Disusun Oleh :
Ricky Alejandro Martin (1511700067)
v
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA
FAKULTAS PSIKOLOGI
2019
SOAL URAIAN :
1. Jelaskan definisi OCD secara singkat, sesuai dengan pendapat Anda masing-masing ?
Jawaban :
Suatu gangguan psikologi yang ditandai dengan adanya dorongan yang berlebihan
(Obsesi) yang menyebabkan kecemasan dari dalam individu tersebut, disertai dengan
perilaku kompulsif yang berulang untuk mengilangkan kecemasan yang dirasakan
individu tersebut, sehingga dapat mempengaruhi pikiran maupun perilaku individu
tersebut. Sebagai contoh Individu yang mencuci tangannya berkali-kali
tanpa sebab (meskipun tangannya tidak kotor).
4. Menurut Anda, apakah tipe OCD Thinking Ritualizes sama dengan Self Talk (jelaskan
secara singkat) ?
Jawaban :
Tidak, Karena Thinking Ritualizes merupakan dorongan dari pikiran individu untuk
mengucapkan sesuatu secara berulag-ulang tanpa sebab yang jelas atau hanya
berdasarkan kecemasan neurotis belaka. Sedangkan Self Talk merupakan metode untuk
berbicara pada diri sendiri untuk memunculkan motivasi maupun meningkatkan motivasi
untuk melakukan sesuatu. Selain dilihat dari tujuannya, perbedaan Thinking Ritualizes
dengan Self Talk dapat dilihat dari frekuensinya, dimana Thinking Ritualizes memiliki
frekuensi kemunculan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Self Talk.
12. Apakah fenomena Covid 19 dapat meningkatkan potensi individu mengalami OCD ?
berikan alasan Anda ?
Jawaban :
Ya, dengan adanya penyebaran virus corona, masyarakat dituntut untuk menjaga
kebersihan dengan ekstra. Selain itu penyebaran corona juga menyebabkan kecemasan
tersendiri bagi masayarakat luas, hal ini dikarenakan gejala orang yang mengidap corona
sangat sulit dibedakan bahkan nyaris tidak bisa dibedakan dengan sakit flu biasa, bahkan
beberapa orang yang mengidap corona terlihat sehat-sehat saja. Dengan demikian
masyarakat menjadi cemas sehingga memunculkan perilaku obesesif kompulsif berupa
terlalu sering mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer atau membersihkan diri,
barang-barang sekitar maupun rumah secara berlebihan. Tentunya jika hal ini
berlangsung dalam jangka panjang maka akan meningkatkan potensi individu mengalami
OCD.
13. Jelaskan mengenai Terapi perilaku Rasional Emotif, sebagai salah satu terapi untuk
menangani individu yang mengalami OCD ?
Jawaban :
Terapi perilaku rasional emotif untuk mengurangi OCD adalah membantu individu
menghapuskan keyakinan bahwa segala sesuatu mutlak harus berjalan seperti yang
mereka inginkan atau bahwa segala tindakan yang mereka lakukan harus mutlak
memberikan hasil sempurna. Dalam pendekatan ini, individu didorong untuk menguji
ketakutan mereka bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi jika mereka tidak
melakukan ritual kompulsif. Jelaslah, bagian tak terpisahkan dalam terapi kognitif
semacam itu adalah pemaparan dan pencegahan respons (atau ritual),
karena untuk mengevaluasi apakah tidak melakukan ritual kompulsif
akan memberikan konsekuensi yang mengerikan, individu harus
menahan diri untuk tidak melakukan ritual tersebut.
2. Apakah gangguan OCD selalu melibatkan perilaku berulang untuk mencuci tangan ?
a. Ya
b. Tidak selalu
c. Mungkin
d. Bisa jadi
e. b dan c benar
Jawaban :
b. Tidak selalu
(Karena OCD memiliki beberapa Tipe dan perilaku mencuci tangan atau menjaga
kebersihan sevcara berlebihan merupakan salah satu tipenya yaitu tipe Washers &
Cleaners )
Davison, G.C., Neale J.M., &Kring A.M. 2018. Psikologi Abnormal Edisi Ke-9. Depok :
Rajawali Pers
Fadhila, Zuzun Tri Ainur. 2015. Perilaku Obsesif Kompulsif Dalam Beribadah Pada Santri
Di Pondok Pesantren Fathul Hidayah Pangean-Maduranlamongan. Diss. Uin Sunan Ampel
Surabaya.
Halgin, Richard P. 2012. Psikologi Abnormal Perspektif Klinis Pada Ggngguan Psikologis.
Jakarta: Salemba Humanika.
https://www.kompasiana.com/ina.rohmah/54f43950745513932b6c8954/apakah-ocd-bisa-
mengarah-ke-skizofrenia
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa-PPDGJ III. Jakarta : Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya
Mu’minat, U. A.2010. Obsessive Compulsive Disorder Tokoh Howard Hughes Dalam Film
The Aviator. Skripsi. Fakultas Iilmu Budaya.Universitas Diponegoro Semarang.
Nevid, J.S, Rathus, S.A., & Greene B. (2005). Psikologi Abnormal. Jakarta: Erlangga.