Anda di halaman 1dari 4

Raudhtaul Azkia Heldi

1900522030

RESUME AUDITING
AUDIT ATAS SALDO KAS

Audit Saldo Kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang
diakumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian didalam siklus lain.

 Pengertian Kas
  Kas menurut SAK SAK 1994 PSAK no.2 par 2.2 dan 2.3 (IAI 2002)Alat
pembayaran yg siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan.
 Kas adalah dana yang dimiliki oleh perusahaan yang ditujukan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pembayaran tanpa ada pembatasan atau hambatan.Kas mencakup
uang tunai, cek, sisa dana kas kecil, serta simpanan di bank dalam bentuk rekening giro
atau tabungan. Simpanaan di bank dalam bentuk deposito tidak masuk kategori kas,
karena deposito tidak dapat dicairkan setiap saat untuk memenuhi kebutuhan
pembayaran kas perusahaan.

 Yang Dapat Digolongkan Kas


1. Kas kecil (petty cash)
2. Saldo rekening giro di Bank dalam rupiah maupun mata uang asing
3. Bon sementara
4. Bon kas kecil yg belum direimbursed
5. Chek tunai yg akan didepositokan

 Hubungan Saldo Kas Dengan Siklus Transaksi


1. Siklus pendapatan: penerimaan kas dari penjualan tunai dan pelunasan piutang.
2. Siklus pengeluaran: pembelian tunai, pelunasan utang, dan pembayaran berbagai biaya
operasional.
3. Siklus produksi: pembayaran biaya tenaga kerja dan biaya overhead tunai.
4. Siklus penggajian: pembayaran gaji dan upah.Siklus investasi: pembelian investasi,
penjualan investasi, penerimaan hasil investasi.
5. Pendanaan: penerimaan dana (pinjaman dan investasi), pengembalian dana, pembayaran
biaya pendanaan

 Tujuan Audit Saldo Kas


1. Terdapat internal control yang cukup
2. Saldo Kas dan setara kas yg tercantum betul-betul ada dan dimiliki perusahaan
(existence)
3. Kas dalam valuta asing dikonversi kurs tengah BI
4. Penyajian kas telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak

 Salah Saji Didalam Audit :


·   Gagal menagih pelanggan
· Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh kebijakan
perusahaan.
·   Penggelapan Kas dengan jalan hasil penerimaan kas dari pelanggan sebelum dibukukan dan
akun itu dihapuskan sebagai piutang tak tertagih.
·    Pembayaran ganda atas satu faktor pemasok.
·    Pembayaran yang tidak benar atas pengeluaran pribadi di perusahaan
·   Pembayaran bunga kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa diatas suku bunga yang
berlaku saat ini.

 Jenis-jenis akun Kas :


1.      Akun kas umum : Merupakan kas yang penting bagi sebagian besar organisasi Karen
hamper semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini
2.      Akun Imprest : Pada umumnya banyak perusahaan yang mengunakan akun impres.
3.   Akun bank cabang  : berguna untuk membangun hubungan perbankan di komunitas local dan
memungkinkan sentralisasi operasi pada tingkat cabang.
4.  Dana kas kecil imprest :  bukan merupakan rekening bank , tetapi hampir serupa dengan kas di
bank dalam hal pencantumannya dan tersebut digunakan untuk akuisisi kas bernilai kecil
yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih cepat dengan kas ketimbang dengan cek,
atau untuk memudahkan karyawan dalam mencairkan cek pribadi atau cek penggajian.
5.   Ekuifalen kas : bersifat jangka pendek dan sangat liquid . hal tersebut termasuk deposit
berjangka, sertifikat deposito , dan dana pasar uang. 

 Audit Kas Umum


Dalam menguji saldo akhir tahun pada akun kas umum auditor harus mengakumulasikan
bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas telah dinyatakan secara wajar dan
diungkapakan secara layak sesuai dengan lima dari delapan tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo yang digunakan untuk semua pegujian atas rincian saldo.

Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien Yang mempengaruhi Kas (Tahap I)


Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang
tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang
memengaruhi saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul
potensi salah saji material dalam kas.
Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Jika pengendalian yang mempengaruhi transaksi yang berhubungan dengan kas telah
beroperasi secara efektif, risiko pengendalian akan menurun sebagaimana pengujian audit
untuk rekonsiliasi bank akhir tahun.
Merancang dan Melakasanakan Pengujian Pengendalian serta Pengujian Subtantif atas
Transaksi (Tahap II)
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan,
ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. 
Merancang dan Melaksanakan Prosedur Analitis (Tahap III)
Rekonsiliasi bank akhir tahun diaudit secara ekstensif. Karena itu, penggunaan prosedur
analitis untuk menguji kewajaran saldo kas menjadi kurang penting dibandingkan untuk
sebagian besar audit lainnya.
Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Kas (Tahap III)
Langkah awal dalam memverifikasi saldo akun bank umum adalah memperoleh
rekonsiliasi bank dari klien untuk dicantumkan dalam dokumentasi auditor.

 Pertimbangan perencanaan audit


Materialitas
Bagi kebanyakan entitas, bagian dari aktiva lancar atau total aktiva pada suatu titk waktu yang
disajikan oleh saldo kas adalah sangat kecil dan seringkali tidak material akan tetapi dalam
kenyataanya, volume transaksi yang memepengaruhi kas biasanya lebih besar dari pada setiap
akun lainnya dalam laporan keuangan.

Resiko inheren
Volume transaksi yang tinggi dapat menimbulkan tingkat resiko inheren yang signifikan
untuk asersi saldo kas tertentu , terutama keberadaan dan keterjadian serta kelngkapan. 

Resiko Prosedur Analitis


Saldo kas dipegruhi secara signifikan oleh  keptusan dan strategi operasi, investasi, serta
pembiayaan manajemen .

 3 Prosedur Standar Audit Untuk Setiap Audit


1.       Penerimaan konfirmasi bank
Biasanya auditor meminta penerimaan konfirmasi langsung dari setiap bank atau dari
institusi keuangan lainnya dimana klien melakukan bisnis, kecuali ada sejumlah besar akun
yang tidak aktif. Jika bank tidak merespons permintaan konfirmasi, auditor harus
mengirimkan permintaan kedua atau meminta klien untuk berkomunikasi dengan bank untuk
memintanya melengkapi dan mengembalikan konfirmasi ke auditor.
2.      Penerimaan Laporan Pisah Batas Bank
           Laporan pisah batas Bank adalah laporan bank periode parsial dan cek yang dibatalkan
yang terkait, salinan slip deposit, dan dokumen lain yang tercantum dalam laporan dikirimkan
langsung oleh bank ke kantor akuntan publik.
3.      Pengujian Rekonsiliasi Bank
Auiditor menguji rekonsiliasi bank untuk menentukan apakah personil klien
telah membuat rekonsiliasi bank dengancermat dan untuk memverifikasi apakah saldo
bank yang tercatat milik klien sama jumlah ya dengan kas aktual di bank kecuali
setoran dalam perjalanan, cek yang beredar, dan item rekonsiliasi lainya.

 Prosedur Yang Berorientasi Kecurangan


Prosedur yang dapat mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas:
1.   Konfirmasi piutang usaha
2.    Pengujian yang dilaksanakan untuk mendeteksi lapping
3.   Mereview ayat jurnal buku besar umum dalam akun kas untuk pos-pos tidak biasa
4.   Membandingkan pesanan pelanggan dengan penjualan dan penerimaan kas selanjutnya
5. Memeriksa persetujuan dan dokumen pendukung piutang tak tertagih dan retur
penjualan serta pengurangan.
 Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut
dilakukan:
•         Semua kas yang tercatat telah disetor
•         Semua setoran telah dicatat
•         Semua pengeluaran kas yang tercatat telah dibayar oleh bank
•         Semua jumlah yang dibayarkan oleh bank telah dicatat

 Audit Atas Akun Bank Penggajian Impres


Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu
jika terdapat akun impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun
bank, seperti yang dijelaskan pada akun umum. Biasanya, bagian yang direkonsiliasi
adalah cek beredar. 
   

 Audit Atas Kas Kecil Impres


Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak
auditor melakukan verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien
mengharapkan auditor memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.

Anda mungkin juga menyukai