Literatur Review Anak
Literatur Review Anak
Oleh :
NIM. 19089144029
2020
LITERATUR REVIEW ZINK EFEKTIF
MENGATASI DIARE AKUT PADA BALITA
Oleh :
NIM. 19089144029
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare adalah salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan
yang paling tinggi menderita diare (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Secara global,
ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada anak setiap tahun (WHO, 2017).
sedangkan kasus diare yang sudah ditangani sebanyak 95.635 kasus (Kementerian
Kesehatan RI, 2017). Di Daerah Kota Denpasar sendiri pada tahun 2016 jumlah
diare sebanyak 11.183 kasus. Data dari Dinas Kesehatan Kota Denpasar
yang belum memadai, keadaan gizi yang belum memuaskan, keadaan sosial
ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara langsung atau tidak langsung
1
mempengaruhi terjadinya diare. Selain itu, diare juga bisa disebabkan karena makanan
yang tidak sehat atau makanan yang diproses dengan cara yang tidak bersih sehingga
Penyakit diare sering menyerang pada anak-anak dari pada dewasa dikarenakan
daya tahan tubuhnya yang masih lemah. Namun masih banyak ibu yang belum cukup
mampu memberikan penanganan yang baik, hal ini dikarenakan pengetahuan tentang
penanganan diare pada anak masih rendah sehingga akan mempengaruhi sikap ibu
dalam penanganan diare pada anaknya. Peran ibu dalam melakukan penatalaksanaan
terhadap diare diperlukan suatu pengetahuan karena pengetahuan merupakan salah satu
yaitu dengan peningkatan pengetahuan maka dapat terjadi perubahan sikap (Farida,
2016).
Pada negara berkembang diare berkaitan dengan kurangnya pasokan air bersih,
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun) serta kondisi kesehatan dan status gizi
yang kurang baik (Raini, 2016). Kebersihan anak maupun kebersihan lingkungan
memegang peranan penting pada tumbuh kembang anak baik fisik maupun
psikisnya.
Tanda dan gejala diare mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian
timbul diare. Diare yang semakin parah menyebabkan tinja menjadi cair disertai
lendir atau darah. Warna tinja makin lama berubah mejadi kehijau-hijauan karena
tercampur empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja makin lama makin asam sebagai akibat semakin banyaknya asam laktat yang
berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare (Ariani, 2016).
Penyakit diare juga dapat menyebabkan kematian jika dehidrasi tidak diatasi dengan
tepat. Dehidrasi dapat terjadi karena usus bekerja tidak optimal sehingga sebagian
besar air dan zat-zat yang terlarut di dalamnya keluar bersama feses sampai akhirnya
Peningkatan pengetahuan pada orang tua dalam mengasuh anak secara spesifik
sebuah proses belajar untuk orang tua agar meningkatkan pengetahuan dalam
Ibu yang berperilaku baik dapat mengurangi kejadian diare pada balitanya,
karena ibu yang berperilaku baik tentunya akan bertindak mencegah atau
menghindari dari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah dan penyebab
sehingga dapat mengaplikasikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam mengasuh
balitanya. Perilaku ibu yang baik dalam penelitian ini disebabkan karena
Persepsi ibu terhadap diare pada balita menunjukkan sikap yang berbeda
(20%) cemas dan tidak peduli, dan (15%) menunjukkan sikap panik. Hasil penelitian
ini juga menemukan kesalahpahaman ibu dalam merawat balita dengan diare seperti
pendidikan ibu, kurangnya pengalaman dan sifat ikut-ikutan ibu melihat orang lain
atau faktor orang tua di rumah yang lebih dominan mengambil keputusan
(Masdiana, dkk 2016).
ketika anak diare langsung dibawa ke puskesmas, 2 ibu mengatakan ketika anak
diare diberikan obat dari warung, kemudian tidak kunjung sembuh baru dibawa ke
puskesmas. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 Maret 2018 di
puskesmas Denpasar Selatan, didapatkan data dengan jumlah anak usia toddler yang
1 tahun terakhir sebanyak 104 anak usia toddler, sedangkan jumlah anak usi toddler
Orang tua berperan penting dalam menangani anak yang mengalami diare dan
melihat dampak yang ditimbulkan dari diare sangat berbahaya yang dapat
mengganggu proses tumbuh kembang anak usia toddler, maka penulis sangat
tertarik untuk meneliti “Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Penanganan Diare pada
penelitian, yaitu: “Bagaimana Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Penanganan Diare pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Terhadap Penanganan Diare pada Anak Usia
1. Tujuan khusus
i. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia
ii. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia
iii. Mengetahui gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
pendidikan
2. Manfaat praktis
gambaran perilaku ibu terhadap penanganan diare pada anak usia toddler
penanganan diare terutama untuk penangan diare pada anak usia toddler.
e. Bagi Masyarakat
makanan.
i
BAB II
A. DESAIN PENELITIAN
a. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, E., dkk. (2017) yang berjudul
ibu yang akan diteliti. Penelitian yang dilakukan oleh Masdiana, dkk
(2016) yang berjudul “Persepsi, Sikap, & Perilaku Ibu Dalam Merawat
cemas dan tidak peduli, dan (15%) menunjukkan sikap panik. Hasil
kurangnya pengalaman dan sifat ikut-ikutan ibu melihat orang lain atau
Pengumpulan data dilakukan pada April sampai Mei 2010. Jumlah responden
yang berhasil diambil datanya adalah 20 orang untuk kelompok intervensi dan 20
orang untuk kelompok kontrol. Sebagian besar balita yang terlibat berusia 6 sampai
24 bulan, dan memiliki status gizi kurang. Data karakteristik responden tersebut
dilakukan uji homogenitas dengan cara chi square. Uji homogenitas yang telah
(homogen).
antara kelompok kontrol (tidak diberikan zink dalam penanganan diare, tetapi hanya
diberikan cairan rehidrasi oral) dan ke- lompok intervensi (diberikan zink dan cairan
rehidrasi oral dalam penanganan diare akut). Rerata frekuensi defekasi pada
analisis bivariat menunjukkan bahwa terda- pat perbedaan yang signifikan antara
frekuensi defekasi kelompok kontrol dan kelompok inter- vensi (p= 0,000; α= 0,05).
Tabel 1. Perbedaan Frekuensi Defekasi dan Durasi Diare Kelompok Intervensi dan
Kontrol
(n=20)
Variabel
Mean SD SE P Mean SD SE p
Frekuensi Defekasi 5,2 0,7 0,1 0,000 6,8 0,9 0,2 0,000
Durasi Diare 6,3 1,1 0,2 0,000 8,6 1,3 0,2 0,000
B. Pembahasan
tersebut, juga diidentifikasi bahwa du- rasi diare pada anak yang
dan Aranda (2007) yang men- catat bahwa anak yang mendapatkan
sebesar 11% ini mempunyai arti yang cukup penting dalam menurunkan
status nutrisi anak yang diukur secara antropometri. Hasil serupa juga
substrat organik dan air. Jika terjadi se- cara terus menerus maka anak
saja tidak cu- kup signifikan dalam menurunkan frekuensi de- fekasi,
Variabel n Mean SD SE p
Usia Anak
a. 6-24 bulan 26 7,4 1,8 0,4 0,836
b. >24 bulan 14 7,5 1,4 0,4
Pemberian ASI
a. Ya 9 6,3 1,3 0,4 0,026
b. Tidak 17 7,9 1,8 0,4
Pendidikan Ibu
a. Pendidikan Dasar 23 7,7 1,4 0,3 0,231
b. Pendidikan Lanjut 17 7,1 1,9 0,5
secara otomatis juga akan memperpendek durasi diare atau mencegah ber-
lanjutnya diare.
peranan dalam meta- bolisme asam nukleat dan sintesis protein, serta untuk
zink dalam tubuh. Beberapa penelitian suplementasi zink da- lam jumlah besar
telah menunjukkan berkurang- nya insiden diare akut dan persisten pada bayi dan
anak-anak secara bermakna. Meningkatnya sta- tus zink pada populasi tersebut
enterosit dan sel-sel imun yang berinteraksi dengan agen infeksius pada diare,
dengan cara berinteraksi dengan oksigen, nitrogen dan ligan sulfur makro
dilepaskannya histamin oleh sel mast dan respon kon- traksi serta sekretori
terhadap histamin dan sero- tonin pada usus sehingga dapat mencegah
yang kuat yang akan meningkatkan ketahanan usus terhadap kuman patogen.
Oleh karena itu, diare biasanya tak berlangsung lama, hanya beberapa hari (3- 4
hari) dan dapat sembuh sendiri tanpa pengobat- an (self limiting disease). Anak
akan sembuh kem- bali setelah enterosit usus yang rusak diganti oleh enterosit
baru dan yang normal serta sudah matang (mature), sehingga dapat menyerap
dan mencerna cairan serta makanan dengan baik (Irwanto, Rohim, & Sudarmo,
2002).
termasuk zink, sehingga suplementasi zink pada anak dengan diare terse- but
peranan dalam me- tabolism enzim, poli-ribosom, membran sel, dan fungsi
seluler. Kehilangan zink melalui saluran cer- na akibat diare akan memperburuk
defisiensi zink yang memang sudah ada (Indriani & Sari, 2007).
selama diare akut di- perkirakan akan mempengaruhi fungsi imun atau fungsi
dan struktur intestinal serta proses pemulih- an epitel selama diare, sehingga
akan mencegah diare lebih lanjut atau mempercepat proses pe- nyembuhan.
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi anak dengan durasi
diare akut. Kondisi kurang gizi merupa- kan salah satu faktor yang yang dapat
Beratnya penyakit, lamanya, dan resiko kematian karena diare akan meningkat
pada anak-anak dengan kurang gizi dan anak yang menderita gizi buruk.
Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit akan diperberat oleh berkurangnya
Hal tersebut di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayat (1997),
menyatakan bahwa anak dengan status gizi kurang yang mendapatkan suplemen
zink (kelompok intervensi) mempunyai risiko diare berlanjut 0,92 kali lebih kecil
(95% CI: 0,79-1,09). Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan WHO (2009), yang
parah, lebih lama dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan kejadian diare
pada anak yang tidak menderita gangguan gizi. Malnutrisi atau gangguan imuno-
keparahan diare. Hal ini jelas sekali, karena gizi merupakan elemen yang sangat
BAB IV
Hasil penelitian ini menemukan bahwa zink efektif dalam mengatasi diare
akut pada balita di salah satu puskesmas di Denpasar Selatan, dengan cara me-
ditemukan hubungan yang signifikan antara status gizi anak dan pemberian ASI
dengan durasi diare, namun tidak ada hubungan antara usia anak dan tingkat
pendidikan ibu dengan durasi diare. Analisis hubungan karak- teristik responden
yaitu usia anak, tingkat pendidikan ibu, status pemberian ASI, dan status gizi
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Armin, S. A. (2005). Zat gizi mikro zink, dari aspek molekuler sampai pada
Bhatnagar, S., & Natchu, U.C.M. (2004). Zinc in child health and disease.
puskesmas_2007.pdf.
Hidayat, A. (1997). Pengaruh pemberian seng terhadap diare akut anak balita
Indonesia, Jakarta.
Indriani, R., & Asri, E.K. (2007). Formulasi oralit baru dan suplementasi zink
9334.
Irwanto, Rohim, A., & Sudarmo, S.M. (2002). Diare akut pada anak. Dalam:
Salemba Medika.
10.1001/archpedi.154.7.700.
Lukacik, M., Thomas, R.L., & Aranda, J.V. (2008). A meta-analysis of the
Strand, et al. (2002). Effectiveness and efficacy of zinc for the treatment of