggunakan bahasa indonesia
dengan cara :
1. mengisi formulir permohonan yang memuat;
a. tanggal,dan tahun surat permohonan;
b. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pendesaian;
c. nama, alamat lengkap dan kewarganegaraan pendesain ;
d. nama, alamat lengkap, dan kewarganegaraan pemohon;
e. nama negara dan tanggal penerimaan permohonan pertama kali dalam hal
permohonan permohonan diajukan dengan hak prioritas.
2. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya
3. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu
pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh satu pemohon dengan
dilampiri surat persetujuan secara tertulis dari pemohon lainnya
4. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus
dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhk atas desain
industri yang bersangkutan yaitu membawa contoh fisik atau gambar atau
foto dan uraian dari Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya.

11
5. Membayar biaya permohonan
Berdasarkan undang-undang Desain Industri pasal 45 yang mengatur tentang
biaya untuk setiap pengajuan Permohonan, pengajuan keberatan atas Permohonan,
permintaan petikan Daftar Umum Desain Industri , permintaan dokumen prioritas
Desain Industri, permintaan salinan Sertifikat Desain Industri, pencatatan
pengalihan hak, pencatatan surat perjanjian Lisensi, serta permintaan lain yang
ditentukan dalam Undang-undang ini dikenai biaya yang jumlahnya ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Dalam PP Nomor 50 Tahun 2001, ada biaya khusus yang diberikan untuk
UKM, pelajar atau mahasiswa dalam mendaftarkan desainnya. Kelompok ini
mendapat keringanan 50 persen dari Rp 600.000 setiap kali pendaftaran.

2.8 Pengalihan Hak Desain Industri


Menurut UU Desain Industri Pasal 31, hak desain industri dapat dialihkan
dengan cara:
a. pewarisan;
b. hibah;
c. wasiat;
d. perjanjian tertulis; atau
e. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

Segala bentuk pengalihan Hak Desain Industri akan dicatat dalam Daftar
Umum Desain Industri pada Direktorat Jenderal dengan membayar biaya
sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Pengalihan Hak Desain Industri
harus disertai dengan dokumen tentang pengalihan hak.
Pengalihan Hak Desain Industri yang tidak dicatatkan dalam Daftar
Umum Desain Industri tidak berakibat hukum pada pihak ketiga. Pengalihan Hak
Desain Industri akan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri. Meskipun
sudah dialihkan hak desainnya, tapi menurut UU Desain Industri pasal 32
dijelaskan bahwa Pengalihan Hak Desain Industri tidak menghilangkan hak
Pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam Sertifikat

12
Desain Industri, Berita Resmi Desain Industri, maupun dalam Daftar Umum
Desain Industri.

2.9 Sanksi Atas Pelanggaran


Sanksi atas pelanggaran Hak desain industri di atur dala UU Desain Industri
pasal 54 yang menerangkan bahwa : ” Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa
hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).”

2.10 Pembatalan Pendaftaran Desain Industri


Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Desain Industri pasal 37 bahwa
Desain Industri terdaftar dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal atas
permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang Hak Desain Industri.
Pembatalan Hak Desain Industri tidak dapat dilakukan apabila penerima Lisensi
Hak Desain Industri yang tercatat dalam Daftar Umum Desain Industri tidak
memberikan persetujuan secara tertulis, yang dilampirkan pada permohonan
pembatalan pendaftaran tersebut. Kemudian keputusan pembatalan Hak Desain
Industri diberitahukan secara tertulis oleh Direktorat Jenderal kepada:
 pemegang Hak Desain Industri.
 pemegang Lisensi jika telah dilisensikan sesuai dengan catatan dalam Daftar
Umum Desain Industri.
 pihak yang mengajukan pembatalan dengan menyebutkan bahwa Hak Desain
Industri yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku lagi terhitung sejak
tanggal keputusan pembatalan.
Keputusan pembatalan pendaftaran nantinya akan dicatatkan dalam Daftar Umum
Desain Industri dan diumumkan dalam Berita Resmi Desain Industri.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

13
3.1. Kesimpulan
Hak desain industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara
Republik Indonesia kepada pendesain (pengrajin) atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut. Dasar hukum desain industri
yaitu Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. Hak Desain
Industri tidak dapat diberikan apabila Hak Desain Industri tersebut bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama,
atau kesusilaan.
Sanksi atas pelanggaran Hak desain industri di atur dalam UU Desain Industri
pasal 54 yang menyebutkan bahwa dikenakan sanksi dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Desain Industri terdaftar dapat dibatalkan oleh Direktorat Jenderal atas
permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang Hak Desain Industri.
Pembatalan Hak Desain Industri tidak dapat dilakukan apabila penerima Lisensi
Hak Desain Industri yang tercatat dalam Daftar Umum Desain Industri tidak
memberikan persetujuan secara tertulis, yang dilampirkan pada permohonan
pembatalan pendaftaran tersebut.

3.2. Saran
Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan
sumber yang kami peroleh. Sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum,
oleh karena itu kami harapkan agar pembaca bisa mecari sumber yang lain guna
membandingkan dengan pembahasan yang kami buat, guna mengoreksi bila
terjadi kelasahan dalam pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

OK. Saidln, Aspek Hukum Hak Kekayaan lntelektual (Jakarta: Rajawall


Pers, 2015).

14
Tim Lindsey, et al, Hak Kekayaan Intelektual:

15

Anda mungkin juga menyukai