Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nor Hasanah

NIM : 2007050016

1. Apa yang dimaksud dengan seni Budaya?


Jawab:
Seni budaya merupakan penjelmaan rasa seni yang sudah membudaya, yang termasuk
dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh orang banyak dalam rentang perjalanan
sejarah peradaban manusia

2. Bagaimana proses seni Budaya dalam kehidupan manusia?


Jawab:
Proses seni Budaya dalam kehidupan manusia bermulanya dari manusia yang
menghasilkan budaya yang berasal dorongan atau motivasi. Terdapat 4 dorongan yang
menjadi cikal bakal terbentuknya suatu budaya diantaranya:
a) Dorongan Naluri, yaitu timbul semata-mata karena dorongan naluri. Misalnya, seorang
bayi secara naluri akan menangis apabila dia merasakan lapar atau haus.
b) Dorongan Indrawi, yaitu timbul karena rangsangan yang dirasakan oleh manusia melalui
panca indranya, seperti penglihatan, peraba, pendengaran, dan pengecap. Misalnya,
karena mengamati pemandangan di kampung, akhirnya kamu bisa menghasilkan lukisan
pemandangan yang indah.
c) Dorongan Akal, yaitu sebuah dorongan yang muncul karena kemampuan kita sebagai
manusia yang dapat memanfaatkan akal dan pikiran untuk kemudahan hidup kita.
Misalnya, untuk memudahkan menggambar sebuah lingkaran, akhirnya diciptakan lah
sebuah alat bernama jangka.
d) Dorongan Religi/Agama, yaitu dorongan yang dirasakan karena dasar kepercayaan atau
dorongan rohani. Misalnya, karena kepercayaan, manusia akhirnya melahirkan tradisi
atau kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan kegiatan keagamaan,
seperti ritual pemakaman yang diiringi oleh doa-doa atau tradisi sejenis.

3. Bagaimana bentuk dan wujud seni Budaya dalam kehidupan masyarakat berapa macam seni?
Jawab:
Bentuk dan wujud seni Budaya dalam kehidupan masyarakat dari menurut
Kontjaraningrat, meliputi :
1) Wujud ideal, berupa ide-ide,norma, peraturan, hukum, dan sebagainya.
2) Wujud tingkah laku, berupa aktivitas tingkah laku berpola dari manuasia dalam
masyarakat. Pola tingkah laku yang mendasar dan dimaksudkan dalam ajaran islam
meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Ketakwaan, beriman, cinta , dan takut kepada allah swt. Tidak ada satupun yang patut
disembah dan dihormati selain allah swt yang membuahkan kerendahan hati dan
keberanian moral dan optimisme.
b) Penyerahan diri mencakup penghindaran diri dari kejahatan nafsu hewani, memberikan
kemuliaan sejati pada kepribadian, dan menjamin kelestarian serta usaha untuk
kebajikan.
c) Kebenaran menciptakan pola tingkah laku setia pada realita atau suatu pendekatan
realistis terhadap kehidupan dan ketulusan.
d) Keadilan baik terhadap diri sendiri, maupun orang lain,atau makhluk lain. Keadilan
menjamin penghindaran diri dari perbuatan tidak adil yang tidak sepatutnya dilakukan
terhadap siapapun. Keadilan pada diri sendiri menjamin upaya yang tinggi untuk
meningkatkan kehidupan yang alamiah,sehat,dan teguh.
e) Cinta terhadap makhluk tuhan, termasuk terhadap diri sendiri, akan membuahkan
upaya yang simpati, kebaikan,rasa hormat,kemurahan hati dan menghindarkan diri dari
melukai perasaan pihak lain.
f) Hikmah mendorong seseorang untuk menumbuhkan tingkah laku berdasarkan
keilmuan dan mencapai penalaran yang semakin tinggi terhadap realita dan fenomena.
g) Keindahan membuahkan kemanisan, kelembutan, dan keluwesan yang muncul dalam
moral dan kebiasaan.
3) Wujud benda, berupa benda hasil karya. Peradaban sering disebut juga untuk kebudayaan
yang memiliki sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan, dan
sebagainya. Maka, peradaban adalah bagian dari kebudayaan tapi tidak sebaliknya.

4. Apa ayat dan hadis yang berkaitan dengan seni dan Budaya?
Jawab:
 “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50:
6]
 Dari Al-Barra’ bin ‘Azib RA, ia berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: “Hiasilah Al-
Qur’an dengan suaramu” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’I dan lain-lainnya)
 “Dan di antara manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna
(lahwal hadits) untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu ejekan. Mereka itu akan memperoleh adzab yang
menghinakan.” (Qs. Luqmân [31]: 6)
 Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Auf ra bahwa Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya aku dilarang dari suara yang hina dan sesat, yaitu: 1. Alunan suara
nyanyian yang melalaikan dengan iringan seruling syaithan (mazamirus syaithan). 2.
Ratapan seorang ketika mendapat musibah sehingga menampar wajahnya sendiri dan
merobek pakaiannya dengan ratapan syetan (rannatus syaithan).”

5. Bolehkah berseni dan berbudaya dalam Muhammadiyah? Bagaimana hukum seni budaya
dalam pandangan Muhammadiyah: Seni patung/pahat/gambar, lukis, busana, vokal, Musik?
Jawab:
Hukum Islam tentang kesenian adalah mubah/boleh. Bentuk seni dan budaya dengan obyek
makhluk bernyawa seperti patung hukumnya mubah apabila digunakan untuk kepentingan
sarana pengajaran, ilmu pengetahuan dan sejarah serta menjadi haram apabila mengandung
unsur yang membawa kedurhakaan (issyan) dan kemusytikan. Seni suara baik seni vokal
maupun instrumental, seni sastra dan seni pertunjukan hukumnya mubah (boleh) dan menjadi
terlarang apabila seni dan ekspresinya baik dalam wujud penandaan tekstual maupun visual
menjurus pada pelanggaran norma-norma agama

6. kenapa manusia berseni dan berbudaya?


Jawab:
Karena Allah telah memberikan kepada manusia sebuah kemampuan dan kebebasan untuk
berkarya, berpikir dan menciptakan suatu seni dan kebudayaan, yang dimana dalam Islam
selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk selalu
menggunakan pikiran yang diberikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian, Islam telah berperan sebagai
pendorong manusia untuk “berbudaya” yang sesuai kaidah, norma dan pedoman dalam Islam.

7. Dalam hal budaya bagaimana pendapat saudara kalau mengadakan kumpul-kumpul waktu
kematian, makan-makan, ngaji berdoa setiap waktu yang ditentukan misal 3 hari, 7 hari, 40
hari dst?
Jawab:
Menurut pendapat saya dari pertanyaan budaya diatas lebih baik tidak melakukannya.
Sebab kegiatan tersebut merupakan sisa-sisa pengaruh budaya animisme, dinamisme, serta
peninggalan ajaran Hindu yang sudah begitu berakar di masyarakat. Selain itu, kegiatan
semacam itu dapat mengeluarkan biaya besar, yang kadang-kadang harus pinjam kepada
tetangga atau saudaranya, sehingga terkesan tabzir (berbuat mubazir) yang ada bahwa setelah
kematian seseorang, tidak ada tuntunan dari Rasulullah saw untuk menyelenggarakan upacara
atau hajatan. Yang ada adalah tuntunan untuk memberi tanda pada kubur agar diketahui siapa
yang berkubur di tempat itu (HR. Abu Dawud dari Muthallib bin Abdullah, Sunan Abi
Dawud,Bab Fi Jam'i al-Mauta fi Qabr ..., Juz 9, hlm. 22), mendoakan atau memohonkan
ampun kepada Allah SWT (HR. Abu Dawud dari 'Utsman ibn 'Affan dan dinyatakan shahih
oleh al-Hakim, Sunan Abi Dawud, Bab al-Istighfar 'inda al-Qabr lil-Mayyit ..., Juz 9, hlm. 41)
dan dibolehkan ziarah kubur (HR. Muslim dari Buraidah ibn al-Khusaib al-Aslami, Bab
Bayan Ma Kana min an-Nahyi ..., Juz 13, hlm. 113)

8. Dalam hal Seni bagaimana pendapat saudara kalau mengadakan shalawatan atau menyanyikan
shalawat Nabi atau doa-doa tertentu?
Jawab:
Menurut saya membaca atau doa-doa tertentu yang dinyanyikan tidak boleh dinyanyikan
ataupun diiringi dengan rebana ataupun music jenis apapun, karena hal seperti itu tidak
dicontohkan oleh Rasulullah dan termasuk bid’ah serta perbuatan ini mirip dengan kebiasan
yang dilakukan oleh orang-orang Sufi. Dimana, mereka membaca Qasiah dan Sya’ir dengan
diiringi lantunan msuik dan menyebutnya dengan istilah Sama’ atau takbir dan hal ini juga
bertentangan dengan adab Dzikir. Dimana adab Dzikit itu membaca Shalawat termasuk dzikir
dan ibadah yang diperintahkan Allah, yaitu dengan pelan.
Sebaiknya kita sebagai umat muslim untuk menjauhi cara bershalawat yang tidak ada
dalilnya seperti bershalawat yang dinyanyikan sebab hal tersebut tidak pernah dicontohkan
oleh para kalahan Sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Dimana, setiap ibadah yang dilakukan
haruslah didasari dengan hadist dan tuntunan yang jelas. Tujuannya agar umat muslim
terhindar dari bid’ah dan kemusyrikan, karena akan berbahaya jika kita sebagai umat muslim
tidak paham dengan ilmunya dan hanya melaksanakan suatu amalan atas dasar ikut-ikutan.

9. Apa kritik dan saran dan solusi saudara terhadap makalah terlampir baik metode penulisannya
maupun isinya?
Jawab:
Makalah yang dibagikan belum sesuai dengan kaidah atau contoh penulisan yang
diberikan, kurangnya contoh-contoh yang ada pada makalah. Saran dan solusinya untuk
penulis dapat mengikuti kaidah atau contoh penulisan yang telah dibaca, mengkaji jurnal-
jurnal yang ada untuk menambahkan refresi pada makalah.

Anda mungkin juga menyukai