■ Sub-ordinasi (penomorduaan)
■ Marginalisasi (peminggiran)
■ Beban ganda, beban beragam
(multiple- burdens)
■ Kekerasan
■ Pemberian label (stereotyping)
Kekerasan terhadap Perempuan
– Fisik
– Psikologis/Emosional
– Seksual
– Ekonomi
– Sosial
– Media
TINDAKAN DALAM TATALAKSANA KDRT
• Pendidikan kesehatan,
meningkatkan kesadaran
Pencegahan akan bahaya kekerasan
• Memberikan perlindungan pd
tingkat pertama klien, membantu keluarga
mengantisipasi hal-hal yg dpt
menimbulkan Kekerasan
• Deteksi dini korban
Pencegahan •
•
Konseling klien/keluarga.
Identifikasi kebutuhan perawatan
tingkat kedua • Perawatan langsung pada klien
korban kekerasan
U m ur :
m e r a s a t i d a k n y a m a n d e n g a n diri s e n d i r i ?
Bisa ditemukan adanya reaksi konversi (Histerical Luka/memar pada saat hamil, terutama di payudara dan
daerah di bawah perut
Convertion/Reaction) yaitu kejang yang diakibatkan
bukan karena adanya gangguan fungsi organ.
Keluhan sakit/nyeri kronis tanpa sebab yang jelas
Adanya jeda antara sebuah luka/memar dan Seringnya berkunjung ke Puskesmas, bisa saja ke dokter
datang ke puskesmas untuk mencari bantuan spesialis yang berbeda-beda
Ditemukan cairan
mani di sekitar
mulut, genital,anus
atau pakaian
Kecurigaan adanya kekerasan psikis
Kemunduran
Perubahan sikap
perkembangan
dari periang
(misal: kembali
menjadi pendiam
ngompol)
Cara Penggalian Informasi
POKOK
Kekerasan Terhadap
BAHASAN 2
Perempuan
Faktor risiko kekerasan terhadap perempuan
Faktor Individu: pernah Faktor hubungan atau interaksi
mengalami kekerasan dengan pasangan: konflik
pada masa anak-anak, dalam perkawinan, tingginya
menyaksikan KDRT kendali laki-laki
Membina hubungan
(rapport) baik dan Menjaga privasi dan Memberi rasa aman
kepercayaan dari kerahasiaan dan nyaman
korban untuk
menjawab pertanyaan
yang diajukan
Trik Penggalian Informasi Kekerasan Pada Perempuan
• Hobby/minat
• Menyeimbangkan waktu (work, love, & play)
• Memahami keterbatasan, tidak berperan sebagai hero
• Relaksasi dengan kegiatan yang diminati
• Belajar sepanjang hayat ......dari siapapun
• What’s else????
30
Kasus 1 :
Ny. M, berusia 25 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga. Suaminya galak dan suka mengancam dan
memukuli.Seringkali juga mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati Ny. M. Saat ditanya
penyebab marah suami, ternyata penyebabnya adalah hal-hal yang sepele, seperti masakan Ny. M
tidak enak, terus lama kalo disuruh beli rokok, dll padahal saat itu istri masih sibuk juga mencuci atau
sedang beberes rumah. Suami kerjaannya hanya nyuruh-nyuruh saja, seolah-olah istri nya adalah
seorang pembantu. Ny M sering sedih dan merasa hidupnya amat tersiksa. Keluarga suami juga tidak
pernah menegur dan memarahi suami saat suami melakukan kekerasan terhadap Istri. Di mata
keluarga suami Istri yang selalu dianggap salah,di anggap kurang sabar dan kurang dalam melayani
suami. Seringkali juga Ny. M tidak diberi uang untuk belanja harian. Ny.M sering merasa tidak tenang,
tidak bisa istirahat, makan sering di kasih nasi basi sehingga kurus dan kurang gizi. Saat sakit pun
tidak pernah di bawa ke pelayanan kesehatan. Pada saat berumah tangga Ny.M selalu kesulitan
berkomunikasi dengan suami, karena komunikasi dikit –dikit saja selalu salah, ngomong gini salah,
ngomong begitu salah , setiap salah dikit saja langsung bentak-bentak dan muka Ny.M ditampar.
Kejadian kekerasan ini sering sekali terjadi, dengan frekuensi 2 kali dalam seminggu.
Lakukan telaahan terhadap kasus:
Berdasarkan tanda-tanda/indikator kekerasan yang ditemukan, termasuk jenis kekerasan apa kasus
tersebut?
Kasus 2:
Seorang perempuan tengah baya, datang ke puskesmas. Ada bilur-
bilur bekas luka di wajahnya, memar di area mata. Si Ibu
mengatakan tertabrak pintu karena kurang teliti saat memasak dan
menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya. Saat digali oleh
dokter mengenai asal muasal memar yang diderita, Ia terkesan
menutupi penyebab luka-lukanya dan ingin cepat-cepat pulang,
dengan alasan takut pekerjaan rumah tidak tertangani bila ia terlalu
lama meninggalkan rumah.
Ny. A, sering merasa tidak nyaman, penyebabnya, suami sering marah, marah, padahal dulu suami tidak
demikian. Sejak usaha suami dan keluarga mengalami kebangkrutan, suami kelihatan strees dan sering
marah- marah. Keluarga suami membebankan biaya kehidupan kepada suami Ny.A, karena suami Ny. A
adalah anak tertua .semenjak itu suami Ny.A sering bersikap kasar terhadap Ny.A.,padahal sebelumnya
dia sangat baik. Selain itu suami Ny.A sering tidak peduli terhadap Ny.A. dan juga tidak pernah lagi
memenuhi kebutuhan Ny.A dan anaknya. Suami Ny.A tidak pernah memberikan uang belanja dan nafkah
lagi, tetapi untungnya Ny,A masih bekerja dan masih bisa untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari
walaupun sedikit. Ny.A sekarang sering merasa cemas , takut terus , tanpa tahu penyebabnya, Hubungan
dengan suami jadi terganggu, dan bingung kalo ngomong jadi takut , takut salah. Jika Ny.A ngomong
salah sedikit suami langsung marah-marah, walaupun kadang omongan Ny.A cuma buat main-main, tapi
suami selalu menangapi serius dan tidak bisa diajak bercanda. Selain itu, Suami sering kali memaksa
NY.A melakukan hubungan suami istri, padahal Ny. A sudah Lelah bekerja. Jika tidak dilayani, maka,
suami memukulnya.