Anda di halaman 1dari 2

Kenanti adalah desa kecil yang terletak di kecamatan Tambakboyo Kabupaten Tuban, dan

terletak di tepi pantai utara Jawa. Sedangkan untuk akses menuju ke desa Kenanti, sangatlah
mudah. Karena perbatasan desa Kenanti dengan desa klutuk, yang berada di sebelah selatan
adalah jalan raya Tuban Semarang.

Dengan letak desa yang berada di pinggir pantai, yang menjadikan masyarakatnya memilih
untuk mencari nafkah dari hasil laut. Untuk melaut rata-rata berangkat dari subuh hingga
siang, yang dimana satu perahu krunya berjumlah tiga sampai lima belas orang, tergantung
luas perahu yang ditumpangi.

Untuk hasil laut yang diperoleh dari nelayan rata-rata tergantung dengan musim, yang
dimana harga ikan juga menyesuaikan dengan musim. Seperti halnya musim ikan teri, yang
dimana ikan teri sangat mudah didapatkan dan harganya akan melakukan penurunan.

Hal tersebut juga mengharuskan mereka untuk menangkap ikan dengan cara yang berbeda-
beda, sesuai dengan ikan yang ingin mereka tangkap. Karena menangkap ikan khususnya
cumi-cumi itu harus dimalam hari atau di pagi hari di saat matahari belum muncul, dengan
menggunakan lampu yang ada di perahu. Sehingga membuat cumi-cumi akan mendekat ke
perahu.

Sebagai penduduk desa Kenanti, saya sangat prihatin. Karena setiap tahunnya pendapatan
hasil ikan tangkap masyarakat selau terjadi penurunan. Faktor yang menjadikan penurunan
seperti ketidakpastian cuaca, kondisi cuaca ekstrem, kenaikan suhu permukaan laut.

Dalam penelitian yang telah diterbitkan di terbitan resmi World Meteorological Organization
ini, para peneliti tersebut melihat keterkaitan yang erat antara kenaikan suhu permukaan laut,
dengan produksi ikan di kawasan perairan Indonesia.

Kenaikan rata-rata suhu udara dalam tiga dekade terakhir sebesar sekitar 0,5 derajat celcius
akibat emisi gas rumah kaca yang semakin memburuk menjadi penyebab perubahan iklim
dan menurunnya jumlah tangkapan ikan di lautan.

Namun dari hasil penelitian tentang perubahan iklim dan keterkaitannya dengan sektor
perikanan secara global, menunjukkan bahwa hasil tangkapann ikan di Indonesia akan
menurun sekitar 15 hingga 30 persen. Berdasarkan terbitan yang dirilis oleh Indian Ocean
Tuna Commission (IOTC)
Dari penelitian tersebut, diharapkan perlu ada inovasi baru dari desa, khususnya desa
Kenanti. Sehingga para nelayan tidak selalu menjadikan hasil laut sebagai mata pencarian
pokok untuk menghidupi keluarganya. Mungkin budidaya ikan atau pengolahan ikan untuk
menjadi produk unggul bagi desa.

Menurut berita yang dilansir di djpk.kemenkeu.go.id (Kementrian Keuangan Indonesia.


Setiap tahun Pemerintah Pusat telah menganggarkan Dana Desa yang cukup besar untuk
diberikan kepada Desa. Pada tahun 2015, Dana Desa dianggarkan sebesar Rp20,7 triliun,
dengan rata-rata setiap desa mendapatkan alokasi sebesar Rp280 juta. Pada tahun 2016, Dana
Desa meningkat menjadi Rp46,98 triliun dengan rata-rata setiap desa sebesar Rp628 juta.
Dan di tahun 2017 kembali meningkat menjadi Rp 60 Triliun dengan rata-rata setiap desa
sebesar Rp800 juta.

Dari data tersebut sungguh disayangkan kalau aparatur desa khususnya di desa Kenanti
digunakan untuk kegiatan membangun pagar sekolahan, lapangan voli, gubuk kecil untuk
peristitahatan nelayan.

Dalam hal pengalokasian tersebut menurut saya, jauh dari program yang dikeluarkan oleh
kemendes PDTT. Yang mengharuskan desa, mengembangkan program unggulan berdasarkan
tiga pendekatan yang disebut sebagai pilar desa yaitu:

1. Jaring komunitas wiradesa


2. Lumbung ekonomi desa
3. Lingkar budaya desa.

Anda mungkin juga menyukai