Anda di halaman 1dari 42

peran Bahasa

@steven 2019
Bahasa dan berpikir adalah satu kesatuan
yang saling mempengaruhi, walaupun ada
beberapa pakar yang berbeda pendapat
tentang bagaimana bahasa dan pikiran
terlahir, apakah keduanya lahir secara
bersamaan, atau satu lebih dahulu
dari yang lainnya

Pada tatap muka kali ini akan dibahas bukan


tentang bagaimana keduanya lahir tetapi bagaimana
keduanya saling mempengaruhi dan secara khusus
memahami peran bahasa terhadap pikiran manusia.
Peran Bahasa
1. sebagai alat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif
2. sebagai alat berekspresi diri
3. sebagai alat berkomunikasi,
beradaptasi dan berkolaborasi

@steven 2019
MEMAHAMI PERAN BAHASA
1. Sebagai alat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif
2. Sebagai alat berekspresi diri
3. Sebagai alat berkomunikasi, beradaptasi
dan berkolaborasi

MAMPU BERKOMUNIKASI EFEKTIF


1. Dalam dunia akademis
2. Dalam hidup sehari-hari

@steven 2019
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
bahasa artinya sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,
dan mengidentifikasikan diri.
Finegan (2008:6), Kreidler (2002:20).
Language is often viewed as a A language is a complex
vehicle of yhought, a system system of symbols, or
of expression that mediates signs, that a shres by
the transfer of thought fro one members of community.
person to another.
Pikiran Berpikir memungkinkan
adalah akal seseorang untuk
budi atau merepresentasikan
sesuatu yang sesuatu sesuai dengan
diingat tujuan, rencana,
dan keinginan
KBBI
Corballis, Michael
Bahasa Pikiran
mempengaruhi mempengaruhi
pikiran bahasa

Keduanya
saling
mempengaruhi
1. Bahasa mempengaruhi
pikiran

Tokoh yang mendukung


hubungan ini adalah Benjamin
Lee Wort (!897-1941) dan
gurunya Edward Sapir (1884-
1939). Whort menyatakan
bahwa bahasa menentukan
pikiran seseorang.
2. Pikiran mempengaruhi
bahasa
Tokoh psikologi kognitif Jean
Piaget menyata kan bahwa ada
keterkaitan antara pikiran dan
bahasa. Bahasa adalah
representasi pikiran. Dari
observasinya, semakin tinggi
aspek koqnitif anak, semakin
tinggi bahasa yang
digunakannya
3. Keduanya saling
mempengaruhi
Hubungan timbal balik antara bahasa
dan pikiran ditemukan oleh Benjamin
Vygotsky. Ia mengatakan bahwa bahasa
dan pikiran pada tahap permulaan
terpisah dan tidak saling mempengaruhi.
Mula-mula pikiran berkembang tanpa
bahasa, dan bahasa mula-mula
berkembang tanpa pikiran. Lalu pada
tahap berikutnya, keduanya bertemu dan
saling bekerja sama, serta saling
mempengaruhi.
1. Bahasa adalah alat untuk mengembangkan
dan menyempurnakan pikiran

Sempurna
sistematis
Bahasa Kecakapan
Kecakapan komunikasi
linguistik
Pemikiran
Kecakapan
analitis
2. Bahasa adalah bentuk verbal pikiran
manusia

Alat komunikasi,
Alat menyatakan Alat /sarana
berinteraksi, dan
diri / ekspresi berpikir
berkolaborasi
AGAR MAHASISWA MAMPU
BERKOMUNIKASI SECARA TEPAT
DAN TIDAK MENYEBABKAN
MISINTERPRETASI, MAKA .

Mahasiswa harus mampu


menggunakan pikirannya dalam
berbahasa secara maksimal, karena
sesungguhnya intelektualitas seseorang
dapat dilihat dari kemampuannya
dalam berbahasa
http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
Karena berpikir dapat dipahami melalui
bahasa yang diungkapan, maka sangat
penting dipahami aneka ungkapan,
berupa:
 Kata
 Term
 Pengertian
 Penggolongan, aturan penggolongan dan kesulitannya
 Fakta – Opini
 Ambiguitas

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
1. Kata adalah tanda lahir atau pernyataan
dari pengertian. Menurut artinya dapat
dibagi dalam bentuk- bentuk kata
sebagai berikut

Univokal Ekuivokal Analogis


1. Univok(al) (sama suara, sama artinya) . Artinya, kata
yang menunjukkan pengertian yang sama antara
suara dan arti. Contoh, kata ‘Mahasiswa’ hanya
menunjukkan ‘pengertian’ yang dinyatakan oleh kata
itu saja.

Kata univokal merupakan kata yang dipergunakan


dalam pemikiran dan ilmu pengetahuan seperti
diskusi ilmiah dan karya tulis ilmiah

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
2. Ekuivok(al) (sama suara, tetapi tidak sama artinya) .
Sebuah kata yang menunjukkan pengertian yang
berbeda. Kata ’bisa’ misalnya, dapat berarti ‘mampu’
atau ‘racun’ yang dikeluarkan oleh ular.

Kata ekuivokal baik untuk lelucon tetapi tidak baik


untuk diskusi dan karya ilmiah. Dunia politik dan
propaganda lazim menggunakan kata-kata
ekuivokal.

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
3. Analogis (sama suara, memiliki kesamaan dan beda
arti) .

Misalnya ‘sehat’ sebenarnya dikatakan tentang


orang, khususnya badannya, tetapi juga dapat
dikatakan tentang jiwanya, tentang obat (karena
dapat menyembuhkan gangguan - gangguan
kesehatan), tentang makanan (karena berguna untuk
memelihara kesehatan), tentang udara (karena baik
untuk kesehatan).

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
Term adalah kata yang juga adalah
ungkapan fisik dari sebuah pengertian.

 Term terdiri dari satu kata atau lebih

 Term selalu mempunyai makna dan


mempunyai posisi atau fungsi dalam
sebuah proposisi

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
 Term Singular, term yang menunjuk pada
realitas. Contoh : pak Amir, gadis itu, laki-
laki paling gendut

 Term Kolektif. Menggambarkan


sekelompok objek sebagai sebuah unit.
Contoh : keluarga, angkatan bersenjata,
himpunan mahasiswa jurusan

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
 Pengertian, adalah sesuatu yang abstrak.
Untuk menunjukkan sebuah pengertian
dipergunakan bahasa.

 Di dalam bahasa pengertian diurai dengan


kata

 Dengan demikian kata adalah tanda lahir


atau pernyataan dari pengertian

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
 Penggolongan, ada yang menyebut
pembagian atau klasifikasi, adalah
pekerjaan akal budi manusia untuk
menganalisis, membagi-bagi,
menggolong-golongkan, dan menyusun
pengertian-pengertian dan barang-
barang menurut kesamaan dan
perbedaannya, Beberapa ketentuan
penggolongan sebagai berikut:

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
1. Penggolongan harus lengkap,

Artinya: dalam proses penggolongan segala


sesuatu yang digolong-golongkan itu harus
meliputi semua bagian yang hendak
digolongkan sehingga apabila bagian-bagian
itu disatukan kembali menjadi sebuah kesatuan
utuh, menyeluruh dan lengkap.

Contoh : ‘Makluk Hidup’ digolongkan menjadi


‘manusia’, ‘binatang’, ‘tumbuh-tumbuhan’

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
2. Penggolongan harus sungguh-sungguh
memisahkan

Artinya, bagian yang satu yang kita golongkan,


tidak boleh menjadi bagian dari yang lain yang
juga digolongkan. Penggolongan tidak boleh
tumpang tindah. Penggolongan harus jelas dan
tegas.

Contoh : ‘Manusia’ (Pria-wanita). ‘Pria-wanita’ (Bayi-


Anak-Remaja-Dewasa, Senior), dan lain-lain

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
3. Penggolongan harus menurut dasar,
prinsip, atau garis yang sama

Artinya, bahwa penggolongan harus


konsekwen dan tidak memakai dua atau lebih
dasar sekaligus dalam pembagian yang sama.

Contoh : Kalau ‘kendaraan’ digolong-golongkan ke


dalam : yang (1) bergerak di daratan , yang (2)
bergerak di perairan, dan yang (3) ditarik oleh
tenaga binatang, maka disini dua hal dicampur
adukkan , antara dimana dan bagaimana

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
4. Penggolongan harus cocok untuk tujuan
yang hendak dicapai
Artinya, penggolongan harus menunjukkan
tujuan yang diinginkan untuk apa
penggolongan itu dilakukan

Contoh : Penggolongan ‘nilai’ A,B,C,D, dan E, atau


Gagal yang diberikan oleh seorang dosen kepada
mahasiswa bertujuan untuk membedakan tingkat daya
serap materi suatu perkuliahan oleh mahasiswa.

http://herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
Koneksitas
bahasa pikir

Tanpa memiliki kemampuan


bahasa, maka kegiatan berpikir
secara sistematis dan teratur tidak
mungkin dapat dilakukan dalam
mengembangkan kualitas
Koneksitas
bahasa pikir

Manusia dapat berpikir


dengan baik karena
memiliki bahasa
Fungsi

• Untuk tujuan pembelajaran, sebagai media dalam


mempelajari berbagai ilmu pengetahuan, baik itu
yang masih berada pada ruang lingkup bahasa itu
sendiri, ataupun diluar ruang lingkup bahasa,
seperti pengetahuan sejarah dan ilmu
pengetahuan yang lainnya.
• Sebagai sarana memahami diri dan orang lain.
• Sebagai sarana berekspresi.
Bahasa sebagai
alat Ekspresi Bahasa sebagai
diri alat berpikir

Bahasa sebagai
alat komunikasi
1. Sebagai alat ekspresi diri, bahasa membantu manusia
untuk mengekspresikan diri, menyampaikan ide-ide atau
gagasannya,

2. Sebagai alat berpikir, bahasa telah membantu manusia


menyatakan eksistensi dirinya sebagai makluk berpikir.
Tanpa bahasa, pikiran manusia tak akan menjadi nyata

3. Sebagai alat komunikasi, bahasa telah membantu dan


akan terus membantu manusia untuk memahami satu
sama lain, saling berinteraksi dan saling membantu serta
berkolaborasi untuk menciptakan sesuatu yang berguna
untuk kemanusiaan
Menyatakan Berdialog Berinteraksi Bekolaborasi
Menyampaikan Memahami satu Berpikir, plan, Mencipta , think,
pesan , ekspresi sama lain memutuskan design, do
diri
Sebagai alat komunikasi, bahasa menyatakan apapun
yang tersirat di dalam pikiran dan hati kita, sekurang-
kurangnya tentang ada kita.

1. Dengan berkomunikasi kita dapat menyampaikan semua yang


kita pikikan, rasakan, dan kita ketahui kepada orang lain.

2. Dengan berkomunikasi kita dapat menyampaikan pikiran ,


usulan, gagasan , keberatan dan membuat rencana bersama
serta memutuskannya

3. Dengan berkomunikasi kita dapat membangun karya


bersama, menyampaikan pikiran , usulan, gagasan , untuk
meningkatkan kerjasama , baik dalam menyelesaikan masalah
atau dalam usaha bersama.
1. Berpikir merupakan kegiatan yang abstrak. Berpikir
baru menjadi nyata kalau diungkapkan melalui bahasa.

 Bahasa adalah bentuk lahirian dari pikiran


 Dengan bahasa, isi pikiran yang dimiliki seseorang, dapat
dikomunikasikan kepada orang lain, baik secara lisan,
maupun melalui tulisan.
 Dengan bahasa, manusia bernalar dan bersoal jawab atau
berargumentasi mencari kebenaran.
2. Tanpa pikiran, tak akan ada bahasa. Kegiatan
berbahasa mengandaikan adanya kegiatan berpikir.

 Manusia adalah makluk yang berpikir dan berbahasa.


 Dengan kegiatan ini, manusia mengolah dan mengerjakan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memperoleh
kebenaran.
 Kegiatan pengolahan dan pengerjaan itu terjadi dengan
mempertimbangkan, menguraikan, membandingkan, serta
menghubungkan pengertian yg satu dengan pengetahuan
yang lain
 Kegiatan tersebut terjadi di dalam bathin kita
3. Tanpa bahasa manusia tak dapat berpikir, tetapi tanpa
pikiran manusiapun tak dapat berbahasa.

 Berpikir senantiasa mengandaikan adanya bahasa.


 Ernst Cassier berkata bahwa selain merupakan wadah-wadah
pikiran kita, bahasa juga dapat membentuk pikiran itu
 Bahasa adalah tempaan manusia. Bahasa senantiasa
mengandaikan adanya pikiran.
 Pengertian itu berasal dari pikiran, bukan dari tanda-tanda,
bukan dari kata-kata itu sendiri. Tanpa pengertian, yang ada
hanyalah bunyi-bunyi tanpa makna. Contoh : jago berkokok (
tengah malam dan di pagi hari )
4. Dalam konteks komunikasi lisan dan tertulis diperlukan
bahasa yang jelas dan benar. Bahasa yang jelas dan
benar berasal dari pikiran yang jelas dan benar...

 Ada hubungan yang tak terelakkan antara berpikir jelas dan


benar dengan berbahasa jelas dan benar dalam suatu rantai
komunikasi
 Rantai komunikasi mengandaikan adanya pengirim pesan,
sarana, penerima pesan, dan respon balik dari penerima
pesan.. Proses komunikasi akan efektif jika didukung oleh
penalaran, reasoning yang jelas dan benar.
 Dalam konteks bahasa tulisan, para penulis harus mengerti
hal-hal yang menentukan proses penalaran dan mengetahui
kriteria menarik suatu kesimpulan yang tepat.
Soal dikutip dari buku Greg Bassham, dkk. (2011), Critical Thinking: A
Student's Introduction, Ch. 4 "Language", hlm. 86-87
(1) Jelaskan yg DIMAKSUD dgn pernyataan ini (bukan diterjemahkan lho ya)
dan berikan contoh utk memperjelas isi pernyataan tsb! (koridor menjawab
antara 5-10 baris)
No absen GANJIL: To communicate clearly, to defend our claims without
confusing or misleading anyone, and to assess the truth of premises
presented to us in the arguments of others, we must insist that language in
the context of argumentation be clear and precise.

No absen GENAP: Thinking critically and arguing effectively often depend on


recognizing imprecise language—that is, language that is vague, overgeneral,
or ambiguous.

Anda mungkin juga menyukai