Bab 2 - Agro
Bab 2 - Agro
karta
Atas dasar pemikiran tersebut Karangka Acuan Kerja (KAK) atau Term of
Reference (TOR) ini, untuk digunakan sebagai Pedoman dan acuan kerja Konsultan
Pengawas dalam menyusun pekerjaan Pengawasan Teknis Penguatan Tebing dan
Saluran Irigasi Di Muang Datu.
Dengan adanya keterbatasan pihak Pelaksana Kegiatan, dalam hal ini Pejabat Pembuat
Komitmen yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik
terhadap kelancaran pekerjaan maupun hasil pekerjaannya yang harus sesuai dengan
ketentuan serta persyaratan – persyaratan dalam Dokumen Kontrak, maka untuk
itu diperlukan adanya bantuan Jasa Konsultan yang akan bertugas di lokasi
Kegiatan.
Memenuhi hal tersebut diatas, Pengawasan Teknis Penguatan Tebing dan Saluran
Irigasi Di Muang Datu akan mengupayakan untuk menyediakan Jasa Konsultan dengan
peran sebagai Konsultan Pengawasan Teknis pada kegiatan dimaksud.
- Jasa Konsultan yang dimaksud dalam Kerangka Acuan Kerja ini, adalah untuk
Pekerjaan Pengawasan Teknis Peningkatan Jaringan Irigasi dan Sarana Penunjangnya.
- Pelaksana/Konsultan yang diserahi pekerjaan ini wajib menyediakan jasa-jasanya
semaksimal mungkin untuk melaksanakan pekerjaan Pengawasan teknis, sehingga
diperoleh hasil pekerjaan berupa Laporan Periodik, Dokumentasi, Kontrol
Kuantitas, Kualitas dan terlaksanannya pekerjaan sesuai bestek dengan tepat waktu,
serta mengusahakan sekecil mungkin adanya kesalahan dalam pekerjaan konstruksi
atau Pengawasan tambahan lainnya dikemudian hari.
- Sebagai acuan dan informasi bagi konsultan Pengawas yang diundang mengikuti
pemilihan jasa Konsultansi dalam rangka menyiapkan kelengkapan administrasi,
usulan teknis dan usulan biaya.
- Sebagai acuan dalam evaluasi usulan, klarifikasi dan negosiasi dengan calon
konsultan terpilih, dasar pembuatan kontrak dan acuan evaluasi hasil pekerjaan
konsultan
Untuk mencapai indikator keluaran tersebut, diperlukan keterlibatan tenaga ahli yang
telah professional dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sejenis dengan
uraian garis besar penugasan sebagai berikut :
Site Engineer, Sarjana (S1/S2) lulusan Teknik Sipil perguruan tinggi negeri
atau yang setara yang memiliki pengalaman dalam bidang pengawasan
pekerjaan pembangunan jalan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun untuk S1 atau
2 (dua) tahun untuk S2, mempunyai pengalaman sebagai site engineer
diutamakan 4 (empat) kali dan memiliki SKA Ahli Muda Teknik Sumber Daya
Air/ SKA Ahli Muda Teknik Bangunan dan Gedung
Inspector, SMK negeri atau yang setara yang memiliki pengalaman sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun
Operator Komputer/ Administrasi, SMK negeri atau yang setara yang
memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
Ada beberapa tahapan kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pelaksanaan Supervisi Konstruksi
Untuk Kepentingan Umum. Lokasi kegiatan proyek seyogyanya sudah diidentifikasi pada
saat persiapan proyek (Penyusunan SPAR);
Memeriksa shop drawing yang ada dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
B.2. METODOLOGI
B.2.1. Pekerjaan Persiapan
Konsultan Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan setiap
bagian pekerjaan Pengawasan pelaksanan yang dihadapi dilapangan yang secara garis besar
adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, konsultan menyusun program kerja, alokasi tenaga dan
konsepsi pekerjaan Pengawasan. Selanjutnya konsultan memeriksa dan menyetujui Time
Schedule/Bar Chart, S-Curve/ Network Planning yang diajukan oleh kontraktor konstruksi
untuk selanjutnya diteruskan kepada PPTK/KPA Konstruksi untuk mendapat persetujuan.
3. Konsultasi
- Melakukan Konsultasi dengan Kuasa Pengguna Anggaran untuk membicarakan masalah
dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan.
- Mengadakan rapat dengan Kuasa Pengguna Anggaran, Konsultan/Pengawas dan
Kontraktor/Pemborong sesuai bila dipandang perlu oleh konsultan terkait dengan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
kontrak atau minimal pada saat kontraktor/pemborong akan mengajukan angsuran.
Dalam hal terdapat masalah dan persoalan tersebut, ditindaklanjuti dengan membuat
risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah
diterima paling lambat dalam 1 (satu) minggu kemudian.
4. Laporan
- Memberikan laporan kepada Kuasa Pengguna Anggaran mengenai volume
Prosentase dan nilai bobot bagian atau seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
membandingkan dengan apa yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
- Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan dibandingkan dengan
jadwal yang telah disetujui.
- Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga dan alat yang digunakan.
5. Dokumen
- Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Pemborong, terutama
yang membuat tambah atau kurangnya pekerjaan dan perhitungan juga gambar
konstruksi yang dibuat oleh Pemborong (Shop Drawing).
- Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
- Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta penambahan
tau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
- Mempersiapkan formulir laporan harian, mingguan dan bulanan, Berita Acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua serta formulir-formulir lainnya yang
diperlukan untuk menyiapkan dokumen pembangunan.
Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama pemberi tugas mengendalikan pelaksanaan fisik pembangunan
yang dilakukan oleh Kontraktor dengan rentang meliputi Pre-Audit, Monitoring dan Post-Audit :
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-syarat yang tercantum dalam
kontrak pemborongan.
Rentang Kendali Pre-Audit
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam rentang “Pre-Audit” adalah
seluruh kegiatan konsultan sebelum melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil perencanaan akan menghasilkan
catatan mengenai seluruh pekerjaan, antara lain :
Jenis pekerjaan
Kuantitas pekerjaan
Kualitas yang dipersyaratkan
Schedule pelaksanaan
Schedule pembayaran.
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa hasil perencanaan ke lokasi
untuk menentukan apakah hasil perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabila dari pengecekan hasil design tidak sesuai dengan kondisi lapangan, konsultan team
supervisi akan membuat alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada pemberi tugas.
Materi dan peralatan yang didatangkan kontraktor akan diperiksa dan dikalibrasi terlebih
dahulu oleh konsultan sehingga benar-benar memenuhi spesifikasi yang telah diterapkan.
Jadwal waktu yang dibuat oleh kontraktor akan diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai
terhadap volume pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga kerja/ tukang
yang akan mengerjakannya. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume dengan
tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia maka konsultan akan menyarankan
kepada kontraktor untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang secukupnya agar bisa
selesai tepat pada waktunya.
Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar, konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan
tambah itu dengan pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan tidak
memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut memungkinkan dan mendapat persetujuan
dari KPA (Kuasa Pengguna Anggaran).
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan dijaga sebaik-baiknya
sehingga informasi dan pelaporan bisa berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang
menyangkut aspek mutu, volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat
dihindari atau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan fisik konsultan pengawas
juga memonitor aspek lingkungan sekitar proyek, agar jangan sampai pelaksana lapangan
berikut tukang-tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna yang ada.
Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara rutin dengan memperhatikan peraturan-
peraturan yang berlaku.
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi kontrol manajemen
proyek konstruksi. Sebelum memeriksa hasil pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan
kerjanya. Persiapan pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang tidak memuaskan. Untuk
menanggulangi masalah ini, diperlukan suatu kontrol yang sistematik. Pengawasan lapangan
perlu menerapkan sistem kontrol yang baik di lapangan.
Kontrol yang sistematik terhadap kegiatan di lapangan memiliki tiga tujuan yaitu :
1) Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa bidang kegiatan
pokok. Bilamana terdapat kekurangan yang terjadi, maka harus dikembangkan sasaran
jangka pendek dan program kerja untuk mengatasinya.
2) Memastikan bahwa pekerjaan pengawasan berjalan secara benar sehingga peringatan
secara dini dapat diberikan apabila terjadi sesuatu kesalahan.
3) Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila tidak
terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di lapangan
yaitu:
Pencapaian target kemajuan fisik;
Tiap bidang tersebut diatas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka langkah-langkah yang
diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat dan efektif.
Frekuensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan lapangan, sifatnya dapat
secara harian, mingguan. Frekuensi kunjungan juga dapat bergantung pada tahapan dari
manajer proyek yang mengelolanya beserta para teamnya.
Pengontrolan Proyek
Merencana dan membangun adalah suatu aktivitas yang dinamis, dan yang dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Karena itu network/s-curve chart yang telah disetujui sebagai
pegangan untuk pelaksanaan harus secara periodik dicek kembali :
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek seperti yang
dikehendaki.
1) Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam rentang waktu yaitu :
Minggu untuk aktivitas yang kritis atau yang mendekati kritis.
Minggu untuk aktivitas yang tidak kritis.
2) Cara Mengontrol
Dibedakan 3 (tiga) cara mengontrol, sebagi berikut :
a. Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai :
Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti bagan alir
b. Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai :
Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti bagan alir
c. Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai :
Disajikan langkah-langkah cara mengontrol seperti bagan alir
Tujuan sistem ini untuk digunakan Pihak Pemilik dalam mendapatkan informasi proyek secara
berkala, cepat dan akurat. Sistem ini dibuat dan dikembangkan berdasarkan studi dan evaluasi
situasi dan kondisi yang dihadapi di lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan dari
pihak Pemimpin Proyek yang mewakili Pihak Pemilik proyek tentang apa-apa yang mau
dimonitor dan dikendalikan.
Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan, peranan sistem informasi manajemen proyek
hanya sebagai penerus informasi saja. Pengontrolan mutu pekerjaan dilakukan oleh petugas
khusus dan harus dilaksanakan di lapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok ukur
pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi Pekerjaan).
Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh perkembangan data atau dimonitor
dimana perkembangan suatu proyek selalu diikuti oleh perkembangan data proyek. Volume
data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan pekerjaan secara fisik.
Data proyek sesungguhnya belum dapat memberikan informasi kepada Pemberi Tugas,
karena masih belum diolah (masih mentah). Data proyek yang telah dikumpulkan secara
periodik kemudian diolah/ diproses untuk dijadikan informasi proyek (laporan proyek).
Artinya dari laporan proyek dapat diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi
(prestasi aktual).
Dari laporan proyek ini Pemimpin Proyek baru dapat mengevaluasi tentang perkembangan
proyeknya, pertumbuhan dari tiap-tiap pekerjaan di lapangan dengan diperbandingkan
terhadap rencana.
Wewenang
Konsultan diberi wewenang penuh terhadap tugas pengawasan teknis dari pelaksanaan fisik
proyek yang dilakukan oleh kontraktor.
Pemberi Tugas (KPA/PPTK) maupun kontraktor akan melakukan komunikasi pelaksanaan
proyek dengan konsultan pengawas.
Pengendalian Mutu
Selama periode konstruksi, konsultan akan senantiasa memberikan pengawasan, arahan,
bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada kontraktor guna menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian mutu yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain sebagai berikut di bawah ini
namun tidak terbatas pada :
Peralatan laboratorium
Penyimpanan bahan/ material
Cara pangangkutan material/ campuran ke lokasi kerja
Pengujian material yang akan digunakan
Penyiapan job mix formula campuran
Pengujian laboratorium selama pelaksanaan
Tes lapangan
Administrasi dan formulir-formulir.
Pengendalian kualitas tersebut di atas seperti diuraikan berikut :
memerintahkan kontraktor dan untuk menentukan urutan pekerjaan yang diperlukan guna
mempercepat penyelesaian seluruh proyek.
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspeksikan oleh konsultan. Staf
anggota team konsultan setiap saat akan membuat rencana untuk menginspeksi material
yang akan digunakan berdasarkan atas jadwal kerja kontraktor. Walaupun bahan-bahan
yang disimpan telah disetujui sebelum penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan dites
kembali oleh konsultan.
Material yang akan digunakan harus dites di laboratorium untuk mendapat persetujuan
dari konsultan, jenis dan jumlah tes seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi, bahan-bahan atau campuran-
campuran perlu dilakukan pengujian rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna
menjamin kualitas sesuai dengan persyaratan.
Jenis dan frekuensi / jumlah test rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.
Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan pengujian/ test
lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan pengujian.
Laporan mingguan
Record cuaca
Photo dokumentasi
Change order
Addendum
MC 100% (Monthly Certificate)
PHO (Provisional Hand Over).
Pengendalian Kuantitas
Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-bahan/ campuran yang
ditempatkan atau dipindahkan oleh kontraktor. Konsultan akan memproses bahan-bahan/
campuran berdasarkan atas :
Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran
Metoda perhitungan
Lokasi kerja
Jenis pekerjaan
Tanggal diselesaikannya pekerjaan
Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan
dengan teliti/ akurat yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar diukur dan dibayar oleh konsultan dan mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
Pengendalian Waktu
Dibawah ini adalah bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat perhatian agar tidak
terjadi perpanjangan, yang akan memboroskan waktu, tenaga dan biaya.
Schedule Kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan yang dibuat
kontraktor. Apakah rencana kerja progres pekerjaan yang ditargetkan sudah layak dan
realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil bila dibandingkan dengan
musim kemarau untuk pekerjaan pengaspalan misalnya untuk kondisi kerja yang sama.
Kemudian juga construction method, urutan kerja kontraktor apakah sudah sistematis,
konsepsional dan benar.
Tenaga Kerja
Demikian juga untuk tenaga kerja, untuk suatu pekerjaan diperlukan cukup atau jumlah
tenaga kerja, sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan oleh tenaga kerja sesuai dengan
jadwal/ waktu yang ditentukan. Bila kondisi pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan,
maka tenaga kerja perlu ditambah atau kerja dua shift atau kerja lembur/ overtime.
Dengan tenaga kerja yang cukup dan jam kerja yang cukup/ efektif maka diharapkan
pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu sesuai yang ditargetkan.
Jam kerja perlu disesuaikan dengan kapasitas alat, tenaga kerja, sedemikian hingga volume
pekerjaan yang ditargetkan bisa diselesaikan. Kalau suatu pekerjaan tidak bisa diselesaikan
dalam satu hari siang, maka perlu untuk kerja malam/ overtime.
Untuk administrasi pengendalian waktu, agar pengendalian dapat dicapai secara optimal
maka konsultan harus memahami secara sungguh-sungguh “Network Planning” yang
umumnya telah dibuat oleh kontraktor dengan metode lintas kritis (Critical Path Method/
CPM).
Mengingat sangat pentingnya “Network Planning” ini dalam suatu pekerjaan pengawasan,
maka konsultan akan menganalisa secara rutin “Network Planning” dari kontraktor dan akan
membantu kontraktor dalam mereview dan menyusun kembali “Network Planning”
tersebut bila memang diperlukan.
Pengendalian schedule pelaksanaan lainnya dapat menggunakan “Barchart/S-curve” yang biasa
dan juga dapat digunakan “Vector Diagram” yang baik/cocok untuk pekerjaan jalan karena
dapat mengetahui/ menunjukkan lokasi dan waktu. Schedule ini, pada arah “Basis”
menunjukkan lokasi atau STA, sedangkan arah kordinat menggambarkan waktu.
Guna pengendalian biaya pelaksanaan proyek, hal-hal pokok yang perlu diperhatikan antara
lain sebagai berikut :
Pengukuran hasil pekerjaan, perlu dilakukan dengan akurat dan benar-benar sehingga
kuantitas yang dibayar sesuai dengan gambar rencana. Dengan demikian volume dalam
kontrak tidak dilampaui yang pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sudah sesuai dengan
yang dianggarkan.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi pengukuran/
kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah benar-benar untuk pekerjaan
yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak dan harga
satuan pekerjaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan, sehingga biaya proyek
dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada dalam kontrak.
Construction Supervisor akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada sertifikat
bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang telah terjadi di lapangan,
selanjutnya dapat disetujui untuk menanda-tangani bersama oleh wakil kontraktor,
konsultan, Pemimpin Proyek dan PMU.
Pemeriksaan Pembayaran Akhir
Tim Pengawas Teknik akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah lalu.
Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan masih dapat dikoreksi
pada pembayaran berikutnya. Bersama proyek fisik semua catatan yang berhubungan dengan
tugas pengawasan, risalah rapat, catatan harian, laporan pengawasan, catatan pengujian,
tembusan surat dan sebagainya, di dokumentasikan.
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Engineer atau kontraktor dan harus
disetujui dengan suatu Perintah Perubahan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jika
dasar pembayaran yang ditetapkan dalam suatu Perintah Perubahan tersebut menyajikan
suatu perubahan dalam struktur Harga Satuan Jenis Pembayaran atau suatu perubahan yang
diperkirakan dalam jumlah Kontrak, maka Perintah Perubahan harus dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu Addendum.
Bila kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban dalam
Perioda Jaminan, maka ia harus membuat permohonan untuk serah terima pertama. Setelah
penyelesaian dari setiap pekerjaan perbaikan yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan
dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir terhadap pekerjaan tersebut, maka konsultan
membantu mempersiapkan Sertifikat Penyelesaian Akhir.
Quality Assurance
Jaminan mutu memerlukan perubahan struktur; terhadap metode supervisi. Juga diperlukan
supervisi yang permanen (tentunya untuk pekerjaan yang lebih besar), standarisasi tes dan
pengetesan (termasuk kekerapan pengetesan) serta kriteria untuk penaksiran (termasuk
toleransi yang diijinkan). Diperlukan pula guideline yang spesifik untuk supervisor dan client
atau pihak ketiga (seperti konsultan dan team audit teknis).
Tetapi untuk mengikat kontraktor dengan semua jaminan, jaminan ini perlu dimasukkan
kedalam tender dan dokumen kontrak, spesifikasi teknis, surat pernyataan kuantitas dan
gambar. Saat ini semuanya tidak mewakili persyaratan-persyaratan tersebut. Pemeriksaan
dokumen-dokumen itu memerlukan usaha bersama. Pendekatan seperti ini belum umum
dipraktekkan. Lembaga-lembaga ini memerlukan waktu untuk menyesuaikan prosedur kerja
mereka terhadap metode jaminan mutu.
Aspek lain yang sangat mempengaruhi mutu akhir pekerjaan sipil ialah kecermatan rancangan.
Rancangan yang dibuat berdasarkan dana yang tersedia dan/ atau berdasarkan survei yang
tidak akurat cenderung mendapatkan lebih banyak masalah mutu dibandingkan dengan
rancangan yang secara akurat mewakili kebutuhan-kebutuhan di lapangan. Karena sebagian
besar kontrak berdasarkan kwantitas, maka fokus pengawasan juga berdasarkan kwantitas.
Hal ini dikuatkan pula dengan banyaknya perbaikan yang diperlukan sebagai akibat tidak
akuratnya rancangan. Perbaikan administratif ini juga memakan banyak waktu dan usaha
kontraktor dan supervisor sehingga mereka hampir-hampir tak mempunyai waktu untuk
pemeriksaan mutu.
Pada format kontrak saat ini, supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan kontraktor
mengikuti standar. Ini berarti bahwa semua pengetesan harus dibayarkan oleh Pemberi Tugas
(kecuali kontrak tersebut secara spesifik menetapkan yang sebaiknya), dengan kata lain :
cadangan anggaran untuk pengetesan merupakan persyaratan untuk lebih memperkuat mutu.
Jaminan mutu mengarah pada kontrak lump sum (dengan harga borongan) dan bentuk-bentuk
kontrak lainnya yang tidak berdasarkan unit price, pada paket yang lebih besar yang lebih
mudah dilaksanakan dan pada pencantuman persyaratan testing serta kekerapan testing (yang
harus dikeluarkan dari kontrak) didalam surat kontrak.
Persyaratan testing dan kekerapannya pada dasarnya berarti pergeseran tanggung jawab yaitu :
kontraktor harus membuktikan bahwa pekerjaan itu dilakukan menurut spesifikasinya,
bukannya supervisor harus membuktikan bahwa pekerjaan ada di bawah standar.
Memulai dan membentuk perubahan tanggung jawab ini bukanlah praktek yang mudah dan
cepat. Pola kerja dan prosedur yang sudah terbentuk harus dibuang; praktek dan prosedur
baru harus diambil tetapi input-input seperti peng-auditan teknis, evaluasi yang dilakukan
kontraktor dan lain-lain cenderung mempunyai dampak pada pendekatan masalah ini.
Pertama-tama perlu untuk memberi jalan pada publik luas dalam pemerintah untuk melihat
hasil perhitungan teknis. Kedua, alternatif untuk format kontrak dan prosedur supervisi saat
ini perlu ditentukan, dites dan dibentuk. Tetapi perhitungan teknis yang dilaksanakan untuk
proyek ini menunjukkan bahwa sistem ini jauh dari sempurna.
Satu cara yang mungkin dilakukan ialah mulai bereksperimen dengan beberapa proyek yang
dijalankan dengan cara yang berbeda dan yang diatur dengan jenis kontrak yang berbeda pula.
Suatu pendekatan yang berbeda, tetapi saling melengkapi, terhadap jaminan kualitas, yang
difokus secara interen, dilakukan dengan cara ketat memberlakukan prosedur review baik
terhadap desain maupun hal-hal berikutnya serta ketaatan terhadap jadwal waktu untuk
pembuatan desain. Ini menimbulkan dua efek : 1). desain sudah siap sebelum rapat teknis
(anggaran mungkin disusun menurut kebutuhan dan bisa jauh lebih akurat) dan 2). terdapat
banyak sekali waktu untuk melakukan review, adaptasi, konsultasi dan koordinasi.
Pendekatan ini bisa dilaksanakan dengan pemberitahuan dalam waktu singkat (dalam setahun)
dan diantisipasi untuk meningkatkan kontrol proses persiapan. Konsultan akan menerapkan
pendekatan ini pada tugas desain masing-masing dan menstimulir Pemerintah Daerah untuk
menerapkan pendekatan secara in-house pula. Dengan pemberitahuan singkat, diantisipasi
dapat meningkatkan kualitas dibanding pendekatan-pendekatan lain yang disebutkan di atas,
karena membutuhkan waktu lebih lama untuk mempersiapkan dan melaksanakannya.
SUPERVISI KONSTRUKSI
Selama periode pendahuluan, program kerja ini akan dikaji kembali melalui diskusi
dengan seluruh instansi terkait. Kegiatan prioritas perlu ditetapkan sehubungan
dengan penugasan staf Konsultan secara efektif dan efisien.
Jadwal rencana kerja pekerjaan Pengawasan Teknis Penguatan Tebing dan Saluran
Irigasi Di Muang Datu ini dapat dilihat di tabel 2.1
Bulan Ke
UR A IA N I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembentukan organisasi pelaksanaan kegiatan ini, dimaksudkan untuk memperjelas posisi Tim
Konsultan Supervisi, sekaligus hubungan-hubungan konsultasi dan koordinasi yang harus
dilakukan selama proses pengelolaan/ pelaksanaan kegiatan tersebut berjalan. Organisasi
dalam pelaksanaan kegiatan ini, mempunyai tujuan-tujuan informasi dan gagasan perencanaan
(konsultasi/ pembahasan), koordinasi tim konsultan, sekaligus pengendalian pelaksanaan
kegiatan. Adapun kedudukan tim konsultan dalam konstelasi proses kegiatan dapat dilihat
pada Diagram Struktur Organisasi Pelaksanaan Kerja.
PER MINGGU
No. Posisi MM I II III IV V
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Tenaga Ahli
I-1 Site Enggineer 5
3
II Tenaga Sub Ahli
II-1 Inspector 5
5