Anda di halaman 1dari 12

LAS TAHANAN

Oleh :

OTNIEL EDWARD. RAUBUN


1914016

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


POLITEKNIK SAINT PAUL SORONG
2021

LAS TAHANAN
Pengertian Pengelasan Resistansi Listrik, ERW
 Las resistansi listrik, atau electric resistance welding (ERW)
adalah suatu metode pengelasan logam yang menggunakan prinsip
tahanan listrik sebagai sumber panasnya. Pada pengelasan ini,
permukaan yang akan disambung ditekan satu sama lainnya dan
saat bersamaan arus listrik dialirkan.
Pada kedua permukaan yang disentuhkan muncul hambatan atau
tahanan ketika arus listrik dialirkan dan kedua permukaan
menjadi panas dan kemudian mencair. Las resistansi listrik dibagi
menjadi dua metoda, yaitu sambungan tumpang dan sambungan
tumpul.

Kelebihan Las Listrik Electric Resistance Welding ERW

Beberapa keunggulan las listrik dibandingkan dengan teknik


teknik pengelasan lainnya diantaranya adalah;

a). prosesnya cepat sehingga cocok untuk produksi masal

b). suplai panas yang diberikan cukup akurat dan regular

c). sifat mekanik hasil las kompetitif dengan logam induk

d). tidak memerlukan kawat pengisi

Kekurangan Las Listrik Electric Resistance Welding ERW


Namun- demikian peralatan untuk teknik pengelasan ini relatif
mahal dan pemakaiannya terbatas untuk logam logam yang
tahanan listriknya besar.
Heat Input, Masukan Panas Las Listrik Electric Resistance Welding ERW
Panas yang dihasilkan disekitar daerah lasan dapat diekspresikan
berdasarkan hukum Joule sebagai berikut

H = I2.R.T
Dengan Keterangan

H = panas, Joule

I = arus listrik, amper

R = tahanan listrik, ohm

T = waktu, detik          –

Arus dialirkan ke material yang akan dilas melalui elektroda dan


konsentrasi arus pada material yang akan dilas ini tergantung
pada kontak antara elektroda dan benda kerja.

Elekroda Las Listrik Electric Resistance Welding ERW


Elektroda yang digunakan untuk pengelasan resistansi listrik
harus memliliki persyaratan persyaratan berikut:

a). konduktifitas listrik yang tinggi

b). konduktifitas termal yang tinggi

c). ketahanan terhadap deformasi yang tinggi.

d). stabilitas sifat fisika yang baik pada temperatur tinggi

e). tidak mudah terkontaminasi oleh benda kerja

f). harga yang relatif murah


Jenis Elekroda Las Listrik Electric Resistance Welding ERW
Elektroda yang umum digunakan untuk pengelasan resistansi
listrik adalah

 Tembaga Cu dengan 1% Ag:


 Cu dengan 0,6% Cr,
 Cu dengan 2,5% Co + 0,5% Be , dan lain lain.
Untuk umur pakai elektroda lebih lama, maka mesin pengelasan
harus dilengkapi dengan  sistem pendinginan elektroda yang
mamadai.

Ukura Elektroda Las Listrik Electric Resistance Welding ERW


Diameter elektroda sangat tergantung pada ketebalan pelat yang
akan dilas. Secara empiris dapat digunakan formula sebagai
berikut:

D = 5√s

D = diameter elektroda, mm

t = ketebalan tunggal pelat benda kerja, mm

Faktor Yang Mempengaruhi Las Listrik Electric Resistance Welding ERW


Ada tiga variabel penting dalam teknik pengelasan resistansi listrik
yaitu tahanan listrik, tekanan elektroda, arus dan waktu.

a). Tahanan Listrik


Tahanan listrik R seperti yang tertulis pada persamaan heat input
terdiri dari:

– tahanan listrik material yang dilas

– tahanan listrik pada permukaan kontak antar material yang dilas

– tahanan listrik pada permukaan kontak antara elektroda dengan


material yang dilas
Untuk pengelasan resistansi listrik diharapkan tahanan listrik
terbesar pada permukaan antar material sedangkan tahanan
listrik antara material yang akan dilas dengan elektroda harus
sekecil mungkin.

b). Tekanan Elektroda


Tekanan elektroda mempunyai fungsi sebagai.

–  aksi penempaan sehingga dapat menghasilkan deposit las yang


mempunyai butir yang halus

–  membuat kontak antar permukaan yang baik

c). Arus Dan Waktu


Arus dan waktu merupakan variabel yang mengontrol heat input
atau masukan panas yang diberikan.

Siklus Operasi Prosedur Las Listrik Electric Resistance Welding ERW


Siklus operasi secara keseluruhan untuk las resistansi listrik
terdiri dari 4 tahapan yaitu:
a). waktu tekan (squeeze) merupakan periode antara saat mulai
penekanan (kontak  antar elektroda dengan benda kerja) sampai
arus mulai mengalir

b). waktu las (weld time) merupakan interval waktu selama arus
mengalir melalui benda kerja

c). waktu tahan (hold time) merupakan periode saat anus sudah
tidak mengalir lagi tetapi elektroda masih menekan benda kerja
sampai deposit las membeku.

d). waktu berhenti (off time) merupakan periode antara saat akhir
dari waktu tahan sampai waktu tekan berikutnya.
Jenis Las Listrik Electric Resistance Welding ERW
Las resistansi listrik terdiri atas beberapa jenis yaitu antara
lain las resistansi titik (spot welding), las resistansi tumpang (seam
welding), Flash Butt Welding dan Resistance Butt Welding.

Las Resistansi Listrik Tumpang


Sambungan tumpang umumnya dilakukan untuk pengelasan
pelat-pelat tipis. Metoda Sambungan tumpang dibagi menjadi dua
yaitu las resistansi titik dan las resistansi tumpang garis.

Spot Resistance Welding


Pada proses las resistansi titik, dua pelat disambung dengan
pencairan setempat yang disebabkan oleh arus yang
terkonsentrasi antara dua elektroda yang berbentuk silinder. Jens
ini merupakan bentuk yang paling banyak digunakan dan paling
sederhana,

Prinsip Spot Resistance Welding Pengelasan Listrik Titik

Pada proses las resistansi titik, pelat yang akan disambung


dijepit pada tempat sambungan dengan sepasang elektroda yang
umumnya terbuat dari paduan tembaga dan kemudian dialiri arus
listrik yang cukup besar dalam waktu yang relative singkat.
Arus listrik di antara kedua elektroda mengalir melalui pelat
yang dijepit. Pada daerah kontak antara kedua pelat muncul
hambatan atau tahanan yang relative besar. Pada daerah kontak
ini timbul panas yang menyebabkan pelat yang bersentuhan
mencair, sedangkan gaya tekan menyebabkan kedua pelat
tersambung.

Pada daerah kontak antara eletroda dan pelat juga terjadi panas
akibat adanya tahanan listrik, namun tidak sampai mencairkan
pelat, karena ujung elektroda didinginkan dengan air.

Struktur Mikro Las Listrik Spot Resistance Welding


Contoh struktur mikro hasil pengelasan spot resistance
welding ditunjukkan pada gambar di bawah. Baja DP600 yang dilas
memiliki ketebalan 1.5 mm dengan kandungan karbon 0,1%, krom
0,15 dan Molybdenum 0,19%. Struktur mikro Baja DP 600 sebagian
besar adalah fasa ferrite dengan sedikit martensit.

Struktur Makro Las Listrik Spot Resistance Welding


Struktur Makro hasil pengelasan spot welding ditunjukkan pada
gambar berikut.

Terdapat tiga daerah zone yaitu fusion zone (FZ), Daerah terkena
panas atau heat affected zone HAZ, dan daerah base metal BM atau
logam dasar benda kerja.

Fusion zone (FZ) adalah daerah bagian benda kerja yang


mengalami pelelehan dan membeku kembali selama proses
pengelasan. Daerah fusio zone memiliki struktur cor dengan
butiran columnar berstruktur martensit.

Daerah terkena panas atau heat affected zone HAZ, tidak mencair
tapi mengalami perubahan struktur mikro akibat terpengaruh
panas. Struktur pada HAZ adalah martensit

Daerah logam dasar atau benda kerja atau base metal (BM) yang
tidak mengalami perubahan struktur mikro.

Seam Resistance Welding


Pada teknik ini elektroda tembaga yang digunakan pada las
resistansi titik yang berbentuk silinder diganti dengan elektroda
tembaga yang berbentuk rol atau roda yang menekan benda kerja
sehingga terbentuk sambungan las garis.

Prinsip Las Listrik Seam Resistance Welding

Pada las resistansi tumpang garis, sepasang roda yang terbuat


dari paduan tembaga berfungsi sebagai penekan dan elektroda
yang mengalirkan arus. Selama proses pengelasan, roda elektroda
ini menekan pelat yang akan disambung dan bergerak sepanjang
garis las.

Daerah kontak kedua pelat memiliki tahanan yang tinggi, sehingga


terjadi panas dan mencair, kemudian dengan tekanan dari roda
elektroda kedua pelat tersambung.

Walaupun prinsip pengelasan ini sama dengan las resistansi titik,


namun las resistansi tumpang garis memerlukan arus antara 1,5
sampai 2,0 kali lebih tinggi dari las resistansi titik. Dan
membutuhkan tekanan antara 1,2 sampai 1,6 kali lebih besar
daripada las resistansi titik.
Las Resistansi Tumpul,
Sambungan tumpul umumnya diaplikasi untuk menyambung
logam yang berbentuk seperti batang atau dalam pembuatan pipa.
Ujung-ujung logam yang akan disambung dikontakkan, atau
disentuhkan dengan tekanan tertentu, kemudian dialiri arus
listrik.

Sama dengan pada las resistansi titik dan las resistansi tumpang,
dikedua permukaan yang bersentuhan akan timbul hambatan atau
tahanan yang besar ketika dialiri arus listrik. Tahanan yang besar
menyebabkan panas dan logam mencair. Sedangkan gaya tekan
menyebabkan terjadinya sambungan. Las tumpul dibagi menjadi
dua metoda yaitu las tumpul lantak dan las tumpul tekan.

Flash Butt Welding


Pada las tumpul lantak batang yang akan disambung
dikontakkan atau disentuhkan dengan gaya tekan yang rendah.
Hal ini menyebabkan terjadinya busur listrik dibeberapa tempat
dan menaikkan temperature logam setempat.

Prinsip Las Tumpul Lantak Flash Butt Welding


Hal ini dilakukan berulang-ulang sehingga tercapai temperature
yang tinggi dan merata pada kedua logam. Kemudian kedua
batang yang akan disambung diberi gaya tekan yang besar sampai
terjadi penyambungan.

Resistance Butt Welding


Pada las tumpul tekan, permukaan logam yang akan
disambung dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran dan karat.
Kemudian kedua logam dikontakkan dengan gaya tekan yang
tinggi. Arus listrik yang dialirkan menyebabkan daerah kontak
menjadi panas dan mencair. Gaya tekan yang diberikan
menyebabkan kedua logam menjadi tersambung.
Prinsip Las Tumpul Tekan Resistance Butt Welding
Pada metoda pengelasan ini tidak terbentuk busur listrik, sehingga
butuh waktu yang relative lama untuk mencapai panas dan
pencairan logamnya. Keadaan ini menyebabkan mutu
pengelasannya relative rendah dibanding dengan metoda las
tumpul lantak.

Anda mungkin juga menyukai