Laporan On The Job Training (OJT) Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Lulus
Program Diploma III Teknik Mekanikal Bandara Angkatan Ke-10
CURUG-TANGERANG
2019
i
PT. ANGKASA PURA I (Persero)
KANTOR CABANG
BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA-
SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN ON THE JOB TRAINING I/II
DI PT.ANGKASA PURA 1 (PERSERO) ANGKASA PURA I
BANDAR UDARA JUANDA
TANGGAL 18 MARET 2019 s/d 26 AGUSTUS 2019
Mengetahui Mengetahui
Mengetahui
Mechanical Manager Pembimbing On Job Training
ii
Kata Pengantar
Puji Syukur keadirat Tuhan, karena atas berkah dan rahmat dan karunia-Nya.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Laporan On The Job Training dengan
waktu yang ditentukan, di PT.(Persero) Angkasa Pura 1 Bandara Internasional
Juanda Surabaya.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai salah satu bentuk pertanggung
jawaban terhadap hasil On The Job Training yang dilaksanakan per 6 (enam) bulan
pertama ini.
Saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih dengan terlaksananya laporan
kerja praktik di 6 (enam) bulan pertama ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan dan pemikiran kepada penulis. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari pembuatan laporan kerja praktek ini memang sangat jauh dari
kata sempurna oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan dan mengharapkan
kritik serta saran yang membangaun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Selama penulis mengikuti kegiatan On The Job Training , penulis selaku Taruna
Sekolah Tinggi Penerbagan Indonesia Jurusan Teknik Mekaikal Bandara Angkatan
Ke-10 mendapat banyak pengalaman untuk terus belajar sungguh-sungguh ,
khususna mengenai management pengolahan system kerja bandara, struktur
organisasi di Bandara Inernasional Juanda Surabaya sebagai ilmu untuk menunjang
semester berikutnya.
Laporan kerja praktek ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur
dalam pelaksanaan On The Job Training dan bermanfaat untuk kita semua ini.
Sylvia Margareth S
iii
DAFTAR ISI
iv
3.3.5 Karakteristik Air Pendingin ............................................................................... 30
3.3.6 Preventive dan Corrective Maintenance ......................................................... 32
3.3.7 Testing (Standard Operating Procedure) SOP .................................................. 36
3.4 Penyelesaian Masalah ........................................................................................... 38
BAB IV ............................................................................................................................. 40
PENUTUP........................................................................................................................ 40
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 40
4.1.1 Kesimpulan BAB III .......................................................................................... 40
4.1.2 Kesimpulan pelaksanaan OJT ........................................................................... 40
4.2 Saran ...................................................................................................................... 41
4.2.1 Saran Terhadap Bab III ..................................................................................... 41
4.2.2 Saran Terhadap Pelaksanaan OJT ............................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 42
LAMPIRAN..................................................................................................................... 43
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terkhusus pada tingkat diploma III yang fokus pada
keterampilan-keterampilan, mengharuskan Taruna/i untuk memahami, mengetahui
dan mengaplikasikan manfaat dari ilmu tersebut, serta dapat menerapkan ilmu yang
didapatkan pada dunia kerja yang sesungguhnya kelak. Dengan begitu diharapkan
dapat menghasikan lulusan yang berkompetensi dalam dunia kerja. Namun,
Sekolah Tinggi Penebangan Indonesia sebagai institusi pendidikan di bidang
penerbangan memiliki keterbatasan dalam mengakomodasi kebutuhan tersebut.
Praktek yang diberikan melalui kurikulum pendidikan dinilai belum mumpuni
sehingga diperlukan On The Job Training (OJT) bagi Taruna/i secara langsung di
perusahaan. Berdasarkan argumen di atas , pendidikan Diploma III ( D3 )
membutuhkan proses belajar dengan melihat langsung bagaimana sistem yang
harus dijalankan dengan studi langsung di lapangan. Oleh karena itu Sekolah
Tinggi Penerbangan Indonesia mengadakan On The Job Training (OJT) di
PT.Angkasa Pura I (Persero), sesuai dengan bidang ilmu yang didalami Taruna/i.
On The Job Training (OJT) merupakan kegiatan akademik yang dilakukan oleh
Taruna/i dengan melakukan praktek kerja secara langsung di perusahaan yang
relevan dengan pendidikan yang diambil Taruna/i dalam pendidikan. Bentuk
kegiatan yang dilakukan adalah dengan mengikuti semua aktivitas di lokasi kerja
praktek terkait bidang mekanikal.
Seiring berjalannya On The Job Training (OJT) selama 6 (enam) bulan ini,
saya sebagai penulis melihat banyak hal hal yang harus diperhatikan dari kondisi
peralatan peralatan mekanikal yang digunakan pada Bandar Udara Juanda ini. Saya
sebagai penulis dengan ini mengangkat suatu permasalahan yaitu “Analisis
Penyabab Surging pada sisi Condensor Chiller Trane pada system tata udara
Terminal 1 Bandara Internasional Juanda”.
1
Dengan demikian, Taruna/i dapat melihat dan mempelajari lebih lanjut
bagaimana kegiatan di lapangan yang mampu meningkatkan keterampilan, kerja
sama serta sebagai sarana bagi Taruna/i dalam penanaman sikap mental yang
disiplin dan bertanggung jawab terhadap lingkungan kerja, memperoleh
pengalaman dan belajar dari pengetahuan tersebut, serta membuka wawasan baru
tentang mekanikal dan bagian-bagiannya.
1.2 Dasar
A. KP 21 tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 139-11 tentang Lisensi
Personel Bandar Udara
B. Kp 22 tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Sipil bagian
139-14 tentang Standar Kompetensi Personil Bandar Udara
C. Kurikulum dan silabus program studi Diploma III Teknik Mekanikal
Bandara
D. KEP.163/PL.02/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemilihan
Penyedia Barang/Jasa Kepada Anak Perusahaan PT.Angkasa Pura I
(Persero) Melalui Metode Penunjukan Langsung.
2
BAB II
PROFIL LOKASI OJT
3
Saat ini Bandar Udara Internasional Juanda terbagi menjadi dua yaitu
Terminal 1 dan Terminal 2
2.1.1 Terminal 1
Terminal 1 Bandar Udara Juanda dibuka pada tahun 2006. Terminal ini
terletak di sebelah utara landasan pacu. Terminal ini terbagi menjadi terminal 1A
dan 1B. Terminal 1A untuk keberangkatan Citilink, Batik Air, Airfast Indonesia,
dan untuk keberangkatan Umroh. Terminal 1B untuk keberangkatan Lion
Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Kalstar, dan Travira Air. Beberapa tahun
kemudian, semakin banyak rute penerbangan dari dan ke Surabaya. Baik domestik,
maupun internasional. Hal ini membuat terminal ini menjadi overload. Kapasitas
sebenarnya hanya 6 juta penumpang/tahun. Namun pada tahun 2013, berdasarkan
data semakin pertahun semakin meningkatnya jumlah penumpang mendorong
untuk membangun Terminal 2.
2.1.2 Terminal 2
Terminal 2 mulai dibangun sejak tahun 2011 yang berada di terminal lama
bandara Juanda. Terminal lama dibongkar dan dibangun terminal 2. Terminal ini
dibangun untuk mengurangi kepadatan penumpang di terminal 1 yang sudah
overload. Terminal ini dipakai untuk keberangkatan Domestik Garuda Indonesia,
dan IndonesiaxAirxasia,xdanxkeberangkatanxInternasional GarudaxIndonesia,
AirAsia, Jetstar, Singapore Airlines, Silk Air, Cathay Pacific, China Airlines, dan
lain-lain. Setelah tertunda beberapa bulan, terminal ini dijadwalkan beroperasi
tanggal 14 Februari 2014. Namun karena abu letusan Gunung Kelud, terminal ini
ditunda operasinya hingga beberapa hari. Terminal ini akan menampung 12 juta
penumpang/tahun.
4
2.1.4 Profil Bandar Udara Internasional Juanda
2.1.5 Visi , Misi, Tujuan Dan Nilai Bandar Udara Internasional Juanda
Visi Bandara
Menjadi perusahaan jasa kebandarudaraan yang dapat diandalkan di kawasan
Asia Pasifik
Misi Bandara
Menyelenggarakan pelayanan jasa kebandar udaraan secara prima.
5
Mengembangkan potensi Bandar Udara Juanda sebagai penunjang kegiatan
perekonomian Jawa Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Menjalankan usaha dengan komitmen untuk terus tumbuh dan berkembang
secara wajar dengan membangun profesionalisme karyawan serta peduli
terhadap lingkungan
Tujuan Dan Nilai-Nilai Perusahaan
Sinergi
Adaptif
Terpercaya
Unggul
6
Ruang lingkup pedoman pegoperasian Bandar udara adalah gembaran dari
lokasi bandara udara termasuk fasilitas,jasa,peralatan,sop,organisasi dan
manajemen.
Bandar udara Juanda beroperasi selama 19 jam setiap hari, mulai jam 04.00
WIB sampai dengan jam 23.00 WIB atau 23.00 – 17.00 UTC untuk
mendukung operasi lepas landas dan pendaratan pesawat udara, seluruh
operator pesawat yang beroperasi di Bandar Udara Juanda akan mengikuti dan
menyesuaikan dengan jam operasi tersebut
AFTN WARRYOYE
Jenis penerbangan yang IFR dan VFR
dilayani
Jenis Runway Instrument Runway Presisi Dan Non Presisi
Tabel 2.2 Data Geografis Dan Data Administrasi Bandar Udara
7
Hangar Untuk P/R AVBL untuk C212, F27, F28, B737,CN
Penyimpanan Psawat 235, F100,A300 (Merpati hangar)
Bengkel Perbaikan Pesawat O/R and For Minor Repair (Merpati
Udara Maintenance Facilities )
Tabel 2.3 Pelayanan dan fasilitas Teknik Penanganan Pesawat udara
8
(Source: Aerodrome Bandar Udara Juanda)
9
j. N10 125.05 X 30 Asphalt PCN 73 Max 1 % Max 1 %
M Concrete R/C/X/Y
k. NP1 633 X 30M Asphalt PCN 73 Max 1 % Max 1 %
Concrete R/C/X/Y
l. NP2 2848 X 30M Asphalt PCN 73 Max 1 % Max 1 %
Concrete R/C/X/Y
Tabel 2.5 Karakteristik Apron & Taxiway
10
Slope of SWY CWY Strip OFZ Remark
RWY/SWY Dimension dimension Dimension
7 8 9 10 11 12
0.6 % 100 x 45m 1000 x 3320 x 300 CLEAR Turning area
150m M Avaiable
Tanah Rata Rumput
Bergradasi
0.7 % 100 x 45m 600 x 3320 x 300 CLEAR Turning area
150m M Avaiable
Tanah rata Rumput
Bergradasi
11
6. Bandar Udara Internasional El Tari
7. Bandar Udara Internasional Frans Kaisepo
8. Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
9. Bandar Udara Internasional Lombok
10. Bandar Udara Internasional Pattimura
11. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi
12. Bandar Udara Internasional Aji Muhammad Sulaiman
13. Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor
PT. Angkasa Pura 1 juga memiliki 5 anak perusahaan, yaitu :
1. PT Angkasa Pura Hotel
2. PT Angkasa Pura Logistik
3. PT Angkasa Pura Properti
4. PT Angkasa Pura Support
5. PT Angkasa Pura Retail
12
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Bandara Udara Juanda PT.Angkasa Pura I (Persero
13
BAB III
PELAKSANAAN OJT
Mechanical Section
Timbangan
Incinerator
14
3.1.1 Air Conditioning (AC)
Pada Bandar Udara Juanda system tata udara dengan system Water Cooled
pada Terminal 1 dan system Air Cooled pada Terminal 2. Pada Terminal 1
mempunyai Chiller yang terdapat pada system ini menyangkut 3 Chiller merek
Trane ,serta 1 Chiller merek McQuay, dan mempunyai 4 Cooling tower bermerek
King Sun. Terdapat 43 Air Handling Unit (AHU) bermerek Trane , dan 4 Air
Handling Unit (AHU) merek McQuay. Terdapat 234 Fan Coil Unit (FCU) yang
tersebar di terminal maupun gedung komersil. Pada AC Split terdapat 16 Package
Floor , 5 Split Duct , dan 297 Ac Split.
Pad Terminal 2 Bandar Udara Juanda terdapat 7 chiller Air cooled dengan type
Closed system dengan merek McQuay, 167 Ac Split, 24 Ac Split cassette, 18 Ac
Split Convertible, 2 unit Ac Package floor.
Jenis-jenis Chemical yang dipakai untuk perawatan dalam kurun waktu 1 (Satu)
Tahun:
1) Bahan Chemical Condensed Water System :
- Chemical Pencegah lumut/bakteri = 540 liter.
- Chemical Anti lumut = 540 liter.
- Chemical Pencegah korosi/kerak = 2160 liter.
2) Bahan Chemical Chilled Water System :
- Chemical Pencegah korosi (anti freeze) = 960 liter.
3) Bahan Chemical Scalling Tube :
- Liquid discaler/Pembersih Kerak = 240 liter
- Silica remover/Netralizing Agent = 240 liter
4) Bahan Cleaner :
- Aluminium Cleaner = 60 liter.
(digunakan untuk pembersih fin AC/FCU/AHU)
- Concentrated Cleaner = 120 liter.
(sebagai pembersih dipergunakan pada pabrik industri, pembuat makanan
dll. Mempunyai sifat Buldozer Action dan tidak terbakar)
15
3.1.2 Traction Equipment
Traction Equipment pada Bandar Udara Juanda terdiri atas :
1. Escalator
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas escalator
5 Unit Mitsubishi / JS – SE TYPE pada Terminal 1
1 Unit Hyundai pada Terminal 1
5 Unit Hyundai pada Terminal 2
2. Elevator
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Elevator:
9 Unit Elevator MITSUBISHI / GPS III TYPE pada
Terminal 1
3 unit Elevator Hyundai pada Terminal 2
1 Unit Elevator Line pada Terminal 2
3. Moving Walk
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Moving Walk:
6 Unit Mitsubishi / TS – SE TYPE pada Terminal 1
6 Unit Moving Walk / Travator Fuji pada Terminal 2
4. Depature Conveyor
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Depature Conveyor:
7 Set Ansyr System pada Terminal 1
4 Set Departure Conveyor Glide Path pada Terminal 2
5. Arrival Conveyor
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Arrival Conveyor:
5 set Ansyr System pada Terminal 1
4 Set Departure Conveyor Glide Path pada Terminal 2
6. Timbangan
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Timbangan:
63 Unit Timabangan pada Terminal 1
42 Unit Timbangan pada Terminal 2
7. Sliding Door
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Sliding Door:
13 Unit Sliding Door pada Terminal 1
11 Unit Sliding Door pada Terminal 2
8. Sliding Gate
Pada Bandar Udara Juanda memiliki fasilitas Sliding Gate:
2 Unit Sliding Gate pada Terminal 1
16
2 Unit Sliding Gate pada Terminal 2
9. Baggage Handling System (BHS)
Pada Bandar Udara Juanda, system baggage handling system pada Terminal
1, xray barang yang dilakukan hanya pada security check point 1 , lalu
masuk secara langsung ke make up area.
Pada Terminal 2, terdapat 2 pengecekan bagasi. Pada pengecekan pertama
pada Security Check Point 1, Dimana dicek secara X-ray , setelah itu masuk
ke system bhs yang ada. Ketika bagasi sebelum masuk make up area, bagasi
terlebih dahulu melewati system X-ray yang ada.
Pada X-ray yang ada terdapat 3 level dimana pada level 1 yaitu barang
dibaca oleh X-ray sendiri, pada level 2 yaitu avsec junior, lalu ke level 3
yaitu X-ray emberi tampilan kepada monitor Avsec Senior
Semua barang ditetapkan dengan system pengkodean , yang membedakan
antar setiap barang, sehingga diperlukannya untuk mengatur jarak antar
barang, sehingga membuat pembacaan pada x-ray dapat terbaca dengan aik
dan benar.
10. Incinerator
Incinerator pada Bandar Udara Juanda terdapat 1 Incinerator. Terdapat 2
chamber untuk pembakaran. Terdapat 4 tahap dalam pembakaran yaitu
tahap pembersihan chamber, proses purging atau Pembersihan Sisa-Sisa
Gas dalam ruang chamber, proses preheating atau pemanasan awal dalam
ruang chamber, proses burning atau pembakaran, dan yang terakhir proses
proses cooling atau pendinginan chamber
17
3. Water Supply System (WSS)
Pada Terminal 1 Bandar Udara Juanda, system distribusi air bersih
menggunakan 7 Unit Pompa Multistage Centrifugal yang terletak pada
Pump House 4, dan 2 Unit Pompa Booster, dan 1 Unit Popma Booster untuk
Tower.
Pada system Fire Hydrant menggunakan 4 Pompa centrifugal, dan 1 Unit
Jockey Pump, dan 2 Unit pompa Booster.
4. Reverse Osmosis (RO)
Sumber air bersih yang terdapat pada Bandar Udara Juanda terdapat 3 yaitu
,Terminal 1 menggunakan sumber air Air PDAM Sidoarjo dengan
penggunaan 800-900 m³, Air dari sumur deep well yang setelah itu di
treatment melalui Reverse Osmosis dengan hasil 400 m³/hari. Pada terminal
menggunakan sumber dari Air PDAM Surabaya dengan penggunaan sehari
sekitar 400-500 m³
Bahan Multi Media Filter & Iron Removal Filter (1 kali setahun) yaitu :
Sand silica, Antrasit, Manganese Green Sand, Membrane Filmtec BW30-
400 ; uk 8” x 40”
Bahan chemical untuk operasional rutin bulanan: Anti Scalant pencegah
kerak, Desinfektan pengubah Ferro menjadi Ferri, Metabisulfit penetralisir
chlorin, chemical balancing PH, chlorine tablet, PH rendah, PH tinggi,
Penetralizing PH
Komponen untuk operasional rutin bulanan: Filter Catridge (2 Tabung @7
Buah)
3.2 Jadwal Pelaksanaan OJT
APRIL MEI JUNI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TQM
AC
ADMINISTRASI LIBUR
WTP
A2B
GARBARATA
Tabel 3.1 Jadwal Dinas April s/d Juni
JULI AGUSTUS
1 2 3 4 1 2 3 4
TQM
AC
ADMINISTRASI
WTP
A2B
GARBARATA
Tabel 3.2 Jadwal Dinas Juli s/d Agustus
18
3.3 Permasalahan
19
3.3.2 Dasar
20
Menurut standart ARI Conditions :
95°F 44°F
[35°C]
[6.7°C]
85°F
[29,4°C]
54°F
[12.2°C]
Gambar 3.2 Temperature In-out menurut ARI conditions
Menurut standart ARI Conditions, air yang masuk ke sisi Condensor adalah 29,4°C,
kemudian air yang keluar dari sisi condensor adalah 35°C.
Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri
dari:
1. Compresor, berfungsi untuk mengkompresi refrijeran dari fasa uap tekanan
rendah evaporator hingga ke tekanan tinggi condensor.
2. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasi uap refrigerant kalor lanjut yang
keluar dari compresor.
3. Katup ekspansi, berfungsi untuk mencekik (throttling) refrigerant bertekanan
tinggi yang keluar dari condensor dimana setelah melewati katup ekspansi ini
tekanan refrigerant turun sehingga fasa refrigerant setelah keluar dari katup
ekspansi ini adalah berupa fasa cair + uap.
4. Evaporator, berfungsi untuk menguapkan refrigerant dari fasa cair + uap
menjadi fasa uap
21
3.3.3 Chiller
22
One Downtown Place
100% ARI Test Targets for A1B234C
Unit 100% Min Max
Cooling Capacity Tons 180.0 171.4 188.6
kW kW 95.7
kW/ton kW/ton 0.532 0.557
Volt V 460
RLA A 131.0
Unit IGV Circuit 1 deg 90.0
IGV Circuit 2 deg 0.0
RPM Circuit 1 RPM 3333
RPM Circuit 2 RPM 0
Tons Tolerance % 4.76
kW/ton tolerance % 4.76
Leaving Temperature F 44.8 44.3 45.3
Flow Rate GPM 360.0 342.0 378.0
Evaporator
Approach F 1.80
Pressure Drop ft water 9.9 11.4
Entering Temperature F 80.4 79.9 80.9
Flow Rate GPM 360.0 342.0 378.0
Condenser
Approach F 0.40
Pressure Drop ft water 7.5 8.6
0
0 ARI tolerance notes: (per ARI 550/590-98 section 5.5.)
0 1) Full load tons tolerance = 10.5-(0.07 x %FL) + (1500/(DTFL x %FL))
0 2) Part load tons tolerance = +/- 2% of full load tons
1 3) Full and part load kW/ton tolerance = 10.5-(0.07 x %FL) + (1500/(DTFL x %FL))
0 4) Evaporator and condenser flow rate tolerance = +/- 5%
0 5) Evaporator and condenser temperatures = +/- 0.5 deg F
0 6) Clean tube (zero fouling) temperature adjustments per ARI certified selection program.
0 7) Evaporator and condenser pressure drop tolerance = +15%
0 0
0 DTFL = 12
0 #REF!
0 DTFL - DELTA T FULL LOAD (EVAP)
0 %FL - PERCENT FULL LOAD
0 ARI - AIR-CONDITIONING & REFRIGERATION INSTITUTE
0 ARI 550/590-2003 - Standard for testing water chilling packages using the vapor compression cycle
0 ARI 575-94 - Standard for method of measuring machinery sound within an equipment space
23
3.3.3.1 Refrigrant
Refrigerant adalah fluida kerja yang bersirkulasi dalam siklus refrigerasi.
Refrigerant merupakan komponen terpenting siklus refrigerasi karena refrigerant
yang menimbulkan efek pendinginan dan pemanasan pada mesin refrigerasi.
Refrigerant diidentifikasikan sebagai fluida kerja di dalam mesin refrigerasi,
pengkondisian udara, dan sistem pompa kalor. Refrigerant menyerap panas dari
satu lokasi dan membuangnya ke lokasi yang lain, biasanya melalui mekanisme
evaporasi dan kondensasi
24
1. Proses Kompresi 1 – 2
Kompresi adiabatis reversibel: merupakan kompresi kering (uap dalam
keadaan superheated) yang berlangsung didalam kompresor, dari tekanan
evaporator menuju tekanan kompresor. Refrigerant dihisap kompresor dan
meninggalkan evaporator dalam wujud uap jenuh dengan kondisi temperatur dan
tekanan rendah, kemudian oleh kompresor uap tersebut dinaikan tekanannya
menjadi uap dengan tekanan yang lebih tinggi (tekanan kondensor).
Kompresi diperlukan untuk menaikkan temperatur refrigerant, sehingga
temperatur refrigerant didalam kondensor lebih tinggi dari pada temperatur
lingkungan.
2. Proses Kompresi 2 – 3
Kalor akan berpindah dari refrigerant ke fluida pendingin dan sebagai akibat
refrigerant mengalami penurunan temperatur dari kondisi uap panas lanjut menuju
kondisi uap jenuh. Selanjutnya mengembun menjadi fase cair dan keluar dari
kondensor berfase cair jenuh.
3. Proses Kompresi 3 – 4
Refrigerant dalam wujud cair jenuh mengalir melalui alat ekspansi.
Refrigerant mengalami proses ekspansi pada entalpi konstan terjadi pada katup
ekspansi dan berlangsung secara tak reversibel. Selanjutnya refrigerant keluar dari
alat ekspansi berwujud campuran uap-cair pada tekanan dan temperatur sama
dengan tekanan evavorator. Proses 3-4 berlangsung pada entalpi tetap, karena tegak
lurus pada bagan.
4. Proses Kompresi 4 – 1
25
Refrigerant dalam fasa campuran uap-cair, mengalir melalui sebuah penukar
kalor yang disebut evaporator. Pada tekanan evaporator, titik didih refrigerant
haruslah lebih rendah daripada temperatur lingkungan (media kerja atau media
yang didinginkan), sehingga dapat terjadi perpindahan panas dari media kerja ke
dalam refrigerant.
Pada Bandar Udara Juanda, Cooling tower yang digunakan produk dari
King Sun berjumlah 4 Cooling tower.
26
Adapun spesifikasi Cooling tower:
27
Ada banyak jenis klasifikasi Cooling tower, namun pada umumnya
pengklasifikasian dilakukan berdasarkan sirkulasi air yang terdapat di dalamnya.
1. Cooling tower basah (wet Cooling tower)
2. Cooling tower kering (dry Cooling tower)
3. Cooling tower basah-kering (wet-dry Cooling tower)
Sistem pada Cooling tower yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi
uap.
Fungsi Cooling tower adalah untuk melepaskan kalor melalui condensor,
refrigerant akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air menjadi
panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke Cooling tower. Cooling tower
secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air tersebut dan
menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk dipergunakan kembali
di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain Cooling tower berfungsi untuk
menurunkan temperature aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfer.
Prinsip kerja Cooling tower berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan
kalor. Dalam Cooling tower, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara.
Cooling tower menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran
udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa
didinginkan secara signifikan.
28
Air dari bak/basin dipompa menuju condensor untuk dipanaskan dan
dialirkan ke Cooling tower. Air panas yang keluar tersebut secara langsung
melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena
pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas Cooling tower, lalu
mengalir jatuh ke bahan pengisi. Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan
air karena temperature kondensasinya sangat rendah mendekati temperature wet-
bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan temperature ditampung ke dalam
bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water untuk
menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses
evaporative cooling tersebut berlangsung.
Pada Bandara Internasional Juanda Surabaya menggunakan Cooling tower dengan
jenis (induced draft counterflow Cooling tower)
Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah Cooling tower karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam untuk mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja
Cooling tower tidak akan optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung Cooling tower untuk mendukung menara pendingin
..agar dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
Rumah Cooling tower (casing)
Rumah Cooling tower (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap
segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.
Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air
secara merata pada Cooling tower, sehingga perpindahan kalor air dapat
menjadi efektif dan efisien. Pipa sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang
kecil untuk menyalurkan air.
29
Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari
filling material sebelum disirkulasikan kembali ke condensor. Water basin
terbuat dari seng.
Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-lubang
yang ada. Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang
akan didistribusikan. Inlet louver terbuat dari seng.
Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari Cooling tower yang berfungsi untuk
memperluas permukaan pendinginan. Air masuk yang mempunyai
temperature yang cukup tinggi (33°C) akan disemprotkan ke filling material.
Pada filling material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan
bertukar kalor dengan udara segar dari atmosfer yang temperature nya (28°C).
Oleh sebab itu, filling material harus dapat menimbulkan kontak yang baik
antara air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling
material harus kuat, dan tahan lapuk.
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas pada
condensor. Karakteristik dari air pendingin yaitu air tawar yang tahan terhadap
radiasi,tidak mengandung unsur kalsium yang tinggi, serta tidak keruh. Air yang
digunakan untuk air pendingin saat ini adalah air dari campuran air pdam dan RO
pada reservoir air yang ada di Pump house 4.
Untuk mempertahankan kondisi air pendingin tetap stabil, maka gangguan terhadap
air pendingin tersebut harus kita hilangkan antara lain :
30
Alasan dipilihnya air sebagai media pendingin yaitu :Terdapat banyak sekali dan
murah, Mudah memakainya, Tiap unit air dapat membawa jumlah panas yang
besar, pada batas-batas temperature penggunaan yang normal tidak terjadi
pemuaian, Tidak terjadi penguraian.
AIR
Satuan
No TEST
Dalam
COOLING TOWER RO
31
Setiap bulan dilakukannya uji labolatorium untuk kualitas dari Cooling tower:
32
Maintenance dan control Cooling tower :
1. Casing
Tidak ada perawatan yang dibutuhkan untuk casing. Casing dibuat dari
F.R.P (Fiberglass Reinforced Polyester) dan dapat dibersihkan
menggunakan sabun dan air.
2. Basin
Bersihkan basin bila diperlukan. Secara teratur bersihkan saringan dan
hindarkan penumpukan kotoran di basin.
3. Filler
Tidak ada perhatian khusus untuk filler. Cukup semampunya jaga tetap
bersih untuk menghindari penyumbatan. Filler dibuat dari PVC (poly
vinly chloride) dan hanya tahan pada temperature sampai 50°. Kecuali
bahan filler dibuat dari CPVC, disarankan air panas yang dialirkan tidak
melebihi 50° untuk menghindari rusaknya filler.
4. Fan
Pertahankan jarak minimal antara fan blades dan tower. Secara berkala
periksa dari kerusakan dan keausan.
5. Distribution Basin
Desain dari lubang keluar dari distribution basin dibuat anti tersumbat
maka normalnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi bila terjadi
aliran air yang turun dari filler tidak merata maka periksa distribution
basinnya.
Karena distributor basin ini tidak ada penutup atasnya, maka air akan
sering terkena sinar matahari dan akan menyebabkan tumbuhnya lumut
pada distribution basin, untuk itu perlu pengecekan dan pembersihan
secara rutin.
6. Pelapisan
Periksa semua kompnen yang terbuat dari logam dari karat. Agar lebih
tahan lama, lapis kembali komponen yang membutuhkan pelapisan
ulang.
33
7. Belt reducer
Umur dari belt kurang dari 6 bulan sampai 12 bulan. Pemeriksaan
berkala harus dilakukan. Ganti belt bila sudah terlalu longgar atau sudah
usang.
34
Struktur Kekencangan Check Kencangkan
Baut Pengikut
Tabel 3.4 Maintenance Preventive dan Corrective
Banyaknya penggunaan Chemical pada air Cooling tower menyebabkan air yang
terjadi pada di siklus Cooling tower tersebut menjadi jenuh. Sehingga terjadinya
kerak, lumpur, pertumbuhan mikroorganisme di dalam filler sehingga membuat
Cooling tower lama kelamaan akan mengalami penurunan performa kerja.
Pada Bandar Udara Juanda sendiri mengunakan sistem Cooling tower dengan
menggunakan blow down untuk meminimalisir chemical yang mengendap pada
Cooling tower. Air tersebut dikurangin untuk mengganti dengan air baru.
Penggunaan air yang sangat banyak ini dikarenakan Cooling tower yang tingkat
kejenuhan air nya sudah melebihi batas serta filler yang efisiensi kerja nya sudah
tidak 100% dikarenakan sudah banyak nya kotoran serta lumut yang bersarang
diantara filler-filler tersebut.
Hal ini dapat menyebabkan kotornya pada sisi condenser chiller yang digunakan.
Pada saat ini , penggunaan Chemical secara rutin masih dilakukan dengan kadar
atau dengan jumlah yang terukur.
Jenis-jenis chemical yang dipakai adalah
1. Pay off CWT SP X berfungsi sebagai anti karat. Penggunaan chemical jenis
ini 180L/ 30 hari , dapat diasuasikan sekitar @6Liter/ hari.
2. Pay off CWT B5 berfungsi sebagai pembasmi lumut. Penggunaan chemical
jenis ini digunakan 60L/bulan
3. Pay off CWT B1 berfungsi sebagai pncegah lumut. Penggunaan chemical
jenis ini digunakan 30L/bulan
Penggunaan Pay off CWT B5 dan Pay off CWT B1 digunakan bergantian jumlah
pada tiap bulan.
Cooling tower pada Bandar Udara Internasional Juanda sudah mengalami
penurunan performa kerja yang salah satunya disebabkan karena filler yang sudah
tidak layak untuk mendinginkan air yang keluar dari kondensor. Menurut teori
tentang penggunaan 1 chiller sama dengan 1 Cooling tower, tetapi pada kenyataan
35
lapangan sendiri, pada Bandar udara juanda mengoperasikan 3 Chiller dengan 4
Cooling tower. Hal tersebut dikarenakan Cooling tower sudah tidak dapat
mendinginkan air secara maksimal. Jika tetap menjalankan Standar Operasional
tersebut dengan menghidupkan 1 Chiller dengan 1 Cooling tower maka hal tersebut
menyebabkan chiller mengalami Surging.
Chiller mengalami Surging disebabkan oleh :
A. Adanya kebocoran pada system
B. Tekanan Condensor tinggi
C. Temperatur condensor tinggi
D. Pipa condensor kotor
Terkait penyebab chiller pada Bandar Udara Juanda sering mengalami surging
salah satu yang penulis angkat adalah tentang Temperatur pada Condensor yang
tinggi.Hal ini disebabkan karena tidak maksimalnya Cooling tower untuk
mendinginkan air yang keluar dari sisi panas atau Condensor.
ΔT tercapai, namun pada kondisi sop yang tidak sesuai dengan manual book yang
telah diaplikasikan dari awal.
36
Setelah dilakukannya penggunaan 3 Cooling tower dan 3 Chiller sesuai
dengan SOP yang berlaku didapat hasil sebagai berikut:
WAKTU
Chiller
CONDENSED 15,00 15.05 15.10 15.15
Entering WaterTemp. 30.8 °C 31 °C 31.3 °C 32.2 °C
Leaving Water Temp. 34.3 °C 34.8 °C 35.4 °C 35.4 °C
1 Refrigerant Temp. 35 °C 35.8 °C 36.7 °C 36.9 °C
Preasure Temp. 785.4Kpa 791 Kpa 799.4Kpa 810.8Kpag
Approach Temp. 0.8 °C 1 °C 1.3 °C 1.5 °C
Entering WaterTemp. 31.5 °C 31.8 °C 32.5 °C 33.1 °C
Leaving Water Temp. 34.7 °C 35.3 °C 35.4 °C 35.7 °C
2 Refrigerant Temp. 36.5 °C 37.3 °C 37.5 °C 37.9 °C
Preasure Temp. 823.1Kpa 825.6Kpa 826.8Kpa 830.4Kpa
Approach Temp. 1.8 °C 2 °C 2.1 °C 2.2 °C
Entering WaterTemp. 30.7 °C 31.2 °C 31.6 °C 32 °C
Leaving Water Temp. 34 °C 35.3 °C 35.5 °C 35.7 °C
3 Refrigerant Temp. 34.7 °C 36 °C 36.5 °C 36.9 °C
Preasure Temp. 782.2Kpa 791.6Kpa 795.1Kpa 8058 Kpa
Approach Temp. 0.7 °C 0.8 °C 1 °C 1.2°C
Tabel 3.6 Hasil percobaan sesuai dengan SOP yang berlaku selama 15 menit
37
3.4 Penyelesaian Masalah
Terkait permasalahan pada bagian 3.3, penulis memberi solusi untuk
memngganti filler dengan jenis film fill. Terdiri dari permukaan plastik tipis dengan
jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan
film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya dapat
berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Pada bahan pengisi
film, air membentuk lapisan tipis pada sisi-sisi lembaran pengisi. Luas permukaan
dari lembaran pengisi adalah luas perpindahan kalor dengan udara sekitar. Jenis
bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan kalor yang sama dalam
volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash. Bahan pengisi film
dapat menghasilkan penghematan listrik yang signifikan melalui kebutuhan air
yang lebih sedikit dan head pompa yang lebih kecil.
38
Gambar 3.12 Film fill sisi atas
Pada masalah air tersendiri sebagai penulis menyarankan untuk membuat Coil di
flow masuk pada condenser dengan menggunakan bak tampung air dingin yang
berada dibawah chiller jika SOP tersebut dijalankan dengan metode 1 Chiller
membutuhkan 1 Cooling tower. Jika kemungkinan untuk mengganti filler tidak
dapat dilakukan , memberikan coil seperti ac pada jalur supply ke Condensor adalah
cara yang dapat ditempuh untuk mencegah adanya frekuensi sering terjadinya
Surging pada sisi Condensor Chiller.
39
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.1.1 Kesimpulan BAB III
Sesuai dengan permasalahan pada Bab 3 bagian 3.3 sebagai penulis
menyimpulkan:
1. Surging yang terus menerus yang terjadi pada chiller lebih sering
terjadi karena temperatur air yang masuk pada sisi condenser tidak
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan.
2. Kondisi existing Cooling tower tidak dapat lagi dipertahankan ,
dikarenakan kondisi filler yang sudah rusak.
3. Filler kerak tebal dikarenakan lifetime daripada filler tersebut sudah
saatnya untuk diganti.
4. Kondisi chiller saat ini didukung menggunakan 1 Cooling tower
tambahan untuk memenuhi dingin yang tercapai pada seluruh
Passanger Terminal Building (PTB) dan Administration
Operational Building (AOB) pada Bandar Udara Juanda.
5. Pada percobaan menggunakan 3 Cooling tower dan 3 Chiller selama
15 menit, didapatkan hasil seperti bagian 3.3. pada hasil tersebut
didapatkan bahwa Enter dan Outlet pada sisi Condensor semakin
meningkat dan Approach yang semakin tinggi.
6. Berdasarkan syarat air pada Cooling Tower,air yang digunakan saat
ini belum memenuhi dari syarat air yang berlaku.
40
4.2 Saran
4.2.1 Saran Terhadap Bab III
Berdasarkan uraian permasalahan yang sudah dijelaskan pada pembahasan
sebelumnya serta dari kesimpulan yang ditarik oleh penulis, maka hasil dari
laporan On The Job Training ini adalah bebrapa saran sebagai berikut:
41
DAFTAR PUSTAKA
42
LAMPIRAN
43
Gamabar 3 Display Condernsor Chiller 3
44
Gambar 5 Kondisi filler Cooling tower
45
Gambar 7 Kondisi filler yang baru dibersihkan pada Cooling tower
46
Gambar 9 Aliran air ke basin
47
Gambar 11 Chiller Trane
48