Anda di halaman 1dari 2

Golongan Umur yang Mengalami Hipertensi di Kabupaten Tanah laut

Data hipertensi didapat dengan metode wawancara dan pengukuran. Hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran/pemeriksaan tekanan darah/tensi, ditetapkan menggunakan alat pengukur tensimeter
digital. Tensimeter digital divalidasi dengan menggunakan standar baku pengukuran tekanan
darah (sfigmomanometer air raksa manual). Pengukuran tensi dilakukan pada responden umur 15
tahun ke atas. Setiap responden diukur tensinya minimal 2 kali, jika hasil pengukuran ke dua
berbeda lebih dari 10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran ke
tiga. Dua data pengukuran dengan selisih terkecil dihitung reratanya sebagai hasil ukur tensi.
Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC
VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg.

Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas, maka prevalensi hipertensi
berdasarkan pengukuran tensi dihitung hanya pada penduduk umur 18 tahun ke atas. Selain
pengukuran tekanan darah, responden juga diwawancarai tentang riwayat didiagnosis oleh
tenaga kesehatan atau riwayat meminum obat anti-hipertensi. Dalam penulisan tabel, kasus
hipertensi berdasarkan hasil pengukuran diberi inisial U, kasus hipertensi berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan diberi inisial D, dan gabungan kasus hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan dengan kasus hipertensi berdasarkan riwayat minum obat hipertensi diberi istilah
diagnosis/minum obat dengan inisial DO.
Catatan :
D = Diagnosa oleh Tenaga kesehatan
D/G = Didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau dengan gejala
D/O = Kasus minum obat atau didiagnosis oleh tenaga kesehatan
U = Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah
*) Penyakit Hipertensi dinilai pada penduduk berumur >=18 tahun

Anda mungkin juga menyukai